Anda di halaman 1dari 6

21

KORELASI ANTARA DEBIT ALIRAN DAN SEDIMEN MELAYANG (SUPENDED


LOAD) DI SUNGAI DATA’ KABUPATEN PINRANG

Correlation between Flowing and Floating Sediment (Suspended Load) in Data’ River
Pinrang District
1*
Zulfikar Ali Ahmad, 1Muh. Nathan, 1Syamsul Arifin Lias
1
Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin
*
Corresponding email; fikarkler@gmail.com

ABSTRACT PENDAHULUAN

The hydrological process that occurs in a Proses hidrologi yang terjadi pada suatu
watershed is related to erosion process, Daerah Aliran Sungai (DAS) berkaitan
sediment transport and downstream dengan terjadinya erosi, transpor sedimen, dan
deposition. Land use changes and watershed deposisi di bagian hilir. Perubahan tata guna
management practices will also affect erosion lahan dan praktek pengelolaan DAS juga akan
and sedimentation. The purpose of this study mempengaruhi terjadinya erosi dan
was to determine the magnitude of flowrate, sedimentasi, Tanah dan air merupakan
suspended load concentration (suspended sumberdaya alam utama yang mempunyai
load), and floating sediment discharge and pengaruh besar terhadap kehidupan manusia.
correlation of floated sediment discharge and Kebutuhan manusia akan sumberdaya alam
flowrate at the Data’ River. Measuring river tersebut akan meningkat seiring dengan
characteristics is done by measuring river perkembangan jumlah penduduk yang terus
water flow and river slope. Sediment bertambah, sedangkan persediaan
collection floated with EWI (equal with sumberdaya alam semakin terbatas. Keadaan
incerentment) method. Laboratory analysis dua hal yang saling bertentangan tersebut
was carried out by calculating the amount of akan meningkatkan tekanan manusia atas
flow discharge, sediment concentration, and sumberdaya alam secara berlebihan dan
sediment discharge. The results showed the cenderung merusak, sehingga akan
lowest amount of flow discharge occurred on menurunkan kualitas sumberdaya alam yang
17/12/2016 with a value of 0.271 m3/s with a ada.
floating sediment concentration of 17.167 mg Permasalahan dalam tata air
/ L, and the sediment discharge floated at (hidrologi) dalam DAS meliputi banjir-
0.402 tons/day. The correlation between flow kekeringan, sedimentasi, kualitas air, dan
discharge and floating sediment discharge muka air tanah. Sedimen merupakan hasil dari
using a sccatter diagram shows that the pengangkutan dan pengendapan material
determination value R2 is 0.9754 with the tanah yang berasal dari proses erosi. Erosi
equation y = 0.1x + 0.4355. tinggi yang terjadi di Sub DAS Data’
mengkibatkan tingginya volume sedimen
Keywords: floated sediment, flow discharge, pada Sungai Data’ khususnya pada bagian
Data’ River hilir sungai. Hal ini sangat berakibat pada
pendangkalan sungai sehingga mempengaruhi
fungsi sungai sebagai media transportasi
khususnya pada irigasi dan mata pencaharian
masyarakat di sepanjang aliran sungai.

Jurnal Ecosolum Volume 2, Nomor 1, Tahun 2019 , ISSN ONLINE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
22

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu mengukur sudut azimuth posisi pelampung
adanya perhatian dari berbagai pihak terkait melalui penampang hulu dan penampang hilir
pada sedimentasi dan pola penyebaran (pada saat itu juga mencatat waktunya), dan
sedimen dalam profil sungai. terakhir mencatat tinggi muka air pada akhir
Tujuan penelitian ini meliputi: a) pengukuran. Lalu dilakukan pengukuran
Untuk mengetahui besarnya debit aliran, karakteristik sungai dengan mengukur debit
konsentrasi sedimen melayang (suspended air sungai dan kemiringan sungai.
load), dan debit sedimen melayang di Sungai Kemudian dilakukan pengambilan
Data’: b) Untuk mengetahui korelasi debit sedimen melayang metode Equal with
sedimen melayang dan debit aliran pada Incerentment (EWI) dilaksanakan dengan
Sungai Data’. cara: pada suatu penampang melintang dibagi
sejumlah jalur vertikal dibuat sama,
METODOLOGI Pengukuran angkutan sedimen melayang pada
setiap jalur vertikal dilakukan dengan cara
Penelitian dilakukan pada bulan Desember integrasi kedalaman serta menggerakkan alat
2016 sampai bulan Februari 2017 di Sungai ukurnya turun ataupun naik dengan kecepatan
Data’ Kecamatan Duampanua, Kabupaten yang sama untuk semua jalur vertikal, Volume
Pinrang dan Laboratorium Fisika Tanah dan yang diperoleh akan sebanding dengan besar
Laboratorium Kimia Tanah Jurusan Ilmu aliran pada tiap bagian penampang melintang,
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sehingga sejumlah sampel dari setiap jalur
Hasanuddin. Adapun alat dan bahan yang vertikal dapat ditampung di dalam satu botol
digunakan antara lain Peta kerja (skala sampel. Semua data yang telah
1:35,000), botol air (± 500 ml), GPS (Global terkumpul diolah di laboratorium, meliputi
Positioning System), Stopwatch, meteran, pengolahan data konsentrasi sedimen,
Mistar (30cm), pelampung. kecepatan aliran, debit air, debit sedimen
Penelitian ini diawali dengan melayang, dan uji korelasi scatter, lihat
melakukan persiapan dengan studi pustaka, Gambar 1.
penentuan titik pengambilan sampel air,
penentuan banyaknya sampel air yang
diamati, pengumpulan alat dan bahan untuk
pengambilan sampel di lapangan. Lalu
dilakukan survei lapang dengan mengamati,
mengukur, mengumpulkan data, serta
pengambilan sampel.
Proses pengumpulan sampel,
dilakukan proses pengukuran profil
penampang basah, kecepatan aliran, dan debit
aliran sungai. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan pelampung dengan melakukan
pembacaan tinggi muka air pada poros duga
air awal pengukuran, meletakkan alat
penyipat ruang di tengah-tengah antara
penampang hulu dan hilir, mengukur jarak
antara penampung hulu dan penampang hilir,
Selanjutnya, melepaskan pelampung kira-kira
5-10 meter di hulu penampang hulu, Gambar 1. Diagram Alur Penelitian

Jurnal Ecosolum Volume 2, Nomor 1, Tahun 2019 , ISSN ONLINE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
23

HASIL DAN PEMBAHASAN Penumpukan sedimen yang semakin tinggi


berpotensi mengurangi kapasitas tampung
Debit Aliran, Konsentrasi Sedimen sungai terhadap air hujan yang berintensitas
Melayang, dan Debit Sedimen Melayang besar terutama saat musim hujan. Bila kondisi
Aliran per Detik ini dibiarkan, maka dapat menyebabkan
Sebanyak 90 sampel air yang telah diambil terjadinya banjir pada waktu musim hujan
selama 2 bulan dengan selang 2 hari dalam pada bagian hilir.
sekali pengambilan telah terestimasi jumlah Curah hujan dapat mempengaruhi
debit aliran dan sedimen melayang. Hal ini konsentrasi sedimen (Cs) dan debit sedimen
dapat terlihat pada tabel 2, jumlah debit aliran (Qs) walaupun tidak secara langsung. Curah
selama 2 bulan relatif berbeda. Curah hujan hujan merupan faktor yang mempengaruhi
dengan intensitas bervariasi akan aliran air (run off) dan erosi tanah di dalam
mempengaruhi laju sedimentasi di sungai. sebuah DAS ataupun Sub DAS. Pada saat
Dari data pada tabel 2 menunjukkan angka berlangsungnya hujan, energi kinetik hujan
terendah terjadi pada tanggal 17/12/2016 yang jatuh dan terdispersi oleh tanah, partikel-
dengan nilai debit aliran sebesar 0,271 m3/s, partikel tanah akan terlepas dan terangkut
konsentrasi sedimen melayang sebesar 17,167 bersama aliran air (limpasan) menuju tempat
mg/L, dan debit sedimen melayang sebesar yang lebih rendah dan/atau ke sungai lalu
0,005 kg/s. Sedangkan yang tertinggi, itu diteruskan ke laut. Energi kinetik hujan
terjadi pada tanggal 24/01/2017 dengan nilai ditentukan salah satunya adalah diameter
debit aliran sebesar 3,276 m3/s, konsentrasi butiran hujan. makin besar diameter butiran
sedimen melayang sebesar 109,467 mg/L, dan hujan, maka makin besar pula potensi dalam
debit sedimen melayang sebesar 0,359 kg/s. penghancuran partikel tanah. Menurut Asdak
Rata-rata debit aliran selama dua bulan adalah (2002), selain intensitas dan lama waktu
1,101 m3/s, konsentrasi sedimen sebesar hujan, informasi tentang kecepatan jatuhnya
52,481 mg/L, dan debit sedimen melayang hujan juga penting dalam proses erosi dan
sebesar 0,077 kg/s (Gambar 2). sedimentasi.
Koesnandar dan Sigit (2007)
mengatakan bahwa jika nilai konsentrasi
sedimen melayang berada pada nilai 0-100
mg/L maka kondisi tersebut masih dalam
keadaan baik dan 100-250 mg/L adalah
sedang.
Selama penelitian ini berlangsung
nilai konsentrasi sedimen melayang dominan
berada pada angka di bawah 100 mg/L. Hanya
nilai tertinggi yang berada di atas angka 100 Gambar 2. Korelasi debit aliran dan debit
mg/L adalah terjadi pada tanggal 24/01/2017 sedimen dalam hitungan detik.
dengan nilai 109,467 mg/L dan pada tanggal
09/02/2017 dengan nilai 101,2 mg/L.
Soemarto (1993) mengatakan bahwa
penumpukan sedimen dalam jumlah besar di
dasar sungai umumnya menyebabkan debit
sungai akan menurun. Namun permukaan
tebing sungai yang tidak rata (bergelombang)
membuat debit sungai tetap konstan.

Jurnal Ecosolum Volume 2, Nomor 1, Tahun 2019 , ISSN ONLINE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
24

Debit Aliran, Konsentrasi Sedimen sedikit sekali interaksinya dengan dasar


Melayang, dan Debit Sedimen Melayang sungai, Karena selalu disorong ke atas oleh
Aliran Harian turbulensi aliran. Hal ini berkaitan dengan
pendapat Hardwinarto (1996), karakteristik
Hasil penelitian menunjukkan angka terendah muatan sedimen melayang memiliki keeratan
terjadi pada tanggal 17/12/2016 dengan nilai hubungan dengan massa endapan yang
debit aliran sebesar 0,271 m3/s, konsentrasi terangkut secara melayang (tersuspensi), dan
sedimen melayang sebesar 17,167 mg/L, dan jumlah angkutan muatan melayang terutama
debit sedimen melayang sebesar 0,402 tergantung pada ketersediaan ukuran partikel-
ton/hari. Sedangkan yang tertinggi, itu terjadi partikel halus dari bahan endapan.
pada tanggal 24/01/2017 dengan nilai debit Selanjutnya, dinyatakan bahwa pada saat
aliran sebesar 3,276 m3/s, konsentrasi sedimen tertentu, massa muatan yang tersuspensi di
melayang sebesar 109,467 mg/L, dan debit saluran sungai tergantung pada jumlah bahan
sedimen melayang sebesar 30,986 ton/hari. yang tercuci oleh limpasan permukaan,
Rata-rata debit aliran selama dua bulan suspensi ini merupakan mekanisme angkutan
penelitian (Desember 2016 – Februari 2017) utama di dalam saluran-saluran sungai, dan
adalah 1,101 m3/s, konsentrasi sedimen prediksi hasil-hasil endapan sering didasarkan
melayang sebesar 52,481 mg/L, dan debit hanya pada data tentang sedimen melayang.
sedimen melayang sebesar 6,652 ton/hari
(Gambar 3).
Sedimentasi (muatan sedimen maupun
penampakan di lapangan) dapat digunakan
sebagai salah satu indikator kesehatan DAS
dari aspek tata air. Linsey et. al (1989) dalam
Salwati (2004) mengatakan bahwa produksi
sedimen tahunan rata-rata dari suatu daerah
aliran sungai tergantung dari banyak faktor Gambar 3. Korelasi debit aliran dan debit
sepert iklim, jenis tanah, tat guna lahan, sedimen dalam hitungan harian
topografi, dan manajemen air. Faktor lain
yang mempengaruhi besarnya laju sedimen
dalam suatu daerah aliran sungai adalah Korelasi Debit Aliran dan Sedimen
morfologi sungai, tingkat kekasaran sungai, Melayang
dan kemiringan sungai. Bahan-bahan sedimen
yang terangkut oleh aliran sungai akan Berdasarkan data Gambar 2 dan 3 terlihat
terpisah berdasarkan ukurannya. bahan-bahan hasil korelasi antara debit aliran dan debit
sedimen yang berat akan terendapkan ke dasar sedimen melayang menggunakan diagram
sungai dan akan diendapkan pada jarak yang sccatter menunjukkan bahwa nilai
2
relatif dekat, sedangkan bahan-bahan yang determinasi R adalah 0,9754 dengan
lebih halus akan diendapkan pada jarak yang persamaan y =0.1x + 0.4355, sehingga nilai R
paling jauh pada kecepatan aliran yang sama. = 0,98. hal ini menunjukkan tingkat korelasi
Sehubungan dengan proses pengangkutan antar kedua variabel memiliki hubungan yang
sedimen tersebut, muatan sedimen melayang sangat erat, sebab nilai determinasi (R)
dapat dipandang sebagai material dasar sungai mendekati angka +1. Hal ini sesuai dengan
(bed material) yang melayang di dalam aliran pernyataan Ariyanto (2010) yang menyatakan
sungai terutama terdiri dari butiran-butiran bahwa semakin besar volume debit, jumlah
halus senantiasa didukung oleh air dan hanya sedimen yang tersuspensi dalam aliran debit

Jurnal Ecosolum Volume 2, Nomor 1, Tahun 2019 , ISSN ONLINE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
25

sungai tersebut menjadi semakin besar. juga dapat mencegah terjadinya banjir dan
Keadaan suspensi sangat dipengaruhi oleh kemudian menjadi kelihatan logis bahwa
fisik suatu DAS ataupun Sub DAS. Daerah hilangnya areal hutan akan mengakibatkan
aliran sungai yang mempunyai bentuk lahan terjadinya kekeringan dan bahkan akan dapat
terbuka pada umumnya akan memberikan mengubah daerah yang sebelumnya tampak
sumbangan suspensi yang relatif lebih besar hijau dan subur menjadi daerah seperti padang
dari daerah aliran sungai yang terdiri atas pasir (desertification) (Reinnamah, 2010).
lahan-lahan tertutup, misalnya hutan.
Pada penelitian kali ini yang dilakukan KESIMPULAN
di Sungai Data’ Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang, kondisi lahan terlihat Jumlah terendah debit aliran terjadi pada
relatif tertutup. Pengolahan lahan di bagian tanggal 17/12/2016 dengan nilai 0,271 m3/s
hulu tergolong belum ada, sebab pada bagian dengan konsentrasi sedimen melayang
hulu masih didominasi oleh hutan. Sedangkan sebesar 17,167 mg/L, dan debit sedimen
pada bagian hilir, penggunaan lahan melayang sebesar 0,402 ton/hari. Selanjutnya,
didominasi oleh lahan persawahan. Hal ini jumlah terbesar debit aliran terjadi pada
yang menyebabkan jumlah sedimen yang tanggal 24/01/2017 3,276 m3/s dengan
masuk ke dalam sungai relatif masih dalam konsentrasi sedimen melayang sebesar
ambang toleransi meskipun nilai tertinggi 109,467 mg/L, dan debit sedimen melayang
terjadi pada tanggal 09/02/2017 dengan nilai sebesar 30,986 ton/hari.
debit sedimen sebesar 30,986 ton/hari. Korelasi antara debit aliran dan debit
Dengan kondisi tekstur tanah lempung sedimen melayang menggunakan diagram
berdebu, ini mempunyai komposisi yang sccatter menunjukkan bahwa nilai
2
imbang antara fraksi kasar dan fraksi halus, determinasi R adalah 0,9754 dengan
dan lempung sering dianggap sebagai tekstur persamaan y =0.1x + 0.4355. Dalam hal ini
yang optimal untuk pertanian (Foth, 1994). menunjukkan korelasi yang kuat, sebab nilai
Pada umumnya, persoalan sumberdaya determinasi (R) mendekati angka +1. Artinya,
air berkaitan dengan waktu dan penyebaran semakin besar debit aliran, maka nilai debit
aliran air. Sehingga, pengelolaan vegetasi di sedimen melayang juga semakin besar.
daerah hulu adalah hal yang paling efektif Demikian juga sebaliknya, semakin kecil nilai
untuk menurunkan aliran sedimen yang debit aliran, maka nilai debit sedimen
masuk ke dalam sungai. Dengan demikian, melayang juga ikut kecil.
harus ada kegiatan yang mendukung
kelangsungan pemanfaatan sungai yang
berkelanjutan. Pengelolaan vegetasi, telah DAFTAR PUSTAKA
lama dipercaya dapat mempengaruhi waktu
dan penyebaran aliran air. Beberapa pengelola Ariyanto, A.F. 2010. Pengaruh perubahan
DAS bahkan beranggapan bahwa hutan dapat penutup lahan terhadap debit aliran
dipandang sebagai pengatur aliran permukaan di Sub DAS Keduang
air (streamflow regulator), artinya bahwa Kabupaten Wonogiri. Diakses
hutan dapat menyimpan air selama musim padahttp://e-prints.uns.ac.id. Tanggal
hujan dan melepaskannya pada musim 10 Maret 2017.
kemarau. Konsekuensi logis dari anggapan
seperti itu adalah bahwa keberadaan hutan Asdak,Chay, 2002, Hidrologi Dan
dapat menghidupkan mata-mata air yang telah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai,
lama tidak mengalirkan air, keberadaan hutan Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.

Jurnal Ecosolum Volume 2, Nomor 1, Tahun 2019 , ISSN ONLINE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
26

Republik Indonesia, 2012, Peraturan


Chow, Ven Te, 1959, Open Channel Pemerintah RI No. 37 Tahun 2012
Hydraulics, Mc. Graw-Hill Civil Tentang Pengelolaan Daerah Aliran
Engineering Series, New York, USA. Sungai, Lembaran Negara RI Tahun
2012 No. 62, Menkumham, Jakarta
Chow VT, editor. 1964. Handbook of Applied
Hydrology. New York: Mc Graw Hill Salwati. 2004. Kajian Dampak Perubahan
Inc. Penggunaan Lahan Terhadap Respon
Hidrologi Sub DAS Cilalawi DAS
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Citarum, Jawa Barat Menggunakan
Pengelolaan Sumber Daya dan Model AGNPS [tesis]. Bogor: Program
Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Yogjakarta: Kanisius.
Shaw, J. H. 1985. Introduction to Wildlife
Foth, H. D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Management. Mc Graw-Hill Book
Edisi 6. Adisoemarto S. Jakarta: Company.
Erlangga.Terjemahan dari:
Fundamental of Soil Science. Soemarto,CD, 1993, Hidrologi Teknik,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hardwinarto, S. 1996. Water Quality
Observation at Karang Mumus Soewarno, 1991,”Hidrologi Pengukuran dan
Watershed in Samarinda, East Pengolahan Data Aliran Sungai
Kalimantan. GFG-Refort No. 13 (Hidrometri)”, Penerbit Nova,
Indonesian-Germany Forestry Bandung.
Project (IGFP). Samarinda
Soewarno, 2000,”Hidrologi Operasional Jilid
Koesnandar, R.T. dan H. Sigit, 2007. Kajian Kesatu”, Penerbit PT. Aditya Bakti,
Degradasi Lahan dan Air di Daerah Bandung.
Aliran Sungai Sengata, Kalimantan
Timur. Diakses dari Jurnal fakultas Suhartanto E. 2001. Optimalisasi pengelolaan
Kehutanan.repository.ac.id. Tanggal10 DAS di sub daerah aliran sungai
Maret 2017. cidanau Kabupaten Serang Provinsi
Banten menggunakan model hidrologi
Poerbandono. 2003. Sediment transport ANSWERS. Makalah Falsafah sains.
measurements and modeling in the Bogor (ID): Program Pasacasarjana
Meldorf Bight tidal channels, German IPB.
North Sea Coast. Dissertation. Christian
Albrechts- Universitatzu Kiel, 151pp. Sudarmadji. Suyono. 1997. Hidrologi
Dasar. Program Pascasarjana UGM,
Reinnamah, Yohanes. 2009. Pengaruh Yogyakarta
sedimentasi terhadap tingkat
kelulushidupan vegetasi yang terdapat
di sekitar daerah aliran sungai(DAS)
Oesapa Kecil. Kupang: Fakultas
Perikanan UKAW.

Jurnal Ecosolum Volume 2, Nomor 1, Tahun 2019 , ISSN ONLINE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923

Anda mungkin juga menyukai