Disusun Oleh :
1. HASNAH (D011221027)
2. MUHAMMAD ALIEF RAIHAN PALUSERY (D011221065)
3. MUHAMMAD ARIF PADANRANGI (D011221087)
4. LA ODE MUHAMMAD REZKI MAULANA ZILU (D011221111)
5. NUR RAIHAN TAKDIR (D011221151)
Dosen Pengampu:
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
1. Koefisien Pengaliran.....................................................................................2
2. Jenis-Jenis Koefisien Pengaliran...................................................................2
3. Faktor yang Mempengaruhi..........................................................................3
4. Klasifikasi Aliran..........................................................................................3
BAB III KESIMPULAN........................................................................................5
1. Kesimpulan...................................................................................................5
2. Saran..............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................6
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui mengenai koefisien pengaliran, berupa jenis-jenisnya
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi koefisien pengaliran
3. Untuk mengetahui jenis-jenis aliran yang ada
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1. Koefisien Pengaliran
Koefisien Limpasan atau pengaliran adalah variabel untuk menentukan
besarnya suatu limpasan permukaan tersebut yang mana penentuannya
didasarkan pada suatu kondisi daerah pengaliran karakteristik hujan yang
jatuh di daerah tersebut.
Pada peristiwa hujan, bilamana curah hujan yang turun itu mencapai
permukaan tanah, maka seluruh atau sebagian akan diaborsi kedalam
tanah.air yang mengalami infiltrasi itu pertama diaborsi untuk meningkatkan
kelembaban tanah, selebihnya akan turun kepermukaan air dan akan
mengalir kesamping. Untuk memperkirakan besarnya limpasan permukaan
yang terjadi pada suatu daerah dapat diambil salah satu pendekatan yang
paling sederhana dengan menggunakan koefisien run off atau koefisien
pengaliran, yaitu rasio besarnya aliran permukaan terhadap besarnya curah
hujan. Koefisien pengaliran ini mencerminkan keadaan permukaan daerah
aliran.
Koefisien air larian atau sering disingkat C adalah bilangan yang
menunjukkan perbandingan antara besarnya air larian terhadap besarnya
curah hujan. Secara matematis, koefisien air larian dapat dijabarkan sebagai:
air larian(mm)
C=
curah hujan (mm)
v
Koefisien aliran puncak merupakan perbandingan antara besarnya
puncak aliran (Qp) dengan intensitas hujan selama waktu tiba dari banjir
(I) dan luas daerah pengaliran (A).
Qp
C P=
AI
4. Klasifikasi Aliran
1. Aliran tunak (steady flow)
Aliran tunak (steady flow) terjadi jika kedalaman aliran tidak
berubah atau selalu dalam keadaan konstan pada selang waktu tertentu.
vi
3. Aliran tak seragam (varied flow)
Aliran tak seragam adalah kedalaman dan kecepatan aliran di
sepanjang saluran tidak konstan, garis tenaga tidak sejajar dengan garis
muka air dan dasar saluran. Analisis aliran tak seragam biasanya
bertujuan untuk mengetahui profil aliran di sepanjang saluran atau
sungai.
vii
BAB III
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Koefisien Limpasan atau pengaliran adalah variabel untuk
menentukan besarnya suatu limpasan permukaan tersebut yang mana
penentuannya didasarkan pada suatu kondisi daerah pengaliran
karakteristik hujan yang jatuh di daerah tersebut. Koefisien pengaliran
terbagi atas dua, yaitu:
1. Koefisien aliran volumetrik diperoleh dengan membagi jumlah aliran
langsung dengan jumlah hujan penyebabnya.
2. Koefisien aliran puncak merupakan perbandingan antara besarnya
puncak aliran (Qp) dengan intensitas hujan selama waktu tiba dari
banjir (I) dan luas daerah pengaliran (A).
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi koefisien pengaliran.
Faktor tersebut berupa:
1. Curah hujan
Curah hujan ialah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar
selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) diatas
permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff, dan infiltrasi.
Jadi, curah hujan yang diukur, sebenarnya merupakan tebalnya atau
tingginya permukaan air hujan yang menutupi suatu daerah luasan di
permukaan bumi atau tanah.
2. Tata guna lahan
Peta tata guna lahan menunjukan pola serta intensitas penggunaan
lahan perbedaan intensitas tata guna lahan mempengaruhi volume air
hujan yang mengalir di permukaan dan yang kemudian masuk ke dalam
badan sungai. Berdasarkan pertimbangan bahwa koefisien ini tergantung
dari faktor-faktor fisik.
Dalam suatu aliran, terdapat pengklasifikasian untuk memudahkan
pengamat memahami karakteristik aliran tersebut. Pengklasifikasiannya
terbagi atas:
1. Aliran tunak
2. Aliran seragam
3. Aliran tak seragam
2. Saran
Penulis memahami bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala saran dan kritik. Karena
saran dan kritik berguna agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
viii
DAFTAR PUSTAKA
ix