Anda di halaman 1dari 89

SKRIPSI

TINGKAT KONSUMSI AIR MINUM DALAM KEMASAN


DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN
(Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Ekonomi
Syariah IAIN Metro Angkatan 2017)

Oleh:

ULFA INDRIYANI
NPM. 13104664

Jurusan Ekonomi Syariah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


1441 H / 2020 M
TINGKAT KONSUMSI AIR MINUM DALAM KEMASAN
DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN
(Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Ekonomi
Syariah IAIN Metro Angkatan 2017)

DiajukanUntukMemenuhiTugasdanMemenuhiSebagianSyarat
MemperolehGelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

ULFA INDRIYANI
NPM. 13104664

Pembimbing I : Drs. Dri Santoso, MH.


Pembimbing II : Dharma Setyawan, MA

Jurusan Ekonomi Syariah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


1441 H / 2020 M

ii
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Air merupakan salah satu komponen abiotik yang sangat dibutuhkan

untuk kelangsungan hidup manusia. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari

air dan selebihnya terdiri dari komponen padat, seperti daging dan tulang. Air

merupakan kebutuhan dasar danbagian dari kehidupan yang fungsinyatidak

dapat digantikan oleh senyawa yang lain. Proporsi air di dalam badan

mencapaisekitar 70% dari berat badan, dan berada di bagian tubuh yang

sangat vital. 1

Proporsi air di dalam badan mencapaisekitar 70% dari berat badan dan

berada di bagian tubuh yang sangat vital, pada otak terdapatsekitar 90%,

diorgan jantung 75%, di paru-parusekitar 86%, di hati 86%, ginjal 83%, pada

otot terdapat 75% dan dikomponen darah sekitar90%, tulang 22% dan gigi

75%Kekurangan air dapat menyebabkan dehidrasidan dapat mendatangkan

penyakit kematian. 2

Ketersediaan sumber daya air yang memadai di lingkungan sangat

dibutuhkan oleh manusia untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Manusia

mengelola dan mengambil manfaat dari sumber daya yang tersedia di

lingkungannya. Interaksi antara manusia dengan air, udara, dan lngkungannya

1
Setijo Pitojo dan Eling Purwantoyo, Deteksi Pencemar Air Minum, (Semarang: Aneka
Ilmu, 2019), 3
2
Eram Tunggul P, “Pengelolaan Sumber Air di Desa Jawesari Kecamatan Limbangan,
Kabupaten Kendal”, Jurnal Keesehatan Masyarakat, Kemas 8 (1) (2012), 18
14

membentuk eskosistem yang saling mempengaruhi satu sama lainnya.

Interaksi antar komponen dalam lingkungan membutuhkan keseimbangan,

agar dapat berjalan secara normal.

Hal ini menuntut sikap bijak manusia dalam mengelola lingkungan,

karena konsumsi terus menerus tanpa diimbangi dengan ketersediaan sumber

daya alam yang baru dapat merusak keseimbangan, yang berdampak pada

kehidupan manusia sendiri.

Konsumsi air minum dalamkemasan (AMDK) di indonesia dalam

beberapa tahun terakhir ini mengalamipeningkatan. Kondisi ini ditunjang oleh

semakin buruknya kondisi air tanah dibeberapa kota besar di Indonesia.

Tingkat ketergantungan masyarakatpada AMDK semakin tinggi

karenaminuman ini sudah menjadi kebutuhanprimer bagi masyarakat. Pada

tahun 2013 konsumsi Air Minum Kemasan diIndonesia mencapai angka 15,3

miliarliter dimana angka ini lebih besar daritahun 2012 yang mencapai angka

13,8miliar liter. 3

Perkembangan pola konsumsi yang pragmatis dilihat oleh kalangan

industri sebagai peluang bisnis yang menjanjikan dengan menyediakan air

yang langsung dapat konsumsi. “Upaya pengembangan mata air telah

mengarah kepada usaha pendayagunaan mata air secara komersial, di

antaranya adalah industri air minum dalam kemasan, suplai air bersih untuk

perkotaan, pedesaan maupun kawasan.” 4

3
M. Deril dan Novirina. H., “Uji Parameter Air Minum dalam Kemasan (AMDK) di
Kota Surabaya”, Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 6 No. 1, 2015., 2
4
Sitanala Arsyad dan Ernan Rustiadi, Penyelamatan Tanah, Air, dan Lingkungan,
(Jakarta: Yayasan Obor, 2008), 239
15

Peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat, juga mendorong

perubahan dalam memenuhi kebutuhan konsumsi air minum. Hal ini

berdampak pada pola konsumsi yang lebih didominasi oleh faktor psikologis,

seperti kualitas, mutu, dan trend yang sedang berkembang. Munculnya

berbagai produk air minum dalam kemasan, baik untuk kategori air mineral,

maupun ssuplemen kesehatan membutkikan perubahan konsumsi air minum

dari sekedar memenuhi kebutuhan menjadi gaya hidup baru, terutama di

lingkungan perkotaan yang padat penduduk dan kurangnya sumber mata air

dari tanah.

Produsen air minum dalam kemasan seperti Aqua selama 15 tahun

terakhir berupaya mengalihkan konsumennya agar beralih dari PDAM ke air

minum dalam kemasan. Aqua memposisikan mereknya sebagai air minum

yang berkualitas karena diperoleh dari sumber air pegunungan. Dengan

mengklaim produknya sebagai mountain spring water dan berbagai visualisasi

gambar pegunungan dalam berbagai materi iklannya.

Air minum yang dikelola pemerintah daerah (PDAM) tidak dapat

diminum langsung tanpa direbus terlebih dahulu. Bagi penduduk di kawasan

perkotaan atau lingkungan masyarakat urban, seperti kampus dan perkantoran,

ketersediaan air minum yang langsung dapat dikonsumsi sangat dibutuhkan.

Hal ini mendorong pesatnya perkembangan industri air minum dalam

kemasan.

Industrialisasi dalam penyediaan air minum tumbuh untuk dapat

memenuhikebutuhan air bagi masyarakat. Selain itu, didukung pula dengan


16

adanya beberapasumber air pegunungan di beberapa daerah. Air minum dalam

kemasan (AMDK)menjadi alternatif lain sebagai salah satu sumber air minum,

tetapi AMDK hanyadikonsumsi masyarakat tingkat ekonomi menengah keatas

dikarenakan harga yangrelatif mahal. Hal tersebut menjadikan air sebagai

benda ekonomi yang mahal sehinggamasyarakat mencari cara lain untuk

memperoleh air yang layak untuk dikonsumsi, yaitu air minum dari depot air

minum isi ulang dengan harga yang lebih murah. 5

Perkembanganindustri air minum dalam kemasan di Indonesia, dalam

20 tahun berkembang menjadi harnpir 200 merek, menandakan bahwa

pelayanan air sehat langsung konsumsi sangat diperlukan. Perkembangan

industri air minum yang dibotolkan di Indonesia sangat pesat, karena

penemuan baru dalam teknik ozonisasi dan penggunaan plastik polyethelene

terephthalate (PET) pada akhir tahun 1980-an. Dalam waktu 20 tahun Aqua

Group berhasilmengembangkan produksinya mencapai lebih dari 1 miliar liter

per tahun, dan membuat Indonesia menjadi negara pengekspor air minum

yang penting. 6

Ketersediaan air minum dalam kemasan memiliki dampak positif

dalam memenuhi kebutuhan konsumsi air. Namun konsumsi air minum dalam

kemasan menyebabkan permasalahan terhadap lingkungan akibat limbah

plastik yang tidak dapat diurai kembali oleh alam. Sebagian bcsar plastik tidak

5
Vivi Sisca, “Penentuan Kualitas Air Minum Isi Ulang terhadap KandunganNitrat, Besi,
Mangan, Kekeruhan, Ph, Bakteri Ecoli dan Coliform”, Chempublish Journal, Volume 1 No. 2
(2016). 22
6
Franz Dähler, Teori Evolusi: Asal dan Tujuan Manusia, (Jakarta: Kanisius, 2011), 153
17

dapat membusuk atau hancur secara alami. Ini berarti sampah plastik akan

tetap berada di tanahdalam waktu yang lama.

Berdasarkan observasi peneliti di Kampus IAIN Metro, dimana

mahasiswa Ekonomi Islam pada angkatan 2017 mencapai kurang lebih 200

mahasiswa, kebanyakan dari mereka mengkonsumsi air minum dalam

kemasan merupakan kebiasaan sehari-hari yang dilakukan mahasiswa. Air

minum dalam kemasan dengan berbegai merek tersedia di kantin-kantin, baik

di dalam kampus, maupun di luar kampus. Dalam kehidupan sehari-hari di

asrama, mahasiswa juga sangat mengandalkan air minum dalam kemasan.

Dari hasil pengamatan peneliti terhadap sampah di lingkungan Kampus 2

IAIN Metro, terlihat sebagian besar sampah yang dikumpulkan berasal dari

limbah plastik air minum kemasan. 7

Menurut RA dan PA keduanya mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah

IAIN Metro, dalam sehari rata-rata konsumsi terhadap air minum sebanyak

enam sampai delapan gelas, yang hampir dipenuhi dengan cara membeli air

minum dalam kemasan. Sampah dari kemasan air minum dibuang di tempat

sampah atau di tempat yang tidak mengganggu orang berjalan. 8

Informasi yang sama dikatakan oleh Lf dan Nh yang juga mahasiswa

Jurusan Ekonomi Syariah IAIN Metro. Menurut Lf dan Nh pada saat di

terkadang patungan membeli air isi ulang yang d (kos) asramaikemas dalam

galon. Tetapi sering pula mengkonsumsi air minum yang dikemas dalam

7
Observasi di Kampus 2 IAIN Metro2 ,0 Agustus 2019
8
Wawancara dengan Wawancara dengan RA, dan AP mahasiswa FEBI IAIN Metro
angkatan 2017 tanggal 21 Agustus 2019
18

plastik. Namun jika sedang di kampus, keduanya sangat mengandalkan air

minum dalam kemasan botol atau plastik, karena lebih mudah diperoleh. 9

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti peneliti melihat

peningkatan konsumsi air minum dalam kemasan pada mahasiswa Jurusan

Ekonomi Syariah IAIN Metro, sehingga peneliti bermaksudmengadakan

penelitian tentang konsumsi air minum dalam kemasan dan dampaknya

terhadap lingkungan di IAIN Metro.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengajukan

pertanyaan penelitian, yaitu: “Bagaimana tingkat konsumsi air minum dalam

kemasan (AMDK) dan dampaknya terhadap lingkungan pada mahasiswa

Jurusan Ekonomi Syariah IAIN Metro?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui tingkat konsumsi air minum dalam kemasan

(AMDK) dan dampaknya terhadap lingkungan pada mahasiswa Jurusan

Ekonomi Syariah IAIN Metro.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara teoretis diharapkan memberi sumbangan teori konsumsi air

minum dalam kemasan (AMDK) dan dampaknya terhadap lingkungan.

9
Wawancara dengan Lf dan Nh Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah IAIN Metro,
Tanggal 23 Agustus 2019
19

b. Secara prkatis memberi informasi kepada mahasiswa Jurusan Ekonomi

Islam IAIN Metro konsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) dan

dampaknya terhadap lingkungan.

c. Bagi peneliti selanjutnya memberi informasi data-data di lapangan

yang terkait dengan tingkat konsumsi air minum dalam kemasan

(AMDK) dan dampaknya terhadap lingkungan.

D. Penelitian Relevan

Penelitian tentang jual beli air minum dalam kemasan (AMDK) telah

dilakukakn oleh beberapa peneliti sebelumnya. Dalam pemaparan ini akan

dijelaskan beberapa penelitian terdahulu, segi-segi persamaan dan

perbedaannya sehingga diketahui poisis penelitian ini dari penelitian

sebelumnya.

Penelitian dengan judul “Analisis Strategi Bisnis Air Minum dalam

Kemasan (AMDK) PT Dharma Guna Citra Bandar Lampung, oleh Ika

Putriana Lestari, mahasiswaFakultas Ekonomi Dan BisnisUniversitas

Lampung.

Penelitian di atas memiliki relevansi dengan penelitian ini dilihat dari

objek penelitian tentang air minum dalam kemasan (AMDK). Fokus penelitian

di atas lebih ditujukan kepada strategi bisnis dalam pemasaran air minum

dalam kemasan (AMDK)dengan tinjauan lebih diarahkan pada analisis strategi

bisnis yang diterapkanoleh Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini dikarenakan tinjauan yang

digunakan dalam penelitian didasarkan pada dampak konsumsi air minum


20

dalam kemasan terhadap lingkungan berdasarkan perspektif ekonomi Islam,

sedangkan tinjauan yang digunakan dalam penelitian di atas mengacu kepada

analisis strategi bisnis berdasarkan ekonomi konvensional.

Penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga

terhadap Keputusan Pembelian Air Minum dalam Kemasan (AMDK) Merek

Aqua dalam Prespektif Ekonomi Islam(Studi Pada Konsumen Air Mineral

Dalam Kemasan (Amdk) Aqua Di Kota Bandar Lampung), oleh Inti Bintang

Fortuna, mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Raden Intan

Lampung.

Penelitian di atas menganalisis tentang Kualitas Produk dan Harga

terhadap Keputusan Pembelian Air Minum dalam Kemasan. Jenis penelitian

yang digunakan dalam penelitian di atas adalah penelitian penelitian secara

kuantitatif. Hasil penelitian di atas menunjukkan kualitas produk erat

kaitannya dengankeputusan pembelian, dimana kualitas produk menjadi salah

satu aspek pertimbangan konsumen dalam memutuskan pembelian.

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini terlihat darifokus

dan jenis penelitian. Penelitian ini fokus pada tingkat konsumsi air minum

dalam kemasan dan dampaknya terhadap lingkungan hidup, dengan metode

yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

Penelitian dengan judul “Studi Tentang Kualitas Fisik Air Minum

Dalam Kemasan (AMDK) Sebelum dan Sesudah Terpapar oleh Cahaya


21

Matahari di Kota Makassar”, oleh Muharti Syamsul, mahasiswa Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 10

Penelitian di atas bersifat deskriptif dengan pendekatan eksperimen

melaluipemeriksaan laboratorium untuk mendapatkan data aktual mengenai

kualitas fisikAir Minum Dalam Kemasan (AMDK) khususnya suhu, warna

dan kekeruhansebelum dan sesudah terkena cahaya matahari. Adapaun

perbedannya dengan penelitian ini terletak pada fokus dan jenis penelitian

yang digunakan. Fokus penelitian ini mengkaji tentang tingkat konsumsi air

minum dalam kemasan dan dampaknya terhadap lingkungan hidup, dengan

metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Sedangkan penelitian di

atas, menggunakan pendekatan eksperimen melalui pemeriksaan laboratorium.

10
Muharti Syamsul, “Studi Tentang Kualitas Fisik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Sebelum dan Sesudah Terpapar oleh Cahaya Matahari di Kota Makassar”, dalam http: //repositori.
uin-alauddin. ac. id, diakses tanggal 30 Agustus 2019
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsumsi

1. Pengertian Konsumsi

Konsusmsi adalah titik pangkal dan tujuan akhir seluruh kegiatan

ekonomi masyarakat.1Pengertian Konsumsi menurut para ahli:

a. Suherman Rosyidi Konsumsi diartikan sebagai penggunaan barang-

barang dan jasa-jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan

manusia. Konsumsi atau lebih tepatnya pengeluaran konsumsi pribadi

adalah pengeluaran oleh rumah tangga atas barang-barang akhir dan

jasa

b. N. Gregory Mankiw Konsumsi merupakan pembelanjaan barang dan

jasa oleh rumah tangga. Barang meliputi pembelanjaan rumah tangga

pada barang yang tahan lama seperti kendaraan, alat rumah tangga, dan

barang tidak tahan lama seperti makanan, pakaian. Jasa meliputi

barang yang tidak berwujud seperti potong rambut, layanan kesehatan.

c. Muhamad Abdul Halim Pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu

pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli barang-

barang dan jasajasa untuk kebutuhan hidup sehari-hari dalam suatu

periode tertentu.

1
T. Gilarto, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, (Yogyakarta: Kasinus, 2003), 89
23

Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi tingkat konsusmsi adalah

pendapatan, dimana korelasi keduanya bersifat positif yaitu semakin tinggi

tingkat pendapatan maka konsumsinya semakin tinggi.2

2. Konsumsi dalam Islam

Konsumsi dalam Perspektif IslamKonsumsi merupakan suatu hal

yang niscaya dalam kehidupan manusia, karena ia membutuhkan berbagai

konsumsi untuk dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus makan untuk

hidup, berpakaian untukmelindungi tubuhnya dari berbagai iklim ekstrim,

memiliki rumah untuk dapat berteduh, beristirahat keluarga, serta

menjaganya dari berbagai gangguan fatal.

Menurut Yusuf al-Qardhawi konsumsi adalah pemanfaatan hasil

produksi yang halal dengan batas kewajaran untuk menciptakan manusia

hidup aman dan sejahtera. Menurut Yusuf al-Qardhawi, ada beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi dalam berkonsumsi, diantaranya:

konsumsi pada barang-barang yang baik (halal), berhemat, tidak

bermewah-mewah, menjauhi utang, menjauhi kebakhilan dan kekikiran.

pernyataan tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah:

168 Konsumsi air Minum dalam Kemasan dan Dampaknya terhadap

Lingkungan Hidup menurut Ekonomi Islam. 3

Konsumsi air minum dalam ekonomi Islam bukan hanya bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan fisik, dan biologis saja, tetapi sebagai sarana

untuk beribadah kepada Allah Swt. Hubungan antara konsumsi air dengan
2
Aang Curatman, Teori Ekonomi Makro, (Yogyakarta: Swagati Press, 2010), 37
3
Amiruddin K, Ekonomi Mikro (Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi
Konvensional), (Makasar; Alauddin University Press, 2013), 121
24

ibadah menunjukkan bahwa konsumsi bukan hanya sekedar menikmati

manfaat barang atau jasa, tetapi juga ditindak lanjuti dengan rasa syukur

yang diwujudkan dalam bentuk ibadah. Dalam perspektif ekonomi Islam,

pemanfaatan barang dan jasa tidak terlepas dari motivasi ibadah.

Motivasi ibadah tersebut didasari oleh kesadaran bahwa semua

anugerah dan kenikmatan dari segala sumberdaya yang diterima,

merupakan ciptaan dan milik Allah secara mutlak dan akan kembali

kepada-Nya. Dengan akal dan budi yang telah dianugerahkan Allah

kepada manusia, ia dapat mengolah bahan mentah yang telah tersedia di

bumi, baik di permukaan bumi, di perut bumi, maupun di dalam lautan dan

di dasarnva. Kesejahteraan hidup besar ketergantungan pada pandainya

manusia mengolah alam lingkungan sesuai dengan tujuan Allah

menciptakan itu semua. 4


Artinya: dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-

keperluan hidup, dan (kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang

kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya.(Q. S Al-Hijr ayat 20).

Dalam pandangan Islam, produksi bukan sekadar aktivitas yang

bersifat duniawi, tetapi juga merupakan sarana untuk mencari kebahagian

hidup di akhirat kelak. Untuk itu motivasi produsen dalam

memaksimumkan keuntungan harus dilakukan dengan cara-cara yang

sejalan dengan tujuan syariah (maqashid syariah), yaitu mewujudkan

4
Arif Sumantri,Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Kencana, 2017), 248
25

kemaslahatan hidup bagi manusia dan lingkungannya secara keseluruhan.

Dengan demikian, produsen adalah mashlahah maximizer. Produsen dapat

melakukan kegiatan produksi untuk mendapatkan keuntungan dalam

rangka mewujudkan kemaslahatan ekonomi dengan tetap menjaga

kemaslahatan manusia dan lingkungannya. 5

Islam mempunyai konsep yang sangat jelas tentang pentingnya

konservasi, penyelamatan, dan pelestarian lingkungan. Konsep Islam

tentang lingkungan ini ternyata sebagian telah diadopsi dan menjadi

prinsip ekologi yang dikembangkan oleh para ilmuxvan lingkungan.

Prinsip-prinsip ekologi ini telah pula dituangkan dalam bentuk beberapa

kesepakatan dan konvensi dunia yang berkaitan dengan lingkungan. Akan

tetapi, konsep Islam vang sangat jelas tersebut belum dimanfaatkan secara

nyata dan optimal. 6

Dari perspektif lingkungan, keberhasilanpembangunan tidak hanya

diukur dari besarnyapertumbuhan ekonomi dan tercapainya pemerataan

tetapi juga kelestariannya lingkungan di manapembangunan itu

berlangsung. Jika lingkunganrusak maka sumber-sumber (resources)

untukpembangunan itu sendiri akan semakin menipis danlangka.

Lingkungan sebagai tempat hidup akanterasa sesak dan tidak nyaman.

Dengan demikianmaka kerusakan lingkungan akan mengancam tidaksaja

5
Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), 126
6
Arif Sumantri,Kesehatan Lingkungan., 249
26

terhadap keberlanjutan pembangunan itu sendiritetapi juga akan

mengancam eksistensi manusia. 7

Islam merupakan agama (jalan hidup) yang sangat memperhatikan

tentang lingkungan dan keberlanjutan kehidupan di dunia. Banyak ayat Al-

Qur'an dan Hadis yang menjelaskan, menganjurkan bahkan mewajibkan

setiap manusia untuk menjaga kelangsungan kehidupannya dan kehidupan

makhluk lain di bumi. Konsep yang berkaitan dengan penyelamatan dan

konservasi lingkungan (alam) menyatu tak terpisahkan dengan konsep

keesaan Tuhan (tauhid), syariah, dan akhlak.

Manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah Swt,

untuk tinggal di bumi, beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungannya

dengan masa dan relung waktu terbatas. Kediaman di muka bumi

diberikan Allah kepada manusia sebagai suatu karunia yang harus

disyukuri. Maka manusia wajib merneliharanya sebagai suatu arnanah.

Manusia telah diberitahu oleh Allah bahwa mereka akan hidup di bumi

dalam batas waktu tettentu. Oleh karena itu manusia dilarang keras berbuat

kerusakan. 8

Pandangan Islam tentang alam (lingkungan hidup) bersifat

menyatu (holistis) dan saling berhubungan yang komponennya adalah

Sang Pencipta alam dan makhluk hidup (termasuk manusia). Dalam Islam,

manusia sebagai makhluk dan hamba Tuhan, sekaligus sebagai wakil

7
Sriyanto, “Kondisi Lingkungan Hidup di Jawa Tengah Dan Prospek Pembangunan Ke
Depan”, Jurnal Geografi, Volume 4 No. 2 Juli 2007, 107
8
Fachruddin M. Mangunjaya, Konservasi Alam dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Obor,
2005), 8
27

(khalifah) Tuhan di muka buni Manusia mempunyai tugas untuk

mengabdi, menghamba (beribadah) kepada Sang Pencipta Al-Kholik).

Tauhid merupakan sumber nilai sekaligus etika yang pertama dan utama

dalam teolcgi pengelolaan lingkungan.9

Islam memberikan kesempatan luas bagi pemenuhan kebutuhan

sesuai perkembangan ekonomi yang dinamis. “Segala bentuk muamalah

adalah diperbolehkan kecuali ada ketentuan lain yang menentukan

sebaliknya. Prinsip ini berkaitan dengan kehalalan sesuatu yang dijadikan

objek dalam kegiatan ekonomi.”10 Penerapan prinsip kehalalan dalam

memenuhi kebutuhan, bertujuan melindungi pihak-pihak yang terlibat

dalam aktivitas ekonomi dari perbuatan dosa, dan pencapaian harta yang

haram.

Landasan keimanan dalam konsumsi Islam menggambarkan

keseimbangan sebagai konsep konsumsi yang tidak hanya berorientasi

pada kepuasan duniawi, tetapi juga berorientasi pada ukhrawi. Konsumsi

dalam Islam menuntut adanya filter moral yang bertujuan menjaga

kepentingan individu dan sosial. Setiap muslim dilarang memernuhi

kebutuhan konsumsi dengan cara merusak lingkungan. Perilaku dan pola

konsumsi seorang muslim harus didasarkan pada sikap tanggung jawab

dan tidak boleh mengabaikan kelestarian lingkungan dan dampak negatif

yang timbul dari pola konsumsinya.

9
Arif Sumantri. Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Kencana, 2017), 250
10
Kuat Ismanto, Manajemen Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Pelaar, 2009), 28
28

3. Konsumsi Air Kemasan di Indonesia

Konsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia

tercatat sebesar 23,1 miliar liter. Catatan tersebut bertumbuh 11,3% dari

permintaan di 2013 yang sebesar 20,48 miliar liter. Permintaan AMDK

memang bertumbuh tiap tahun juga ditopang oleh pertumbuhan jumlah

penduduk dan pertumbuhan ekonomi.11

Berdasar data Aspadin, konsumsi AMDK tahun lalu tercatat 29

miliar liter secara nasional. Ditargetkan tahun ini pertumbuhan konsumsi

naik 10% mencapai 30 miliar liter. Adapun daerah yang memiliki jumlah

konsumsi terbesar masih dari pulau Jawa. 12

4. Kensumsi Air di Metro Lampung

Meningkatnya kebutuhan air minum kemasan/isi ulang, membuka

peluang usaha pengisian air minum baik berskala industri besar maupun

skala industri rumahan. Hal ini dibuktikan dengan berkembangnya jumlah

industri rumahan air isi ulang yang banyak berkembang di tengah

masyarakat seperti di daerah Kota Metro dan Kabupaten Lampung Timur.

Masyarakat Kota Metro dan Lampung Timur menurut data hasil kuisioner

peneliti yang disebar di kedua wilayah tersebut, mencangkup dua

kecamatan di Kota Metro dan dua kecamatan di Kabupaten Lampung

Timur dengan jumlah seluruh responden 40 orang, ditemukan bahwa 75%

11
Budi Prasetyo Tribunnews. com, Konsumsi Air Minuman Dalam Kemasan di Indonesia
Capai 23, 1 Miliar Liter, (https: //www. tribunnews. com/bisnis/2015/01/19/konsumsi-air-
minuman-dalam-kemasan-di-indonesia-capai-231-miliar-liter. 18 Desember 2019
12
Eldo Christoffel Rafael, Aspadin Prediksi Permintaan AMDK Melonjak 20% Sepanjang
Ramadan, https: //industri. kontan. co. id/news/aspadin-prediksi-permintaan-amdk-melonjak-20-
sepanjang-ramadan, 06 Mei 2019
29

masyakat di kedua wilayah tersebut memilih mengonsumsi air minum

kemasan/isi ulang dalam memenuhuinya, dengan alasan kepraktisan dalam

mendapatkannya. Hanya 25% masyarakat yang menggunakan air minum

dengan cara merebus sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. 13

B. Air Minum dalam Kemasan

1. Pengertian Air Minum dalam Kemasan

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum. Hal inilah yang secara prinsip membedakan

kualitas yang harus dimiliki antara air bersih dan air minum. Kualits air

minum setingkat lebih tinggi daripada kualitas air bersih ditinjau dari

beberapa korponen pendukungnya. Air minum adalah air yang kualitasnya

memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, syarat kesehatan

yang dimaksud adalah mikrobiologi, kimia fsika dan radio aktif. 14

Air minum dan Air minum dalam kemasan(AMDK) merupakan

produk yang diatursecara ekstensiv karena mempunyai peranyang sangat

penting dalam kesehatanmasyarakat. Peraturan tersebut dapat berasaldari

peraturan internasional seperti WHO, negara, pemerintah daerah dan

dalambeberapa kasus peraturan tersebut berasaldari asosiasi misalnya

13
Anton Setia Budi, dkk, “Higenitas Sanitasi Pengolahan Air Minum Isi Ulang Rumahan
di Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro,Teori, Penelitian, dan Pengembangan”, Volume: 3
Nomor: 7 Bulan Juli Tahun 2018, 926
14
Muhammad Navis Mirzai, “Hygiene Sanitasi dan Jumlah Coliform Air Minum”, Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Kemas Vol. 9 (2) (2014), 167
30

IBWA. Umumnya peraturan tersebut merupakan standar yangdidasarkan

pada pertimbangan kesehatan. 15

Pengertian air minum dalam kemasan disebutkan dalam Peraturan

Menteri Perindustrian Nomor: 2102/3/PEP/IND-M/44, tentang

pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Air Minum Dalam

Kemasan (AMDK) Secara Wajib, Pasal 1 Ayat 1 yang berbunyi: Air

minum dalam kemasan, yang selanjutnya disebut AMDK adalah air yang

telah diproses, tanpa bahan pangan lainnya dan bahan tambahan pangan,
16
dikemas, serta aman untuk diminum.

Berdasarkan kutipan di atas, air minum didefinisikan sebagai

adalah air baku yang sudah diproses tanpa bahan pangan lainnya dan bahan

tambahan pangan, dikemas, sehingga aman untuk diminum dan air baku itu

sendiri merupakan air yang telah memenuhi persyaratan kualitas air bersih

untuk diolah menjadi produk air minum dalam kemasan.

Air minum dalam kemasan (AMDK) merupakan jenis air yang

telah diolah dengan perlakuan khusus dan dikemas dalam botol atau

kemasan lain dan memenuhi persyaratan air minum. Sumber air AMDK

dan air mineral sama-sama berasal dari mata air pegunungan. Untuk air

mineral, sumber airnya diambil dari pegunungan yang memiliki kandungan

mineral lebih tinggi. Air minum dalam kemasan diolah dengan

15
Sri Agustini, “Harmonisasi Standar Nasional (SNI) Air Minum DalamKemasan Dan
Standar Internasional”, Jurnal Majalah Teknologi Agro Industri (Tegi)Volume 9 No. 2 Juni 2017,
31
16
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 49/M-IND/PER/3/2012, tentang pemberlakuan
Standar Nasional Indonesia (SNI) Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Secara Wajib 0Pasal ,
Ayat 1
31

menggunakan teknologi filtrasi, kemudian dikemas dalam beberapa

bentuk, seperti botol, gelas, plastik, gallon dan kemasan lainnya.

Pemasaran air minum yang dikemas dengan merk produk tertentu

dilakukan setelah melalui tahap perijinan dan sertifikasi dari badan

berwenang pemerintah untuk menjamin terpenuhinya persyaratan mutu air

minum dan aman untuk dikonsumsi. Sertifikasi terhadap air minum dalam

kemasan merupakan bentuk pengakuan tentang kelayakan air minum dari

segi standar mutu dan keamanan untuk dikonsumsi.

2. Jenis Air Minum dalam Kemasan

Dilihat dari kandungan dan proses produksinya air minum dalam

kemasan terdiri dari beberapa jenis sebagai berikut:

a. Air Mineral

Air mineral adalah air minum dalam kemasan yang

mengandung mineral dalam jumlah tertentu tanpa menambahkan

mineral sesuai SNI 01-3553-2006 atau perubahannya. Air mineral

terdiri dari: air mineral, air mineral beroksigen, air mineral

berkarbonasi. Air mineral adalah air minum dalam kemasan

yangmengandung mineral dalam jumlah tertentu tanpamenambahkan

mineral. 17

Menurut Peraturan Menteri Perindustrian Nomor ll / M-IND/

PER/ 3/ 2017 Pasal 1 Ayat 2, air mineral adalah AMDK yang

mengandung mineral dalam jumlah tertentu tanpa menambahkan


17
Lutfi Amanati, “Uji Nitrit Pada Produk Air Minum Dalam Kemasan(AMDK) yang
Beredar di Pasaran”, Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi Industri, vol. 2, No. 1, November 2016,
60
32

mineral, dengan atau tanpa penambahan oksigen (O2) dan

karbondioksida (CO2). 18

Air yang mengandung mineral tidak sama pengertiannya

dengan air mineral. istilah air mineral (mineral water) adalah air yang

didapat dari lapisan dalam bawah tanah, mengandung beberapa elemen,

memiliki konsentrasi lebih tinggi daripada yang terkandung di dalam

air, yang digunakan untuk rninum. 19

Memahami pendapat di atas, air mineral adalah jenis air dalam

kemasa yang kandungan mineralnya tersedia secara alami, tanpa

penambahan oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Air mineral

merupakan jenis air minum dalam kemasan (AMDK) yang masih

mempertahankan kadar mineral dalam air tersebut, dan diperoleh dari

sumber air yang mengadung mineral alami.

b. Air Demineral

Air Demineral adalah AMDK yang diperoleh melalui proses

pemurnian secara destilasi, deionisasi, reverse osmosis dan/atau proses

setara lainnya, dengan atau tanpa penambahan oksigen (O2) dan karbon

dioksida (CO2). 20

Air demineral adalah air minum dalam kemasan yang diperoleh

melalui proses pemurnian secara destilasi, deionisasi, reverseosmosis

18
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor ll / M-IND/ PER/ 3/ 2017 Pasal 1 Ayat 2
19
Setijo Pitojo dan Eling Purwantoyo, Deteksi Pencemar Air Minum, (Semarang: Aneka
Ilmu, 2003), 6
20
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor ll/M-IND/PER/3/2017Tentang Lembaga
Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia
Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral Alami, dan Air Minum Embun Secara Wajib, Pasal 1
Ayat 2
33

(RO) sesuai SNI 01¬ 3553-2006 atau perubahannya. Air demineral

terdiri dari: air demineral, air demineral beroksigen, air demineral

berkar bonasi.

Berdasarkan pendapat di atas, air demineral merupakan jenis air

minum dalam kemasan (AMDK) yang diolah menggunakan teknologi

demineral sehingga menghasilkan air yang murni atau air yang

memiliki kandungan mineral rendah. Pengolahan dilakukan melalui

proses pemurnian secara destilasi, deionisasi, dan reverseosmosis.

Destilasi melewati proses pemanasan, penguapan dan kondensasi

dalam menghasilkan air suling. Pada proses destilasi garam dan

partikulat dalam air dihilangkan dan membutuhkan waktu yang lama.

Demineralisasi juga dapat dilakukan melalui proses deionisasi,

yaitu penukaran hidrogen dengan kation atau gugus hidroksi dengan

anion. Zat penukar kation resin yang dibuat dari styrene dan

divynilbenzene mengandung gugus asam (S03H;-COM). Gugus

tersebut terikat dengan molekul-molekul polimer dan dapat menukar

ion-ion dalam larutan yang perlu dipisahkan misalnya Na+, Ca++,

Al+++. Hal yang sama dapat dilakukan oleh resin penukar anion (-

CH2-NR atau-CH2-NR3+) yang dapat menukar anion seperti C1.

Berdasarkan uraian di atas, air demineral dihasilkan melalui

proses deionisasi, yaitu air yang ion-ionnya telah dihilangkan. Sebelum

dimurnikan, air mengandung beberapa ion seperti Cu2+, Ca2+, dan

Mg2+. Dalam proses pemurnian air yang berasal dari keran, mata air,
34

atau air suling dialirkan melalui suatu resin penukar ion sehingga

kation dan anion yang ada dalam air diganti dengan H+ dan OH- yang

ada pada resin menghasilkan H2O. Air deionisasi memiliki pH 7,

namun apabila mengalami kontak dengan karbon dioksida di udara,

CO2 terlarut bereaksi dengan air menghasilkan H+ dan HCO3-

sehingga pH turun menjadi 6 atau 5. Proses deionisasi tidak

menghapus patogen atau kontaminan organik sehingga sumber air

mempengaruhi kemurniannya.

c. Air Mineral Alami

Air mineral alami adalah air minum yang diperoleh langsung

dari air sumber alami atau dibor dari sumur dalam, dengan proses

terkendali yang menghindari pencemaran atau pengaruh luar atas sifat

kimia, fisika, dan mikrobiologi air mineral alami. Produk air mineral

alami harus mernenuhi syarat mutu SNI01-6242-2000 atau

perubahannya. Air mineral alami terdiri dari: air mineral alami, air

mineral alami beroksigen, air mineral alami berkarbonasi. 21

Menurut Lampiran XIV Peraturan Kepala Badan Pengawas

Obat Dan Makanan Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Kategori Pangan, air

mineral alami adalah air minum yang diperoleh langsung dari air

sumber alami atau dibor dari sumur dalam, dengan proses terkendali

yang menghindari pencemaran atau pengaruh luar atas sifat kimia,

fisika, dan mikrobiologi air mineral alami.

21
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 96/M- IND/PER/12/2011 Tanggal:
20 Desember 2011, 14
35

Memahami pendapat di atas, air mineral alami diperoleh dari

sumber air bawah tanah. Walaupun air mineral alami tidak melewati

proses demineralisasi, kualitasnya tetap diperiksa agar memenuhi

standar yang baik untuk dikonsumsi. Air mineral alami merupakan

jenis air minum yang diperoleh langsung dari sumber alami melalui

proses yang terkendaliuntuk menghindari terjadinya pencemaran yang

dapat memengaruhi sifat kimiawi, fisika, dan mikrobiologi yang

terdapat pada air mineral alami. Natural mineral water (air mineral

murni) berasal dari sumber mata air pegunungan atau air tanah dalam

bumi yang mempunyai sifat tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau,

dan tidak mengandung bahan-bahan kimia.

Air mineral alami dapat terkarbonasi secara alami (dengan

karbon-dioksida dari sumbernya), dikarbonasi (dengan tambahan

karbondioksida dari sumber air lainnya), didekarbonasi (yang

mengalami proses fisik untuk mengurangi kadar karbondioksidanya

dibandingkan kadar karbondioksida pada sumber airnya), difortifikasi

(dengan karbondioksida dari sumber air) atau tidak terkarbonasi (tidak

mengandung karbondioksida bebas).

3. Standar Air Minum dalam Kemasan

Air minum yang sehat harus mengandung zat-zattertentu di dalam

jumlah yang tertentu pula. Kekuranganatau kelebihan salah satu zat kimia

di dalam air akanmenyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Air

minum aman bagikesehatan apabila memenuhi persyaratan secarafisika,


36

mikrobiologi, kimia, dan radioaktif. Parameterwajib penentuan kualitas air

minum secara mikrobiologi adalah total bakteri Coliform dan Escherichia

coli. Penentuan kualitas air secaramikrobiologi dilakukan dengan Most

Probable NumberTest. Jika di dalam 100 ml sampel air didapatkan

selbakteri Coliform memungkinkan terjadinya diare dangangguan

pencernaan lain. 22

Air minum tidak hanya masalah tersedia-tidaknya air tetapi juga

harus memenuhi syarat. Air minum disebut bersih jika tidak berwama,

tidak berbau, tidak berasa (asin, asam, amis), tidak mengandung zat-zat

kimia yang membahayakan, tidak mengandung bakteri-bakteri yang

menyebabkan penyakit typhus, kolera, disentri, diare dan lain-lain. Air

merupakan kebutuhan dasar yang harus tersedia 60 liter sehari per orang

menurut standar hidup yang sehat. Sumber air minum yang sehat adalah

yang berasal dari mata air surnur, ledeng, pompa dan air hujan. 23

Air minum harus memenuhi persyaratan fisik yang layak

konsumsi. Persyaratan fisik adalah persyaratan air yang dapat diindera,

baik dengan indera penglihatan, penciuman maupun indera perasa,

meliputi:

a. Air harus jernih, bersih, dan tidak berwarna.

b. Tidak berbau dan tidak mempunyai rasa apa pun (misalnya asin,

manis, pahit, atau getir).

22
Rido Wandrivel, etl, Kualitas Air Minum Yang Diproduksi Depot Air Minum IsiUlang
Di Kecamatan Bungus Padang BerdasarkanPersyaratan Mikrobiologi., Jurnal Kesehatan Andalas.
2012; 1(3), 129.
23
T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, (Jakarta: Kanisus, 2008), 16
37

c. Suhu air kira-kira sama dengan suhu ruang, sehingga air minum tidak

terlalu dingin tetapi memberi rasa segar. 24

Perubahan fisik air minum dari segi bau, rasa dan warna dapat

membahayakan konsumen. Bau pada air dapat disebabkan oleh benda

asing yang masuk ke dalam air seperti bangkai binatang, bahan buangan,

ataupun disebabkan adanya proses penguraian senyawa organik oleh

bakteri. Pada peristiwa penguraian senyawa organik yang dilakukan oleh

bakteri tersebut dihasilkan gas-gas berbau menyengat yang berbahaya bagi

kesehatan. Air minum juga harus memenuhi persyaratan fisik dari tingkat

kekeruhan. Kekeruhan merupakan efek optik yang terjadi jika sinar

membentuk material tersuspensi di dalam air. Kekeruhan air terjadi karena

adanya partikel hidup atau mati, berukuran besar ataupun berukuran kecil

yang berada di dalam air yang merubah warna air.

Berdasarkan persyaratan mutu di atas, air mineral dalam kemasan

sebagai produk industri, merupakan produk yang harus memenuhi standar

nasional. Kualitas air minum disyaratkan memenuhi parameter fisik,

kimia, dan bakteriologi. Parameter fisik meliputi bau, rasa, warna,

kekeruhan dan pH. Parameter kimia melputi zat organik, nitrat, nitrit, dan

sebagainya. Parameter bakteriologi meliputi kontaminasi bakteri dalam air

minum. Dalam air minumtidak boleh ada bakteri yang dapat

mempengaruhi kesehatan manusia. Apabila terkonsumsi maka dapat

menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan.

24
Widarto, Teknologi Tepat Guna Membuat Alat Penjernih Air, (Jakarta: Kanisis, 2010),
10
38

Penerapan SNI terhadap air minum dalam kemasan diperlukan untuk

menciptakan persaingan bisnis yang adil, untuk menjamin kesehatan,

keselamatan dan keamanan konsumen serta untuk melindungi lingkungan.

C. Lingkungan Hidup

1. Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan secara harfiah berarti ruang lingkup atau sekitar atau

alam sekitar atau masyarakat sekitar. Lingkungan dapat berarti segala

sesuatu yang mempengaruhi kehidupan makhluk-makhluk hidup secara

kolektif atau lingkungan adalah penjumlahan untuk semua yang ada di

sekitar sesuatu atau seseorang atau di sekitar makhluk hidup, termasuk

semua makhluk hidup dan kekuatan-kekuatan alaminya. 25

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda.

daya, keadaan, dan rnakhluk hidup. termasuk manusia dan perilakunya,

yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain. 26

Lingkungan (environment) dalam pengertian klasik diartikan

sebagai tempat organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber

daya alam, flora, fauna, manusia, serta hubungan di antaranya. Sekeliling

dalam hubungan ini jangkauannya dari dalam organisasi sampai sistem

global. Manusia memiliki hubungan timbal-balik dengan lingkungan,

dalam hal im menitikberatkan pada interaksi-interaksi dengan

memperkenalkan lingkungan hidup sebagai satu sistem yang terdin atas


25
DantjeT. Sembel, Toksikologi Lingkungan, (Yogyakarta: Andi Ofset, 2015), 1
26
Ahmad Husain, Ketahanan Dasar Lingkungan: Basic Environment, (Makaasar: Sah
Media, 2019), 1
39

bagian-bagian, di antara bagian-bagian tersebut terdapat interaksi-

interaksi atau hubungan timbal-balik yang membentuk satu jaringan, dan

bagian bagian itu sendiri dapat merupakan satu sistem. 27

Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 1 Ayat 1,

lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. 28

Pengertian lain dikemukakan oleh Daeng Naja yang mengatakan

lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi termasuk di

dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat dalam

lingkungan di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan

hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya. 29

Menurut Anies, lingkugan merupakan kesatuan ruang dengan

semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya

manusia dengan makhluk hidup lain. Ruang, merupakan sesuatu tempat

berbagai komponen lingkungan hidup menempati dan melakukan proses,

sehingga antara ruang dan komponen lingkujigan merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan. Lingkungan hidup merupakan ekologi

terapan (applied ecology) dengan tujuan agar manusia dapat menerapkan

27
Anies, Manajemen Berbasis Lingkungan, (Elex Media Komputindo, 2006), 2
28
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Pasal 1 Ayat 1
29
Daeng Naja, Bank Hijau: Kebijakan Kredit yang Berwawasan Lingkungan,
(Yogyakarta: Media Pressindo. 2007), 49
40

prinsip dan konsep pokok ekologi dalam lingkungan hidup. Manusia

merupakan makhluk yang paling dominan terhadap ekosistem di bumi.

Berdasarkan pendapat di atas, lingkungan diartikan sebagai

kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya

alam, seperti tanah, air, energi surya, mineral serta flora dan fauna yang

turnbuh di atas tanah maupun yang hidup dalam lautan, dengan

kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia, seperti keputusan bagaimana

menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan menunjuk pada

segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan memengaruhi

perkembangan kehidupan manusia.

2. Macam-macam Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup adalah segala sesuatu baik benda

maupunkeadaan yang berada di sekitar manusia, yang dapat

mempengaruhikehidupan manusia dan masyarakat. lingkungan hidup ini

dapat dibagi dalatn empat golongan yaitu: iingungan biologik, lingkungan

fisik, lingkungan ekonomi, lingungan mental sosial. 30

Menurut Efri Roziaty Secara garis besar komponen lingkungan

hidup dibagi menjadi komponen sosial dan komponen alam. Kedua

komponen ini saling berkaitan satu dengan yang lain. Komponen alam

meliputi: keseluruhan dari alam, dalam istilah biologi yaitu faktor biotik

(unsur hidup seperti makhluk hidup) dan abiotik (unsur tak hidup lain

yang ada di dalamnya yang diperlukan oleh organisme atau makhluk

30
Syukra Alhamda, dan Yustina Sriani, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)
(Yogyakarta: Deepublish, 2018), 16.
41

hidup). Sedangkan komponen sosial meliputi manusia sebagai komponen

utama, masyarakat dan pengaturanya. 31

Menurut Daeng Najalingkungan dapat dikategorikan menjadi 3

(tiga) kelompok dasar, meliputi: Pertama adalah lingkungan fisik

(physical environment), yaitu segala sesuatu di sekitar manusia yang

betbentuk benda mati seperti, rumah, kendaraan, gunung, udara, air dan

lain-lain. Kedua adalah lingkungan biologis (biological environment),

yaitu segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang berupa

organisme hidup selain dari manusianya itu sendiri, seperti binatang-

binatang dari yang besar sampai yang paling kecil dan tumbuh-tumbuhan

dari yang terbesar sampai yang terkecil. Ketiga adalah lingkungan sosial

(social environment), yaitu manusia-manusia lain yang ada di sekitamya,

seperti tetangga, teman-teman, bahkan orang lain yang belum dikenal.

Menrut Dantje T. Sembel, lingkungan secara luas dapat

dikelompok-kan menjadi 5 macam sebagai berikut:

a. Lingkungan fisik, yaitu faktor-faktor fisik seperti tanah, iklim dan

persediaan air.

b. Lingkungan biofisik, yaitu kombinasi faktor-faktor fisik dan biologis

yang berinteraksi dengan faktor kimiawi, sehingga memengaruhi

suatu organisme.

31
Efri Roziaty, Biologi Lingkungan, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2017),
7-8
42

c. Sistem lingkungan, yaitu sistem fisik yang ada di sekitar yang dapat

berinteraksi dengan sistem tersebut melalui pertukaran massa, energi

atau sifat-sifat lainnya.

d. Lingkungan alami, yaitu Semua makhluk hidup dan yang tidak hidup.

e. Lingkungan sosial, yaitu kultur dimana seseorang hidup serta orang-

orang dan institusi dimana mereka berinteraksi.

Berdasarkan pendapat di atas, lingkungan dapat dilihat dari segi

fisik, biofisik, sistem yang berlaku, kondisi alamiahnya dan interaksi

sosial yang terjadi dalam lingkungan. Dalam kondisi yang alami,

lingkungan muncul dan terbentuk dari sebuah proses alam yang terdiri

atas berbagai sumber alami, mencakup ekosistem dan komponen-

komponen di dalamnya, baik yang berupa fisik maupun berupa biologi.

Lingkungan alami terbentuk secara dinamis tanpa adanya unsur

kesengajaan dari manusia. Dalam keberadaannya lingkungan alami

mempunyai tingkat keberagaman maupun heterogenitas makhluk hidup

dan juga organisme yang begitu tinggi. Dalam perkembangannya,

manusia melakukan eksploitasi terhadap lingkungan untuk mendukung

kelangsungan hidupnya. Eksploitasi tersebut membentuk lingkungan

buatan yang di dalamnya terdapat sistem dan interaksi sosial.

Pertumbuhan jumlah populasi manusia dan meningkatnya kebutuhan

menyebabkan semakin banyaknya lingkungan buatan yang diciptakan

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan manusia.


43

3. Unsur-unsur Lingkungan Hidup

Lingkungan terdiri dari beberapa komponen yang menjadi

penyusun terbentuknya lingkungan. Komponen-komponen lingkungan

hidup yang merupakan bagian ekosistem, terdiri dari 2 (dua) jenis

kornponen, yaitu komponen biotis dan komponen abiotis. Komponen

biotis adalah komponen yang bersifat hidup atau hayati, seperti manusia,

hewan, makhluk-makhluk organis, dan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan

kornponen abiotis adalah semua komponen yang bersifat nonhayati,

seperti udara, tanah, gunung, gaya tarik bumi, cuaca, cahaya, arus laut, dan

sebagainya.

Komponen biotis mempunyai karakter secara individu dan secara

kelompok. Kumpulan individu sejenis yang berada dalam suatu tempat

tertentu, disebut dengan populasi. Misalnya sejumlah harimau yang

terdapat di suatu hutan, disebut dengan populasi harimau. Sekumpulan

pohon bakau (mangrove) yang berada di suatu pantai, disebut dengan

populasi pohon bakau. 32

Berdasarkan pendapat di atas, lingkungan secara umum terdiri dari

2 (dua) jenis komponen, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik.

Lingkungan biotik adalah semua lingkungan yang terdiri dari komponen-

komponen mahluk hidup di permukaan bumi. Komponen lingkungan

biotik, misalnya tumbuhan, hewan dan manusia. Adapun komponen

32
Nommy Horas Thombang Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan,
(Jakarta; Erlangga, 2004), 12
44

abiotik terdiri dari penyusun ekosistem yang berupa benda-benda tak

hidup.

Contoh komponen abiotik adalah keadaan fisik dan kimia di sekitar

organisme yang menjadi medium untuk menunjang kelangsungan hidup

organisme tersebut. Menurut Siahaan lingkungan terdiri dari beberapa

unsur sebagai berikut:

a. Semua benda, berupa manusia, hewan, tumbuhan, organisme, tanah,

air, udara, rumah, sampah, mobil, angin, dan lain-lain. Keseluruhan

yangdisebutkan ini digolongkan sebagai materi. Sedangkan satuan-

satuannyadisebutkan sebagai komponen.

b. Daya, disebut juga dengan energy

c. Keadaan, disebut juga kondisi atau situasi

d. Perilaku atau tabiat

e. Ruang, yaitu wadah berbagai komponen berada

f. Proses interaksi, disebut juga sailing mempengaruhi, atau biasa pula

disebut dengan jaringan kehidupan. 33

Memahami pendapat di atas manusia, hewan, tumbuhan,

organisme, tanah, air, udara, rumah, sampah, mobil, angin, dan laintain

termasuk dalam kategori unsur dalam lingkungan. Manusia, hewan, dan

tumbuhan sebagai komponen biotik berinteraksi membentuk eksosistem

dalam suatu komunitas di lingkungannya. Interaksi antara makhluk hidup

33
Nommy Horas Thombang Siahaan, Hukum Lingkungan., 5
45

dengan lingkungan maupun dengan alam sebagai ekosistem, bersifat

saling mempengaruhi dan ketergantungan satu sama lainnya.

Manusi membutuhkan komponen biotik lainnya, seperti hewan dan

tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Demikian pula manusia

membutuhkan komponen abiotik, seperti tanah, air dan udara agar dapat

bertahan hidup. Hal ini menunjukkan ketergantungan manusia terhadap

sumber daya alam yang tersedia di lingkungannya. Di sisi lain juga

menunjukkan bahwa kegagalan manusia mengelola dan melestarikan

lingkungan akan mengancam kelangsungan hidupnya sendiri.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Hidup

Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu

proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia dilahirkan sampai ia

meninggal dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya

dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Udara, air,

makanan, sandang, papan, dan seluruh kebutuhan manusia harus diambil

dari lingkungan hidupnya.

Kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan yang ada di

dalamnya diistilahkan dengan daya dukung lingkungan, daya toleransi dan

daya tegang, yang dalam istilah asing disebut carrying capacity.

Lingkungan tidak dapat mendukung jumlah kehidupan yang tanpa batas.

Apabila daya dukung lingkungan itu terlampaui, manusia akan mengalami

berbagai kesulitan. 34

34
Arif Sumantri. Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Kencana, 2017), 173
46

Lingkunganmemiliki kemampuan bertahan dalam keadaannya

danmenetralkan diri kembali ke keadaan awal jika limbah masih berada

dalam batas daya dukung lingkungan tersebut. Lingkungan dapat

menenima limbah yang berasal dan rumahtangga maupun industri yang

ada di lingkungan tersebut. Hal inimenyebabkan terjadinya perubahan

keadaan kualitas lingkunganbaik itu air, tanah dan udara termasuk flora,

fauna danmikroorganisme. Khusus untuk mikroorganisme, jenis

danjumlahnya di lingkungan dipengaruhi oleh karakteristiklingkungan dan

limbah yang masuk ke lingkungan yang dapatmenghambat dan

menstimulus pertumbuhan mikroorganisme. 35

MenurutDaeng Naja lingkungan dipengaruhi oleh beberapa faktor

sebagai berikut:

a. Jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup

tersebut;

b. Hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup itu;

c. Kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup

d. Faktor non-material suhu, cahaya dan kebisingan. 36

Memahami pendapat di atas, hubungan interaksi antara unsur

dalam lingkungan hidup berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Pola

hidup manusia terus berkembang dari sederhana menuju ke kehidupan

yang modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan, kebutuhannya

35
Oksfriani Jufri Sumampouw dan Yenni Risjani, Indikator Pencemaran Lingkungan,
(Yogyaakarta: Deepublish, 2018), 1
36
Daeng Naja, Bank Hijau: Kebijakan Kredit yang Berwawasan Lingkungan,
(Yogyakarta: Media Pressindo. 2007), 52
47

juga akan sangat berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya

alam yang berlebihan. Kerusakan lingkungan karena faktor manusia

seperti penenbangan secara liar yang menyebabkan banjir ataupun tanah

longsor, dan pembuangan sampah di sembarang tempat terlebih aliran

sungai dan laut akan membuat pencemaran.

Menurut Efri Roziaty ada dua faktor utama yang menyebakan

terjadinya kerusakan lingkungan yaitu: faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal alam meliputi kerusakan yang berasal dari

sendiri. Kerusakan yang terjadi jika lingkungan mulai tidak seimbang

karena adanya peristiwa alam yang dahsyat seperti gunung meletus,

gempa bumi, banjir bandang, dan kebakaran hutan yang cukup hebat di

lahan-lahan yang luas. Akibat yang ditimbulkan karena faktor internal ini

diterima karena dianggap adalah sebuah musibah alam. Kerusakan ini

umumnya terjadi dalam waktu singkat tapi akibat yang ditimbulkannya

memerlukan waktu perbaikan yang cukup lama.

Kerusakan karena faktor luar adalah gangguan yang disebabkan

karena ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya

dengan melakukan segala Cara. Faktor eksternal ini disebabkan karena

berkembang pesatnya sektor industri. Efek dari meningkatnya operasional

pabrik maka dampak yang ditimbulkan adalah pencemaran lingkungan.

Contohnya pencemaran udara yang berasal dari cerobong pabrik dan

kemacetan lalu lintas, pencemaran air yang berasal dari operasional

perairan atau limbah buangan industri secara langsung ke lingkungan;


48

pencemaran tanah (daratan) oleh kegiatan industri penambangan mineral

dari perut bumi beserta dampak pencemaran lingkungan yang

ditimbulkan. 37

Berdasarkan pendapat di atas, perubahan lingkungan dipengaruhi

oleh faktor internal lingkungan itu sendiri dan faktor eksternal. Faktor

internal berasal dari alam yang tidak dapat dirubah, namun dapat

dihindari agar tidak berdampak buruk pada manusia. Bencana alam yang

sering terjadi serta keadaan cuaca yang tidak pasti menyebabkan

kerusakan lingkungan seperti banjir, tsunami, tornado, gunung berapi, dan

gempa bumi.

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap lingkungan adalah

faktor buatan sebagai dampak dari pengelolaan manusia. Manusia sebagai

makhluk yang cerdas dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan

dengan makhluk lainnya terus tumbuh, mulai dari gaya hidup sederhana

hingga gaya kehidupan yang lebih modern. Keadaan ini menyebabkan

kebutuhan manusia meningkat sehingga terjadi eksploitasi sumber daya

alam yang berlebihan.

37
Efri Roziaty, Biologi Lingkungan, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2017),
10-11
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis termasuk jenis penelitian

lapangan (field research), yaitu: “penelitian yang menghasilkan prosedur

analisis yang tidak menggunakan statistik atau cara kuantifikasi lainnya.

”1 “Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya

tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.”2

Lokasi penelitian adalah Kampus II ‫‏‬IAIN Metro, Jl. Ki Hajar

Dewantara 38 B Batanghari Lampung Timur dengan objek penelitian

adalah dampak tingkat konsumsi air mineral dalam kemasan (AMDK)

terhadap lingkungan hidup padamahasiswa jurusan ekonomi Islam IAIN

Metro angkatan 2017.

2. Sifat Penelitian

Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yaitu “mengadakan

deskripsi untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi sosial.

”3Berdasarkan sifat penelitian tersebut, maka penelitian ini berupaya

mendeskripsikan dampak tingkat konsumsi air mineral dalam kemasan

(AMDK) terhadap lingkungan hidup padamahasiswa jurusan ekonomi

1
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009),
cet-1. h. 6
2
Boedi Abdullahdan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2014), 49
3
Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 24
50

Syariah IAIN Metro angkatan 2017 menurut perspektif ekonomi Islam

didasarkan pada data yang terkumpul selama penelitian dan dituangkan

dalam bentuk laporan atau uraian.

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam, yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder dengan uraian sebagai berikut:

1. Sumber Data ‎Primer

“Sumber data primer adalah sumber yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data”4 Sumber data primer dalam penelitian ini

adalah mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam IAIN Metro angkatan 2017.

Data yang diharapkan diperoleh dari sumber primer adalah data yang

berkaitan dengan dampak tingkat konsumsi air mineral dalam kemasan

(AMDK) terhadap lingkungan hidup padamahasiswa jurusan ekonomi

Islam IAIN Metro angkatan 2017.

Sumber data primer dipilih menggunakan teknik snowball

sampling, yaitu peneliti memilih responden secara berantai. Jika

pengumpulan data dari responden kesatu sudah selesai, peneliti minta agar

responden tersebut memberikan rekomendasi untuk responden kedua, lalu

yang kedua juga memberikan rekomendasi untuk responden ketiga, dan

selanjumya. Proses bola salju ini berlangsung terus hingga peneliti

memperoleh data yang cukup sesuai dengan kebutuhan. 5

4
Sugiyono, Memahami Penelitian Kulaitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), 62
5
Boedi Abdullah, Metode Penelitian Ekonomi Islam (Muamalah), (Badug: Pustaka Setia,
2014), 56
51

Berdasarkan teknik di atas, peneliti melakukan wawancara dengan

sumber primer secara berkelanjutan hingga peneliti memperoleh data yang

cukup sesuai dengan kebutuhan tentang dampak tingkat konsumsi air

mineral dalam kemasan (AMDK) terhadap lingkungan hidup

padamahasiswa jurusan ekonomi Islam IAIN Metro angkatan 2017.

2. Sumber Sekunder

“Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

lewat dokumen. ”6Sumber sekunder yang berasal dari dokumen dan

literatur adalah Undang-undang, peraturan perundang-undang dan buku-

buku yang membahas tantang air minum dalam kemasan (AMDK) dan

lingkungan hidup, seperti: Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang

Sumber daya Air, Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor: 49/M-IND/ PER/3/2012, tentang pemberlakuan

Standar Nasional Indonesia (SNI) Air Minum Dalam Kemasan (AMDK),

buku karya Sri Kumalaningsih, Rekayasa Komoditas Pengolahan Pangan,

buku karya Aniesyang berjudul Manajemen Berbasis Lingkungan, buku

karya Efri Roziaty yang berjudul Biologi Lingkungan, buku karya Siahaan

yang berjudul Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, buku

karyaArif Sumantri yang berjudulKesehatan Lingkungan, dan buku-buku

lainnya yang relevan.

6
Boedi Abdullah, Metode Penelitian., 62
52

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Wawancara (Interiew)

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untukbertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan


7
rnakna dalam suatu data tertentu. Jenis wawancara yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstuktur. Wawancara ini

sudah terrnasuk dalam kategori in-dept interview. Pelaksanaannya lebih

bebas apabila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuannya

adalah menemukan permasalahan secara lebih terbuka. 8

Wawancara ditujukan kepada mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam

IAIN Metro angkatan 2017. Data yang dicari dari wawancara

tersebutadalah data yang berkaitan dengan dampak tingkat konsumsi air

minum dalam kemasan terhadap lingkungan hidup mahasiswa jurusan

ekonomi Islam IAIN Metro

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. 9

7
Boedi Abdullahdan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian h. 207
8
Boedi Abdullahdan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian., 208
9
Boedi Abdullahdan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, 274
53

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data

jumlah mahasiswa mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam IAIN Metro

angkatan 2017, dan nama-nama mahasiswa angkatan tersebut.

D. Teknik Penjamin Keabasahan Data

Uji Keabsahan data dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk

mengetahui kredibilitas data yang dikumpulkan selama penelitiam. Teknik

yang digunakan untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini adalah

triangulasi. Terdapat beberapa jenis teknik triangulasi, yaitu “triangulasi data

(sering kali juga disebut dengan triangulasi sumber), triangulasi metode,

triangulasi teori, dan triangulasi peneliti. 10

Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi data (sumber). Dalam hal ini peneliti berupaya untuk memperoleh

informasi dari berbagai sumber, yang berkaitan dengan dampak tingkat

konsumsi air minum dalam kemasan terhadap lingkungan hidup mahasiswa

jurusan ekonomi Islam IAIN Metro. Peneliti bermaksud menguji data yang

diperoleh dari satu sumber untuk dibandingkan dengan data dari sumber lain.

Dari sini, peneliti mengarah pada salah satu kemungkinan data yang diperoleh

bersifat konsisten, tidak konsisten, atau berlawanan, sehingga peneliti

memperoleh gambaran yang lebih memadai tentang gejala yang diteliti.

Berdasarkan teknik di atas, peneliti membandingkan data yang

diperoleh dari sumber primer, dengan data yang diperoleh dari sumber

sekunder. Dalam hal ini peneliti membandingkan data yang diperoleh dari

10
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LkiS, 2008), 99
54

hasil wawancara dengan mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam IAIN Metro

angkatan 2017, dengan data yang diperoleh dari observasi, sehingga diketahui

kesesuaian data hasil wawancara dengan fakta di lapangan.

E. Teknik Analisis Data

“Analisa data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan,

sistemisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki

nilai sosial, akademis dan ilmiah. ”11 Dikarenakan data dalam penelitian ini

termasuk jenis data kualitatif, maka analisa terhadap data tersebut tidak harus

menunggu sampai selesainya pengumpulan data.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisa data kualitatif berdasarkan teori Miles and Huberman sebagaimana

dijelaskan oleh Sugiyono, “Aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisa data, yaitu

datareduction, data display dan conclusion/verification. ”12

Setelah data terkumpul, dipilih dan disajikan, maka langkah

selanjutnya adalah menarik kesimpulan dengan menggunakan metode

induktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang khusus menuju kepada

hal-hal umum. Alur analisis bersifat memaparkan dampak tingkat konsumsi

air minum dalam kemasan terhadap lingkungan hidup mahasiswa jurusan

ekonomi Islam IAIN Metro yang kemudian dianalisis menurut perspektif

ekonomoi Islam dan diambil kesimpulan.

11
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif.,191
12
Sugiyono, Memahami Penelitian Kulaitatif., 191
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Air Minum dalam Kemasan di Indonesia1

Air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia bermula dari orang

asing yang tak bisa mengonsumsi air rebusan. Seorang mantan pegawai

Pertamina memiliki ide dan kemudian membuat pabrik AMDK. Kini, hampir

semua orang di perkotaan meminumnya. Aqua, Ades, Pure Life. Tiga produk

air minum dalam kemasan (AMDK) itu sudah menjadi barang familiar.

Hampir setiap hari dijumpai dan diminum oleh orang-orang di perkotaan

seperti Jakarta. Mendapatkannya pun mudah, cukup mendatangi minimarket

atau warung kelontong terdekat.

Sangka produk yang sangat mudah dan familiar di masyarakat modern

itu, dulunya adalah barang yang eksklusif dan tidak sembarang orang bisa

membelinya. Dulu, minuman ini, biar isinya hanya air putih, biasanya hanya

diminum oleh orang-orang penting seperti tamu dari luar negeri atau

wisatawan asing.

Pada awal tahun 1970-an, minuman AMDK belum ada di Indonesia.

Kalau pun ada, dipastikan bukan produk lokal, melainkan produk impor. Saat

itu para wisatawan atau tamu dalam negeri yang berkunjung di Indonesia

hanya mau minum air dalam kemasan. Perut mereka tidak cocok dengan

1
Mawa Kresna, asal muasal air minum kemasan di Indonesia, http://tirto.id/asal-muasal-
air-minum-kemasan-di-Indonesia-bXsv, diakses pada tanggal 14 Juni 2020
56

minum air rebusan. Untuk mendapatkan minuman kemasan pun tidak

sembarangan. Pada masa itu hanya tersedia di hotel-hotel berbintang. Tidak

seperti sekarang yang ada di setiap warung kelontong.

Kemunculan AMDK pertama di Indonesia tidak lepas dari sejarah

produk bermerek Aqua. Sebab Aqua menjadi produk AMDK pertama yang

diproduksi di Indonesia. Pencetus idenya adalah Tirto Utomo, warga asli

Wonosobo yang pernah bekerja untuk Pertamina. Saat itu, dia kerap kesulitan

untuk mencari air minum untuk para tamu dari luar negeri. Karena itu, dia pun

berinisiatif mendirikan perusahaan air minum kemasan.

Sebelum mendirikan perusahaan, dia belajar terlebih dahulu teknologi

pengolahan air minum kemasan ke negara tetangga Thailand. Dia pun

meminta adiknya Slamet Utomo untuk magang di Polaris, salah satu

perusahaan air minum kemasan di Thailand. Setelah itu, barulah mereka

merintis perusahaan di Indonesia.

Secara resmi, Aqua diproduksi pertama kali pada tahun 1973 di bawah

bendera PT Aqua Golden Mississippi. Pada awal diproduksi, produk air

minum kemasan itu diberi nama “Puritas”. Namun karena penyebutannya

yang sulit dan tidak familiar, brand “Puritas” pun diganti dengan “Aqua”.

Brand Puritas hanya bertahan 2 tahun.2

2
Ibid
57

B. Tingkat Konsumsi Mahasiswa IAIN Metro Terhadap AMDK (Air


Minum dalam Kemasan)

Air sangatlah penting bagi tubuh manusia. Hal ini dikarenakan 70%

dari tubuh manusia adalah air. Saat melakukan kegiatan sehari-hari terutama

di luar ruangan tentu banyak mengeluarkan keringat, dengan adanya hal ini

mengakibatkan tingkat konsumsi air minum untuk memenuhi kebutuhan tubuh

pun meningkat. Tidak menutup kemungkinan seorang mahasiswa yang

memiliki kegiatan perkuliahan yang padat, tidak sedikit dari mereka memilih

mengkonsumsi Air Minum dalam Kemasan (AMDK), hal ini merupajan salah

atu pilihan yang mudah dan terjangkau bagi mahasiswa.

Air Minum dalam Kemasan memang sangat praktis dan mudah di

temukan dimana saja, dalam penelitian ini ternyata hampir semua responden

memilih mengkonsumsi Air Minum dalam Kemasan (AMDK) dengan alasan

praktis. Para mahasiswa beralasan lebih memilih Air Minum dalam Kemasan

karena tidak perlu membawa air minum dalam botol khusus dari rumah. Hal

ini bisa dilihat dari hasil wawancara dari beberapa mahasiswa IAIN Metro

pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang bernama Muhammad Faisal, dia

berkomentar bahwa Air Minum dalam Kemasan lebih hemat dengan

meminimalisir tenaga dan tidak perlu repot untuk membawa air minum dari

rumah yang mungkin jarak rumah dan kampus IAIN Metro tergolong jauh. 3

Bahkan menurut Yusup Ardiansah berpendapat mengkonsumsi Air Minum

dalam Kemasan merupakan sudah menjadi keharusan dalam keseharian

3
Muhammad Faisal, Mahasiswa IAIN Metro, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Angkatan 2018
58

mahasiswa. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan air sebagai konsumsi sehari-

hari. 4

Konsumsi Air Minum dalam Kemasan (AMDK) ini pun sudah sejak

lama dia nikmati, yakni sejak awal semester 1 bahkan dari sebelum masuk ke

kampus IAIN Metro. selain meminimalisir tenaga alasan lain memilih Air

Minum dalam Kemasan itu karena mudah didapat dan di toko manapun

menyediakan. Alasan lain dari mahasiswa IAIN Metro dalam mengkonsumsi

Air Minum dalam Kemasan adalah untuk menjaga konsentrasi saat kegiatan

belajar mengajar.

Konsumsi Air dalam Kemasan bagi mahasiswa IAIN Metro tidak

hanya di lingkungan kampus saja, banyak di antara mereka mengkonsumsi Air

dalam kemasan di tempat indekost mereka, alasan mereka pun sama yakni

karena praktis dan mudah didapatkan di lingkungan Kampus IAIN Metro.

Dilihat dari kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa mahasiswa IAIN

Metro sangatlah bergantung dengan AMDK. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya mahasiwa IAIN Metro yang mengkinsusmsi air minum dalam

kemasan (AMDK). Dengan adanya hal ini bisa dakatakan hampir mencapai

85% berdasarkan banyaknya mahasiswa Ekonomi Islam IAIN metro yang

yang mencapai kurang lebih 200 mahasiswa, mereka mengkonsusmsi air

minum dalam kemasan baik dalam lingkum kampus IAIN Metro yang sedang

dalam kegiatan belajar mengajar atau mahasiswa IAIN Metro yang tingnggal

disekitar kampus IAIN Metro.

4
Yusup Ardiansah, Mahasiswa IAIN Metro, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Angkatan 2018
59

Melihat hasil wawancara di atas maka dapat dilihat tingkat konsumsi

Air Minum dalam Kemasan (AMDK) bagi mahasaiswa IAIN Metro tergolong

tinggi, karena kepraktisan, dan kemudahan mendapatkan Air minum dalam

kemasan menjadi faktor utama pemilihan Air Minum dalam Kemasan sebagai

barang konsumtif bagi para mahasiswa IAIN Metro. Berdasarkan analisis dari

sisi praktis terlihat bahwa konsumsi Air Minum dalam Kemasan (AMDK)

pada mahasiswa tidak memandang dengan karakteristiknya baik dari jenis

kelamin, program studi, semster, uang saku, maupun jumlah semester yang

sudah ditempuh. Artinya memang Air Minum dalam Kemasan merupakan

suatu pilihan yang sangat mudah bagi mahasiswa di sela-sela kesibukan dan

kegiatannya. Dengan demikian pada setiap semesternya kenaikan konsumsi

Air Minum dalam Kemasan (AMDK) selalu mengalami peningkatan yang

cukup signifikan, kenaikan tersebut bahkan mencapai 10 persen per

semesternya, jika dilihat dari total keseluruhan konsumsi mahasiswa baik

konsusmi di lingkungan kampus IAIN Metro atau pun konsumsi AMDK di

luar kampus IAIN Metro bisa mencapai lebih dari 50 pesennya.

C. Kesadaran Mahasiswa IAIN Metro Terhadap Dapak Komsumsi Air


Minum dalam Kemasan (AMDK) pada Lingkungan.

Dampak plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang

harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik. Dampak ini

ternyata sangat signifikan. Dampak sampah plastik terhadap lingkungan

sangat memprihatinkan yang harus ditanggung alam karena keberadaan

sampah.
60

Kemudahan mengkonsumsi Air Minum dalam Kemasan Memang

sangat dirasakan oleh masyarakat Indonesia Khususnya bagi mahasiswa IAIN

Metro. Tidak hanya praktis akan tetapi Air Minum dalam Kemasan pun sangat

mudah didapatkan, seperti pendapat mereka di atas bahwa mahasiswa lebih

memilih AMDK karena tidak perlu bersusah payah membawa air minum

dalam botol khusus dari rumah mereka. Padahal dengan memilih

menggunakan AMDK sama halnya melakukan dua kali kesalahan besar yaitu

konsumsi berlebihan dan pencemaran lingkungan.

Meningkatnya konsumsi Air Minum dalam Kemasan juga memicu

meningkatnya pembuangan sampah plastik pada lingkungan, dampak plastik

terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam

karena keberadaanya. sebagian yang diketahui plastik yang mulia digunakan

sekitar 50 tahun silam kini telah menjadi barang yag tidak terpisahkan dalam

kehidupan manusia. diperkirakan 500 juta sampai 1 milyar sampah plastik

digunakan penduduk dunia dalam satu tahun.

Berbicara mengenai plastikrendahnya kesadaran masyarakat umum

untuk menjaga kebersihan maupun menjaga kesehatan, hal ini dikarenakan

rendahya pengetahuan mereka atau mereka yang sudah paham tapi tidak mau

tau, rasaketidakingintaunya justru sangat berbahaya bagi kesehatan dengan

membudidayakan penggunaan plastik berlebihan apalagi dengan membuang

samapahnyadisebarangan tempat karena sampah plastik Plastik sulit

dihancurkan oleh alam, hanya hancur menjadi fragmen atau potongan-


61

potongan kecil atau sangat kecil akibat pelapukan dan paparan sinar

ultraviolet.

Rata-rata kantong plastik hanya digunakan selama 20 menit, tapi butuh

waktu hingga 1.000 tahun untuk degradasinya di alam sehingga hal ini sangat

mengganggu kesehatan masyarakat umum skhususnya masyarakat di sekitaran

kampus IAIN Metro. Akan tetapi patut disyukuri untuk Kesadaran mahasiswa

IAIN Metro dalam melihat dampak negatif dari limbah plastik AMDK cukup

tergolong baik dengan kkesadaran mereka untuk membuang sampah pada

tempatnya, hal ini bisa mengurangi pencemaran lingkungan kampus IAIN

Metro.

Dengan adanya hal ini maka perlu kesadaran yang tiggi bagi semua

manusia terutama pada mahasiswa IAIN Metro dampak yang diakibatkan oleh

konsumsi Air Minum dalam Kemasan tersebut, Hasil wawancara dengan

mahasiswa IAIN Metro mengenai kesadaran mereka akan hal ini sebagai

berikut:

“Muhammad Yusuf mengatakan Kesadaran mahasiswa IAIN Metro

sudah tergolong baik meskipun dengan tingkat konsumsi yang masih tinggi,

seperti yang dikatakan oleh mahasiswa IAIN Metro. Dilihat dimana pada

lingkungan kampus IAIN Metro jarang ada sampah plastik yang berserakan

khususnya sampah AMDK, hal ini diterapkan dengan ketertiban mahasiswa

IAIN Metro untuk membuang sampah pada tempatnya.” 5

5
Muhammad Yusuf, Mahasiswa IAIN Metro, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Angkatan 2018
62

“Sayangnya dengan tingginya tingkat konsumsi Air Minum dalam

Kemasan (AMDK) ini pasti berdapak terhadap banyaknya limbah atau sampah

AMDK, akan tetapi untuk pengelolaan sampah tersebut masih sangat lah

sangat rendah, seperti mendaur ulang lagi limbah AMDK menjadi kerajinan

yang mungkin bisa menjadi benda bernilai ekonomis jika dapat

diperjualbelikan.” menurut Arif Rudianto 6

“Bahkan menurut Khusnul Khotimah dengan adanya hal ini sosialisasi

dari dinas kesehatan pun masih belum ada mengingat jika dibiarkan dengan

pengelolaan yang kurang baik bisa berdampak negatif terhadap lingkungan

seitar kampus IAIN Metro khususnya.”7

6
Arif Rudianto, Mahasiswa IAIN Metro, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Angkatan
2018
7
Khusnul Khotimah, Mahasiswa IAIN Metro, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Angkatan 2018
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan hasil penelitian di atas,

dapat diungkapkan kesimpulan yaitu:

Mahasiwa IAIN Metro yang mengkinsusmsi air minum dalam

kemasan (AMDK). Dengan adanya hal ini bisa dakatakan hampir mencapai

85% dari total jumlah mahasiswa ekonomi Islam IAIN metro angakatn 2017

yang mengkonsusmsi air minum dalam kemasan baik dalam lingkum kampus

IAIN Metro yang sedang dalam kegiatan belajar mengajar atau mahasiswa

IAIN Metro yang tingnggal disekitar kampus IAIN Metro. kenaikan

konsumsi Air Minum dalam Kemasan (AMDK) selalu mengalami

peningkatan yang cukup signifikan, kenaikan tersebut bahkan mencapai 10

persen per semesternya, jika dilihat dari total keseluruhan konsumsi

mahasiswa baik konsusmi di lingkungan kampus IAIN Metro atau pun

konsumsi AMDK di luar kampus IAIN Metro bisa mencapai lebih dari 50

pesennya

Dilihat dari dampak Konsumsi Air Minum Kemasan (AMDK) maka

mahasiswa IAIN Metro sudah tergolong baik meskipun dengan tingkat

konsumsi yang masih tinggi, seperti yang dikatakan oleh mahasiswa IAIN

Metro. Dilihat dimana pada lingkungan kampus IAIN Metro jarang ada

sampah plastik yang berserakan khususnya sampah AMDK, hal ini diterapkan
64

dengan ketertiban mahasiswa IAIN Metro untuk membuang sampah pada

tempatnya. Meskipun demikian minat mahasiswa IAIN Metro untuk

memanfaatkan limbah AMDK untuk didaur ulang menjadi barang yang

bernilai ekonomis masih sangatlah kecil, bahkan masih tergolong sangatlah

rendah. Akan tetapi dilihat dari lingkungan kampus IAIN Metro sudah bisa

dikatakan baik dengan adanya petugas kebersihan yang selalu mengontrol

sampah AMDK setiap waktunya, hal ini bisa meminimalisir pencemaran

lingkungan khususnya pada lingkup Kampus IAIN Metro.

B. Saran

Adanya penelitian ini diharapkan para mahasiswa IAIN Metro bisa

lebih bijak dalam memilih Air Minum dalam Kemasan sebagai minuman

konsumtif dalam kehidup sehari-hari, dan alangkah baiknya bisa mengurangi

AMDK dengan membawa Air Minum sendiri dari rumah para mahasiswa,

meskipun dengan Air minum isi ulang, dan penggunaan AMDK bisa

digunakan pada acara-acara tertentu seperti acara seminar proposal, sidang

munaqosyah, ataupun kegiatan resmi perkuliahan.

Selanjutnya bagi pengurus atau karyawan kebersihan di kampus IAIN

Metro diharapkan selalu mengawasi kebersihan lingkungan kampus IAIN

Metro, mengingat sangat tingginya tingkat konsumsi Air Minum dalam

Kemasan (AMDK) yang dilakukan oleh para mahasiswa IAIN Metro agar

tidak berdampak buruk bagi lingkungan kampus IAIN Metro khususnya. Dan

alangkah baiknya untuk meminimalisir pencemaran dan penanggulangan

limbah Air Minum dalam Kemasan (AMDK) untuk para mahasiswa IAIN
65

Metro agar mendaur ulang Limbah AMDK agar menjadi lebih bermanfaat

baik dimanfaatkan untuk pribadi ataupun untuk hiasan yang ada di lingkunan

kampus IAIN Metro.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Boedi dan Beni Ahmad Saebani.Metode Penelitian Ekonomi Islam.


Bandung: Pustaka Setia, 2014.

Agustini, Sri. “Harmonisasi Standar Nasional SNI Air Minum Dalam Kemasan
Dan Standar Internasional”.Jurnal Majalah Teknologi Agro Industri
TegiVolume 9 No 2 Juni 2017.

Alhamda, Syukra dan Yustina Sriani.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat IKM
Yogyakarta: Deepublish, 2018.

Amanati, Lutfi. “Uji Nitrit Pada Produk Air Minum Dalam KemasanAMDK yang
Beredar di Pasaran”.Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi Industri. vol 2.
No 1. November 2016.

Anies.Manajemen Berbasis Lingkungan. Elex Media Komputindo, 2006.

Arsyad, Sitanala dan Ernan Rustiadi.Penyelamatan Tanah. Air. dan Lingkungan.


Jakarta: Yayasan Obor, 2008.

Budi, Anton Setia, dkk.“Higenitas Sanitasi Pengolahan Air Minum Isi Ulang
Rumahan di Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro. Teori.
Penelitian. dan Pengembangan”. Volume: 3 Nomor: 7 Bulan Juli Tahun
2018.

Curatman, Aang.Teori Ekonomi Makro.Yogyakarta: Swagati Press, 2010

Dähler, Franz.Teori Evolusi: Asal dan Tujuan Manusia. Jakarta: Kanisius, 2011.

Deril, M dan Novirina H . “Uji Parameter Air Minum dalam Kemasan AMDK di
Kota Surabaya”. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol 6 No 1, 2015 .

Gilarso, T .Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Jakarta: Kanisus, 2008.

Husain, Ahmad.Ketahanan Dasar Lingkungan: Basic Environment. Makaasar:


Sah Media, 2019.

Ismanto, Kuat.Manajemen Syariah. Yogyakarta: Pustaka Pelaar, 2009.

K, Amiruddin.Ekonomi Mikro Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi


Konvensional. Makasar; Alauddin University Press, 2013.

Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 96/M- IND/PER/12/2011


Tanggal: 20 Desember 2011.
Mangunjaya, Fachruddin M .Konservasi Alam dalam Islam. Jakarta: Yayasan
Obor, 2005.

Mirzai, Muhammad Navis. “Hygiene Sanitasi dan Jumlah Coliform Air


Minum”.Jurnal Kesehatan Masyarakat. Kemas Vol 9 2 2014.

Moleong, Lexy J .Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya,


2009. cet-1

Naja, Daeng.Bank Hijau: Kebijakan Kredit yang Berwawasan Lingkungan.


Yogyakarta: Media Pressindo 2007.

Nasution.Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Pawito.Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LkiS, 2008.

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor ll/M-IND/PER/3/2017 Tentang Lembaga


Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan Dan Pengawasan
Standar Nasional Indonesia Air Mineral. Air Demineral. Air Mineral
Alami. dan Air Minum Embun Secara Wajib

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 49/M-IND/PER/3/2012. tentang


pemberlakuan Standar Nasional Indonesia SNI Air Minum Dalam
Kemasan AMDK Secara Wajib

Pitojo, Setijo dan Eling Purwantoyo.Deteksi Pencemar Air Minum.Semarang:


Aneka Ilmu, 2003.

Prasetyo, Budi. Tribunnews com.Konsumsi Air Minuman Dalam Kemasan di


Indonesia Capai 23. 1 Miliar Liter.https: //www tribunnews
com/bisnis/2015/01/19/konsumsi-air-minuman-dalam-kemasan-di-
indonesia-capai-231-miliar-liter

Rafael, Eldo Christoffel.Aspadin Prediksi Permintaan AMDK Melonjak 20%


Sepanjang Ramadan.https: //industri kontan co id/news/aspadin-prediksi-
permintaan-amdk-melonjak-20-sepanjang-ramadan.

Rozalinda.Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi.


Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Roziaty, Efri.Biologi Lingkungan. Surakarta: Muhammadiyah University Press,


2017.

Sembel, DantjeT .Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Andi Ofset, 2015.

Siahaan, Nommy Horas Thombang.Hukum Lingkungan dan Ekologi


Pembangunan. Jakarta; Erlangga, 2004.
Sisca, Vivi. “Penentuan Kualitas Air Minum Isi Ulang terhadap KandunganNitrat.
Besi. Mangan. Kekeruhan. Ph. Bakteri Ecoli dan Coliform”.Chempublish
Journal.Volume 1 No 2 2016

Sriyanto. “Kondisi Lingkungan Hidup di Jawa Tengah Dan Prospek


Pembangunan Ke Depan”.Jurnal Geografi. Volume 4 No 2 Juli 2007.

Sugiyono.Memahami Penelitian Kulaitatif. Bandung: Alfabeta, 2010.

Sumampouw, Oksfriani Jufri dan Yenni Risjani.Indikator Pencemaran


Lingkungan.Yogyaakarta: Deepublish, 2018.

Sumantri, Arif.Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana, 2017.

Syamsul, Muharti. “Studi Tentang Kualitas Fisik Air Minum Dalam Kemasan
AMDK Sebelum dan Sesudah Terpapar oleh Cahaya Matahari di Kota
Makassar”. dalam http: //repositori uin-alauddin ac id.

Tunggul, Eram. “Pengelolaan Sumber Air di Desa Jawesari Kecamatan


Limbangan. Kabupaten Kendal”.Jurnal Keesehatan Masyarakat. Kemas 8
1 2012.

Undang-Undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup

Wandrivel, Rido,et.al. Kualitas Air Minum Yang Diproduksi Depot Air Minum
IsiUlang Di Kecamatan Bungus Padang BerdasarkanPersyaratan
Mikrobiologi .Jurnal Kesehatan Andalas 2012; 13.

Widarto. Teknologi Tepat Guna Membuat Alat Penjernih Air. Jakarta: Kanisis,
2010.

Anda mungkin juga menyukai