Anda di halaman 1dari 33

USULAN PENELITIAN SKRIPSI

UNIVERSITAS ANDALAS

EVALUASI HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM YANG TIDAK


MELAKUKAN PEMERIKSAAN LABOR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PAUH KOTA PADANG TAHUN 2020

OLEH

ERLINA
NO BP. 1611212002

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian Skripsi


Sarjana Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

EVALUASI HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM YANG TIDAK


MELAKUKAN PEMERIKSAAN LABOR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PAUH KOTA PADANG TAHUN 2020

Oleh :

ERLINA
NO BP. 1611212002

Usulan Penelitian Skripsi Ini Telah Diperiksa, Disetujui, Dan Siap Untuk
Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Proposal Penelitian Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang,
Menyetujui

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Aaaa bbbb
NIP. NIP.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISTILAH
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan, karena air diperlukan

makhluk hidup untuk digunakan dalam berbagai kehidupan seperti mandi,

mencuci dan memasak.(1) Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan

air bersih semakin hari semakin meningkat, sebab air merupakan material penting

dalam kehidupan. Berdasarkan perhitungan WHO rata-rata negara membutuhkan

air bersih berkisaran 30-120 liter/orang/hari. Kebutuhan air bersih di negara

berkembang adalah 30-60 liter/ orang/ hari, Sedangkan dinegara maju

memerlukan 60-120 liter/orang/hari.(2)

Sehubungan dengan hal itu kebutuhan terhadap air berbeda- berbeda

disetiap tempat, dan semakin tinggi tingkatan kehidupan maka, semakin

meningkat juga kebutuhan terhadap air. Tidak dipungkiri lagi kebutuhan akan air

oleh manusia sangat tinggi, dikarenakan dalam tubuh manusia 65-70% dari

seluruh berat badan adalah cairan. Pentingnya air oleh kesehatan tubuh manusia

dapat di hitung pada jumlah air yang ada dalam tubuh manusia, seperti 80% air

berada dalam darah manusia. Apabila kehilangan 15% dari rata – rata berat badan

akan berakibat fatal yaitu mengakibatkan kematian pada manusia. (3-5)

Supaya terhindar dari penyakit yang bersumber dari air yang dikonsumsi,

maka air yang boleh diminum tidak hanya bersih apabila dilihat secara kasat mata,

akan tetapi air minum harus bebas dari mikrobiologi, kimia, fisika. dan juga radio

aktif yang berada di dalam air.(6, 7)


Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk sejalan dengan kemajuan dan

peningkatan taraf kehidupan. Maka tidak akan terhentikan lagi permintaan akan

air. Akibatnya kegiatan untuk pengadaan sumber- sumber air baru selalu

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri. Dengan jalan

pengambilan air tanah, air sungai, air danau dan pemanfanfatan air laut untuk

disuling supaya bisa dikonsumsi manusia setiap harinya dan juga penyehatan

kembali air kotor yang telah tercemar.(3)

Selain itu ketersediaan air bersih semakin terbatas karena terjadi

pengurangan sumber air bersih di kota-kota besar mencapai 40% disebabkan

karena tercemarnya sumber air bersih yang diakibatkan oleh industri-industri yang

berkembang pesat di perkotaan, yang akan merusak sumber air pemukiman seperti

pencemaran air oleh logam-logam berat yang berbahaya bagi kesehatan. Pernah

dilaporkan kasus pencemaran logam berat mengenai negara-negara berkembang

seperti Indonesia dan tidak terkecuali logam berat ini juga mengenai negera maju

sekalipun. Karena bentuk yang tidak terlihat oleh kasat mata yang berada di dalam

air, terutama berada di sungai yang berasal dari pembuangan air limbah, hingga

erosi dan udara yang secara langsung mencemari sumber air pemukiman.

Walaupun sudah diolah dengan berbagai macam cara, tidak menutup

kemungkinan logam berat berbahaya masih ada di dalam air yang akan di

konsumsi.(8-10)

Tingginya kebutuhan tentang air bersih layak konsumsi, menyebkan usaha

air minum dalam kemasan (AMDK) meroket. Sehingga mereka mempromosikan

keunggulan kualitasnya dari perusahaan hingga kemasyarakat luas, dikarenakan


air minum sangat dibutuhkan. Produksi, peredaran dan pengawasan AMDK yang

diproduksi industri besar telah mendapat izin dari instansi terkait sebelum

diedarkan. Salah satu alasan mengapa air minum dalam kemasan (AMDK)

banyak dikonsumsi disebut-sebut menggunakan air pegunungan. Karena banyak

dikonsumsi menjadi alasan pesatnya perkembangan indusri-indusri penyediaan air

minum dalam kemasan (AMDK) dengan berbagai varian merek dan harga.

Karena harga yang cukup mahal untuk di konsumsi masyarakat menengah

kebawah, menyebabkan (AMDK) sebagian besar hanya bisa dikonsumsi oleh

kalangan masyarakat dengan ekonomi menengah keatas sehinga sebagian

masyarakat mencari alternative baru yang terjangkau untuk mendapatkan air yang

layak minum, yaitu dengan beralih ke air minum isi ulang (AMIU). Air minum isi

ulang yang berasal dari depot air minum dapat diperoleh dengan harga yang

relative lebih murah, hanya sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang

bermerek.(10)

Karena itu banyak kalangan rumah tangga beralih pada layanan (AMIU),

karena inilah yang menyebabkan depot-depot air minum isi ulang banyak

bermunculan. Beradasarkan riset kesehatan dasar (riskesdas). Sumber air minum

terbanyak ketiga yang digunakan orang Sumatera Barat adalah depot air minum

isi ulang, yakni dengan persentase tahun 2010 sebanyak 17,2% setelah sumber

air gali terlindung dan air lerang dengan persentase masih masing 22,1% dan

20,8%.(11)

Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota Padang terjadi peningkatan

depot air minum isi ulang (DAMIU) secara signifikan yaitu 53,9 %. Tercatat
pertumbuhan pada tahun 2013 terdapat 563 DAMIU, tahun 2015 sebayak 612

DAMIU dan pada tahun 2017 sebanyak 867. Dikota Padang pertumbuhan

DAMIU meningkat secara signifikan, ini bukan menjadi jaminan terpenuhinya

persyaratan air minum yang memenuhi standar kualitas air minum yang sudah di

atur dalam undang-undang dan higene sanitasi depot air minum.(12)

Namun kualitas air minum isi ulang masih diragukan kualitas air bakunya,

dikarenakan DAMIU tidak semua di kelola dengan baik sesuai persyaratan PMK

no 43 tahun 2014 tentang persyaratan kualitas air minum baik parameter fisika,

biologi maupun kimia.(13, 14)

Higiene dan sanitasi merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan

kualitas air minum. Escherichia Coli adalah sebuah indicator terjadinya

pencemaran makanan dan minuman. Air minum kebanyakan didalamnya masih

terkontaminasi mikroorganisme seperti bakteri koliform. Sehingga

mengkonsumsi air minum yang mengandung bakteri tersebut akan

mengakibatkan gangguan kesehatan seperti menderita penyakit diare, sehinga

penyakit diare dikatakan penyakit yang terbanyak di derita oleh masyarakat Kota

Padang.(14)

Masih banyak DAMIU diwilayah Puskesmas Pauh Kota Padang yang

belum memeriksakan sumber air bakunya ke laboratorium terkait pencegahan

vector penyakit yang disebabkan oleh air. Berikut data depot air minum yang

belum melakukan uji labor dikawasan Puskesmas Pauh Kota Padang:


Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh

infeksi mikroorganisme meliputi bakteri, virus, parasite, protozoa, dan

penularannya secara fekal-oral. Diare dapat menjangkit semua kelompok umur

baik balita, anak-anak dan orang dewasa dengan berbagai golongan sosial. Diare

merupakan penyebab utama morbilitas dan mortalitas dikalangan anak-anak

yang umur nya kurang dari lima tahun.(15) Secara global terjadi peningkatan

kejadian diare dan kematian akibat diare pada balita dari tahun 2015-2017. Pada

tahun 2015, diare menyebabkan sekitar 688 juta orang terjangkit dan 499.000

kematian diseluruh dunia terjadi pada anak-anak dibawah 5 tahun. (16) Data WHO

(2017) menyatakan hampir 1,7 milyar kasus diare terjadi pada anak dengan

angka kematian sekitar 525.000 pada anak balita tiap tahunnya.(16, 17) Salah satu

penyakit yang disebabkan oleh air minum yang kualitas mikrobiologisnya buruk

adalah diare. Berdasarkan profil kesehatan Kota Padang tahun 2010, jumlah

kasus diare sebanyak 12,744 kasus. Berdasarkan penelitian yang pernah

dilakukan sebelumnya oleh Wandrivel (2012) yang berjudul “Kualitas Air

Minum Yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Bungus

Padang Berdasarkan Persyaratan Mikrobiologi” pada tahun 2012. Dan Afifah

Aqilatul F.P yang berjudul “ Identifikasi Kadar Ion Fluorida (f) Pada Depot Air

Minum Isi Ulang (DAMIU) di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah

Kota Padang” pada tahun 2018, masih banyak depot air minum yang belum

memenuhi persyaratan higiene dan sanitasinya.

Sehinga dari latar belakang di atas peneliti tertarik ingin melakukan

penelitian yang berjudul “Evaluasi Higiene Sanitasi Depot Air Minum Yang
Tidak Melakukan Pemeriksaan Labor Di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Kota

Padang Tahun 2020”dengan syarat-syarat yang harus di penuhi depot air minum

menurut PMK No. 43 tahun 2014.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka diperoleh rumusan masalah

penelitian ini yaitu mengenai Evaluasi Higiene Sanitasi Depot Air Minum Yang

Tidak Melakukan Pemeriksaan Labor Di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Kota

Padang Tahun 2020.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui penerapan higiene sanitasi depot air minum yang sudah

memenuhi standar yang sudah di tetapkan menurut PMK No.43 tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk melihat gambaran sumber air baku yang digunakan pada depot air

minum kawasan kerja Puskesmas Pauh Kota Padang tahun 2020.

b. Untuk mendapatkan kondisi bangunan depot air minum

c. Untuk mendapatkan gambaran kondisi lingkungan depot air minum

d. Untuk mendapatkan gambaran kondisi higiene karyawan pada depot air

minum di kawasan kerja Puskesmas Pauh Kota Padang tahun 2020.

e. Untuk mendapatkan gambaran kondisi mesin dan peralatan depot air

minum di wilayah kerja Puskesmas Pauh Kota Padang tahun 2020.


f. Untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan pemeliharaan sarana produksi

dan program sanitasi pada depot air minum kawasan kerja Puskesmas

Pauh Kota Padang Tahun 2020

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Menambah ilmu pengetahuan dan memberi pengalaman dalam

melaksanakan penelitian, seta menambah wawasan untuk mengaplikasikan ilmu

tentang kesehatan lingkungan terutama ilmu tentang higiene dan sanitasi depot air

minum serta memperkaya dan mengembangkan ilmu pengetahuan .

1.4.2 Bagi Universitas Andalas

Menambah bahan kajian serta data baru bagi Universitas Andalas

Falkultas Kasehatan Masyarakat.

1.4.3 Bagi Pengusaha Depot Air Minum

Sebagai masukan dan ilmu untuk mewujudkan, menjaga dan

meningkatkan sanitasi depot air minum secara konsisten dan berkelanjutan sesuai

pedoman cara produksi yang baik depot air minum dalam keputusan mentri

kesehatan PMK No.43 tahun 2014.

1.4.4 Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan serta pedoman agar masyarakat

khususnya konsumen depot air minum isi ulang dapat waspada dan selektif dalam

membeli dan mengkonsumsi air minum isi ulang dengan standar yang sudah

ditetapkan agar masyarakat terhindar dari berbagai masalah kesehatan terkait air

minum tersebut.
1.5 Ruang Lingkup Penilitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang kesehatan lingkungan yaitu

khususnya mengevaluasi depot air minum isi ulang yang ada diwilayah kerja

Puskesmas Pauh Kota Padang. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui

penerapan higiene sanitasi yang sudah diatur oleh PMK No. 43 tahun 2014.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Air

Air adalah suatu senyawa kimia berbetuk cairan yang tidak berbau, tidak

berasa dan tidak berwarna. Terdiri dari hydrogen dan oksigen dengan rumus kimia

H2O.(1) Dikarenakan air mempunyai sifat yang bisa digunakan untuk apa saja

maka dari itu air merupakan materi asensial di dalam kehidupan , maka air

merupakan zat yang paling penting bagi semua bentuk kehidupan ( manusia,

hewan dan tumbuhan ). Air mempunyai titik baku 0℃ pada tekanan 1 atm, titik

didih 100℃ dan kerapatan 1,0 g/c m³ pada suhu 4℃ .(1, 18) Ukuran suatu melekul

air sangat kecil, umumnya air berwujud berupa cairan.

2.2 Pengertian Air Minum

Air minum adalah air yang dipergunakan untuk dikomsumsi manusia dalam

memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh. Menurut Depertemen Kesehatan

tentang persyaratan kualitas air minum adalah air yang melalui proses pengelolaan

atau tampa proses pengelolaan yang melalui syarat yang sudah ditentukan

sehingga langsung dapat diminum secara langsung. Air minum harus aman dan

terjamin bagi kesehatan. Air minum yang aman bagi kesehatan harus

mememenuhi persyaratan kimiawi, fisik, mikrobiologi dan radioaktif yang

tertuang dalam parameter wajib dan parameter tambahan.(1)

Persyaratan wajib merupakan persyaratan kualitas air minum yang wajib

diikuti secara benar dan ditaati oleh seluruh penyelanggara air minum yang

berproduksi, sedangkan parameter tambahan dapat ditetapkan oleh pemerintah


daerah sesuai dengan kondisi tambahan yang ditetapkan dan di tentukan oleh

permenkes PMK No. 43 tahun 2014 tentang persyaratan kualitas air minum dan

higiene santiasi depot air minum isi ulang.

2.2.1 Sumber Air Minum

Menurut Chandra (2006) sumber air yang diperuntukan bagi konsumsi

manusia atau yang akan diproduksikan ke komsumen harus berasal dari sumber

yang bersih dan aman. Syarat sumber air yang bersih dan aman tersebut antara

lain :

a. Bebas dari bibit penyakit atau kontaminasi kuman yang berbahaya

b. Bebas dari bahan yang beracun dan substansi kimia yang berbahaya

c. Tidak berbau, berwarna dan berasa

d. Dapat dipergunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan

domestic

e. Memenuhi standar-standar yang sudah ditetapkan oleh WHO dan

department kesehatan

2.2.2 Jenis Air Minum

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.907/MENKES/SK/VII/2002

tentang syarat-syarat dan pewadahan air minum antara lain:

a. Air yang didistribusikan ke rumah tangga melalui pipa

b. Air yang didistribusikan melalui tangki air

c. Air kemasan
d. Air minum yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan juga di

peruntukan untuk lansung diminum yang disajikan masyarakat harus

memenuhi syarat kesehatan,air minum harus steril (tidak mengandung

hama penyakit apapun) dan haru memenuhi standar syarat agar tidak dapat

menyebabkan ganguaan kesehatan. Diindonesia standar air minum yang

berlaku dapat diliat dari ketentuan peraturan mentri kesehatan RI

NO.493/MENKES/PER/IV/2010 yang bisa kita lihat meliputi parameter

mikrobiologi, kimia, fisika, dan radioaktif.(19)

2.2.3 Manfaat Air Minum

Air merupakan hal yang paling berharga bagi kehidupan. Sekitar 65-75%

berat badan manusia terdiri atas air dan merupakan media tempat berlangsungnya

hampir setiap proses tubuh. Apabila terjadi kehilangan air dalam tubuh 1-2% akan

menyebabkan rasa haus dan apabila terjadi kehilangan 5% air dalam tubuh dapat

menyebabkan halusinasi, apabila kehilangan 10-15% air dalam tubuh dapat

berakibat fatal dan dapat menyebabkan kematian Pada manusia meskipun

beberapa minggu manusia hidup tanpa makanan dalam kondisi kering, bertahan

dibawah teriknya panas, namun manusia hanya bisa bertahan tanpa air satu atau

dua hari saja. Maka dari itu kekurangan air bukanlah masalah yang bisa

disepelakan dikarenakan dapat menyebabkan kematian kepada manusia.(20, 21)

Volume air tubuh manusia berkisaran rata-rata 65% dari total berat

badannya, dan volume air dalam tubuh sangat bervariasi pada masing masing

orang. Ada beberapa organ tubuh manusia yang paling banyak mengandung air
diantara nya : otak 74,5%, tulang 22%, otot 75,65%, darah 83% dan ginjal 82,7%.

Air diperlukan didalam tubuh manusia untuk melarutkan berbagai jenis zat yang

diperlukan tubuh, dan juga oksigen sebelum dapat memasuki pembuluh-pembuluh

darah yang ada disekitar alveoli harus terlebih dahulu dilarutkan, air juga ikut

menstabilkan dan mempertahankan suhu tubuh dengan cara penguapan keringat

pada tubuh manusia. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

bentuk larutan dengan bantuan air sebagai pelarut. Sehingga kita dapat

menyimpulkan bahwa air sangat berperan penting dalam setiap aktifitas manusia

tentunya untuk bertahan hidup.(1, 19, 22)

2.3 Pengertian Depot Air Minum

Depot air minum adalah suatu usaha atau kegiatan industri yang melakukan

proses pengelolaan air baku menjadi suatu air minum yang berbentuk curah atau

kemasan yang siap minum sehingga dapat dijual langsung kekonsumen. Proses

pengolahan air pada depot air minum dengan menerapkan beberapa prinsip

adalah filtrasi penyaringan dan yang kedua desinfektan. Yang pertama proses

filtrasi, filtrasi dimaksudkan selain untuk memisahkan campuran yang berbentuk

koloid juga dapat memisahkan mikroorganisme yang ada berkembang dalam air,

sedangkan desinfektan digunakan untuk membunuh migroorganime yang masih

tertinggal di air setelah di lakukan filtrasi dan juga langsung mematikan

mikroorganisme yang dapat merusak dan mencemari air baku.(23)


2.4 Higiene Dan Sanitasi Depot Air Minum

2.4.1 Pengertian Higiene Dan Sanitasi Depot Air Minum

Kata “hygiene” berasal dari Bahasa Yunani yang berarti suatu ilmu untuk

membentuk dan menjaga kesehatan.(24, 25)


Pengertian hygiene menurut Depkes

adalah suatu upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan

individu subjeknya. Dengan contoh seseorang mencuci tangan untuk melindungi

kebersihan tangan, dan mencuci gelas untuk melindungi gelas, dan membuang

bagian makanan yang rusak supaya dapat melindungi keutuhan makanan secara

keseluruhan.(23, 26)

Higiene adalah suatu kegiatan atau usaha untuk mencegah terjadinya

penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan kepada kepada perorangan

atau manusia beserta lingkungan dimana orang itu bertempat tinggal dan berada.
(27)
Menurut widyati (2010) dalam kamus besar Bahasa Indonesia, sanitasi adalah

usaha untuk membina atau membantu menciptakan suatu keadaan yang baik

dibidang kesehatan, terutama dibidang kesehatan masyarakat.

Sanitasi adalah suatu kegiatan pencegahan penyakit yang menitikberatkan

kepada kegiatan yang berhubungan pada kesehtan lingkungan dan juga hidup

manusia.(28, 29) Selain itu sanitasi dapat diartikan suatu usaha pencegahan penyakit

yang menitik beratkan kegiatatan kepada usaha -usaha kesehatan dibidang

lingkungan hidup manusia, jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa sanitasi

ditujukan kepada lingkungan sedangkan higiene di tujukan pada orangnya.

Keduanya saling berkaitan satu sama lain untuk sama -sama bertujuan menjaga

kesehatan masyarakat.
2.4.2 Ruang Lingkup Hygiene Dan Sanitasi

Higiene dan sanitasi mempunyai hubungan yang sangat berkaitan satu

sama lain yang tidak dapat dipisahkan. Sehingga dari pada itu higiene dan sanitasi

merupakan suatu kegiatan atau usaha dalam kesehatan masyarakat dengan kata

lain bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang berbasis lingkingungan

terhadap manusia. Higiene dan sanitasi merupakan suatu usaha kesehatan

masyarakat yang mempelajari pengaruh buruk kondisi lingkungan terhadap

kesehatan manusia itu sendiri. Dan juga suatu upaya dalam mencegah berbagai

hal timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan, serta dengan menjadikan

kondisi lingkungan yang sedemikian rupa sehingga terjaminlah pemelihanaraan

kesehatan lingkungan yang mana disebut higiene.(30, 31)

2.4.3 Persyaratan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

Berdasarkan Permenkes RI No.43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi

Depot Air Minum (DAM) meliputi:(32)

1. Tempat

a. Lokasi bebas dari pencemaran dan penularan penyakit

b. Bangunan kuat, aman, mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaanya

c. Lantai kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak

menyerap debu, mudah dibersihkan dan kemiringan cukup landau

d. Dinding kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak

meyerap debu, mudah dibersihkan dan warna yang terang.


e. Atap langit-langit harus kuat, anti tikus, mudah dibersihkan, tidak

menyerap debu, permukaan rata, dan berwarna terang, serta

mempunyai ketinggian cukup.

f. Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan, penyimpanan,

pembagian dan ruang tunggu pengunjung

g. Pencahayaan cukup terang untuk bekerja, tidak menyilaukan dan

tersebar secara merata

h. Ventilasi menjamin peredaran udara dengan baik

i. Kelembapan udara mendukung kenyamanan dalam melakukan

aktifitas

j. Memiliki akses kamar mandi dan jamban

k. Terdapat saluran pembuangan air limbah yang lancar dan tertutup

l. Tempat sampah yang tertutup

m. Terdapat tempat cuci tangan dan sabun bebas dari tikus

2. Peralatan

a. Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan pangan

b. Microfilter dan peralatan desinfeksi masih dalam masa aktif

c. Tandon air baku harus tertutup

d. Sebelum pengisian gallon harus dibersihkan terlebih dahulu

e. Gallon yang telah diisi air tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari

1x24 jam.

f. Mengganti tabung macro filter secara berkala

g. Memiliki lebih dari satu mikro filter


h. Memiliki peralatan sterilisasi berupa ultra violet, ozonisasi , atau

peralatan desinfeksi lainnya

i. Memiliki fasilitas pencucian dan pembilasan botol gallon

j. Memiliki fasilitas pengisian botol gallon dalam ruangan tertutup

k. Memiliki tutup botol gallon baru yang bersih

3. Penjamah

a. Sehat dan bebas penyakit menular

b. Tidak menjadi kuman penyakit

c. Berperilaku higien dan sanitasi setiap melayani konsumen

d. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap melayani

konsumen

e. Menggunakan pakaian kerja bersih dan rapi

f. Melakukan pemerikasaan kesehatan secara berkala minimal sekali

setahun

g. Pemilik/penanggung jawab/ operator memiliki sertifikat telah

mengikuti kursus higien sanitasi depot air minum.

4. Air baku dan air minum

a. Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan pasok air baku

b. Bahan baku memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologi dan kimia

c. Kendaraan tangki air terbuat dari bahan yang tidak dapat melepaskan

zat yang beracun

d. Bukti tertulis sumber air


e. Pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot air minum

dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

f. Kualitas air minum yang dihasilkan memenuhi persyaratan fisik,

mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai standar baku mutu air

minum.
BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian pada umumnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (33) Dalam mewujudkan

tujuan penelitian yang ingin dicapai maka peneliti harus dapat benar-benar

memilih metode yang sesuai dan cocok dengan hal yang akan diteliti.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di depot air minum Kawasan kerja Puskesmas

Pauh Kota Padang Tahun 2020. Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Januari

sampai Mei 2020.

3.3 Penentuan Informan

Penentuan informan dalam penelitian ini adalah dengan Teknik Purposive

Sampling . Purposive Sampling adalah Teknik untuk menentukan sampel

penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu bertujuan agar data yang

diperoleh nantinya bias lebih representative. (34) Dalam penelitian ini informan

yang dipilih adalah depot-depot air minum yang tidak melakukan pemeriksaan

labor di wilayah kerja puskesmas Pauh Kota Padang supaya mudah memperoleh

hasil yang akan diteliti.

Informan dalam penelitian adalah :


Tabel 1 Data Informan Di Puskesma Pauh Padang Dan Depot Air Minum

no Informan Metode Jumlah

Koordinator higiene sanitasi


1 wawancara 1
puskesmas

2 pemilik depot air minum wawancara 10

3 pekerja depot air minum wawancara 10

4 pengantar tangki air wawancara 10

5 Pengantar Air Galon wawancara 10

  Total    41

3.4 Sumber Data Penelitian

Sumber data adalah dari mana data itu diperoleh, Sumber data penelitian

didefenisikan sebagai sumber dari mana data dapat diperoleh, data apa saja yang

dikumpulkan dan bagaimana data dijaring sehingga validitasnya dapat terjamin.

Sedangkan sumber data penelitian ini dibagi dua yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama atau

orang yang diwawancarai. Data primer adalah orang yang dapat memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi tempat penelitian, Dalam penelitian ini data

primer diperoleh dengan wawancara mendalam menggunakan lembar ceklis dan

quisioner terhadap kepala hygiene dan sanitasi Puskesmas Pauh Kota Padang,
pemilik, serta pekerja depot air minum isi ulang yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Pauh Kota Padang.

Informan dari data primer adalah sebagai berikut :

a. Koordinator higiene dan sanitasi Puskesmas Pauh Kota Padang

b. Pemilik depot air minum

c. Pekerja depot air minum

d. Pengantar galon

e. Pembawa mobil tangki air minum

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung keperluan penelitian. Data

sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen, buku-buku jurnal dan hasil

penelitian tentang higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang. Data sekunder

ini diharapkan dapat membantu dan melengkapi data primer. Data sekunder ini

dapat membantu dalam mendapatkan bukti maupun bahan yang akan diteliti.

Sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitiannya dengan maksimal.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pada umumnya dalam penelitian kualitatif, peneliti dapat memilih Teknik

pengumpulan data antara lain wawancara mendalam, observasi, analisis dokumen

analisis media.(35) Metode yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data

adalah :

1. Metode wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan tujuan mendapatkan keterangan

tentang suatu hal atau masalah.(36) Metode wawancara bertujuan memperoleh

bentuk-bentuk informasi tertentu mengenai masalah peneliti secara langsung,

sehingga data yang didapatkan lebih baik. Pada tahap ini peneliti bertanya

langsung kepada koordinasi higiene dan sanitasi pihak puskesmas, pemilik serta

pekerja depot air minum yang berada di Kawasan kerja Puskesmas Pauh Kota

Padang.

2. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan

secara cermat dan sistematik. Observasi pada hakikatnya merupakan kegiatan

dengan menggunakan panca indra, bias dengan pendengaran, penglihatan dan

penciuman untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.Observasi dilakukan

agar mendapatkan data atau informasi yang riil seseuai dengan peristiwa atau

kejadian.(37) Observasi merupakan pengumpulan data dengan cara pengamatan

langsung terhadap objek penelitian kususnya pada masalah yang sedang diteliti. (38)

Peneliti melakukan observasi untuk melihat langsung higiene dan sanitasi serta

proses pemindahan air dari tangki mobil ke tempat penyimpanan pada depot air

minum tersebut.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah Teknik pengambilan data berupa dokumen

seperti catatan, buku, surat, hasil foto, hasil rapat, jurnal dan sebaginya(38)

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data


tambahan tentang objek penelitian. Adapun dokumen dalam penelitian ini

diantaranya:

a. Permenkes RI no 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum

b. Depkes RI peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492 tentang

persyaratan kualitas air minum

c. Depkes RI system Kesehatan Nasional 2009

d. Dokumen dari Puskesmas Pauh Kota Padang

e. Dan Jurnal penelitian lainnya

3.6 Instrument Penelitian

Instrument Penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data, instrument penelitian dapat berupa kuisioner, observasi dan

formulir lainya yang berkaitan dengan pencatatan data.(39) Adapun instrument

yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Instrument penelitian kualitatif yaitu peneliti sendiri. Instrument kualitatif berguna

sebagai menetapkan focus penelitian, pemilih informan, menialai kualitas data,

analisis data dan membuat kesimpulan.

2. Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan data secara langsung dengan

memberikan pertanyaan dengan bertatapan langsung.

3. Observasi digunakan untuk membuat daftar pertanyaan dan melihat langsung data

yang ada dilapangan

4. Dokumen digunakan untuk mencatan informasi dari informan


5. Handphone digunakan untuk merekam dan mengambil foto data-data yang

berhubungan dengan penelitian.

3.7 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data kualitatif yang telah dikumpulkan diolah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Mencatat secara rinci data yang telah dikumpulkan serta merangkum dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting

2. Penyajian Data

Setelah direduksi data disajikan dalam bentuk uraian singkat, hubungan antar

kategori atau teks yang bersifat naratif atau dapat disajikan dalam bentuk narasi.

3. Penarikan Kesimpulan Dan Verifikasi

Setelah penyajian data, selanjutnya data tersebut ditarik kesimpulan dan

memverifikasinya.

3.8 Teknik Analisa Data

Analisis data yang digunakan adalah membandingkan temuan dengan

teori-teori yang ada dan analisis segera dilakukan setelah melakukan wawancara

untuk menghindari kesalah.(40) Untuk menetapkan data diperlukan Teknik

pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Untuk menjaga keabsahan

data maka peneliti menggunakan teknik triangulasi. Yang dimaksud dengan

teknik triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang dimanfaatkan untuk


keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang telah

didapatkan. Ada dua macam triangulasi, yaitu :

1. Triangulasi dengan sumber

Triangulasi dengan sumber yaitu membandingkan dan mengecek kembali

informasi dan fakta yang diperoleh melalui sumber lainnya agar informasi yang

diperoleh sama. Hal ini dapat dicapai dengan cara :

a. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang

dikatak secara pribadi

b. Membandingkan hasil pengamatan pribadi dengan hasil wawancara

c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen

d. Membandingkan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat seperti pendapat

rakyat biasa, yang berpendidikan menengah yang berpendidikan tinggi atau pun

orang pemerintahan

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode adalah metode yang dilakukan dengan pengecekan

pada hasil penelitian dengan beberapa metode pengumpulan data lainnya dan

pengecekan pada beberapa sumber datadengan metode yang sama. Pada penelitian

ini metode yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.


Daftar Pustaka

1. Susana T. Air sebagai sumber kehidupan. Jurnal Oseana. 2003;17(3):17-25.


2. Suyono B. Ilmu kesehatan masyarakat dalam konteks kesehatan lingkungan. Jakarta:
EGC. 2010:84-6.
3. Mirza MN. Hygiene Sanitasi dan jumlah Coliform air minum. KEMAS: Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 2014;9(2):167-73.
4. Shyamala R, Shanthi M, Lalitha P. Physicochemical analysis of borewell water samples
of Telungupalayam area in Coimbatore District, Tamilnadu, India. Journal of chemistry.
2008;5(4):924-9.
5. Momba MN, Malakate VK, Theron J. Abundance of pathogenic Escherichia coli,
Salmonella typhimurium and Vibrio cholerae in Nkonkobe drinking water sources. Journal of
water and health. 2006;4(3):289-96.
6. Wilcock IM, Cronin JB, Hing WA. Physiological response to water immersion. Sports
medicine. 2006;36(9):747-65.
7. Brown A, Matlock MD. A review of water scarcity indices and methodologies. White
paper. 2011;106:19.
8. Wandrivel R, Suharti N, Lestari Y. Kualitas air minum yang diproduksi depot air minum
isi ulang di Kecamatan Bungus Padang berdasarkan persyaratan mikrobiologi. Jurnal Kesehatan
Andalas. 2012;1(3).
9. Harsojo H, Darsono D. Studi Kandungan Logam Berat dengan Analisis Aktivasi Neutron
dan Mikroba Patogen pada Jeroan Serta Daging Sapi. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi.
2016;9(2).
10. Bambang AG. Analisis cemaran bakteri coliform dan identifikasi Escherichia coli pada
air isi ulang dari depot di Kota Manado. Pharmacon. 2014;3(3).
11. Depkes R. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 492.
MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, 2010.
12. Rahmi TU. ANALISIS KANDUNGAN TOTAL COLIFORM PADA AIR GALON
DAN HIGIENE SANITASI PERORANGAN KONSUMEN DOMESTIK DEPOT AIR MINUM
ISI ULANG DI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG: Universitas Andalas; 2018.
13. Permenkes R. Persyaratan Kualitas Air Minum. 2010.
14. Qolin L. Faktor Yang Berhubungan Dengan Sanitasi Depot Air Minum Di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Tahun 2018: Universitas Andalas; 2018.
15. Fawell J, Bailey K, Chilton J, Dahi E, Magara Y. Fluoride in drinking-water: IWA
publishing; 2006.
16. Afifah AFPW. IDENTIFIKASI KADAR ION FLUORIDA (Fˉ) PADA DEPOT AIR
MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KELURAHAN LUBUK BUAYA KECAMATAN KOTO
TANGAH KOTA PADANG: Universitas Andalas; 2018.
17. Larisa RP. HUBUNGAN SARANA AIR BERSIH DENGAN KEJADIAN DIARE
PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH TAHUN 2016: Universitas
Andalas; 2017.
18. Alfatah A, Lestari SPS-M, Si S. Bahas Tuntas 1001 Soal Fisika SMP Kelas VII, VIII, IX:
Pustaka Widyatama; 2009.
19. Mulia RM. Kesehatan lingkungan. 2005.
20. Bornemann G, Waßer K, Tonat T, Moeller R, Bohmeier M, Hauslage J. Natural microbial
populations in a water-based biowaste management system for space life support. Life sciences in
space research. 2015;7:39-52.
21. Asiah N. Air dan Gangguan Fungsi Kognitif. Majalah Kesehatan Pharmamedika.
2013;5(1).
22. Lalage Z. Hidup sehat dengan terapi air. 2015.
23. WAHYUDI D. STUDI SANITASI BERDASARKAN ASPEK TEMPAT PADA DEPOT
AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA PONTIANAK 2017.
24. Stretch JA, Southgate HA. Food hygiene, health and safety: Pitman; 1991.
25. Topowijono T. Penerapan Hygiene dan Sanitasi Dalam Upaya Peningkatan Mutu
Kualitas Food and Baverage (Studi Pada Pantai Konang Desa Ngelebeng Kecamatan Panggul
Kabupaten Trenggalek). Jurnal Administrasi Bisnis. 2018;58(2):146-54.
26. Supriyanto T. Wahyudi. 2010. Proses Produksi Etanol oleh Saccharomyces cerivisiae
dengan Operasi Kontinyu pada Kondisi Vakum, Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro,
Semarang.
27. Purnawijayanti HA. Sanitasi Higiene & Keselamatan Kerja Dlm Pengolh Makanan:
Kanisius; 2001.
28. Rahmawati V, Suparyanti R. HUBUNGAN PERILAKU VULVA HYGIENE DENGAN
KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS XI PENJUALAN SMK N 1 GODEAN
SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2011: Universitas' Aisyiyah Yogyakarta; 2011.
29. Wahyudi AS, Asmoro CP, Suarilah I. Faktor yang Berhubungan dengan Personal
Hygiene Saat Menstruasi. Jurnal Kesehatan Manarang: Universitas Airlangga. 2018.
30. Depkes RI. Sistem kesehatan nasional. Jakarta; 2009.
31. Faisal F. Gambaran Kondisi Higiene dan Sanitasi Depot Terhadap Kualitas Fisik Air pada
Depot Air Minum di Kecamatan Manggala Kota Makassar Tahun 2012: Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar; 2012.
32. Permenkes R. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014,
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014:3-23.
33. Subana M. Dasar-dasar penelitian ilmiah. 2005.
34. Sugiyono D. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. xiii. 2010.
35. Bungin B. Metodologi Penelitian Kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan publik, dan
ilmu sosial lainnya. Jakarta: Prenada Media Group. 2011.
36. Rachmawati IN. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif: wawancara. Jurnal
Keperawatan Indonesia. 2007;11(1):35-40.
37. Rahardjo M. Metode pengumpulan data penelitian kualitatif. 2011.
38. Margono S. Metodologi penelitian pendidikan: komponen MKDK. Jakarta: Rineka Cipta.
2007.
39. Notoatmodjo S. Metododologi Penelitian Kesehatan. 2010.
40. Moleong L. J.(2016). Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Rosda.

Anda mungkin juga menyukai