Anda di halaman 1dari 24

DEBIT AIR

SUNGAI
WINANDA NATHANIA
2110115220001
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNGG MANGKURAT
PENGERTIAN DEBIT SUNGAI

Debit adalah volume air yang mengalir per satuan waktu. Waktu konsentrasi adalah waktu yang
diperlukan limpasan air hujan dari titik terjauh menuju titik kontrol yang ditinjau. Debit aliran
merupakan laju aliran dalam bentuk volume air yang melewati suatu penampang melintang
sungai per satuan waktu. Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting
bagi pengelola sumber air, karena mengingat kebutuhan air oleh masyarakat tergantung dari
jumlah ketersediaan air pada suatu DAS terutama pada musim kemarau. Debit adalah satuan
besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan adalah meter kubir
per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume Debit aliran”adalah jumlah air
yang_mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah
Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang”digunakan adalah meter kubik per detik (m3/s). Debit aliran adalah
laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang”melewati suatu penampang melintang sungai per satuan
waktu
PROSES TERJADINYA DEBIT ALIRAN SUNGAI

1) Aliran permukaan atas: Bagian aliran yang melintas di atas permukaan tanah menuju
saluran sungai. Atau disebut aliran permukaan di atas lahan

2) Aliran permukaan Bawah Permukaan: Aliran permukaan ini merupakan sebagian dari
aliran permukaan yang disebabkan oleh bagian presipitasi yang berinfiltrasi ke tanah
permukaan dan bergerak secara lateral melalui horizon-horizon tanah bagian atas
menuju sungai

3) Aliran Permukaan Langsung: Bagian aliran permukaan memasuki sungai secara


langsung setelah curah hujan. Aliran ini sama dengan kehilangan presipitasi atau hujan
efektif
SIFAT – SIFAT DEBIT SUNGAI

Karakteristik debit aliran pada suatu DAS sangat dipengaruhi oleh faktor curah hujan
dan juga sifat fisik dari DAS tersebut. Kondisi fisik DAS yang sangat berperan penting
terhadap karakteristik DAS adalah faktor tanah dan vegetasi pada wilayah DAS
sehingga apabila terjadi perubahan pada kedua faktor tersebut maka berubah pula
karakteristik debit pada DAS tersebut. Dengan demikian informasi tentang bagaimana
kondisi karakteristik debit pada suatu DAS dapat menjelaskan sejauh mana kondisi fisik
DAS yang bersangkutan. Selain itu informasi tentang kondisi debit pada suatu DAS
sangat diperlukan untuk mengetahui potensi sumberdaya air pada di suatu wilayah
DAS sehingga perencanaan pengelolaan air dapat berlangsung dengan efektif
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DEBIT SUNGAI

Hujan Topografi

intensitas hujan dan lamanya hujan terutama bentuk dan kemiringan lereng
sangat mempengaruhi besarnya mempengaruhi lama waktu mengalirnya
infiltrasi, aliran air tanah dan aliran air hujan melalui permukaan tanah ke
permukaan tanah. Lama waktu hujan sungai dan intensitas banjirnya. Daerah
sangat penting dalam hubungannya permukaan yang miring akan
dengan lama waktu pengaliran air hujan menyebabkan aliran permukaan yang
menuju ke sungai deras dan besar bila dibandingkan
dengan daerah yang agak datar.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DEBIT SUNGAI
Keadaan tumbuh-tumbuhan
Geologi

akan mempengaruhi besarnya karakteristik geologi terutama jenis dan


intersepsi, transpirasi, infiltrasi, dan struktur tanah sangat mempengaruhi
perkolasi. Makin banyak pohon akan bentuk dan kepadatan drainase, sedangkan
menyebabkan makin banyaknya air karakteristik tanah mempengaruhi
yang lenyap, baik melalui kapasitas infiltrasi dan perkolasi. Kepadatan
evapotranspirasi maupun melalui drainase yang rendah menunjukkan secara
infiltrasi sehingga akan mengurangi run relatif pengaliran melalui permukaan tanah
off yang dapat mempengaruhi debit yang panjang menuju sungai, kehilangan air
sungai yang besar sehingga meningkat air sungai
menjadi lambat.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DEBIT SUNGAI

Manusia
dengan pembuatan bangunan - bangunan pembukaan tanah pertanian,
urbanisasi dapat merubah keadaan sifat Daerah Aliran Sungai. Hutan
mempunyai kapasitas infiltrasi yang besar, dan kapasitas peresapan yang
lebih besar dibandingkan dengan kawasan-kawasan di luarnya. Oleh karena
itu pada saat terjadi hujan, aliran permukaan kecil sebagai akibat daya
infiltrasi yang besar sehingga debit air juga menjadi kecil pada saat terjadi
hujan, dengan demikian kemungkinan terjadinya banjir kecil
MACAM – MACAM DEBIT SUNGAI
1. Sungai Permanen
Jenis-jenis sungai berdasarkan debit airnya yang pertama adalah sungai permanen. Sungai
permanen adalah sebuah sungai yang memiliki debit air cenderung tetap selama sepanjang tahun.
Meskipun musim berubah, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan debit airnya tidak
berubah banyak. Beberapa contoh sungai permanen adalah Sungai Musi, Sungai Mahakam, dan
Sungai Kapuas.

2. Sungai Periodik
Berbeda dengan sungai permanen, sungai periodik ini mengalami perbuahan debit air. Pada
saat musim hujan biasanya debit air menjadi lebih tinggi. Begitu pula sebaliknya, pada saat musim
kemarau debit air menjadi lebih sedikit. Sungai jenis ini banyak ditemukan di Pulau Jawa sebagai
akibat karena banyaknya DAS sungai di Pulau Jawa yang dijadikan area pertanian. Contoh sungai
periodik adalah Sungai Bengawan Solo dan Sungai Ponorogo.
MACAM – MACAM DEBIT SUNGAI

3. Sungai Episodik
Sungai episodik hampir mirip dengan sungai periodik. Sungai episodik juga
mengalami perubahan debit air. Yang berbeda adalah sungai ini akan sangat kering
jika musim kemarau telah tiba. Sungai ini biasa ditemukan di daerah dengan musim
kemarau lebih panjang dibandingkan musim penghujannya.

4. Sungai Ephemeral

Sungai ini merupakan sungai yang memiliki jumlah air sedikit ketika musim
penghujan.
PERALATAN DAN PENGUKURAN DEBIT SUNGAI
Pengukuran debit dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung. Pengukuran
debit secara langsung adalah pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan peralatan berupa
alat pengukur arus (current meter), pelampung, zat warna, dll. Debit hasil pengukuran dapat
dihitung segera setelah pengukuran selesai dilakukan. Pengukuran debit secara tidak langsung
adalah pengukuran debit yang dilakukan dengan menggunakan rumus hidrolika misal rumus
Manning atau Chezy. Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur parameter hidraulis sungai
yaitu luas penampang melintang sungai, keliling basah, dan kemiringan garis energi. Garis energi
diperoleh dari bekas banjir yang teramati di tebing sungai. Untuk pos duga air yang sudah
dilengkapi dengan pelskal khusus garis energi dapat dibaca dari peilskal khusus tersebut. Pada
modul ini hanya dibahas pengukuran debit secara langsung dengan menggunakan pelampung dan
current meter
PENGUKURAN DEBIT AIR
SUNGAI
1) Pengukuran penampang melintang sungai

Besarnya aliran tiap waktu atau disebut dengan debit, akan tergantung padaluas tampang aliran dan kecepatan aliran
rerata. Pendekatan nilai debit dapatdilakukan dengan cara mengukur tampang aliran dan mengukur kecepatan
alirantersebut. Cara ini merupakan prosedur umum dalam pengukuran debit sungai secaralangsung. Penjelasan lebih lanjut
pengukuran penampang sungai diberikan pada Modul Pengukuran Topografi.

2) Pengukuran tinggi muka air


Pengukuran luas tampang aliran dilakukan
dengan mengukur tinggi muka airdan penampang
melintang alur sungai. Untuk mendapatkan hasil
yang lebih teliti, pengukurantinggi muka air dapat
dilakukan pada beberapa titik pada sepanjang
tampang aliran. Jika pengukuran debit dilakukan
pada lokasi yang terdapat stasiun pengukur tinggi
muka air manual (papan duga air) atau otomatis
(AWLR), maka tinggi muka air dapat dibaca dari
stasiun AWLR tersebut.
3) Pengukuran kecepatan arus

Pengukuran kecepatan aliran dilakukan dengan alat ukur kecepatan arus.Ada beberapa cara untuk
mengukur kecepatan arus, dinataranya dengan menggunakan pelampung, dan dengan current meter.

4) Mengukur kecepatan arus dengan pelampung

Pengukuran kecepatan aliran dengan menggunakan pelampung dapatdilakukan apabila dikehendaki


besaran kecepatan aliran dengan tingkat ketelitian yangrelatif rendah. Cara ini masih dapat digunakan untuk
praktek dalam keadaan:

a. untuk memperoleh gambaran kasar tentang kecepatan aliran,

b. karena kondisi sungai yang sangat sulit diukur, misal dalam keadaan banjir,sehingga
dapat membahayakan petugas pengukur.
Cara pengukuran adalah dengan prinsip mencari besarnya waktu yangdiperlukan untuk bergeraknya pelampung pada
sepanjang jarak tertentu. Selanjutnya kecepatan rerata arus didekati dengan nilai panjang jarak tersebut dibagi dengan
waktu tempuhnya. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Tetapkan satu titik pada salah satu sisi sungai, misal ditandai dengan patok kayuatau pohon dan satu titik yang lain di
seberang sungai yang jika dihubungkan duatitik tersebut akan berupa garis tegak lurus arah aliran.

b. Tentukan jarak L, misal 20 meter dan garis yang dibuat pada langkah pertama danbuat garis yang sama (tegak lurus
aliran) pada titik L trsebut.

c. Hanyutkan pelampung (dapat berupa sembarang benda yang dapat terapung,misal bola ping-pong, gabus, kayu dll.)
pada tempat di hulu garis pertama, padasaat melewati garis pertama tekan tombol stopwatch dan ikuti terus
pelampungtersebut. Untuk mengurangi pengaruh angin, maka pelampung dapat diberi pemberat. Gambar 3-4
memperlihatkan beberapa contoh pelampung. Pada saat pelampung melewati garis kedua stopwatch ditekan
kembali,sehingga akan didapat waktu aliran pelampung yang diperlukan, yaitu T.

d. Kecepatan arus dapat dihitung dengan L/T (m/s). Perlu mendapat perhatian bahwa carapada permukaan, sehingga
untuk memperoleh kecepatan rerata pada penampangsungai hasil hitungan perlu dikoreksi dengan koefisien antara
0,85-0,95. Selain itu pengukuran dengan cara ini harus dilakukan beberapa kali mengingat distribusi kecepatan
permukaan tidak merata.. Dianjurkan paling tidak pengukuran dilakukan 3kali, kemudian hasilnya dirata-rata.
5) Pengukuran kecepatan arus dengan Currentmeter
Alat ini paling umum digunakan karena dapat
menghasilkan ketelitian yangcukup baik. Prinsip kerja alat
ukurini adalah dengan mencari hubungan antarakecepatan
aliran dan kecepatan putaran baling-baling current meter
tersebut. Umumnya hubungan tersebut dinyatakan dalam
bentuk sebagai berikut:

V = an + b
dengan:
V = kecepatan aliran,
n = jumlah putaran tiap waktu tertentu,
a,b = tetapan yang ditentukan dengan kalibrasi alat di
laboratorium.
Alat ini ada dua macam, yaitu currentmeter dengan sumbu mendatar dan dengan sumbu tegak seperti
terlihat pada Gambar 3-5 dan Gambar 3-6. Bagian-bagian alat ini terdiri dari:
 
a. baling-baling sebagai sensor terhadap kecepatan, terbuat dari streamline stylingyang dilengkapi dengan
propeler, generator, sirip pengarah dan kabel-kabel.
 
b. contact box, merupakan bagian pengubah putaran menjadi signal elektrik yangberupa suara atau
gerakan jarum pada kotak monitor berskala, kadang juga dalambentuk digital,
 
c. head phone yang digunakan untuk mengetahui jumlah putaran baling-baling(dengan suara “klik”),
kadang bagian ini diganti dengan monitor box yang memilikijendela penunjuk kecepatan aliran secara
langsung.

d. pemberat, yang digunakan untuk menahan alat supaya tidak terbawa arus. Pemberat ini sangat
penting untuk pengukuran arus sungai pada saat terjadi banjir besar. Ukuran pemberat ini bervariasi
tergantung besar-kecilnya debit sungai yang diukur.
Pengukuran kecepatan arus dengan currentmeter dapat Dengan alat ini dapat dilakukan pengukuran pada
dilakukan dengan beberapa cara, seperti terlihat pada
beberapa titik dalam suatupenampang aliran. Dalam
yaitu :
praktek digunakan untuk pengukuran kecepatan
 
aliranrerata pada satu vertikal dalam suatu tampang
a. merawas, untuk sungai-sungai kecil dan dangkal
aliran tertentu. Mengingat bahwadistribusi kecepatan
b. melalui jembatan
aliran secara vertikal tidak merata, maka pengukuran
c. menggunakan perahu perahu
dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut
d. menggunakan kereta gantung
ini.
1) Pengukuran pada satu titik yang umumnya dilakukan jika kedalaman aliran kurangdan 1 meter. Alat
ditempatkan pada kedalaman 0,6 h diukur dari muka air.
 
2) Pengukuran pada beberapa titik, dilakukan pada kedalaman 0,2 h dan 0,8 h diukurdari muka air. Kecepatan
rerata dihitung sebagai berikut:

V=0,5(V0,2 +V0,8)
 
3) Pengukuran dengan tiga titik dilakukan pada kedalaman 0,2 H, 0,6 h dan jugapada 0,8 h. Hasilnya dirata-
ratakan dengan rumus:
 

V = 1/ 3(V0,2+V0,6+V0,8) 4)
Perhitungan/Estimasi Debit Sungai
Hitungan debit aliran untuk seluruh luas tampang adalah merupakan penjumlahan dari debit setiap pias
tampang aliran. Dalam hitungan dilakukan dengan anggapan kecepatan rata-rata satu pias yang dibatasi oleh
garis pertengahan antara dua garis vertikal yang diukur.

1. Mengukur dan memantau debit air sungai.

Pengukuran debit menggunakan sensor encoder


dengan menerapkan alat bantu berupa kincir air. Kincir
air yang digunakan yaitu tipe Overshot Water Wheel. Air
dari atas akan mengalir ke bawah dan membentur wheel
bucket ketika roda berada dibagian atas dan gaya yang
dihasilkan bersumber dari berat air pada bucket
sehingga kincir dapat berputar. Kincir tersebut
dihubungkan dengan piringan encoder. Jika piringan
encoder berputar maka sensor akan menghasilkan pulsa.
Sensor encoder terdiri dari rangkaian optocoupler (LED
infra merah sebagai transmitter dan phototransistor
sebagai receiver)
Prinsip kerja optocoupler, yaitu jika antara LED infra merah dengan
photodiode terdapat penghalang berupa piringan encoder maka
photodiode akan off sehingga keluaran kolektor akan berlogika high
(1), sedangkan jika antara LED infra merah dengan photodiode tidak
terdapat penghalang berupa piringan encoder maka photodiode akan
on/ konduksi sehingga keluaran akan berlogika low (0). Pulsa yang
dihasilkan akan dikonversikan ke satuan debit. Kalibrasi sensor
dilakukan dengan cara melakukan pengukuran debit secara manual
menggunakan gelas ukur dannstopwatch, menggunakan rumus
persamaan (1).
Q = V/t
Keterangan:
Gambar 1. Rangakaian Optocoupler Q = debit (L/detik atau m3/detik)
V = volume fluida (Liter atau m3)
T = waktu
2. Mengukur dan memantau ketinggian air sungai. Metode yang digunakan untuk mengukur ketinggian air
yaitu prinsip tekanan hidrostatik. Besar gaya tekan zat cair terhadap luas penampang bejana disebut
tekanan hidrostatik seperti yang ditunjukkan oleh Gambar. 2.

Persamaan (2) merupakan rumus secara matematis tekanan hidrostatik.


P= ρ.g.h
Keterangan:
P = tekanan hidrostatik (Pa atau N/m2)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2 atau 10
m/s2) h = tinggi atau kedalaman zat cair dari permukaan (m)

Berdasarkan persamaan (2) maka dapat disimpulkan bahwa tekanan hidrostatik


dipengaruhi oleh massa jenis, gravitasi dan ketinggian/kedalaman zat cair. Semua titik jika
memiliki kedalaman yang sama maka tekanan hidrostatiknya akan sama walaupun bentuk
bidang datarnya berbeda. Pengukuran ketinggian air pada sistem ini menggunakan sensor
tekanan.
Prinsip kerja sensor tekanan MPX5100DP berdasarkan efek piezoresistive. Efek piezoresistive adalah perubahan resistansi pada suatu
material diakibatkan oleh deformasi atau gaya secara mekanik sesuai dengan persamaan (3).

R = ρ (L / A)
Keterangan:
R = Resistansi (Ω)
ρ = Tahanan jenis kawat (Ωm)
L = Panjang kawat (m)
A = Luas penampang (m2)
 
3. Menyimpan data secara otomatis pada basis data dan menampilkan data pada HMI dalam bentuk grafik yang dinamakan hidrograf.
 
4. Mendeteksi potensi banjir, jika terjadi perubahan kondisi (Siaga I – Siaga IV) maka sistem akan mengirimkan notifikasi status siaga melalui
surel dan sms secara otomatis kepada pihak bersangkutan, jika telah status sungai Siaga I maka buzzer akan aktif. (Rustika et al., 2018)
 
Menghitung besar debit aliran, maka digunakan_persamaan sebagai berikut :

Q=AxV
Keterangan :
A = Luas penampang_saluran
V = Kecepatan aliran Kecepatan Aliran
Laju dan volume debit sungai
Laju dan volume debit sungai dipengaruhi oleh penyebaran dan intensitas curah hujan di DAS

Mamasa. Umumnya laju volume terbesar debit terjadi ketika seluruh DAS Mamasa turut berperan.

Hujan turun merata di seluruh wilayah DAS Mamasa. Debit sungai dapat berubah- ubah tergantung

pada dua keadaan, yaitu pertama adanya curah hujan, dan kedua adanya evapotranspirasi. Debit

dapat berubah jika adanya presipitasi (curah hujan) dan terjadinya evapotranspirasi dari badan air,

tanah, dan tanaman. Debit sungai tidak pernah konstan namun selalu berubah menurut iklim dan

keadaan biofisik DAS. Termasuk sistem penggunaan lahan bagian hulu dan jenis penutupan lahan

lainnya
POTENSI DEBIT SUNGAI
Analisis Debit Andalan Debit adalah merupakan debit minimum sungai kemungkinan debit dapat
dipenuhi ditetapkan 80%, sehingga kemingkinan debit sungai lebih rendah dari debit andalan sebesar
20%. Debit andalan adalah besarnya debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air dengan resiko
kegagalan yang telah diperhitungkan (Soemarto 1999). Debit andalan dihitung berdasarkan debit (Q)
rerata bulanan yang telah diurutkan dari kecil ke besar. Setelah di dapat data ketersediaan air bulanan
pada tahun tertentu dilanjutkan dengan menentukan debit andalan menggunakan metode bulan dasar
perencanaan dan probabilitas dari masing-masing data dihitung dengan persamaan Weibull (Limantara
2010).
 

 Dimana Q adalah debit yang terjadi dengan tingkat kepercayaan 80% (probabilitas), m adalah nomor
urut data debit dan n adalah jumlah total (Jiwa Osly et al., 2019)data debit. Dengan demikian pengertian
debit andalan 80% adalah berdasarkan pada nilai debit yang mendekati atau sama dengan nilai
probabilitas (P) 80%
DAMPAK DAN MANFAATNYA DEBIT SUNGAI
Data debit atau aliran sungai merupakan informasi paling penting bagi pengelolaan sumberdaya
air. Debit puncak (banjir) diperlukan untuk merancang bangunan pengendali banjir, sedangkan data
debit aliran kecil diperlukan untuk perencanaan alokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai macam
keperluan, terurama pada musim kemarau panjang. Debit aliran rata-rata tahunan dapat memberikan
gambaran potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai DAS.
Dengan mengetahui debit aliran kita dapat menentuhkan debit andalan dalam pembuatan irigasi dan
drainase. Debit andalan sangat berpengaruh dalam pembuatan irigasi dan drainase karena debit
andalan merupakan debit maksimum yang dapat digunakan untuk irigasi. Apabila kita tidak
mengetahui debi andalan aliran irigasi maka kita tidak dapat mengoptimalkan pemakaian air.

Debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur permukaan air
sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan pengertian yang lain debit atau aliran sungai
adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per
satuan waktu. Debit air sungai dapat dimanfaatkann dalam pembuatan PAM, saluran irigasi bahkan
pembangkit listrik tenaga air.

Anda mungkin juga menyukai