MAKHLUK HIDUP
(Pada Tumbuhan)
OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
EMILIANNUR
2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “Konsep Gelombang Yang
Diaplikasikan Pada Makhluk Hidup” dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas fisika untuk biologi dari Ibu
Emiliannur. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan
kepada pembaca tentang konsep gelombang yang diaplikasikan pada makhluk hidup.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Emiliannur selaku dosen
mata kuliah fisika untuk biologi. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan
terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1
A. Latar Belakang………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………2
C. Tujuan Makalah………………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….3
A. Konsep Gelombang Bunyi Dalam Fisika………………………………3
B. Konsep Gelombang Bunyi yang Diaplikasikan Pada Makhluk
Hidup………………………………………………………………………….12
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………15
A. Kesimpulan…………………………………………………………….15
B. Saran……………………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam siklus hidup tanaman terdapat dua fase penting yang salah satunya
adalah fase pertumbuhan vegetatif. Pertumbuhan vegetatif itu sendiri, merupakan
proses yang terdiri dari proses perkecambahan, pertumbuhan akar, batang dan
daun tanaman. Pertumbuhan ini ditandai dengan pertambahan volume, jumlah,
1
bentuk dan ukuran organ – organ vegetatif tersebut, dimulai dengan
terbentuknya daun pada proses perkecambahan hingga awal terbentuknya organ
generatif (Adamsyah, 2019).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Keterangan:
t = waktu (s)
Keterangan:
4
Keterangan:
Gelombang bunyi juga dapat merambat melalui medium udara atau gas.
Rumus untuk menghitung cepat rambat bunyi dalam gas adalah sebagai berikut:
Di mana:
γ = konstanta laplace
1. Pemantulan (Refleksi)
Bunyi dalam ruangan tertutup terdengar lebih keras karena dinding ruangan
terlalu dekat dengan sumber bunyi. Alhasil, bunyi pantul tidak memiliki waktu
cukup untuk merambat dan menyebabkan bunyi datang dan bunyi pantul
terdengar bersamaan.
6
Berbeda dengan gema atau suara pantulan yang terjadi jika kita berteriak di
sekitar tebing. Jarak antara tebing dan sumber bunyi cukup jauh, sehingga bunyi
pantul memerlukan waktu yang cukup lama untuk merambat sampai
pendengaran. Akibatnya, bunyi pantul akan terdengar setelah bunyi asli.
2. Pembiasan (Refleksi)
Refraksi terjadi jika gelombang bunyi dari suatu medium memasuki medium
lain dengan sudut tertentu. Hal inilah yang menyebabkan suara petir pada malam
hari terdengar lebih keras dibandingkan siang hari. Pada malam hari, lapisan
udara bagian bawah lebih rapat daripada bagian atas sehingga suara petir dari
lapisan udara akan dibiaskan mendekati permukaan tanah di bawahnya.
3. Pelenturan (Difraksi)
4. Interferensi
5. Pelayangan
Pelayangan bunyi adalah dua bunyi keras atau dua bunyi lemah yang terjadi
secara berurutan. Jika kedua gelombang bunyi merambat bersamaan, bunyi paling
kuat akan dihasilkan saat fase keduanya sama. Jika kedua getaran berlawanan
fase, maka akan menghasilkan bunyi paling lemah.
7
Sumber sumber Bunyi
Dimana,
= Panjang gelombang (m)
= frekuensi gelombang (Hz)
Dimana,
F = Tegangan tali senar/dawai (N)
L = panjang tali senar/dawai (m)
m = massa senar/dawai (kg)
Senar/ Dawai
8
Pipa Organa terbuka
Efek Doppler
9
besar dari sebelumnya dan penerima lain mendengar frekuensi yang lebih kecil
dari sebelumnya.
Dimana,
V = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
10
Dengan memahami karakteristik gelombang bunyi, para ilmuwan Fisika
dapat membuat teknologi yang membantu pekerjaan manusia, contohnya
SONAR, Ultrasonografi, dan Echocardiogram.
1. Teknologi SONAR
2. Ultrasonografi
3. Echocardiogram
11
Echocardiogram adalah teknologi yang dapat digunakan untuk mengukur
kecepatan aliran darah. Kecepatan aliran darah diukur menggunakan efek
Doppler. Bunyi ultrasonik diarahkan menuju pembuluh nadi, dan pergerakan
gelombang bunyi tersebut mengikuti kecepatan aliran darah.
Variasi variabel, intensitas dan frekuensi bunyi dalam metode sonic bloom
Variabel suara yang digunakan dalam metode sonic bloom dapat berupa
bunyi speaker, musik dengan spektrum suara garengpung, suara belalang
“Kecek” (Orthoptera), musik klasik (suara biola), bising lalu lintas dan mesin
industri (noise), rekaman musik, gelombang suara, Audio Software Tone
Generator dan Sound Level Meter, smartphone, musik gamelan kebo giro, suara
serangga (Dundubia manifera), dan kombinasi musik gamelan gong kebyar.
Pemaparan sonic bloom pada tanaman uji menunjukkan perbedaan luas area
pembukaan stomata dibandingkan dengan pada tanaman tanpa paparan sonic
bloom. Luas area pembukaan stomata daun jagung akibat pemaparan suara
serangga dengan frekuensi 3 kHz adalah 62-149% lebih besar dibandingkan
dengan frekuensi 3,5; 4; 4,5 dan 5 kHz. Frekuensi yang paling optimal dalam
pembukaan area stomata adalah 3 kHz dengan rentangan lingkup frekuensi
sebesar 3 – 5 kHz.
13
intensitas 85 dB meningkatkan daya kecambah sebesar 9% pada tomat cherry.
Bunyi speaker dengan frekuensi 5-10 kHz meningkatkan tinggi kecambah kedelai
sampai 16,5% dibandingkan dengan kontrol.
Biomassa beberapa tanaman dengan perlakuan sonic bloom ini berbeda pada
beberapa tanaman tergantung pada macam perlakuan yang bervariasi dari aspek
frekuensi, intensitas bunyi dan lama pemaparan. Aplikasi sonic bloom ini
umumnya meningkatkan proses pertumbuhan yang terlihat pada peningkatan
tinggi tanaman, tinggi batang, lebar daun, diameter batang, panjang daun, dan
panjang akar. Pemberian gelombang akustik yang berfrekuensi 6 – 9,6 kHz pada
sawi putih meningkatkan lebar dan panjang daun berturut-turut sebesar 21 dan
17%.
Metode sonic bloom ini juga efektif meningkatkan hasil panen tanaman.
Gelombang bunyi dengan frekuensi 10 kHz selama 3 jam meningkatkan berat
basah kangkung darat sebesar 31%. Pemaparan gelombang akustik dengan
frekuensi 6 – 9,6 kHz meningkatkan hasil panen sawi putih sebanyak 16% .
Selanjutnya paparan musik dengan intensitas bunyi 70 – 75 dB meningkatkan
produktivitas sawi hijau sebesar 65% dan mempersingkat umur tanaman. Bobot
buah tomat cherry pada perlakuan frekuensi bunyi 3,5 – 5 Khz 45% lebih besar
daripada kontrol.
14
tanaman. Teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi fotosintesis dan selanjutnya
meningkatkan produksi secara kuantitatif dan kualitatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Variabel suara dalam metode sonic bloom dapat berupa bunyi speaker,
musik dengan spektrum suara garengpung, suara belalang “Kecek”
(Orthoptera), musik klasik (suara biola), bising lalu lintas dan mesin industri
(noise), rekaman musik, gelombang suara, Audio Software Tone Generator
dan Sound Level Meter, smartphone, musik gamelan kebo giro, suara
serangga (Dundubia manifera), dan kombinasi musik gamelan gong kebyar.
Penggunaan metode sonic bloom dengan rata-rata intensitas bunyi 65-75 dB,
frekuensi bunyi 3-5 kHz dan lama pemaparan 3 jam per hari pada tumbuhan
dapat meningkatkan pembukaan stomata, perkecambahan, pertumbuhan dan
produktivitas pada beberapa tanaman, antara lain jagung (Zea mays L.),
tomat cherry (Lycopersicum cerasiforme Mill.), kedelai (Glycine max (L.)
Merril), sawi putih (Brassica chinensis L.), jati (Tectona grandis L.F.),
kangkung darat (Ipomea reptans Poir), dan sawi hijau (Brassica juncea L.).
B. Saran
15
1. Untuk pembaca dapat menambah dapat menambah wawasan dan bisa
memberikan kritik membangun bagi penulis.
2. Untuk lembaga pendidikan diharap agar bisa menerapkan dalam
pembelajaran.
3. Untuk lembaga penelitian diharapkan bisa menghasilkan penemuan yang
lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
16