Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KOEFISIEN PENGALIRAN

Disusun Oleh :

1. HASNAH (D011221027)
2. MUHAMMAD ALIEF RAIHAN PALUSERY (D011221065)
3. MUHAMMAD ARIF PADANRANGI (D011221087)
4. LA ODE MUHAMMAD REZKI MAULANA ZILU (D011221111)
5. NUR RAIHAN TAKDIR (D011221151)

Dosen Pengampu:

Dr. Eng. Ir. Mukhsan Putra Hatta., S.T., M.T.

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
1. Koefisien Pengaliran.....................................................................................2
2. Jenis-Jenis Koefisien Pengaliran...................................................................2
3. Faktor yang Mempengaruhi..........................................................................3
4. Klasifikasi Aliran..........................................................................................3
BAB III KESIMPULAN........................................................................................5
1. Kesimpulan...................................................................................................5
2. Saran..............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................6

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta


alam yang telah memberi kita rahmat dan petunjuknya hingga saat ini. Shalawat
serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah, Nabi Muhammad
SAW. Nabi yang telah membawa umat Islam dari zaman kegelapan ke zaman
yang terang-benderang. Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
resume ini tidak lepas dari kontribusi beberapa pihak. Terima kasih kepada bapak
Dr. Eng. Ir. Mukhsan Putra Hatta., S.T., M.T. atas bimbingan dan ilmu yang telah
diberikan selama demi kelancaran pembuatan resume ini. Akhir kata, penulis
menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala kritik dan saran demi perbaikan resume ini. Semoga
karya tulis ini bisa memberikan ilmu yang bermanfaat.

Gowa, 20 November 2023

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Air Dalam siklus hidrologi hujan merupakan peristiwa turunya air dari
langit ke bumi. Air hujan yang jatuh langsung kepermukaan tanah atau
sebelumnya tertahan pada tumbuh-tumbuhan nantinya akan masuk kedalam
tanah, proses terebut dinamakan infiltrasi. Apabila intensitas hujan melebihi
kapasitas infiltrasi tanah, dalam hal ini tanah telah jenuh air maka air akan
mengalir di atas permukaan tanah.
Peristiwa mengalirnya air di atas permukaan tanah disebut aliran
permukaan. Dalam hidrograf aliran, aliran permukaan yang sudah mencapai
debit maksimum dapat menimbulkan suatu luapan yang disebut banjir.
Untuk menentukan debit maksimum aliran permukaan dapat dicari dengan
metode rasional. Penggunaan metode rasional cocok untuk daerah yang
memiliki daerah pengaliran terbatas.
Menentukan debit aliran permukaan dengan metode rasional
memerlukan data tentang koefisien aliran (C). Koefisien aliran (C)
didefenisikan sebagai perbandingan jumlah air yang mengalir di suatu
daerah akibat turunnya hujan dengan jumlah hujan yang turun di daerah
tersebut. Penentuan besarnya nilai C dengan menggunakan metode rasional
didasarkan atas sifat penggunaan lahan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu koefisien pengaliran?
2. Apa saja jenis koefisien pengaliran?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi koefisien pengaliran?
4. Apa yang dimaksud dengan lama hujan?
5. Apa saja jenis-jenis aliran yang ada?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui mengenai koefisien pengaliran, berupa jenis-jenisnya
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi koefisien pengaliran
3. Untuk mengetahui jenis-jenis aliran yang ada

iv
BAB II
PEMBAHASAN

1. Koefisien Pengaliran
Koefisien Limpasan atau pengaliran adalah variabel untuk menentukan
besarnya suatu limpasan permukaan tersebut yang mana penentuannya
didasarkan pada suatu kondisi daerah pengaliran karakteristik hujan yang
jatuh di daerah tersebut.
Pada peristiwa hujan, bilamana curah hujan yang turun itu mencapai
permukaan tanah, maka seluruh atau sebagian akan diaborsi kedalam
tanah.air yang mengalami infiltrasi itu pertama diaborsi untuk meningkatkan
kelembaban tanah, selebihnya akan turun kepermukaan air dan akan
mengalir kesamping. Untuk memperkirakan besarnya limpasan permukaan
yang terjadi pada suatu daerah dapat diambil salah satu pendekatan yang
paling sederhana dengan menggunakan koefisien run off atau koefisien
pengaliran, yaitu rasio besarnya aliran permukaan terhadap besarnya curah
hujan. Koefisien pengaliran ini mencerminkan keadaan permukaan daerah
aliran.
Koefisien air larian atau sering disingkat C adalah bilangan yang
menunjukkan perbandingan antara besarnya air larian terhadap besarnya
curah hujan. Secara matematis, koefisien air larian dapat dijabarkan sebagai:

air larian(mm)
C=
curah hujan (mm)

Nilai koefisien air limpasan merupakan salah satu indikator untuk


menentukan apakah suatu DAS telah mengalami gangguan (fisik). Nilai C
yang besar menunjukkan bahwa lebih banyak air hujan yang menjadi air
limpasan sehingga ancaman terjadinya erosi dan banjir menjadi lebih besar.
Angka C berkisar antara 0 sampai 1.

2. Jenis-Jenis Koefisien Pengaliran


1. Koefisien Volumetrik
Koefisien aliran volumetrik diperoleh dengan membagi jumlah aliran
langsung dengan jumlah hujan penyebabnya. Rumus koefisien aliran
volumetrik, yaitu:
P
C v=
Q

Dengan Cv sebagai koefisien aliran volumetric, Q sebagai aliran


langsung (mm), dan P sebagai jumlah hujan penyebabnya (mm).

2. Koefisien Aliran Puncak

v
Koefisien aliran puncak merupakan perbandingan antara besarnya
puncak aliran (Qp) dengan intensitas hujan selama waktu tiba dari banjir
(I) dan luas daerah pengaliran (A).

Qp
C P=
AI

Dengan Cp sebagai koefisien aliran puncak, Qp sebagai puncak aliran


(m3/det), I sebagai intensitas hujan rata-rata (mm/jam), dan A sebagai
luas daerah pengaliran (m2).

3. Faktor yang Mempengaruhi


1. Curah hujan
Curah hujan ialah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar
selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) diatas
permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff, dan infiltrasi.
Jadi, curah hujan yang diukur, sebenarnya merupakan tebalnya atau
tingginya permukaan air hujan yang menutupi suatu daerah luasan di
permukaan bumi atau tanah.
Lama waktu hujan adalah lama waktu berlangsungnya hujan, dalam
hal ini dapat mewakili total curah hujan atau periode hujan yang singkat
dari curah hujan yang relatif seragam. Lama hujan mempunyai pengaruh
terhadap jumlah aliran yang terjadi. Hujan yang berlangsung lama akan
mengakibatkan kapasitas infiltrasi tanah menurun, sehingga air hujan
yang jatuh akan lebih banyak yang langsung menjadi aliran permukaan
dan akhirnya akan dapat menyebabkan terjadinya laju pengairan atau
banjir maksimum di daerah tersebut

2. Tata guna lahan


Peta tata guna lahan menunjukan pola serta intensitas penggunaan
lahan perbedaan intensitas tata guna lahan mempengaruhi volume air
hujan yang mengalir di permukaan dan yang kemudian masuk ke dalam
badan sungai. Berdasarkan pertimbangan bahwa koefisien ini tergantung
dari faktor-faktor fisik.

4. Klasifikasi Aliran
1. Aliran tunak (steady flow)
Aliran tunak (steady flow) terjadi jika kedalaman aliran tidak
berubah atau selalu dalam keadaan konstan pada selang waktu tertentu.

2. Aliran seragam (uniform flow)


Aliran seragam merupakan aliran dengan kecepatan rata-rata
sepanjang alur aliran adalah sama sepanjang waktu. Aliran dikatakan
seragam, jika kedalaman aliran sama pada setiap penampang saluran.

vi
3. Aliran tak seragam (varied flow)
Aliran tak seragam adalah kedalaman dan kecepatan aliran di
sepanjang saluran tidak konstan, garis tenaga tidak sejajar dengan garis
muka air dan dasar saluran. Analisis aliran tak seragam biasanya
bertujuan untuk mengetahui profil aliran di sepanjang saluran atau
sungai.

vii
BAB III
KESIMPULAN

1. Kesimpulan
Koefisien Limpasan atau pengaliran adalah variabel untuk
menentukan besarnya suatu limpasan permukaan tersebut yang mana
penentuannya didasarkan pada suatu kondisi daerah pengaliran
karakteristik hujan yang jatuh di daerah tersebut. Koefisien pengaliran
terbagi atas dua, yaitu:
1. Koefisien aliran volumetrik diperoleh dengan membagi jumlah aliran
langsung dengan jumlah hujan penyebabnya.
2. Koefisien aliran puncak merupakan perbandingan antara besarnya
puncak aliran (Qp) dengan intensitas hujan selama waktu tiba dari
banjir (I) dan luas daerah pengaliran (A).
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi koefisien pengaliran.
Faktor tersebut berupa:
1. Curah hujan
Curah hujan ialah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar
selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) diatas
permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff, dan infiltrasi.
Jadi, curah hujan yang diukur, sebenarnya merupakan tebalnya atau
tingginya permukaan air hujan yang menutupi suatu daerah luasan di
permukaan bumi atau tanah.
2. Tata guna lahan
Peta tata guna lahan menunjukan pola serta intensitas penggunaan
lahan perbedaan intensitas tata guna lahan mempengaruhi volume air
hujan yang mengalir di permukaan dan yang kemudian masuk ke dalam
badan sungai. Berdasarkan pertimbangan bahwa koefisien ini tergantung
dari faktor-faktor fisik.
Dalam suatu aliran, terdapat pengklasifikasian untuk memudahkan
pengamat memahami karakteristik aliran tersebut. Pengklasifikasiannya
terbagi atas:
1. Aliran tunak
2. Aliran seragam
3. Aliran tak seragam

2. Saran
Penulis memahami bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala saran dan kritik. Karena
saran dan kritik berguna agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

viii
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, D. N., 2022. Pinhome. [Online]


Available at: https://www.pinhome.id/blog/pencemaran-udara/
[Diakses 20 Juni 2023].
Lestari, I., 2015. Ilmugeografi. [Online]
Available at: https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/penyebab-
pencemaran-udara
[Diakses 20 Juni 2023].
Lestari, I., 2016. Ilmugeografi. [Online]
Available at: https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/pencemaran-
tanah
[Diakses 20 Juni 2023].

ix

Anda mungkin juga menyukai