oleh:
Nabila Keyfa Putri
NIM. L1B022048
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Agung
Cahyo Setyawan, S.pi., M.Si selaku dosen mata kuliah Limnologi yang sudah
ini. Tidak lupa ucapan terimakasih kepada Tim Asisten Praktikum Limnologi atas
bimbinganya dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis juga berterima kasih kepada
Praktikum Limnologi ini. Penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan
dalam laporan ini. Semoga laporan yang penulis buat dapat bermanfaat. Demikian yang
NIM. L1B022048
ACARA I
Oleh :
Nabila Keyfa Putri
NIM. L1B022048
lentik dan perairan lotik. Perairan lentik adalah kumpulan perairan yang relatif
tenang atau tenang seperti danau, telaga, rawa, waduk atau telaga. Sistem
perairan lentik dicirikan bahwa air yang mengenang atau tidak ada aliran
air(Marwoto dan Isnaningsih, 2014). Perairan lentik berasal dari genangan air
hujan, kolam, dan danau besar. Habitat-habitat ini memiliki karakteristik yang
khas dalam hal keanekaragaman spesies biologis. Tanaman dan hewan yang
moluska, serta ikan, burung, dan beberapa mamalia. Ketika mereka mati,
Danau adalah kumpulan air yang tergenang sepanjang tahun yang dapat
terbentuk baik secara alami maupun buatan. Tentu saja, itu bisa disebabkan oleh
dan lainnya. Danau memiliki morfologi dan struktur khusus yang ditentukan
oleh bentuk cekungan, interaksi fisik, kimia dan biologinya serta interaksinya
dengan lingkungan (Ridoan et al., 2016). Danau berperan penting dalam skala
regional air. Pertama, danau dapat menahan runoff dari air di hulu dan
penting dalam proses biogeokimia. Danau menahan nitrogen (N) dan fosfor (P),
Morfometri danau merupakan fungsi dari garis kontur bawah air, bentuk
basin dan struktur geologi danau itu sendiri. Morfometri danau mengacu pada
bentuk cekungan bawah air. Struktur fisik danau ditentukan oleh distribusi
merupakan hasil dari penyebaran senyawa seperti nutrisi dan oksigen terlarut.
didalam perairan, baik dengan faktor kimia atau diantara organisme (Indrayani
perairan danau secara keseluruhan, termasuk kualitas air, biota, dll. Morfometri
sebaliknya dalam proses biologis dan kimiawi suatu danau. Morfometri danau
1.2 Tujuan
FPIK Unsoed :
Danau adalah wilayah yang digenangi badan air sepanjang tahun yang
terbentuk secara alami karena gerakan kulit bumi sehingga bentuk dan
ukurannya bervariasi. Danau saat ini bisa digunakan sebagai tempat rekreasi,
usaha pertanian dan juga sebagai tempat pembudidaya ikan (Maniagasi et al.,
2013). Danau adalah badan air alami yang besar yang dikelilingi oleh daratan.
Sungai dan aliran gunung mengaliri sebagian besar danau. Mungkin ada satu
atau lebih sungai yang mengalir ke danau. Danau menempati sekitar 1,8%
permukaan bumi. Danau berbeda dengan kolam, rawa, dan bahkan tangki
karena beberapa alasan, dalam hal ukuran, keberadaan kehidupan biotik, dan
aliran masuk dan keluar air yang dinamis. Waduk mirip dengan danau,
sebagian besar merupakan buatan manusia yang terdiri dari lebih sedikit
habitat. Danau memainkan peran yang sangat penting dalam siklus hidrologi
(Balasubramanian, 2017).
kelebihan air di musim penghujan dan debit sungai sangat kecil di musim
dengan sedimen yang dikirim dari daerah aliran sungai ke dalam waduk
salah satu masalah lingkungan paling serius bagi generasi kita (Endalew dan
Mulu, 2022).
Morfometri danau merupakan fungsi dari garis kontur bawah air, bentuk
basin dan struktur geologi danau itu sendiri. Morfometri danau diukur
morfometri danau merupakan bentuk badan air danau yang meliputi luas
permukaan, insolusity, kemiringan ledok, dan rasio luas danau dan daerah
tangkapan air. Dari data morfometri ini, nantinya akan dapat menentukan ada
kandungan unsur hara, dan indeks tingkat kesuburan perairan (Siregar dan
Hadi, 2015).
atas perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses biologis dan kimia danau.
3.1 Materi
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan
lokasi paling mudah, atau dapat juga lokasi (inlet atau outlet), kemudian titik-
sudut dengan kompas dari T0, dan seorang praktikan lain membawa tongkat
skala (ukuran skala ditentukan berdasarkan luas kertas grafik yang tersedia).
Jumlah kotak/bujur sangkar dihitung didalam area peta. Jika terdapat bujur
sangkar yang terpotong maka dihitung 1⁄2, 1⁄3, atau 1⁄4 (disesuaikan dengan
mengkalikan dengan skala yang telah ditentukan. Perlu diingat bahwa ukuran
danau/waduk sebenarnya adalah hasil perkalian dari skala pada kertas grafik
4.1 Hasil
Tn ke Tn+1
T0 0° 0m 0 cm
T3 153° 7,5 m 3 cm
T4 123° 7,5 m 3 cm
T5 118° 10 m 4 cm
T6 116° 3m 1,2 cm
T7 106° 4m 1,6 cm
T9 94° 5m 2 cm
Rumus
efektif halangan
Lebar maksimum Wmax Jarak 2 titik terjauh yang tegak lurus Lmax 43,75 m
efektif
jumlah
bujur sangkar)
4.1 Pembahasan
Hasil pengukuran sudut Danau FPIK Unsoed diperoleh empat belas titik.
Titik pertama diperoleh sudut 0° dengan jarak dari T0 ke T1 yaitu 0 meter dan
jarak pada peta dengan skala 1:250 cm yaitu 0 cm. Titik kedua diperoleh sudut
235° dengan jarak dari T1 ke T2 yaitu 3,5 meter dan jarak pada peta dengan skala
1:250 cm yaitu 1,4 cm. Titik ketiga diperoleh sudut 175° dengan jarak dari Tn ke
Tn+1 yaitu 6,5 meter dan jarak pada peta dengan skala 1:250 cm yaitu 2,6 cm.
Titik empat diperoleh sudut 123° dengan jarak dari T3 ke T4 yaitu 7,5 meter dan
jarak pada peta dengan skala 1:250 cm yaitu 3 cm. Titik lima diperoleh sudut 118°
dengan jarak dari T4 ke T5 yaitu 7,5 meter dan jarak pada peta dengan skala 1:250
cm yaitu 3 cm. Titik enam diperoleh sudut 116° dengan jarak dari T5 ke T6 yaitu
10 meter dan jarak pada peta dengan skala 1:250 cm yaitu 4 cm. Titik tujuh
diperoleh sudut 116° dengan jarak dari T6 ke T7 yaitu 3 meter dan jarak pada
peta dengan skala 1:250 cm yaitu 1,2 cm. Titik delapan diperoleh sudut 106°
dengan jarak dari T7 ke T8 yaitu 4 meter dan jarak pada peta dengan skala 1:250
cm yaitu 1,6 cm. Titik sembilan diperoleh sudut 105° dengan jarak dari T9 ke T10
yaitu 6,5 meter dan jarak pada peta dengan skala 1:250 cm yaitu 2,6 cm. Titik
sepuluh diperoleh sudut 93° dengan jarak dari T10 ke T11 yaitu 6 meter dan jarak
pada peta dengan skala 1:250 cm yaitu 2,4 cm. Titik sebelas diperoleh sudut 95°
dengan jarak dari T11 ke T12 yaitu 3 meter dan jarak pada peta dengan skala
1:250 cm yaitu 1,2 cm. Titik dua belas diperoleh sudut 83° dengan jarak dari T12
ke T13 yaitu 8 meter dan jarak pada peta dengan skala 1:250 cm yaitu 3,2 cm. Titik
tiga belas diperoleh sudut 72° dengan jarak dari T13 ke T14 yaitu 5,5 meter dan
jarak pada peta dengan skala 1:250 cm yaitu 2,2 cm. Titik empat belas diperoleh
sudut 71° dengan jarak dari T13 ke T14 yaitu 7,5 meter dan jarak pada peta
kedalaman dengan tali pemberat dan GPS menggunakan kapal kecil. Pemetaan
kolom data berupa identitas data (ID), waktu pengambilan data, koordinat,
altitud, dan kedalaman perairan. Kemudian, data tabel diubah menjadi bentuk
2017).
Potensi Danau FPIK Unsoed untuk budidaya ikan jika hanya melihat dari
luas tersebut sangatlah cukup. Tetapi dalam budidaya ikan masih banyak
intensif (Heri, et al., 2021). Sehingga pada praktikum ini belum dapat dipastikan
bahwa Danau FPIK Unsoed dapat dijadikan tempat untuk melakukan budidaya.
Jika parameter kualitas air Danau FPIK Unsoed memenuhi standar baku
budidaya, maka dapat dipastikan Danau FPIK Unsoed layak untuk dijadikan
Kesimpulan
Soedirman berpotensi untuk di jadikan lokasi budidaya jika dilihat dari luas
danau tersebut.
Saran
berjalan dengan lancar. Praktikan harap membawa payung karena cuaca yang
panas dan cahaya matahri yang terik. Selalu mendengar arahan asisten
Research, 87-108
Han, M., Shen, H., Tolson, B.A., Craig, J.R., Mai, J., Lin, S.G., Basu, N.B. and
Indrayani, E., Nitimulyo, K.H. and Hadisusanto, S., 2015. Peta batimetri Danau
Janssen, A.B., Droppers, B., Kong, X., Teurlincx, S., Tong, Y. and Kroeze, C.,
117427.
Maniagasi, R., Tumembouw, S.S. and Mudeng, Y., 2013. Analisis kualitas fisika
Biologi, 13(2):.181-189
Muhtadi, A., Yunasfi, Y., Ma'rufi, M. and Rizki, A., 2017. Morfometri dan Daya
Indonesia), 2(2):49-63.
Ridoan, R., Muhtadi, A. and Patana, P., 2016. Morfometri Danau Kelapa Gading
Siregar, E. M. S., & Hadi, M. P. (2015). Morfometri dan potensi sumberdaya air
Siregar, E.M.S. and Hadi, M.P., 2015. Morfometri dan potensi sumberdaya air
No Gambar Keterangan
1. Pengukuran panjang dan lebar danau
Tn ke Tn+1
T0 0° 0m 0 cm
T3 153° 7,5 m 3 cm
T4 123° 7,5 m 3 cm
T5 118° 10 m 4 cm
T6 116° 3m 1,2 cm
T7 106° 4m 1,6 cm
T9 94° 5m 2 cm
a. T0: 0 cm : 650 cm
: 350 cm j. T9 : 5 m
: 650 cm k. T10 : 6 m
: 750 cm l. T11 : 3 m
: 750/250 = 3 cm : 300 cm
: 750 cm m. T12 : 8 m
: 750/250 = 3 cm : 800 cm
f. T5 : 10 m : 800/250 = 3,2
1000/250 = 4 cm : 550 cm
g. T6 : 3m : 550/250 = 2,2 cm
h. T7: 4 m : 750/250 = 3 cm
Rumus
efektif halangan
Lebar maksimum Wmax Jarak 2 titik terjauh yang tegak lurus Lmax 43,75 m
efektif
jumlah
bujur sangkar)
Keliling
3,5+6,5+7,5+7,5+10+3+4+6,5+5+6+3+
8+5,5+7,5 = 83,5 m
= 10 x 250
= 2500 cm
= 25 m
= 10 x 250
= 2500 cm
= 25 m
= 17,5 x 250
= 4375 cm
= 43,75 m
= 17,5 x 250
= 4.375 cm
= 43,75 m
T= 198 x 250
= 49.500 cm
= 495 m
W= 49.500 : 25
= 1.980 cm
= 19,8 m
ACARA II
MENENTUKAN STATUS TROFIK DANAU FPIK UNSOED
Oleh:
Nabila Keyfa Putri
NIM. L1B022048
dapat diukur dengan kadar hara dan kejernihan air serta aktivitas biologis
eutrofik, mesotrofik, oligotrofik, dan distrofik. Namun, secara umum ada tiga
kelas yaitu eutrofik, mesotrofik dan oligotrofik. Perairan dikatakan eutrofik jika
kaya akan unsur hara dan mendukung tumbuhan dan hewan air yang hidup di
dalamnya. Perairan tipe OligotropHic biasanya jernih, dalam dan tidak memiliki
banyak tanaman air dan alga (Indriani et al., 2016). Status trofik perairan dapat
maupun sebagai kombinasi antara biologi dan kualitas air. Hal ini didasarkan
kualitas air, termasuk perubahan kondisi biologis dalam hal ini adanya
Danau adalah kumpulan air yang tergenang sepanjang tahun yang dapat
terbentuk baik secara alami maupun buatan. Tentu saja, itu bisa disebabkan oleh
dan lainnya. Danau memiliki morfologi dan struktur khusus yang ditentukan
oleh bentuk cekungan, interaksi fisik, kimia dan biologinya serta interaksinya
dengan lingkungan ( Ridoan et al., 2016). Danau berperan penting dalam skala
regional air. Pertama, danau dapat menahan runoff dari air di hulu dan
dan volume runoff yang disalurkan ke hilir. Danau juga memainkan peran
penting dalam proses biogeokimia. Danau menahan nitrogen (N) dan fosfor (P),
dihasilkan dari aktivitas manusia maupun secara alami yang ditandai dengan
fitoplankon, dan mineralisasi bahan organik menjadi unsur hara. Salah satu
perairan.
1.2 Tujuan
biologi.
Danau merupakan salah bentuk ekosistem air tawar yang bersifat menggenang
(lentik). Berdasarkan penetrasi cahaya danau dibagi menjadi tiga zona, yaitu
zona litoral, zona limnetik dan zona profundal. Zona litoral merupakan tempat
perairan yang hidup melayang dan hanyut dalam air serta mampu
fitoplankton dikontrol oleh faktor fisika dan kimia lingkungan perairan (Rasit
et al., 2016). Danau adalah salah satu bentuk ekosistem yang menempati daerah
yang relatif kecil pada permukaan bumi dibandingkan dengan laut dan
Waduk merupakan salah satu contoh perairan tawar buatan yang dibuat
dengan cara membendung sungai tertentu saat terjadi kelebihan air/ musim
penghujan sehingga air itu dapat dimanfaatkan pada musim kering. Waduk
memiliki beberapa fungsi utama yaitu fungsi ekologi, fungsi sosial, ekonomi,
dan budaya. Fungsi ekologi waduk adalah sebagai pengatur tata air, pengendali
banjir, habitat kehidupan liar atau spesies yang dilindungi atau endemik serta
penambat sedimen, unsur hara, dan bahan pencemar (Widyastari, 2020). Fungsi
sosial, ekonomi, dan budaya waduk adalah untuk memenuhi keperluan hidup
manusia, antara lain untuk air minum dan kebutuhan hidup sehari-hari, sarana
listrik, estetika, olahraga, heritage, religi, tradisi, dan industri pariwisata Sumber
air waduk terutama berasal dari aliran permukaan ditambah dengan air hujan
2.3.1 Suhu
dapat bervariasi dari skala waktu kecil (perubahan cepat) hingga skala
waktu besar (perubahan lambat). Data suhu perairan secara kontinu sangat
(Idris dan Jaya,2014). Suhu air permukaan sebesar 30°C dan nilai tersebut
oleh beberapa faktor yaitu antara lain tingkat intensitas cahaya yang tiba di
antara lain ketinggian suatu daerah, curah hujan yang tinggi, dan intensitas
Suhu adalah faktor iklim yang sangat penting di seluruh dunia, karena
suhu udara dan tanah mengatur berbagai macam keadaan biologis, struktur,
dan proses di danau. Beberapa danau di seluruh dunia, sensitif terhadap
demikian, potensi kejadian suhu ekstrem yang disebabkan oleh perubahan suhu
lokal akan memberikan tekanan yang kuat pada variasi di danau-danau (Chen
et al., 2023). Stratifikasi suhu di suatu perairan berperan penting dalam proses
ekologis badan air. Profil suhu secara vertikal di danau diperlukan untuk
secara singkat, termasuk proses autochthonous (di dalam danau) seperti spesiasi
DIC, dan reduksi bahan organik atau metanogenesis (reduksi) yang mengarah
pelapukan tangkapan air dan pencucian tanah yang kaya akan karbonat yang
diikuti oleh pengangkutan DIC melalui pembuangan air permukaan atau air
tanah ke danau (Munoz et al., 2022). Pengukuran kadar keasaman larutan (pH)
dan suhu dalam air merupakan sesuatu yang sangat penting dalam budidaya
ikan. Sehingga sangat penting untuk tetap menjaga kadar pH dan suhu dalam
dalam air makin besar, yang bersifat toksik bagi organisme air. sebaliknya pH
yang tinggi dapat meningkatkan konsentrasi amoniak dalam air yang juga
bersifat toksik bagi organisme air (Tatangindatu et al., 2013). Nilai kisaran pH
mempengaruhi proses biologi dan kimia danau. Nilai pH pada badan air dapat
subtansi beracun menjadi lebih siap diambil tanaman dan hewan air. Nilai pH
yang rendah (4,5-5) dalam waktu yang lama akan menyebabkan beberapa hal
kualitas kebersihan air yaitu kandungan DO. Oleh karena itu kandungan DO
untuk pembakaran dengan oksigen pada tumbuhan organic dan proses aerobik
dan tidak tercemar adalah 2 ppm. Semakin tinggi kandungan oksigen terlarut
dalam air maka semakin baik kualitas air tersebut. Kandungan oksigen terlarut
yang ideal selama waktu 8 jam dengan tingkat kejenuhan 70% dan tidak boleh
kurang dari 1,7 ppm (Yuliantari et al., 2021). Berdasarkan PP. 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, baku mutu
masuknya limbah rumah tangga dan aktivitas keramba ikan ke perairan yang
2.3.4 Kecerahan
Kecerahan perairan merupakan ukuran transparansi perairan yang
kecerahan rendah menandakan bahwa tingkat kekeruhan tinggi. hal ini dap at
dan daya lihat organisme akuatik. Secara normal pada perairan yang lebih
dalam mempunyai nilai kecerahan yang relatif lebih tinggi. Nilai kecerahan
dan p adatan tersuspensi yang ada didalam perairan (Ali dan Aida, 2017).
antara 20-40 cm. Kecerahan juga mempengaruhi proses fotosintesis dalam suatu
perairan. Kecerahan merupakan ekspresi sifat optik air yang disebabkan oleh
adanya bahan padatan tersuspensi berupa partikel liat, lumpur dan partikel
al., 2015).
daya tembus cahaya matahari yang jauh kedalam perairan begitu pula
lihat organisme akuatik, serta dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air
perairan menjadi enargi panas. Kekeruhan yang tinggi (atau kecerahan yang
2.3.5 BOD
memperoleh energi dari proses oksi dasi dan memakan bahan organik
bakteri aerob untuk mengoksidasi bahan organik dalam air. Nilai BOD
lebih kecil atau sama dengan 2,9 mg/L adalah tergolong air tidak
tercemar. Nilai BOD sangat erat kaitannya dengan COD dan DO karena
kondisi aerobik. Bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah bahan
Demand (BOD) menunjukkan jumlah oksigen yang diperlukan oleh bakteri dan
konsidi aerobik. BOD adalah sebuah ukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan
Kembarawati, 2021).
sebagai sumber karbon. Pada malam hari karbondioksida lebih tinggi karena
pada malam hari tumbuhan mengeluarkan gas CO2 dan pada siang hari
mengeluarkan oksigen, sehingga kadar CO2 pada malam hari leih tinggi. Kadar
CO2 yang optimal untuk perairan tawar sebaiknya mengandung kadar < 5 mg/l
( Soliha et al., 2016). Proses respirasi oleh semua komponen ekosistem akan
dekomposisi atau perombakan bahan organik oleh bakteri. Namun jika dalam
karbondioksida yang ada di air. Pada air yang tenang pertukaran ini sedikit,
proses yang terjadi adalah difusi (Al Indrus, 2018). Kadar CO2 dapat berasal dari
oksidasi bahan organik, baik secara biologis maupun kimiawi. Kadar CO2
umumnya saat pasang lebih tinggi dibandingkan surut. Hal tersebut dapat
terjadi karena fotosintesis saat surut lebih banyak terjadi apabila dilihat dari
pengambilan sampel saat surut pada siang hari (Dewi dan Widyastuti, 2016).
2.3.7 Alkalinitas
jumlah ion karbonat (CO32-) dan bikarbonat (HCO3-) yang mengikat logam
kapasitas air untuk menetralkan asam, yang biasa diartikan sebagai kapasitas
berhubungan erat dengan alkalinitas . Alkalinitas dengan nilai lebih dari 500 mg
produktif dan nilai 0-10 mg / l perairan tidak dapat digunakan (Harmilia et al.,
2021).
atau dikenal dengan acid neutralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion
dalam air yang dapat menetralkan kation hydrogen. Alkalinitas juga diartikan
yang dapat dititrasi dengan asam kuat, seperti basa dari kation Ca, Mg, K, Na,
asam lemak dan hidroksil. Besaran nilai alkalinitas suatu perairan dapat
untuk menduga kesuburan suatu perairan danau ( Ali dan Aida, 2017).
2.3.8 NH3
Amonia adalah faktor lingkungan utama dalam sistem budidaya air yang
terdapat dalam bentuk amonia (NH3) dan amonium (NH4+) yang bersama-sama
amonia termasuk ekskresi dan konversi. Namun paparan amonia pada tingkat
pada kolam budidaya terjadi melalui proses biologis yang disebut nitrifikasi.
Nitrifikasi terjadi dalam dua langkah, pertama amonia dikonversi menjadi nitrit
Pada sistem budidaya dari semua parameter kualitas air, amonia menjadi
faktor pembatas kedua setelah oksigen. Pada konsentrasi tinggi, amonia bersifat
produk ekskresi utama ikan yang dihasilkan dari katabolisme protein makanan,
beracun dan pemicu stres yang umum dalam akuakultur. Konsentrasinya dalam
kotoran hewan, sekresi, dan sisa umpan. Sebagian besar organisme air peka
dalam air dan mempunyai kemampuan renang yang sangat lemah serta
ekologi sebagai produsen primer dan awal mata rantai dalam jaring makanan,
Plankton mempunyai peran yang sangat besar dalam ekosistem perairan, karena
sebagai produsen perairan. Distribusi fitoplankton dipengaruhi oleh
primer( Arum et al., 2018). Berbagai jenis larva dan dewasa zooplankton dapat
dan konsumen di tingkat makanan yang lebih tinggi ( Kusmeri dan Rosanti,
2015).
III. MATERI DAN METODE
3.1 Materi
3.1.1 Alat
Tabel 1. Alat praktikum
N Nama alat Ukuran Mer Fungsi
o / jumlah k
1 Botol 3 - Mengambil
winkler sampel air
4 Termometer 1 - Mengukur
suhu
5 Kertas 1 - Mengukur
lakmus pH
6 Ember 1 - Mengambil
air dari
danau
8 Alat 1 - Memfoto
dokumentas hasil
i praktikum
9 Label 1 - Menamai
botol
sampel
10 Mikroskop 1 - Mengamati
plankton
Tabel 2. Bahan
praktikum
1 Laruran 3 ml - Mengawetka
formalin n plankton
4%
4 MnSO4 1 ml - Mentitrasi
larutan
5 KOH-KI 1 ml - Mentitrasi
larutan
6 H2SO4 1 ml - Mentitrasi
pekat larutan
3.2 Metode
3.2.1 Suhu
celcius dengan bantuan tali rafia yang diikat di salah satu ujung termometer lalu
dicelupkan ke dalam badan permukaan air yang akan diteliti selama kurang
lebih 3 menit. Kemudian melakukan pencatatan setelah skala menunjukkan
angka yang konstan. Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali dan dihitung rata
ratanya.
3.2.2 pH
oksigen terlarut
1000
𝑂𝑘𝑠𝑖𝑔𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = × 𝑝 × 𝑞 × 8 𝑚𝑔/𝑙
10
Dengan keterangan :
8 = bobot setara O2
3.2.4 Kecerahan
Secchi disc ke dimasukkan ke dlam air secara perlahan hingga batas tdiak
secchi disc dilanjutkan sampai tidak terlihat sama sekali, secara perlahan ditarik
secchi discnya kembali ke permukaan sampi nampak pertama kali dan dicatat
3.2.5 BOD
Cara menghitung BOD adalah kadar DO nya diukur pada saat hari
sampelnya diambil dan DO pada hari ke 5 setelah sampel diambil dan dihitung
menggunakan rumus :
𝑇
𝐵𝑂𝐷 = (𝐴0 − 𝐴5) − (𝑆0 − 𝑆5) × 𝑚𝑔/𝐿
𝑃
Keterangan :
P : derajat pengenceran
1000
𝐶𝑂2 = × 𝑝 × 𝑞22 𝑚𝑔/𝐿
100
Keterangan :
3.2.7 Alkalinitas
untuk titrasi dengan larutan HCl 0,02 N sampai warna merah muda hilang.
Kemudian tetesi dengan 2 tetes indikator MO (Methyl Orange) dan titrasi dengan
HCl sampai berwarna merah bata. Kemudian jika tidak terjadi perubahan
titrasi dengan HCl sampai terjadi perubahan yang semula berwarna kuning
CaCO3 (mg/L) :
Keterangan :
3.2.8 NH3
Sampel air diambil dan ditempatkan pada wadah yang telah disiapkan,
kertas strip NH3 dicelupkan selama beberapa saat. Kertas NH3 diangkat dan
dengan indikator nilai NH3 pada tabwl yang disertakan bersama alat ukur.
Kelimpahan∶N ×F
F = Q1/Q2×V1/V2×1/P×1/W
Keterangan :
Data pengamatan status trofik danau FPIK Unsoed dilakukan dengan titik
pengamatan pada danau (minimal pada bagian inlet, tengah dan outlet) serta
4.1 Hasil
Tabel 3. Hasil pengukuran parameter air fisika dan kimia Danau FPIK
Unsoed
4.2 Pembahasan
4.2.1 Suhu
yang sangat mempengaruhi suhu di suatu badan air. Perubahan suhu tersebut
dapat memengaruhi proses kimia, fisika, dan biologi yang terjadi di dalam air
Pada danau FPIK diperoleh suhu sebesar 24,3°C, suhu ini termasuk yang
tidak tinggi dan tidak rendah. Kondisi suhu air disuatu perairan dipengaruhi
terutama oleh kondisi atmosfer, cuaca, dan intensitas matahari yang masuk ke
dalam perairan. Berdasarkan jurnal pembanding, Suhu rata-rata air di danau Lut
Tawar adalah 22,6 °C. Perbandingan suhu permukaan yang lebih tinggi
semakin sedikit jumlah cahaya matahari yang masuk, karena cahaya matahari
masih dalam kisaran yang bisa ditoleransi oleh makhluk air serta dapat diterima
(Tamara et al.,2022)
permukaan yang bersuhu tinggi yaitu pada kisaran 20-30°c, kemudian akan
memiliki gradien suhu yang kecil dengan perubahan-perubahan suhu di setiap
sudah memenuhi standar baku mutu, dengan data yang didapat sebesar
24,3°C. Nilai yang diperoleh tidak tinggi dan tidak rendah. Suhu yang optimum
untuk budidaya perairan yaitu suhu dengan deviasi 3 yang mengacu pada
dapat diartikan sebagai 3 dari suhu normal air alamiah. Artinya, jika T normal
air 25, maka kriteria kelas 1 sampai kelas 3 membatasi T air di kisaran 22 -28.
Suhu yang baik dan sesuai baku mutu dalam budidaya perairan adalah
pertumbuhan, dan kelangsungan hidup ikan budidaya. Oleh karena itu, suhu
lingkungannya bersuhu tinggi, maka suhu tubuh hewan tersebut akan menurun.
hewan tersebut akan tinggi.nilai suhu yang optimum bagi budidaya perikanan
4.2.2 Kecerahan
menembus lapisan air sekitar satu meter, pada beberapa panjang gelombang
tertentu di dalam spektrum cahaya. Cahaya tersebut masuk dengan sudut yang
diamati secara visual menggunakan alat yang bernama secchi disk. Nilai
kecerahan yang dinyatakan dengan satuan meter ini sangat dipengaruhi oleh
Pada danau FPIK diperoleh kecerahan sebesar 38,3 cm. Kecerahan air
diamati secara visual menggunakan alat yang bernama secchi disk. Nilai
kecerahan yang dinyatakan dengan satuan meter ini sangat dipengaruhi oleh
optimal untuk usaha budidaya adalah 45 cm, karena pada kondisi itu populasi
plankton cukup ideal untuk pakan alami dan material terlarut cukup rendah.
proses fermentasi yang terjadi di perairan. Tingkat kecerahan dan kekeruhan air
baku mutu, kecerahan danau FPIK Unsoed termasuk kurang yakni 38,3 cm.
budidaya perikanan dalam suatu perairan berkisar antara 20-40 cm. Kecerahan
menyatakan tingkat keasaman atau basa yang ada dalam suatu zat, larutan, atau
logaritma negatif dari konsentrasi ion-ion hidrogen yang terlepas dalam suatu
keasaman (pH) suatu perairan merupakan salah satu parameter kimia yang
2019).
7 6 6 6
-1 pH 1 pH 2 pH 3
Grafik 3. pH
antara 6,5-7,8. Pada tengah danau pH air yaitu 5,95. Hal ini menunjukkan kondisi
perairan yang normal. Nilai kisaran pH mempengaruhi proses biologi dan kimia
danau. Nilai pH pada badan air dapat menekan kemampuan reproduksi
Berdasarkan standart baku mutu air PP No.82 Tahun 2001 (kelas II), pH
yang baik untuk kegiatan budidaya ikan air tawar berkisar antara 6-9. pH yang
ideal bagi kehidupan biota air tawar adalah antara 6,8 - 8,5. Berdasarkan standar
baku mutu air, Danau FPIK sudah memenuhi standar air untuk budidaya ikan.
pH air di Danau FPIK yaitu 6. Oleh karena itu Danau FPIK Unsoed bisa
dan kelangsungan hidup ikan. Nilai pH yang optimal untuk budidaya ikan
adalah 6,5 –9,0. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan
danau agar tidak meningkat ke arah kondisi sangat basa, karena akan dapat
4.2.4 Do
terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara.
makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Jika oksigen terlarut tidak seimbang
akan menyebabkan stress pada ikan karena otak tidak mendapat oksigen yang
Pada siang hari, oksigen dihasilkan melalui proses fotosintesa sedangkan pada
malam hari, oksigen yang terbentuk akan digunakan kembali oleh alga untuk
proses metabolisme pada saat tidak ada cahaya. Kadar oksigen maksimum
35
30.56
30
25
20
15
10
0
DO
lebih tinggi karena difusi udara dan proses fotosintesis, sedangkan di kolom air,
danau berasal dari difusi atmosfir dan fotosintesis. Berdasarkan PP. 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, baku
didapatkan hasil sebesar 26 mg/l. Oksigen terlarut di Danau FPIK Unsoed cukup
oxygen ) maka kualitas air semakin baik. Laju difusi oksigen dari udara bebas ke
dalam perairan dipengaruhi oleh suhu air, tekanan udara, salinitas, pergerakan
massa air dan udara seperti arus/gelombang serta kedalaman air. Tingginya DO
di Danau FPIK Unsoed disebabkan danau ini tidak tercemar limbah (muthifah et
al., 2023).
biota perairan danau. kandungan DO yang baik untuk budi daya ikan adalah
budidaya ini belum tercemar oleh bahan organik yang mudah terurai dari
limbah budi daya itu sendiri sehingga dampak nilai kandungan DO masih sesuai
untuk kes ehatan ikan budi daya. Tinggi rendahnya kandungan oksigen terlarut
semakin tinggi menggambarkan suatu perairan semakin baik karena air tersebut
mengeluarkan gas CO2 dan pada siang hari mengeluarkan oksigen, sehingga
kadar CO2 pada malam hari lebih tinggi (Soliha et al., 2016).
Unsoed yakni 0,44mg/l. Pada jurnal pembanding, didapatkan 50 mg/l. Hal ini
menandakan bahwa pada titik ini sangat tercemar. Sehingga dapat dikatakan
mg/l. Meskipun peranan CO2 sangat besar bagi kehidupan organisme air,
merupakan racun langsung bagi ikan. Daya toleransi ikan terhadap kandungan
umumnya bila lebih dari 15 mg/l dapat memberikan pengaruh yang merugikan
tidak layak jika melebihi 25 mg/l. Sebagian besar organisme akutatik masih
dapat bertahan hidup hingga kadar karbondioksida bebas mencapai sebesar 60
mg/L. Karbon dioksida danau FPIK Unsoed tergolong rendah karena pada
penelitian dilakukan pada siang hari. Pada siang hari tumbuhan menghasilkan
penelitian di malam hari, kemungkinan besar angka karbon dioksida akan tinggi
sangat bergantung pada pH. Tigginya kandungan CO2 pada perairan dapat
karbon dioksida danau FPIK Unsoed tidak berbahaya untuk ikan dan cocok
4.2.6 BOD
BOD atau kebutuhan oksigen biologis merujuk pada jumlah oksigen yang
tentang tingkat pencemaran di perairan yang disebabkan oleh air limbah dari
BOD
12
10
8
6
4
2
0
BOD
BOD
oleh suhu, densitas plankton, keberadaan mikroba serta jenis dan keberadaan
konsentrasi BOD dipengaruhi oleh adanya masukan dari daerah hulu serta
ditentukan apakah daerah tersebut merupakan daerah pencampuran atau tidak.
pada ikan akibat kekurangan oksigen (anoxia). Makin rendah BOD menandakan
kualitas air makin baik atau bersih (Yunita dan Agam., 2021).
kandungan BOD karena adanya sisa makanan yang tidak terkonsumsi yang
mendekomposisi bahan organik di air. Oleh karena itu, BOD dapat digunakan
erat dengan tingkat kesuburan perairan. Kandungan BOD yang ideal untuk
budidaya perairan berkisar antara 3-5 mg/L. Kandungan BOD danau FPIK
dipengaruhi oleh arus air. Terdapat dua jenis plankton, yaitu fitoplankton dan
sangat dipengaruhi oleh arus atau gelombang air (Nurruhwati et al., 2017).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, terdapat 5 genus
perairan, plankton terdiri dari dua kelompok utama yaitu fitoplankton atau
plankton nabati dan zooplankton atau plankton hewani (yang ukurannya lebih
besar dari fitoplankton). Kedua jenis plankton tersebut memiliki peran penting
dalam ekosistem laut karena menjadi sumber makanan bagi berbagai hewan
larva dan dewasa dari hampir semua pHylum hewan. Organisme perairan ini
perikanan. Kondisi fisika dan kimia perairan dipengaruhi oleh pasang surut
yang berfungsi sebagai sumber pakan alami bagi hewan budidaya. Fitoplankton
berfungsi sebagai produsen dan penyedia oksigen dalam perairan, serta sebagai
4.2.8. NH3
Keduanya bersifat toksik namun lebih toksik amonia dikarenakan ion ini tidak
bermuatan dan larut dalam lemak, sehingga membran biologis lebih mudah
dilintasi dibandingkan ion amonium yang memiliki muatan dan terhidrasi. Ikan
memiliki beberapa mekanisme untuk mentoleransi kelebihan amonia dan
budidaya terjadi melalui proses biologis yang disebut nitrifikasi. Proses ini
berlangsung dalam dua tahap, pertama amonia diubah menjadi nitrit (NO2) oleh
beberapa genera bakteri, antara lain Nitrosomonas. Kedua nitrit diubah menjadi
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
NH3
Hasil pengukuran
Unsoed sebesar 0,25. Air sebagai media hidup ikan harus memiliki sifat yang
cocok bagi kehidupan ikan. Kualitas air dapat memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan mahluk hidup air. Salah satu parameter kualitas air yang dapat
memengaruhi hidup ikan adalah adalah kadar amonia (NH3). Kadar amonia
Kondisi kadar ammonia yang terukur adalah 0,25. Sesuai dengan baku
mutu berdasarkan PP No. 22 Tahun 2021 untuk kelas 2 bahwa nilai maksimal
ammonia dalam perairan adalah 0,2 mg/l. Sehingga dapat dikatakan nilai
ammonia yang diperoleh di Danau FPIK Unsoed ini sedikit lebih tinggi dari
(Handoco, 2021) pada perairan alami umumnya di bawah 0,1 mg/l. Kadar
perairan baik dari limbah domestik maupun limpasan limbah pertanian. Hal ini
juga dibuktikan dengan masih banyak aktivitas masyarakat yang berasal dari
dengan jangka waktu yang lama akan bersifat racun. Tingginya konsentrasi
guna mengikat amonia yang beracun. Sistem resirkulasi adalah salah satu
memanfaatkan kembali air yang sudah digunakan dengan cara memutar air
secara terus-menerus sehingga sistem ini bersifat hemat air (Norjanna et al.,
2015). Kadar amonia di Danau FPIK Unsoed sedikit lebih tinggi dari standar
baku mutu, kadar amonia di Danau FPIK Unsoed bisa dikurangi dengan
menambahkan biofiltrasi. Dampaknya kalau konsentrasi amonia tinggi
penyakit pada ikan dan juga menyebabkan kematian pada budidaya perikanan.
4.8.9 Alkalinitas
kalsium karbonat dengan satuan mg/L (Lestari et al., 2019). Alkalinitas air
adalah gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam atau kuantitas anion di
dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen. Alkalinitas juga diartikan
80
60
40
20
0
Alkalinitas
Hasil pengukuran
produktivitas perairan tersebut. Alkalinitas dengan nilai lebih dari 500 mg/l
merupakan perairan yang produktivitasnya rendah, nilai 200-500 mg/l
perairan yang produktivitasnya sedang, nilai 10-50 mg/l perairan yang kurang
produktif dan nilai 0-10 mg/l perairan tidak dapat digunakan (Utami dan
Herdina, 2021). Alkalinitas yang terdapat di Danau FPIK Unsoed masi tergolong
Sesuai dengan standar baku mutu berdasarkan PP RI No. 82 Tahun 2001 Kelas 1
bahwa nilai standar baku untuk kadar alkalinitas diperairan berkisar antara 30-
500 mg/L (Bintoro dan Abidin, 2014). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar
alkalinitas di Danau FPIK Unsoed masih berada di ambang batas normal dan
sesuai standar baku mutu perairan. Kadar alkalinitas ini tidak membahayakan
organisme akuatik.
Menurut (Harmilia et al., 2021) Perairan yang baik akan memiliki nilai
budidaya ikan antara 20-300 mg/l. Nilai alkalinitas Danau FPIK Unsoed sesuai
1. Status trofik perairan dapat dilihat dari karakteristik fisika,kimia, dan biologi.
Pada Danau FPIK Unsoed didapatkan nilai suhu sebesar 24,3 °C, nilai kecerahan
sebesar 38,3 cm, nilai CO2 bebas sebesar 0,44mg/l, Alkalinitas sebesar 88mg/L,
NH3 sebesar 0,25,pH sebesar 6, Do sebesar 26mg/l, BOD sebesar 12,2 mg/l dan 5
5.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya yaitu diharapkan lebih serius dan teliti
dalam melakukan praktikum agar hasil pengamatan maksimal serta lebih baik lagi
harap membawa payung karena cuaca yang panas dan cahaya matahri yang terik.
Dalam penulisan laporan harap dikerjakan dengan serius dan sesuai panduan.
Tanyakan hal hal yang kurang jelas dalam praktikum maupun penulisan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A., El-Shafie, A., Razali, S. F. M., & Mohamad, Z. S. 2014. Reservoir
Ali, M., dan Aida, S. N. 2017. Kualitas Fisika Dan Kimia Air Waduk Batutegi
Arum, E. S., Hariani, N., & Hendra, M. 2018. STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON
Asnil, A., Mudikdjo, K., Hardjoamidjojo, S., & Ismail, A. 2013. Analisis kebijakan
Astria, F., Subito, M., & Nugraha, D. W. 2014. Rancang bangun alat ukur pH dan suhu
Atima, W. 2015. BOD dan COD sebagai parameter pencemaran air dan baku mutu air
limbah. BIOSEL (Biology Science and Education): Jurnal Penelitian Science dan
Bintoro, A., & Abidin, M. 2014. Pengukuran total alkalinitas di perairan estuari sungai
Damayanti, A. A., Wahjono, H. D., & Santoso, A. D. 2022. Pemantauan Kualitas Air
Secara Online dan Analisis Status Mutu Air di Danau Toba, Sumatera
Daroini, T. A., & Arisandi, A. 2020. Analisis BOD (Biological Oxygen Demand) Di
Daroini, T. A., & Arisandi, A. 2020. Analisis BOD (Biological Oxygen Demand) Di
Dewi, K. K., & M Widyastuti, M. W. 2016. Kajian Perubahan Kualitas Air Sungai
Donan Kabupaten Cilacap Tahun 1998 dan 2015. Jurnal Bumi Indonesia, 5(3).
Djunaidah, I. S., Supenti, L., Sudinno, D., & Suhrawardhan, H. 2017. Kondisi perairan
Elvince, R., dan Kembarawati. 2021. Analisis Kualitas Air Danau Hanjalutung,
Handoco, E. 2021. Studi Analisis Kualitas Air Sungai Bah Biak Kota
124.
Harmilia, E. D., Puspitasari, M., & Hasanah, A. U. 2021. Analysis of water chemistry
Hasim., Koniyo, Y., & Kasim, F. 2015. Parameter Fisik-kimia Perairan Danau Limboto
Heidari, H., Francois, B., & Brown, C. 2022. Possibility Assessment of Reservoir
Idris, M., & Jaya, I. 2014. Pengembangan data logger suhu air berbiaya rendah. Jurnal
Indriani, W., Hutabarat, S., & Ain, C. 2016. Status trofik perairan berdasarkan nitrat,
Kulla, O. L. S., Yuliana, E., & Supriyono, E. 2020. Analisis kualitas air dan kualitas
Lestari, R. P., Sofia, Y., Nelson, R., Gifrianto, R., & Rachmawati, E. 2019.
Lu, J., Yao, T., Shi, S., & Ye, L. 2022. Effects of acute ammonia nitrogen exposure on
Melinda, T., Sholehah, H., & Abdullah, T. 2021. PENENTUAN STATUS MUTU AIR
Mihu-Pintilie, A., Romanescu, G., & Stoleriu, C. 2014. The seasonal changes of the
Muthifah, L., Nurhayati., dan Utomo, K. P. 2018. Analisis Kualitas Air Danau
Nurruhwati, I., Zahidah, Z., & Sahidin, A. 2017. Kelimpahan Plankton di Waduk
Wisata Alam (Twa) Danau Tes Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu. Journal
Pratiwi, N. T., Hariyadi, S., Soegesty, N. B., & Wulandari, D. Y. 2020. Penentuan status
trofik melalui beberapa pendekatan (studi kasus: waduk Cirata). Jurnal Biologi
Indonesia, 16(1).
Putra, N. N., Fauzi, M., & El Fajri, N. 2022. Bioekologi Ikan Sepat Siam (Trichopodus
pectoralis) di Danau Tuok Tengah, Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu,
Akuatik, 3(2).
Rahman, A., Pratiwi, N. T. M., & Hariyadi, S. 2016. Struktur Komunitas Fitoplankton
di Danau Toba, Sumatera Utara. Jurnal ilmu pertanian Indonesia, 21(2), 120-127.
Ramlah, R., Soekendarsi, E., Hasyim, Z., & Hassan, M. S. 2016. Perbandingan
Rasit, A., Rosyidi, M. I., & Winarsa, R. 2016. Struktur Komunitas Fitoplankton pada
Santoso, A. D. 2018. Keragaan Nilai DO, BOD dan COD di Danau Bekas Tambang
Sarif, A. J., Kusen, D. J., & Pangemanan, N. P. 2019. Analisis parameter fisika kimia air
Sawitri, R., & Takandjandji, M. 2019. Konservasi Danau Ranu Pane dan Ranu Regulo
Siagian, M., & Simarmata, A. H. 2015. Profil Vertikal Oksigen Terlarut di Danau
Sianipar, H. F., Sianturi, T., & Purba, J. S. 2022. Sosialisasi pentingnya plankton pada
budidaya ikan di danau toba. Jurnal Abdimas Bina Bangsa, 3(1), 42-46.
Sihombing, A. C., Heriansyah, H., Rais, A. H., Kaban, S., Darmarini, A. S., & Zurba,
Sinaga, E. L. R., Muhtadi, A., & Bakti, D. 2016. Profil suhu, oksigen terlarut, dan pH
Siswanto, S., Sofarini, D., & Hanifa, M. S. 2021. Kajian Fisika Kimia Perairan Danau
251.
Soliha, E., Aquinia, A., Hayuningtias, K. A., & Ramadhan, K. R. 2021. The influence of
Sui, Z., Wei, C., Wang, X., Zhou, H., Liu, C., Mai, K., & He, G. 2023. Nutrient sensing
Syamiazi, F. D. N., & Indaryanto, F. R. 2015. Kualitas Air Di Waduk Nadra Kerenceng
Tamara, R., Barus, T. A., & Wahyuni, H. 2022. Analisis Kualitas Air Danau Lut Tawar
Tatangindatu, F., Kalesaran, O., & Rompas, R. 2013. Studi parameter fisika kimia air
budidaya kurungan jaring tancap (KJT) di Danau Tutud Desa Tombatu Tiga
PERAIRAN, 5(1).
Urbasa, P. A., Undap, S. L., & Rompas, R. J. 2015. Dampak kualitas air pada budi daya
Urbasa, P. A., Undap, S. L., & Rompas, R. J. 2015. Dampak kualitas air pada budi daya
Wahyuningsih, S., Gitarama, A. M., & Gitarama, A. M. 2020. Amonia pada sistem
Zhang, Y., Wu, Z., Liu, M., He, J., Shi, K., Zhou, Y., ... & Liu, X. 2015. Dissolved oxygen
Tabel 6. Dokumentasi
Gambar Keterangan
Pengukuran pH
Pengukuran kecerahan
Amonia
BOD
Tabel 4 Hasil pengukuran parameter air fisika dan kimia Danau FPIK Unsoed.
Mutu
2001
2001
2001 Kelas I
2001 Kelas 1
2021 Kelas 2
2021
2021
2021 Kelas 3
Suhu CO2
T1= 26℃ =
𝟏𝟎𝟎𝟎
× p × q × 22 mg/L
𝟏𝟎𝟎
Kecerahan DO hari 1
𝐷1+𝐷2 55+20
Percb 1: = = 37,5 cm DO = 1000/125 × p × q × 8 mg/L
2 2
𝐷1+𝐷2 65+10
= 30,56 mg/L
Percb 3: = = 37,5 cm
2 2
DO hari 5
37,5+40+37,5
Rata-rata: = 38,3 cm
3
DO = 1000/125 × p × q × 8 mg/L
pH = 6
=1000/125 × 19,1 × 0,025 × 8
NH3 = 0,25
= 20,8 mg/L
Alkalinitas
BOD
𝑉 𝐻𝐶𝐿×𝑁 𝐻𝐶𝐿 100
= × × 1000 = DO hari ke-0 – DO hari ke-5)
𝑉 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 2
2,2×0,02
= ×50 × 1000 = 30,56 mg/L – 20,8 mg/L
25
Oscilatoria
Tetmemorus
Cyclops
Macrostella
ACARA III
MENENTUKAN KECEPATAN ARUS DAN KOMUNITAS
MAKROBENTOS SUNGAI PANGKON
Oleh:
Nabila Keyfa Putri
NIM. L1B022048
waktu ke waktu sesuai dengan laju aliran, material dasar dan tepian. Setiap
sungai memiliki karakteristik dan bentuk yang berbeda karena banyak faktor
badan air (DAS) di seluruh pulau. Kotamadya adalah suatu wilayah daratan
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sungai dan anak-anak
hujan secara alami ke dalam danau atau laut, batas darat merupakan pemisah
topografi dan batas daratan. dari laut ke wilayah perairan masih dipengaruhi
oleh aktivitas berbasis darat. Oleh karena itu saluran air harus dikelola dengan
misalnya dalam memperoleh irigasi dan air baku. Salah satu komponen
pengelolaan kota adalah pengelolaan sungai atau anak sungai di dalam daerah
dasar badan air yang bersentuhan langsung dengan sedimen, sehingga dapat
langsung terpapar polutan seperti bahan organik dan logam berat. Organisme
bentik tersebar luas, memiliki tempat penting dalam rantai makanan dan
memiliki respon yang cepat dibandingkan dengan organisme lain. Kadar tinggi
lainnya untuk dijadikan indikator pencemaran lingkungan (Desmawati et al .,
indikator biologi karena cenderung hidup pada suatu wilayah tertentu dan peka
kimia dan biologi sungai. Perubahan yang dilakukan berdampak pada rusaknya
salah satu komponen biotik yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan
dan biologi badan air. Sifat fisik air seperti kedalaman, laju aliran, warna,
kekeruhan atau kejernihan, dan suhu air. Sifat kimia air meliputi konsentrasi gas
terlarut, bahan organik, pH, kandungan nutrisi, dan faktor biologis yang
(Pelealu et al ., 2018).
1.2 Tujuan
Sungai adalah saluran air alami permukaan bumi, yang menampung dan
menyalurkan air hujan dari lingkungan, mulai dari jangkauan tinggi hingga
aliran air terangkut juga meterial material sedimen yang berasal dari prose serosi
yang terbawa oleh aliran air dan dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan.
satu bentuk ekosistem perairan yang berperan penting dalam siklus hidrologi
dan berperan sebagai daerah aliran sungai bagi wilayah sekitarnya, oleh karena
diperuntukkan bagi aktivitas manusia, aktivitas ini mencemari aliran air sungai
dan berdampak pada penurunan kualitas air. Berbagai aktivitas manusia antara
lingkungan akibat aktivitas manusia, iklim dan kualitas air. Untuk memfasilitasi
ekosistem perairan (Jo dan kwon, 2023). Sungai bisa menjadi sumber bencana
jika tidak dijaga, baik dari segi manfaat maupun keamanannya. Misalnya
dengan mencemari air dengan bahan kimia, tidak hanya merusak kehidupan
Arus adalah gerakan massa air yang arah gerakannya horizontal maupun
vertikal. Arus sungai adalah gerakan massa air sungai yang arahnya searus
dengan aliran sungai menuju hilir atau muara. Faktor yang mempengaruhi arus,
Kecepatan arus air yang tinggi dapat merusak merusak struktur yang dipasang
di sungai dan lembah, seperti pelindung tepi sungai, jembatan karena aliran
debris diangkut dalam saluran sungai yang curam dengan kecepatan arus yang
kedalaman aliran yang dalam, yang disebabkan oleh peningkatan debit dengan
banyak hal diantaranya adalah gesekan dengan daratan, angin, kontur sungai,
lokasi sungai dan juga gangguan seperti halnya gulma, sampah atau tanaman
Arus sungai adalah suatu aliran air yang mengalir dari daerah yang lebih
tinggi ke daerah yang lebih rendah dan memanjang menuju laut. Berdasarkan
letaknya yaitu hulu, tengah dan hilir (muara). Bagi para peneliti yang menarik
dari aliran sungai adalah volume aliran yang mengalir pada suatu penampang
arus air memerlukan alat ukur yang memadai untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang tepat. Hal ini karena kecepatan arus air bagian permukaan
lebih cepat dari pada bagian bawah permukaan air. Perubahan debit aliran
menghasilkan aliran yang lebih cepat dimana biasa terjadi pada sungai di daerah
kecepatan lambat bahkan mendekati nol. Aliran juga tergantung dari volume
air. Volume semakin besar, maka aliran menjadi lebih cepat. Ada dua metode
yang bisa dilakukan untuk mengukur kecepatan arus sungai, yang pertama
Alat yang dipakai untuk mengukur kecepatan aliran sungai tersebut adalah
2.3.1 Benthos
Istilah Bentos berasal dari dua kata Yunani "Ben" yang berarti 'kumpulan
organisme yang hidup di atau di laut atau danau' dan "Thos" 'dasar laut atau
seluruh siklus hidupnya di dasar badan air dengan bergerak dengan cara
bahan organik serta menempati beberapa tingkat trofik dalam rantai makanan
(Irham et al ,2020).
dasar endapan. Semua organisme yang hidupnya terdapat pada substrat dasar
perairan baik yang bersifat sesil (melekat) maupun vagil (bergerak bebas)
dalam ekosistem perairan yaitu sebagai komponen dalam rantai makanan yakni
sebagai konsumen pertama dan kedua, atau sebagai sumber makanan dari level
trofik yang lebih tinggi seperti ikan. Tinggi rendahnya intensitas cahaya pada
setiap zona tidak berpengaruh besar terhadap keberadaan hewan bentos karena
hewan bentos biasa hidup dibawah substrat dasar perairan seperti dibawah
batu, lumpur dan pasir yang terhindar dari cahaya (Mar’i et al ., 2017). Bentos
dapat memberi kita informasi yang dapat dipercaya tentang kualitas air sungai,
dalam rantai makanan akuatik, bentos memainkan peran penting dalam aliran
energi dan nutrisi alami. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga
2.3.2 Makrobentos
merupakan kelompok hewan yang relatif menetap di dasar perairan dan kerap
yang rendah atau lamban, mudah ditangkap serta memiliki kelangsungan hidup
yang cukup panjang. Oleh karena itu peran dan keberadaan makrobentos dalam
organisme yang hidup di lumpur, pasir, kerikil, batu atau sampah organik baik
besar menjadi potongan yang lebih kecil sehingga mikroba lebih mudah untuk
dasar berupa batu- batuan lebih sering ditemukan Filum Arthropoda dan
Molluska sedangkan substrat berpasir dan lumpur lebih sering dijumpai Filum
Bergantung faktor dispersal artinya suatu tempat mudah didatangi atau tidak
cukup tersedia. Substrat yang kaya akan bahan organik biasanya didukung oleh
kaitan yang kuat dimana kepadatan makrozoobentos adalah suhu dan oksigen
terlarut pada perairan tawar, dan suhu, DO dan kecepatan arus pada perairan
habitat yang lebih besar dibandingkan dengan daerah yang lebih dalam
cenderung lebih dalam jika dibandingkan dengan saat musim kemarau. Hal
substrat dan kandungan bahan organik yang relatif tinggi serta kemampuan
adaptasi yang sangat baik untuk hidup diberbagai tempat. Gastropoda memiliki
keras dan hidup dalam jangka waktu yang lama (Irhan et al ., 2020).
dapat menunjukkan kualitas perairan sungai. Dalam suatu perairan yang belum
tercemar, jumlah individu relatif merata dari semua spesies yang ada.
0,85. Jika nilai indeks keseragaman mendekati 0, maka penyebaran individu tiap
jenis tidak merata. Namun sebaliknya jika nilai indeks keseragaman mendekati
1, maka penyebaran individu tiap jenis semakin mendekati merata dan tidak ada
spesies yang mendominasi. Sedangkan, nilai rata-rata dominansi (D) yang
didapat untuk perairan tawar 0,32. Nilai indeks dominasi berkisar antara 0-1,
dimana semakin kecil nilai indeks dominasi maka menunjukkan bahwa tidak
ada spesies yang mendominasi sebaliknya semakin besar nilai dominasi, maka
3.1 Materi
3.1.1 Alat
sungai
Membatasi daerah
2 Transek 50 x 50
sampling
Membantu dalam
Botol Air
3 1 Aqua proses pengukuran
Mineral
kecepatan arus
Membantu untuk
Saringan memisahkan
4 1 -
Tepung makrobentos
dengan pasir
Wadah untuk
membawa
5 Ember 1 -
makrobentos yang
ditemukan
Menghitung
kecepatan waktu
6 Stopwatch 1 HandpHone
pada proses
pengukuran arus
Membersihkan alat
7 Tissu 1 Pack -
dan bahan
Tempat
menyimpan
8 Plastik Bening 1 Pack -
makrobentos yang
di dapat
Milimeterblok Mengukur
9 2 -
laminating makrobentos
3.1.2 Bahan
Bahan
1 Sampel - - untuk
makrobentos
Diteliti
3.2 Metode
Botol plastik bekas air mineral (600 ml diisi air 400 ml air setempat) dan
dengan tali rafia sepanjang 5 atau 10 meter kemudian dilepas ke perairan yang
berarus searah. Saat pertama kali benda tersebut bergerak merupakan awal
panjang tali 5 atau 10 meter tersebut habis dan dicatat waktu tempuhnya (t1).
Percobaan diulangi beberapa kali untuk mendapatkan data yang lebih valid.
V=s/t
Keterangan:
v = kecepatan (m/s)
Transek dengan ukuran 50x50 cm dibuat untuk bagian tepi dan tengah
dengan saringan yang berukuran 0,1 mm. Makrobentos yang telah disaring
ditemukan di bagian tepi kanan, tengah, dan tepi kiri sungai kemudian
4.1 Hasil
2 0,274
3 0,197
2 0,312
3 0,307
2 0,281
3 0,378
Ju
mla
h
Na Genus Spe T Ten Te Kepa Kerag
ma sies e gah pi datan aman
Sun pi Ka
gai K na
ir n
i
Sun Parathel P. 3 - - 6 0,363
gai pHusa con
Pan vex
gko a
n
Brotia B. - - 4 8 0,320
cost
ula
Tota 0,683
l
4.2 Pembahasan
arus merupakan sarana transport yang baik untuk makanan maupun oksigen
bagi organisme. Arus sangat berperan dalam sirkulasi air, selain pembawa
dengan 3 kali pengulangan. Didapatakan hasil pada sisi kiri yaitu 0,228m/s,
0,274 m/s, 0,197 m/s dengan rata rata kecepatan yaitu 0,233 m/s. Pada sisi
tengah didapatkan hasil yaitu 0,233 m/s, 0,312 m/ s, 0,307 m/s dengan rata-rata
kecepatan arus 0,284 m/s. Sedangkan pada sisi kanan didapatkan hasil yaitu
0,304 m/s, 0,281 m/s, 0,378 m/s, dengan rata-rata kecepatan arus 0,321 m/s.
perairan dengan arus > 0,5 – 1 m/det dikategorikan ke dalam arus deras,
kecepatan arus 0,25 – 0,5 m/det dikategorikan sebagai arus lambat dan
kecepatan kecepatan arus < 0,1 m/det dikategorikan sebagai arus yang sangat
lambat .
Pada grafik didapatkan hasil rata rata pada sisi kiri yaitu 0,233m/s.
Pada sisi tengah diperoleh hasil rata rata yaitu 0,284m/s. Sedangkan pada sisi
kanan diperoleh hasil rata rata yaitu 0,321m/s. Kecepatan arus sungai dapat
lambat rata rata kecepatan arusnya yaitu 0,019-0,074 m/s. Kecepatan arus yang
sangat lambat di Sungai Bremi diduga disebabkan oleh angin dan jenis substrat
pada Sungai Bremi. kecepatan arus dapat dipengaruhi oleh keberadaan angin
dan substrat-substrat yang terdapat di dasar perairan. Substrat ini dapat berupa
kecepatan arus di perairan kelas II untuk budidaya ikan air tawar yaitu 0,1- 0,5
m/detik (Wea kami et al ., 2022). Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan,
kecepatan arus air di sungai Pangkon rata rata berkisar antara 0,233-0,321 m/s.
Kecepatan arus air Sungai pangkon memenuhi standar baku mutu air untuk
Arus sangat berperan dalam sirkulasi air, selain pembawa bahan terlarut
dan tersuspensi, arus juga mempengaruhi jumlah kelarutan oksigen dalam air.
lebih baik, dengan demikian pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan juga
akan ikut dipengaruhi akibat dari pergerakan air sebagai tempat hidup ikan.
Pergerakan air membuat penyebaran pakan dan zat yang terdapat di perairan
pencemaran. Jadi kelompok bentos yang hidup menetap (sesile) dan daya
2015).
Berdasarkan grafik diatas didapatkan kepadatan makrobentos disungai
pangkon yaitu pada bagian tepi kiri didapatkan ParathelpHusa P. convexa yang
berjumlah 3, di bagian tengah tidak didapatkan spesies apa apa, dan pada tepi
Parameter kualitas air, kadar bahan organik total dan jenis sedimen
Hasil pengukuran parameter kualitas air pada semua stasiun bervariasi namun
masih berada pada kisaran yang baik untuk hidup makrozoobentos. Dampak
Keseragaman (E) dan Dominansi (D) merupakan kajian indeks yang sering
makrobentos disungai pangkon adalah sebesar 0,683. Hal ini bisa terjadi
tersebut.
Kriteria a indeks keanekaragaman H’ < 2,3 termasuk keanekaragaman
fitoplankton yang tidak merata, sehingga adanya spesies yang lebih dalam
tingkat kekeruhan suatu perairan, tipe substrat maupun faktor fisik kimia lain
1,94. Hal ini terjadi karena indeks keanekaragaman makrozoo bentos di perairan
dan kelimpahan populasi suatu organisme, jika kelimpahan satu marga di suatu
1. Kecepatan arus sungai dihitung dan diukur sebanyak tiga kali percobaan kecapatan
arus sungai di tepi kiri 0,233 m/s, di tengah 0,284 m/s, dan di tepi kanan 0,378 m/s.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Tri., Jumarang muh Ihsak, Ihrawan Andi. 2013. Simulasi Pola Sirkulasi
39.
Aulia, Putri Rahma, Okto Supratman, and Andi Gustomi. 2020. "Struktur Komunitas
Budi, R., 2017. Makrobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Air Sungai Way Belau
Bandar Lampung. Majalah TEGI, 9(2). Biologi Universitas Andalas (J. Bio.
UA.)
Chakma, S., Rahman, M.M. and Akter, M., 2015. Composition and Abundance of
Chang Dae Jo, Heon Gak Kwon. 2023. Temporal and spatial evaluation of the effect
Desmawati, Iska., Adany Alifia., Java Cillysa Astine. 2019. Studi Awal
Edhy, Wahyu kresno., Abdul Muid,. Jumarang Ishak Jumarang Muh. Rancang
Fatima M, Ahmad U, Bhat BN, Hassan T and Parveen S. 2017. Research Article Bentos
Haris, R.B.K. and Yusanti, I.A., 2018. Studi Parameter Fisika Kimia Air Untuk
Irham, M., Ihsan, M., Octavina, C., Sugianto, S., Firman, M. and Batubara, A.S.,
Isti’anah, Dina., Huda moch. Fauzan, Laily Ainun Nikmati. 2015. Synedra sp. sebagai
Kami, T.W., Liufeto, F.C. and Lukas, A.Y., 2022. Studi Parameter Kualitas Air Sungai
Kinanti, T.E., Rudiyanti, S. and Purwanti, F., 2014. Kualitas perairan sungai bremi
Aceh Barat Daya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah.
1 (2):287-296.
Sungai Gua Pintu Ngalau pada Kawasan Karst di Sumatera Barat. Jurnal 5(1) :
41-49
Myson, M., 2017. Kajian Potensi Arus Sungai Lagan di Desa Lagan Tengah Kab.
Nur, M. and Fitriah, R., 2021. Analisis Kesesuaian Kualitas Air Sungai Dalam
8(2)2015:84-87
Putra, Ady Shaf. 2014. Analisis Distribusi Kecepatan Aliran Sungai Musi (Ruas
Putri VT, Yudha IG, Kartini N, dan Damai AA. 2021. Keragaan Makrozoobentos
Vol 1 (3)
8(2):103-108
Sidik, Razky Yatul., Irma Dewiyanti., Chitra Octavina. 2016. Struktur Komunitas
Selam Surabaya. JURNAL SAINS DAN SENI ITS. Vol. 8(2), 2337-3520.
Takebayashi, H., Fujita, M. and Ohgushi, K., 2022. Numerical modeling of debris
and its application to debris flows in Kinryu River Basin in Saga City,
Wishnu, N.P., Hartati, R., Suprijanto, J., Soenardjo, N. and Santosa, G.W., 2020.
LAMPIRAN
2 0,274
3 0,197
2 0,312
3 0,307
2 0,281
3 0,378
Kiri t2 = 18,26 s
Jarak (s) = 5 m t3 = 25,37 s
𝑠
Waktu (t)→ t1 = 21,94 s Kecepatan (V) = 𝑡
5 5
V1 = 21,94 = 0,228 m/s V2 = 16,04 = 0,312 m/s
5
V3 = 16,29 = 0,307 m/s
𝑉1+𝑉2+𝑉3
Rata-rata = 3
0,233+0,312+0,307
5
V2 = 18,26 = 0,274 m/s = 3
5 = 0,284 m/s
V3 = 25,37 = 0,197 m/s
𝑉1+𝑉2+𝑉3
Rata-rata = 3
Kanan
0,228+0,274+0,197
= Jarak (s) = 5 m
3
t2 = 17,77 s
t3 = 13,23 s
𝑠
Kecepatan (V) =
𝑡
Tengah 5
V1 = 16,45 = 0,304 m/s
Jarak (s) = 5 m 5
V2 = 17,77 = 0,281 m/s
Waktu (t)→ t1 = 21,43 s
5
V3 = 13,23 = 0,378 m/s
t2 = 16,04 s
𝑉1+𝑉2+𝑉3
t3 = 16,29 s Rata-rata = 3
𝑠 0,304+0,281+0,378
Kecepatan (V) =𝑡 = 3
5
V1 = 21,43 = 0,233 m/s = 0,321 m/s
Jumlah
Total 0,683
= 250 cm