SOSIOLOGI PEMBANGUNAN
Intisari Artikel :
Analisis:
Artikel yang berjudul “The Role Of Bottled Drinking Water In Achieving SDG 6.1:
An Analysis Of Affordability And Equity From Jakarta, Indonesia” memberikan gambaran
mengenai penggunaan air kemasan yang dianggap sebagai air yang sehat dan mampu
menjangkau semua kalangan. Pemenuhan kondisi air sendiri termasuk kedalam salah satu
dari Sustanaible Development Goals (SDG) . Sustainable Development Goals atau SDGs
adalah seperangkat program dan target yang ditujukan untuk pembangunan global di masa
mendatang. SDGs menggantikan program MDGs (Millennium Development Goals) yang
berakhir pada tahun 2015 lalu.. SDGs dibahas secara formal pada United Nations Conference
on Sustainable Development yang dilangsungkan di Rio De Janiero, Juni 2012 (WHO, 2015).
SDGs adalah sebuah kesepakatan pembangunan baru pengganti MDGs. Masa berlakunya
2015–2030 yang disepakati oleh lebih dari 190 negara berisikan 17 goals dan 169 sasaran
pembangunan. Tujuh belas tujuan dengan 169 sasaran diharapkan dapat menjawab
ketertinggalan pembangunan negara–negara di seluruh dunia, baik di negara maju (konsumsi
dan produksi yang berlebihan, serta ketimpangan) dan negara–negara berkembang
(kemiskinan, kesehatan, pendidikan, perlindungan ekosistem laut dan hutan, perkotaan,
sanitasi dan ketersediaan air minum) (https://www.dosenpendidikan.co.id/sustainable-
development-goals/). Konsep SDGs ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang
mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca 2015-MDGs. Terutama berkaitan
dengan perubahan situasi dunia sejak tahun 2000 mengenai isu deflation sumber daya alam,
kerusakan lingkungan, perubahan iklim semakin krusial, perlindungan sosial, food and
energy security, dan pembangunan yang lebih berpihak pada kaum miskin. (Ishatono dan
Raharjo, 2016)
Air minum dalam kemasan bisa dijadikan solusi dalam pemenuhan kebutuhan air
yang sehat dan layak konsumsi. Tentu dalam hal ini, air kemasan harus bisa dijangkau oleh
masyarakat miskin yang berpenghasilan rendah. Akan tetapi, masyarakat juga harus
diberdayakan agar bisa memenuhi kebutuhan pemasokan air, misalnya membuat program
hidup bersih dan tidak membuang sampah sembarangan ke sungai, agar air disekitar
lingkungan masyarakat bisa lebih baik. Kualitas air, pengelolaan sampah plastik, dan
keberlanjutan sumber air baku di lokasi sumber pinggiran kota adalah tiga masalah utama
yang diangkat terkait dengan air dan harus dikelola dengan baik.
Referensi:
Badan Pusat Statistik BPS 2015 Statistik daerah: Provinsi DKI Jakarta.
http://jakarta.bps.go.id
Walter, C. T., Kooy, M., & Prabaharyaka, I. (2017). The Role Of Bottled Drinking Water In
Achieving SDG 6.1: An Analysis Of Affordability And Equity From Jakarta,
Indonesia. Journal of Water, Sanitation and Hygiene for Development, 7(4), 642-
650.
Budiyono, Y., Aerts, JCJH, Tollenaar, D., & Ward, PJ.2016. Risiko Banjir Sungai Di Jakarta
di Bawah Skenario Perubahan Masa Depan. Bahaya Alam dan Ilmu Sistem Bumi,
16, 757– 774. DOI: 10.5194 / nhess-16-757-2016
Ardika, R., Cahyo, A. N., & Wijaya, T. (2011). Dinamika Gugur Daun Dan Produksi
Berbagai Klon Karet Kaitannya Dengan Kandungan Air Tanah. Jurnal Penelitian
Karet, 29(2), 102-109.
Prasetiawan, T., Nastiti, A. and Muntalif, B. S. 2017. ‘Bad’ Piped Water And Other
Perceptual Drivers Of Bottled Water Consumption In Indonesia. WIREs Water,
e1219. DOI:10.1002/wat2.1219
Ishatono, I., & Raharjo, S. T. (2016). Sustainable Development Goals (Sdgs) Dan
Pengentasan Kemiskinan. SHARE: Social Work Journal, 6(2), 159.
International Bottled Water Association 2015 Bottled water 2015: U.S. and international
development and statistics. http://www.bottledwater.org/public/BWR_JulAug_2016_BMC
%202015%20bottled%20water%20stat%20article.pdf#overlaycontext=economics/industry-
statistics (accessed 20 November 2016)