Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air)
dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Evaporasi dapat pula diartikan sebagai proses difusi uap
air ke atmosfer dari permukaan air yang terbuka bebas.
Kelembaban udara adalah kandungan uap air yang ada di dalam udara. Jumlah
air yang ada dalam udara ini sebenarnya hanya sebagian kecil dari seluruh atmosfer.
4. Kecepatan Angin
Angin merupakan udara yang bergerak. Pergerakan angin disebabkan oleh
beberapa hal. Salah satunya karena bumi berputar atau berotasi. Udara juga bergerak
karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya.
INFILTRASI
Infiltrasi adalah aliran air yang masuk ke tanah melalui permukaan tanah itu sendiri, yang kemudian
mengalir ke pinggir dan menjadi aliran perantara menuju mata air, danau, dan sungai atau secara vertikal
dikenal dengan penyaringan menuju air tanah. Laju dari aliran air ini dinyatakan di dalam satuan
milimeter per jam (mm/jam).
Debit ( Discharge ) atau besarnya aliran sungai ( Stream Flow ) adalah volume aliran yang mengalir
melalui suatu penampang melintang sungai persatuan waktu.
HIDROLOGI (LIMPASAN)
Limpasan permukaan adalah aliran air yang mengalir di atas permukaan karena penuhnya kapasitas
infiltrasi tanah. Limpasan ini terjadi apabila intensitas hujan yang jatuh di suatu DAS melebihi kapasitas
infiltrasi, setelah laju infiltrasi terpenuhi maka air akan mengisi cekungan-cekungan pada permukaan
tanah. Limpasan terdiri dari air yang berasal dari tiga sumber, yaitu aliran permukaan, aliran antara dan
aliran air tanah.
A. Tipe Sungai
Sungai adalah massa air tawar yang mengalir secara almiah mengikuti alur suatu lembah
yang akhirnya bermuara di danau atau laut. Sungai-sungai di permukaan bumi ini sangat banyak
sekali dan apat dikategorikan berdasarkan kriteria tertentu.
➢ Menurut sumber airnya, sungai dibagi menjadi berikut:
➢ Menurut kestabilan kondisi airnya, sungai dibedakan menjadi sungai perenial, intermitten
dan ephemeral.
1. Sungai perenial adalah sungai yang kondisi airnya stabil alias permanen. Sungai ini selalu
punya air yang cukup walaupun sedang kemarau. Sungai ini banyak terdapat di Papua,
Kalimantan dan Sumatera.
2. Sungai intermitten atau episodik adalah sungai yang airnya hanya ada pada musim
penghujan dan saat kemarau menghilang. Di gurun pasir dikenal sebagai wadi.
3. Sungai ephemeral adalah sungai yang sama dengan intermitten hanya berair pada saat musim
hujan namun ketikamusim huan debit airnya tidak sebesar yang diperkirakan contohnya di
Nusa Tenggara.
➢ Menurut proses geologinya sundai dibedakan menjadi berikut:
1. Sungai Influent, yaitu sungai yang memasok air tanah.
2. Sungai effluent, merupakan sungai yang alirannya berasal dari air ranah.
3. Sungai intermittent, merupakan sungai yang terputus dan hanya ada saat musim hujan tiba
(musiman).
➢ Menurut arah alirannya terhadap struktur batuan, tipe sungai dibedakan menjadi:
1. Sungai konsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya mengikuti kemiringan batuan.
2. Sungai subsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya sejajar dengan lapisan batuan.
3. Sungai obsekuen, yaitu sungai yanga rah alirannya berlawanan dengan kemiringan lapisan
batuan.
4. Sungai resekuen, yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan sungai konsekuen dan arah
alirannya masuk ke sungai subsekuen.
5. Sungai insekuen, yaitu sungai yang arah alirannya miring terhadap sungai konsekuen.
Hubungan Hujan-Limpasan
Hujan yang jatuh di suatu DAS akan berubah menjadi aliran di sungai. Dengan demikian terdapat suatu
hubungan antara hujan dan debit aliran, yang tergantung pada karakteristik DAS. Stasiun pengukuran
hujan bisa cukup banyak di suatu DAS, dan pengukuran juga dapat dilakukan dalam waktu yang panjang.
Sementara itu pengukuran debit biasanya lebih sedikit daripada pengukuran hujan, baik dalam hal jumlah
stasiun maupun waktu pengukuran. Dengan demikian jumlah data hujan biasanya jauh lebih banyak
daripada data debit. Untuk itu perlu dicari bentuk persamaan debit aliran sebagai fungsi curah hujan,
berdasarkan kedua jenis data yang tercatat dalam waktu bersamaan.
Bentuk umum dari hubungan antara hujan dan limpasan adalah:
Q = b (P – Pa)
Keterangan:
Q = kedalaman limpasan
Pa = kedalaman hujan di bawah nilai tersebut tidak terjadi limpasan
b = kemiringan garis.
B. Konsentrasi Aliran
Waktu konsentrasi (tc) adalah waktu yang diperlukan oleh partikel air untuk mengalir dari titik terjauh di
dalam daerah tangkapan sampai titik yang ditinjau. Waktu konsentrasi bergantung pada karakteristik
daerah tangkapan, tata guna lahan, jarak lintasan air dari titik terjauh sampai stasiun yang ditinjau.
Konsentrasi aliran di suatu DAS dapat dibedakan menjadi tiga tipe tanggapan DAS. Tipe pertama terjadi
apabila durasi hujan efektif tr sama dengan waktu konsentrasi tc (tr = tc).
Tipe kedua terjadi apabila durasi hujan efektif lebih lama dari waktu konsentrasi (tr > tc).
Tipe ketiga terjadi apabila durasi hujan efektif lebih pendek daripada waktu konsentrasi (tr < tc). Pada
keadaan ini debit aliran di titik kontrol tidak mencapai nilai maksimum. Setelah hujan berhenti, aliran
berkurang sampai akhirnya menjadi nol. Tipe tanggapan DAS seperti ini disebut aliran subkonsentrasi.
Hidrograf Satuan
Hidrograf satuan adalah hidrograf aliran langsung yang dihasilkan oleh satu satuan hujan lebih (rainfall
excess) yang tersebar merata di seluruh DAS dengan intensitas yang tetap selama satu satuan waktu
tertentu. Dalam hidrograf satuan menggunakan beberapa asumsi yang menjadi dasar teori hidrograf
satuan yaitu :
a) hidrograf satuan dihasilkan dari satu satuan hujan lebih dengan intensitas yang tetap dalam satu satuan
waktu tertentu;
b) hidrograf satuan dihasilkan dari hujan lebih yang terdistribusi secara merata di seluruh DAS;
c) waktu dasar hidrograf aliran langsung dihasilkan dari hujan lebih dengan durasi yang konstan;
d) ordinat hidrograf aliran langsung sebanding dengan hujan lebih yang
menimbulkannya; dan
e) karakteristik fisik DAS tidak berubah (Chow et al, 1988).
1. Hujan efektif mempunyai intensitas konstan selama durasi hujan efektif. Untuk
memenuhi anggapan ini maka hujan deras untuk analisis adalah hujan dengan durasi
singkat.
2. Hujan efektif terdistribusi secara merata pada seluruh DAS. Dengan anggapan ini maka
hidrograf satuan tidak berlaku untuk DAS yang sangat luas, karena sulit untuk
mendapatkan hujan merata di seluruh DAS.