Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN


“PENGUKURAN PARAMETER pH PADA AIR
MENGGUNAKAN WATER TEST KIT”
Dosen Pengampu : Reni Suhelmi, S.K.M., M.Kes

Disusun Oleh :
Nama : Rizky Anjelina
NIM : 2111102414030
Kelompok :4

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyusun laporan praktikum Analisis Kualitas Lingkungan
yang berjudul “Pengukuran Parameter pH Pada Air Menggunakan Water Test Kit”
dengan baik.

Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan, serta untuk memberikan
penjelasan mengenai tata cara pengukuran parameter pH yang sesuai dengan
standar. Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih atas bantuan
waktu, tenaga serta pikiran kepada Ibu Reni Suhelmi, S.KM., M.Kes selaku dosen
mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan, dan kepada kakak-kakak asisten dosen
yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Namun dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu saya harap kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak agar kedepannya dapat lebih baik dalam menyusun laporan. Akhir kata
semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi saya serta kelompok
kami.

Samarinda, Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 4

1.2. Tujuan ....................................................................................................... 7

1.3. Manfaat ..................................................................................................... 7

BAB II TINJAUN PUSTAKA ........................................................................... 8

2.1. Tinjauan Umum Tentang Air ..................................................................... 8

2.2. Tinjauan Umun Tentang Parameter pH ...................................................... 8

2.2. Dampak Air Dengan pH Asam .................................................................. 9

2.4. Dampak Air Dengan pH Basa .................................................................... 9

BAB III ALAT DAN BAHAN ......................................................................... 10

3.1. Alat ......................................................................................................... 10

3.2. Bahan ...................................................................................................... 10

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 12

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 12

5.2. Saran ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

DOKUMENTASI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia. Air sebagai salah satu
sumber daya alam yang dapat terus diperbarui menjadikan kebutuhan makhluk
hidup terhadap air akan terus terpenuhi. Ketersediaan air di bumi selalu konstan
yang mana air tidak akan mengalami penambahan atau pengurangan karena air
mengalami siklus hidrologi. Air menjadi suatu unsur yang amat penting guna
menopang keberlangsungan hidup untuk semua manusia. Dalam kehidupan
sehari-hari air diperuntukan antara lain sebagai pemenuh kebutuhan air minum,
mandi, memasak, mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat, dan menjadi
media yang membawa bahan buangan industry. (April Sitindaon &
Situmorang, 2019)
Sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari air diperoleh dari berbagai sumber
yaitu, air permukaan, air tanah, air hujan serta air pegunungan. Meskipun
kebutuhan air di bumi akan selalu terpenuhi, namun kualitas dan kuantitas air
juga terus mengalami perubahan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan
jumlah populasi manusia dan aktivitas yang menggiringinya. Dengan
meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk ini mengakibatkan tidak semua
komponen masyarakat dapat memenuhi kebutuhan air bersihnya. (Rohmawati
& Kustomo, 2020)
Air bersih merupakan air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, yang mana air dapat dikatakan air bersih ialah air yang dapat
memenuhi persyaratan bagi sistem peyediaan air minum. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010,
Persyaratan yang dimaksud yakni dari segi kualitas air yang meliputi kualitas
fisik, kimia, biologi, dan radiologis, sehingga aman dikonsumsi dan tidak
menimbulkan efek samping pada kesehatan. Persyaratan tersebut harus
seimbang untuk mewujudkan air yang layak dikonsumsi, apabila ada salah satu

4
dari ketiga parameter tersebut tidak memenuhi syarat tersebut maka air tersebut
dikatakan tidak layak dikonsumsi dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Kebutuhan akan sumber air bersih menjadi sumber permasalahan saat ini,
yang mana pemanfaatan sumber mata air yang digunakan mesyarakat tidak
dapat difungsikan secara maksimal lagi dikarenakan adanya pencemaran dan
perubahan ekosistem pada sumber air dan kondisi perairan yang buruk
mengakibatkan menurunnya kualitas air sehingga tidak layak untuk
dikonsumsi dan pemenuh keperluan kehidupan sehari-hari lainnya. (Yoga,
2020)
Penurunan kualitas air yang terus terjadi disebabkan oleh adanya berbagai
sumber pencemar yang masuk dan terakumulasi di dalam air permukaan, yang
antara lain dapat berasal dari kegiatan produktif dan non-produktif dari
pemukiman dan kegiatan yang terjadi di badan perairan. Sumber pencemaran
air berdasarkan karakteristik limbah yang dihasilkan dibagi menjadi dua, yaitu
limbah domestik yang berasal dari aktivitas sehari-hari masyarakat disekitar
perairan dan limbah non-domestik yang umumnya berasal dari aktivitas
industri, peternakan, perikanan, pertanian, pertambangan atau yang bukan
berasal dari wilayah pemukiman. (Melinda & Siswandi, 2021)
Permasalahan penurunan kualitas pada air yang disebabkan oleh adanya
limbah domestik dan limbah non-domestik seperti limbah industri menjadikan
air tidak layak untuk dipergunakan sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari.
Khususnya pada limbah industri ataupun limbah rumah tangga, penurunan
kualitas air yang di akibatkan oleh adanya sektor industri dan aktivitas
masyarakat hampir terjadi di seluruh wilayah perairan di Indonesia, seperti
halnya yang terjadi pada perairan di Kota Samarinda yang berada di Provinsi
Kalimantan Timur. Banyak dari sektor industri dan aktivitas masyarakat yang
berada di sekitar perairan yang membuang sisa limbah bahan kimia nya
langsung pada perairan. Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian yang
dilakukan oleh Ridwan et al, (2019) pada perairan Sungai Karang Mumus
bagian hilir Kota Samarinda, yang menyatakan sungai dalam kondisi tercemar
akibat dari pembuangan limbah sisa bahan kimia yang digunakan dalam proses

5
pengolahan dan pembersihan pada sektor industri dan aktivitas masyarakat di
sekitar perairan tersebut yang disebut dengan limbah surfaktan yang langsung
di alirkan ke badan sungai sehingga mengakibatkan timbulnya masalah
penurunan kualitas pada air. Dengan adanya zat kimia yang terkandung di
dalam perairan, dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi karbondioksida
(CO2) dan senyawa yang bersifat asam. Air dengan tingkat derajat keasaman
tertentu atau yang disebut dengan pH air adalah ukuran untuk menentukan sifat
asam dan basa pada air. Air yang mengandung pH dengan tingkat tertentu
apabila dikonsumsi memberikan manfaat bagi kesehatan seperti dapat
mengatur tingkat pH pada tubuh dan mencegah penyakit pada tulang, namun
apabila air dengan tingkat pH tinggi dan dikonsumsi secara terus menerus oleh
manusia akan mengganggu kesehatan. Umumnya derajat keasaman atau pH
yang tinggi pada tubuh akan mengakibatkan ginjal bekerja lebih berat, serta
akan menyebabkan senyawa kimia yang ada pada tubuh manusia berubah
menjadi racun yang dapat menggagu kesehatan. (Hamidah, 2020)
Selain pada Sungai Karang Mumus bagian hilir, Polder Air Hitam menjadi
salah satu perairan di Kota Samarinda yang air nya dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai sumber pemenuh kebutuhan sehari-hari seperti, mencuci,
mandi, dan kebutuhan lainnya. Polder Air Hitam merupakan tempat yang
dijadikan sebagai penampung air untuk mengendalikan banjir yang terjadi pada
Kota Samarinda. Polder dibangun guna difungsikan sebagai tempat
penampung air sementara yang berasal dari air hujan langsung dan aliran dari
sistem untuk kemudian diresapkan ke dalam tanah, tidak hanya itu pada
perairan tersebut juga terdapat ekosistem di dalamnya. Kondisi kualitas air di
Polder Air Hitam sangat dipengaruhi oleh adanya bahan pencemar yang berasal
dari limbah domestik dan non-domestik serta banyaknya sampah yang sengaja
di buang kedalam polder. Hal ini lah yang dapat mempengaruhi terus
menurunya kualitas air yang digunakan masyarakat sebagai pemenuh
kebutuhan sehari-hari.
Kandungan bahan-bahan kimia yang berada di dalam air berpengaruh
terhadap kesesuaian penggunaan air. Secara umum karakteristik kimiawi pada

6
air salah satu nya ialah pH. pH menyatakan tingkat derajat keasaman dan
alkalinitas dari suatu cairan encer, dan mewakili konsentrasi ion hidrogennya.
pH merupakan parameter yang berperan penting dalam analisis kualitas air,
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017, rentang nilai
pH air yang memenuhi standar unutk keperluan higiene dan sanitasi yaitu
sebesar 6,5-8,5. Rentang nilai pH tersebut sama dengan standar air untuk
keperluan air minum yang termuat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492 Tahun 2010. Nilai pH yang lebih rendah dari 6,5 atau pH asam dapat
meningkatkan korosifitas pada logam, menimbulkan rasa tidak enak, berbau
dan dan berwarna. (Hasrianti & Nurasia, 2016)
Pada praktikum ini dilakukan untuk pengujian terhadap kualitas air dengan
parameter pH, pengujian derajat keasaman atau pH air ini dilakukan dengan
menggunakan metode Water Test Kit. Berdasarkan latar belakang tersebut
maka praktikum pengukuran pH air ini bertujuan untuk mengetahui nilai pH
yang terkandung dalam air di Polder Air Hitam dengan menggunakan metode
Water Test Kit, serta untuk mengetahui mengenai kelayakan konsumsi pada air
tersebut.

1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum pengujian parameter pH pada air di Polder Air
Hitam ialah :
1. Untuk mengetahui nilai pH yang terdapat dalam air di Polder Air Hitam
menggunakan metode Water Test Kit.
2. Untuk mengetahui mengenai kelayakan air tersebut untuk di konsumsi.

1.3. Manfaat
Melakukan praktikum pengujian parameter pH pada air ialah agar dapat
mengetahui nilai pH yang terdapat pada air serta bagaimana cara kerja metode
Water Test Kit yang sesuai dengan standar.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Tentang Air


Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan manusia serta makhluk hidup lainya. Air menjadi salah satu
komponen abiotik dari sebuah ekosistem (lingkungan). Dalam ilmu kimia air
merupakan substansi atom Oksigen dan dua atom Hidrogen, oleh sebab itu air
memiliki rumus kimia H2O. Umumnya air memiliki sifat sebagai pelarut yang
artinya air dapat melarutkan zat kimia lainnya. Air dengan kondisi standar
memiliki sifat, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak memiliki rasa.
(Kiswanto, 2021)
Air permukaan merupakan air yang terkumpul di atas permukaan tanah, baik
dalam kondisis mengalir atau diam. Air permukaan meliputi Sungai, Danau,
Laut, Mata Air. Air permukaan dengan sumber yang berasal dari Sungai atau
Danau merupakan sumber air utama dan sangat penting dalam menunjang
pemenuh kebutuhan manusia, mulai dari sumber air minum, kegiatan rumah
tangga, industri, irigasi hingga pembangkit listrik. Umumnya air yang
bersumber dari air permukaan, ialah air yang kurang baik untuk langsung
dikonsumsi manusia, oleh karena itu air permukaan membutuhkan adanya
pengolahan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan. (Armus, 2021)
2.2. Tinjauan Umun Tentang Parameter pH
pH merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hidrogen dalam suatu
perairan. Umumnya nilai pH menunjukkan seberapa besar tingkat asam atau
basa suatu perairan. pH didefinisikan sebagai logaritma dari resiprokal atau
aktivitas ion hidrogen secara matematis dinyatakan sebagai pH = log 1/H+ yang
mana H+ adalah banyaknya ion hidrogen dalam mol per liter larutan.
Kemampuan air untuk mengikat atau melepas ion hidrogen yang akan
menunjukan apakah larutan tersebut bersifat asam atau basa. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010, nilai pH pada air yang
memenuhi persyaratan kualitas air unuk air minum berkisar 6,5-8,5. Perairan

8
dengan nilai pH = 7 adalah netral, dan pada pH < 7 dikatakan kondisi perairan
bersifat asam, sedangkan pada pH > 7 dikatakan dalam kondisi basa.
(Masriatini & Novita Sari, 2019)
2.2. Dampak Air Dengan pH Asam
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010, nilai pH
netral yaitu 6,5-8,5, maka air yang memiliki pH kurang dari 7 dinyatakan
bersifat asam. Air dengan kandungan pH asam apabila dikonsumsi oleh
manusia akan menyebabkan senyawa kimia dalam tubuh manusia berubah
menjadi racun yang dapat mengganggu kesehatan. pH dalam keadaan asam
juga akan melarutkan logam besi (Fe) sehingga jika bereaksi pada air akan
terbentuk ion ferro dan ferri, yang mana ferri akan mengendap dan tidak akan
larut didalam air serta tidak dapat dilihat secara langsung yang mengakibatkan
air menjadi berwarna, berbau, dan berasa. Semakin rendah pH maka sifat
korosinya semakin tinggi. (Hamidah, 2020)

2.4. Dampak Air Dengan pH Basa


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010,
menyatakan bahwa nilai pH air netral yang layak untuk dikonsumsi yaitu 6,5-
8,5. Maka air yang memiliki pH lebih dari 7 dinyatakan bersifat basa atau
disebut juga dengan air alkali. Air dengan kandungan pH basa dapat
mempengaruhi kehidupan organisme akuatik yang ada di dalam perairan, serta
menyebabkan keseimbangan antara ammonium dan ammoniak dalam air
terganggu. Air dengan kandungan pH basa tidak berdampak langsung pada
kesehatan, tetapi air dengan kandungan pH basa dapat mempengaruhi rasa pada
air. Namun mengkonsumsi air dengan kandungan pH yang tinggi dapat
berisiko menyebabkan alkalosis, kondisi ini dapat mengurangi kadar kalsium
dalam tubuh, sehingga memicu kerusakan pada tulang. (Yulianti, 2016)

9
BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat
Praktikum ini menggunakan alat-alat sebagai berikut :
a. Water Test Kit HACH
b. Botol sampel air
c. Tabung (tube)
d. Handscoon
e. Buku catatan pengukuran parameter
f. pH Color Disc
g. Color Comparator Box
3.2. Bahan
Praktikum ini menggunakan bahan sebagai berikut :
a. Sampel air dari polder air hitam
b. larutan pH Indikator Solution

10
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum pengukuran nilai pH pada air yang dilakukan di Polder Air
Hitam oleh mahasiswa kesehatan lingkungan pada Jumat, 14 Oktober 2022. Pada
pelaksanaan praktikum pengukuran nilai pH kali ini menggunakan metode Water
Test Kit HACH. Berikut prosedur cara kerja dengan menggunakan metode water
test kit HACH :
1. Disiapkan alat dan bahan praktikum yang akan digunakan
2. Masukkan pH Color Disc ke dalam Color Comparator Box hingga melekat
pada jarum penahan yang berada di tengah
3. Dituangkan sampel air pada dua tabung sebanyak 5 ml atau sama dengan
garis bawah pada tabung tersebut
4. Letakkan tabung pertama ke dalam Color Comparator Box pada bagian
sebelah kiri.
5. Tambahkan larutan pH Indikator Solution sebanyak enam tetes dan
homogenkan
6. Letakkan tabung kedua ke dalam Color Comparator Box pada bagian
sebelah kanan.
7. Arahkan Color Comparator Box yang berisi dua tabung dan arahkan pada
sumber cahaya matahari. Kemudia cocokkan warna kedua tabung tersebut
dan baca hasil nya.
Hasil yang di dapat dari pengukuran parameter pH pada air Polder Air Hitam
diperoleh nilai pH 7. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun
2017, rentang nilai ph air yang memenuhi standar untuk kegunaan higiene sanitasi
yaitu sebesar 6,5-8,5. Nilai tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 492 Tahun 2010 yang menyatakan standar air yang diperuntukan sebagai
air minum. Maka hasil dari pengukuran parameter pH sampel air Polder Air Hitam
dinyatakan layak untuk dikonsumsi serta keperluan higiene sanitasi karena hasil
tidak melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan.

11
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan praktikum pengukuran nilai pH air
yang dilakukan di polder air hitam pada Jumat, 14 Oktober 2022 oleh
mahasiswa kesehatan lingkungan, dapat diberikan kesimpulan yaitu :
1. Nilai pH pada sampel air adalah 7.
2. Berdasarkan standar pH menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32
Tahun 2017, serta Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010,
yang menyatakan nilai ambang batas yang diperuntukan sebagai air minum
dan higiene sanitasi yaitu 6,5-8,5. Jadi dapat disimpulkan bahwa air tersebut
layak untuk dikonsumsi serta memenuhi keperluan higiene sanitasi.
5.2. Saran
1. Saran untuk mahasiswa, dalam melaksanakan praktikum mahasiswa
diharapkan untuk harus berhati-hati dan teliti dalam pelaksanaan dan
pengukuran nilai pH serta dalam penggunaan peralatan laboratorium.
2. Saran untuk masyarakat yang berada di sekitas area polder air hitam, untuk
sebaiknya ikut serta dalam pengendalian pencemaran air, mulai dari
mengendalikan limbah domestik dan limbah non-domestik seperti limbah
industri agar tidak langsung di alirkan ke dalam perairan. Serta dibutukan
kesadaran masyarakat untuk tidak terus menerus membuang sampah ke
dalam perairan, agar air terus dapat mempertahankan kualitas air.
3. Saran untuk pemerintah, agar dapat berperan aktif untuk lebih
memperhatikan kelayakan air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat
agar tidak melebihi nilai ambang batas pH air. Serta memberikan
pengawasan terhadap pelaku usaha pada sektor industri di sekitar perairan
untuk tidak membuang limbahnya langsung pada perairan, agar air tetap
aman untuk dikonsumsi dan digunakan untuk kebutuhan higiene sanitasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

April Sitindaon, S. R. (2019). Analisis Kualitas Air Sumur Gali Dengan Metode
Konduktivitas Listrik di Desa Sitiris-Tiris Kecamatan Andam Dewi
Kabupaten Tapanuli Tengah. Jurnal Fisika Universitas Negeri Medan, 7 (3).
Armus, R. (2021). Pengembangan Sumber Daya Air. Yayasan Kita Menulis.
Hasrianti, & Nurasia. (2016). Analisis Warna, Suhu, pH Dan Salinitas Air Sumur
Bor Di Kota Palopo. Jurnal Elektronik Universitas Cokroaminoto, 2 (1),
747-896.
Kiswanto, H. (2021). Fisika Lingkungan Memahami Alam Dengan Fisika. Banda
Aceh: Syiah Kuala University Press.
Masriatini, R., & Novita Sari, Z. I. (2019). Analisis Kualitas Fisik Air Sungai
Lematang Di Kabupaten Lahat. Jurnal Redoks, 3 (1).
Melinda, T., & Siswandi, E. (2021). Kajian Kualitas Air Waduk Batujai Dalam
Upaya Pengendalian Pencemaran Air di Kabupaten Lombok Tengah
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal Teknik Lingkungan, 7 (2), 211-224.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum. Kementerian Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum.
Kementerian Kesehatan
Ridwan, R. M. et al, (2019). Studi Kadar Surfaktan Pada Perairan Karang Mumus
Bagian Hilir Kota Samarinda. Jurnal Aquarie, 6 (2).
Rohmawati, Y., & Kustomo. (2020). Analisis Kualitas Air Pada Reservoir PDAM
Kota Semarang Menggunakan Uji Parameter Fisika, Kimia, dan
Mikrobiologi serta Dikombinasikan Dengan Analisis Kemometri.
Walisongo Journal of Chemistry, 3 (2), 100-107.
Wanda Hamidah, C. C. (2020). Analisis Kadar pH, Total Dissolved Solid (TDS)
dan Mn Pada Air Sumur Gali DI Kabupaten Cirebon. Indonesia Journal of
Chemistry Research, 5 (1), 8-15.
Yoga, I. G. (2020). Analisis Hubungan Kondisi Fisik Dengan Kualitas Air Pada
Sumur Gali Plus di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Selatan. Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 6 (2), 52-63.

13
Yulianti, R. (2016). Dampak Limbah Penambangan Emas Tanpa Izin (Peti)
Terhadap Kualitas Air Sungai Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi
Jambi. Bulletin of Scientific Contribution, 14 (3), 251-262.

14
DOKUMENTASI

Larutan pH Indikator Solution pH Color Disc

Dituangkan sampel air kedalam dua


Color Comparator Box
tabung (tube)

Tambahkan Larutan pH Indikator


Sampel air yang telah ditambahkan
Solution sebanyak enam tetes pada
Larutan pH Indikator Solution
satu tabung

15
Letakkan tabung sampel air tanpa
Arahkan Color Comparator Box pada
campuran di sebelah kiri, dan tabung
sumber cahaya matahari untuk
sampel air dengan tambahan larutan
disesuaikan warna keduanya dan lihat
pH Indikator Solution di sebelah
hasilnya.
kanan.

16

Anda mungkin juga menyukai