GEOSPASIAL
INFO
PUBLIKASI
Kejadian banjir Kalimantan Selatan tahun 2021 dampaknya cukup luas, termasuk
Kota Banjarmasin yang juga mengalami banjir terbesar dalam beberapa dekade
terakhir. Banjir yang terjadi di Kota Banjarmasin interval waktu genangannya cukup
lama. Bahkan di saat wilayah-wilayah lain sudah mulai surut, beberapa lokasi di
Banjarmasin masih tergenang selama beberapa hari.
https://ppiig.ulm.ac.id/2021/03/12/deformasi-lahan-kota-banjarmasin/ 1/6
10/27/21, 9:23 AM Deformasi Lahan Kota Banjarmasin – PPIIG ULM
Gambar estimasi area terdampak banjir Kota Banjarmasin per tanggal 20 Januari 2021, berdasarkan
hasil analisis interferometri Citra ESA Sentinel-1 SAR
Beberapa faktor diduga menjadi penyebab lamanya genangan air yang melanda
Kota Banjarmasin. Di antaranya adalah permasalahan pada infrastruktur drainase
kota. Dimana banyak permukiman-permukiman penduduk yang menutup sebagian
saluran-saluran air. Untuk permasalahan yang satu ini, pemerintah Kota
Banjarmasin sudah melakukan tindakan nyata, dengan melakukan berbagai
penertiban bangunan, khususnya di sepanjang sungai dan saluran drainase.
Akan tetapi, kami dari PPIIG ULM memiliki dugaan bahwa ada faktor lain yang juga
ikut memberikan sumbangan terhadap lamanya genangan air di Kota Banjarmasin
pada tahun 2021 ini. Dugaan kami adalah adanya kemungkinan beberapa lokasi di
Kota Banjarmasin yang mengalami penurunan permukaan lahan (land subsidence). Di
samping faktor lain yang sudah disebutkan sebelumnya, yaitu permasalahan pada
saluran-saluran air. Tentu saja, dugaan ini memerlukan pembuktian berupa kajian
langsung.
Tidak mudah untuk mengukur deformasi atau pergerakan permukaan lahan Kota
Banjarmasin. Terutama jika harus diukur secara langsung di lapangan. Mengingat
pada umumnya deformasi lahan hanya memiliki laju sekitar beberapa centimeter
atau bahkan hanya beberapa milimeter per tahun. Kalau pun diukur di lapangan, laju
deformasi lahan harus diukur menggunakan alat ukur elevasi lahan yang memiliki
akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi. Misalnya GPS Geodetik. Dan syarat lainnya
adalah sudah tersedia data elevasi Kota Banjarmasin beberapa tahun sebelumnya,
dengan akurasi dan ketelitian hingga centimeter atau milimeter . Sehingga elevasi
tahun-tahun sebelumnya bisa dibandingkan dengan elevasi saat ini.
Opsi lainnya untuk mengukur deformasi lahan adalah menggunakan teknologi citra
penginderaan jauh. Yaitu menggunakan teknologi citra SAR (Synthetic Aperture
Radar). Dengan menggunakan citra SAR kita dapat mengukur pergerakan
permukaan bumi dengan ketelitian informasi hingga milimeter. Metode yang
digunakan bisa Differential Interferometric SAR (DInSAR) atau Persistent Scatterer
Interferometric SAR (PS-InSAR).
https://ppiig.ulm.ac.id/2021/03/12/deformasi-lahan-kota-banjarmasin/ 2/6
10/27/21, 9:23 AM Deformasi Lahan Kota Banjarmasin – PPIIG ULM
Sebenarnya, sejak tahun 2019 kami sudah beberapa kali mencoba mengukur
PERMOHONAN LISENSI AKADEMIK ESRI ARCGIS DESKTOP
pergerakan permukaan tanah di Kota Banjarmasin menggunakan metode DInSAR
dan Citra Sentinel-1 SAR. Akan tetapi selalu gagal. Hal ini dikarenakan pergerakan
lahan Kota Banjarmasin tidak terjadi secara masif dan tiba-tiba seperti halnya
wilayah yang mengalami gempa bumi. Faktanya, pergerakan lahan Kota Banjarmasin
terjadi secara kontinyu dalam jangka panjang, dan lajunya hanya beberapa
centimeter atau beberapa milimeter per tahun.
Sehingga pergerakan lahan Kota Banjarmasin harus diukur pada jangka panjang,
misalnya satu tahun, atau bahkan lima tahun. Masalahnya adalah pengukuran
pergerakan tanah dalam jangka panjang sulit dilakukan menggunakan metode
DInSAR biasa, dikarenakan rendahnya nilai koherensi citra SAR. Salah satu metode
yang dapat diterapkan untuk mengukur pergerakan lahan dalam jangka panjang
adalah PS-InSAR. Jika DInSAR pada umumnya hanya menggunakan 2 citra SAR
multitemporal, maka PS-InSAR menggunakan banyak citra SAR multitemporal
sekaligus.
Total 32 swath Citra ESA Sentinel-1A SAR dilibatkan dalam analisis PS-InSAR deformasi lahan Kota
Banjarmasin
Pada proses analisis PS-InSAR deformasi lahan Kota Banjarmasin ini kami
menggunakan Citra Sentinel-1A SAR multitemporal dari tanggal perekaman 2
Januari 2020 hingga 8 Januari 2021. Karena Citra Sentinel-1A merekam setiap 12
hari, maka total Citra Sentinel-1A yang kami gunakan adalah 32 swath (descending
orbit). Dengan total kapasitas file lebih dari 128 Giga Bytes. Perlu waktu cukup lama
bagi kami untuk menyelesaikan proses download citra 128 GB dari internet.
https://ppiig.ulm.ac.id/2021/03/12/deformasi-lahan-kota-banjarmasin/ 3/6
10/27/21, 9:23 AM Deformasi Lahan Kota Banjarmasin – PPIIG ULM
Hasil analisis PS-InSAR menunjukkan pergerakan wilayah pada beberapa titik atau
lokasi di Kota Banjarmasin, sebagaimana terlihat pada gambar-gambar di bawah.
Beberapa lokasi mengalami penurunan permukaan lahan (land subsidence), dan
beberapa lokasi mengalami kenaikan permukaan lahan (uplift). Kenaikan permukaan
lahan dapat terjadi karena aktivitas tektonik, aktivitas vulkanik, pengurukan tanah
dalam proses pendirian bangunan, atau dapat juga terjadi karena proses
sedimentasi yang masif. Untuk aktivitas vulkanik jelas tidak ada di Banjarmasin,
sementara aktivitas tektonik Kota Banjarmasin dan Kalimantan pada umumnya
tidak secepat daerah lain seperti Pulau Jawa.
Pada gambar terlihat bahwa penurunan tanah Kota Banjarmasin tercepat adalah
26,7 mm/tahun atau hampir 3 cm/tahun. Memang sepertinya angka ini tidak begitu
besar, dibandingkan dengan penurunan permukaan lahan kota-kota besar di Pulau
Jawa. Akan tetapi, penurunan permukaan lahan yang kecil tetapi terjadi secara
kontinyu dalam jangka panjang juga akan berdampak fatal. Setidaknya beberapa
tahun atau beberapa dekade yang akan datang. Sebagian besar penurunan tanah
https://ppiig.ulm.ac.id/2021/03/12/deformasi-lahan-kota-banjarmasin/ 4/6
10/27/21, 9:23 AM Deformasi Lahan Kota Banjarmasin – PPIIG ULM
Salah satu titik yang menjadi fokus kami di wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur
adalah di sekitar flyover dan Jalan Gatot Subroto. Dimana Jalan Gatot Subroto
adalah salah satu lokasi banjir. Di sekitar flyover dan Jalan Gatot Subroto mengalami
penurunan permukaan tanah pada beberapa titik. Penurunan tanahnya bahkan lebih
dari 10 mm atau 1 cm per tahun. Selain kawasan flyover-Gatot Subroto, beberapa
titik lain juga menjadi fokus perhatian kami, bahkan penurunan tanahnya lebih
cepat. Hanya saja informasinya belum bisa kami publikasikan.
https://ppiig.ulm.ac.id/2021/03/12/deformasi-lahan-kota-banjarmasin/ 5/6
10/27/21, 9:23 AM Deformasi Lahan Kota Banjarmasin – PPIIG ULM
Tentu saja, hasil estimasi deformasi lahan kami ini dapat divalidasi langsung di
PERMOHONAN LISENSI AKADEMIK ESRI ARCGIS DESKTOP
lapangan, dengan alat ukur dan syarat ketersediaan informasi yang sudah kami
sebutkan sebelumnya. Ketika menguji InSAR Time Series pada Citra Radarsat-1 (C-
band SAR sebagaimana Sentinel-1), Ferretti et al. (2007) menyatakan bahwa “The
standard deviation of the error is 0.75 mm in the vertical direction and 0.58 mm in the
horizontal (EW) direction.” Itu artinya akurasi InSAR berada di level sub milimeter, baik
secara horisontal (koordinat lokasi) maupun secara vertikal (elevasi).
Referensi:
Ferretti, A., Savio, G., Barzaghi, R., Borghi, A., Musazzi, S., Novali, F., Prati, C., and
Rocca , F., 2007, Submillimeter Accuracy of InSAR Time Series: Experimental
Validation, IEEE Transactions On Geoscience and Remote Sensing, Vol. 45, No. 5, May
2007.
https://ppiig.ulm.ac.id/2021/03/12/deformasi-lahan-kota-banjarmasin/ 6/6