Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL KEGIATAN

PENGEMBANGAN WATERLAB SEBAGAI UPAYA


KONSERVASI DAS RIMBANG BALING

PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP (PSLH)


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU
2015

Proposal Kegiatan

PROPOSAL KEGIATAN

PENGEMBANGAN WATERLAB SEBAGAI UPAYA


KONSERVASI DAS RIMBANG BALING

1. PENDAHULUAN
Daerah Kabupaten Kampar memiliki dua Daerah Aliran Sungai (DAS)
yang besar yaitu Sungai Kampar yang panjangnya 413,5 km dengan kedalaman
rata-rata 7,7 m dan lebar rata-rata 143 meter. Sungai besar kedua yaitu Sungai Siak
bagian hulu dengan panjang sungai 90 km dan kedalaman rata-rata 812 m.
Kondisi geologis yang terbentuk menyebabkan Kabupaten Kampar kaya
akan hasil tanah dan pertanian sekaligus rawan terhadap bencana alam. Sedangkan
dari segi kerawanan bencana, Kabupaten Kampar memiliki ancaman bencana
longsor yang cukup tinggi dengan jumlah lokasi sebanyak lima titik. Titik rawan
longsor ini tersebar di Desa Pulau Gadang, Desa Merangin, dan sepanjang jalan
perbatasan Sumbar-Riau. Kondisi tanah tebing yang terus tergerus air, disepanjang
jalan sangat memungkinkan terjadinya longsor. Bencana alam lainnya yang perlu
diwaspadai adalah banjir dengan seringnya meluap air Sungai Kampar, Sungai
Subayang dan Sungai Tapung di Kabupaten Kampar yang mengakibatkan
terendamnya sepertiga dari jumlah desa di Kampar, tepatnya 82 desa dari 250 desa
dan kelurahan di Kabupaten Kampar. Hingga waktu belakangan terakhir 16
Wilayah Kecamatan dari 20 Kecamatan di Kabupaten Kampar masih terendam
banjir.
Tidak saja hanya masalah longsor dan banjir yang terjadi, masalah-masalah
lainya seperti pembukaan kawasan pemukiman baru, pembalakan liar, perambahan
hutan di area konservasi juga kerap terjadi seperti pada kawasan Suaka Marga
Satwa Bukit Rimbang Baling (SM Rimbang Baling). Kawasan konservasi ini telah
mengalami konversi menjadi perkebunan sawit, karet dan pemukiman warga.
Secara administrasi, wilayah SM Rimbang Baling terletak di dua wilayah
yakni Kabupaten Kampar dan Kabupaten Kuantan Singingi. Total luas keseluruhan

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 1

Proposal Kegiatan

kawasan adalah 136.000 hektar. Rimbang Baling ditetapkan sebagai suaka


margasatwa oleh gubernur Riau pada tahun 1982, dengan kekuatan hukum
berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tk. I Riau. No. 149/V/1982.
Pada kawasan konservasi ini mengalir beberapa sungai, salah satunya
adalah Sungai Subayang yang merupakan bagian dari Sub DAS Kampar. Sungai
ini merupakan denyut nadi masyarakat, mulai dari fungsi ekonomi, transportasi,
sosial budaya hingga untuk mandi, cuci dan kakus. Sebagai jalur transportasi air
Sungai Subayang merupakan jalur penting oleh masyarakat untuk akses menuju ke
15 desa yang terdapat di sepanjang sungai tersebut dengan menggunakan perahu
pompong atau mesin tempel.

1.1.

Latar Belakang
Kondisi keberadaan ekosistem di sepanjang aliran Sungai Subayang dan

sungai-sungai lainnya sangat berkaitan dengan faktor alami dan aktivitas manusia.
Perubahan yang disebabkan secara alami maupun akibat kegiatan manusia sangat
berbeda dan merupakan hal yang penting. Terganggunya ekosistem sungai yang di
sekitar SM Rimbang Baling dapat mempengaruhi perubahan ekosistem dan
ancaman terhadap ketersedian air bersih dalam menunjang konservasi. Untuk
melihat perubahan yang terjadi dalam skala waktu perlu dilakukan pemantauan baik
dari aspek ekologi maupun sosial ekonomi budaya, sehingga dapat diketahui
kecenderungan apakah terjadi perbaikan atau sebaliknya. Dengan pengamatan di
lapangan secara kontinyu, dapat dilihat ada tidaknya keberhasilan dari program
konservasi yang dilakukan. Indikator keberhasilan program dapat dilihat dari aspek
ekologi dan sosial ekonomi budaya. Terjaganya kondisi sumber daya air baik secara
kualitas maupun kuantitas dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, merupakan
salah satu indikator keberhasilan konservasi yang dilakukan.
Mengingat begitu pentingnya Bentang Alam Rimbang Baling, khususnya
Sungai Subayang sebagai menara air dan urat nadi kehidupan masyarakat, maka
diperlukan upaya nyata dalam pengelolaan sumberdaya air dengan upaya-upaya
yang dilakukan untuk menjaga kualitas termasuk kebersihan dan kelestarian
sumberdaya air dari berbagai ancaman yang ada dan berpotensi merusak.

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 2

Proposal Kegiatan

1.2.

Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui :

Mengetahui kondisi ekologi dan sosial ekonomi budaya pada ekosistem


daerah aliran Sungai Subayang dalam kurun waktu tertentu (time series)
dengan melakukan pengukuran dan pengamatan langsung di lapangan
secara berkesinambungan. Sehingga, kedepannya dapat dijadikan sebagai
tolak ukur dalam upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

Merancang laboratorium air tawar yang berfungsi sebagai monitoring


kondisi perairan Sungai Subayang

1.3.

Manfaat Kegiatan
Manfaat dari kegiatan ini adalah :

Informasi mengenai kondisi biofisik daerah aliran Sungai Subayang dan


kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat yang tinggal di sekitar daerah
aliran sungai tersedia data yang akurat dari waktu ke waktu.

Rancangan dan operasional Laboratorium Air Tawar dapat dihasilkan lebih


baik dengan memperhatikan data kondisi biofisik dan ekonomi budaya
masyarakat yang tersedia.

Gambar 1. Bagan Alir Upaya Konservasi Sungai Subayang

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 3

Proposal Kegiatan

1.4.

Ruang Lingkup Kegiatan


Lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan secara garis besar terdiri dari :

A.

Pembuatan Dokumen Baseline


Pembuatan baseline diperlukan sebagai dasar untuk berpijaknya kerangka

program. Baseline ini meliputi data Bio-Fisik-Kimia dan sosial ekonomi budaya
masyarakat di 14 desa yang terdapat di sekitar DAS Rimbang Baling. Adapun yang
akan diperlukan dalam pembuatan baseline adalah :
1) Pengumpulan data-data Sekunder yang meliputi :

Peta SubSub DAS Subayang

Peta Tutupan Lahan, Terrain, Geomorfologi, Morfometri, debit aliran,


Suspense dan Erosi

Klimatologi yakni curah hujan dan iklim termasuk sebaran stasiun curah
hujan yang aktif

Keradaan, sebaran dan ketersediaan data dari AWLR/SPAS

BOD/COD (kimia residu dari kebun, limbah mestik)

Vegetasi, flora-fauna, mikroba air, biota perairan, sungai.

Data monografi desa

Data lainnya yang dirasa perlu.

2) Pengumpulan Data Primer meliputi :

Kualitas dan Kuantitas Air, Terrain & Geomorfologi, Morfometri, debit


aliran, suspense dan erosi

Pengamatan curah hujan dan iklim

Melakukan pengamatan BOD dan COD terkait kimia

Residu limbah kebun dan domestik

Inventarisasi vegetasi, flora-fauna, mikroba air dan biota perairan sungai

Wawancara mendalam kepada stakeholder dan masyarakat

3) Analisis Data
Setelah data Skunder dan primer didapat, maka dilakukan analisis data dan
dilengkapi dengan desk study.

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 4

Proposal Kegiatan

B.

Grand Design
Begitu juga dengan Baseline, grand design merupakan suatu hal yang pokok

yang harus dibuat untuk memandu program dari sisi kegiatan agar tidak melebar
dan sesuai dengan tujuan.
1) Masterplan infrastruktur.
Diperlukan pembuatan masterplan infrastruktur untuk panduan dalam
pembuatan infrastruktur yang akan dijalankan. Hal ini mengacu dan
berdasar kepada kebutuhan di lapangan.
2) Detailed Engineering Design (DED) dan estimasi biaya untuk beberapa
infrastruktur prioritas
3) Design activity/program.
Diperlukan untuk menggambarkan detail program yang akan dijalankan.
Hal ini terkait dengan besaran, luasan dan dimensi waktu.
C.

Infrastruktur waterlab field monitoring sites lab. Building & Sarpras


Diperlukan pembuatan infrastruktur waterlab serta sarana dan prasarananya

yang menunjang untuk implementasi program dimaksud dengan kegiatan :


1) Pembangunan, pengadaan alat dan bahan, serta konstruksi

Pada kegiatan ini diperlukan rancang bangun konstruksi design


waterlab yang akan dibangun lengkap dengan RAB.

Dilakukan pembangunan fisik waterlab, hal ini disesuaikan dengan


kondisi di lapangan. Waterlab harus bersifat efektif dan efisien.

Pengadaan alat dan bahan untuk kebutuhan waterlab (termasuk


peralatan kualitas air).

2) Training pengoperasian infrastruktur laboratorium.


Diperlukan pelatihan/training untuk pengoperasian peralatan di waterlab.
Hal ini diperlukan untuk transformasi ilmu pengetahuan kepada masyarakat
yang akan mengambil dan mengukur parameter yang diperlukan.

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 5

Proposal Kegiatan

3) Peresmian dan sosialisasi


Setelah bangunan infrastruktur dan pengadaan peralatan dan bahan yang
dibutuhkan telah dilengkapi. Untuk menggalang dukungan dari para pihak,
diperlukan upaya peresmian dan sosialisasi dengan berbagai kalangan. Ini
sangat penting guna kelancaran dan dukungan masyarakat yang tinggal di
sepanjang sungai Subayang.

2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1.

Waktu dan Lokasi Kegiatan


Penelitian ini dilaksanakan selama 10 (sepuluh) bulan yaitu dari Mei 2015

hingga Maret 2016. Penelitian ini dilaksanakan di sekitar lokasi aliran Sungai
Subayang. Lokasi pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive random
sampling.
2.2.

Metode Pengumpulan Data

A.

Jenis Data
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dari hasil pengukuran langsung di lapangan dan hasil analisis
laboratorium. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan penelitian, jurnal
dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta.
1) Profil Daerah Aliran Sungai
Pengamatan kondisi lingkungan daerah aliran sungai dilaksanakan dengan
melakukan pengamatan terhadap parameter penting yang akan memberikan
gambaran kondisi lingkungan hidup. Parameter penting tersebut adalah:
1. Potensi sungai
- Permukiman
- Perikanan
- Pariwisata
2. Pemanfaatan daerah aliran sungai
- Daerah permukiman
- Tambak
- Pariwisata

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 6

Proposal Kegiatan

- Perkebunan
- Pertanian
3. Penguasaan terhadap daerah aliran sungai
4. Pengelolaan daerah aliran sungai
5. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas perairan sungai
2) Profil Kawasan SM Rimbang Baling
Pengamatan kondisi SM Rimbang Baling dilaksanakan dengan melakukan
pengamatan terhadap parameter penting yang akan memberikan gambaran kondisi
lingkungan hidup. Parameter penting tersebut adalah:
1. Pemanfaatan kawasan SM Rimbang Baling
-

Daerah permukiman

Perkebunan

Pertanian

2. Penguasaan kawasan daratan


3. Kondisi lahan
-

Morfologi

Tutupan lahan

Kualitas tanah

Persentase Lahan Kritis

Persentase penutupan vegetasi

Indek Erosi

3) Profil sosial budaya dan ekonomi masyarakat daerah aliran sungai


Untuk aspek sosekbud ada dua jenis data yang akan dikumpulkan yaitu Data
Sekunder dan Data Primer. Data sekunder merupakan data yang sudah diolah oleh
pihak tertentu, dimana dalam studi ini bersumber dari Dinas, Badan Pemerintah
berupa buku laporan mengenai berbagai kondisi kehidupan masyarakat daerah
aliran sungai. Data yang dikumpulkan adalah:
1. Kondisi sosial masyarakat daerah aliran sungai
2. Kondisi ekonomi masyarakat daerah aliran sungai
3. Kondisi budaya daerah aliran sungai
4. Sumber konflik masyarakat daerah aliran sungai

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 7

Proposal Kegiatan

B.

Metode Pengumpulan dan Analisis Data


1) Data Biofisik
a) Kondisi Lahan

Lahan Kritis
Data lahan kritis diperoleh dari data sekunder hasil identifikasi lahan
kritis yang dilaksanakan oleh Kementerian Kehutanan/Direktorat
Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial/Balai
Pengelolaan DAS. Lahan kritis adalah lahan yang masuk kategori kritis
dan sangat kritis. Perhitungan persentase luas lahan kritis menggunakan
klasifikasi sebagaimana Tabel 1:

Tabel 1. Sub Kriteria, Bobot, Nilai dan, Klasifikasi Lahan Kritis


Sub Kriteria Bobot
Parameter
Nilai
Kelas
Luas Lahan Kritis

5
Sangat
Rendah
Persentase
20
PLK
x 100%
PLK=
Luas DAS
Lahan
Rendah
5 < PLK 10
Kritis (PLK)
Sedang
10 < PLK 15
Tinggi
15 < PLK 20
PLK >20
Sangat Tinggi

Skor
0,5
0,75
1
1,25
1,5

Penutupan Vegetasi
Data penutupan lahan dengan vegetasi permanen diperoleh dari data
sekunder hasil identifikasi citra resolusi tinggi/liputan lahan yang
dilaksanakan oleh Kementerian Kehutanan/Badan Informasi Geospasial/
LAPAN/pihak lain sesuai kewenangannya. Vegetasi permanen yang
dianalisis adalah tanaman tahunan, yang berupa hutan, semak, belukar dan
kebun.
Perhitungan

persentase

luas

penutupan

vegetasi

menggunakan

klasifikasi nilai sebagaimana Tabel 2.


Tabel 2. Sub Kriteria, Bobot, Nilai, dan Klasifikasi Penutupan Vegetasi
Sub Kriteria Bobot
Persentase
10
Penutupan
Vegetasi
(PPV)

Parameter
LVP
PPV=
x 100%
Luas DAS

Nilai
PPV > 80
60< PPV 80
40 < PPV 60
20 < PPV 40
PPV 20

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Kelas
Sangat baik
Baik
Sedang
Buruk
Sangat buruk

Skor
0,5
0,75
1
1,25
1,5

Hal : 8

Proposal Kegiatan

Indeks Erosi
Data erosi aktual diperoleh dari perhitungan erosi dengan metode
Universal Soil Loss Equation (USLE). Nilai erosi yang diperkenankan
dihitung berdasarkan kriteria baku kerusakan tanah pada lahan
kering dari Peraturan Pemerintah (PP) No. 150 tahun 2000 tentang
Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa (Tabel 3):

Tabel 3.

Kriteria Baku Kerusakan Tanah Lahan Kering Akibat Erosi Air

Tebal Tanah
(cm)
< 20
20 - <50
50 - <100
100 150
>150

Ambang Kritis Erosi


ton/ha/th
0,1<T1
1 < T 3
3 < T 7
7< T 9
T >9

mm/10 th
0,2 <T1,3
1,3 <T4
4,0 <T9,0
9,0<T12
T>12

Perhitungan indeks erosi menggunakan klasifikasi nilai sebagaimana


Tabel 4.
Tabel 4. Sub Kriteria, Bobot, Nilai, dan Klasifikasi Indeks Erosi
Sub
Kriteria
Indeks
Erosi (IE)

Bobot
10

Parameter
IE=

erosi aktual
Erosi yg ditoleransi

Nilai

Kelas

Skor

IE 0,5
0,5 < IE 1,0
1,0 < IE 1,5
1,5 < IE 2,0
> 2,0

Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi

0,5
0,75
1
1,25
1,5

b) Kondisi Perairan Sungai

Koefisien Rezim Aliran (KRA)


Data debit sungai diperoleh dari data primer atau sekunder hasil
pengamatan SPAS yang dilaksanakan oleh Kementerian Kehutanan/
Kementerian Pekerjaan Umum dan pendekatan dari perhitungan dengan
rumus. Koefisien Rezim Aliran (KRA) adalah perbandingan antara
debit maksimum (Qmaks) dengan debit minimum (Qmin) dalam suatu
DAS. Nilai KRA adalah perbandingan Qmaks dengan Qmin,yang
merupakan debit (Q) absolut dari hasil pengamatan SPAS atau
perhitungan rumus. Sedangkan untuk daerah dimana pada masa
kemarau

tidak

ada

air

di sungai, maka nilai KRA adalah

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 9

Proposal Kegiatan

perbandingan Qmaks dengan Qa. Qmaks adalah debit maksimum


absolute dan Qa adalah debit andalan (Qa = 0,25 x Q rerata bulanan)
Nilai KRA yang tinggi menunjukkan bahwa kisaran nilai limpasan
pada musim penghujan (air banjir) yang terjadi besar, sedang pada
musim kemarau aliran air yang terjadi sangat kecil atau menunjukkan
kekeringan. Secara tidak langsung kondisi ini menunjukkan bahwa
daya resap lahan di DAS kurang mampu menahan dan menyimpan air
hujan yang jatuh dan air limpasannya banyak yang terus masuk ke
sungai dan terbuang ke laut sehingga ketersediaan air di DAS saat
musim kemarau sedikit. Perhitungan KRA menggunakan klasifikasi
nilai sebagaimana Tabel 5.
Tabel 5.

Sub Kriteria, Bobot, Nilai dan Klasifikasi Koefisien Rezim Aliran

Sub Kriteria
Koefisien
Rezim Aliran
(KRA)

Bobot
5

Parameter
Qmax
KRA=
Qa

Nilai
KRA 5
5 < KRA 10
10 < KRA 15
15 < KRA 20
KRA >20

Kelas
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi

Skor
0,5
0,75
1
1,25
1,5

Koefisien Aliran Tahunan (KAT)


Koefisien Aliran Tahunan (KAT) adalah perbandingan antara tebal
aliran tahunan (Q, mm) dengan tebal hujan tahunan (P, mm) di DAS
atau dapat dikatakan berapa persen curah hujan yang menjadi aliran
(runoff) di DAS.
Tebal aliran (Q) diperoleh dari volume debit (Q, dalam satuan m3)
dari hasil pengamatan SPAS di DAS selama satu tahun atau
perhitungan rumus dibagi dengan luas DAS (ha atau m2) yang
kemudian dikonversi ke satuan mm. Sedangkan tebal hujan tahunan
(P) diperoleh dari hasil pencatatan pada Stasiun Pengamat Hujan
(SPH) baik dengan alat Automatic Rainfall Recorder (ARR) dan atau
ombrometer.
Perhitungan KRA menggunakan klasifikasi nilai sebagaimana Tabel 6.

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 10

Proposal Kegiatan

Tabel 6.

Sub Kriteria, Bobot, Nilai dan Klasifikasi Koefisien Aliran Tahunan

Sub Kriteria
Koefisien
Aliran
Tahunan (KAT)

Bobot
5

Parameter
Q Tahunan
KAT=
P Tahunan

Nilai
KAT 0,2
0,2<KAT 0,3
0,3<KAT 0,4
0,4 <KAT 0,5
KAT> 0,5

Kelas
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi

Skor
0,5
0,75
1
1,25
1,5

Nilai pada Tabel 6 adalah nilai air limpasan tahunan riil (direct
runoff, DRO), yaitu nilai total runoff (Q) setelah dikurangi dengan nilai
aliran dasar (base flow, BF), atau dalam bentuk persamaannya: DRO
= Q BF. Perhitungan aliran dasar (BF) untuk nilai BF harian rata-rata
bulanan = nilai Q rata-rata harian terendah saat tidak ada hujan (P = 0).
Apabila nilai aliran dasar diikutsertakan dalam perhitungan maka nilai
koefisien limpasan (C) DAS/SubDAS besarnya bisa lebih dari 1 (>1).
Hal ini karena meskipun tidak hujan, misalnya pada saat musim
kemarau, aliran air di sungai masih ada, yaitu merupakan bentuk dari
aliran dasar. Oleh karena itu dalam melakukan evaluasi dengan
indikator nilai C harus lebih hati-hati, yaitu menggunakan nilai
direct runoff-nya.

Muatan Sedimen
Sedimentasi adalah jumlah material tanah berupa kadar lumpur
dalam air oleh aliran air sungai yang berasal dari hasil proses erosi di
hulu, yang diendapkan pada suatu tempat di hilir dimana kecepatan
pengendapan butir-butir material suspensi telah lebih kecil dari
kecepatan angkutannya. Dari proses sedimentasi, hanya sebagian
material aliran sedimen di sungai yang diangkut keluar dari DAS,
sedang yang lain mengendap di lokasi tertentu di sungai selama
menempuh perjalanannya.
Indikator terjadinya sedimentasi dapat dilihat dari besarnya kadar
lumpur dalam air yang terangkut oleh aliran air sungai, atau
banyaknya endapan sedimen pada badan-badan air dan atau waduk.
Makin besar kadar sedimen yang terbawa oleh aliran berarti makin tidak
sehat kondisi DAS.

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 11

Proposal Kegiatan

Besarnya kadar muatan sedimen dalam aliran air dinyatakan dalam


besaran laju sedimentasi (dalam satuan ton atau m3 atau mm per
tahun). Muatan sedimen (MS) dihitung dengan pengukuran langsung,
menggunakan persamaan:
Qs = k x Cs x Q
Keterangan :
Qs (ton/hari)

= debit sedimen

= 0.0864

Cs (mg/l)

= kadar muatan sedimen

Q (m3/dt)

= debit air sungai

Kadar muatan sedimen dalam aliran air diukur dari pengambilan contoh
air pada berbagai tinggi muka air (TMA) banjir saat musim
penghujan. Qs dalam ton/hari dapat dijadikan dalam ton/ha/th
dengan membagi nilai Qs dengan luas DAS. Selanjutnya nilai Qs
dalam ton/ha/th dikonversikan menjadi Qs dalam mm/tahun dengan
mengalikannya dengan berat jenis (BJ) tanah menghasilkan nilai tebal
endapan sedimen.
Selain itu muatan sedimen dapat diperoleh melalui pendekatan hasil
prediksi erosi, dengan menggunakan rumus :
MS = A x SDR
Keterangan :
MS

= Muatan Sedimen (ton/ha/th)

= nilai erosi (ton/ha/th)

SDR

= nisbah penghantaran sedimen

Nilai total erosi ditentukan dengan menggunakan rumus USLE,


sedangkan nisbah hantar sedimen (Sediment Delivery Ratio/SDR)
dapat ditentukan dengan menggunakan matrik sebagaimana Tabel 7.

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 12

Proposal Kegiatan

Tabel 7. Hubungan antara luas DAS dengan rasio penghantaran sedimen


No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Luas DAS (ha)


10
50
100
500
1.000
5.000
10.000
20.000
50.000
2.600.000

Perhitungan

muatan

Rasio penghantaran sedimen (%)


53
39
35
27
24
15
13
11
8,5
4,9

sedimen

menggunakan

klasifikasi

nilai

sebagaimana Tabel 8:
Tabel 8. Sub Kriteria, Bobot, Nilai dan Klasifikasi Muatan Sedimen
Sub Kriteria
Muatan
Sedimen
(MS)

Bobot
4

Parameter
Qs = k x Cs x Q
MS = A x SDR

Nilai
(Ton/Ha/Th)
MS < 5
5 < MS 10
10 < MS 15
15 < MS 20
MS> 20

Kelas

Skor

Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi

0,5
0,75
1
1,25
1,5

2) Data Sosial Ekonomi Masyarakat


Penelitian ini bertipe grounded research, sehingga tidak bermaksud untuk
menguji hipotesis. Guna menjawab permasalahan yang telah dirumuskan,
penelitian ini didesain dengan cara menggabungkan metode penelitian kualitatif
dan kuantitaif secara simultan atau paralel. Proporsi metode kualitatif lebih
dominan dibandingkan dengan metode kuantitatif. Metode kualitatif dipergunakan
hampir di semua tahapan penelitian, sedangkan metode kuantitatif hanya
dipergunakan pada pengumpulan dan analisis data karakteristik masyarakat lokal
di sepanjang DAS Kampar Kiri yang di kosentrasikan di Desa Subayang.
Sarana interpretasi sosial yang dapat digunakan untuk memahami perilaku
masyarakat adalah sistem pengetahuan sosial yang membimbing mereka. Untuk
dapat mencapai akses pengetahuan keseharian dari masyarakat yang menjadi subjek
penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif. Sedangkan untuk menjelaskan

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 13

Proposal Kegiatan

karakteristik sosial ekonomi masyarakat digunakan teknik survey, karena teknik ini
dapat memberikan informasi yang lebih cepat dari sejumlah sampel.
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data
sekunder dikumpulkan dari instansi pemerintah dan non pemerintah yang terkait
dengan topik penelitian ini. Data sekunder dikumpulkan dengan metode studi
dokumen, literatur, dan publikasi yang terdiri dari :

Laporan kondisi ekosistem DAS Kampar Kiri di lokasi penelitian

Statistik kependudukan lokasi penelitian

Monografi Desa, Kecamatan, dan Kabupaten lokasi penelitian

Laporan tahunan kondisi/monitoring hutan dan sungai lokasi penelitian

Pemetaan lokasi penelitian


Data primer dikumpulkan dari masyarakat lokal, tokoh masyarakat, aparat

desa, aparat kecamatan, dan aparat kabupaten. Data primer dikumpulkan dengan
metode :

Pengamatan tak terlibat (non participant observation) digunakan untuk


mengumpulkan data kearifan komunitas nelayan, petani, peladang, dan
pemburu dalam berbagai produk kebudayaan

Wawancara mendalam digunakan untuk mengumpulkan data tentang


dimensi sosial dari kearifan lokal dan untuk menggali bentuk-bentuk
perilaku protektif dan perilaku destruktif masyarakat.

Focus Group Discussion (FGD) lapisan atas dan lapisan bawah digunakan
untuk mengumpulkan pendapat dan ide komunitas terkait dengan isue-isue
illegal fishing illegal loging dan program penyelamatan DAS dan hutan.

Wawancara terstruktur (kuesioner) digunakan untuk mengumpulkan data


karakteristik sosial dan ekonomi masyarakat
Data primer terdiri :

Data kuantitaif dihasilkan dari pengisian kuesioner

Data kualitatif dihasilkan dari wawancara mendalam, pengamatan tak


terlibat, dan FGD.

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 14

Proposal Kegiatan

Perlengkapan teknis maupun non teknis dalam penelitian adalah :

Surat izin penelitian

Kuesioner survey

Panduan FGD

Panduan wawancara mendalam

Perlengkapan alat tulis

Tape recorder

Kamera foto dan handy camera

Kalkulator dan komputer


Pengkajian tentang pengembangan water laboratorium ini, untuk aspek

sosial memusatkan pada livelihood sustainability (kerberlanjutan penghidupan)


komunitas lokal dalam konservasi ekosistem DAS Kampar Kiri. Fenomena sosial
yang hendak dipahami adalah tindakan individu yang dipengaruhi dan
mempengaruhi tindakan sosial, sehingga unit analisis yang cocok adalah individu.
Elemen masyarakat pada level rumah tangga dan komunitas, merupakan jalinan
interaksi sosial yang tidak dapat diabaikan dalam mempengaruhi tindakan individu.
Guna mempertajam obyektivitas penelitian ini, dilakukan pula penggalian
informasi dari individu-individu yang memiliki pengaruh tidak langsung terhadap
kearifan lokal.
Data tentang kearifan kumunitas dan perilaku destruktif dan protektif
individu, dikumpulkan dari sejumlah sampel nelayan, petani, peladang, dan
pemburu yang ditetapkan dengan teknik snawballing. Teknik ini dipergunakan
karena data yang akan dikumpulkan tidak membutuhkan keterwakilan jumlah,
tetapi untuk menjaring informasi sebanyak-banyaknya sehingga mewakili seluruh
komunitas. Data tentang karakteristik sosial ekonomi nelayan, petani, peladang, dan
pemburu dikumpulkan dari sejumlah sampel yang ditetapkan dengan teknik simple
random sampling, karena data ini membutuhkan keterwakilan jumlah nelayan
Data kualitatif yang dikumpulkan akan dinterpretasikan dengan metode
triangulasi teori, yaitu membandingkan dan memadukan beberapa teori yaitu, teori

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 15

Proposal Kegiatan

stimulan diskriminatif dan lingkungan dari Cone dan Hayes, teori Homer-Dixon
tentang lingkungan dan konflik sosial, dan teori adaptasi lingkungan oleh Veitch
dan Arkelin. Data kuantitatif yang dikumpulkan akan diolah dengan bantuan
program SPSS selanjutnya dianalisis dengan metode statistika deskriptif dan
statistika non parametrik
3) Data Penunjang Infrastruktur
Data-data dasar dan penunjang yang dibutuhkan sebagai penunjang
kegiatan Inftrastruktur adalah :

Peta DAS sungai Kampar

Peta Geologi DAS sungai Kampar

Data topografi

Data curah hujan tahunan DAS sungai kampar

Data soil investigation pada wilayah sekitar Water Lab


Standar Nasional Indonesia yang berlaku saat ini yang terkait dengan

pelaksanaan Jasa Konstruksi yaitu SNI 03-2847-2002 dan SNI 03-1729-2002.


Adapun metode pelaksanaan kegiatan pengumpulan data penunjang
infrastruktu adalah sebagai berikut :
a) Prosedur pengukuran dan pemetaan Topografi

Pembuatan dan pemasangan tugu (Bench Mark)/Patok Poligon


Pekerjaan persiapan dengan meyediakan peralatan dan memobilisasi tim
survey kelapangan dilanjutkan dengan penyebaran Bench Mark (BM)
ditempatkan pada tempat yang stabil dengan posisi yang mencolok dan
mudah ditemukan yang berjarak kurang lebih 50 m antar BM.

Pembuatan dan pemasangan tugu (Bench Mark)/Patok Poligon


Pengukuran kerangka horizontal dan vertikal ini bertujuan untuk
mendapatkan perkiraan jumlah jarak poligon area pekerjaan, dan

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 16

Proposal Kegiatan

Pengukuran situasi dan detail topografi


Untuk menampilkan peta tiga dimensi maka dilakukan pengukuran
situasi dan detail dimana obyek yang diukur adalah segala obyek yang
ada di lapangan baik berupa detail alam maupun detail buatan manusia

b) Prosedur Soil Investigation, Analisis dan Desain Struktur


Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey. Jenis data yang
digunakan sebagai bahan analisis dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang langsung diperoleh di lapangan/
langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan melalui penyelidikan
lapangan. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan berupa sumber tertulis
atau dokumen yang memiliki relevansi dengan penelitian ini.Teknik pengumpulan
data yang dilaksanakan melakukan pengukuran terhadap kondisi fisik lahan yang
mempengaruhi struktur tower transmisi.
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah : (1) Klasifikasi Tanah:
LL, PL dan Sieve Analysis, (2) Kuat Geser Tanah: UCS, Triaxial UU, (3) Berat
Volume, (4) Kadar Air, (5) GS, (6) Konsulidasi.
Teknik pengolahan data yang akan digunakan adalah dengan menggunakan
teknik induktif, yaitu dari fakta (data) yang diperoleh secara konkrit, kemudian di
inferensia secara kuantitatif dan kualitatif ke dalam suatu kesimpulan.
1) Data Perencanaan Pembangunan Infrastruktur
2) Pengadaan Sarana dan Prasarana Laboratorium Air Tawar

3. PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1.

Organisasi Pelaksanaan Kerja


Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas

Riau bekerja sama dengan WWF, KPH, BPDAS, BKSDA, LAM dan Sub DAS
Subayang.

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 17

Proposal Kegiatan

3.2.

Tenaga Pelaksana
Pelaksanan kegiatan ini dilakukan oleh para ahli dalam bidangnya, yaitu

sebagai berikut :
A.

Tim Ahli
1. Ahli Ekologi
2. Ahli Teknik Kimia
3. Ahli Hidrologi
4. Ahli Teknik Sipil
5. Ahli Ekonomi
6. Ahli Sosial Budaya
7. Ahli Planologi
8. Ahli Teknik Instrumentasi
9. Ahli Sistem Informasi Geografi (SIG)
10. Ahli Biologi

B.

Tenaga Penunjang
1. Asisten Ahli
2. Enumerator
3. Sekretariat

3.3.

Keluaran
Dihasilkannya rancangan baseline, grand design dan infrastruktur yang bisa

dipahami dan diterima oleh WWF-Indonesia. Setelah adanya dokumen tersebut di


atas, akan dilakukan pembangunan infrastruktur yang mengacu kepada dokumen
terkait dan adanya pelatihan buat tenaga lokal yang akan menjalankan waterlab dan
peresmian dan sosialisasi kepada stakeholder terkait.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah berupa laporan cetak yang
terdiri atas : 1) laporan pendahuluan sejumlah 5 eksemplar, 2) Laporan draft akhir
5 eksemplar, dan 3) laporan akhir 10 eksemplar dan CD 5 buah serta grand design
dan infrastruktur waterlab.

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 18

Proposal Kegiatan

3.4.

Rincian Anggaran Biaya


Rincian anggaran biaya dari kegiatan ini terlampir.
Pekanbaru, 4 Mei 2015
Mengetahui,

Pusat Studi Lingkungan Hidup


LPPM Universitas Riau
Koordinator,

Lembaga Penelitian dan Pengabdian


Kepada Masyarakat Universitas Riau
Ketua,

Dr. Suwondo, MSi


Nip. 19680113 199103 1 004

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE, MP


Nip. 19600822 199002 1 002

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 19

Proposal Kegiatan

Lampiran 1. Rincian Anggaran Biaya (RAB) dalam Rupiah


No
A.
I

Uraian

Vol

Unit

Pembuatan Dokumen Baseline dan Pembuatan Program Grand Design


Biaya Personil
1. Ketua Tim (1 orang x 8 bulan)
8
MM
2. Anggota Tim Ahli (9 orang x 8 bulan)
72
MM
3. Tenaga Penunjang (5 orang x 8 bulan)
40
MM

Satuan
(Rp.)

2,250,000
2,000,000
1,250,000

Jumlah I
II

III

Sekretariat
1. Alat Tulis Kantor (kertas, tinta, dll)
2. Dokumentasi

Pkt
Pkt

3,000,000
500,000

Survey Lapangan & Akomodasi


a. Lumpsum
1. Lumpsum Ketua Tim (1 org x 10 hr)
2. Lumpsum Anggota Tim Ahli (9 org x 10 hr)
3. Lumpsum Tenaga Penunjang (5 org x 10 hr)
b. Akomodasi
1. Penginapan (7 kamar x 10 hari)
2. Sewa Mobil (Rental) (3 unit x 10 hari) + BBM
3. Konsumsi (14 org X 10 hari)

3
3
3
3
1

Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt

5,000,000
3,000,000
7,500,000
4,000,000
10,000,000

B.
I

Laporan Dan Presentasi


1. Laporan Triwulan
2. Draft Laporan Akhir
3. Presentasi Draft Laporan Akhir
4. Final Laporan

10
90
50

OH
OH
OH

500,000
400,000
300,000

5,000,000
36,000,000
15,000,000

70
30
140

OH
UH
OH

350,000
600,000
75,000

24,500,000
18,000,000
10,500,000
109,000,000

5
15
1
15

Eks
Eks
Pkt
Eks

50,000
100,000
10,000,000
150,000

250,000
1,500,000
10,000,000
2,250,000

Jumlah V
Jumlah (A) = (I+II+III+IV+V)
Pembangunan Infrastruktur waterlab field Monitoring sites Lab Building & Sarpras
Pembangunan, pengadaan alat dan bahan, serta konstruksi
1. Ketua Tim (1 orang x 8 bulan)
8
MM
2,250,000
2. Anggota Tim Ahli (3 orang x 8 bulan)
24
MM
2,000,000
3. Tenaga Penunjang (2 orang x 8 bulan)
16
MM
1,250,000

14,000,000
410,500,000

Jumlah I
II

Sekretariat
1. Alat Tulis Kantor (kertas, tinta, dll)

IV

Biaya Pengadaan
1. Pengadaan Alat Duga Air (AWLR)
2. Pembangunan Tempat Perletakan Alat (Swadaya Warga)
3. Pengadaan Bahan dan Instrumen Penelitian
Jumlah III
Training pengoperasian infrastruktur laboratorium
a. Lumpsum
1. Lumpsum Instruktur (3 org x 3 hr)
2. Lumpsum Peserta (5 org x 2 hr)

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Univeersitas Riau

18,000,000
48,000,000
20,000,000
86,000,000

Pkt

3,000,000

Jumlah II
III

15,000,000
9,000,000
22,500,000
12,000,000
10,000,000
68,500,000

Jumlah IV
V

6,000,000
1,000,000
7,000,000

Jumlah III
IV

18,000,000
144,000,000
50,000,000
212,000,000

2
2

Jumlah II
Biaya Penunjang
1. Pengumpulan data sekunder (biofisik, sosek & peta)
2. Pengadaan Instrumen Penelitian
3. Analisis dan pengolahan data
4. Pembekalan Enumerator dan Operator
5. Sosialisasi ke Masyarakat

Jumlah
(Rp.)

3,000,000
3,000,000

1
1
4

Unit
Pkt
Pkt

175,000,000
150,000,000
25,000,000

175,000,000
150,000,000
100,000,000
425,000,000

9
10

OH
OH

500,000
400,000

4,500,000
4,000,000

Hal : 20

Proposal Kegiatan

No

Uraian

OH

Satuan
(Rp.)
300,000

6
3
30

OH
UH
OH

350,000
600,000
75,000

Vol

3. Lumpsum Tenaga Penunjang (2 org x 3 hr)


b. Akomodasi
1. Penginapan (2 kamar x 3 hari)
2. Sewa Mobil (Rental) (1 unit x 3 hari) + BBM
3. Konsumsi Peserta dan Tim (10 org X 3 hari)

Unit

Jumlah IV
V

Peresmian dan Sosialisasi


1. Sewa Tempat dan Sound Sistem
2. Konsumsi
3. Spanduk/Baliho/Undangan
4. Publikasi dan Dokumentasi

1
1
5
1

Laporan
1. Laporan Akhir

Terbilang :

2,100,000
1,800,000
2,250,000
16,450,000

Pkt
Pkt
Pkt
Pkt

30,000,000
20,000,000
5,000,000
10,000,000

Jumlah V
VI

Jumlah
(Rp.)
1,800,000

30,000,000
20,000,000
25,000,000
10,000,000
85,000,000

15

Eks

70,000

Jumlah VI
Jumlah (B) = (I+II+III+IV+V)
JUMLAH TOTAL = (A) + (B)

1,050,000
1,050,000
616,500,000
1,027,000,000

Satu Milyar Dua Puluh Tujuh Juta Rupiah


( $ US. 79.000 (1 $ US = Rp. 13.000,-))

Pekanbaru, 4 Mei 2015


Mengetahui,
Pusat Studi Lingkungan Hidup
LPPM Universitas Riau
Koordinator,

Lembaga Penelitian dan Pengabdian


Kepada Masyarakat Universitas Riau
Ketua,

Dr. Suwondo, MSi


Nip. 19680113 199103 1 004

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE, MP


Nip. 19600822 199002 1 002

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 21

Proposal Kegiatan

Lampiran 1. Rincian Anggaran Biaya (RAB) dalam Dollar


No
A.
I

Uraian

Vol

Pembuatan Dokumen Baseline


Biaya Personil
1. Ketua Tim (1 orang x 8 bulan)
2. Anggota Tim Ahli (9 orang x 8 bulan)
3. Tenaga Penunjang (5 orang x 8 bulan)

8
72
40

Unit

MM
MM
MM

Satuan
($ US)

173.08
153.85
96.15

Jumlah I
II

III

Sekretariat
1. Alat Tulis Kantor (kertas, tinta, dll)
2. Dokumentasi

Pkt
Pkt

230.77
38.46

Survey Lapangan & Akomodasi


a. Lumpsum
1. Lumpsum Ketua Tim (1 org x 10 hr)
2. Lumpsum Anggota Tim Ahli (9 org x 10 hr)
3. Lumpsum Tenaga Penunjang (5 org x 10 hr)
b. Akomodasi
1. Penginapan (7 kamar x 10 hari)
2. Sewa Mobil (Rental) (3 unit x 10 hari) + BBM
3. Konsumsi (14 org X 10 hari)

3
3
3
3
1

Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt

384.62
230.77
576.92
307.69
769.23

B.
I

Laporan Dan Presentasi


1. Laporan Triwulan
2. Draft Laporan Akhir
3. Presentasi Draft Laporan Akhir
4. Final Laporan

10
90
50

OH
OH
OH

38.46
30.77
23.08

385
2,769
1,154

70
30
140

OH
UH
OH

26.92
46.15
5.77

1,885
1,385
808
8,385

5
15
1
15

Eks
Eks
Pkt
Eks

3.85
7.69
769.23
11.54

19
115
769
173

Jumlah V
Jumlah (A) = (I+II+III+IV+V)
Pembangunan Infrastruktur waterlab field Monitoring sites Lab Building & Sarpras
Pembangunan, pengadaan alat dan bahan, serta konstruksi
1. Ketua Tim (1 orang x 8 bulan)
8
MM
173.08
2. Anggota Tim Ahli (2 orang x 8 bulan)
24
MM
153.85
3. Tenaga Penunjang (2 orang x 8 bulan)
16
MM
96.15

1,077
31,577

Jumlah I
II

Sekretariat
1. Alat Tulis Kantor (kertas, tinta, dll)

IV

Biaya Pengadaan
1. Pengadaan Alat Duga Air (AWLR)
2. Pembangunan Tempat Perletakan Alat (Swadaya Warga)
3. Pengadaan Bahan dan Instrumen Penelitian
Jumlah III
Training pengoperasian infrastruktur laboratorium
a. Lumpsum
1. Lumpsum Instruktur (3 org x 3 hr)
2. Lumpsum Peserta (5 org x 2 hr)

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

1,385
3,692
1,538
6,615

Pkt

230.77

Jumlah II
III

1,154
692
1,731
923
769
5,269

Jumlah IV
V

462
77
538

Jumlah III
IV

1,385
11,077
3,846
16,308

2
2

Jumlah II
Biaya Penunjang
1. Pengumpulan data sekunder (biofisik, sosek & peta)
2. Pengadaan Instrumen Penelitian
3. Analisis dan pengolahan data
4. Pembekalan Enumerator dan Operator
5. Sosialisasi ke Masyarakat

Jumlah
($ US)

231
231

1
1
4

Unit
Pkt
Pkt

13,461.54
11,538.46
1,923.08

13,462
11,538
7,692
32,692

9
10

OH
OH

38.46
30.77

346
308

Hal : 22

Proposal Kegiatan

No

Uraian

OH

Satuan
($ US)
23.08

6
3
30

OH
UH
OH

26.92
46.15
5.77

Vol

3. Lumpsum Tenaga Penunjang (2 org x 3 hr)


b. Akomodasi
1. Penginapan (2 kamar x 3 hari)
2. Sewa Mobil (Rental) (1 unit x 3 hari) + BBM
3. Konsumsi Peserta dan Tim (10 org X 3 hari)

Unit

Jumlah IV
V

Peresmian dan Sosialisasi


1. Sewa Tempat dan Sound Sistem
2. Konsumsi
3. Spanduk/Baliho/Undangan
4. Publikasi dan Dokumentasi

1
1
5
1

Laporan Dan Presentasi


1. Laporan Akhir

Terbilang :

138
162
138
173
1,265

Pkt
Pkt
Pkt
Pkt

2,307.69
1,538.46
384.62
769.23

Jumlah V
V

Jumlah
($ US)

2,308
1,538
1,923
769
6,538

15

Eks

5.38

Jumlah V
Jumlah (B) = (I+II+III+IV+V)
JUMLAH TOTAL = (A) + (B)

81
81
47,423
79,000

Tujuh Puluh Sembilan Ribu Dollar


( Rp. 1.027.000.000 (1 $ US = Rp. 13.000,-))

Pekanbaru, 4 Mei 2015


Mengetahui,
Pusat Studi Lingkungan Hidup
LPPM Universitas Riau
Koordinator,

Lembaga Penelitian dan Pengabdian


Kepada Masyarakat Universitas Riau
Ketua,

Dr. Suwondo, MSi


Nip. 19680113 199103 1 004

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE, MP


Nip. 19600822 199002 1 002

Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Riau

Hal : 23

Anda mungkin juga menyukai