PEKANBARU
2015
Proposal Kegiatan
PROPOSAL KEGIATAN
1. PENDAHULUAN
Daerah Kabupaten Kampar memiliki dua Daerah Aliran Sungai (DAS)
yang besar yaitu Sungai Kampar yang panjangnya 413,5 km dengan kedalaman
rata-rata 7,7 m dan lebar rata-rata 143 meter. Sungai besar kedua yaitu Sungai Siak
bagian hulu dengan panjang sungai 90 km dan kedalaman rata-rata 812 m.
Kondisi geologis yang terbentuk menyebabkan Kabupaten Kampar kaya
akan hasil tanah dan pertanian sekaligus rawan terhadap bencana alam. Sedangkan
dari segi kerawanan bencana, Kabupaten Kampar memiliki ancaman bencana
longsor yang cukup tinggi dengan jumlah lokasi sebanyak lima titik. Titik rawan
longsor ini tersebar di Desa Pulau Gadang, Desa Merangin, dan sepanjang jalan
perbatasan Sumbar-Riau. Kondisi tanah tebing yang terus tergerus air, disepanjang
jalan sangat memungkinkan terjadinya longsor. Bencana alam lainnya yang perlu
diwaspadai adalah banjir dengan seringnya meluap air Sungai Kampar, Sungai
Subayang dan Sungai Tapung di Kabupaten Kampar yang mengakibatkan
terendamnya sepertiga dari jumlah desa di Kampar, tepatnya 82 desa dari 250 desa
dan kelurahan di Kabupaten Kampar. Hingga waktu belakangan terakhir 16
Wilayah Kecamatan dari 20 Kecamatan di Kabupaten Kampar masih terendam
banjir.
Tidak saja hanya masalah longsor dan banjir yang terjadi, masalah-masalah
lainya seperti pembukaan kawasan pemukiman baru, pembalakan liar, perambahan
hutan di area konservasi juga kerap terjadi seperti pada kawasan Suaka Marga
Satwa Bukit Rimbang Baling (SM Rimbang Baling). Kawasan konservasi ini telah
mengalami konversi menjadi perkebunan sawit, karet dan pemukiman warga.
Secara administrasi, wilayah SM Rimbang Baling terletak di dua wilayah
yakni Kabupaten Kampar dan Kabupaten Kuantan Singingi. Total luas keseluruhan
Hal : 1
Proposal Kegiatan
1.1.
Latar Belakang
Kondisi keberadaan ekosistem di sepanjang aliran Sungai Subayang dan
sungai-sungai lainnya sangat berkaitan dengan faktor alami dan aktivitas manusia.
Perubahan yang disebabkan secara alami maupun akibat kegiatan manusia sangat
berbeda dan merupakan hal yang penting. Terganggunya ekosistem sungai yang di
sekitar SM Rimbang Baling dapat mempengaruhi perubahan ekosistem dan
ancaman terhadap ketersedian air bersih dalam menunjang konservasi. Untuk
melihat perubahan yang terjadi dalam skala waktu perlu dilakukan pemantauan baik
dari aspek ekologi maupun sosial ekonomi budaya, sehingga dapat diketahui
kecenderungan apakah terjadi perbaikan atau sebaliknya. Dengan pengamatan di
lapangan secara kontinyu, dapat dilihat ada tidaknya keberhasilan dari program
konservasi yang dilakukan. Indikator keberhasilan program dapat dilihat dari aspek
ekologi dan sosial ekonomi budaya. Terjaganya kondisi sumber daya air baik secara
kualitas maupun kuantitas dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, merupakan
salah satu indikator keberhasilan konservasi yang dilakukan.
Mengingat begitu pentingnya Bentang Alam Rimbang Baling, khususnya
Sungai Subayang sebagai menara air dan urat nadi kehidupan masyarakat, maka
diperlukan upaya nyata dalam pengelolaan sumberdaya air dengan upaya-upaya
yang dilakukan untuk menjaga kualitas termasuk kebersihan dan kelestarian
sumberdaya air dari berbagai ancaman yang ada dan berpotensi merusak.
Hal : 2
Proposal Kegiatan
1.2.
Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui :
1.3.
Manfaat Kegiatan
Manfaat dari kegiatan ini adalah :
Hal : 3
Proposal Kegiatan
1.4.
A.
program. Baseline ini meliputi data Bio-Fisik-Kimia dan sosial ekonomi budaya
masyarakat di 14 desa yang terdapat di sekitar DAS Rimbang Baling. Adapun yang
akan diperlukan dalam pembuatan baseline adalah :
1) Pengumpulan data-data Sekunder yang meliputi :
Klimatologi yakni curah hujan dan iklim termasuk sebaran stasiun curah
hujan yang aktif
3) Analisis Data
Setelah data Skunder dan primer didapat, maka dilakukan analisis data dan
dilengkapi dengan desk study.
Hal : 4
Proposal Kegiatan
B.
Grand Design
Begitu juga dengan Baseline, grand design merupakan suatu hal yang pokok
yang harus dibuat untuk memandu program dari sisi kegiatan agar tidak melebar
dan sesuai dengan tujuan.
1) Masterplan infrastruktur.
Diperlukan pembuatan masterplan infrastruktur untuk panduan dalam
pembuatan infrastruktur yang akan dijalankan. Hal ini mengacu dan
berdasar kepada kebutuhan di lapangan.
2) Detailed Engineering Design (DED) dan estimasi biaya untuk beberapa
infrastruktur prioritas
3) Design activity/program.
Diperlukan untuk menggambarkan detail program yang akan dijalankan.
Hal ini terkait dengan besaran, luasan dan dimensi waktu.
C.
Hal : 5
Proposal Kegiatan
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1.
hingga Maret 2016. Penelitian ini dilaksanakan di sekitar lokasi aliran Sungai
Subayang. Lokasi pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive random
sampling.
2.2.
A.
Jenis Data
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari hasil pengukuran langsung di lapangan dan hasil analisis
laboratorium. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan penelitian, jurnal
dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta.
1) Profil Daerah Aliran Sungai
Pengamatan kondisi lingkungan daerah aliran sungai dilaksanakan dengan
melakukan pengamatan terhadap parameter penting yang akan memberikan
gambaran kondisi lingkungan hidup. Parameter penting tersebut adalah:
1. Potensi sungai
- Permukiman
- Perikanan
- Pariwisata
2. Pemanfaatan daerah aliran sungai
- Daerah permukiman
- Tambak
- Pariwisata
Hal : 6
Proposal Kegiatan
- Perkebunan
- Pertanian
3. Penguasaan terhadap daerah aliran sungai
4. Pengelolaan daerah aliran sungai
5. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas perairan sungai
2) Profil Kawasan SM Rimbang Baling
Pengamatan kondisi SM Rimbang Baling dilaksanakan dengan melakukan
pengamatan terhadap parameter penting yang akan memberikan gambaran kondisi
lingkungan hidup. Parameter penting tersebut adalah:
1. Pemanfaatan kawasan SM Rimbang Baling
-
Daerah permukiman
Perkebunan
Pertanian
Morfologi
Tutupan lahan
Kualitas tanah
Indek Erosi
Hal : 7
Proposal Kegiatan
B.
Lahan Kritis
Data lahan kritis diperoleh dari data sekunder hasil identifikasi lahan
kritis yang dilaksanakan oleh Kementerian Kehutanan/Direktorat
Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial/Balai
Pengelolaan DAS. Lahan kritis adalah lahan yang masuk kategori kritis
dan sangat kritis. Perhitungan persentase luas lahan kritis menggunakan
klasifikasi sebagaimana Tabel 1:
5
Sangat
Rendah
Persentase
20
PLK
x 100%
PLK=
Luas DAS
Lahan
Rendah
5 < PLK 10
Kritis (PLK)
Sedang
10 < PLK 15
Tinggi
15 < PLK 20
PLK >20
Sangat Tinggi
Skor
0,5
0,75
1
1,25
1,5
Penutupan Vegetasi
Data penutupan lahan dengan vegetasi permanen diperoleh dari data
sekunder hasil identifikasi citra resolusi tinggi/liputan lahan yang
dilaksanakan oleh Kementerian Kehutanan/Badan Informasi Geospasial/
LAPAN/pihak lain sesuai kewenangannya. Vegetasi permanen yang
dianalisis adalah tanaman tahunan, yang berupa hutan, semak, belukar dan
kebun.
Perhitungan
persentase
luas
penutupan
vegetasi
menggunakan
Parameter
LVP
PPV=
x 100%
Luas DAS
Nilai
PPV > 80
60< PPV 80
40 < PPV 60
20 < PPV 40
PPV 20
Kelas
Sangat baik
Baik
Sedang
Buruk
Sangat buruk
Skor
0,5
0,75
1
1,25
1,5
Hal : 8
Proposal Kegiatan
Indeks Erosi
Data erosi aktual diperoleh dari perhitungan erosi dengan metode
Universal Soil Loss Equation (USLE). Nilai erosi yang diperkenankan
dihitung berdasarkan kriteria baku kerusakan tanah pada lahan
kering dari Peraturan Pemerintah (PP) No. 150 tahun 2000 tentang
Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa (Tabel 3):
Tabel 3.
Tebal Tanah
(cm)
< 20
20 - <50
50 - <100
100 150
>150
mm/10 th
0,2 <T1,3
1,3 <T4
4,0 <T9,0
9,0<T12
T>12
Bobot
10
Parameter
IE=
erosi aktual
Erosi yg ditoleransi
Nilai
Kelas
Skor
IE 0,5
0,5 < IE 1,0
1,0 < IE 1,5
1,5 < IE 2,0
> 2,0
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
0,5
0,75
1
1,25
1,5
tidak
ada
air
Hal : 9
Proposal Kegiatan
Sub Kriteria
Koefisien
Rezim Aliran
(KRA)
Bobot
5
Parameter
Qmax
KRA=
Qa
Nilai
KRA 5
5 < KRA 10
10 < KRA 15
15 < KRA 20
KRA >20
Kelas
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Skor
0,5
0,75
1
1,25
1,5
Hal : 10
Proposal Kegiatan
Tabel 6.
Sub Kriteria
Koefisien
Aliran
Tahunan (KAT)
Bobot
5
Parameter
Q Tahunan
KAT=
P Tahunan
Nilai
KAT 0,2
0,2<KAT 0,3
0,3<KAT 0,4
0,4 <KAT 0,5
KAT> 0,5
Kelas
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Skor
0,5
0,75
1
1,25
1,5
Nilai pada Tabel 6 adalah nilai air limpasan tahunan riil (direct
runoff, DRO), yaitu nilai total runoff (Q) setelah dikurangi dengan nilai
aliran dasar (base flow, BF), atau dalam bentuk persamaannya: DRO
= Q BF. Perhitungan aliran dasar (BF) untuk nilai BF harian rata-rata
bulanan = nilai Q rata-rata harian terendah saat tidak ada hujan (P = 0).
Apabila nilai aliran dasar diikutsertakan dalam perhitungan maka nilai
koefisien limpasan (C) DAS/SubDAS besarnya bisa lebih dari 1 (>1).
Hal ini karena meskipun tidak hujan, misalnya pada saat musim
kemarau, aliran air di sungai masih ada, yaitu merupakan bentuk dari
aliran dasar. Oleh karena itu dalam melakukan evaluasi dengan
indikator nilai C harus lebih hati-hati, yaitu menggunakan nilai
direct runoff-nya.
Muatan Sedimen
Sedimentasi adalah jumlah material tanah berupa kadar lumpur
dalam air oleh aliran air sungai yang berasal dari hasil proses erosi di
hulu, yang diendapkan pada suatu tempat di hilir dimana kecepatan
pengendapan butir-butir material suspensi telah lebih kecil dari
kecepatan angkutannya. Dari proses sedimentasi, hanya sebagian
material aliran sedimen di sungai yang diangkut keluar dari DAS,
sedang yang lain mengendap di lokasi tertentu di sungai selama
menempuh perjalanannya.
Indikator terjadinya sedimentasi dapat dilihat dari besarnya kadar
lumpur dalam air yang terangkut oleh aliran air sungai, atau
banyaknya endapan sedimen pada badan-badan air dan atau waduk.
Makin besar kadar sedimen yang terbawa oleh aliran berarti makin tidak
sehat kondisi DAS.
Hal : 11
Proposal Kegiatan
= debit sedimen
= 0.0864
Cs (mg/l)
Q (m3/dt)
Kadar muatan sedimen dalam aliran air diukur dari pengambilan contoh
air pada berbagai tinggi muka air (TMA) banjir saat musim
penghujan. Qs dalam ton/hari dapat dijadikan dalam ton/ha/th
dengan membagi nilai Qs dengan luas DAS. Selanjutnya nilai Qs
dalam ton/ha/th dikonversikan menjadi Qs dalam mm/tahun dengan
mengalikannya dengan berat jenis (BJ) tanah menghasilkan nilai tebal
endapan sedimen.
Selain itu muatan sedimen dapat diperoleh melalui pendekatan hasil
prediksi erosi, dengan menggunakan rumus :
MS = A x SDR
Keterangan :
MS
SDR
Hal : 12
Proposal Kegiatan
Perhitungan
muatan
sedimen
menggunakan
klasifikasi
nilai
sebagaimana Tabel 8:
Tabel 8. Sub Kriteria, Bobot, Nilai dan Klasifikasi Muatan Sedimen
Sub Kriteria
Muatan
Sedimen
(MS)
Bobot
4
Parameter
Qs = k x Cs x Q
MS = A x SDR
Nilai
(Ton/Ha/Th)
MS < 5
5 < MS 10
10 < MS 15
15 < MS 20
MS> 20
Kelas
Skor
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
0,5
0,75
1
1,25
1,5
Hal : 13
Proposal Kegiatan
karakteristik sosial ekonomi masyarakat digunakan teknik survey, karena teknik ini
dapat memberikan informasi yang lebih cepat dari sejumlah sampel.
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data
sekunder dikumpulkan dari instansi pemerintah dan non pemerintah yang terkait
dengan topik penelitian ini. Data sekunder dikumpulkan dengan metode studi
dokumen, literatur, dan publikasi yang terdiri dari :
desa, aparat kecamatan, dan aparat kabupaten. Data primer dikumpulkan dengan
metode :
Focus Group Discussion (FGD) lapisan atas dan lapisan bawah digunakan
untuk mengumpulkan pendapat dan ide komunitas terkait dengan isue-isue
illegal fishing illegal loging dan program penyelamatan DAS dan hutan.
Hal : 14
Proposal Kegiatan
Kuesioner survey
Panduan FGD
Tape recorder
Hal : 15
Proposal Kegiatan
stimulan diskriminatif dan lingkungan dari Cone dan Hayes, teori Homer-Dixon
tentang lingkungan dan konflik sosial, dan teori adaptasi lingkungan oleh Veitch
dan Arkelin. Data kuantitatif yang dikumpulkan akan diolah dengan bantuan
program SPSS selanjutnya dianalisis dengan metode statistika deskriptif dan
statistika non parametrik
3) Data Penunjang Infrastruktur
Data-data dasar dan penunjang yang dibutuhkan sebagai penunjang
kegiatan Inftrastruktur adalah :
Data topografi
Hal : 16
Proposal Kegiatan
3. PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1.
Riau bekerja sama dengan WWF, KPH, BPDAS, BKSDA, LAM dan Sub DAS
Subayang.
Hal : 17
Proposal Kegiatan
3.2.
Tenaga Pelaksana
Pelaksanan kegiatan ini dilakukan oleh para ahli dalam bidangnya, yaitu
sebagai berikut :
A.
Tim Ahli
1. Ahli Ekologi
2. Ahli Teknik Kimia
3. Ahli Hidrologi
4. Ahli Teknik Sipil
5. Ahli Ekonomi
6. Ahli Sosial Budaya
7. Ahli Planologi
8. Ahli Teknik Instrumentasi
9. Ahli Sistem Informasi Geografi (SIG)
10. Ahli Biologi
B.
Tenaga Penunjang
1. Asisten Ahli
2. Enumerator
3. Sekretariat
3.3.
Keluaran
Dihasilkannya rancangan baseline, grand design dan infrastruktur yang bisa
Hal : 18
Proposal Kegiatan
3.4.
Hal : 19
Proposal Kegiatan
Uraian
Vol
Unit
Satuan
(Rp.)
2,250,000
2,000,000
1,250,000
Jumlah I
II
III
Sekretariat
1. Alat Tulis Kantor (kertas, tinta, dll)
2. Dokumentasi
Pkt
Pkt
3,000,000
500,000
3
3
3
3
1
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
5,000,000
3,000,000
7,500,000
4,000,000
10,000,000
B.
I
10
90
50
OH
OH
OH
500,000
400,000
300,000
5,000,000
36,000,000
15,000,000
70
30
140
OH
UH
OH
350,000
600,000
75,000
24,500,000
18,000,000
10,500,000
109,000,000
5
15
1
15
Eks
Eks
Pkt
Eks
50,000
100,000
10,000,000
150,000
250,000
1,500,000
10,000,000
2,250,000
Jumlah V
Jumlah (A) = (I+II+III+IV+V)
Pembangunan Infrastruktur waterlab field Monitoring sites Lab Building & Sarpras
Pembangunan, pengadaan alat dan bahan, serta konstruksi
1. Ketua Tim (1 orang x 8 bulan)
8
MM
2,250,000
2. Anggota Tim Ahli (3 orang x 8 bulan)
24
MM
2,000,000
3. Tenaga Penunjang (2 orang x 8 bulan)
16
MM
1,250,000
14,000,000
410,500,000
Jumlah I
II
Sekretariat
1. Alat Tulis Kantor (kertas, tinta, dll)
IV
Biaya Pengadaan
1. Pengadaan Alat Duga Air (AWLR)
2. Pembangunan Tempat Perletakan Alat (Swadaya Warga)
3. Pengadaan Bahan dan Instrumen Penelitian
Jumlah III
Training pengoperasian infrastruktur laboratorium
a. Lumpsum
1. Lumpsum Instruktur (3 org x 3 hr)
2. Lumpsum Peserta (5 org x 2 hr)
18,000,000
48,000,000
20,000,000
86,000,000
Pkt
3,000,000
Jumlah II
III
15,000,000
9,000,000
22,500,000
12,000,000
10,000,000
68,500,000
Jumlah IV
V
6,000,000
1,000,000
7,000,000
Jumlah III
IV
18,000,000
144,000,000
50,000,000
212,000,000
2
2
Jumlah II
Biaya Penunjang
1. Pengumpulan data sekunder (biofisik, sosek & peta)
2. Pengadaan Instrumen Penelitian
3. Analisis dan pengolahan data
4. Pembekalan Enumerator dan Operator
5. Sosialisasi ke Masyarakat
Jumlah
(Rp.)
3,000,000
3,000,000
1
1
4
Unit
Pkt
Pkt
175,000,000
150,000,000
25,000,000
175,000,000
150,000,000
100,000,000
425,000,000
9
10
OH
OH
500,000
400,000
4,500,000
4,000,000
Hal : 20
Proposal Kegiatan
No
Uraian
OH
Satuan
(Rp.)
300,000
6
3
30
OH
UH
OH
350,000
600,000
75,000
Vol
Unit
Jumlah IV
V
1
1
5
1
Laporan
1. Laporan Akhir
Terbilang :
2,100,000
1,800,000
2,250,000
16,450,000
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
30,000,000
20,000,000
5,000,000
10,000,000
Jumlah V
VI
Jumlah
(Rp.)
1,800,000
30,000,000
20,000,000
25,000,000
10,000,000
85,000,000
15
Eks
70,000
Jumlah VI
Jumlah (B) = (I+II+III+IV+V)
JUMLAH TOTAL = (A) + (B)
1,050,000
1,050,000
616,500,000
1,027,000,000
Hal : 21
Proposal Kegiatan
Uraian
Vol
8
72
40
Unit
MM
MM
MM
Satuan
($ US)
173.08
153.85
96.15
Jumlah I
II
III
Sekretariat
1. Alat Tulis Kantor (kertas, tinta, dll)
2. Dokumentasi
Pkt
Pkt
230.77
38.46
3
3
3
3
1
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
384.62
230.77
576.92
307.69
769.23
B.
I
10
90
50
OH
OH
OH
38.46
30.77
23.08
385
2,769
1,154
70
30
140
OH
UH
OH
26.92
46.15
5.77
1,885
1,385
808
8,385
5
15
1
15
Eks
Eks
Pkt
Eks
3.85
7.69
769.23
11.54
19
115
769
173
Jumlah V
Jumlah (A) = (I+II+III+IV+V)
Pembangunan Infrastruktur waterlab field Monitoring sites Lab Building & Sarpras
Pembangunan, pengadaan alat dan bahan, serta konstruksi
1. Ketua Tim (1 orang x 8 bulan)
8
MM
173.08
2. Anggota Tim Ahli (2 orang x 8 bulan)
24
MM
153.85
3. Tenaga Penunjang (2 orang x 8 bulan)
16
MM
96.15
1,077
31,577
Jumlah I
II
Sekretariat
1. Alat Tulis Kantor (kertas, tinta, dll)
IV
Biaya Pengadaan
1. Pengadaan Alat Duga Air (AWLR)
2. Pembangunan Tempat Perletakan Alat (Swadaya Warga)
3. Pengadaan Bahan dan Instrumen Penelitian
Jumlah III
Training pengoperasian infrastruktur laboratorium
a. Lumpsum
1. Lumpsum Instruktur (3 org x 3 hr)
2. Lumpsum Peserta (5 org x 2 hr)
1,385
3,692
1,538
6,615
Pkt
230.77
Jumlah II
III
1,154
692
1,731
923
769
5,269
Jumlah IV
V
462
77
538
Jumlah III
IV
1,385
11,077
3,846
16,308
2
2
Jumlah II
Biaya Penunjang
1. Pengumpulan data sekunder (biofisik, sosek & peta)
2. Pengadaan Instrumen Penelitian
3. Analisis dan pengolahan data
4. Pembekalan Enumerator dan Operator
5. Sosialisasi ke Masyarakat
Jumlah
($ US)
231
231
1
1
4
Unit
Pkt
Pkt
13,461.54
11,538.46
1,923.08
13,462
11,538
7,692
32,692
9
10
OH
OH
38.46
30.77
346
308
Hal : 22
Proposal Kegiatan
No
Uraian
OH
Satuan
($ US)
23.08
6
3
30
OH
UH
OH
26.92
46.15
5.77
Vol
Unit
Jumlah IV
V
1
1
5
1
Terbilang :
138
162
138
173
1,265
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
2,307.69
1,538.46
384.62
769.23
Jumlah V
V
Jumlah
($ US)
2,308
1,538
1,923
769
6,538
15
Eks
5.38
Jumlah V
Jumlah (B) = (I+II+III+IV+V)
JUMLAH TOTAL = (A) + (B)
81
81
47,423
79,000
Hal : 23