Anda di halaman 1dari 43

LIMPASAN

( run off / aliran permukaan


)
Proporsi air hujan menjadi
berbagai bentuk

Bagian hujan yg langsung jatuh di badan


sungai

Lengas Aliran permukaan


tanah
Ketebalan
hujan interflo
detensi
w
Air tanah
interseps
i
waktu
PENGERTIAN
 Aliran permukaan (run off) adalah bagian dari
curah hujan yang mengalir di atas
permukaan tanah menuju ke sungai, danau
dan lautan
 Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah ada
yang langsung masuk ke dalam tanah
disebut infiltrasi
 Sebagian tidak sempat masuk ke dalam
tanah dan mengalir di atas permukaan tanah
ke tempat yang lebih rendah, aliran
permukaan/run off
 Bagian dari air hujan yang telah masuk
ke dalam tanah, terutama pada tanah
yang hampir atau telah jenuh, air
tersebut ke luar ke permukaan tanah
lagi dan lalu mengalir ke bagian yang
lebih rendah, aliran bawah permukaan
(sub surface flow)
Limpasan/aliran permukaan /
Air Larian/surface run off
 Merupakan bagian air hujan yang mengalir di
atas permukaan tanah
 Air yg mengalir dari berbagai lokasi akan
mengalir ke suatu tempat, misal
sungai ,waduk atau laut
 Berlangsung ketika jumlah hujan melampaui
laju infiltrasi air ke dalam tanah
 Besar kecilnya run off merupakan indikator
kesehatan DAS
Aliran Permukaan
Air keluar dr suatu daerah aliran sungai (DAS) dapat
melalui:
1. Aliran permukaan
yi air yg mengalir di atas permukaan tanah.
Bentuk ini yang paling utama menyebabkan
terjadinya erosi.
n Aliran di bawah permukaan
yi air yang masuk ke dalam tanah tetapi tidak
cukup dalam disebabkan adanya lapisan kedap
air. Air ini mengalir di bawah permukaan tanah ke
dalam aliran sungai. Air ini jernih.
Aliran Permukaan (surface flow)
Adalah bagian dari air hujan yang
mengalir dalam bentuk lapisan tipis di
atas permukaan tanah. Aliran
permukaan disebut juga aliran langsung
(direct runoff).Aliran permukaan dapat
terkonsentrasi menuju sungai dalam
waktu singkat,sehingga aliran
permukaan merupakan penyebab utama
terjadinya banjir
Aliran antara (interflow)

Adalah aliran dalam arah lateral


yang terjadi di bawah permukaan
tanah.Aliran antara terdiri dari
gerakan air dan lengas tanah secara
lateral menuju elevasi yang lebih
rendah
Welcome to the Critical Zone
Denudation
Erosion and
weathering control
the extent of
critical zone
development

Weathering front
advance
Critical zone
architecture influences
Sediment sediment sources,
hydrology, water
Water, solutes chemistry and ecology
and nutrients
Oregon Coast Range- Coos Bay

soil
weathered Channel head
rock
water flow path
5m
fracture
zone 5m
Anderson et al., 1997, WRR.
bedding Montgomery et al., 1997, WRR
Torres et al., 1998, WRR
Karakteristik limpasan
 Karakteristik yang paling penting dari
limpasan adalah: debit puncak, total
volume limpasan, dan frekuensi aliran
puncak.
 Debit puncak (peak flow) adalah aliran
maksimum sebagai akibat dari hujan
sangat deras (badai).
Debit puncak
 Untuk hujan yang jatuh, aliran puncak yang
dihasilkan menentukan ukuran struktur drainase.
 Puncak aliran tergantung pada karakteristik curah
hujan, ukuran DAS dan fitur lainnya.
 Total volume limpasan sama dengan daerah di
bawah hidrograf. Hal ini dapat diukur dalam meter
kubik atau, kaki kubik atau jika dibagi dengan
luas daerah aliran sungai dalam mm atau inci.
Debit sungai
Disumbang dari :
 Air hujan yg jatuh langsung di atas
permukaan saluran (intersepsi saluran
(channel interception)
 Aliran permukaan (surface run off)

 Aliran bawah permukaan (subsurface flow)


yaitu bagian dari curah hujan yang
terinfiltrasi kemudian mengalir dan
bergabung dengan aliran debit
Faktor2 yg mempengaruhi

• Elemen meteorologi
 Jenis Presipitasi : hujan , salju atau Es
 Intensitas hujan : terjadi jika intensitas
hujan > kapasitas infiltrasi
 Lamanya/durasi hujan
 Distribusi hujan dalam DAS
 Elemen DAS
 Penggunaan lahan (land use)
 Luas DAS

 Topografi

 Kondisi tanah
Lama Hujan
• Hujan dengan waktu yang singkat
tidak banyak menghasilkan air
larian
• Pada hujan dengan intensitas yang
sama dengan waktu yang lebih
lama akan menghasilkan air larian
yang lebih besar
Intensitas Hujan
 Intensitas hujan akan berpengaruh
pada laju dan volume air larian
 Dengan jumlah hujan yang sama,
intensitas hujan lebih tinggi akan
menghasilkan volume air larian lebih
besar
 Hujan dengan intensitas tinggi dapat
menurunkan infiltrasi akibat kerusakan
srtuktur tanah permukaan (pemadatan)
Penyebaran Hujan
 Umumnya laju dan volume air larian
besar jika seluruh DAS ikut berperan.
Artinya laju dan volume Air larian
terbesar dicapai jika curah hujan
merata di seluruh DAS
Faktor DAS
 Jika hujan turun di seluruh areal DAS,
semakin besar ukuran DAS akan semakin
besar volume air larian
 Volume dan laju air larian pada bentuk
DAS memanjang dan sempit lebih kecil
dibanding bentuk melebar, meskipun luas
DAS sama
 Untuk hujan yang sama semakin tinggi
kerapatan aliran DAS smk tinggi laju aliran
permukaan
Aliran antara (interflow)

Adalah aliran dalam arah lateral yang


terjadi di bawah permukaan tanah.Aliran
antara terdiri dari gerakan air dan lengas
tanah secara lateral menuju elevasi yang
lebih rendah
HIDROGRAF
• Merupakan diagram/grafik yg
menggambarkan variasi debit atau ketinggian
muka air sungai menurut waktu
• Gambar hidrograf dapat menunjukkan
gambaran karakteristik DAS
• Jika karakteristik DAS berubah maka bentuk
hidrograf juga berubah
Contoh hidrograf
Diagram dapat juga antara
ketinggian air sungai dengan
waktu
Jika antara tinggi muka air
dengan debit dinamakan “rating
200 cueve”
Debit 150 Bentuk2 hidrograf
m3/dtk
100
50

5 10 15 20 25 30
Waktu (jam)
Streamflow hydrograph Direct runoff

• Graph of stream
discharge as a function
of time at a given Baseflow
location on the stream
Perennial river

Ephemeral river Snow-fed River


Faktor DAS
 Disamping karakteristik spasial dan temporal
dari curah hujan, karakteristik DAS juga
berperan penting pada hidrograf
 Faktor DAS yang mempengaruhi antara lain :
luas, bentuk, kelerengan, kepadatan aliran,
panjang aliran,
BASIN EFFECTS
Flow in cfs

Time in hours
RUN OFF DAN EROSI
Mengapa Erosi terjadi?
Ini sangat tergantung pada daya
kesetimbangan antara air hujan (atau
limpasan) dengan tanah.
Air hujan dan runoff befungsi sebagai
transport. Jika tenaga yang berlaku pada tanah
> daripada resistansi tanah, maka partikel
tanah akan terlepas dan terbawa oleh aliran.
Upaya pencegahan yang mungkin dilakukan
adalah menghindarkan pukulan butir air hujan
mengenai langsung tanah.
Butir hujan dengan
kecepatan tinggi

Butir hujan mengenai


tanah yang tidak
terlindung

Aliran dengan membawa material tanah


Tetesan air hujan
Air hujan biasanya berdiameter 2-5 mm.
Semakin besar butirannya, semakin cepat
jatuhnya. Tetesan paling besar mampu memukul
tanah dengan kecepatan 30 km per jam.

Saat butiran memukul tanah yang tidak


terlindung, terdapat transfer energi secara
langsung ke tanah. Energi ini menghancurkan
ikatan antar partikel tanah kemudian
melemparkan partikel tersebut hingga sejauh
150 mm lebih dari titik pukul.
Penggerusan (Scouring)
Air yang mengalir di atas tanah mempunyai potensi
untuk mengeruk/menggerus material dari permukaan
tanah yang dilewatinya.
Semakin cepat aliran air semakin besar potensi
penggerusannya.
Tanah clay loam dapat digerus oleh aliran air dengan
kecepatan 800mm/detik lebih sedangkan tanah
berpasir akan tergerus pada kecepatan 
400mm/detik.
Kecepatan dua kali lipatnya akan meningkatkan
potensi penggerusan hingga 16 kali.
Transport
Aliran air akan membawa partikel tanah yang sudah
terlepas.
Semakin kecil partikelnya semakin mudah terbawa.
Peningkatan kecepatan aliran hingga dua kali lipat akan
meningkatkan kapasitas transport hingga 32 kali.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI EROSI

E =  (i, r, v, t, m)
E = Erosi i = iklim t = sifat tanah
v = vegetasi r = topografi m = manusia
IKLIM
Kekuatan dispersi
Hujan : Besarnya curah hujan
Jumlah dan kecepatan
Intensitas aliran permukaan
Distribusi hujan Kerusakan erosi

Besarnya curah hujan: volume air yang jatuh pada


suatu areal tertentu. Satuan m3/m2 atau biasanya
dalam tinggi air (mm).
Intensitas curah hujan: besarnya curah hujan yang
jatuh dalam waktu singkat (5, 10, 15 atau 30 menit).
Satuan mm/jam
Intensitas hujan
Kohnke dan Bertrand (1959) Indonesia

Intensitas hujan Klasifikasi Intensitas (mm/jam) Klasifikasi


(mm/jam)
0–5 Sangat rendah
< 6,25 Rendah 6 – 10 Rendah
(gerimis)
11 – 25 Sedang
6,25 – 12,5 Sedang
26 – 50 Agak tinggi
12,5 – 50 Lebat 51 – 75 Tinggi
> 50 Sangat lebat > 75 Sangat tinggi
Intensitas hujan terhadap aliran permukaan
Belum tentu intensitas hujan tinggi  timbul aliran permukaan

Ada pengaruh waktu/lama hujan Hujan Lebih

Hujan lebih
• Lamanya < 1 jam  jika jumlah air yang jatuh > 20 mm
• Lamanya > 1 jam, berlaku rumus: (U.S. Weather Bureau)

0,20  0,01 T
I x 1500 mm/jam
T
T = Lamanya hujan (menit)
Butir-butir hujan
Ukuran butir: Diameter 1- Hubungan Intensitas dengan
4 mm, Tropis (rata-rata 4 Diameter (Laws and Parson, 1944)
mm). Max 7 mm Intensitas hujan Diameter median
(mm/jam) butir-butir (mm)
Ukuran butir hujan di
tropis > di daerah beriklim 0,25 0,75 – 1,00
sedang. 1,25 1,00 – 1,25
Ada korelasi antara 2,5 1,25 – 1,50
ukuran butir hujan dengan
12,5 1,75 – 2,00
intensitas (Tabel)
25 2,00 – 2,25
50 2,25 – 2,50
100 2,75 – 3,00
150 3,00 – 3,25
Kecepatan jatuh butir-butir hujan
Dipengaruhi oleh: Gravitasi, Tahanan udara, dan
Angin
Gravitasi bekerja secara seragam terhadap semua butir
dari berbagai ukuran, tetapi Tahanan udara per satuan
massa air semakin besar dengan semakin kecilnya butir.
Butir makin kecil, makin besar permukaan jenisnya.
Pemukaan jenis: luas permukaan per satuan massa.
Laju kecepatan jatuh semakin  dengan semakin besarnya
butir.
Butir hujan yang kecil, Kecepatan jatuh berbagai
permukaannya hampir ukuran butir hujan
menyerupai bola sehingga setelah jatuh 20 meter
tegangan permukaannya (Laws, 1941)
besar. Ukuran butir Kecepatan
(mm) jatuh (m/dt)
Sedangkan butir besar
1,25 4,85
berbentuk agak gepeng
1,50 5,51
dengan permukaan bawah
2,00 6,58
yang datar sehingga
3,00 8,06
tahanan udara lebih besar
4,00 8,86
dan tegangan
5,00 9,25
permukaannya lemah,
akibatnya mudah pecah 6,00 9,30

oleh tekanan udara.


Energi kinetik hujan dan Indeks
Erosivitas Hujan

Penyebab pokok dalam penghancuran agregat tanah


Interaksi energi-intensitas / Indeks Erosivitas Hujan (EI30)
(Weiscmeier dan Smith, 1958):
Energi kinetik hujan: Interaksi energi-intensitas:
E = 210 + 89 log I EI30 = E (I30 . 10-2)
E = energi kinetik
EI30 = Interaksi energi-
(metrik ton meter/ha/cm
hujan) intensitas
I = intensitas hujan E = energi kinetik (ton m/ha)
(cm/jam) I30 = intensitas maks.30 menit
(cm/jam)
Rumus EI30 tersebut hanya untuk data dari penakar hujan otomatis.
Karena terbatas, maka dibuat persamaan lain dengan penakar hujan
biasa.

Bols (1978)
Lenvain (1975)
EI30 = 6,119 (RAIN)1,21 (DAYS)-0,47 (MAXP)0,53
EI30 = 2,34 R1,98
EI30 = Indeks erosi hujan bulanan
R = Curah hujan tahunan
RAIN = CH rata-rata bulanan (cm)
DAYS = Jumlah hari hujan rata-rata per
bulan
MAXP = CH maks. selama 24 jam pd bulan
ybs.
EI30 tahunan = Jumlah EI30 bulanan
TOPOGRAFI

KEMIRINGAN LERENG
Dinyatakan dalam derajat atau persen

10 m
Kemiringan 10%
100 m

Kecuraman lereng 100% = 45 

Anda mungkin juga menyukai