Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP GELOMBANG YANG DIAPLIKASIKAN PADA

MAKHLUK HIDUP

(Pada Tumbuhan)

OLEH:

PERMATA NILAM SARI (22031096)

DOSEN PENGAMPU:

EMILIANNUR

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2022

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “Konsep Gelombang Yang
Diaplikasikan Pada Makhluk Hidup” dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas fisika untuk biologi dari Ibu
Emiliannur. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan
kepada pembaca tentang konsep gelombang yang diaplikasikan pada makhluk hidup.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Emiliannur selaku dosen
mata kuliah fisika untuk biologi. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan
terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan dan
ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap
adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah
ini.

Padang, 29 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1
A. Latar Belakang………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………2
C. Tujuan Makalah………………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….3
A. Konsep Gelombang Bunyi Dalam Fisika………………………………3
B. Konsep Gelombang Bunyi yang Diaplikasikan Pada Makhluk
Hidup………………………………………………………………………….12
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………15
A. Kesimpulan…………………………………………………………….15
B. Saran……………………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bunyi dalam ilmu fisika yaitu sebuah gelombang longitudinal yang


merambat melewati suatu medium tertentu, bunyi terjadi karena adanya suatu
getaran sehingga mewujudkan suatu metode bunyi yang membuat bunyi tersebut
dapat didengar oleh indra pendengaran manusia. Adapun pengertian bunyi
menurut kamus besar bahasa indonesia yakni sesuatu yang terdengar atau
didengar oleh alat pendengaran (Kustaman, 2018). Setiap bunyi memiliki
karakteristik tertentu, dipandang dari frekuensi, amplitudo, cepat rambat, waktu
dengung, dan lain lain. Setiap sel dalam tubuh setiap orang, batu dan pohon juga
memiliki frekuensi resonansi natural yang idealnya serasi dengan segala
kesatuannya. Setiap bunyi,mulai dari yang lembut seperti nada-nada musik yang
murni hingga dengan nada kasar seperti tembakan pistol, mengelurakan
gelombang energi (Trever, 2014). Bunyi dapat dikategoriakan kedalam bentuk
tipe bunyi positif dan tipe bunyi negatif yang dapat memberi pengaruh makhluk
hidup.

Fotosintesis berlangsung pada daun tumbuhan menangkap cahaya


menggunakan pigmen yang terdapat dalam kloroplas. Fotosintesis mengubah
karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) menjadi glukosa yang kaya energi serta
oksigen (O2). Glukosa dan O2 ini akan dimanfaatkan oleh tumbuhan sendiri dan
juga organisme lainnya termasuk manusia. Glukosa digunakan untuk membentuk
senyawa organik lain tanaman sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.
Pertumbuhan tanaman sebagai proses kenaikan massa dan volume yang bersifat
irreversible (tidak dapat balik) dapat diukur serta dapat dinyatakan dengan angka
atau bersifat kuantitatif. Pertumbuhan tanaman tidak terlepas dari faktor – faktor
yang mempengaruhi, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang berasal dari tubuh tumbuhan itu sendiri, seperti
faktor genetika dan hormon. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang
berasal dari lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi cahaya,
nutrisi, air, kelembaban dan suhu (Siti, 2019).

Dalam siklus hidup tanaman terdapat dua fase penting yang salah satunya
adalah fase pertumbuhan vegetatif. Pertumbuhan vegetatif itu sendiri, merupakan
proses yang terdiri dari proses perkecambahan, pertumbuhan akar, batang dan
daun tanaman. Pertumbuhan ini ditandai dengan pertambahan volume, jumlah,
1
bentuk dan ukuran organ – organ vegetatif tersebut, dimulai dengan
terbentuknya daun pada proses perkecambahan hingga awal terbentuknya organ
generatif (Adamsyah, 2019).

Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui


pemanfaatan teknologi sonic bloom. Aplikasi sonic bloom merupakan sebuah
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian yang
memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi tanpa merusak
lingkungan sekitar (Utami dan Agus, 2013). Sonic Bloom merupakan teknologi
baru yang memanfaatkan efek gelombang suara dengan frekuensi 3,5 – 5 kHz
untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman (Suryadarma et al., 2020). Teknologi
ini sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis dan hasil akhir
fotosintesis guna meningkatkan jumlah produksi dengan mutu yang baik
(Widyawati et al., 2011).

Bunyi merupakan salah satu bentuk gelombang yang memiliki kemampuan


untuk menggetarkan partikel-partikel yang dilaluinya. Energi atau getaran yang
dihasilkan oleh sumber bunyi tersebut dapat merangsang pembukaan stomata
daun tanaman. Getaran dari suara akan memindahkan energi ke permukaan daun
dan akan menstimulasi stomata daun untuk membuka lebih lebar. Menurut
Widyawati et al. (2011) pembukaan stomata terjadi apabila kedua sel penjaga
bergetar akibat peningkatan tekanan karena pengaruh resonansi suara yang
menyebabkan masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut dan mampu
meningkatkan tekanan osmotik. Dengan membukanya stomata lebih lebar berarti
penyerapan unsur hara dan bahan-bahan lain di daun menjadi lebih banyak jika
dibandingkan dengan tanaman tanpa perlakuan bunyi (Asrul, 2017).

B. Rumusan Masalah

1. Konsep Gelombang Bunyi Dalam Fisika

2. Konsep Gelombang Bunyi Pada Makhluk Hidup

C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui konsep gelombang bunyi dalam fisika

2. Mengetahui konsep gelombang bunyi pada makhluk hidup

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Gelombang Bunyi Dalam Fisika

Gelombang bunyi adalah gelombang yang merambat melalui medium


tertentu, dan merupakan gelombang mekanik yang digolongkan sebagai
gelombang longitudinal. Bunyi memerlukan medium agar dapat merambat dan
bisa terdengar. Udara merupakan medium paling umum digunakan. Saat
berbicara, suara yang dikeluarkan dari pita suara akan menggetarkan udara di
sekitarnya. Lalu, getaran tersebut merambat hingga akhirnya diterima oleh telinga
lawan bicara lewat bunyi atau suara yang dikeluarkan. Tapi, bukan berarti
udara menjadi satu-satunya medium yang bisa menghantarkan suara. Benda padat
dan cair pun dapat menjadi medium. Semakin rapat medium, maka semakin
cepat  bunyi dapat merambat.

 Klasifikasi Gelombang Bunyi

Berdasarkan rentang frekuensinya, gelombang bunyi dibedakan menjadi:

 Infrasonik,gelombang bunyi yang memiliki frekuensi < 20 Hz.


 Audiosonik, gelombang bunyi yang memiliki frekuensi antara 20--20.000
Hz. Frekuensi inilah yang dapat didengar oleh telinga manusia.
 Ultrasonik, gelombang bunyi yang memiliki frekuensi > 20.000 Hz. Hewan
yang dapat mendengar gelombang bunyi ini adalah anjing dan kelelawar.

 Rumus Cepat Rambat Bunyi

Gelombang bunyi merambat dengan kecepatan tertentu. Kecepatan bunyi


bervariasi antara 330 m/s hingga 5.400 m/s.

3
Keterangan:

v = cepat rambat bunyi (m/s)

s = jarak tempuh (m)

t = waktu (s)

1. Melalui Zat Padat

Gelombang bunyi dapat merambat melalui zat padat. Contoh medium


rambatan zat padat yaitu alumunium, baja, kaca, dan lain-lain. Rumus
menghitung cepat rambat bunyi yang merambat melalui zat padat adalah sebagai
berikut:

Keterangan:

v = cepat rambat bunyi (m/s)

E = modulus young (N/m2)

ρ = massa jenis (Kg/m3)

Modulus young (E ) merupakan ukuran kekakuan suatu bahan zat padat.


Nilai modulus young zat padat berbeda-beda.

2. Melalui Zat Cair

Selanjutnya, gelombang bunyi juga dapat merambat melalui zat cair.


Medium zat cair dapat berupa air, raksa, helium cair, dan lainnya. Rumus untuk
menghitung cepat rambat bunyi dalam zat cair adalah sebagai berikut:

4
Keterangan:

v = cepat rambat bunyi (m/s)

B = Modulus Bulk (N/m2)

ρ = massa jenis (Kg/m3)

Modulus Bulk (B) merupakan kecenderungan suatu benda untuk berubah


bentuk ke segala arah ketika diberi suatu tegangan ke segala arah.

3. Melalui Udara atau Gas

Gelombang bunyi juga dapat merambat melalui medium udara atau gas.
Rumus untuk menghitung cepat rambat bunyi dalam gas adalah sebagai berikut:

Di mana:

v = cepat rambat bunyi (m/s)

γ = konstanta laplace

R = konstanta gas umum (J/mol K)

T = suhu gas (K)

M = massa molekul relatif gas


5
Konstanta laplace (notasi γ) adalah perbandingan antara kapasitas kalor gas
pada tekanan tetap, dengan kapasitas kalor pada volume tetap. Konstanta laplace
dapat dipakai untuk gas monoatomik atau diatomik. Konstanta laplace untuk gas
monoatomik adalah:

Sedangkan konstanta laplace untuk gas diatomik dibagi menjadi 3 keadaan


yaitu pada suhu rendah, suhu sedang, dan suhu tinggi. Nilainya adalah sebagai
berikut:

 Suhu Rendah: Cp= 3/2 nR, Cv= 5/2 nR => 1,62


 Suhu Sedang: Cp= 5/2 nR, Cv= 7/2 nR => 1,4
 Suhu Tinggi: Cp= 7/2 nR, Cv= 9/2 nR => 1,28

 Sifat-sifat Gelombang Bunyi

1. Pemantulan (Refleksi)

Bunyi yang dihasilkan dari ruangan tertutup terdengar lebih


keras dibandingkan bunyi pada ruangan terbuka. Hal ini terjadi karena adanya
pemantulan (refleksi). Pemantulan merupakan keadaan ketika gelombang bunyi
yang datang mengenai permukaan suatu medium keras dan kembali ke medium
asalnya dengan sudut yang sama.

Bunyi dalam ruangan tertutup terdengar lebih keras karena dinding ruangan
terlalu dekat dengan sumber bunyi. Alhasil, bunyi pantul tidak memiliki waktu
cukup untuk merambat dan menyebabkan bunyi datang dan bunyi pantul
terdengar bersamaan.

6
Berbeda dengan gema atau suara pantulan yang terjadi jika kita berteriak di
sekitar tebing. Jarak antara tebing dan sumber bunyi cukup jauh, sehingga bunyi
pantul memerlukan waktu yang cukup lama untuk merambat sampai
pendengaran. Akibatnya, bunyi pantul akan terdengar setelah bunyi asli.

2. Pembiasan (Refleksi)

Jika gelombang bunyi merambat dan memasuki medium yang berbeda,


gelombang bunyi tersebut akan dibelokkan. Itulah yang disebut dengan
pembiasan (refleksi) gelombang bunyi.

Refraksi terjadi jika gelombang bunyi dari suatu medium memasuki medium
lain dengan sudut tertentu. Hal inilah yang menyebabkan suara petir pada malam
hari terdengar lebih keras dibandingkan siang hari. Pada malam hari, lapisan
udara bagian bawah lebih rapat daripada bagian atas sehingga suara petir dari
lapisan udara akan dibiaskan mendekati permukaan tanah di bawahnya.

3. Pelenturan (Difraksi)

Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang ketika melewati celah yang


ukurannya setara dengan panjang gelombangnya. Contohnya, ketika seseorang
dapat mendengar suara dari ruangan di sebelahnya.

4. Interferensi

Interferensi adalah perpaduan dua gelombang berbeda yang saling


berinteraksi pada medium yang sama. Interferensi terbagi menjadi dua macam,
yaitu interferensi konstruktif dan interferensi destruktif.

Interferensi konstruktif adalah keadaan saat kedua gelombang yang


berinterferensi sefase, sehingga saling memperkuat. Sebaliknya, interferensi
destruktif terjadi ketika kedua gelombang yang berinterferensi berbeda fase 180°
sehingga saling melemahkan.

5. Pelayangan

Pelayangan bunyi adalah dua bunyi keras atau dua bunyi lemah yang terjadi
secara berurutan. Jika kedua gelombang bunyi merambat bersamaan, bunyi paling
kuat akan dihasilkan saat fase keduanya sama. Jika kedua getaran berlawanan
fase, maka akan menghasilkan bunyi paling lemah.

7
 Sumber sumber Bunyi

Sumber-sumber bunyi berasal dari setiap benda yang


bergetar. Getaran menghasilkan gelombang. Kita dapat mengetahui kecepatan
gelombang tersebut. Persamaan kecepatan gelombang dinotasikan dengan:

Dimana,
 = Panjang gelombang (m)
 = frekuensi gelombang (Hz)

Selain itu, persamaan kecepatan gelombang senar/dawai dan pipa dinotasikan


dengan:

Dimana,
F = Tegangan tali senar/dawai (N)
L = panjang tali senar/dawai (m)
m = massa senar/dawai (kg)

Berikut nada-nada yang dihasilkan dari sumber-sumber bunyi,

 Senar/ Dawai

8
 Pipa Organa terbuka

 Pipa Organa tertutup

 Efek Doppler

Efek Dopler adalah peristiwa naik atau turunnya frekuensi gelombang bunyi


yang terdengar penerima bunyi ketika sumber bunyi bergerak mendekat atau
menjauh. Contoh efek Dopler dapat dilihat pada gambar dibawah. Pada saat
sumber suara diam, kedua receiver mendengar besar frekuensi yang sama. Saat
sumber suara bergerak, salah satu penerima mendengar frekuensi yang lebih

9
besar dari sebelumnya dan penerima lain mendengar frekuensi yang lebih kecil
dari sebelumnya.

Besarnya frekuensi bunyi yang terdengar receiver dinotasikan dengan:

Dimana, 
V = cepat rambat bunyi di udara (m/s)

= kecepatan pendengar (m/s) 


(Bernilai tambah (+), jika pendengar mendekati sumber bunyi 
Bernilai minus (-), jika pendengar menjauhi sumber bunyi 
Bernilai nol (0), jika pendengar diam)

= kecepatan sumber bunyi (m/s) 


(Bernilai plus (+), jika sumber bunyi menjauhi pendengar 
Bernilai minus (-), jika sumber bunyi mendekati pendengar 
Bernilai nol (0), jika sumber bunyi diam)

= frekuensi sumber bunyi (Hz)

 Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

10
Dengan memahami karakteristik gelombang bunyi, para ilmuwan Fisika
dapat membuat teknologi yang membantu pekerjaan manusia, contohnya
SONAR, Ultrasonografi, dan Echocardiogram.

1. Teknologi SONAR

Teknologi SONAR dapat digunakan untuk sistem navigasi dengan bunyi


pantul ultrasonik. Pada perangkat kamera, teknologi SONAR berguna untuk
mendeteksi jarak benda yang akan difoto. Pada kendaraan mobil, teknologi
SONAR dapat digunakan untuk mendeteksi jarak benda-benda yang ada di
sekitar mobil. Pada pengukur kedalaman laut, teknologi SONAR untuk mengukur
kedalaman laut dengan diletakkan di bawah kapal.

Prinsip kerja SONAR adalah berdasarkan pemantulan gelombang ultrasonik.


SONAR memiliki dua bagian alat yang memancarkan gelombang ultrasonik yang
disebut transmitter (emitter) dan alat yang dapat mendeteksi datangnya
gelombang pantul (gema) yang disebut sensor (receiver).

Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transmitter (pemancar) yang


diarahkan ke sasaran, kemudian akan dipantulkan kembali dan ditangkap oleh
pesawat penerima (receiver). Dengan mengukur waktu yang diperlukan dari
gelombang dipancarkan sampai gelombang diterima kembali, maka dapat
ditentukan nilai jarak atau kedalaman laut.

2. Ultrasonografi

Ultrasonografi adalah teknologi yang digunakan untuk mencitrakan bagian


dalam tubuh manusia. USG digunakan untuk melihat perkembangan janin dalam
kandungan. USG memiliki 3 bagian utama yaitu Transducer, Monitor, dan Mesin
USG. Prinsip kerja dari Ultrasonografi menggunakan konsep pemantulan bunyi,
yaitu transducer ditempelkan pada organ yang ingin dilihat citra bagian
dalamnya.

Di dalam transducer terdapat kristal yang dapat digunakan untuk menangkap


gelombang yang disalurkan. Gelombang yang diterima ini masih dalam bentuk
gelombang pantulan. Setelah diubah ke dalam bentuk gelombang elektronik dan
kemudian masuk ke mesin USG, data elektronik tersebut diubah menjadi data
gambar yang ingin ditampilkan ke Monitor.

3. Echocardiogram
11
Echocardiogram adalah teknologi yang dapat digunakan untuk mengukur
kecepatan aliran darah. Kecepatan aliran darah diukur menggunakan efek
Doppler. Bunyi ultrasonik diarahkan menuju pembuluh nadi, dan pergerakan
gelombang bunyi tersebut mengikuti kecepatan aliran darah.

B. Konsep Gelombang Bunyi yang Diaplikasikan Pada Makhluk Hidup

Beberapa penelitian telah mengevaluasi pengaruh bunyi yang bersumber dari


bunyi speaker, musik dengan spektrum suara garengpung, suara belalang
“Kecek” (Orthoptera), musik klasik (suara biola), bising lalu lintas dan mesin
industri (noise), rekaman musik, gelombang suara, Audio Software Tone
Generator dan Sound Level Meter, smartphone, musik gamelan kebo giro, suara
serangga (Dundubia manifera), dan kombinasi musik gamelan gong kebyar
dengan intensitas 20 – 110 db dan frekuensi 0,28 –18 kHz terhadap pertumbuhan
tanaman.

 Variasi variabel, intensitas dan frekuensi bunyi dalam metode sonic bloom

Penelusuran beberapa artikel ilmiah terkait yang ditelaah menunjukkan


bahwa metode sonic bloom pada dasarnya menggunakan beberapa variasi dalam
hal variabel, intensitas dan frekuensi bunyi dengan lama pemaparan yang juga
bervariasi pada tanaman kedelai, sawi putih, jati, sawi hijau, tomat cherry,
kangkung darat, sawi sendok (pokcoy) dan jagung.

Variabel suara yang digunakan dalam metode sonic bloom dapat berupa
bunyi speaker, musik dengan spektrum suara garengpung, suara belalang
“Kecek” (Orthoptera), musik klasik (suara biola), bising lalu lintas dan mesin
industri (noise), rekaman musik, gelombang suara, Audio Software Tone
Generator dan Sound Level Meter, smartphone, musik gamelan kebo giro, suara
serangga (Dundubia manifera), dan kombinasi musik gamelan gong kebyar.

Bunyi adalah energi yang dihasilkan akibat perubahan tekanan di dalam


suatu medium yang berasal dari energi potensial dan energi kinetik. Energi ini
akan mengalir mengikuti arus per satuan luas yang dinamakan intensitas bunyi
dengan satuan Desibel (dB). Intensitas bunyi diukur menggunakan alat Sound
Level Meter (Murni et al., 2018). Intensitas bunyi yang digunakan dalam metode
sonic bloom untuk menginduksi pertumbuhan tanaman berkisar antara 20-110 dB
dengan rata-rata intensitas bunyi yang banyak digunakan ialah 65-75 dB
12
Hal yang paling mendasar dalam penerapan metode Sonic Bloom ini adalah
pemberian frekuensi gelombang bunyi. Dari beberapa jurnal acuan, rentang
frekuensi bunyi yang digunakan yaitu 0,28-18 kHz dengan frekuensi rata-rata
yang paling banyak digunakan ialah 3- 5 kHz

Lama pemaparan aplikasi sonic bloom juga bervariasi. Ada yang


memberikan perlakuan selama 20 menit , 30 menit , 2 jam, 3 jam, 9 jam, hingga
ada yang 10 jam setiap hari. Sebagian besar peneliti memilih lama pemaparan
efek sonic bloom selama 3 jam pada tanaman uji.

Dalam memanfaatkan sonic blom, beberapa peneliti merancang khusus suatu


tempat yang biasa disebut dengan chamber. Hal ini dilakukan agar paparan efek
sonic bloom kepada tanaman uji tidak berefek pada tanaman yang seharusnya
tidak dipaparkan. Hal ini sangat penting untuk membandingkan tanaman yang
diberi paparan dengan tanpa paparan efek sonic bloom.

 Hubungan metode sonic bloom dengan pertumbuhan tanaman

Beberapa penelitian tentang perlakuan sonic bloom yang mempengaruhi


pembukaan stomata, perkecambahan, pertumbuhan dan produktivitas telah
dilakukan pada beberapa tanaman, antara lain jagung (Zea mays L.), tomat cherry
(Lycopersicum cerasiforme Mill.), kedelai (Glycine max (L.) Merril), sawi putih
(Brassica chinensis L.), jati (Tectona grandis L.F.), kangkung darat (Ipomea
reptans Poir), dan sawi hijau (Brassica juncea L.).

Pemaparan sonic bloom pada tanaman uji menunjukkan perbedaan luas area
pembukaan stomata dibandingkan dengan pada tanaman tanpa paparan sonic
bloom. Luas area pembukaan stomata daun jagung akibat pemaparan suara
serangga dengan frekuensi 3 kHz adalah 62-149% lebih besar dibandingkan
dengan frekuensi 3,5; 4; 4,5 dan 5 kHz. Frekuensi yang paling optimal dalam
pembukaan area stomata adalah 3 kHz dengan rentangan lingkup frekuensi
sebesar 3 – 5 kHz.

Dalam proses perkecambahan, indikator pembeda antara tanaman terpapar


sonic bloom dengan tanaman tanpa paparan adalah daya berkecembah dan tinggi
kecambah. Pemaparan tanaman uji dengan sonic bloom meningkatkan rata-rata
tinggi kecambah yang signifikan. Pengaruh perlakuan sonic bloom terhadap
perkecambahan dilaporkan pada kedelai dan tomat cherry. Rata-rata tinggi
kecambah meningkat pada rentang frekuensi 1–10 kHz. Pemaparan suara dengan

13
intensitas 85 dB meningkatkan daya kecambah sebesar 9% pada tomat cherry.
Bunyi speaker dengan frekuensi 5-10 kHz meningkatkan tinggi kecambah kedelai
sampai 16,5% dibandingkan dengan kontrol.

Biomassa beberapa tanaman dengan perlakuan sonic bloom ini berbeda pada
beberapa tanaman tergantung pada macam perlakuan yang bervariasi dari aspek
frekuensi, intensitas bunyi dan lama pemaparan. Aplikasi sonic bloom ini
umumnya meningkatkan proses pertumbuhan yang terlihat pada peningkatan
tinggi tanaman, tinggi batang, lebar daun, diameter batang, panjang daun, dan
panjang akar. Pemberian gelombang akustik yang berfrekuensi 6 – 9,6 kHz pada
sawi putih meningkatkan lebar dan panjang daun berturut-turut sebesar 21 dan
17%.

Peningkatan pertumbuhan tanaman juga dievaluasi berdasarkan laju


pertumbuhan tanaman. Perlakuan suara belalang “kecek” (Orthoptera) dengan
frekuensi 3 kHz pada jati meningkatkan kecepatan pertambahan panjang daun
sebesar 4 kali lipat dan kecepatan pertambahan lebar daun sebesar 4,8 kali lipat
tiap hari dibandingkan dengan kontrol. Laju pertumbuhan relatif tanaman kedelai
pada umur 42 – 49 hari yang terpapar bunyi dengan intensitas 80 dB (1,99 g .g-
1 .hari-1) adalah 37% lebih besar daripada kontrol(1,45g.g-1.hari-1) .

Metode sonic bloom ini juga efektif meningkatkan hasil panen tanaman.
Gelombang bunyi dengan frekuensi 10 kHz selama 3 jam meningkatkan berat
basah kangkung darat sebesar 31%. Pemaparan gelombang akustik dengan
frekuensi 6 – 9,6 kHz meningkatkan hasil panen sawi putih sebanyak 16% .
Selanjutnya paparan musik dengan intensitas bunyi 70 – 75 dB meningkatkan
produktivitas sawi hijau sebesar 65% dan mempersingkat umur tanaman. Bobot
buah tomat cherry pada perlakuan frekuensi bunyi 3,5 – 5 Khz 45% lebih besar
daripada kontrol.

Teknologi sonic bloom telah dimanfaatkan untuk meningkatkan


pertumbuhan tanaman melalui pemanfaatan gelombang suara dengan frekuensi
tinggi (3,5 – 5 kHz) tanpa merusak lingkungan sekitar. Gelombang suara ini
mampu menggetarkan sel-sel penjaga pada lapisan epidermis daun yang
menyebabkan masuknya air ke dalam sel penjaga dan meningkatkan tekanan
osmotik . Kondisi ini menstimulasi stomata daun untuk membuka, sehingga
penyerapan gas CO2 dan H2O yang merupakan bahan baku fotosintesis
meningkat. Gelombang suara juga meningkatkan penyerapan nutrien oleh

14
tanaman. Teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi fotosintesis dan selanjutnya
meningkatkan produksi secara kuantitatif dan kualitatif.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik longitudinal.


Gelombang bunyi dikelompokkan menjadi 3, yaitu gelombang infrasonik,
gelombang audio dan gelombang ultrasonik. Gelombang infrasonic adalah
gelombang yang frekuensinya kurang dari 20 Hz. Gelombang ini tidak dapat
didengar oleh manusia. Gelombang audio adalah gelombang yang dapat
didengar oleh manusia. Gelombang ini memiliki frekuensi antara 20 Hz
hingga 20 KHz. Gelombang ultrasonic adalah gelombang yang berfrekuensi
lebih dari 20 KHz. gelombang ini tak dapat didengar manusia.

Variabel suara dalam metode sonic bloom dapat berupa bunyi speaker,
musik dengan spektrum suara garengpung, suara belalang “Kecek”
(Orthoptera), musik klasik (suara biola), bising lalu lintas dan mesin industri
(noise), rekaman musik, gelombang suara, Audio Software Tone Generator
dan Sound Level Meter, smartphone, musik gamelan kebo giro, suara
serangga (Dundubia manifera), dan kombinasi musik gamelan gong kebyar.
Penggunaan metode sonic bloom dengan rata-rata intensitas bunyi 65-75 dB,
frekuensi bunyi 3-5 kHz dan lama pemaparan 3 jam per hari pada tumbuhan
dapat meningkatkan pembukaan stomata, perkecambahan, pertumbuhan dan
produktivitas pada beberapa tanaman, antara lain jagung (Zea mays L.),
tomat cherry (Lycopersicum cerasiforme Mill.), kedelai (Glycine max (L.)
Merril), sawi putih (Brassica chinensis L.), jati (Tectona grandis L.F.),
kangkung darat (Ipomea reptans Poir), dan sawi hijau (Brassica juncea L.).

B. Saran
15
1. Untuk pembaca dapat menambah dapat menambah wawasan dan bisa
memberikan kritik membangun bagi penulis.
2. Untuk lembaga pendidikan diharap agar bisa menerapkan dalam
pembelajaran.
3. Untuk lembaga penelitian diharapkan bisa menghasilkan penemuan yang
lebih baik

DAFTAR PUSTAKA

Ai, N. S. (2021). Potensi Metode Sonic Bloom untuk Meningkatkan Pertumbuhan


Tanaman. JURNAL MIPA, 76-80.

katadata.co.id. (2021, September 23). Pengertian, Persamaan, hingga Contoh


Gelombang Bunyi dan Penerapannya.

studiobelajar.com. (2013, Desember). Gelombang Bunyi-Karakteristik, Taraf


Intensitas, Sumber&Contoh Soal.

16

Anda mungkin juga menyukai