Anda di halaman 1dari 22

1.

2.

Apa yang dimaksud dengan siklus hidrologi, jelaskan dan


uraikan dengan gambar !
Secara etimologi hidrologi berasal dari kata hidro yang berarti air dan

lugos yang berarti ilmu. Sehingga kata hidrologi dapat diartikan sebagai suatu
ilmu yang menjelaskan tentang gerakan dan kehadiran air dialam kita.
Didalamnya pula tercakup pula air laut yang memiliki peran dalam mengaktifkan
kehidupan diplanet kita.
Dengan kata lain yang dimaksud dengan siklus hidrologi adalah gerakan
air laut ke udara yang kemudian jatuh dipermukaan tanah lagi sebagai hujan atau
bentuk presipitasi lain dan akhirnya mengalir kelaut lagi.
Namun secara siklus peristiwa tersebut t idak sesederhana seperti yang kita
bayangkan, hal ini dikarenakan ada beberapa hal yang mempengaruhi antara lain :
1. Daur tersebut dapat merupakan daur yang pendek yaitu hujan yang
jatuh di laut, danau atau sungai yang segera kembali mengalir ke laut.
2. Tidak adanya keseragaman waktu yang diperlukan oleh suatu daur.
Pada musim kemarau kelihatannya daur berhenti, sedangkan pada
musim hujan berjalan kembali.
3. Intensitas dan frekuensi daur tergantung pada keadan geografi dan
iklim yang mana hal ini di akibatkan adanya posisi matahari yang
berubah-ubah letaknya terhadap median bumi sepanjang tahun
(walaupun sebenarnya yang berubah adalah posisi planet bumi
terhadap letak matahari).
4. Berbagai bagian dalam daur dapat menjadi sangat komplek sehingga
kita hanya dapat mengamati bagian ahirnya saja dari suatu hujan yang
jatuh dipermukaan tanah dan kemudian mengalir kepermukaan laut.

Secara praktis siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Awan
Awan

Matahari

Hujan
Transpirasi

presipitas
i
Limpasan
Permukaan

Angin
Evaporasi
dari daratan

Evaporasi
dari danau

Evaporasi
dari laut

Infiltrasi
Perkolasi
Permukaan air tanah

Aliran air tanah

Gambar. Siklus Hidrologi


Penjelasan gambar :
Air laut menguap karena radiasi matahari, dan awan yang terjadi oleh uap
air bergerak diatas daratan akibat adanya dorongan dari angin. Presipitasi karena
adanya tabrakan oleh butir-butir akibat dorongan angin dapat berbentuk hujan
atau salju yang jatuh ke tanah berbentuk limpasan yang mengalir kembali kelaut.
Air yang merembes ke dalam tanah atau infiltrasi memberi hidup kepada
tumbuh-tumbuhan dan beberapa diantaranya naik lewat akar dan batangnya,
sehingga terjadi transpirasi yaitu evaprotranspirasi (penguapan) melalui tumbuhtumbuhan melalui bagian bawah daun (stomata).
Air yang bertahan dipermukaan tanah (surface detantion) sebagian
diuapkan dan sebagian besar mengalir masuk ke sungai-sungai kecil dan mengalir
sebagai limpasan (surface run off) ke dalam palung sungai.

Permukaan sungai dan danau juga mengalami penguapan (evaporasi)


sehingga masih ada air yang dipindahkan menjadi uap. Akhirnya sisi air yang
tidak di infiltrasikan atau diuapkan akan kembali ke laut lewat palung-palung
sungai. Air jauh lebih lambat bergeraknya, baik yang bergerak masuk kedalam
palung sungai atau merembes kedalam pantai dan masuk kelaut. Dengan demikian
seluruh siklus telah dijalani dan akan terus berputar lagi.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam siklus hidrologi :
1. Presipitasi
2. Evaporasi+Transpirasi= Evapotranspirasi
3. Infiltrasi
4. Limpasan permukaan (surface run off) dan limpasan air tanah (sub
surface run off).

3. Apa yang dimaksud dengan hujan titik (Point Rainfall) dan


hujan daerah serta bagaimana cara mendapatkannya? jelaskan
dengan gambar !
Pengertian :
1) Hujan titik (Point Rainfall).
Hujan titik adalah curah hujan yang diukur pada suatu titik stasiun
dengan menggunakan alat ukur.
2) Hujan Daerah.
Hujan daerah adalah besarnya curah hujan yang diukur dari beberapa
titik atau stasiun disuatu daerah dengan cara-cara tertentu.
Cara Memperoleh Data
1)

Hujan Titik (Point Rainfall)

Untuk mendapatkan besar curah hujan titik dilakukan pengukuran dengan


dua macam yaitu dengan penakar hujan dan pencatat hujan.
A.

Penakar Hujan

Penakar hujan biasa :

Terdiri atas corong dan penampung yang diletakkan pada ketinggian


tertentu

masing-masing

negara

mempunyai

standar

untuk

menentukan luas permukaan corong A. Beberapa negara mempumyai


standar 2 dm2 atau 4 dm2. Di Amerika dipakai corong dengan diameter
8 inch. Air hujan yang terkumpul di dalam penempung diukur dengan
menggunakan gelas ukur. Misalnya, Volume air hujan yang terkumpul
selama 24 jam adalah V liter, maka tinggi hujan d dapat diukur dengan
menggunakan rumus : d = V/A

Gambar :
corong
penampung
h

kran
gelas ukur

Gambar. Penakar Hujan Biasa


dimana :
D = Tinggi air
V = Volume air
A = Luas permukaan corong

Penakar hujan rata tanah

Dari keterangan penakar hujan biasa diperoleh kenyataan bahwa makin


kecil h makin kecil pula turbulensi angin terhadap penangkapan curah
hujan alat penakar hujan rata tanah dibuat dengan tujuan penangkapan
dapat maksimum. Di sekitar alat penakar hujan ini diberi grill dan
brush. Grill adalah semacam sarang yang terbuat dari logam yang
berfungsi sebagai pencegah tumbuhnya rumput atau tanaman
pengganggu, sedangkan brush yang terbuat dari lapisan lunak dari
pasir atau sintel yang berfungsi untuk mencegah cipratan airagar tidak
masuk kedalam penakar. Grill dan Brush ini mutlak diperlukan pada
penakar hujan jenis ini.

Grill

Brush

Brush

Penampung

Grill

Corong

Gambar. Penakar Hujan Rata Tanah

Penakar hujan Inggris

Penakar hujan ini merupakan kombinasi antara penekar hujan rata


tanah dengan penakar hujan biasa. Daerah penangkapan lebih baik
dibandingkan dengan penakar hujan biasa karena pengaruh turbulensi
air dapat dihilangkan.

2m

Tembok

h = 0,4m

Gambar Penakar Hujan Inggris

Interim Reference Precipitation Gauge

Penakar ini dilengkapi dengan perisai Nipher yang terbuat dari logam
yang digantung mengelilingi penakar. Penakar tersebut mempunyai
tinggi h = 1,00 m dan mempunyai luas A = 128 cm2 Penakar ini
direncanakan oleh WMO (World Meteorogical Organization).

Perisai
nipel

corong
Penampung

Gambar. Interin reference precipitation gauge


B. Pencatat Hujan
Pencatat hujan terdiri dari dua jenis yaitu :
a) Pencatat jungkit.
b) Pencatat pelampung.
2)

Curah Hujan Daerah


Cara tinggi rata-rata
Tinggi rata-rata hujan didapatkan dengan mengambil nilai rata-rata
hitung (Arithmatic Mean). Pengukur hujan dipos penakar-penakar
hujan didalam areal tersebut dan rumus yang digunakan adalah :
drat = ( d1 + d2 + d3 + dn ) / n
dimana :
drat

= Tinggi hujan rata-rata

d1, d2 = Tinggi curah hujan pada pos 1,2,, n


n

= Jumlah pos penakar

Cara Poligon Theisen


Cara ini berdasarkan rat-rat timbang, masing-masing penakar memiliki
daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-garis
sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung diantara dua pos
penakar

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pada pos penakar daerah 1,


A2 adalah luas daerah pengaruh pos penakar daerah 2 dan seterusnya.
Jumlah A1 + A2 + A3 + + An = A. Merupakan jumlah luas seluruh
areal yang dicari curah hujan rat-ratanya. Maka tinggi curah hujan
areal tersebut adalah :
Drat = A1. d1 + A2. D2 + A3.d3 + . + An . dn
A1 + A2 + A3 + . + An
dimana :
A

= Luas daerah

dav

= Tinggi hujan rata-rata areal

d1, dn = Tinggi curah hujan dipos 1 sampai pos ke n


Cara Isohyet
Dengan cara ini kita harus menggambarkan dulu kontur tinggi hujan
yang sama (isohyet) seperti ini terlihat pada gambar dibawah ini :

23 mm

46 mm

35 mm
10 mm

A
1
A
1

A
1

A
1

78 mm
67 mm

55 mm
A
1

Kemudian luas bagian diantara isohyet-isohyetyang berdekatan diukur


dan nilai rata-ratanya dihitung sebagai nilai rata-rata timbang nilai
kontur sebagai berikut :
d0 + d1 A
. 1 +
drat

d1+ d2 . A1 + d2 + d3 .

dn-1 + dn .
A1 + .+

A1
2

A1 + A2 + A3 + . + An

Dimana :
A

= Luas areal

drat

= Tinggi curah hujan rata-rata

d0, dn = Curah hujan pada isohyet 0,1,2,,n


Ini adalah cara yang paling teliti untuk mendapatkan tujuan
areal rata-rata tetapi memerlukan jaringan pos penakar yang relatif
lebih padat yang memungkinkan untuk membuat isohyet. Pada waktu
nenggambar isohyet sebaiknya juga memperhatikan pengaruh bukit
atau gunung terhadap distribusi hujan (hujan arografik).

2.Jelaskan dan uraikan pengertian beserta keterangan berupa


gambar yang diperlukan mengenai :
1. Infiltrasi dan perkolasi
2. Evaporasi dan Evapotranspirasi
3. Aliran dasar (Base flow)
4. Lengkung massa dan Lengkung pengosongan
5. Hidrograf
6. Hidrograf satuan sintetik
7. Hycthograph
Penyelesaian :
1. Infiltrasi dan Perkolasi
Infiltrasi
Infiltrasi adalah pergerakan air dari atas meresap kedalam
permukaan tanah. Daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi maksimum
yang dimungkinkan oleh kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari
tanah.besaran infiltrasi adalah mm/jam.
Proses Limpasan
Daya infiltrasi menentukan besarnya air yang dpat diserap oleh
tanah.sekali air meresap kedalam tanah ia tidak dapat diuapkan kembali
dan mengalir sebagai air tanah.makin besar daya infiltrasi maka perbedaan
intensitas curah hujan dengan gaya infiltrasi menjadi kecil.akibat limpasan
permukaan kecil maka debit puncak juga makin kecil.
Pengisian lengas tanah (soil moisture) dan air tanah
Pengisian lengas tanah dan air tanah sangat penting untuk
pertanian. Akar tanaman menembus daerah jenuh dan menyerap air yang
diperlukan untuk evapotraspirasi dari daerah yanh tidak jenuh.pengisian
lengas tanah adalah selisih antara infiltrasi dan percolasi (jika ada).pada
permukaan air tanah yang dangkal dalam lapisan tanah yang berbutir tidak
begitu kassar pengisian kembali lengas tanah dapat pula diperoleh dari
kenaikan kapiler air tanah.

Perkolasi
Perkolasi adalah gerakan air ke bawah daerah tidak jenuh ( antara
daerah permukaan tanah sampai ke permukaan air tanah ) ke dalam daerah
jenuh ( daerah dibawah permukaan air tanah ). Perkolasi merupakan lawan
dari rembesan atau yang berarti keluarnya air kepermukaan tanah melalui
pori-pori tanah.
Daya perkolasi atau Fp = laju perkolasi maksimum yang
dimungkinkan yang besarnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dalam daerah
tidak jenuh yaitu daerah antara permukaan tanah dan permukaan air tanah.
Perkolasi tidak mungkin terjadi sebelum daerah tidak jenuh mencapai daya
medan. Istilah daya perkolasi kurang mempunyai arti penting pada kondisi
alam karena adanya stagnasi dalam kondisi akibat adanya lapisan-lapisan
semi kedap air yang menyebabkan tambahan tampungan sementara di
daerah tidak jenuh. Setelah beberapa waktu kemudian air yang telah
diinfiltrasi setelah dikurangi sejumlah air untuk mengisi rongga-rongga
tanah akan mengalami perkolasi. Dimana daya perkolasi kecil akan timbul
muka air tanah yang berbentuk oleh adanya lapisan semi kedap air. Tetapi
dalam recharge buatan perkolasi mempunyai arti yang penting karena alas
an teknis dibutuhkan proses infiltrasi yang terus menerus.
2. Evaporasi dan Evapotranspirasi
Evapotraspirasi

merupakan

faktor

penting

dalam

study

tetang

pengembangan sumber daya keairan. Evaporasi sangat mempengaruhi debit


sungai. Besarnya kapasitas pompa untuk irigasi penggunaan konsumtif untuk
tanaman dan lain-lain. Didaerah yang beriklim sedang kehilangan air akibat
evaporasi bebas bias mencapai 60 cm/tahun dan kira-kira 45 cm lewat evaporasi
dalam tanah.daerah yang beriklim kering (gurun) angka tersebut mencapai
200cm/tahun sehingga faktor evaporsi harus diperhitungkan mengingat faktor ini
sangat berpengaruh terhadap debit air.
Selain kehilangan air dari lengas tanah kita juga haruas memperhitungkan
kehilangan air akibat tumbuh-tumbuhan. Adanya kehilangan air akibat tumbuhan
disebabkan karena proses respirasi pada tumbuhan itu sendiri. Karena proses

terjadinya evaporasi dan traspirasi bersamaan maka peristyiwa tersebut disebut


dengan Evapotraspirasi.
Evaporasi adalah peristiwa hilangnya air dari lengas tanah akibat proses
alam yang berlangsung.
Evapotraspirasi adalah peristiwa hilangnya air secara bersamaan dari
tanah dan tumbuhan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi :


1. Radiasi Matahari
Evaporasi merupakan konversi air kedalam uap air. Proses ini berjalan
terus tanpa henti, disiang hari dan tidak menutup kemungkinan pada
malam hari. Perubahan dari air menjadi gas memerlekan energi laten
untuk evaporasi.
2. Angin
Jika air menguap ke atmosfr maka batas antara permukaan tanah
mejadi jenuh oleh uap air sehingga proses penguapan berhenti. Agar
prosers tersebut dapat berjalan terrus maka lapisan tersebut harus
diganti dengan udara kering.proses pergantian ini kan dapat
berlangsung jika ada angin. Jadi proses evaporasi akan terus
berlangsung jika ada angin yang berhembus.
3. Kelembaban (Humaditas) Relatif
Jika kelembaman relatif ini naik kemampuan untuk menyerap uap air
akanberkurang sehingga proses evaporasi menjadi men8urun.
4. Suhu (Temperatur)
Dengan suhu yang tinggi maka proses penguapan akan lebih besar
sehiungga besaran evaporasi menjadi besar pula.

3. Aliran Dasar ( Base Flow )


Salah satu sumber air atau datangnya air yang memenuhi suatu
sungai adalah air hujan, baik yang secara langsung yaitu air hujan yang
turun langsung masuk kedalam aliran sungai maupun secara tidak
langsung melalui proses hidrologi yang berupa siklus seperti yang
diuraikan pada jawaban soal pertama.
Namun hujan tidak selamanya atau tidak selalu membasahi bumi
ada kalanya atau sebaliknya, hujan sama sekali tidak turun. Akan tetapi
pada kondisi yang seperti ini sungai masih tetap berisi air walaupun
minimum. Kalau terjadi situasinya seperti ini maka suplai atau pemasukan
air sungai berasal dari air tanah.
Jadi yang dimaksud aliran dasar adalah aliran sungai yang terjadi
selama waktu tidak ada curah hujan dan debit sungai di dapat dari aliran
air lewat aquifer.
Sungai sebentar-sebentar adalah sungai yang dapat berfungsi
sebagai sungai berpengaruh menurut musim dan cenderung menjadi kering
dalam musim kemarau.
Sungai abadi adalah sungai yang alirannya kecil diberi tambahan
oleh aliran dasar pada waktu musim kering dimana sebagian besar adalah
sungai tidak berpengaruh.
Elevasi muka banjir

Aliran masuk yang


bertambah selama
periode banjir

Simpanan tunggal merupakan bagian dari lintasan alam dalam


suatu keadaan banjir yang mneingkat yang diserap oleh lapisan tembus air
dari suatu aliran air diatas permukaan freatik normal. Hal ini diilustrasikan

pada gambar diatas. Arah panah yang menunjukkan masuknya air tanah ke
sungai akan berbalik selama periode banjir sementara elevasi permukaan
sungai terletak diatas permukaan freatik.
4. Lengkung Massa dan Lengkung Pengosongan
Lengkung Massa
Debit sungai berubah-ubah menurut waktu. Angka sekian meter
kubik perdetik menunjukkan debit sesaat pada suatu pos pengukuran debit.
Hidrograf adalah penyajian secara grafis variasi debit menurut waktu. Dari
hidrograf tersebut kita dapat mengetahui seberapa besar volume air yang
melewati pos pengukuran debit dalam satuan waktu tertentu. Lengkung
Massa adalah penyajian grafis suatu aliran kumulatif atau volume air dari
t=0 atau sampai t=t sebagai fungsi waktu.
Lengkung Massa yang paling sederhana didapat dari suatu debit
konstan Qo selama selang waktu T. Volume air yang terkumpul selama
waktu tersebut adalh sama dengan Qo x T (m3).
Tg = 0
i = tg r

Tg = 0

i max = tg m

Garis
singgung

Lengkung Pengosongan (Deplection Curve)


Lengkung Pengosongan adalah hidrograf sungai yang terjadi
selama waktu tidak hujan, dimana debitnya didapat dari aliran air lewat
aquifer. Lengkung Pengosongan ini digunakan untuk memperkirakan
aliran dasar. Jika diketahui debit pada t=0 maka dapat diperkirakan debit
pada saat t = 10,20,30, hari pada saat tidak hujan. Lengkung

Pengosongan juga digunakan dalam analisa hidrograf banjir untuk


menentukan beberapa bagian dari limpasan total yang berasal dari
limpasan air tanah. Akhirnya lengkung pengosongan merupakan suatu
penghubung antara limpasan permukaan dan air tanah memberikan
informasi terhadap pengisian dan karakteristik aquifer.
Lengkung pengosongan merupakan keluar air tanah. Proses ini
diuraikan dengan teori aliran air tanah tidak lunak. Model yang tidak
sederhana untuk menghitung aliran air dibentuk oleh aquifer bebas dengan
lebar L yang berbatasan dengan air bebas dikedua sisinya dengan elevasi
konstan.

Q0
t

t=0
t1
t2

jika ada pengisian permukaan air tanah yang semula tinggi lambat
laun akan menurun.
Bentuk hidrograf aliran dasar ini mendekati bentuk kurva
eksonensial dan jumlahnya pada setiap waktu digambarkan hampir
mendekati persamaan :
Qt = Q0 x e-t
Dimana :
Qo = Debit pada permulaan periode
Qt = Debit pada waktu akhir t.
= koefisien aquifer
e = Dasar logaritma asli

Kontribusi Aliran Dasar Pada Debit Aliran


Karena aliran dasar menunjukkan debit aquifer perubahanperubahan yang terjadi secara perlahan-lahan dan terdapat kelambatan
antara sebab dan akibat yang dengan mudah dapat berkembang berharihari bahkan berminggu-minggu. Hal ini tergantung pada transmibilitas
aquifer yang berbatasan dengan aliran dan pada iklim.
Perbedaan yang nyata haruslah dibuat antara sungai berpengaruh
dan sungai tidak berpengaruh. Sungai berpengaruh adalah sungai dimana
aliran dasarnya negatif artinya sungai tersebut memberikan airnya menjadi
air tanah dan bukan menerima air dari tanah, contohnya saluran irigasi.
Sungai tidak berpengaruh adalah sungai yang mendapat air dari tanah dan
berfungsi suatu saluran buangan untuk aquifer-aquifer perbatasan.
5. Hidrograf
Hidrograf yang berasal dari kata hidro yang berarti air dan graf
yang berarti kurva atau grafik.Sehingga hidrograf dapat berarti sebagai
diagram yang menggambarkan variasi debit atau permukaan air menurut
waktu. Kurva ini memberikan gambaran mengenai beberapa kondisis yang
ada di daerah itu secara bersama-sama. Jadi kalau karakteristik daerah
berubah-ubah maka bentuk hidrografnya berubah.

Qp
tp

t
Tb

Biasanya air dapat mencapai suatu sungai melalui tiga jalan antara lain :
1) Curah Hujan di Saluran
Curah hujan ini adalah curah hujan yang jatuh langsung pada sungai
utama dan anak sungai yang

umumnya termasuk dalam limpasan

permukaan dan tidak dipisahkan dari komponen hidrograf.


2) Limpasan permukaan
Limpasan permukaan ini merupakan air yang menginfiltrasikan
kedalam tanah mencapai permukaan tanah yaitu curah hujan yang
dikurangi sebagian dari besarnya infilltrasi, besarnya air yang tertahan
dan genangan.
3) Aliran Air Tanah
Aliran air tanah merupakan air yang menginfiltrasikan ke dalam tanah
mencapai permukaan tanah dan bergerak menuju ke sungai dalam
beberapa hari atau lebih.
Ketiga jenis limpasan itu merupakan sumber air di sungai dan
disebut komponen dari hidrograf. Variasi menurut waktu dari ketiga
komponen ini sesudah terjadi curah hujan.
Sedangkan ilmu yang digunakan untuk mempelajari pengukuran
arus air di sungai atau saluran-saluran yang kemudian dituangkan dalam
bentuk diagram disebut hidrometri.
6. Hidrograf Satuan Sintetik
Untuk membuat hidrograf banjir pada sungai-sungai yang tidak ada
atau sedikit sekali dilakukan observasi hidrograf banjirnya mak perlu
dicari karakteristik atau parameter daerah pengaliran tersebut lebih dahulu
misalnya waktu untuk mencapai puncak hidrograf, lebih dasar, luas
kemiringan, panjang alur terpanjang, koefisien limpasan dan sebagainya.
Dalam hal ini negara-negara lain dimana parameter-parameternya harus
disesuaikan terlebih dahulu dalam karakteristik daerah pengaliran yang
ditinjau.

Beberapa Hidrograf Satuan Sintetik adalah sebagai berikut :


a) Hidrograf satuan sintetik SNYDER
b) Hidrograf satuan sintetik NAKAYASU
Keterangan :
a) Hidrograf satuan sintetik SNYDER
Dalam permulaan tahun 1938, F.F. SNYDER dari AS telah
mengembangkan rumus empiris dengan koefisien-koefisien empiris yang
menghubungkan unsure-unsur hidrograf satuan dengan karakteristik
daerah pengaliran. Hidrograf satuan tersebut ditentukan secara cukup baik
dengan tinggi d = 1 cm, dan ketiga unsur lainnyayaitu Q p (m3/det), t0 serta
t1 dalam jam. Unsur-unsur hidrograf tersebut dihubungkan dengan :
A = Luas daerah pengaliran (km2)
L = Panjang aliran utama (km)
Lc = Jarak antara titik berat daerah pengaliran dengan pelepasan diukur
sepanjang aliran utama.
Dengan unsur-unsur tersebut diatas SNYDER membuat rumusan
sebagai berikut :
Koefisien-koefisien Ct dan Cp harus ditentukan secara empiris karena
berubah-ubah antara daerah yang satu dengan yang lain. Besarnya
Ct = 0,75 sampai dengan 3,00. Sedangkan besarnya Cp = 0,9 sampai
dengan 1,4.
b). Hidrograf satuan sintetik NAKAYASU
NAKAYASU dari jepang telah menyelidiki hidrograf satuan pada
beberapa sungai di jepang ia membuat rumus hidrograf satuan sebagai
berkut :

Qp =

C . A . R0
3,6 . (0,3 TP + T0,3)

Dimana :
QP

: Debit puncak banjir (m3/dt)

R0

: Hujan satuan (mm)

Tp

: Tenggang waktu daripermulaan

hujan sampai puncak (jam)


T0,3

:Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit dari debit


puncak sampai 30 % dari debit puncak (jam).

Bagian lengkung

naik untuk hidrograf satuan mempunyai

persamaan :
Qd = Qp .

T
TP

2,4

Dimana :
Qd

: Limpasan sebelum mencapai debit puncak (m3/dt)

: Waktu (jam)

Bagian lengkung turun mempunyai persamaan :


Qd > 0,3 . QP : Qdf = Qp . 0,3 (t-Tr)/0,3
0,3 Qp > Qd > 0,32. Qp : Qd 2 = Qp . 0,3 Y
Dimana Y adalah :
Y = ((t-Tp) + 0,5 . T0,3)/(1,5.T0,3)
0,32 . Qp > (Qd-Qp) : Qd 3 = Qp . 0,3 x
adalah :
X = ((t-Tp) + 0,5 . T0,3)/(0,2.T0,3)
Tenggang waktu TRR = tg + 0,81 Tt

Dimana X

Dimana untuk :
L < 15 Km, maka tg = 0,21 L0,7
L > 15 Km, maka tg = 0,4 + 0,058 L
Dimana :
L = Panjang alur sungai (Km)
Tg = Waktu konsentrasi (jam)
Tt = 0,5 Tg Tg (jam)
Dan :
Untuk daerah pengaliran biasa = 2
Untuk bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian yang
menurun yang cepat = 1,5

Untuk bagian hidrograf naik cepat dan menurun


yang lambat = 3
Hidrograf satuan sintetik NAKAYASU ini banyak di pakai dalam

perencanaan bendungan bendungan dan perbaikan sungai di proyek


Brantas ( JATIM ) antara lain untuk menentukan debit perencanaan
bendungan-bendungan Lahor, Wlingi, Kesamben, Sengguruh, Wonorejo
dan perbaikan kali brantas bagian tengah.

DAFTAR PUSTAKA

Sosrodarsono, Suyono Ir. ,1987 , HIDROLOGI UNTUK PENGAIRAN,


Jakarta,PT Pradnya Paramita.
Sumarto, CD 1998, HIDROLOGI TEKNIK, Jakarta, Erlangga.
Tri Wicaksono Yanuar, 2002, Laporan Tugas Besar Hidrologi, Fakultas Teknik,
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai