Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342976274

ANALISIS MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MUARI DI


KABUPATEN MANOKWARI SELATAN

Article  in  Jurnal Natural · April 2020


DOI: 10.30862/jn.v16i1

CITATIONS READS

0 4,247

3 authors, including:

Khristian Enggar Oktaviyanti A Lestari


State University of Papua 2 PUBLICATIONS   1 CITATION   
14 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   
SEE PROFILE
SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Hidrologi View project

Hidrologi View project

All content following this page was uploaded by Khristian Enggar on 16 July 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Natural, April 2020. Vol 16. No 1 ISSN:1412 – 1328 38

ANALISIS MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MUARI


DI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN

Khristian Enggar Pamuji1, Oktaviyanti A. Lestari2, Rosalina R. Mirino3


1,2,3
Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIPA UNIPA
Jl. Gunung salju Amban, Manokwari – Kode Pos: 98314
e-mail : 1. oktaviyantiarumlestari@gmail.com
2. k_enggar_p@yahoo.com

ABSTRAK

Morfometri pada DAS merupakan ukuran kuantitatif karakteristik DAS yang terkait dengan aspek
geomorfologi suatu daerah. Morfometri DAS juga digunakan untuk menyatakan keadaan jaringan
alur sungai secara kuantitatif. Keadaan yang dimaksud antara lain meliputi aspek linier, aspek
area dan aspek relief. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik
DAS berdasarkan morfometri di DAS Muari Kabupaten Manokwari Selatan. Metode yang
digunakan didapatkan dari pengolahan citra DEM-SRTM dan dipadukan dengan peta RBI melalui
aplikasi ArcGIS (ArcMap 10.3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa DAS Muari terdiri dari 5
orde sungai dengan luas DAS 78.8 km2 (7880 ha), keliling DAS 44.7 km, kerapatan drainase 2.25,
frekuensi sungai 3.2, tekstur drainase 5.7, rasio lingkaran 0.50, faktor bentuk 3,29, rasio elongasi
2.05 dan rasio relief 0.4. Berdasarkan analisis morfometri, DAS Muari dikategorikan DAS sangat
kecil, memiliki bentuk sungai yang memanjangdan memiliki relief yang tidak curam.

Kata kunci: DAS Muari, Karakteristik DAS, Morfometri Sungai

I. PENDAHULUAN dan anak-anak sungai tersebut berfungsi


untuk menampung, menyimpan dan
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan
suatu wilayah daratan yang merupakan suatu
serta sumber air lainnya. Penyimpanan dan
kesatuan sungai dan anak-anak sungai. DAS
pengaliran air dihimpun dan ditata
berfungsi menampung, menyimpan dan
berdasarkan hukum alam di sekelilingnya
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan
sesuai dengan keseimbangan daerah tersebut.
ke danau atau ke laut secara alami. Batas
DAS dapat terdiri dari sub DAS atau sub-sub
DAS di darat merupakan pemisah topografi
DAS. Sub DAS adalah bagian dari DAS yang
dan batas di laut sampai dengan daerah
menerima air hujan dan mengalirkannya
perairan yang masih terpengaruh aktivitas
melalui anak sungai ke sungai utama dan
daratan (UU RI No 7 Tahun 2004). Menurut
merupakan bagian wilayah dari suatu DAS
(Rahayu dkk, 2009), DAS adalah daerah
yang berupa bentuk satuan daerah tangkapan
tertentu yang bentuk dan sifat alaminya
air. Karakteristik pada DAS dapat dicirikan
merupakan suatu kesatuan dengan sungai dan
oleh parameter yang terdiri atas (Dephutbun,
anak-anak sungai yang melaluinya. Sungai
Jurnal Natural, April 2020. Vol 16. No 1 ISSN:1412 – 1328 39

1998): morfometri DAS (relief DAS, bentuk DAS, kepadatan drainase, gradien
sungai, lebar DAS dan lain-lain), hidrologi bahwa pembangunan di daerah tersebut
DAS (curah hujan, debit dan sedimen), tanah, sedang terjadi. Dampak dari pembangunan
geologi dan geomorfologi, penggunaan tersebut sudah sangat dirasakan oleh
lahan, sosial ekonomi masyarakat di dalam masyarakat, salah satunya yaitu bendungan
wilayah DAS. yang digunakan sebagai aliran irigasi yang
Morfometri pada DAS merupakan menjadi sumber air untuk menanam padi di
ukuran kuantitatif karakteristik DAS yang sawah. Di samping pembangunan yang terus
terkait dengan aspek geomorfologi suatu terjadi, perlu diperhatikan aspek-aspek yang
daerah. Karakteristik ini terkait dengan dapat menimbulkan dampak negatif bagi
proses air hujan yang jatuh di dalam DAS masyarakat, salah satunya yaitu pengelolaan
(Rahayu dkk, 2009). Morfometri DAS juga DAS. Pentingnya pengelolaan DAS agar
digunakan untuk menyatakan keadaan pemerintah daerah memiliki data dan dapat
jaringan alur sungai secara kuantitatif. mengetahui daerah-daerah sungai yang rawan
Keadaan yang dimaksud antara lain meliputi banjir sehingga masyarakat setempat dapat
luas DAS, rasio lingkaran (circularity ratio), menghindari pembangunan pemukiman di
rasio bifurkasi (bifurcation ratio), rasio wilayah tersebut. Adapun tujuan
panjang sungai (stream length ratio), rasio dilakukannya penelitian ini yaitu untuk
relief (relief ratio), kerapatan drainase mengetahui karakteristik DAS berdasarkan
(drainage density), frekuensi sungai (stream morfometri di DAS Muari Kabupaten
frequency), tekstur drainase (drainage Manokwari Selatan.
texture), faktor bentuk (form factor) dan rasio
II. METODE PENELITIAN
elongasi (elongation ratio).
Penelitian ini dilakukan kurang lebih 7
Saat ini pembangunan di Manokwari
bulan dimulai dari bulan Juli 2019 - Januari
Selatan sudah semakin berkembang.
2020 dan dilaksanakan pada DAS Muari
Pembukaan lahan, pembangunan jalan,
Kabupaten Manokwari Selatan. Lokasi
jembatan, gedung, bendungan, parit/irigasi,
penelitian tersebut dapat dilihat pada
dan lain sebagainya sudah menjadi tanda
Gambar 1.
Jurnal Natural, April 2020. Vol 16. No 1 ISSN:1412 – 1328 40

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

Penelitian ini dimulai dengan studi literatur Rb : Bifurcation ratio


yang merupakan tahapan awal dalam Nu : Jumlah alur sungai untuk orde
melakukan dan mencari literatur mengenai ke u
penelitian tersebut. Hal ini dilakukan untuk Nu+1 : Jumlah alur sungai untuk orde
mempelajari tentang karakteristik DAS pada ke u+1
parameter morfometri. Data didapatkan dari b) Rasio Panjang Sungai (Stream Length
pengolahan citra DEM-SRTM yang Ratio)
dipadukan dengan peta RBI melalui aplikasi Rasio panjang sungai diperoleh dengan
ArcGIS (ArcMap 10.3). Data dari parameter membagi total panjang pada orde tertentu
morfometri seperti orde sungai, jumlah alur dengan total panjang pada orde yang lebih
sungai, total panjang sungai, panjang sungai rendah, yang dinyatakan dengan persamaan
utama, luas dan keliling DAS diperoleh dari berikut (Horton (1945) dalam Sidral, dkk
hasil pengolahan citra DEM-SRTM. Data (2016)) :
yang telah dikumpulkan tersebut kemudian
dilakukan analisis morfometri yang meliputi :
dengan :
 Aspek Linear
RL : Stream length ratio
a) Rasio Bifurkasi
Lu : Total panjang sungai untuk orde ke u
Rasio bifurkasi (Rb) adalah jumlah
Lu-1 : Total panjang sugai di orde sebelumnya
alur sungai untuk setiap orde (Nu) yang (orde yang lebih rendah)
dijumlah dengan alur sungai dari orde c) Kerapatan Drainase (Drainage Density)
yang lebih tinggi berikutnya (Nu+1). Rasio Kerapatan drainase adalah suatu angka
tersebut diperoleh dengan persamaan berikut indeks yang menunjukkan banyaknya anak
(Schumn (1956) dalam Sidral, dkk (2016)): sungai di dalam suatu DAS. Indeks tersebut
dapat diperoleh dengan persamaan (Horton
(1932) dalam Sidral, dkk (2016)) :
dengan :
Jurnal Natural, April 2020. Vol 16. No 1 ISSN:1412 – 1328 41

dengan :
dengan :
Dd : Drainage density (km-1)
Rc : Circularity ratio
∑L : Jumlah sungai termasuk panjang anak-anakAsungai
: (km)
Luas DAS (km2)
A : Luas DAS (km2) P : Keliling (perimeter) DAS (km)
d) Frekuensi Sungai (Stream Frequency) b) Faktor Bentuk (Form Factor)
Frekuensi sungai diperoleh dari jumlah Faktor bentuk merupakan parameter
ruas sungai pada semua orde dalam sebuah
yang digunakan untuk memprediksi
DAS dibagi dengan luas DAS tersebut, yang intensitas aliran dalam suatu daerah aliran
dinyatakan dengan persamaan berikut sungai (Widiamtoko, 2018). Faktor bentuk
(Horton (1932) dalam Sidral, dkk (2016)) :
dapat dihitung dari hasil pembagian luas
DAS dengan kuadrat panjang sungai utama,
dengan : yang dinyatakan dengan persamaan berikut
-2
Fs : Stream frequency (km ) (Horton (1932) dalam Sidral, dkk (2016)):
∑N : Jumlah ruas sungai pada semua orde di dalam DAS
A : Luas DAS (km2)
dengan :

e) Tekstur Drainase (Drainage Texture) Rf : Form factor

Tekstur drainase dihitung dengan A : Luas DAS (km2)

membagi total ruas sungai dalam sebuah Lb : Panjang sungai utama pada DAS (km)

DAS dengan keliling DAS, yang dinyatakan c) Rasio Elongasi (Elongation Ratio)

dengan persamaan berikut (Horton (1945) Rasio elongasi juga dapat digunakan

dalam Sidral, dkk (2016)) : untuk menentukan faktor bentuk DAS, yaitu
membagi luas DAS terhadap panjang sungai
utama. Rasio elongasi dapat dinyatakan
dengan : dengan persamaan berikut (Schumn (1965)
-1
Rt : Drainage texture (km ) dalam Sidral, dkk (2016)) :
∑N : Jumlah ruas sungai pada semua orde di dalam DAS

P : Keliling DAS (km)
 Aspek Area
dengan :
a) Rasio Lingkaran (Circularity Ratio)
Re : Elongation ratio
Bentuk DAS sulit untuk dinyatakan
A : Luas DAS (km2)
dalam bentuk kuantitatif, tetapi dapat
Lb : Panjang sungai utama pada DAS (km)
didekati dengan rasio lingkaran (circularity
ratio) menggunakan rumus sebagai berikut
(Miller (1953) dalam Sidral, dkk (2016)) :
Jurnal Natural, April 2020. Vol 16. No 1 ISSN:1412 – 1328 42

 Aspek Relief kemudian dilakukan perhitungan untuk


Rasio relief diperoleh dengan membagi mendapatkan hasil dari morfometri.
beda tinggi hulu ke hilir (total relief) dengan  Aspek Linear
panjang sungai utama (panjang DAS), yang
Aspek linear merupakan parameter
dinyatakan dengan persamaan berikut
satu dimensi yang meliputi jaringan drainase
(Schumn (1956) dalam Sidral, dkk (2016)) :
dan tekstur drainase. Aspek tersebut
 digunakan sebagai indikator untuk proses
dengan : pengembangan kondisi lahan di DAS.
Rh : Relief ratio Jaringan drainase meliputi rasio bifurkasi
H : (bifurcation ratio) (Rb), rasio panjang sungai
Beda tinggi hulu ke hilir (total relief) (km)
Lb : Panjang sungai utama pada DAS (km) (stream length ratio) (RL) dan panjang sungai
utama pada DAS (Lb). Tekstur drainase
meliputi kerapatan drainase (drainage
III. HASIL PENELITIAN
density) (Dd), frekuensi sungai (stream
Analisis morfometri pada DAS frequency) (Fs) dan tekstur drainase
menunjukkan deskripsi kuantitatif (drainage texture) (Rt).
karakteristik DAS yang berkaitan dengan 1. Jaringan Drainase
aspek geomorfologi suatu daerah. DAS merupakan suatu kawasan yang
Karakteristik ini digunakan dalam dibatasi oleh area yang lebih tinggi dimana
perencanaan dan pengelolaan DAS terkait air berasal dari air hujan yang jatuh
dengan proses pengaliran (drainase) air hujan kemudian terkumpul dalam kawasan
yang jatuh ke dalam DAS (Pingale dkk, tersebut. Air pada DAS merupakan aliran
2012). Parameter yang digunakan pada aspek yang mengalami siklus hidrologi secara
tersebut yaitu aspek linear, aspek area dan alamiah sehingga membentuk orde jaringan
aspek relief. Data-data tersebut didapat dari sungai. Berdasarkan perhitungan yang
mengolah citra DEM-SRTM menggunakan dilakukan, hasil data tersebut disajikan pada
perangkat lunak ArcGIS (ArcMap 10.3), Tabel 1.
Tabel 1. Data hasil perhitungan jaringan drainase pada sungai Muari

Orde Alur Panjang Sungai Rasio Rasio Panjang


Sungai (u) Sungai (Nu) (Lu) (km) Bifurkasi Sungai
Rb = Nu/Nu+1 RL=Lu/Lu-1
(u=1,2,3,4) (u=2,3,4,5)
1 206 88,5 5,28
2 39 46,5 4,88 0,53
3 8 22,8 4 0,49
4 2 14,8 2 0,65
5 1 4,9 0,33
Total 256 177,6
Jurnal Natural, April 2020. Vol 16. No 1 ISSN:1412 – 1328 43

Orde sungai (u) adalah langkah akan membentuk orde empat dan seterusnya.
pertama dari analisis kuantitatif pada sungai. Setiap segmen dapat ditaruh oleh orde yang
Orde sungai dapat diterapkan dengan metode lebih kecil, namun tidak akan merubah atau
Strahler (yaitu segmen yang tidak memiliki meningkatkan nilai ordenya). Berdasarkan
percabangan merupakan orde pertama. data yang didapat, sungai Muari memiliki 5
Ketika dua segmen bergabung, maka akan orde sungai. Orde dari sungai Muari dapat
terbentuk orde kedua. Dua segmen orde dua dilihat pada Gambar 2.
akan membentuk orde tiga. Dua orde tiga

Gambar 2. Peta orde sungai Muari

Jumlah alur sungai dalam setiap orde Total panjang sungai pada setiap alur
(u) adalah nomor sungai (Nu). Nu adalah itu sendiri memiliki orde sungai (u) yaitu
jumlah alur sungai untuk orde ke u, yang panjang sungai (Lu) dari orde ke u, yang
dapat dilihat pada Tabel 1. Sungai Muari dapat dilihat pada Tabel 1. Umumnya total
memiliki orde nomor sungai (Nu). Orde panjang sungai pada setiap orde menurun
nomor sungai dari sungai Muari untuk orde saat urutan orde meningkat (Sidral dkk,
pertama (206), orde ke dua (39), orde ke tiga 2016). Sungai Muari memiliki jumlah sungai
(8), orde ke empat (2) dan orde ke lima (1). termasuk panjang anak-anak sungai (∑L)
Jumlah ruas sungai pada semua orde di adalah 177,6 km. Total panjang sungai (L1)
dalam DAS (∑N) tersebut yaitu 256. Orde dengan nilai maksimum untuk orde pertama
tersebut menunjukkan bahwa sungai utama (orde yang tidak mempunyai cabang lagi)
(orde 5) memiliki nomor sungai (N5) dengan adalah 88,5 km dan total panjang sungai (L5)
jumlah yang sedikit yaitu satu, sedangkan nilai minimum untuk orde ke lima (orde pada
untuk sungai yang tidak mempunyai cabang sungai utama) adalah (4,9 km). Total panjang
(orde 1) memiliki nomor sungai (N1) dengan sungai Muari semakin menurun saat orde
jumlah yang banyak yaitu 206. Semakin sungai meningkat. Nilai total panjang sungai
besar orde sungai maka nilai Nu semakin untuk orde 1 (88,5 km), orde 2 (46,5 km),
sedikit. orde 3 (22,8 km), orde 4 (14,8 km) dan orde
5 (4,9 km).
Jurnal Natural, April 2020. Vol 16. No 1 ISSN:1412 – 1328 44

Rasio bifurkasi (Rb) sangat penting Rasio panjang sungai (Rl) adalah total
dalam analisis sungai karena merupakan panjang sungai untuk setiap orde (Lu) ke total
parameter utama untuk mengatur sistem panjang sungai dari orde yang lebih rendah
hidrologi sungai yang berkaitan dengan berikutnya (Lu-1). Perubahan rasio panjang
kondisi topografi dan iklim. Hal ini sungai dari satu orde ke orde lain yang
membantu dalam menentukan bentuk sungai menunjukkan sungai tersebut memiliki nilai
dan memecahkan masalah limpasan yang meningkat dan menurun menandakan
permukaan pada sungai (Sidral dkk, 2016). sungai tersebut pada tahap geomorfik muda.
Rasio bifruksi berkisar dari < 3, 3 - 5 dan > 5 Nilai RL antara aliran orde yang berbeda di
(Soewarno, 2014). Nilai dari rasio bifruksi sungai terjadi karena adanya variasi dalam
tidak sama dari satu orde ke orde berikutnya, kemiringan dan topografi (Pareta dkk, 2011).
ketidakteraturan ini tergantung pada kondisi Berdasarkan data yang didapat, sungai Muari
geologi dan litologi sungai (Sidral dkk, memiliki nilai rasio panjang sungai yang
2016). meningkat dan menurun. Sungai tersebut
Rasio bifurkasi (Rb) adalah jumlah alur menandakan pada tahap geomorfik muda.
sungai untuk setiap orde (Nu) yang dijumlah Panjang sungai utama pada DAS (Lb) adalah
dengan alur sungai dari orde yang lebih dimensi terpanjang untuk garis sungai utama.
tinggi berikutnya (Nu+1). Data yang didapat Panjang sungai utama mempengaruhi rasio
dari Sungai Muari memiliki rasio bifurkasi relief dan rasio elongasi. Panjang sungai
berkisar dari 2 – 5,28. Berdasarkan utama Muari adalah 4,9 km.
klasifikasi indeks rasio bifurkasi pada sungai 2. Tekstur Drainase
Muari untuk N1/N2 (nilai Rb 5,28) termasuk Tekstur drainase merupakan tingkat
dalam kategori Rb > 5, yaitu alur sungai kehalusan tanah yang mengalir pada sungai.
mempunyai kenaikan muka air banjir dengan Tekstur drainase yang didapat dari hasil
cepat, demikian pula penurunannya akan perhitungan ditunjukkan melalui total alur
berjalan dengan cepat. Rasio bifurkasi N2/N3 sungai (∑Nu), total panjang sungai (∑L), luas
(nilai Rb 4,88) dan N3/N4 (nilai Rb 4) DAS (A), keliling DAS (P), kerapatan
termasuk dalam kategori Rb 3 – 5, yaitu alur drainase (drainage density) (Dd), frekuensi
sungai mempunyai kenaikan dan penurunan sungai (stream frequency) (Fs) dan tekstur
muka air banjir tidak terlalu cepat atau tidak drainase (drainage texture) (Rt) pada sungai
terlalu lambat. Rasio bifurkasi N4/N5 (nilai Rb Muari.
2) termasuk dalam kategori Rb < 3, yaitu alur
sungai mempunyai kenaikan muka air banjir
dengan cepat, sedangkan penurunannya
berjalan lambat.
Jurnal Natural, April 2020. Vol 16. No 1 ISSN:1412 – 1328 45

Tabel 2. Data hasil perhitungan tekstur drainase pada sungai Muari

Total Total Luas DAS Keliling Kerapatan Frekuesi Tekstur


Alur Panjang (A) DAS (P) Drainase Sungai Drainase
Sungai Sungai (km2) (km) Dd=∑L/A Fs=∑N/A Rt=∑N/P
(∑N) (∑L) (km) (km-1) (km-2) (km-1)
256 177,6 78,8 44,7 2,25 3,25 5,7

Berdasarkan tabel 2, nilai dari Sakli dengan nilai frekuensi aliran (Fs) 4,03
kerapatan drainase (Dd) pada DAS Muari km-2 dan nilai kerapatan drainase 1,95 km-1
tergolong dalam DAS yang memiliki (Sidral dkk, 2016).
kerapatan sedang, dimana alur sungai Tekstur drainase (Rt) adalah jumlah
melewati batuan dengan resistensi yang lebih ruas sungai pada semua orde di dalam DAS
lunak sehingga angkutan sedimen yang (∑N) per keliling DAS (P). Tekstur drainase
terangkut akan lebih besar. Sehingga aliran menurut (Smith, 1950) diklasifikasikan ke
air sungai Muari dapat menimbulkan potensi dalam lima tekstur yang berbeda yaitu sangat
erosi yang cenderung besar dan genangan kasar (< 2), kasar (2 – 4), moderat (4 – 6),
yang lebih besar dengan arus kuat yang baik (6 – 8) dan sangat halus (> 8). Tabel 2
menyebabkan tercapainya debit maksimum menunjukkan tekstur drainase Muari dengan
relatif cepat. nilai 5,7 km-1, ini menunjukkan bahwa sungai
Frekuensi sungai (Fs) adalah jumlah tersebut termasuk dalam kategori dengan
ruas sungai pada semua orde di dalam DAS tekstur moderat.
(∑N) per luas DAS (A). Menurut (Zende  Aspek Area
dkk, 2012), umumnya jika daerah aliran
Aspek area merupakan parameter dua
sungai memiliki wilayah yang luas di bawah
dimensi, aspek ini berkaitan dengan luas
hutan lebat maka frekuensi sungainya rendah
wilayah yang diproyeksikan pada bidang
dan daerah yang memiliki lebih banyak lahan
horisontal yang memberikan kontribusi aliran
pertanian frekuensi sungainya tinggi. Tabel 2
darat ke daerah sungai dari orde yang ada dan
menunjukkan frekuensi sungai Muari dengan
mencakup semua anak sungai dari orde yang
nilai 3,25 km-2. Nilai frekuensi sungai Muari
lebih rendah (Waikar dkk, 2014). Aspek ini
menunjukkan bahwa adanya korelasi positif
terdiri dari rasio lingkaran (circularity ratio)
dengan meningkatnya aliran air sehubungan
(Rc), faktor bentuk (farm factor) (Rf) dan
dengan meningkatnya kerapatan sungai. Hal
rasio elongasi (elongation ratio) (Re) yang
ini sesuai dengan penelitian pada sungai
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Data hasil perhitungan aspek area pada sungai Muari

Luas DAS Keliling Panjang Rasio Faktor Rasio


(A) DAS (P) Sungai Utama Lingkaran Bentuk Elongasi
(km2) (km) (Lb) Rc=4πA/P2 Rf=A/Lb2 √ ⁄
(km) Re=
78,8 44,7 4,9 0,50 3,29 2,05
Jurnal Natural, April 2020. Vol 16. No 1 ISSN:1412 – 1328 46

Luas DAS pada sungai Muari yaitu memanjang dengan nilai faktor bentuk
78,8 km2 (Tabel 4.3) atau (7880 ha). Sungai rendah maka memiliki fluktuasi banjir yang
Muari dikategorikan DAS sangat kecil. rendah dan waktu yang diperlukan oleh air
Keliling DAS yang didapat pada sungai sungai lebih lama (Sidral dkk, 2016). Aliran
Muari yaitu 44,7 km. Keliling DAS dapat banjir pada sungai dengan bentuk
digunakan sebagai indikator ukuran sungai memanjang lebih mudah untuk dikelola
dan bentuk dari suatu DAS. dibandingkan sungai dengan bentuk
Rasio Lingkaran (Rc) dipengaruhi oleh membulat (Zende dkk, 2012). Nilai dari
panjang dan frekuensi aliran, struktur faktor bentuk dapat dilihat pada tabel 3, DAS
geologi, tutupan lahan, iklim, relief dan Muari mempunyai nilai faktor bentuk
kemiringan sungai (Zende dkk, 2012). Rasio berkisar antara 0 – 54. Jika nilai faktor
lingkaran menentukan pola sungai dan bentuk nol, maka bentuk sungai memanjang
mempunyai hubungan erat dengan aliran dan nilai faktor bentuk 54 maka bentuk
sungai yang berpengaruh terhadap kecepatan sungai membulat. Sungai Muari memiliki
terpusat aliran. Jika bentuk DAS semakin nilai faktor bentuk 3,29, dengan bentuk
bulat, maka semakin singkat waktu yang sungai memanjang. Ini menunjukkan bahwa
diperlukan oleh air sungai sehingga semakin sungai Muari memanjang dengan nilai faktor
tinggi fluktuasi banjir yang terjadi. bentuk rendah, dimana sungai memiliki
Sebaliknya bila semakin lonjong bentuk fluktuasi banjir yang rendah untuk waktu
DAS, waktu yang diperlukan oleh air sungai yang diperlukan oleh air sungai lama.
semakin lama sehingga fluktuasi banjir Rasio elongasi (Re) didefinisikan
semakin rendah (Rahayu dkk, 2009). DAS sebagai rasio diameter lingkaran dan panjang
Muari tergolong dalam DAS dengan bentuk sungai utama. Lebih tinggi nilai rasio
memanjang, dimana waktu yang diperlukan elongasi maka bentuknya semakin membulat
oleh air sungai semakin lama sehingga dan lebih rendah nilai rasio elongasi maka
fluktuasi banjir sungai tersebut semakin bentuknya semakin memanjang. Nilai Re
rendah. umumnya bervariasi, pada DAS Muari
Faktor bentuk (Rf) merupakan luas berkisar antara 0 – 4 dengan berbagai jenis
DAS (A) per kuadrat panjang sungai utama iklim dan geologi. Nilai yang mendekati 0
pada DAS (Lb2). Lebih kecil nilai faktor adalah daerah dengan relief rendah
bentuk maka bentuk dari sungai akan sedangkan nilai yang mendekati 4 umumnya
semakin memanjang. Sungai dengan bentuk dikaitkan dengan relief yang tinggi dan
bulat yang mempuyai nilai faktor bentuk kemiringan tanah yang curam. Kemiringan
tinggi maka memiliki fluktuasi banjir yang yang bervariasi dari sungai dapat
tinggi dan waktu yang diperlukan oleh air diklasifikasikan sebagai sangat memanjang
sungai lebih singkat. Sungai yang (< 1), memanjang (1-4) dan membulat (> 4).
Jurnal Natural, April 2020. Vol 16. No 1 ISSN:1412 – 1328 47

Nilai dari rasio elongasi dapat dilihat dua dimensi, sedangkan untuk aspek relief
pada tabel 3. Nilai rasio elongasi sungai merupakan parameter tiga dimensi yang
Muari 2,05 yang menunjukkan sungai membahas konsep relief dari sungai. Aspek
memanjang dengan relief normal dan ini mengukur rasio relief (relief ratio) (Rh),
kemiringan tanah yang tidak keras. yang dapat dilihat pada tabel 4.
 Aspek Relief

Aspek linear dan aspek area telah


dianggap sebagai parameter satu dimensi dan
Tabel 4. Data hasil perhitungan aspek relief pada sungai Muari

Hhulu (m) Hhilir (m) Total relief (H) Panjang Sungai Utama (Lb) Rasio
(m) (m) Relief
Rh=H/Lb
±1950 ±13 ±1937 4900 0,4

Total relief (H) adalah perbedaan bawah tanah pada sungai resisten dengan
elevasi antara titik tertinggi (bagian hulu) dan tingkat lereng rendah.
titik terendah (bagian hilir) dari suatu sungai.
IV. KESIMPULAN
Sungai Muari memiliki nilai elevasi pada
Berdasarkan hasil dari aspek
bagian hulu ±1950 m, sedangkan untuk
morfometri, dimana DAS Muari terdiri dari 5
bagian hilir ±13 m. Berdasarkan perhitungan
orde sungai dengan luas dan keliling DAS
total relief dari sungai Muari yaitu ±1937 m.
sebesar 78,8 km2 (7880 ha) dan 44,7 km
Rasio relief (Rh) didefinisikan sebagai
maka dapat disimpulkan bahwa DAS Muari
total relief per panjang sungai utama. Rasio
memiliki karakteristik. Karakteristik DAS
relief mengukur keseluruhan sungai dari
Muari adalah sebagai berikut : 1) DAS Muari
sebuah aliran dan merupakan indikator dari
dikategorikan DAS sangat kecil. 2) DAS
proses erosi pada kemiringan sungai. Nilai
Muari memiliki bentuk sungai yang
rendah dari rasio relief menunjukkan
memanjang, sehingga waktu yang diperlukan
kemiringan yang tidak curam dengan relief
oleh air sungai semakin lama yang
rendah dan sebaliknya. Niai rendah rasio
mengakibatkan fluktuasi banjir sungai
relief terutama karena ruang bawah tanah
semakin rendah. 3) DAS Muari memiliki
yang resisten dari sungai dengan tingkat
kemiringan yang tidak curam.
lereng rendah (Sidral dkk, 2016). Nilai dari
rasio relief dapat dilihat pada tabel 4. Nilai DAFTAR PUSTAKA
rasio relief sungai Muari 0,4 yang
Dephutbun (Departemen Kehutanan dan
menunjukkan rasio relief rendah dengan Perkebunan). 1998. Pengetahuan Dasar
kemiringan yang tidak curam, dimana ruang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Jakarta :
Direktorat Rehabilitasi dan Konservasi
Tanah.
Jurnal Natural, April 2020. Vol 16. No 1 ISSN:1412 – 1328 48

Pareta, K., Pareta, U. 2011. Quantitative Management with Special Reference to Flood
Morphomrtric Analysis of a Watershed of Modelling, SVNIT Surat.
Yamuna Basin, India Using ASTER (DEM)
Data and GIS. International Journal of Soewarno. 2014. Hidrometri Aplikasi
Geomatics and Geosciences. Volume 2, No Teknosabo Dalam Pengelolaan Sumber Daya
1, 2011 : ISSN 0976 – 4380. Air. Seri Hidrologi : Graha Ilmu.

Pingale, S.M., Chandra, H., Sharma, H.C., UU RI No 7 Tahun 2004 tentang Sumber
Mishra, S.S. 2012. Morphometric Analysis Daya Air.
of Maun Watershed in Tehri Garhwal
District of Uttarakhand Using GIS. Waikar, M.L., Nilawar. AP. 2014.
International Journal of Geomatics & Morphometric Analysis of a Drainage Basin
Geosciences, 3: 373-387. Using Geographical Information System: A
Case Study. International Journal of
Rahayu, S., Widodo, R.H., Van, N.M., Multidisciplinary and Current Research. Vol
Suryadi, I., Verbist, B. 2009. Monitoring Air 2 : ISSN : 2321-3124.
di Daerah Aliran Sungai. Bogor, Word
Agroforestry Centre – ICRAF Asia Tenggara Zende, A.M., Atal, K.R., Nagarajan, R.,
: ISBN : 979-3198-45-3. Deshpande, P.K. 2012. GIS Based
Morphometric Analysis of Nine Major Sub-
Sidral, A., Zende, A.M. 2016. Quantitative watersheds of Yerala River, Western
Evaluation of Morphometric of Sakli River Maharashtra, India. International
Using Geospatial Techniques. National Conference on Enginering Technology and
Conference on Water Resource & Flood Management, India.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai