Anda di halaman 1dari 12

1.

ISTILAH-ISTILAH DALAM HIDROLOGI


a. Siklus Hidrologi
Siklus Hidrologi adalah gerakan air laut ke udara atau atmosfer yang
kemudian jatuh ke permukaan tanah sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain
dimana air tersebut berkumpul dalam aliran-aliran dan akhirnya mengalir ke laut
lagi. Siklus tersebut betul-betul terjadi, tetapi susunan secara khusus peristiwa
Siklus Hidrologi sebenarnya tidak sesederhana yang kita gambarkan.

Daur hidrologi dapat merupakan daur pendek, misalnya hujan yang jatuh di
laut, danau, ataupun sungai yang segera dapat mengalir kembali ke laut.
Tidak adanya keseragaman waktu yang diperlukan oleh suatu daur. Pada
musim kemarau terlihat kegiatan daur berhenti, sedangkan pada musim
penghujan daur berjalan kembali.
Intensitas dan frekuensi daur tergantung pada keadaan geografis dan iklim,
hal ini diakibatkan adanya letak matahari yang berubah-ubah terhadap
meridian bumi sepanjang tahun (pada kenyataannya yang berubah-ubah
letak planet bumi terhadap matahari).
Berbagai bagian daur dapat menjadi sangat kompleks sehingga kita hanya
dapat mengamati bagian akhirnya saja dari suatu hujan yang jatuh di
permukaan tanah dan kemudian mencari jalur atau jalannya untuk kembali
ke laut.
Meskipun konsep daur hidrologi itu telah disederhanakan, namun masih
dapat membantu memberikan gambaran mengenai proses-proses penting dalam
daur tersebut yang harus dimengerti oleh ahli hidrologi.
Daur Hidrologi digambarkan secara skema gambar di bawah ini:
Penjelasan dari skema gambar di atas adalah :
Air laut menguap karena adanya radiasi matahari dan awan yang terjadi
oleh uap air, bergerak di atas daratan berhubung didesak oleh angin.Presipitasi
terjadi sebagai salju, hujan es batu, dan hujan karena adanya tabrakan antara
butir-butir uap air akibat desakan angin.Presipitasi ini jatuh ke tanah dengan
berbentuk limpasan yang mengalir ke hilir menuju laut.
Salju, es, dan hujan di atas permukaan tanah merupakan air dalam simpanan
sementara.Air yang merembes ke dalam tanah (infiltrasi) dan bergerak di dalam
tanah (perkolasi) ke dalam zona tanah jenuh di bawah bidang batas air jenuh
(water table) atau permukaan freatik yang kemudian memberi hidup kepada
tumbuh-tumbuhan dan beberapa diantaranya naik lewat akar dan batangnya,
sehingga terjadi transpirasi yaitu evaporasi (penguapan) lewat tumbuh-
tumbuhan melalui bagian bawah daun (stomata).
Air yang bertahan di permukaan tanah (surface detention) sebagian akan
diuapkan menjadi embun dan sebagian mengalir ke sungai-sungai kecil sebagai
limpasan permukaan (surface runoff) ke dalam palung sungai.
Permukaan sungai dan danau juga mengalami penguapan (evaporasi),
sehingga masih ada air yang dipindahkan menjadi uap.Akhirnya sisa air yang
tidak diinfiltrasikan atau diuapkan kembali ke palung-palung sungai.Air tanah
lebih lambat bergeraknya, baik yang bergerak masuk ke palung sungai atau
yang merembes ke pantai dan masuk ke laut. Dengan demikian seluruh daur
yang telah dijalani akan berulang kembali secara terus-menerus.

Komponen Daur Hidrologi


b. Presipitasi
Presipitasi adalah kondisi dimana air yang terdapat di udara baik dalam
bentuk gas atau uap air bahkan dalam bentuk awan, akan mengalami suatu
keadaan jenuh atau kondensasi, sehingga berubah berbentuk hujan, salju, embun
di pagi hari, atau kabut.

Bentuk bentuk Presipitasi


- Hujan, merupakan bentuk yang paling penting.
- Embun, merupakan hasil kondensasi dipermukaan tanah atau tumbuh-
tumbuhan dan kondensasi dalam tanah. Sejumlah air yang mengembun di
malam hari akan diuapkan dipagi harinya. Ini sangat berguna bagi tanaman,
tetapi tidak memegang peranan penting dalam daur hidrologi, karena
jusmlahnya tidak besar dan penguapannya dipagi buta. Kondensasi dalam
tanah pada umumnya terjadi beberapa sentimeter saja dibawah permukaan
tanah.
- Kondensasi di atas lapisan es terjadi jika ada massa udara panas bergerak di
atas lapisan es tersebut.
- Kabut, pada saat ada kabut partikel partikel air diendapkan di atas
permukaan tanah dan tumbuh-tumbuhan. Kabut beku atau rime adalah
merupakan endapan beku dari kabut. Kabur sangat penting bagi hutan, yang
menurut penelitian di Jerman dapat menaikkan hujan tahunan ( 30 40 % di
tengah hutan dan 100% di tepinya ).
- Salju dan es.

Salah satu bentuk presipitasi yang terpenting di Indonesia adalah hujan.


Maka dari itu untuk selanjutnya yang akan kita bicarakan dalam presipitasi ini
kita batasi pada hujan saja. Jika kita membicarakan dalam hujan ada 5 buah
unsur yang harus ditinjau, yaitu :

- Intensitas I, adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu, misalnya :


mm/menit, mm/hari.
- Lama waktu ( duration ) t, adalah lamanya curah hujan ( durasi ) dalam menit
atau jam
- Tinggi hujan d, adalah jumlah atau banyaknya hujan yang dinyatakan dalam
ketebalan air di atas permukaan datar, dalam mm
- Frekuensi, adalah frekuensi kejadian, biasnya dinyatakan dengan waktu ulang
( return period ) T, misalnya sekali dalam T tahun
- Luas adalah luas geografis curah hujan
Angka Presipitasi di berbagai Wilayah:

TINGGI HUJAN
TEMPAT
mm/th
CHERA POONGE
10.000
(INDIA)
BUENAVENTURA
7.310
(COLUMBIA)
LERENG G.SLAMET 4.000
MALANG 2.000
SINGAPURA 2.320
BELANDA 750
ATHENA 380
TEHERAN 220
ADEN 55
Hubungan antara intensitas, durasi dan tinggi hujan dinyatakan sebagai berikut:
t t
d idt i.t
0 0

_
Intensitas rata-rata i dirumuskan sebagai berikut :
_
d
i
t
c. Hyetograf
Hycthograph adalah cara grafis untuk menentukan banyak intensitas hujan
yang turun dalam daerah tersebut dalam hal ini yang dimaksud adalah curah
hujan bersih atau banyaknya limpasan run off (jumlah curah hujan yang sudah
dikurangi dengan faktor badai).
Grafik jumlah hujan

25

20

Kelebatan15
(mm/jam)
10

0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr 5th Qtr 6th Qtr
Waktu (jam)

Keterangan grafik :
0 25 : Menujukan kelebatan ( mm/jam )
Quarter 1 6 : Menunjukan waktu ( jam )
Grafik diatas garis x adalah luas limpasan ( mm )
Grafik dibawah garis x adalah index

Hal ini terjadi karena distribusi hujan yang tidak merata atau debit hujan
yang turun tidak sama intensitasnya antara satu tempat dengan tempat yang lain.
Dan juga disebabkan distribusi kehilangan yang tidak merata. Cara penunjuk
Dalam praktek kita bias memperoleh penunjuk peresapan yang memungkinkan
kita membuat lampiran yang masuk akal mengenai kehilangan oleh resapan.
Maka dari hal itu dapat diperoleh suatu nilai petunjuk dan nilainya tersebut
terbatas dan banyak penetuan demikian itu harus dibuat, dan dirata-ratakan,
sebelum penunjuk tersebut tadi digunakan.
d. Evaporasi dan Evapotranspirasi
1) Evaporasi dan Alat-alat Pengukurnya
Sehingga pengertian penguapan (evaporation) adalah proses perubahan
dari molekul air dalam bentuk zat cair menjadi molekul uap air (gas) di
atmosfer (CD.Soemarto, 1999). Pada saat yang sama terjadi pula perubahan
molekul air dari bentuk gas ke bentuk zat cair yang disebut dengan
pengembunan (condensation). Sehingga sebenarnya laju penguapan adalah
laju neto, yaitu selisih antara laju evaporasi dikurangi laju kondensasi.
Evaporasi merupakan faktor penting dalam studi tentang
pengembangan sumber daya air. Evaporasi juga berpengaruh pada debit
sungai, besarnya kapasitas waduk, besarnya kapasitas untuk pompa irigasi,
penggunaan konsumtif (consumtive use) untuk tanaman, dan lain-lain.
Besarnya faktor meteorologi yang mempengaruhi besarnya evaporasi
adalah yang tersebut di bawah ini, yaitu (CD.Soemarto, 1999) :
Radiasi Matahari
Evaporasi merupakan konversi air ke dalam uap air. Proses ini terjadi
hampir tanpa henti di siang hari dan kadang malam hari. Perubahan dari
keadaan cair menjadi gas memerlukan input energi yang berupa panas
latent untuk evaporasi. Proses tersebut akan sangat aktif jika ada
penyinaran langsung dari matahari. Awan merupakan penghalang radiasi
matahari dan akan mengurangi input energi, jadi akan menghambat proses
evaporasi.
Angin
Jika air menguap ke atmosfer maka lapisan batas antara tanah dengan
udara menjadi jenuh oleh uap air sehingga proses evaporasi berhenti. Agar
proses tersebut dapat berjalan terus maka lapisan jenuh harus diganti
dengan udara kering. Pergantian itu dapat dimungkinkan hanya ada angin,
jadi kecepatan angin memegang peranan dalam proses evaporasi.
Kelembaban Relatif
Kelembaban relatif udara juga mempengaruhi proses evaporasi. Jika
kelembaban relatif ini naik, kemampuannya untuk menyerap uap air akan
berkurang sehingga laju evaporasinya akan menurun. Penggantian lapisan
udara pada batas tanah dan udara dengan udara yang mempunyai
kelembaban relatif sama tidak akan menolong untuk memperbesar laju
evaporasi. Hal ini hanya dimungkinkan jika diganti dengan udara yang
lebih kering.
Suhu
Seperti yang disebutkan di atas bahwa suhu input energi sangat
diperlukan agar evaporasi dapat berjalan terus. Jika suhu udara dan tanah
cukup tinggi, proses evaporasi akan berjalan lebih cepat dibandingkan jika
suhu udara dan tanah rendah, karena adanya energi panas yang tersedia.
Karena kemampuan udara untuk menyerap uap air akan naik jika suhunya
naik, maka suhu udara mempunyai efek ganda terhadap besarnya
evaporasi, sedangkan suhu tanah dan air mempunyai efek tunggal.
Proses penguapan sebenarnya terdiri dari dua kejadian yang
berkelanjutan, yaitu (Wieringa, 1978 dalam Sri Harto, 1991) :
o Interface evaporation yaitu proses transformasi dari air menjadi uap air
di permukaan yang tergantung dari besarnya tenaga yang tersimpan
(stored energy).
o Vertical vapor transfer yaitu pemindahan (removal) lapisan udara yang
kenyang uap air dari interface sehingga proses penguapan berjalan
terus. Transfer ini dipengaruhi oleh kecepatan angin, stabilitas topografi,
dan iklim lokal di sekitarnya.

Penguapan bervariasi harian dan musiman. Penguapan di siang hari lebih


besar dibanding penguapan di malam hari. Demikian pula penguapan pada
musim kemarau dan musim hujan akan berbeda. Penguapan adalah unsur
hidrologi yang sangat penting dalam keseluruhan proses hidrologi. Meskipun
dalam beberapa analisis untuk kepentingan tertennjntu seperti analisis banjir,
penguapan bukan merupakan unsur yang dominan. Namun untuk
kepentingan lain, seperti analisis irigasi dan analisis bendungan, penguapan
merupakan unsur yang sangat penting.
Berbagai macam alat yang digunakan dalam pengukuran Evaporasi
adalah sebagai berikut:
1) ATMOMETER adalah suatu alat standart untuk mengukur evaporasi dari
permukaan basah (standardizer wet surface). Alat ini digunakan untuk
tujuan-tujuan klimatologis guna mengetahui kemampuan mengering
udara.Macam-macam atmometer.
a. Atmometer Piche
Atmometer ini terdiri dari gelas yang diberi skala,
bagian bawahnya diberi air. Diantara gelas berskala dan
bagian bawahnya diberi sehelai kertas filter yang
ditekan terhadap suatu piringan (disk). Kehilangan air
(dalam cm3 per hari) merupakan suatu ukuran laju
evaporasi.
b. Atmometer Livingstone
Atmometer ini berupa bola porselin berpori
yang diisi dengan air, untuk memberikan
permukaan evaporasi.Bola tersebut dapat diberi
warna putih atau hitam.Perbedaan evaporasi
antara bola putih dan bola hitam dikorelasikan
dengan radiasi sinar matahari.

c. Atmometer Black Bellani


Atmometer ini terbuat dari porselin yang mempunyai permukaan
datar berpori dan berwarna hitam, berdiameter 7,5 cm. Permukaannya
dihadapkan ke angkasa dalam posisi horisontal. Pembacaan yang
didapatkan dari atmometer Black Bellani merupakan evaporasi laten
yang dinyatakan dalam cm3 kehilangan air per hari atau dalam
mm/hari. Karena kondisi permukaannya sangat berbeda dengan
permukaan air bebas atau permukaan tanah yang ditutup oleh tanaman,
maka angka-angka yang diperoleh dari alat ini hanya dapat dipakai
untuk maksud-maksud korelasi.

2) PANCI EVAPORASI (EVAPORATION PAN) Panci evaporasi dibuat


untuk meniru kondisi evaporasi permukaan air bebas. Panci evaporasi ini
dapat dipasang dalam tiga posisi, yaitu:
a. Di permukaan tanah: dalam hal ini ada dua panci yang sangat
dianjurkan untuk digunakan yaitu, U.S. Weather Bureau Class A Pan
(dari AS) dan G.G.I. 3000 pan dari Uni Sovyet (USSR)

b. Di dalam tanah: Panci pengukuran jenis ini dikemukakan oleh


Colorado Sunken Pan.

c. Mengambang diatas air:


Pada jenis panci ini, diperlukan perlengkapan di sekeliling panci
untuk mencegah percikan air danau masuk ke dalam panci. Penggunaan
panci ini dimaksudkan untuk meniru kondisi yang sebenarnya, tapi dalam
kenyataannya masih mempunyai perbedaan dengan tubuh air yang besar
(danau, waduk, dsb), karena:
Daya penyimpanan panas pada danau berbeda dengan panci.
Pada panci tidak ada gelombang, oleh karenanya turbulensi udara di
atas air panci lebih kecil dari di danau atau waduk.
Ada pertukaran panas antara panci dengan atmosfer, tanah dan air di
sekelilingnya.
Karena luas permukaan air di dalam panci sangat kecil, pengaruh suhu
dan kelembaban udara tidak dapat sama dengan permukaan yang luas,
seperti danau dan waduk (efek oase).

o Tambahan:

National Weather Service Class A type.Installed on a wooden


platform in a grassy location.Filled with water to within 2.5 inches of
the top. Evaporation rate is measured by manual readings or with an
analog output evaporation gauge .

"US class A" pan is used to measure the rate of evaporation. A


hook gauge is used to measure the water level inside the pan and A cup
anemometer is placed beside the pan to measure the surface wind
movement over it.
Untuk mengestimasi besarnya evaporasi dapat dilakukan dengan cara:
Budget Air (Water Budget Method): Cara ini didasarkan neraca air
(water balance) dalam DAS.
Selisih air yang masuk dan keluar das hanya dapat dianalisis dengan
cara:
- perubahan penampungan (storage change)

Persamaan penampungan (storeage equation) yang digunakan adalah


E = P + I U O S
dimana :
E = evapotranspirasi
P = curah hujan
I = aliran permukaan yang masuk
U = aliran air tanah yang masuk/keluar
O = aliran permukaan yang keluar
S = perubahan penampungan
-selisih aliran tanah yang masuk & keluar
- evaporasi dan transpirasi
Budget Energi (Energy Budget Method): Cara ini memasukkan
semua sumber dan kehilangan energi termal dan evaporasi sebagai
variabel yang dicari sertaMemerlukan insrumentasi dan pengembangan
yang intensif
Rumus Empiris (Empirical Formulae): Rumus-rumus didasarkan atas
korelasi antara evaporasi dan faktor meteorology.Rumus-rumus tsb
al:THORNTHWAITE, BLANEY-CRIDDLE, PENMAN, TURC-
LANGBEIN-WUNDT.
Energy balanced approach atauPendekatan Keseimbangan Energi;
- H = E0 + K + A + S
- Radiasi gelombang pendek yg melewati atmosfer Ra,diteruskan ke bumi Rc,
- Rc = Ra(a + b.n/D)
- RI = Rc(1-r)
- Energi yang tersisa H = RI-Rb
e. Infiltrasi dan Perkolasi

f. Hidrograf

g. Erosi dan Sedimentasi

h. Lengkung Massa dan Lengkung Pengosongan

i. Penelusuran Banjir

2. DATA HUJAN HARIAN MAKSIMUM TAHUNAN

3. UJI KONSISTENSI DATA HUJAN

4. MENGHITUNG CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM TAHUNAN


WILAYAH DENGAN METODE TINGGI RATA-RATA ALJABAR
DAN POLIGON THIESSEN

5. MENGHITUNG CURAH HUJAN RANCANGAN

6. MENGHITUNG DEBIT BANJIR RENCANA DENGAN METODE


RASIONAL DAN INTENSITAS CURAH HUJAN DENGAN METODE
MONONOBE

7. MENGHITUNG DEBIT BANJIR RANCANGAN DENGAN METODE


HIDROGRAF SATUAN SINTETIK NAKAYASU

8. PENGUKURAN DEBIT SUNGAI

9. PERSAMAAN LENGKUNG DEBIT (RATING CURVE) DALAM


BENTUK Q = aHb

10. ANALISIS HASIL PERHITUNGAN

Anda mungkin juga menyukai