Anda di halaman 1dari 11

“MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI”

ACARA 1

Dosen Pengampu:

Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si

Asisten Praktikum:

Gunawan Triyono; Nur Afifah

Disusun Oleh :

Kelompok :5

Nama : Izha Tun Nisa Suparno

NIM : 220721600271

Mata Kuliah : Hidrologi

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

DEPARTEMEN GEOGRAFI

2022
1. TUJUAN
1) Mahasiswa mampu mendeliniasi DAS dari Peta Rupa Bumi Indonesia
(RBI) atau Peta Topografi;
2) Mahasiswa mampu mengukur morfometri Daerah Aliran Sungai
(DAS); dan
3) Mahasiswa mampu menentukan pembagian DAS maupun Sub DAS.

2. DASAR TEORI
DAS (drainage basisn) adalah satu kesatuan hidrologi yang terhampar di
sisi kiri dan kanan dari suatu aliran sungai, dimana semua anak sungai yang
terdapat di sebelah kanan dan kiri sungai bermuara ke dalam suatu sungai
induk. DAS menampung air, mendistribusikan air lewat suatu sistem saluran
dari hulu ke hilir, dan berakhir di suatu badan air berupa danau atau laut. DAS
juga merupakan ekosistem, dimana unsur organisme dan lingkungan biofisik
serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat
keseimbangan. DAS dipandang sebagai suatu unit kesatuan wilayah tempat air
hujan berkumpul ke sungai menjadi aliran sungai. Faktor yang mempengaruhi
karakteristik DAS adalah faktor morfometri dan aspek biofisik DAS
(Harisagustinawati, Aswandi, & Sunarti, 2020).
Morfometri DAS merupakan ukuran kuantitatif karakteristik alami DAS
yaitu aspek geomorfologi suatu daerah. Karakteristik ini terkait dengan proses
pengaliran (drainase) air hujan yang jatuh di dalam DAS diantaranya bentuk
DAS, luas DAS, kerapatan sungai (drainase), dan pola aliran. Morfometri DAS
digunakan untuk mengetahui karakteristik DAS. Analisis morfometri
digunakan untuk mengetahui karakteristik DAS, subDAS dan sub-sub DAS
(Harisagustinawati, Aswandi, & Sunarti, 2020).

3. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1) Spidol OHP
2) Benang
3) Penggaris
B. BAHAN
1) Kertas Kalkir
2) Peta RBI 1:25.000
3) Kertas Milimeterblock
4) Plastik mika

4. LANGKAH KERJA
A. Membuat Peta DAS
1) Peta yang digunakan dalam membuat Peta DAS adalah Peta Rupa Bumi
Indonesia (RBI) atau Peta Toporafi;
2) Tentukan titik DAS terlebih dahulu sebagai batas hilir DAS, misalnya
muara sungainpada sungai besar
3) Salinlah alur sungai dari ujung sungai teratas (hulu) hingga hilir sungai
yang telah ditentukan, pada plastik transparan
4) Bedakan penggambaran antara alur sungai bergaris putus dengan alur
sungai bergaris terus
5) Identifikasi igir tertinggi yang mengelilingi alur sungai dan buat
deliniasi DAS-nya.
B. Membuat Pembagian SubDAS
1) SubDAS dapat dibuat berdasarkan peta DAS yang telah diselesaikan
sebelumnya;
2) Tentukan titik outlet subDAS yaitu pada titik pertemuan antara dua atau
lebih alur sungai (percabangan sungai)
3) Bedakan penggambaran antara alur sungai bergaris putus dengan alur
sungai bergaris terus
4) Identifikasi igir tertinggi yang mengelilingi alur sungai dan buat
deliniasi subDAS-nya.
5. DIAGRAM ALIR
Menentukan peta RBI

Menentukan DAS pada peta


RBI

Menyalin DAS pada mika


transparan

Menggambar DAS pada kertas


kalkir

Menggambar DAS pada


milimeter blok

Menentukan morfometri DAS

Luas Panjan Lebar Kemiringan Orde-orde Kerapatan Pola Bentuk


DAS g DAS tingkat sungai aliran DAS
DAS percabangan sungai
6. HASIL PRAKTIKUM
1. Lampiran 9. Gambar DAS pada Kertas Mika

2. Lampiran 10. Gambar DAS pada Milimeterblock

3. Lampiran 11. Gambar DAS pada plastic transparan


7. PEMBAHASAN
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu wilayah daratan yang
menerima air hujan, menyimpan, dan mengalirkannya melalui sungai utama ke
laut/danau. DAS juga dipandang sebagai suatu sistem pengelolaan wilayah
yang mendapat masukan (input) dan selanjutnya menerima penghargaan luaran
(output). DAS memiliki karakteristik spesifik yang dicirikan oleh parameter-
parameter yang berkaitan dengan keadaan morfometri, morfologi, tanah,
geologi, vegetasi, tata guna (penggunaan) lahan, hidrologi, dan
manusia. Karakteristik DAS ini merupakan salah satu unsur utama dalam
pengelolaan DAS seperti perencanaan serta pemantauan dan evaluasi. DAS
juga merupakan nilai kuantitatif dari parameter-parameter yang terkandung
pada suatu daerah aliran sungai (DAS) menjadikan hal ini penting untuk
dilakukan kajian secara mendalam.
Parameter morfometri sebagai salah satu daya pendukung pengelolaan
sumberdaya alam terutama dalam pengeloaan DAS secara terpadu, antara lain
adalah batas dan luas DAS, panjang sungai utama, orde sungai, dan tingkat
kerapatan drainase. Suatu curah hujan tertentu selalu menghasilkan respons
hidrograf aliran tertentu, hal ini disebabkan oleh bentuk-bentuk aliran yang
dipengaruhi oleh faktor morfometri dan meteorologi.
Kajian terpadu mengenai pola distribusi aliran DAS sebagai bentuk dari
respons hidrologi dan karakteristik distribusi pola geomorfologi yang
menyebabkan adanya karakteristik aliran hidrologi. Studi kasus ini dilakukan
pada DAS Ngadas. Kajian karakteristik geomorfologi diketahui dengan
melakukan pengkajian pada peta topografi, dan peta batas DAS. Parameter
yang dikaji berupa karakteristik morfometri DAS seperti bentuk DAS, batas
dan luasan DAS, nisbah percabangannya serta delineasi peta.
(Triono N. d., 2010)
Morfometri DAS digunakan untuk menyatakan secara kuantitatif
keadaan jaringan alur sungai, Morfologi DAS meliputi: 1) Luas DAS, meliputi
area di dalam garis batas antara punggung permukaan bumi yang dapat
memisahkan dan membagi air hujan ke masing-masing DAS. 2) Panjang dan
lebar DAS. Panjang DAS adalah sama dengan jarak datar sepanjang sungai
induk dari muara sungai ke arah hulu, sedangkan lebar DAS adalah
pebandingan antara luas DAS dengan panjang sungai induk. Lebar DAS tidak
ditentukan dengan mengukur secara langsung, tetapi menggunakan rumus
berikut (Seyhan,1977):
W : A/Lb
Keterangan:
W : Lebar DAS (km)
A : Luas DAS (km2 )
Lb : Panjang sungai utama (km)
Kemiringan atau gradien sungai, merupakan perbandingan beda tinggi
antara hulu dengan hilir dan panjang sungai induk. Kemiringan alur sungai
merupakan parameter dimensional yang menggambarkan besarnya penurunan
rerata tiap satuan jarak horizontal tertentu pada saluran sungai utama. Gradien
sungai dapat diperkirakan dengan persamaan:
Su= H85-H10/0,75 . Lb
Keterangan:
Su : Kemiringan alur sungai utama
H85 : Ketinggian titik/elevasi pada jarak 0,85 Lb
H10 : Ketinggian titik/elevasi pada jarak 0,10 Lb
Lb : Panjang sungai utama
Orde dan tingkat percabangan sungai, adalah posisi percabangan alur
sungai didalam. urutannya terhadap induk sungai pada suatu DAS. Orde sungai
dapat ditetapkan dengan metode Horton, Strahler, Shreve, dan Scheidegger.
Metode Strahler lebih mudah dalam penerapannya, dan berdasarkan metode
Strahler, alur sungai paling hulu yang tidak mempunyai cabang disebut dengan
orde pertama (orde 1), pertemuan antara orde pertama disebut orde kedua (ode
2), demikian seterusnya sampai pada sungai utama ditandai dengan nomor orde
yang paling besar.
Jumlah alur sungai suatu orde dapat ditentukan dari angka indeks percabangan
sungai (bifurcation ratio), dengan persamaan berikut:
Rb= Nu/Nu+1

Perhitungan Rb biasanya dilakukan dalam unit Sub DAS atau sub-sub


DAS. Untuk memperoleh nilai Rb dari keseluruhan DAS, maka digunakan
tingkat percabangan Sungai Rerata Tertimbang (Weighted Mean Bifurcation
Ratio / WRb), yang dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

Rb : Nu/Nu+1
R1 : N1 / N2

Keterangan:
Rb : Tingkat percabangan sungai
Nu : Jumlah alur sungai untuk orde ke-u
Nu+1 : Jumlah alur sungai untuk orde ke-(u+1)
Hasil persamaan tersebut dapat menyatakan keadaan sebagai berikut: a)
Rb< 3, alur sungai mempunyai kenaikan muka air banjir dengan cepat,
sedangkan penurunannya berjalan lambat. b) Rb 3 – 5, alur sungai mempunyai
kenaikan dan penurunan muka air banjir tidak terlalu cepat atau tidak terlalu
lambat. c) Rb > 5, alur sungai mempunyai kenaikan muka air banjir dengan
cepat, demikian pula penurunannya akan berjalan dengan cepat.
Kerapatan sungai, adalah suatu angka indeks yang menunjukkan
banyaknya anak sungai di dalam suatu DAS. Kerapatan alur mencerminkan
panjang sungai rerata dalam satu satuan luas tertentu, dan dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut (Seyhan, 1977):

Dd= A/L
Keterangan:
Dd : Kerapatan alur (km)2
L : Total panjang alur (km)
A : Luas DAS (km)2
Bentuk DAS relatif sulit untuk dinyatakan dalam bentuk kuantitatif,
tetapi dapat didekali dengan nisbah kebulatan (cilcularity ratio) menggunakan
rumus sebagai berikut:

Rc : 4.µ.A /(P) 2

Keterangan:
Rc : Nisbah kebulatan
A : Luas DAS (km)2
P : Keliling (perimeter) DAS (km)

8. KESIMPULAN

1. Geografis area DAS Ngadas, terbagi atas 51 SubDAS dan terbentang pada
koordinat -7,8902604, - 112,9044285 dengan luas (12,00 km2 ) dan
keliling DAS Ngadas adalah (17,87km2).
2. Morfometri DAS Ngadas yaitu panjang DAS (4,25 km2); lebar DAS 2,82
km; kemiringan/gradien alur sungai Ngadas 2,13 derajat; Orde jaringan
sungai Ngadas metode Strahler adalah sampai dengan orde ke-4. indeks
percabangan (Rb) orde ke-1 = 2; orde ke-2 = 4, orde ke-3 = 0,444, orde ke-
4 = - kerapatan alur sungai (Dd) = 43,8 (km2) ; rasio pendekatan kebulatan
bentuk DAS (Rc) = 0,00047 (km2).

9. DAFTAR PUSTAKA
Harisagustinawati, H., Aswandi, A., & Sunarti, S. 2020. Karakter DAS
Kambang Berdasarkan Analisis Morfometri dan Aspek Biofisik. Jurnal
Daur Lingkungan, 3(2), 38-41.
Triono, Nur Dia. 2010. Scientific Repository. Jurnal Kajian Hubungan Dan
Karakteristik DAS, 24-27.
Seyhan, Ersin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi, Editor, Soenardi Prawiro
Hadmojo. Yogyakarta: UGM Press.
Lampiran 1. Perhitungan Luas DAS
Diketahui:
N: 181
Skala Peta: 25.000
Ditanya:
Luas DAS : N . (skala peta)2
: 181 . (25.000)2
:
Lampiran 2. Perhitungan Panjang dan Lebar DAS
Lampiran 3. Perhitungan Kemiringan atau Gradien Sungai
Lampiran 4. Perhitungan Orde dan Tingkat Percabangan Sungai
Lampiran 5. Perhitungan Kerapatan Sungai
Lampiran 6. Perhitungan Bentuk DAS
Lampiran 7. Perhitungan Pola Pengaliran Sungai
Lampiran 8. Pola Aliran Sungai
Lampiran 9. Gambar DAS pada Kertas Mika
Lampiran 10. Gambar DAS pada Milimeterblock
Lampiran 11. Gambar DAS pada Plastik Transparan

Anda mungkin juga menyukai