Anda di halaman 1dari 13

HIDROGRAF ALIRAN & FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI VOLUME DAN DISTRIBUSI RUNOFF

DOSEN PENGAMPU:
Drs. Nahor Simanungkalit, M.Si

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
Annisa Shohiroh (3213131005)
Ferdinansius Sembiring (3213131031)
Husnul Khotimah (3211131008)
Sabila Martin Dalimunte (3212431002)
Yola Restika (3212131003)

PENDIDIKAN GEOGRAFI E
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kelompok kami kemudahan dalam menyelesaikan tugas kelompok ini tepat pada waktunya.
Adapun tugas ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Hidrologi. Kami juga berterima kasih
sebesar-besarnya kepada teman-teman dan dosen pengampu kami Bapak Drs. Nahor
Simanungkalit, M.Pd yang telah memberikan kelompok kami amanah untuk mengerjakan
makalah ini.

Selama penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami berbagai hambatan dan
kesulitan. Namun, berkat dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Kelompok kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dalam pengerjaannya, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar berguna untuk kedepannya. Kami mengharapkan semoga makalah
kelompok kami ini dapat berguna dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita
semua.

Medan, 20 Maret 2022

Kelompok 3

DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4

BAB II...................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN...................................................................................................................................5

2.1 Pengertian Hidrograf Aliran........................................................................................................5

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Dan Distribusi Runof..........................................6

BAB III................................................................................................................................................12

KESIMPULAN...................................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidrograf merupakan penyajian grafis antara salah satu unsur aliran yaitu debit sungai
atau tinggi muka air dengan waktu, tetapi hidrograf yang dimaksudkan pada uraian
selanjutnya adalah hidrograf debit. Debit sungai yang diperoleh dari pengamatan
digambarkan sebagai ordinat dan waktu pengamatan sebagai absis. Bentuk lengkung
hidrografnya tergantung pada karakteristik hujan yang mengakibatkan aliran. Pada umumnya
semakin besar intensitas hujannya semakin tinggi puncak hidrografnya. Daerah Aliran Sungai
dengan intensitas hujan tetap, semakin lama durasi hujannya sehingga melebihi waktu
konsentrasi semakin lama durasi puncak hidrografnya. Bentuk hidrograf pada kondisi
tersebut mendekati trapesium (Wanielista, 1990:155); Sobriyah dan Sudjarwadi (1998:12).

Suatu hidrograf dapat dianggap sebagai suatu gambaran dari karakteristik fisiografis
dan klimatis yang mengendalikan hubungan antara curah hujan dan pengaliran dari suatu
DAS tertentu. Komponen yang merupakan sumber penyebab aliran di sungai antara lain; air
yang berasal langsung dari hujan (precipitation), limpasan permukaan (surface runoff), aliran
bawah tanah (subsurface flow, interflow) dan aliran air tanah (groundwater flow), Chow,1964
dalam Sri Harto (1993:144).

Hidrograf aliran menggambarkan suatu distribusiwaktu dan aliran (dalam hal ini
debit) disungai pada suatu DAS pada suatu lokasi tertentu Hidrograf aliran suatu DAS
merupakan bagian penting yang diperlukan dalam berbagai perencanaan bidang Sumber
Daya Air.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya yaitu:

1. Apa itu Hidrograf aliran?

2. Mengetahui mengenai karakteristik mengenai hidrograf aliran

3. Mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi volume dan distribusi runoff


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hidrograf Aliran
Hidrograf merupakan penyajian grafis antara salah satu unsur aliran yaitu debit sungai
atau tinggi muka air dengan waktu, tetapi hidrograf yang dimaksudkan pada uraian
selanjutnya adalah hidrograf debit. Debit sungai yang diperoleh dari pengamatan
digambarkan sebagai ordinat dan waktu pengamatan sebagai absis. Bentuk lengkung
hidrografnya tergantung pada karakteristik hujan yang mengakibatkan aliran. Pada umumnya
semakin besar intensitas hujannya semakin tinggi puncak hidrografnya. Daerah Aliran Sungai
dengan intensitas hujan tetap, semakin lama durasi hujannya sehingga melebihi waktu
konsentrasi semakin lama durasi puncak hidrografnya. Bentuk hidrograf pada kondisi
tersebut mendekati trapesium (Wanielista, 1990:155); Sobriyah dan Sudjarwadi (1998:12).

Hidrograf merupakan hubungan antara waktu dan aliran, baik berupa kedalaman
aliran maupun debit aliran. Data hidrograf aliran sangat berguna dalam perencanaan sumber
air dan perencanaan perkiraan banjir. Sebab akibat antara hujan dan debit aliran sungai pada
Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat digambarkan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Skema Jaringan DAS

Pemahaman dan penerapan ilmu hidrologi menyangkut pemahaman proses


pengalihragaman (transformation) dari satu set masukan menjadi satu set keluaran melalui
satu proses dalam sistem hidrologi. Skema sederhana tersebut menyangkut pengukuran-
pengukuran variabel dan parameter yang cukup banyak, karena hanya dengan data dan
informasi yang terkumpul tersebut proses hidrologi dapat dipahami secara menyeluruh.
Pemahaman secara detail membutuhkan pengukuran dan pengamatan yang menyeluruh dan
cermat. Kebutuhan ini didasarkan pada kebutuhan informasi, baik besaran maupun
penyebarannya sebagai fungsi waktu dan ruang.

Suatu hidrograf dapat dianggap sebagai suatu gambaran dari karakteristik fisiografis
dan klimatis yang mengendalikan hubungan antara curah hujan dan pengaliran dari suatu
DAS tertentu. Komponen yang merupakan sumber penyebab aliran di sungai antara lain; air
yang berasal langsung dari hujan (precipitation), limpasan permukaan (surface runoff), aliran
bawah tanah (subsurface flow, interflow) dan aliran air tanah (groundwater flow), Chow,1964
dalam Sri Harto (1993:144).

Hidrograf aliran menggambarkan suatu distribusi waktu dan aliran (dalam hal ini
debit) disungai pada suatu DAS pada suatu lokasi tertentu Hidrograf aliran suatu DAS
merupakan bagian penting yang diperlukan dalam berbagai perencanaan bidang Sumber
Daya Air.

Hidrograf aliran terdiri dari tiga komponen, yaitu: (1) sisi naik (rising limb), (2)
bagian puncak (crest), (3) sisi resesi (recession limb). Sisi naik menandakan masih adanya
kontribusi hujan terhadap debit aliran. Puncak hidrograf adalah debit maksimum yang terjadi
dalam suatu aliran dengan waktu naik yang merupakan selang waktu antara mulai
bertambahnya aliran sampai tercapainya debit puncak. Sisi turun merupakan proses
pengatusan daerah tangkapan. Waktu dasar yaitu waktu mulai bertambahnya debit aliran
sampai kembali ke debit aliran dasar. Hidrograf tersebut adalah hidrograf tunggal yang
dihasilkan oleh hujan periode tunggal, sedang hidrograf kompleks yang mempunyai puncak
ganda atau lebih merupakan aliran dari hujan periode panjang dengan intensitas yang
bervariasi.

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Dan Distribusi Runof


A. Faktor yang mempengaruhi volume run off
Terlepas dari karakteristik hujan, seperti intensitas hujan, lama hujan dan distribusi
hujan, ada beberapa faktor khusus lokasional (daerah tangkapan air) yang berhubungan
langsung dengan kejadian dan volume runoff yaitu sebagai berikut :

1. Tipe Tanah
Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi oleh porositas tanah, yang menentukan
kapasitas simpanan air dan mempengaruhi resistensi air untuk mengalir ke lapisan tanah yang
lebih dalam. Porositas suatu tanah berbeda dengan tanah lainnya. Kapasitas infiltrasdi
tertinggi dijumpai pada tanah-tanah yang gembur, tekstur berpasir; sedangkan tanah-tanah
liat dan berliat biasanya mempunyai kapasitas infiltrasi lebih rendah. Bagan-bagan berikut
menyajikan beragam kapasitas infiltrasi yang diukur pada berbagai tipe tanah. Kapasitas
infiltrasi juga tergantung pada kadar lengas tanah pada akhir periode hujan sebelumnya.
Kapasitas infiltrasi aweal yang tinggi dapat menurun dengan waktu (asalkan hujan tidak
berhenti) hingga mencapai suatu nilai konstan pada saat profil tanah telah jenuh air.

Kondisi seperti ini hanya berlaku kalau kondisi permukaan tanah tetap utuh tidak
mengalami gangguan. Telah diketahui bahwa rataan ukuran tetesan air hujan meningkat
dengan meningkatnya intensitas hujan. Dalam suatu intensitas hujan yang tinggi, energi
kinetik tetesan air hujan sangat besar pada saat memukul permukaan tanah. Hal ini dapat
menghancurkan agregat tanah dan dispersi tanah, dan mendorong partikel-partikel halus
tanah memasuki pori tanah. Pori tanah dapat tersumbat dan terbentuklah lapisan tipis yang
padat dan kompak di permukaan tanah sehingga mereduksi kapasitas infiltrasi.

Fenomena seperti ini lazim disebut sebagai “capping, crusting atau sealing”. Hal ini
dapat menjelaskan mengapa di daerah-daerah arid dan semi-arid yang mempunyai pola hujan
dengan intensitas tinggi dan frekuensi tinggi, volume rinoff sangat besar meskipun hujannya
sebentar dan kedalaman hujan relatif kecil. Tanah-tanah dengan kandungan liat tinggi
(misalnya tanah-tanah abu volkan dengan kandungan liat 20% ) sangat peka untuk
membentuk kerak-permukaan dan selanjutnya kapasitas infiltrasi menjadi menurun. Pada
tanah-tanah berpasir, fenomena kerak-permukaan ini relatif kecil.

2 . Vegetasi
Besarnya simpanan intersepsi pada tajuk vegetasi tergantung pada macam vegetasi
dan fase pertumbuhannya. Nilai-nilai intersepsi yang lazim adalah 1 - 4 mm. Misalnya
tanaman serealia, mempunyai kapasitas simpanan intersepsi lebih kecil dibandingkan dengan
rumput penutup tanah yang rapat. Hal yang lebih penting adalah efek vegetasi terhapad
kapasitas infiltrasi tanah. Vegetasi yang rapat menutupi tanah dari tetesan air hujan dan
mereduksi efek kerak-permukaan. Selain itu, perakaran tanaman dan bahan organik dalam
tanah dapat meningkatkan porositas tanah sehingga memungkinkan lebih banyak air meresap
ke dalam tanah. Vegetasi juga menghambat aliran air permukaan terutama pada lereng yang
landai, sehingga air mempunyai kesempatan lebih banyak untuk meresap dalam tanah atau
menguap.

3. Kemiringan dan Ukuran Daerah Tangkapan


Pengamatan pada petak-petak ukur runoff menunjukkan bahwa petak-petak pada
lereng yang curam menghasilkan runoff lebih banyak dibanding dengan petak-petak pada
lereng yang landai. Selain itu, jumlah runoff menurun dengan meningkatnya panjang lereng.
Hal seperti ini terjadi karena aliran air permukaan lebih lambat dan waktu konsentrasinya
lebih panjang (yaitu waktu yang diperlukan oleh tetes air hujan untuk mencapai outlet daerah
tangkapan air). Hal ini berarti bahwa air mempunyai lebih banyak kesempatan untuk
infiltration dan evaporasi sebelum ia mencapai titik pengukuran di outlet. Hal yang sama juga
berlaku kalau kita membandingkan daerah-daerah tangkapan yang ukurannya berbeda.

Efisiensi runoff (volume runoff per luasan area) meningkat dengan menurunnya ukuran
daerah-tangkapan air, yaitu semakin besar ukuran daerah-tangkapan berarti semakin besar
(lama) waktu konsentrasi air dan semakin kecil efisiensi runoff.

B. Faktor yang mempengaruhi distribusi run off


Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi run off terbagi menjadi 3 faktor, yaitu:
1. Faktor meteorologi yang terdiri dari intensitas dan lamanya presipitasi, radiasi
matahari, dan kecepatan angin.
2. Faktor DAS yang berupa bentuk DAS, kemiringan DAS, geologi, tipe tanah, vegetasi
dan jaringan drainase.
3. Faktor manusia (Seyhan, 1977). Faktor-faktor tersebut langsung atau tidak langsung
akan berhubungan dengan aliran air di sungai yang berada dalam DAS tersebut.

Aliran pada saluran atau sungai tergantung dari berbagai faktor secara bersamaan.
Dalam kaitannya dengan limpasan, faktor yang berpengaruh secara umum dapat
dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu faktor meteorologi dan karakteristik daerah
tangkapan saluran atau daerah aliran sungai (DAS).

A. Faktor Meteorologi
Faktor-faktor meteorologi yang berpengaruh pada limpasan terutama adalah
karakteristik hujan, yang meliputi:

1) Intensitas hujan

Pengaruh intensitas hujan terhadap limpasan permukaan sangat tergantung pada laju
infiltrasi, maka akan terjadi limpasan permukaan sejalan dengan peningkatan intensitas curah
hujan, namun demikian, peningkatan limpasan permukaan tidak selalu sebanding dengan
peningkatan intensitas hujan karena adanya penggenangan di permukaan tanah. Intensitas
hujan berpengaruh pada debit maupun volume limpasan.

2) Durasi hujan

Total limpasan dari suatu hujan berkaitan langsung dengan durasi hujan dengan intensitas
tertentu.

3) Distribusi curah hujan

Laju dan volume limpasan dipengaruhi oleh distribusi dan intensitas hujan di seluruh
DAS. Secara umum, laju dan volume limpasan maksimum terjadi jika seluruh DAS telah
memberi kontribusi aliran. Namun demikian, hujan dengan intensitas tinggi pada sebagian
DAS dapat menghasilkan limpasan yang lebih besar dibandingkan dengan hujan biasa yang
meliputi seluruh DAS.

B. Karakteristik DAS

Karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada aliran permukaan meliputi luas dan
bentuk DAS, topografi, tata guna lahan.

1) Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume aliran permukaan makin bertambah besar dengan bertambahnya luas
DAS, tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari DAS,
melainkan sebagai laju dan volume per satuan luas, besarnya akan berkurang dengan
bertambahnya luasnya DAS. Ini berkaitan dengan waktu yang diperlukan air untuk mengalir
dari titik terjauh sampai ke titik kontrol (waktu konsentrasi) dan juga penyebaran atau
intensitas hujan.

Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran dalam sungai. Pengaruh bentuk
DAS terhadap aliran permukaan dapat ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-
hidrograf yang terjadi pada dua buah DAS yang bentuknya berbeda, namun mempunyai luas
yang sama dan menerima hujan dengan intensitas yang sama.

Bentuk DAS memanjang dan sempit cenderung menghasilkan laju aliran permukaan
yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS yang berbentuk melebar atau melingkar. Hal ini
terjadi karena waktu konsentrasi DAS yang memanjang lebih lama dibandingkan dengan
DAS melebar, sehingga terjadinya konsentrasi air di titik kontrol lebih lambat yang
berpengaruh pada laju dan volume aliran permukaan. Faktor bentuk juga dapat berpengaruh
pada aliran permukaan apabila hujan yang terjadi tidak serentak di seluruh DAS, tetapi
bergerak dari ujung yang satu ke ujung lainnya, misalnya dari hilir ke hulu DAS. Pada DAS
memanjang laju aliran akan lebih kecil karena aliran permukaan akibat hujan di hulu belum
memberikan kontribusi pada titik kontrol ketika aliran permukaan dari hujan di hilir telah
habis, atau mengecil. Sebaliknya pada DAS melebar, datangnya aliran permukaan dari semua
titik di DAS tidak terpaut banyak, artinya air dari hulu sudah tiba sebelum aliran dari hilir
mengecil/habis.

2) Topografi
Tampaknya rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan, keadaan dan
kerapatan parit dan/atau saluran dan bentuk-bentuk cekungan lainnya mempunyai pengaruh
pada laju volume aliran permukaan. DAS dengan kemiringan curam disertai parit/saluran
yang rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan DAS yang landai dengan parit yang jarang dan adanya cekungan-
cekungan. Pengaruh kerapatan parit, yaitu panjang parit per satuan luas DAS pada aliran
permukaan adalah memperpendek waktu konsentrasi, sehingga memperbesar laju aliran
permukaan.

3) Tata Guna Lahan


Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran
permukaan (C), yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya aliran
permukaan dan besarnya curah hujan. Angka koefisien aliran permukaan ini merupakan salah
satu indikator untuk menentukan kondisi fisik suatu DAS. Nilai C berkisar antara 0 sampai 1.
Nilai C = 0 menunjukkan bahwa semua air hujan terintersepsi dan terinfiltrasi ke dalam
tanah, sebaliknya untuk nilai C= 1 menunjukkan bahwa semua air hujan mengalir sebagai
aliran permukaan. Pada DAS yang masih baik, harga C mendekati nol dan semakin rusak
suatu DAS, maka harga C makin mendekati satu.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Hidrograf merupakan penyajian grafis antara salah satu unsur aliran yaitu debit sungai
atau tinggi muka air dengan waktu, tetapi hidrograf yang dimaksudkan pada uraian
selanjutnya adalah hidrograf debit. Debit sungai yang diperoleh dari pengamatan
digambarkan sebagai ordinat dan waktu pengamatan sebagai absis. Bentuk lengkung
hidrografnya tergantung pada karakteristik hujan yang mengakibatkan aliran. Pada umumnya
semakin besar intensitas hujannya semakin tinggi puncak hidrografnya. Daerah Aliran Sungai
dengan intensitas hujan tetap, semakin lama durasi hujannya sehingga melebihi waktu
konsentrasi semakin lama durasi puncak hidrografnya. Bentuk hidrograf pada kondisi
tersebut mendekati trapesium (Wanielista, 1990:155); Sobriyah dan Sudjarwadi (1998:12).

Suatu hidrograf dapat dianggap sebagai suatu gambaran dari karakteristik fisiografis
dan klimatis yang mengendalikan hubungan antara curah hujan dan pengaliran dari suatu
DAS tertentu. Komponen yang merupakan sumber penyebab aliran di sungai antara lain; air
yang berasal langsung dari hujan (precipitation), limpasan permukaan (surface runoff), aliran
bawah tanah (subsurface flow, interflow) dan aliran air tanah (groundwater flow), Chow,1964
dalam Sri Harto (1993:144).

Hidrograf aliran menggambarkan suatu distribusiwaktu dan aliran (dalam hal ini
debit) disungai pada suatu DAS pada suatu lokasi tertentu Hidrograf aliran suatu DAS
merupakan bagian penting yang diperlukan dalam berbagai perencanaan bidang Sumber
Daya Air.

Aliran pada saluran atau sungai tergantung dari berbagai faktor secara bersamaan.
Dalam kaitannya dengan limpasan, faktor yang berpengaruh secara umum dapat
dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu faktor meteorologi dan karakteristik daerah
tangkapan saluran atau daerah aliran sungai (DAS).
DAFTAR PUSTAKA
http://sarianggriani-25.blogspot.com/2015/06/hidrologi-limpasan-permukaan.html?m=1

http://inspagr.blogspot.com/2014/05/limpasan-permukaan-air-tanah-runoff.html

Anda mungkin juga menyukai