Anda di halaman 1dari 14

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 1(1) (2019): 59 - 72

KAINAWA
JURNAL PEMBANGUNAN & BUDAYA

ISSN (Cetak): 2657-0505

http://jurnalkainawa.baubaukota.go.id/index.php/knw

Kualitas Air dari Sumber Mata Air Karaa


dan Upaya Pelestariannya

Water Quality from the Karaa Spring


and Its Preservation Efforts
La Harimu1, *, Haeruddin2, Sulha3, Saprin4
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo
1, 2

Jl. H.E.A Mokodompit Anduonohu Kendari


Lt. 1 Gedung FKIP IPA Jurusan Pendidikan Kimia
3
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo
Jl. H.E.A Mokodompit No. 2 Gedung Teknik
4
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo
Jl. H.E.A Mokodompit Anduonohu Kendari

Dikirim: 9 April 2019; Diterima: 20 Juni 2019; Diterbitkan: 31 Juli 2019

Intisari
Air merupakan unsur yang vital dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Ketersediaan sumber
daya air di Indonesia ini begitu melimpah, namun yang dapat dikonsumsi untuk keperluan air minum sangat
sedikit. Air yang bersumber dari Mata Air Karaa dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat
terutama air minum harus memenuhi kualitas air dari parameter kimia, fisika, dan biologi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi dan tingkat kualitas sumber Mata Air Karaa dari parameter kimia,
fisika, dan biologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei langsung ke sumber Mata
Air Karaa untuk mengetahui kondisi lingkungannya dan metode eksperimen untuk mengetahui kualitas
air. Pengukuran parameter keasaman sampel air dilakukan di lapangan (in situ), dengan mempergunakan
seperangkat alat Teskit meliputi parameter temperatur, DO, dan pH sedangkan parameter kualitas air
kekeruhan, warna, BOD, COD, mikroorganisme, dan logam berat dilakukan di Laboratorium secara ex situ.
Untuk status mutu kualitas air, digunakan metode storet yaitu membandingkan kualitas air Mata Air Karaa
dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan Permen No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lokasi sekitar Mata Air
Karaa berada dalam kondisi yang kurang baik dan perlu upaya penanganan berbagai pihak agar dapat lestari
dan berkelanjutan. Kualitas sumber Mata Air Karaa baik secara fisika, kimia, dan biologi masih memenuhi
syarat mutu air baku yang sehat.

Kata Kunci: Kualitas Air, Mata Air Karaa, Kota Baubau, PDAM.

* Penulis Korespondensi © 2019 La Harimu, Haeruddin, Sulha, Saprin


Telepon : +62-821-9738-4194 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-
Surel : harim_l@yahoo.co.id NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. 59
Abstract
The condition of the Karaa spring located in Kantalai Village, Lealea Subdistrict, Baubau City, has now
experienced a decrease in water discharge due to various forest encroachment activities around the mountains
and along the river flow and the conversion of forest functions into community gardens. Physically, it can be seen
that during the rainy season the water in the Karaa springs influences the water clarity level. In order to be able
to be used to fulfill community water needs, especially drinking water must meet water quality from chemical,
physical and biological parameters. This study aims to determine the condition and level of quality of Karaa
springs from chemical, physical and biological parameters. The method used in this study was a direct survey
to the source of the Kara Springs to determine the environmental conditions and experimental methods to
determine water quality. Measuring the acidity parameters of water samples is carried out in the field (in situ),
using a set of Teskit tools including parameters of temperature, DO, and pH while turbidity, color, BOD, COD,
microorganisms, and heavy metal parameters are carried out externally. For the status of water quality, the
storet method is used, namely comparing the quality of the water of Karaa Tear with the water quality standar
adjusted to Permen No. 82 of 2001 concerning Water Quality Management and Water Pollution Control. The
results showed that the condition of the location around Mata Air Karaa was in an unfavorable condition and
needed efforts to handle various parties in order to be sustainable and sustainable. The quality of the Mata
Air Karaa sources both physically, chemically, and biologically fulfills healthy raw water quality requirements.
Comparison of the amount of available water capacity is quite large and can serve the clean water needs of the
people of Baubau, but the management by the PDAM is not optimal.

Keywords: Water Quality, Karaa Spring, Baubau City.

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 1 (1) (2019): 59 - 72


60
I. Pendahuluan penyelenggaranya dilakukan oleh BUMN
Penyediaan air bersih untuk masyarakat atau BUMD yang dibentuk secara khusus
saat ini masih dihadapkan pada berbagai untuk pengembangan SPAM. Penanganan air
permasalahan dengan belum terpenuhi minum di Kota Baubau dilaksanakan oleh
kebutuhannya minimal air bersih dalam Dinas Pekerjaan Umum Kota Baubau yang
kehidupan sehari-hari. Seiring dengan menjadi tupoksinya untuk non perpipaan
meningkatnya jumlah populasi, maka semakin dan PDAM Kota Baubau untuk pelayanan
besar pula kebutuhan akan air minum, sehingga air minum perpipaannya sekaligus sebagai
ketersediaan air bersih pun semakin tidak penyelenggaranya.
mencukupi. Kekurangan air telah berdampak Pemanfaatan sumber daya air untuk
negatif terhadap semua sektor, termasuk berbagai keperluan di satu pihak terus
kesehatan. Tanpa adanya air minum yang meningkat dari tahun ke tahun, sebagai dampak
higienis mengakibatkan 3.800 anak meninggal pertumbuhan penduduk dan pengembangan
tiap hari oleh berbagai penyakit yang berkaitan aktivitasnya. Padahal dilain pihak ketersediaan
dengan air minum yang tidak higienis(Said, sumber daya air semakin terbatas malahan
2008). cenderung semakin langka terutama akibat
Pentingnya peranan air ini juga diutarakan penurunan kualitas lingkungan dan penurunan
oleh pejabat Program Lingkungan Perserikatan kualitas air akibat aktivitas manusia sehingga
Bangsa-Bangsa, Littia Obeng Soemarwoto menyebabkan sumber menjadi tercemar. Air
(1991) yang menyatakan bahwa “Persediaan yang tercemar akibat masuknya zat pencemar
air bersih yang cukup, adalah faktor yang ke sumber air akan mengubah parameter
sangat penting sebagai usaha bersama untuk karakteristik dan cara penanganan air tercemar
meningkatkan kesejahteraan umat manusia. (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Karena perannya sangat vital, maka perlu Nomor 115 Tahun 2003). Dampak pencemaran
upaya untuk memelihara, mengatur serta air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori
memanfaatkan dan mengembangkan sarana- yaitu dampak terhadap kehidupan biota air,
sarana penyediaan air bersih khususnya kualitas air tanah, kesehatan, dan estetika
untuk keperluan manusia, sebagai bagian lingkungan (Kementerian Lingkungan Hidup,
upaya meningkatkan taraf hidup dan derajat 2004).
kesehatan manusia dan lingkungannya. Untuk memenuhi kebutuhan air yang terus
Kebutuhan air yang terus meningkat, meningkat di berbagai keperluan, diperlukan
diperlukan suatu perencanaan terpadu suatu perencanaan terpadu yang berbasis
yang berbasis wilayah sungai guna wilayah sungai guna menentukan langkah
menentukan langkah dan tindakan dengan dan tindakan yang harus dilakukan agar
mengoptimalkan potensi pengembangan dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan
sumber daya air, melindungi/melestarikan mengoptimalkan potensi pengembangan
serta meningkatkan nilai sumber daya air dan sumber daya air, melindungi/melestarikan
lahan. Untuk mewujudkan pengembangan serta meningkatkan nilai sumber daya air dan
dan pemanfaatan air secara optimal, maka lahan.
diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun Mengingat pengelolaan sumber daya
2004 Pasal 40 tentang Sumber Daya Air, dan air merupakan masalah yang kompleks
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia dan melibatkan semua pihak baik sebagai
Nomor 16 Tahun 2005tentang Pengembangan pengguna, pemanfaatan maupun pengelolaan,
Sistem Penyediaan Air Minum sebagai upaya tidak dapat dihindari perlu upaya bersama
memperbaiki pelayanan air minum masyarakat. untuk mulai mempergunakan pendekatan “one
Pengembangan Sistem Penyediaan Air river, one plan, and one integrated management”.
Minum (SPAM) menjadi tanggung jawab Keterpaduan dalam perencanaan, kebersamaan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk dalam pelaksanaan dan kepedulian dalam
menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan pengendalian sudah waktunya diwujudkan.
air minum bagi kebutuhan pokok minimal Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya
sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang Air Wilayah Sungai atau sumber mata air yang
sehat, bersih, dan produktif. Sedangkan untuk dimanfaatkan masyarakat adalah merupakan

Kualitas Air dari Sumber Mata Air Karaa dan Upaya Pelestariannya
La Harimu, Haeruddin, Sulha, Saprin
61
suatu pendekatan yang holistik yang yang bercocok tanam di sekitar mata air
merangkum aspek kuantitas dan kualitas air. pada saat dulu sebelum terjadi perambahan
Perencanaan tersebut merumuskan dokumen pepohonan begitu rindang dan biota air juga
inventarisasi sumber daya air wilayah sungai sangat banyak. Hal ini tampak secara fisik pada
atau sumber mata air, identifikasi kebutuhan saat musim hujan air yang ada di sumber Mata
saat ini maupun di masa mendatang, pengguna Air Karaa turut terpengaruh kejernihan airnya.
air dan estimasi kebutuhan mereka baik pada Sumber Mata Air Karaa merupakan salah satu
saat ini maupun di masa mendatang, serta sumber mata air yang cukup strategis sebagai
analisis upaya alternatif agar lebih baik dalam sumber mata air untuk melayani kebutuhan
penggunaan sumber daya air. Termasuk di masyarakat. Dengan demikian kawasan
dalamnya evaluasi dampak dari upaya alternatif hutan di sekitarnya perlu dilindungi karena
terhadap kuantitas air, dan rekomendasi upaya merupakan potensi untuk pengembangan
yang akan menjadi dasar dan pedoman dalam pembangunan daerah dan sekaligus tantangan
pengelolaan wilayah sungai di masa mendatang untuk tetap menjaga kualitas lingkungan agar
(Mindawati, Kosasih, & Heryati, 2006). tetap lestari (Sumiyarsono, 2010).
Saat ini sumber mata air di Kota Baubau Setiap sungai atau sumber mata air
telah banyak ditemukan dengan kapasitas debit mempunyai karakteristik tertentu yang
air yang cukup besar. Sumber mata air tersebar berbeda antara satu dengan lainnya. Perbedaan
di Kecamatan Bungi, Kecamatan Kokalukuna, tersebut dapat dilihat dari keadaan fisik, kimia
Kecamatan Lealea, Kecamatan Sorawolio, dan dan lingkungan di sekitar sungai. Menurut
Kecamatan Betoambari. Namun demikian Thomann & Mueller (1987) menjelaskan bahwa
kenyataannya belum semua pelanggan air secara kualitas, sungai dapat diperlihatkan
bersih di Kota Baubau mendapatkan jumlah dengan karakteristik luas genangan, topografi,
yang mencukupi untuk kebutuhan. Sebagai hidrologi, klimatologi dan kemampuan
contoh di Kelurahan Kantalai Kecamatan mengasimilasi adanya perubahan biologikal
Lealea telah terdapat mata air Wamembe maupun hidrologikal yang ada di sungai.
dengan kapasitas debit yang besar. Namun Wilayah yang rencananya akan dialiri
demikian masih banyak pelanggan PDAM air dari sumber Mata Air Karaa umumnya
yang berdomisili di Kecamatan Lealea tidak semua atau kelurahan yang masuk di wilayah
mendapatkan air dengan jumlah yang cukup. Kecamatan Lealea dan bahkan saat ini sudah
Bahkan terkadang hanya mengalir satu atau dibuatkan penampungan yang lebih besar lagi
dua kali dalam seminggu. yang ada di Kelurahan Waruruma Kecamatan
Walaupun di Kecamatan Lealea sudah Kokalukuna, selanjutnya akan didistribusikan
ada mata air Wamembe dan telah berfungsi, untuk melayani kebutuhan pelanggan air bersih
namun pemerintah Kota Baubau melalui PDAM Kota Baubau. Air yang akan digunakan sebagai
akan memfungsikan lagi sumber mata air yang konsumsi air minum atau untuk kebutuhan
baru yaitu sumber Mata Air Karaa. Saat ini lainnya baik yang berasal dari air permukaan
telah menjadi sandaran sebagian masyarakat atau air tanah harus memenuhi kualitas air
Kota Baubau terutama Kecamatan Lealea dan yang diprasyaratkan.
khususnya Kelurahan Kantalai sebagai sumber Standar baku mutu air tidak memenuhi
irigasi, air minum, dan mandi. Kondisi Mata kualitas yang diprasyaratkan atau menurun
Air Karaa saat ini telah mengalami penurunan disebabkan oleh berkurangnya kawasan hutan
debit air dibandingkan dengan beberapa waktu akibat aktivitas penduduk. Melalui penelusuran
yang silam. Hal ini disebabkan karena berbagai pustaka hingga saat ini belum ada penelitian
aktivitas manusia yang bermukim tidak jauh tentang Kualitas air yang bersumber dari Mata
dari sumber mata air atau masyarakat dari Air Karaa baik fisik, kimia, maupun biologi
tempat lain merambah hutan baik yang ada dan upaya pelestariannya. Mengingat fungsi
di gunung maupun di sepanjang aliran sungai. sumber Mata Air Karaa sangat penting bagi
Akibatnya di sepanjang aliran sungai Mata Air penduduk di berbagai sektor seperti kebutuhan
Karaa pepohonan sudah sangat minim dan biota air minum dan konsumsi lainnya, pertanian,
ikan dan yang lain sudah jarang ditemukan. peternakan, dan kebutuhannya lainnya, maka
Padahal berdasarkan penuturan masyarakat perlu dilakukan penelitian tentang Analisis

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 1 (1) (2019): 59 - 72


62
Kualitas Air yang Bersumber dari Mata Air antara dua kualitas air dengan baku mutu air
Karaa dan Upaya pelestariannya. yang disesuaikan dengan peruntukannya pada
Permen No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
II. Metode Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
terdiri dari empat kelas dari setiap parameter
A. Waktu dan Tempat fisika, kimia, dan biologi.
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Oktober-Desember 2017 (musim kemarau) E. Prosedur Analisis dan Baku Mutu Air
di area Mata Air Karaa Kelurahan Kantalai
Kecamatan Lealea Kota Baubau. Penelitian ini 1) Parameter Fisika
dilakukan selama 2 bulan. Pemeriksaan warna, rasa, dan bau
ditentukan dengan cara visual atau pengamatan
B. Alat dan Bahan langsung. Prinsipnya air yang baik tidak
menunjukkan bau dan rasa yang tidak normal.
1) Alat Untuk pengukuran kekeruhan menggunakan
Alat yang digunakan DO Meter, Termometer, metode turbidimeter. Prinsipnya adalah
pH Meter, spektrofotometer Serapan Atom, membandingkan intensitas cahaya dari contoh
Meteran, Kamera, Peta tematik , botol sampel dengan intensitas cahaya dari suspensi standar
air, dan komputer. pada kondisi tertentu.

2) Bahan Perhitungan:
Bahan yang digunakan adalah: air Mata Air
hasil pemeriksaan
Karaa, KMnO4, KI 10%, H2SO4 6 M, thiosulfat × NTU × pengenceran=  NTU
0.05 N, KNO3, CHCl3, HCl 1N, larutan Cu. hasil kekeruhan standar

C. Pendekatan Penelitian 2) Parameter Kimia


Penelitian ini dilakukan dengan a. pH (metode elektrometri) ditentukan
menggunakan metode eksperimen untuk secara langsung menggunakan pH Meter
menentukan parameter kualitas air, survei b. Nilai DO
langsung ke sumber Mata Air Karaa untuk Pengukuran DO dilakukan secara
mengetahui kondisi lingkungan di sekitarnya, langsung menggunakan alat DO meter
dan instansi yang terkait dengan penggunaan c. BOD (Biochemical Oxygen Demand)
dan pengelolaan sumber air Kota Baubau. menggunakan metode Winkler.

D. Sampel Penelitian Perhitungan:


Sampel penelitian ini adalah air yang
berada di Mata Air Karaa. Parameter yang Kadar BOD (mg/L) = (DO sesaat – DO5)
diteliti adalah gambaran lokasi Mata Air Karaa, × pengenceran
parameter kualitas air yang terdiri tiga yaitu
fisika (bau, rasa, warna, suhu, kekeruhan), d. Pengujian COD menggunakan metode
kimia (pH, DO, BOD, logam berat), dan biologi titrasi permanganometri
(bakteri bentuk koli) pada beberapa titik
pengambilan sampel. Perhitungan:
Pengukuran parameter keasaman
sampel air dilakukan di lapangan (in situ), COD
(Vb − Vs ) XNthioxBEO 2.1000
Vsampel
menggunakan pH Meter, termometer untuk
mengukur temperatur, DO, dan parameter Keterangan:
kualitas air kekeruhan, warna, BOD, COD, Vb = volume blanko
mikroorganisme, dan logam berat dilakukan di Vs = volume sampel
Laboratorium secara ex situ.
Untuk mengetahui status mutu kualitas air, e. Pengujian Logam Berat tembaga (Cu),
digunakan metode storet yaitu membandingkan timbale (Pb), cadmium (Cd), kromium

Kualitas Air dari Sumber Mata Air Karaa dan Upaya Pelestariannya
La Harimu, Haeruddin, Sulha, Saprin
63
(Cr), mangan (Mn), dan besi (Fe) secara disaring seluruhnya.
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) √√ Seluruh permukaan dalam corong
penyaring dibilas dengan air suling steril
Perhitungan: yang jumlahnya sama dengan jumlah
cuplikan yang disaring.
C ×V √√ Sesudah pembilasan selesai, vakum
Konsentrasi logam berat (ppm)= ×100
W ×1000 dihentikan.
√√ Peralatan penyaring dibuka kembali
3) Pengujian Parameter Biologi dengan pinset yang steril membran
• Bakteri coli penyaring diangkat dari alat penyaring.
Cara kerja √√ Membran penyaring diletakkan di atas
√√ Dipasang peralatan penyaring membran perbenihan violet red bile agar dalam
yang terdiri dari corong, membrane cawan petri (diusahakan tidak ada
penyaring dan penampung yang gelembung udara di bawah membran).
telah disterilkan lebih dahulu, dan √√ Cawan diinkubasi dengan posisi terbalik
dihubungkan dengan sistem vakum. pada suhu (36ᴼ C ±1) ᴼC selama 24-48
√√ Dimasukkan 100 ml contoh ke dalam jam.
corong dari alat penyaring dengan √√ Dihitung koloni yang berwarna merah
menggunakan pipet atau gelas ukur gelap yang berukuran 0,5 mm atau
steril. lebih pada membran yang menyatakan
√√ Digunakan vakum untuk menyaring jumlah bakteri bentuk koli dalam 100
contoh melalui membran dan contoh ml contoh.

Tabel 1.
Sumber Mata Air yang Ada di Kota Baubau

Sumber Kap. Sumber Kap. Terpasang Gravitasi/


Wilayah Ket Pelayanan
Mata Air (L/det) (L/det) Pompa

Ntolibu 20 - - Kel. Kaisabu Belum Terpakai -

Wamembe 100 7,5 Pompa Kel. Kantalai Terpakai Zona III

Kali Bungi 30 6 Gravitasi Kel. Bungi Terpakai Ikk Waruruma

Uwe Balanga 100 31 Pompa Kel. Baadia Terpakai Zona I

Ntowu 100 35 Gravitasi Kel. Kaisabu Terpakai Zona II

Kali Besar 100 35 Gravitasi Kel. Kaisabu Terpakai Zona Ii

Kasombu 100 35 Gravitasi Kel. Kaisabu Terpakai Zona II

Air Jatuh

Tirta Rimba 15 5 Gravitasi Kel. Kadolomoko Terpakai Zona Khusus Pela-


buhan Murhum

Batu Poopi - - Pompa Kel. Baadia Tidak Terpakai -

Wa Eni 30 30 Gravitasi Kel. Kampeonaho Belum Diman- -


faatkan

Sule 10 5 Pompa Kel. Kaisabu Terpakai IKK Sorawolio

Walia 30 30 Gravitasi Kel. Kaisabu Terpakai/Thn 2017 IKK Sorawolio

La Helo 75 35 Gravitasi Kel. Kaisabu Terpakai Zona I

Karaha/Karaa - - - Kel. Kantalai Belum Terpakai -

Sumber: PDAM Kota Baubau, 2017

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 1 (1) (2019): 59 - 72


64
III. Hasil dan Pembahasan air yang bersumber dari mata air atau bak
penampung, (3) sistem dualisme pengelolaan
A. Gambaran Sumber Mata Air Kota sumber air oleh PDAM masih sebagian wilayah
Baubau dikelola oleh PDAM Kabupaten Buton, (4)
Melalui Peraturan Daerah Kota Baubau jaringan perpipaan yang menuju rumah-rumah
Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana Tata pelanggan masih belum tersedia dengan baik,
Ruang Wilayah Kota Baubau Tahun 2014-2034 (5) Pengelolaan dan pemeliharaan sumber
mengenai sistem jaringan air baku di Kota mata air belum terjaga dengan baik sehingga
Baubau dikembangkan dengan pemanfaatan debit air semakin lama semakin berkurang
air permukaan dan air tanah sesuai dengan karena kondisi hutan di sekitarnya mengalami
perkembangan kebutuhan penyediaan air baku. kerusakan oleh perambah hutan.
Ada beberapa mata air baru yaitu di Kecamatan Kondisi belum terdistribusinya air bersih
Sorawolio terdapat mata air Wakonti dan mata secara merata karena jaringan dan perencanaan
air Koba dan di Kecamatan Lea-lea terdapat yang kurang baik menyebabkan pipa induk
Mata Air Karaa seperti ditunjukkan pada Tabel yang digunakan dari sumber mata air sebagian
1. besar berukuran kecil dan terbuat dari pipa
Berdasarkan data pada Tabel 1 plastik sehingga tidak mampu menampung
menunjukkan bahwa sumber mata air yang ada debit aliran air yang kuat menuju pemukiman
di Kota Baubau cukup banyak. Namun demikian pengguna air bersih. Akibatnya waktu
dari beberapa mata air yang ada saat ini tidak beroperasi mengalirnya air menjadi terbatas
lagi berfungsi secara optimal. Malahan dari walaupun debit air yang tersedia cukup besar
beberapa mata air yang ada tersebut belum karena dikhawatirkan pipa yang dialiri air
dimanfaatkan atau belum terpakai. tidak sanggup menahan tekanan air yang besar
Walaupun sudah banyak terdapat sumber dari sumber mata air atau bak penampung.
mata air yang potensial dengan kapasitas Kondisi kurang tersedianya air atau kurang
yang besar, namun Pemerintah melalui PDAM tercukupinya air bersih tampak dari warga yang
terus mencari sumber mata air baru untuk berada di lokasi Mata Air Karaa yang juga ada
dimanfaatkan termasuk Mata Air Karaa. Padahal sumber mata air lain yaitu mata air Wamembe.
saat ini telah ada sumber Mata Air Wamembe Saat ini Mata Air Wamembe sudah beroperasi
yang terpakai di mana lokasinya tidak jauh dari dengan debit air yang cukup besar, namun
Mata Air Karaa. Secara tidak langsung langkah ironinya harus bergantian sampai empat atau
ini akan menyebabkan rusaknya sumber mata lima hari untuk mendapatkan air bersih bagi
air secara serentak. Padahal untuk mata air penduduk yang terletak di sekitarnya. Ini
yang telah terpakai saat ini sudah mempunyai menunjukkan bahwa pemanfaatan dari setiap
kapasitas sumber yang cukup besar. Namun sumber mata air yang ada di Kota Baubau belum
kenyataannya kapasitas terpasang masih optimal dengan segala aspek penyebabnya.
lebih kecil dari kapasitas sumber. Akibatnya Karena sebagian besar sumber mata air
hanya sebagian kecil dari air yang tersedia yang ada di Kota Baubau masih menggunakan
tersalurkan pada konsumen rumah tangga. sistem gravitasi, maka akan mengurangi
Akibatnya sebagian besar masyarakat yang ada kemampuan daya jangkau pelayanan air bersih
di Kota Baubau belum dapat menikmati air dari sumber mata air tersebut ke rumah-rumah
bersih layak konsumsi. pelanggan. Pada saat posisi rumah pelanggan
Ada beberapa penyebab kurang berada pada ketinggian tertentu atau lebih
tersalurnya air bersih yang bersumber tinggi dari posisi sumber mata air maka akan
dari mata air yang ada yaitu; (1) Fasilitas sulit terjangkau oleh layanan air bersih yang
PDAM yang tersedia terutama instalasi berasal dari sumber mata air atau PDAM.
perpipaan induk yang berasal dari mata air
berukuran relatif kecil sehingga tidak mampu B. Gambaran Pelanggan Air Bersih Kota
menampung debit air tersedia, (2) sebagian Baubau
besar masih mengandalkan sistem gravitasi Pemenuhan kebutuhan air bersih (air
sehingga untuk wilayah atau area yang lebih minum) bagi masyarakat Kota Baubau masih
tinggi akan mengalami kesulitan untuk dialiri terkendala pada Manajemen PDAM yang

Kualitas Air dari Sumber Mata Air Karaa dan Upaya Pelestariannya
La Harimu, Haeruddin, Sulha, Saprin
65
3,000

2,500

2,000

Thn. 2013
1,500
Thn. 2014
Thn. 2015
1,000
Thn. 2016
Thn. 2017
500

Gambar 1. Jumlah Pelanggan PDAM Kota Baubau Lima Tahun Terakhir

sebagian pengguna air bersih di Kota Baubau Kokalukuna justru jumlah pelanggan relatif
masih di bawah manajemen PDAM Kabupaten kecil atau justru layanan air bersih minim.
Buton. Ini berakibat pada lemahnya manajemen Pada akhirnya terkadang menimbulkan
penanganan pemenuhan kebutuhan akan ketidakpuasan dari masyarakat yang berada di
air bersih. Dengan bertambahnya jumlah wilayah mata air terhadap layanan air bersih.
penduduk menyebabkan kebutuhan air bersih Salah satu penyebabnya adalah
atau air baku seperti air minum, masak, serta infrastruktur perpipaan dari PDAM sebagai
kebutuhan pendukung lainnya (tempat- badan usaha yang mengelola layanan air bersih
tempat umum, sosial, dan kebutuhan khusus) kurang memadai. Hal ini tampak dengan jelas
terus mengalami peningkatan. Perusahaan tentang kurang memadainya kualitas ukuran
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Baubau pipa induk yang berasal dari sumber mata air
sebagai penanggung jawab dalam pemenuhan ke rumah pelanggan. Berdasarkan informasi
kebutuhan air baku terus membangun dan hasil wawancara dari teknisi PDAM mata
strategi pelayanan prima, sesuai dengan air Wamembe Kelurahan Kantalai Kecamatan
eksistensinya sebagai badan usaha di bidang Lealea menyatakan bahwa debit sumber
pelayanan publik. Dari tahun ke tahun jumlah mata air sebenarnya cukup besar dan mampu
pelanggan air bersih yang di kelola PDAM terus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota
bertambah. Namun demikian penambahan Baubau. Namun kendalanya adalah ukuran pipa
jumlah pelanggan tidak diiringi dengan kualitas yang kurang memadai menyebabkan petugas
layanan. Jumlah pelanggan PDAM Kota Baubau PDAM harus membatasi waktu penyaluran air
lima tahun terakhir disajikan pada Gambar 1. bersih ke rumah-rumah pelanggan. Akibatnya
Berdasarkan data pada Gambar 1 debit air yang begitu besar dari sumber mata
menunjukkan bahwa jumlah pelanggan air air tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk
bersih dari PDAM Kota Baubau bervariasi, melayani masyarakat karena kondisi perpipaan
terutama didominasi oleh penduduk yang yang tidak memadai. Sistem ini diterapkan agar
berada di pusat Kota Baubau yaitu Kecamatan kondisi pipa tidak cepat rusak.
Wolio, Batupoaro, Betoambari, dan Murhum. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber
Namun untuk wilayah sumber mata air seperti mata air perlu dilakukan dengan optimal guna
Kecamatan Sorawolio, Bungi, Lealea, dan kelestariannya. Pendayagunaan Sumber Daya

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 1 (1) (2019): 59 - 72


66
Air adalah upaya penatagunaan, penyediaan, serta mampu melayani kebutuhan masyarakat,
penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan maka perlu menjaga kelestarian sumber mata
sumber daya air secara optimal agar berhasil air tersebut dengan cara menjaga lingkungan
guna dan berdaya guna. Tentu kita semua sekitar sumber mata air tetap terjaga dengan
tidak menghendaki yang nantinya akan baik. Termasuk pelibatan penduduk lokal
terjadi kelangkaan air bersih yang disebabkan sangat minim sebagai tenaga kerja yang
hilangnya sumber mata air karena kita tidak seharusnya sangat dibutuhkan untuk turut
menjaganya. Kesulitan pemanfaatan sumber menjaga kelestarian sumber mata air tersebut.
daya air dan layanan air bersih sudah sangat
terasa terutama di pusat–pusat pertumbuhan C. Parameter Kualitas Mata Air Karaa
kota yang terus mengalami pertumbuhan Air bersih berdasarkan Peraturan
penduduk mengikuti laju deret ukur. Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16
Fenomena berkurangnya sumber mata air Tahun 2005Tentang Pengembangan Sistem
juga sudah mulai terasa di Kota Baubau. Hal Penyediaan Air Minum, menyebutkan bahwa
ini tampak dengan masih adanya upaya untuk air baku untuk air minum rumah tangga yang
terus mencari sumber mata air walaupun bersih yaitu layak dikonsumsi, bukan layak
telah banyak ditemukan. Tidak semua sumber untuk digunakan sebagai penunjang aktivitas
mata air yang ada telah digunakan secara seperti untuk MCK. Ada beberapa persyaratan
baik dan optimal. Salah satu faktor belum yang perlu diketahui mengenai kualitas air
efektifnya pengelolaan sumber daya air di Kota yaitu fisik, kimia dan juga mikrobiologi.
Baubau adalah belum dimilikinya informasi
tentang sumber daya air di daerah, kalaupun D. Parameter Fisika
ada, data masih kurang lengkap dan belum Parameter fisika air yang diteliti dalam
terintegrasi dengan baik, selain itu informasi– penelitian ini meliputi bau, rasa, warna,
informasi tersebut belum tersebar di berbagai kekeruhan, dan suhu atau temperatur.
institusi atau masyarakat. Selain itu, perusakan Berdasarkan hasil penelitian uji parameter
sumber daya alam khususnya lahan dan air fisika dari Mata Air Karaa menunjukkan bahwa
tidak dapat dihindari. Air sungai yang semula semua parameter menunjukkan kualitas yang
dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari baik dan berada pada Kelas I atau kelas air yang
oleh penduduk, sekarang telah mengalami sangat memuaskan seperti ditunjukkan pada
pelumpuran (sedimentasi) dan terkontaminasi Tabel 2.
oleh limbah pertanian sehingga penurunan Berdasarkan data pada Tabel 2 tentang uji
kualitas air tidak terhindarkan. parameter fisika Mata Air Karaa menunjukkan
Untuk mempertahankan kondisi mata bahwa semua parameter menunjukkan
air tetap mempunyai debit air yang baik dan kualitas yang baik dan berada pada Kelas I atau
kualitas air yang tetap terjaga dengan baik kelas air yang sangat memuaskan. Parameter
Tabel 2.
Parameter Fisik Mata Air Karaa

Kelas
Hasil
Parameter Sat Ket
Pengukuran
I II III IV

FISIKA

Temp. air °C Dev3 Devi 3 Devi 3 Devi 3 27-28°C

Temp. udara °C 27-31°C

Residu terlarut mg/ L 1000 1000 1000 2000 1008

Warna Visual Tdk berwarna

Bau - Tidak berbau

Rasa - Normal

Kualitas Air dari Sumber Mata Air Karaa dan Upaya Pelestariannya
La Harimu, Haeruddin, Sulha, Saprin
67
temperatur air merupakan hal yang penting Slamet (2005), bau dalam air dihasilkan oleh
dalam kaitannya dengan tujuan penggunaan, adanya organisme dalam air seperti alga serta
pengolahan untuk menghilangkan bahan- oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk
bahan pencemar serta pengangkutannya. dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya
Temperatur air tergantung pada sumbernya. senyawa-senyawa organik tertentu. Syarat-
Temperatur normal air di alam (tropis) syarat dan pengawasan kualitas air minum
sekitar 20°C sampai 30°C (Suripin, 2001). perlu dilakukan untuk memastikan bahwa
Setelah dilakukan pemeriksaan mengenai air yang dikonsumsi tidak berbau dan tidak
kualitas fisik air yang bersumber dari Mata mengandung berbagai organisme tertentu
Air Karaa berdasarkan parameter fisik suhu serta gas seperti H2S yang terbentuk dalam
memenuhi syarat kesehatan air, karena sesuai kondisi anaerobik yang dapat menimbulkan
dengan temperatur normal air minum. Suhu bau.
dapat memengaruhi sejumlah parameter lain Hasil uji kualitas fisik warna pada air yang
mutu air. Laju reaksi kimia dan biokimia bersumber dari Mata Air Karaa adalah tidak
meningkat dengan meningkatnya suhu. berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
Kelarutan gas menurun dan kelarutan mineral adanya kehadiran organisme, bahan-bahan
meningkat seiring meningkatnya suhu. Laju yang tersuspensi, dan tumbuh-tumbuhan yang
pertumbuhan organisme akuatik meningkat dapat menimbulkan warna dalam air.
dan laju respirasi organisme menurun dengan Rasa dalam air minum dapat menunjukkan
meningkatnya suhu, kebanyakan organisme kemungkinan adanya senyawa-senyawa asing
mempunyai kisaran suhu yang berbeda dalam yang mengganggu kesehatan. Selain itu dapat
reproduksi dan kompetisi. pula menunjukkan kemungkinan timbulnya
Suhu tidak berpengaruh langsung pada kondisi anaerobik sebagai hasil kegiatan
kesehatan, tetapi berpengaruh pada aktivitas penguraian kelompok mikroorganisme
mikroorganisme, keseimbangan kimia, dan terhadap senyawa-senyawa organik
meningkatnya kelarutan berbagai bahan kimia (Unus,1996).
pada air minum. Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat
Temperatur air yang terukur pada Mata yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik
Air Karaa menunjukkan bahwa temperatur ataupun yang organik. Zat anorganik termasuk
udara lebih tinggi dari temperatur air. Artinya biasanya berasal dari lapukan batu dan logam
Mata Air Karaa memenuhi syarat sebagai air termasuk logam berat, sedangkan yang organik
minum yang sehat. Pada sisi lain dengan suhu dapat berasal dari lapukan tanaman dan/
tersebut menunjukkan bahwa Mata Air Karaa atau hewan. Berbagai limbah seperti buangan
sumber airnya bukan berasal dari air artesis domestik, pertanian, dan industri merupakan
atau dari dalam tanah tetapi merupakan air sumber kekeruhan. Longsor, banjir juga dapat
rembesan yang berasal dari tempat lain atau menambah kekeruhan yang banyak.
memungkinkan ada keterkaitan dengan sumber Namun dengan kondisi kualitas air yang
mata air yang lain yang melewati gunung di bersumber dari Mata Air Karaa yang masih baik
sekitar Mata Air Karaa. Hal ini dibuktikan ini akan mengalami penurunan apabila kondisi
dengan penggalian di salah satu lokasi sekitar di sekitarnya tidak dijaga. Adanya degradasi
sumber mata air, tampak bahwa air yang keluar lingkungan yang semakin masif, maka
berasal dari arah pegunungan. Secara umum keberlanjutan sumber daya air ini akan lambat
kualitas parameter fisika dari sumber Mata Air laun terancam eksistensinya. Bahkan tidak
Karaa masih sangat baik. mungkin apabila tidak ada tindakan preventif
Berdasarkan hasil pengamatan langsung yang dilakukan secara nyata, maka sumber
dan analisis di laboratorium Kimia Analitik Mata Air Karaa ini akan semakin menipis
Universitas Halu Oleo menunjukkan bahwa dan dikhawatirkan tidak akan mencukupi
bau, rasa, dan warna memenuhi syarat sebagai kebutuhan masyarakatnya di waktu yang akan
air minum. Air yang memenuhi persyaratan datang.
fisik adalah air yang tidak berbau, tidak Kondisi Mata Air Karaa akan mengalami
berasa, tidak berwarna, tidak keruh dan perubahan kondisi parameter fisik seperti
suhu sebaiknya di bawah suhu udara. Menurut warna, kekeruhan atau residu terlarut pada

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 1 (1) (2019): 59 - 72


68
Tabel 3.
Parameter Kimia Mata Air Karaa

Kelas
Hasil
Parameter Sat Ket
Pengukuran
I II III IV

KIMIA

pH 6-9 6-9 6-9 5-9 6,9 - 9

BOD mg/ L 2 3 6 12 3

COD mg/ L 10 25 50 100 14

DO mg/ L 6 4 3 0 6,6 - 8,9

Kadmium mg/ L 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005

Khrom (VI) mg/ L 0,05 0,05 0,05 0,01 0,04

Tembaga mg/ L 0,02 0,02 0,02 0,2 0,01

Besi mg/ L 0,3 (-) (-) (-) 0,2

Timbal mg/ L 0,03 0,03 0,03 1 0,008

Mangan mg/ L 0,1 (-) (-) (-) 0,065

musim penghujan. Sumber air menjadi bahwa kualitas sumber Mata Air Karaa masih
kelihatan keruh karena ada sebagian tanah tergolong air yang sehat dan memenuhi baku
atau lumpur masuk di sumber Mata Air mutu air minum atau konsumsi. Dari parameter
Karaa. Hal ini disebabkan karena pohon yang pH masih berada pada rentang yang disyaratkan
ada pada hutan lindung seperti pohon enau, yaitu 6,9. Menurut standar kualitas air, pH
bambu, dan pohon lainnya di sepanjang sungai 6,5-9,2. Apabila pH kecil dari 6,5 air bersifat
Mata Air Karaa telah berubah fungsi menjadi cenderung asam sehingga kurang baik untuk
lahan pertanian. Hampir tidak ada jarak lagi konsumsi terutama yang berkaitan pencernaan
antara lahan warga dengan bibir sungai Mata atau lebih besar dari 9,2 yang bersifat basa yang
Air Karaa. Kearifan lokal yang dahulu dipegang akan berpengaruh kesadahan air yang tinggi
teguh dengan menyakralkan lokasi Mata Air dan berakibat kurang baik bagi kesehatan. pH
Karaa oleh masyarakat dari mana pun untuk juga dipengaruhi oleh jenis limbah dan bahan
tidak menebang pohon pada radius tertentu pencemarnya (Supangat, 2008). Buangan
dari mata air. Akibatnya Mata Air Karaa terjaga limbah pencemar yang dibuang pada sungai
dengan baik ekosistem hewan seperti ikan, akan mempengaruhi kualitas air dari nilai BOD
udang, dan hewan lainnya. Untuk kondisi dan COD (Sukadi, 1999).Selain itu pada pH asam
saat penelitian hampir semua hewan-hewan ˂ 6,5 atau ˃ 9,2akan menyebabkan korosifitas
air seperti ikan dan udang tidak tampak lagi. pada pipa-pipa air yang dibuat dari logam
Hal disebabkan oleh ulah manusia dengan dan dapat mengakibatkan beberapa senyawa
menebarkan racun ikan dan udang di sekitar kimia berubah menjadi racun yang dapat
Mata Air Karaa. mengganggu kesehatan manusia. Di samping
Selain parameter fisika yang menentukan itu akan menyebabkan pipa-pipa yang dialirkan
kualitas air adalah parameter kimia. Parameter menuju pelanggan akan cepat mengalami
kimia yang diteliti meliputi Dissolved Oxygen kerusakan karena proses perkaratan dan larut
(DO),pH, Chemical Oxygen Demand (COD), bersama air yang mengalir.
Biochemical Oxygen Demand (BOD), dan logam Kandungan logam berat yang dianalisis
berat. Hasil penelitian kualitas kimia Mata Air dalam penelitian kualitas air dari Mata Air
Karaa ditunjukkan pada Tabel 3. Karaa yaitu cadmium, kromium, tembaga, besi,
Berdasarkan data pada Tabel 3 untuk timbal, dan mangan juga menunjukkan nilai
parameter kimia Mata Air Karaa menunjukkan yang sangat rendah dan memenuhi kualitas

Kualitas Air dari Sumber Mata Air Karaa dan Upaya Pelestariannya
La Harimu, Haeruddin, Sulha, Saprin
69
Tabel 4.
Parameter Biologi Mata Air Karaa

Kelas
Hasil
Parameter Sat Ket
Pengukuran
I II III IV

MIKROBIOLOGI

Total coliform jml/100ml 0

air minum yang sehat untuk dikonsumsi. Hal maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri
ini dapat dimaklumi bahwa sumber Mata Air berbeda-beda sesuai dengan tempat dan
Karaa masih relatif jauh dari pemukiman warga kondisi yang mempengaruhinya. Saat ini mutu
karena sebagai sumber utama dari logam- lingkungan air menurun yang berdampak
logam tersebut berasal dari buangan aktivitas pada kualitas ketersediaan air sebagai bahan
manusia. Satu-satunya sumber logam berat baku air minum. Hal ini disebabkan karena
tersebut berasal dari tanah atau bebatuan meningkatnya pencemaran lingkungan dan
yang larut bersama air hujan. Kehadiran logam perusakan hutan sehingga terjadi longsor dan
berat dalam air minum akan berpengaruh pada banjir.
kecerdasan anak terutama untuk logam timbal Pengelolaan sumber daya air termasuk
dan cadmium. Sedangkan logam berat yang lain sumber mata air ini meliputi beberapa aspek
juga turut mempengaruhi proses metabolisme antara lain: pemanfaatan, pelestarian dan
dalam tubuh. pengendalian (Kodoatie & Sjarief, 2002). Aspek
Parameter lain yang tidak kalah pentingnya pemanfaatan. Pemanfaatan sumber daya air
untuk mutu baku air adalah parameter biologi. termasuk sumber mata air ini biasanya untuk
Hasil analisis parameter biologi Mata Air Karaa berbagai keperluan misalnya untuk kebutuhan
ditunjukkan pada Tabel 4. domestik, irigasi dan pertanian, pembangkit
Berdasarkan data pada Tabel 4 listrik, pelayaran di sungai serta industri dan
menunjukkan bahwa sumber Mata Air Karaa pariwisata. Biasanya yang terlintas dalam
memenuhi syarat sebagai baku mutu air pikiran manusia adalah aspek pemanfaatan
yang sehat. Dalam baku mutu air khususnya ini. Setelah terjadi ketidakseimbangan antara
untuk air minum maka bakteri coliform tidak kebutuhan dengan yang tersedia, manusia
boleh ada. Standar Nasional Indonesia (SNI), mulai sadar akan aspek yang lain. Aspek
mensyaratkan tidak adanya coliform dalam pelestarian. Agar aspek pemanfaatan dapat
100 ml air minum. berkelanjutan maka sumber daya air perlu
Keberadaan atau kandungan bakteri dijaga kelestariannya baik dari segi jumlah
coliform yang ada pada air berhubungan atau mutunya. Menjaga daerah tangkapan
dengan aktivitas buangan limbah masyarakat hujan, menjaga air dari pencemaran limbah
yang masuk dalam badan air. Karena lokasi merupakan bagian dari pengelolaan. Aspek
sumber Mata Air Karaa masih relatif jauh dari pengendalian. Selain memberi manfaat air juga
pemukiman warga menyebabkan kandungan memiliki daya rusak fisik maupun kimiawi,
total coliform tidak terdeteksi. Apabila air karena itu tidak boleh dilupakan adalah
minum yang dikonsumsi mengandung bakteri pengendalian terhadap daya rusak yang berupa
E.coli apalagi melebihi nilai standar baku mutu banjir dan pencemaran.
yang ditetapkan akan mengakibatkan penyakit. Demikian pula agar Mata Air Karaa
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh memberikan manfaat yang optimal dan
air minum yang kualitas bakteri E. coli buruk berkelanjutan bagi masyarakat umum dan
adalah diare. masyarakat sekitar area Mata Air Karaa, maka
Terjadinya kontaminasi bakteri E. coli pemanfaatannya harus dikelola dengan baik.
pada air minum bisa diakibatkan karena Ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
sumber-sumber air dialam pada umumnya Pertama, menata kembali keberadaan lahan
mengandung bakteri, baik air permukaan, warga atau petani di sekitar Mata Air Karaa

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 1 (1) (2019): 59 - 72


70
dengan jarak tertentu dengan daerah aliran penyuluhan pada masyarakat sekitar mata air
sungai terutama dekat Mata Air Karaa agar untuk tidak merusak biota yang ada di sekitar
tanah dekat sungai pada saat musim hujan Mata Air Karaa. Perlu pengawasan terutama
tidak masuk ke dalam sungai dan mengotori air adanya pihak lain atau masyarakat lain yang
yang ada pada mata air. Perubahan penggunaan berasal dari luar wilayah Mata Air Karaa
lahan terbukti terkait erat dengan degradasi dengan menggunakan racun atau potas untuk
lahan, sebagaimana hasil penelitian Firdaus, menangkap ikan atau udang.
dkk., (2014) mengungkapkan adanya hubungan Keempat, sumber Mata Air Karaa menjadi
antara penggunaan lahan dan perubahan kawasan wisata air dan hutan. Dapat dirancang
penggunaan lahan dengan degradasi lahan. pembagian zona pada kawasan wisata tepian
Tipe tutupan lahan memainkan peran penting sungai atau area sumber Mata Air Karaa yang
dalam melindungi tanah dari degradasi lahan di terbagi atas beberapa zona yaitu: (1) Wisata
daerah aliran sungai. Oleh karena itu, kawasan Kuliner, pada zona Wisata Kuliner terdapat
dengan tingkat degradasi lahan yang sangat area untuk makan dengan konsep outdoor yang
tinggi harus direkomendasikan untuk daerah menyediakan berbagai macam makanan hasil
konservasi. Lebih lanjut Setyorini, Khare, & petani lokal, (2) Wisata Pemancingan, pada
Pingale (2017) mengatakan bahwa selain zona wisata pemancingan terdapat beberapa
penggunaan lahan dan perubahan penggunaan fasilitas di antaranya area bakar–bakar ikan dan
lahan, variabilitas iklim juga faktor yang hasil bumi petani, (3) Edukasi Tepian Sungai,
sangat penting dan harus dipertimbangkan pada zona edukasi tepian sungai terdapat
dalam menjaga kondisi hidrologis daerah beberapa fasilitas yang berkaitan dengan
aliran sungai untuk menunjang kelestarian edukasi di antaranya kolam dengan berbagai
sumber Mata Air Karaa. jenis ikan, udang, dan kebun yang terdiri dari
Kedua, melakukan konservasi dengan berbagai jenis tumbuhan/tanaman perkebunan
menanam kembali pohon-pohon seperti pohon berupa buah-buahan dan hortikultura dengan
enau, bambu dan beberapa jenis pohon yang berbagai jenis sayur-sayuran.
tumbuh lainnya di sekitarnya yang berfungsi Kelima, mengikutsertakan masyarakat
sebagai konservasi penahan air pada musim di sekitar Mata Air Karaa untuk menjaga
hujan dan penyimpan air pada musim kemarau. kelestarian hutan dan ekosistem air dengan
Atau perlu alternatif usaha tani konservasi mengangkat anggota masyarakat di sekitar
dapat dilakukan secara sederhana melalui Mata Air Karaa menjadi pegawai PDAM.
beberapa kegiatan antara lain: 1) pola tanam Keenam, menghidupkan kembali nilai-nilai
tumpang gilir, 2) pemanfaatan sisa tanaman kearifan lokal tentang penghargaan masyarakat
sebagai penutup tanah, 3) penanaman pohon terhadap nilai-nilai sakral yang ada dalam
sebagai batas kebun sehingga membentuk kawasan hutan terutama di Mata Air Karaa.
tajuk bertingkat. Keberadaan pohon dalam
sistem pertanian tanaman semusim dikenal IV. Kesimpulan
sebagai pola wana tani/agroforestri. Berdasarkan hasil penelitian tentang
Masyarakat akan mendapatkan manfaat Analisis Kualitas Air dari Sumber Mata Air Karaa
jangka pendek berupa hasil tanaman pertanian dan Upaya Pelestariannya dapat disimpulkan
dan manfaat jangka panjang berupa hasil bahwa Mata Air Karaa baik parameter fisik,
kayu. Secara hidrologis, pola agroforestri juga kimia maupun mikrobiologi memenuhi syarat
terbukti memegang peranan penting dalam mutu air baku yang sehat. Kondisi Mata Air
siklus air (Noordwijk et al., 2004)dan (Rauf, Karaa perlu dijaga kelestariannya melalui
2004). Pengaruh kombinasi tutupan tajuk penataan kawasan hutan di sekitar Mata Air
dalam pola agroforestri terhadap aliran air Karaa agar dan sepanjang aliran sungai yang
adalah dalam bentuk: 1) Intersepsi air hujan, melintasinya agar tidak beralih fungsi menjadi
2) menahan daya pukul air hujan, 3) infiltrasi lahan pertanian oleh masyarakat karena kalau
air, dan 4) serapan air. musim hujan tiba air lumpur masuk ke sungai
Ketiga, mengembalikan kehidupan dan sumber mata air sehingga menjadi kotor.
ekosistem air seperti ikan, udang, dan biota Perlu kebijakan Pemerintah Kota Baubau
yang lainnya dengan cara memberikan dengan membebaskan lahan di sekitar Mata

Kualitas Air dari Sumber Mata Air Karaa dan Upaya Pelestariannya
La Harimu, Haeruddin, Sulha, Saprin
71
Air Karaa yang dimiliki warga dan ditanami Jurnal Agrivita, 26(1), 1-8.
kembali dengan pohon sejenis beringin atau PDAM Kota Baubau. 2017. Perkembangan Pelanggan
tumbuhan lain seperti bambu dan aren. Selain (SR) Perusahaan Daerah Air Minum Kota
itu pemberdayaan masyarakat dekat kawasan Baubau Tahun 2017. Baubau.
Peraturan Daerah Kota Baubau Nomor 4 Tahun
sumber Mata Air Karaa dengan menjadi
2014. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
pegawai PDAM menjadi salah satu alternatif Baubau Tahun 2014 - 2034. , Pub. L. No. 4
untuk menjaga kelestarian hutan di sekitarnya. (2014).
Sebaiknya dibuat waduk penampung air di Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
sekitar sumber mata air di daerah aliran sungai 16 Tahun 2005. Pengembangan Sistem
yang tidak menyatu langsung dengan sumber Penyediaan Air Minum. , Pub. L. No. 16 (2005).
mata sebelum disalurkan kepada konsumen Rauf, A. (2004). Kajian Sistem dan Optimalisasi
atau pelanggan sehingga airnya tidak kotor. Penggunaan Lahan Agroforestry di Kawasan
Penyangga Taman Nasional Gunung Leuser.
SPS-IPB, Bogor.
Ucapan Terima Kasih Said, N. I. (2008). Teknologi Pengolahan Air Minum:
Tim Peneliti mengucapkan terima kasih Teori dan Pengalaman Praktis. Jakarta: PTL-
kepada Pemerintah Kota Baubau melalui BPPT.
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Setyorini, A., Khare, D., & Pingale, S. M. (2017).
Kota Baubau atas dana yang diberikan melalui Simulating The Impact of Land Use/Land Cover
APBD tahun 2017 sehingga penelitian ini Change and Climate Variability on Watershed
dapat terselesaikan dengan baik. Kemudian Hydrology in The Upper Brantas Basin,
Tim Peneliti juga mengucapkan terima kasih Indonesia. Applied Geomatics, 9(3), 191–204.
https://doi.org/10.1007/s12518-017-0193-z
kepada PDAM Kota Baubau Dinas Pertanian,
Slamet, S. J. 2005. Toksikologi Lingkungan.
dan Perdagangan Kota Baubau, serta pihak lain Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
yang turut membantu dalam penelitian ini. Soemarwoto, O. (1991). Ekologi Lingkungan Hidup
dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit Djabatan.
V. Referensi Sukadi. (1999). Pencemaran Sungai Akibat Buangan
Firdaus, R., Nakagoshi, N., Idris, A., & Raharjo, B. Limbah dan Pengaruhnya Terhadap BOD dan
(2014). The Relationship Between Land Use/ COD. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu
Land Cover Change and Land Degradation Pendidikan Bandung.
of a Natural Protected Area in Batang Merao Sumiyarsono, E. (2010). Partisipasi Masyarakat
Watershed, Indonesia. In Designing Low Carbon Dalam Pembangunan dan Pengelolaan
Societies in Landscapes (pp. 239–251). Prasarana Penyediaan Air Bersih di Desa
Kementerian Lingkungan Hidup. Pengendalian Wawoosu dan Desa Mataiwoi Kecamatan
Pencemaran Air. , (2004). Kolono Kabupaten Konawe Selatan Provinsi
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Sulawesi Tenggara. Tesis. Universitas
Nomor 115 Tahun 2003. Pedoman Penentuan Diponegoro.
Status Mutu Air. , Pub. L. No. 115 (2003). Supangat, A. B. (2008). Pengaruh Berbagai
Kodoatie, R. J., & Sjarief, R. (2002). Pengelolaan Penggunaan Lahan Terhadap Kualitas Air
Sumber Daya Air dalam Otonomi Daerah. Sungai Di Kawasan Hutan Pinus Di Gombong,
Yogyakarta: Penerbit Andi. Kebumen, Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Hutan
Mindawati, N., Kosasih, A. S., & Heryati, Y. (2006). Dan Konservasi Alam, 5(3), 267–276.
Pengaruh Penanaman Beberapa Jenis Pohon Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah
Hutan Terhadap Kondisi Kesuburan Tanah dan Air. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Andosol. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, Thomann, R. V, & Mueller, J. A. (1987). Principles of
3(3), 755–764. Surface Water Quality Modeling and Control.
Noordwijk, M. van, Agus, F., Suprayogo, D., Hairiah, New York: Harper & Row.
K., Pasya, G., Verbist, B., & Farida. (2004). Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004. Sumber Daya
Peranan Agroforestri dalam Mempertahankan Air. , Pub. L. No. 7 (2004).
Fungsi Hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS). Unus. S. 1996. Air Dalam Kehidupan Lingkungan
Yang Sehat. Bandung: Alumni.

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 1 (1) (2019): 59 - 72


72

Anda mungkin juga menyukai