KAINAWA
JURNAL PEMBANGUNAN & BUDAYA
http://jurnalkainawa.baubaukota.go.id/index.php/knw
Intisari
Air merupakan unsur yang vital dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Ketersediaan sumber
daya air di Indonesia ini begitu melimpah, namun yang dapat dikonsumsi untuk keperluan air minum sangat
sedikit. Air yang bersumber dari Mata Air Karaa dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat
terutama air minum harus memenuhi kualitas air dari parameter kimia, fisika, dan biologi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi dan tingkat kualitas sumber Mata Air Karaa dari parameter kimia,
fisika, dan biologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei langsung ke sumber Mata
Air Karaa untuk mengetahui kondisi lingkungannya dan metode eksperimen untuk mengetahui kualitas
air. Pengukuran parameter keasaman sampel air dilakukan di lapangan (in situ), dengan mempergunakan
seperangkat alat Teskit meliputi parameter temperatur, DO, dan pH sedangkan parameter kualitas air
kekeruhan, warna, BOD, COD, mikroorganisme, dan logam berat dilakukan di Laboratorium secara ex situ.
Untuk status mutu kualitas air, digunakan metode storet yaitu membandingkan kualitas air Mata Air Karaa
dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan Permen No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lokasi sekitar Mata Air
Karaa berada dalam kondisi yang kurang baik dan perlu upaya penanganan berbagai pihak agar dapat lestari
dan berkelanjutan. Kualitas sumber Mata Air Karaa baik secara fisika, kimia, dan biologi masih memenuhi
syarat mutu air baku yang sehat.
Kata Kunci: Kualitas Air, Mata Air Karaa, Kota Baubau, PDAM.
Kualitas Air dari Sumber Mata Air Karaa dan Upaya Pelestariannya
La Harimu, Haeruddin, Sulha, Saprin
61
suatu pendekatan yang holistik yang yang bercocok tanam di sekitar mata air
merangkum aspek kuantitas dan kualitas air. pada saat dulu sebelum terjadi perambahan
Perencanaan tersebut merumuskan dokumen pepohonan begitu rindang dan biota air juga
inventarisasi sumber daya air wilayah sungai sangat banyak. Hal ini tampak secara fisik pada
atau sumber mata air, identifikasi kebutuhan saat musim hujan air yang ada di sumber Mata
saat ini maupun di masa mendatang, pengguna Air Karaa turut terpengaruh kejernihan airnya.
air dan estimasi kebutuhan mereka baik pada Sumber Mata Air Karaa merupakan salah satu
saat ini maupun di masa mendatang, serta sumber mata air yang cukup strategis sebagai
analisis upaya alternatif agar lebih baik dalam sumber mata air untuk melayani kebutuhan
penggunaan sumber daya air. Termasuk di masyarakat. Dengan demikian kawasan
dalamnya evaluasi dampak dari upaya alternatif hutan di sekitarnya perlu dilindungi karena
terhadap kuantitas air, dan rekomendasi upaya merupakan potensi untuk pengembangan
yang akan menjadi dasar dan pedoman dalam pembangunan daerah dan sekaligus tantangan
pengelolaan wilayah sungai di masa mendatang untuk tetap menjaga kualitas lingkungan agar
(Mindawati, Kosasih, & Heryati, 2006). tetap lestari (Sumiyarsono, 2010).
Saat ini sumber mata air di Kota Baubau Setiap sungai atau sumber mata air
telah banyak ditemukan dengan kapasitas debit mempunyai karakteristik tertentu yang
air yang cukup besar. Sumber mata air tersebar berbeda antara satu dengan lainnya. Perbedaan
di Kecamatan Bungi, Kecamatan Kokalukuna, tersebut dapat dilihat dari keadaan fisik, kimia
Kecamatan Lealea, Kecamatan Sorawolio, dan dan lingkungan di sekitar sungai. Menurut
Kecamatan Betoambari. Namun demikian Thomann & Mueller (1987) menjelaskan bahwa
kenyataannya belum semua pelanggan air secara kualitas, sungai dapat diperlihatkan
bersih di Kota Baubau mendapatkan jumlah dengan karakteristik luas genangan, topografi,
yang mencukupi untuk kebutuhan. Sebagai hidrologi, klimatologi dan kemampuan
contoh di Kelurahan Kantalai Kecamatan mengasimilasi adanya perubahan biologikal
Lealea telah terdapat mata air Wamembe maupun hidrologikal yang ada di sungai.
dengan kapasitas debit yang besar. Namun Wilayah yang rencananya akan dialiri
demikian masih banyak pelanggan PDAM air dari sumber Mata Air Karaa umumnya
yang berdomisili di Kecamatan Lealea tidak semua atau kelurahan yang masuk di wilayah
mendapatkan air dengan jumlah yang cukup. Kecamatan Lealea dan bahkan saat ini sudah
Bahkan terkadang hanya mengalir satu atau dibuatkan penampungan yang lebih besar lagi
dua kali dalam seminggu. yang ada di Kelurahan Waruruma Kecamatan
Walaupun di Kecamatan Lealea sudah Kokalukuna, selanjutnya akan didistribusikan
ada mata air Wamembe dan telah berfungsi, untuk melayani kebutuhan pelanggan air bersih
namun pemerintah Kota Baubau melalui PDAM Kota Baubau. Air yang akan digunakan sebagai
akan memfungsikan lagi sumber mata air yang konsumsi air minum atau untuk kebutuhan
baru yaitu sumber Mata Air Karaa. Saat ini lainnya baik yang berasal dari air permukaan
telah menjadi sandaran sebagian masyarakat atau air tanah harus memenuhi kualitas air
Kota Baubau terutama Kecamatan Lealea dan yang diprasyaratkan.
khususnya Kelurahan Kantalai sebagai sumber Standar baku mutu air tidak memenuhi
irigasi, air minum, dan mandi. Kondisi Mata kualitas yang diprasyaratkan atau menurun
Air Karaa saat ini telah mengalami penurunan disebabkan oleh berkurangnya kawasan hutan
debit air dibandingkan dengan beberapa waktu akibat aktivitas penduduk. Melalui penelusuran
yang silam. Hal ini disebabkan karena berbagai pustaka hingga saat ini belum ada penelitian
aktivitas manusia yang bermukim tidak jauh tentang Kualitas air yang bersumber dari Mata
dari sumber mata air atau masyarakat dari Air Karaa baik fisik, kimia, maupun biologi
tempat lain merambah hutan baik yang ada dan upaya pelestariannya. Mengingat fungsi
di gunung maupun di sepanjang aliran sungai. sumber Mata Air Karaa sangat penting bagi
Akibatnya di sepanjang aliran sungai Mata Air penduduk di berbagai sektor seperti kebutuhan
Karaa pepohonan sudah sangat minim dan biota air minum dan konsumsi lainnya, pertanian,
ikan dan yang lain sudah jarang ditemukan. peternakan, dan kebutuhannya lainnya, maka
Padahal berdasarkan penuturan masyarakat perlu dilakukan penelitian tentang Analisis
2) Bahan Perhitungan:
Bahan yang digunakan adalah: air Mata Air
hasil pemeriksaan
Karaa, KMnO4, KI 10%, H2SO4 6 M, thiosulfat × NTU × pengenceran= NTU
0.05 N, KNO3, CHCl3, HCl 1N, larutan Cu. hasil kekeruhan standar
Kualitas Air dari Sumber Mata Air Karaa dan Upaya Pelestariannya
La Harimu, Haeruddin, Sulha, Saprin
63
(Cr), mangan (Mn), dan besi (Fe) secara disaring seluruhnya.
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) √√ Seluruh permukaan dalam corong
penyaring dibilas dengan air suling steril
Perhitungan: yang jumlahnya sama dengan jumlah
cuplikan yang disaring.
C ×V √√ Sesudah pembilasan selesai, vakum
Konsentrasi logam berat (ppm)= ×100
W ×1000 dihentikan.
√√ Peralatan penyaring dibuka kembali
3) Pengujian Parameter Biologi dengan pinset yang steril membran
• Bakteri coli penyaring diangkat dari alat penyaring.
Cara kerja √√ Membran penyaring diletakkan di atas
√√ Dipasang peralatan penyaring membran perbenihan violet red bile agar dalam
yang terdiri dari corong, membrane cawan petri (diusahakan tidak ada
penyaring dan penampung yang gelembung udara di bawah membran).
telah disterilkan lebih dahulu, dan √√ Cawan diinkubasi dengan posisi terbalik
dihubungkan dengan sistem vakum. pada suhu (36ᴼ C ±1) ᴼC selama 24-48
√√ Dimasukkan 100 ml contoh ke dalam jam.
corong dari alat penyaring dengan √√ Dihitung koloni yang berwarna merah
menggunakan pipet atau gelas ukur gelap yang berukuran 0,5 mm atau
steril. lebih pada membran yang menyatakan
√√ Digunakan vakum untuk menyaring jumlah bakteri bentuk koli dalam 100
contoh melalui membran dan contoh ml contoh.
Tabel 1.
Sumber Mata Air yang Ada di Kota Baubau
Air Jatuh
Kualitas Air dari Sumber Mata Air Karaa dan Upaya Pelestariannya
La Harimu, Haeruddin, Sulha, Saprin
65
3,000
2,500
2,000
Thn. 2013
1,500
Thn. 2014
Thn. 2015
1,000
Thn. 2016
Thn. 2017
500
sebagian pengguna air bersih di Kota Baubau Kokalukuna justru jumlah pelanggan relatif
masih di bawah manajemen PDAM Kabupaten kecil atau justru layanan air bersih minim.
Buton. Ini berakibat pada lemahnya manajemen Pada akhirnya terkadang menimbulkan
penanganan pemenuhan kebutuhan akan ketidakpuasan dari masyarakat yang berada di
air bersih. Dengan bertambahnya jumlah wilayah mata air terhadap layanan air bersih.
penduduk menyebabkan kebutuhan air bersih Salah satu penyebabnya adalah
atau air baku seperti air minum, masak, serta infrastruktur perpipaan dari PDAM sebagai
kebutuhan pendukung lainnya (tempat- badan usaha yang mengelola layanan air bersih
tempat umum, sosial, dan kebutuhan khusus) kurang memadai. Hal ini tampak dengan jelas
terus mengalami peningkatan. Perusahaan tentang kurang memadainya kualitas ukuran
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Baubau pipa induk yang berasal dari sumber mata air
sebagai penanggung jawab dalam pemenuhan ke rumah pelanggan. Berdasarkan informasi
kebutuhan air baku terus membangun dan hasil wawancara dari teknisi PDAM mata
strategi pelayanan prima, sesuai dengan air Wamembe Kelurahan Kantalai Kecamatan
eksistensinya sebagai badan usaha di bidang Lealea menyatakan bahwa debit sumber
pelayanan publik. Dari tahun ke tahun jumlah mata air sebenarnya cukup besar dan mampu
pelanggan air bersih yang di kelola PDAM terus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota
bertambah. Namun demikian penambahan Baubau. Namun kendalanya adalah ukuran pipa
jumlah pelanggan tidak diiringi dengan kualitas yang kurang memadai menyebabkan petugas
layanan. Jumlah pelanggan PDAM Kota Baubau PDAM harus membatasi waktu penyaluran air
lima tahun terakhir disajikan pada Gambar 1. bersih ke rumah-rumah pelanggan. Akibatnya
Berdasarkan data pada Gambar 1 debit air yang begitu besar dari sumber mata
menunjukkan bahwa jumlah pelanggan air air tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk
bersih dari PDAM Kota Baubau bervariasi, melayani masyarakat karena kondisi perpipaan
terutama didominasi oleh penduduk yang yang tidak memadai. Sistem ini diterapkan agar
berada di pusat Kota Baubau yaitu Kecamatan kondisi pipa tidak cepat rusak.
Wolio, Batupoaro, Betoambari, dan Murhum. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber
Namun untuk wilayah sumber mata air seperti mata air perlu dilakukan dengan optimal guna
Kecamatan Sorawolio, Bungi, Lealea, dan kelestariannya. Pendayagunaan Sumber Daya
Kelas
Hasil
Parameter Sat Ket
Pengukuran
I II III IV
FISIKA
Rasa - Normal
Kualitas Air dari Sumber Mata Air Karaa dan Upaya Pelestariannya
La Harimu, Haeruddin, Sulha, Saprin
67
temperatur air merupakan hal yang penting Slamet (2005), bau dalam air dihasilkan oleh
dalam kaitannya dengan tujuan penggunaan, adanya organisme dalam air seperti alga serta
pengolahan untuk menghilangkan bahan- oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk
bahan pencemar serta pengangkutannya. dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya
Temperatur air tergantung pada sumbernya. senyawa-senyawa organik tertentu. Syarat-
Temperatur normal air di alam (tropis) syarat dan pengawasan kualitas air minum
sekitar 20°C sampai 30°C (Suripin, 2001). perlu dilakukan untuk memastikan bahwa
Setelah dilakukan pemeriksaan mengenai air yang dikonsumsi tidak berbau dan tidak
kualitas fisik air yang bersumber dari Mata mengandung berbagai organisme tertentu
Air Karaa berdasarkan parameter fisik suhu serta gas seperti H2S yang terbentuk dalam
memenuhi syarat kesehatan air, karena sesuai kondisi anaerobik yang dapat menimbulkan
dengan temperatur normal air minum. Suhu bau.
dapat memengaruhi sejumlah parameter lain Hasil uji kualitas fisik warna pada air yang
mutu air. Laju reaksi kimia dan biokimia bersumber dari Mata Air Karaa adalah tidak
meningkat dengan meningkatnya suhu. berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
Kelarutan gas menurun dan kelarutan mineral adanya kehadiran organisme, bahan-bahan
meningkat seiring meningkatnya suhu. Laju yang tersuspensi, dan tumbuh-tumbuhan yang
pertumbuhan organisme akuatik meningkat dapat menimbulkan warna dalam air.
dan laju respirasi organisme menurun dengan Rasa dalam air minum dapat menunjukkan
meningkatnya suhu, kebanyakan organisme kemungkinan adanya senyawa-senyawa asing
mempunyai kisaran suhu yang berbeda dalam yang mengganggu kesehatan. Selain itu dapat
reproduksi dan kompetisi. pula menunjukkan kemungkinan timbulnya
Suhu tidak berpengaruh langsung pada kondisi anaerobik sebagai hasil kegiatan
kesehatan, tetapi berpengaruh pada aktivitas penguraian kelompok mikroorganisme
mikroorganisme, keseimbangan kimia, dan terhadap senyawa-senyawa organik
meningkatnya kelarutan berbagai bahan kimia (Unus,1996).
pada air minum. Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat
Temperatur air yang terukur pada Mata yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik
Air Karaa menunjukkan bahwa temperatur ataupun yang organik. Zat anorganik termasuk
udara lebih tinggi dari temperatur air. Artinya biasanya berasal dari lapukan batu dan logam
Mata Air Karaa memenuhi syarat sebagai air termasuk logam berat, sedangkan yang organik
minum yang sehat. Pada sisi lain dengan suhu dapat berasal dari lapukan tanaman dan/
tersebut menunjukkan bahwa Mata Air Karaa atau hewan. Berbagai limbah seperti buangan
sumber airnya bukan berasal dari air artesis domestik, pertanian, dan industri merupakan
atau dari dalam tanah tetapi merupakan air sumber kekeruhan. Longsor, banjir juga dapat
rembesan yang berasal dari tempat lain atau menambah kekeruhan yang banyak.
memungkinkan ada keterkaitan dengan sumber Namun dengan kondisi kualitas air yang
mata air yang lain yang melewati gunung di bersumber dari Mata Air Karaa yang masih baik
sekitar Mata Air Karaa. Hal ini dibuktikan ini akan mengalami penurunan apabila kondisi
dengan penggalian di salah satu lokasi sekitar di sekitarnya tidak dijaga. Adanya degradasi
sumber mata air, tampak bahwa air yang keluar lingkungan yang semakin masif, maka
berasal dari arah pegunungan. Secara umum keberlanjutan sumber daya air ini akan lambat
kualitas parameter fisika dari sumber Mata Air laun terancam eksistensinya. Bahkan tidak
Karaa masih sangat baik. mungkin apabila tidak ada tindakan preventif
Berdasarkan hasil pengamatan langsung yang dilakukan secara nyata, maka sumber
dan analisis di laboratorium Kimia Analitik Mata Air Karaa ini akan semakin menipis
Universitas Halu Oleo menunjukkan bahwa dan dikhawatirkan tidak akan mencukupi
bau, rasa, dan warna memenuhi syarat sebagai kebutuhan masyarakatnya di waktu yang akan
air minum. Air yang memenuhi persyaratan datang.
fisik adalah air yang tidak berbau, tidak Kondisi Mata Air Karaa akan mengalami
berasa, tidak berwarna, tidak keruh dan perubahan kondisi parameter fisik seperti
suhu sebaiknya di bawah suhu udara. Menurut warna, kekeruhan atau residu terlarut pada
Kelas
Hasil
Parameter Sat Ket
Pengukuran
I II III IV
KIMIA
BOD mg/ L 2 3 6 12 3
musim penghujan. Sumber air menjadi bahwa kualitas sumber Mata Air Karaa masih
kelihatan keruh karena ada sebagian tanah tergolong air yang sehat dan memenuhi baku
atau lumpur masuk di sumber Mata Air mutu air minum atau konsumsi. Dari parameter
Karaa. Hal ini disebabkan karena pohon yang pH masih berada pada rentang yang disyaratkan
ada pada hutan lindung seperti pohon enau, yaitu 6,9. Menurut standar kualitas air, pH
bambu, dan pohon lainnya di sepanjang sungai 6,5-9,2. Apabila pH kecil dari 6,5 air bersifat
Mata Air Karaa telah berubah fungsi menjadi cenderung asam sehingga kurang baik untuk
lahan pertanian. Hampir tidak ada jarak lagi konsumsi terutama yang berkaitan pencernaan
antara lahan warga dengan bibir sungai Mata atau lebih besar dari 9,2 yang bersifat basa yang
Air Karaa. Kearifan lokal yang dahulu dipegang akan berpengaruh kesadahan air yang tinggi
teguh dengan menyakralkan lokasi Mata Air dan berakibat kurang baik bagi kesehatan. pH
Karaa oleh masyarakat dari mana pun untuk juga dipengaruhi oleh jenis limbah dan bahan
tidak menebang pohon pada radius tertentu pencemarnya (Supangat, 2008). Buangan
dari mata air. Akibatnya Mata Air Karaa terjaga limbah pencemar yang dibuang pada sungai
dengan baik ekosistem hewan seperti ikan, akan mempengaruhi kualitas air dari nilai BOD
udang, dan hewan lainnya. Untuk kondisi dan COD (Sukadi, 1999).Selain itu pada pH asam
saat penelitian hampir semua hewan-hewan ˂ 6,5 atau ˃ 9,2akan menyebabkan korosifitas
air seperti ikan dan udang tidak tampak lagi. pada pipa-pipa air yang dibuat dari logam
Hal disebabkan oleh ulah manusia dengan dan dapat mengakibatkan beberapa senyawa
menebarkan racun ikan dan udang di sekitar kimia berubah menjadi racun yang dapat
Mata Air Karaa. mengganggu kesehatan manusia. Di samping
Selain parameter fisika yang menentukan itu akan menyebabkan pipa-pipa yang dialirkan
kualitas air adalah parameter kimia. Parameter menuju pelanggan akan cepat mengalami
kimia yang diteliti meliputi Dissolved Oxygen kerusakan karena proses perkaratan dan larut
(DO),pH, Chemical Oxygen Demand (COD), bersama air yang mengalir.
Biochemical Oxygen Demand (BOD), dan logam Kandungan logam berat yang dianalisis
berat. Hasil penelitian kualitas kimia Mata Air dalam penelitian kualitas air dari Mata Air
Karaa ditunjukkan pada Tabel 3. Karaa yaitu cadmium, kromium, tembaga, besi,
Berdasarkan data pada Tabel 3 untuk timbal, dan mangan juga menunjukkan nilai
parameter kimia Mata Air Karaa menunjukkan yang sangat rendah dan memenuhi kualitas
Kualitas Air dari Sumber Mata Air Karaa dan Upaya Pelestariannya
La Harimu, Haeruddin, Sulha, Saprin
69
Tabel 4.
Parameter Biologi Mata Air Karaa
Kelas
Hasil
Parameter Sat Ket
Pengukuran
I II III IV
MIKROBIOLOGI
air minum yang sehat untuk dikonsumsi. Hal maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri
ini dapat dimaklumi bahwa sumber Mata Air berbeda-beda sesuai dengan tempat dan
Karaa masih relatif jauh dari pemukiman warga kondisi yang mempengaruhinya. Saat ini mutu
karena sebagai sumber utama dari logam- lingkungan air menurun yang berdampak
logam tersebut berasal dari buangan aktivitas pada kualitas ketersediaan air sebagai bahan
manusia. Satu-satunya sumber logam berat baku air minum. Hal ini disebabkan karena
tersebut berasal dari tanah atau bebatuan meningkatnya pencemaran lingkungan dan
yang larut bersama air hujan. Kehadiran logam perusakan hutan sehingga terjadi longsor dan
berat dalam air minum akan berpengaruh pada banjir.
kecerdasan anak terutama untuk logam timbal Pengelolaan sumber daya air termasuk
dan cadmium. Sedangkan logam berat yang lain sumber mata air ini meliputi beberapa aspek
juga turut mempengaruhi proses metabolisme antara lain: pemanfaatan, pelestarian dan
dalam tubuh. pengendalian (Kodoatie & Sjarief, 2002). Aspek
Parameter lain yang tidak kalah pentingnya pemanfaatan. Pemanfaatan sumber daya air
untuk mutu baku air adalah parameter biologi. termasuk sumber mata air ini biasanya untuk
Hasil analisis parameter biologi Mata Air Karaa berbagai keperluan misalnya untuk kebutuhan
ditunjukkan pada Tabel 4. domestik, irigasi dan pertanian, pembangkit
Berdasarkan data pada Tabel 4 listrik, pelayaran di sungai serta industri dan
menunjukkan bahwa sumber Mata Air Karaa pariwisata. Biasanya yang terlintas dalam
memenuhi syarat sebagai baku mutu air pikiran manusia adalah aspek pemanfaatan
yang sehat. Dalam baku mutu air khususnya ini. Setelah terjadi ketidakseimbangan antara
untuk air minum maka bakteri coliform tidak kebutuhan dengan yang tersedia, manusia
boleh ada. Standar Nasional Indonesia (SNI), mulai sadar akan aspek yang lain. Aspek
mensyaratkan tidak adanya coliform dalam pelestarian. Agar aspek pemanfaatan dapat
100 ml air minum. berkelanjutan maka sumber daya air perlu
Keberadaan atau kandungan bakteri dijaga kelestariannya baik dari segi jumlah
coliform yang ada pada air berhubungan atau mutunya. Menjaga daerah tangkapan
dengan aktivitas buangan limbah masyarakat hujan, menjaga air dari pencemaran limbah
yang masuk dalam badan air. Karena lokasi merupakan bagian dari pengelolaan. Aspek
sumber Mata Air Karaa masih relatif jauh dari pengendalian. Selain memberi manfaat air juga
pemukiman warga menyebabkan kandungan memiliki daya rusak fisik maupun kimiawi,
total coliform tidak terdeteksi. Apabila air karena itu tidak boleh dilupakan adalah
minum yang dikonsumsi mengandung bakteri pengendalian terhadap daya rusak yang berupa
E.coli apalagi melebihi nilai standar baku mutu banjir dan pencemaran.
yang ditetapkan akan mengakibatkan penyakit. Demikian pula agar Mata Air Karaa
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh memberikan manfaat yang optimal dan
air minum yang kualitas bakteri E. coli buruk berkelanjutan bagi masyarakat umum dan
adalah diare. masyarakat sekitar area Mata Air Karaa, maka
Terjadinya kontaminasi bakteri E. coli pemanfaatannya harus dikelola dengan baik.
pada air minum bisa diakibatkan karena Ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
sumber-sumber air dialam pada umumnya Pertama, menata kembali keberadaan lahan
mengandung bakteri, baik air permukaan, warga atau petani di sekitar Mata Air Karaa
Kualitas Air dari Sumber Mata Air Karaa dan Upaya Pelestariannya
La Harimu, Haeruddin, Sulha, Saprin
71
Air Karaa yang dimiliki warga dan ditanami Jurnal Agrivita, 26(1), 1-8.
kembali dengan pohon sejenis beringin atau PDAM Kota Baubau. 2017. Perkembangan Pelanggan
tumbuhan lain seperti bambu dan aren. Selain (SR) Perusahaan Daerah Air Minum Kota
itu pemberdayaan masyarakat dekat kawasan Baubau Tahun 2017. Baubau.
Peraturan Daerah Kota Baubau Nomor 4 Tahun
sumber Mata Air Karaa dengan menjadi
2014. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
pegawai PDAM menjadi salah satu alternatif Baubau Tahun 2014 - 2034. , Pub. L. No. 4
untuk menjaga kelestarian hutan di sekitarnya. (2014).
Sebaiknya dibuat waduk penampung air di Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
sekitar sumber mata air di daerah aliran sungai 16 Tahun 2005. Pengembangan Sistem
yang tidak menyatu langsung dengan sumber Penyediaan Air Minum. , Pub. L. No. 16 (2005).
mata sebelum disalurkan kepada konsumen Rauf, A. (2004). Kajian Sistem dan Optimalisasi
atau pelanggan sehingga airnya tidak kotor. Penggunaan Lahan Agroforestry di Kawasan
Penyangga Taman Nasional Gunung Leuser.
SPS-IPB, Bogor.
Ucapan Terima Kasih Said, N. I. (2008). Teknologi Pengolahan Air Minum:
Tim Peneliti mengucapkan terima kasih Teori dan Pengalaman Praktis. Jakarta: PTL-
kepada Pemerintah Kota Baubau melalui BPPT.
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Setyorini, A., Khare, D., & Pingale, S. M. (2017).
Kota Baubau atas dana yang diberikan melalui Simulating The Impact of Land Use/Land Cover
APBD tahun 2017 sehingga penelitian ini Change and Climate Variability on Watershed
dapat terselesaikan dengan baik. Kemudian Hydrology in The Upper Brantas Basin,
Tim Peneliti juga mengucapkan terima kasih Indonesia. Applied Geomatics, 9(3), 191–204.
https://doi.org/10.1007/s12518-017-0193-z
kepada PDAM Kota Baubau Dinas Pertanian,
Slamet, S. J. 2005. Toksikologi Lingkungan.
dan Perdagangan Kota Baubau, serta pihak lain Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
yang turut membantu dalam penelitian ini. Soemarwoto, O. (1991). Ekologi Lingkungan Hidup
dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit Djabatan.
V. Referensi Sukadi. (1999). Pencemaran Sungai Akibat Buangan
Firdaus, R., Nakagoshi, N., Idris, A., & Raharjo, B. Limbah dan Pengaruhnya Terhadap BOD dan
(2014). The Relationship Between Land Use/ COD. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu
Land Cover Change and Land Degradation Pendidikan Bandung.
of a Natural Protected Area in Batang Merao Sumiyarsono, E. (2010). Partisipasi Masyarakat
Watershed, Indonesia. In Designing Low Carbon Dalam Pembangunan dan Pengelolaan
Societies in Landscapes (pp. 239–251). Prasarana Penyediaan Air Bersih di Desa
Kementerian Lingkungan Hidup. Pengendalian Wawoosu dan Desa Mataiwoi Kecamatan
Pencemaran Air. , (2004). Kolono Kabupaten Konawe Selatan Provinsi
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Sulawesi Tenggara. Tesis. Universitas
Nomor 115 Tahun 2003. Pedoman Penentuan Diponegoro.
Status Mutu Air. , Pub. L. No. 115 (2003). Supangat, A. B. (2008). Pengaruh Berbagai
Kodoatie, R. J., & Sjarief, R. (2002). Pengelolaan Penggunaan Lahan Terhadap Kualitas Air
Sumber Daya Air dalam Otonomi Daerah. Sungai Di Kawasan Hutan Pinus Di Gombong,
Yogyakarta: Penerbit Andi. Kebumen, Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Hutan
Mindawati, N., Kosasih, A. S., & Heryati, Y. (2006). Dan Konservasi Alam, 5(3), 267–276.
Pengaruh Penanaman Beberapa Jenis Pohon Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah
Hutan Terhadap Kondisi Kesuburan Tanah dan Air. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Andosol. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, Thomann, R. V, & Mueller, J. A. (1987). Principles of
3(3), 755–764. Surface Water Quality Modeling and Control.
Noordwijk, M. van, Agus, F., Suprayogo, D., Hairiah, New York: Harper & Row.
K., Pasya, G., Verbist, B., & Farida. (2004). Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004. Sumber Daya
Peranan Agroforestri dalam Mempertahankan Air. , Pub. L. No. 7 (2004).
Fungsi Hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS). Unus. S. 1996. Air Dalam Kehidupan Lingkungan
Yang Sehat. Bandung: Alumni.