“ ENERGI BUNYI“
Dosen Pengampu :
Dra. Elfayeti.MP
M Taufik Rahmadi,M.sc
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Adellia
Isnaini
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah member
ikan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Energi Bunyi” dengan tepat sesuai waktu yang telah ditentukan. Penulis
juga berterimakasih kepada ibu Dra.Elfayeti.MP dan bapak M Taufik Rahmadi,Msc
selaku dosen mata kuliah Ipa Dasar yang telah memberikan kepercayaannya kepada
penulis dalam penyelesaian makalah ini.
Tidak ada gading yang tidak retak, begitu juga dengan makalah ini. Penulis
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan makalah selanjutnya. Semoga ilmu yang
ada di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman sekalian. Akhir kata, penulis
memohon maaf apabila ada kata-kata yang tidak berkenan.
Terima kasih.
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................1
BAB II..................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................2
BAB III................................................................................................................8
PENUTUP...........................................................................................................8
Kesimpulan...........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2.1 Konsep Getaran Sebagai Sumber Bunyi
a. Pengertian Getaran
Getaran adalah gerakan yang berulang-ulang atau gerakan bolak-balik
melewati suatu titik kesetimbangan. Satu getaran didefinisikan sebagai satu kali
bergetar penuh, yaitu dari titik awal kembali ke titik tersebut. Satu kali getaran
adalah ketika benda bergerak dari titik A-B-C-B-A atau dari titik B-C-B-A-B. Bandul
tidak pernah melewati lebih dari ttik A atau titik C karena titik tersebut merupakan
simpangan terjauh.Simpangan terjauh itu disebut amplitudo. Di titik A atau titik C
benda akan berhenti sesaat sebelum kembali bergerak. Contoh amplitudo adalah
jarak BA atau jarak BC. Jarak dari titik setimbang pada suatu saat disebut
simpangan.
Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal
yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat
cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu
bara, atau udara.
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara
murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang
diukur dalamHertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan
pengukuran dalam desibel.
Energi gelombang bunyi diudara adalah osilasi molekul udara yang
berfibrasi membentuk gelombang sepanjang arah perjalanan dengan amplitudo.
b. Frekuensi Getaran
Salah satu besaran yang sering dipakai untuk menggambarkan karakter
sebuah getaran adalah frekuensi. Jumlah pengulangan atau getaran lengkap yang
terjadi tiap satuanwaktu dinamakan frekuensi getaran dan dilambangkan sebagai f.
Jadi satuan getaran dapat berupa getaran/menit, bahkan getaran/jam. Bila satuan
waktunya dinyatakan dalam sekon maka didapatkan satuan getaran/sekon atau
sering juga dinamakan siklus/sekon dan 1 getaran/sekon = 1 siklus/sekon = 1Hz
(Hertz, mengikuti nama fisikawan Jerman, Heinrich Hertz). Jadi getaran dengan
frekuensi 200 Hz menyatakan bahwa dalam satu sekon terjadi 200 getaran lengkap.
2
Benda yang bergetar dengan frekuensi yang tinggi menandakan bahwa dalam suatu
waktu tertentu benda itu melakukan banyak getaran lengkap, sementara getaran
dengan frekuensi rendah menandakan bahwa jumlah getaran lengkap yang terjadi
hanya sedikit.
3
diilustrasikan ketika kita melemparkan baru ke dalam kolam, maka kolam tersebut
akan menghasilkan suara riak air akibat terhantam oleh batu tadi.
4
b. Gaung atau Kerdam
Gaung atau kerdam adalah bunyi pantul yang tidak terdengar dengan jelas
karena datangnya hampir bersamaan dengan bunyi aslinya. Hal ini disebabkan
karena jarak antara sumber bunyi dan dinding pemantulnya relatif dekat. Keadaan
seperti ini sering menjadi masalah bagi manusia khususnya dalam hal pengaturan
suara dalam ruang pertemuan, ruang konser musik, gedung bioskop dan
sebagainya.Misalnya:
Bunyi asli : ke-ma-ri
Bunyi pantul : ke-ma-ri
Bunyi terdengar : ke - - - - - ri
Untuk mengurangi akibat yang ditimbulkan gaung ini, manusia menciptakan
alat-alat peredam suara dengan cara memasang kain-kain tebal pada dinding. Bunyi
asli yang mengenai dinding ruangan, oleh kain kain dan peredam suara ini tidak
dipantulkan kembali ke dalam ruangan. Sehingga dalam ruangan tersebut hanya
terdengar bunyi asli yang murni atau utuh.
5
penyerap bunyi. Berdasarkan definisi, penyerapan bunyi adalah perubahan energi
bunyi menjadi bentuk lain biasanya panas, ketika melewati suatu bahan atau
ketika menumbuk suatu permukaan. Jumlah panas yang dihasilkan pada
perubahan energi ini adalah sangat kecil, sedangkan kecepatan perambatan
gelombang bunyi tidak dipengaruhi oleh penyerapan.
Efisiensi penyerapan bunyi suatau bahan pada suatu frekuensi tertentu
dinyatakan oleh koefisien penyerapan bunyi. Koefisien penyerapan bunyi suatu
permukaan adalah bagian energi bunyi datang yang diserap, atau tidak
dipantulkan oleh permukaan. Koefisien ini dinyatakan dalam huruf Greek α. Nilai
koefisien serap bunyi berada antara 0 dan 1, misalnya pada 500 Hz bila suatu
bahan akustik menyerap 65% dari energi bunyi yang datang dan memantulkan
35% darinya, maka koefisien penyerapan bunyi bahan itu adalah 0,65. Permukaan
interior yang keras seperti bata, masonry, dan beton biasanya menyerap energi
bunyi yang datang padanya kurang dari 5%. Dan memantulkan energi bunyi yang
datang 95% atau lebih (Doelle, 1993).
Meskipun karakteristik material tidak berubah, koefisien absorpsi suatu
material dapat berubah sesuai dengan frekuensi bunyi yang datang.Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Penyerapan Bunyi Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi nilai koefisien serap bunyi antaralain :
1. Ukuran serat
Ukuran serat yang kecil akan lebih mudah untuk berpropagasi dibandingkan
dengan serat yang lebih besar. Koefisien serap bunyi meningkat seiring dengan
menurunnya diameter serat.
2. Porositas (rongga pori)
Material perforasi denga pori besar memiliki koefisien serap bunyi yang baik pada
frekuensi 200 Hz – 2000 Hz. Sementara material porus dengan pori kecil menyerap
baik pada frekuensi lebih tinggi (Mediastika, 2009).
3. Ketebalan
Menurut mediastika (2009), pada bahan berserat umumnya dibutuhkan ketebalan
yang lebih besar untuk menyerap suara dengan frekuensi yang rendah. Oleh karena
itu ketebalan akan mempengaruhi nilai koefisien serap bunyi.
4. Densitas
6
Khuriati (2006) melaporkan bahwa pertambahan densitas menyebabkan koefisien
serap bunyi peredam suara berbahan dasar sabut kelapa pada frekuensi rendah
meningkat. Hayat (2013) melaporkan bahwa pada papan partikel berbahan serat
daun nanas, semakin besar kerapatan semakin rendah nilai koefisien serapnya.
5. Resistensi aliran udara
Salah satu kualitas yang sangat penting yang dapat mempengaruhi karakteristikdari
material berserat adalah spesefik resistensi aliran udara per unit tebal material.
Karakteristik impedansi dan propagasi konstan, yang mana menggambarkan sifat
akustik material berpori.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Getaran adalah gerakan yang berulang-ulang atau gerakan bolak-balik
melewati suatu titik kesetimbangan.Gelombang adalah getaran yang merambat,
baik melalui medium ataupun tidak melalui medium. Sedangkan bunyi merupakan
gelombang mekanik yang dalam perambatannya arahnya sejajar dengan arah
getarnya (gelombang longitudinal).
7
Sistem getaran yang dibahas adalah sistem pegas-massa, dan bandul
sederhana. Besaran yang penting pada getaran adalah frekuensi, perioda,
simpangan, amplitudo, kecepatan, percepatan dan energi. Bila energi getaran
dirambatkan maka diperoleh gelombang.
Karakteristik bunyi dicirikan oleh keras dan tingginya bunyi. Keras lemahnya
bunyi tergantung pada besar kecilnya amplitudo gelombang bunyi itu. Gelombang
bunyi dapat dipantulkan (mengalami refleksi),dibiaskan, dilenturkandan diserap.
Seperti gelombang pada umumnya , gelombang bunyi juga mengalami interferensi.
Layangan bunyi terjadi jika dua bunyi beramplitudo sama dan hampir sama
frekuensinya bergabung, satu layangan didefinisikan sebagai dua bunyi lemah atau
dua bunyi kuat. Efek Doppler pada gelombang bunyi terjadi jika ada gerak relative
antara pendengar dan sumber bunyi.
DAFTAR PUSTAKA
https://text-id.123dok.com/document/lq5w227q4-pemantulan-dan-penyerapan
bunyi.html
https://blogspot.com/2016/04/perambatan-pemantulan-dan penyerapan.html?
m=1
https://adoc.pub/893dc3a89ba7284f9f87a2a71a9590b456462.html
https://www.gramedia.com/literasi/sumber-energi
bunyi/amp/#Contoh_Sumber_Energi_Bunyi
8
9