PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam yang tak akan habis namun akan
hilang kualitasnya jika tidak dilestarikan, sehingga perlunya pelestarian
namun air juga dapat mendatangkan masalah bagi manusia. Air adalah sumber
daya alam yang dapat terbarukan dan dapat dijumpai dimana – mana,
meskipun secara kuantitas maupun kualitas masih terbatas keberadaan
maupun ketersediaannya baik ditinjau secara geografis maupun menurut
musim. Oleh sebab itu, peningkatan penggunaannya akan mengakibatkan
intervensi manusia terhadap sumberdaya air makin besar (Effendi Efni, 2013).
Debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh
alat ukur pemukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau
dengan pengertian yang lain debit atau aliran sungai adalah laju aliran air
(dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai
per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam
satuan meter kubik per detik ( /dt).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari curah hujan dan hasil air,
ketiga DAS Mikro merupakan daerah yang potensial untuk menjadi sumber
air untuk memenuhi kebutuhan air irigasi maupun air rumah tangga. Semakin
tinggi proporsi luas penutupan hutan dan semakin baik kualitas
penutupannya, semakin baik hasil air dan semakin tinggi pula potensi
pemanfaatannya.
Aidi Finawan (2011). Dengan judul penelitian “PENGUKURAN
DEBIT AIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51”. Penelitian ini
bertujuan menghasilkan sebuah alat ukur kecepatan aliran air dengan
tampilan LCD dalam satuan m/detik. Pengujian sistem dilakukan dengan
dua metode, yaitu dengan menggunakan peralatan ukur yang telah dibuat
dan juga dengan menggunakan aliran gabus pada jarak 5 meter sebagai
pembanding besaran ukur. Pengujian peralatan ukur dilakukan pada tiga
lokasi saluran irigasi di kawasan Aceh Utara. Titik pengukuran yang
dilakukan antara lain pada saluran irigasi Desa Bale Raya Bayu, Desa
Meunasah Mesjid Bayu, dan Desa Alu Lim Simpang Keramat. Metode
penelitiannya dengan Implementasi Sistem yaitu Sistem pengukuran
kecepatan aliran air ini dirancang agar dapat digunakan untuk pengukuran
pada sungai atau aliran alur lainnya.Sehingga untuk memudahkan
pengukuran. Sedangkan dengan rangkaian sensor proximity dengan
menggunakan phototransistor untuk mendeteksi putaran baling-baling.
Prinsip kerja phototransistor pada rangkaian sensor tersebut mempunyai
keluaran aktif rendah. Pengujian sistem dilakukan dengan dua metode, yaitu
dengan menggunakan peralatan ukur yang telah dibuat dan juga dengan
menggunakan aliran gabus pada jarak 5 meter sebagai pembanding besaran
ukur. Hasil pengukuran kecepatan aliran air yang diperoleh untuk
mendapatkan besaran debit air (m/det) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 3 dan persamaan 4. Misalnya untuk menghitung debit air pada
pengukuran di saluran irigasi Desa Bale Raya Bayu, maka didapatkan sebesar
640 liter/det, dengan data luas penampang basah adalah 2,56 dan
kecepatan aliran air = 0,25 m/detik.
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam suatu volume
perwaktu. Debit aliran sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur
oleh alat ukur permukaan air. Pengukuran dilakukan setiap hari, atau dengan
pengertian yang lain debit atau aliran sungai adalah laju aliran air (dalam
bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai
persatuan waktu.
1. Aliran tunak (steady flow), terjadi jika kedalaman aliran tidak berubah
atau selalu dalam keadaan konstan pada selang waktu tertentu.
2. Aliran seragam (uniform flow) merupakan aliran dengan kecepatan rata-
rata sepanjang alur aliran adalah sama sepanjang waktu. Aliran dikatakan
seragam, jika kedalaman aliran sama pada setiap penampang saluran.
3. Aliran tak seragam (varied flow) adalah kedalaman dan kecepatan aliran
disepanjang saluran tidak konstan, garis tenaga tidak sejajar dengan garis
muka air dan dasar saluran. Analisis aliran tak seragam biasanya
bertujuan untuk mengetahui profil aliran di sepanjang saluran atau sungai.
1. Aliran Kritis, jika bilangan flaude sama dengan satu (fr = 1) dan gangguan
permukaan misalnya akibat riak yang terjadi akibat batu yang dilempar
kedalam sungai tidak akan bergerak menyebar melawan arus.
2. Aliran Subkritis, jika bilangan flaude lebih kecil dari satu (fr 1). Untuk
aliran subkritis, kedalamannya biasanya lebih besar dan kecepatannya
aliran rendah (semua riak yang timbul dapat melawan arus).
3. Aliran Superkritis, jika bilangan fraude lebih besar dari satu ( fr 1). Untuk
aliran superkritis, kedalaman aliran relatif lebih kecil dan kecepatan relatif
tinggi (segala riak yang ditimbulkan dari segala gangguan adalah
mengikuti arah arus).
Persamaan untuk bilangan fraude yaitu:
Fr = ..................................................................................... (3.1)
√
Dimana:
Fr = bilangan flaude
U = kecepatan aliran (m/detik)
g = kecepatan gravitasi (m/ )
h = kedalaman aliran ( m)
= .........................................(3.2)
dimana :
= kedalaman sungai ke n
= lebar seksi n
= ……............................... ......................(3.3)
dimana :
=lebar sungai ke n
=lebar sungai ke n+1
=kedalaman seksi ke n
Kecepatan aliran v adalah jarak yang ditempuh aliran air pada saluran
dalam satuan waktu. Biasanya kecepatan v dinyatakan dalam satuan m/dt.
Kecepatan aliran pada saluran tidak merata. Kecepatan maksimum aliran
terjadi pada kisaran 0.05 hingga 0.25 kedalamannya. Makin mendekati tepi
saluran maupun dasar saluran, kecepatan aliran akan semakin mengecil.
a. Bentuk penampang.
b. Kekasaran saluran.
c. Adanya tekukan-tekukan.
Gambar 3.4 distribusi kecepatan aliran
A : teoritis
Pengertian debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah
Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan dalam system satuan SI
adalah meter kubik per detik ( / detik). Menurut Asdak (2002), debit aliran
adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai persatuan waktu. Dalam system SI besarnya
debit dinyatakan dalam satuan meter kubik. Debit aliran juga dapat dinyatakan
dalam persamaan Q = A x V, dimana A adalah luas penampang ( ) dan V
adalah kecepatan aliran (m/ detik). Pengertian debit sungai antara lain:
1. Dalam hidrologi, debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai
yang terukur oleh alat ukur permukaan air sungai. Pengukurannya
dilakukan tiap hari, atau dengan pengertian yang lain debit atau aliran
sungai adalah laju aliran sungai (dalam bentuk volume air) yang melewati
suatu penampang melintang sungai persatuan waktu. Dalam sistem satuan
SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik perdetik ( /dt).
2. Menurut Sosrodarsono dan Takeda (2006), debit air sungai adalah laju
aliran air yang melewati suatu penampang melintang dengan persatuan
waktu. Besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik
( /detik).
3. Menurut Harnalin (2010), debit air adalah jumlah air yang mengalir dari
suatu penampang tertentu (sungai/saluran/mata air) persatuan waktu (ltr,
dtk, /dtk, /dtk ). Dengan mengetahui debit air suatu perairan kita
dapat mengetahui jenis organisme apa saja yang hidup disuatu perairan
tersebut. Jika debit air disuatu perairan tinggi maka dapat dipastikan
bahwa organisme yang hidup diperairan tersebut adalah organisme
perenang kuat dan apabila debit suatu.
4. Menurut Soemarto (1987) debit diartikan sebagai volume air yang
mengalir persatuan waktu melewati suatu penampang melintang palung
sungai, pipa, pelimpah, akuifer dan sebagainya. Data debit diperlukan
untuk menentukan volume aliran atau perubahan – perubahannya dalam
suatu sistem das. Data debit diperoleh dengan cara pengukuran debit
langsung dan pengukuran tidak langsung, yaitu dengan menggunakan liku
kalibrasi. Liku kalibrasi (rantting curve) menurut Sri Harto (2000) adalah
hubungan grafis antara tinggi muka air dengan debit. Liku kalibrasi
diperoleh dengan sejumlah pengukuran yang terencana dan
mengkorelasikan dua variabel yaitu tinggi muka air dan debit dapat
dilakukan dengan menghubungkan titik – titik pengukuran dengan garis
lengkung diatas kertas logaritmik.
Q = V.A .............................................................(3.5)
Dimana:
Q = debit ( /detik)
V = kecepatan aliran rata-rata (m/detik)
A = luas penampang basah ( )
Current meter adalah alat untuk mengukur kecepatan aliran
(kecepatan arus). Ada dua tipe current meter yaitu tipe baling-baling
(proppeler type) dan tipe canting (cup type). Oleh karena distribusi
kecepatan aliran disungai tidak sama baik arah vertikal maupun horizontal,
maka pengukuran kecepatan aliran dengan alat ini tidak cukup pada satu
titik.
Q = A x k x U ...................................................(3.6)
Dimana :
Q = debit ( /det)
U = kecepatan pelampung (m/det)
A = luas penampang basah sungai ( )
K = koefisien pelampung
a = kedalaman t
K = 1 – 0,116 (( √ - 0.1
K = koofesien pelampung
kedalaman tangkai ( h) per kedalaman air ( d ) yaitu kedalaman
bagian pelampung yang tenggelam dibagi kedalaman air.
Gambar 3.5 pengukuran dengan pelampung
= ................................(3.7)
dimana :
= kedalaman sungai ke n
= lebar seksi n
b. Menghitung kecepatan:
̅ = ..........................................(3.8)
Dimana:
= kecepatan pada seksi ke n
= kecepatan pada seksi ke n + 1
= ……................................ (3.11)
dimana :
=lebar sungai ke n
=lebar sungai ke n+1
=kedalaman seksi ke n
Q=AV
Dimana :
Q : debit ( m3/dt)
V : kecepatan (m/dt)
a. Rumus Manning
Rumus Manning pada pengaliran disaluran terbuka dan untuk saluran
tertutup (pipa), dapat dirumuskan dalam bentuk:
V= ⁄ . S ⁄ ............................................................(3.14)
Dengan :
V = Kecepatan
R = Jari – jari hidraulik
n = Koefisien kekasaran manning, dan
S = kemiringan dasar saluran
b. Rumus Strickler
V = k . R ⁄ . S ⁄ ........................................................(3.15)
Dengan:
V = Kecepatan
K = Koofesien kekerasan
R = Jari – jari hidraulik
S = kemiringan dasar saluran
0 = k . V2 ................................................................(3.16)
A . L sin .......................................................................(3.18)
Dengan:
⁄ ⁄
V= =C√ .................................................(3.19)
Dengan:
Dengan:
W= rata-rata lebar(m)
D = rata-rata kedalaman(m)
A = konstanta (0,8 untuk dasar perairan berbatu dan berkerikil serta 0,9
untuk dasar perairan berlumpur)
Q = A X V ............................................................................(3.21)
V = Q X t ..............................................................................(3.22)
Untuk mencari waktu adalah:
t = V : Q ................................................................................(3.23)
Keterangan :
Q : debit (m3/detik)
V : Volume
t : Waktu