Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah

Praktikum Dasar Kesmas

Dosen pengampu : Imam Cahyo Yuwono ,SKM.,MSi

Disusun oleh : Kelompok 2

Firman 244020015

Futri Fauziah 244020011

Nuni nasiah 244020015

Windi sumarni 244020018

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GARUT

Jl. H.hasan arief No.02 Haurpanggung, Kec.Tarogong kidul

Kab.Garut Jawa barat


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadiran Illahi Rabbi yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan

Laporan Praktikum Dasar Kesmas yang di selenggarakan pada tanggal 20 juni

sampai 22 juni 2022.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak mungkin terselesaikan tanpa

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun

mengucapkan terimakasih sebesar - besarnya kepada :

H.Nurholis Majid, S.K.M.,M.Kes. selaku Kepala Labkesda Garut

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan praktikum ini

masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penyusun memohon kritik dan

saran yang bersifat membangun demi perbaikan dalam pembuatan laporan

selanjutnya.

Garut, 22 Juni 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum...................................................................................................2
1.3 Manfaat praktikum..................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
2.1 Air..............................................................................................................................3
2.2 Logam besi................................................................................................................4
2.3 Logam mangan.........................................................................................................5
BAB III................................................................................................................................6
METODE PRAKTIKUM..................................................................................................6
3.1 Waktu praktikum....................................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan.........................................................................................................6
3.3 Prosedur Kerja pengambilan sampel air bersih...................................................6
BAB IV................................................................................................................................8
PEMBAHASAN.................................................................................................................8
4.1 Cara Menurunkan pH air dengan menggunakan Tawas....................................8
4.2 Cara Menurunkan Kandungan Besi (Fe) dalam Air menggunakan metode
Aerasi...............................................................................................................................9
4.3 Cara Menurunkan Mangan dalam Air................................................................10
BAB V................................................................................................................................11
PENUTUP.........................................................................................................................11
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................11
5.2 Saran.......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................13
LAMPIRAN......................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,


karena air merupakan salah satu media penularan penyakit, misalnya penyakit diare.
Supaya air yang masuk ke tubuh manusia, baik berupa minuman atau makanan tidak
menyebabkan atau pembawa bibit penyakit, mutlak diperlukan pengolahan air.
Pengolahan air yang berasal dari sumber atau dari jaringan transmisi atau distribusi
diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit
dengan air yang sangat diperlukan.

Air merupakan salah satu kebutuhan bagi kehidupan manusia. Tubuhmanusia terdiri
dari air kira-kira 70 % dari berat badannya. Untuk kelangsunganhidup, manusia
membutuhkan air yang jumlahnya tergantung pada berat badan.

Seiring dengan perubahan zaman, terjadi peningkatan jumlah penduduk yang tinggi
dari tahun ke tahun dan disertai dengan permasalahan lingkungan, salah satunya adalah
masalah pencemaran air. Menurut PP Nomor 82 Tahun 2001, pencemaran air adalah
masuknya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam air yang disebabkan
karena adanya aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga kualitas air menurun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukkannya.
Pencemaran air ini dapat diatasi dengan melakukan berbagai upaya dan kerjasama
antara pemerintah dengan masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi permasalahan ini adalah dengan mengukur kualitas air menggunakan
parameter uji seperti temperatur, pH.Menurut PERMENKES No. 416 tahun 1990, kadar
Fe dalam air bersih maksimum yang diperbolehkan adalah 1 mg/l, batas pH air layak
minum berkisar 6.5-9.0, angka kesadahan maksimum 500 mg/l.Nilai pH air diukur
dengan menggunakan pH meter, dimana pengukuran ini bertujuan untuk
mengekspresikan kondisi keasaman (konsentrasi ion hidrogen) pada air. Skala pH
berkisar antara 1-14, dimana kisaran nilai pH 1-7 termasuk kondisi asam, pH 7-14
termasuk kondisi basa, dan pH 7 adalah kondisi netral.
2

1.2 Tujuan Praktikum

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui cara pengkuran pH,penurunan Mangan dan besi pada si bersih
perpipaan
1.2.2 Tujuan khusus

1. Mahasiswa mampu Mengetahui cara pengambilan sampel dengan kimia dan


bakteriologi.

2. Mahasiswa mampu Mengetahui bagaimana penurunan pH pada air bersih agar pH


air netral.

1.3 Manfaat praktikum

1.3.1 Manfaat Ilmiah

1. Menambah wawasan, pengalaman, dan keterampilan dalam melakukanpenelitian


Pengelolaan air bersih
2. Memberikan informasi kepada mahasiswa dan peneliti selanjutnya sebagai bahan
rujukan dan masukan untuk penelitian di bidang kualitas air bersih

Diharapkan mampu menjadi sumbangan pemikiran ilmiah dan mampu memperkaya


dunia ilmu pengetahuan dan menambah ilmu bagi peneliti mengenai perubahan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi pada kualitas air bersih
untuk kesehatan dan mengetahui kualitas air yang kita minum.
1.3.2 Manfaat Bagi Institusi

1. Sebagai referensi pengetahuan dan ilmu bagi Mahasiswa maupun kalangan Civitas
Akademik di Kampus STIKES YPSDMI Garut dalam memilih dan mengelola kualitas
air bersih.

2. Sebagai acuan dan mengurangi beban pemerintah dalam berperan melindungi


raktyatnya dalam kebutuhan kualitas air bersih yang aman.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air

Air adalah senyawa dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen,yang menjadi
H2O.(Sitanala Arsyad) .Air bersih yaitu air yang aman (sehat) dan baik untuk diminum,
tidak berwarna, tidak berbau, dengan rasa yang segar. (Suripin 2002)

Air bersih dan sanitasi layak adalah kebutuhan dasar manusia. Salah satu poin dalam
tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs) pada sektor
lingkungan hidup adalah memastikan masyarakat mencapai akses universal air bersih
dan sanitasi. 17 Goals SDGs

21. Gambar 17 Goals SDGs

Sumber : https://www.ukmindonesia.id

1. Tanpa kelaparan

2. Tanpa kemiskinan

3. Kehidupan sehat dan sejahtera

4. Pendidikan berkualitas

5. Kesejahteraan gender
4

6. Air bersih dan sanitasi layak

7. Energi bersih dan terjangkau

8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi

9. Industri, inovasi dan infrastruktur

10. Berkurangnya kesenjangan

11. Kota dan pemukiman berkelanjutan

12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab

13. Penanganan perubahan iklim

14. Ekosistem lautan

15. Ekosistem daratan

16. Pendamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tanggung

17. Kemitraan untuk mencapai tujuan.

Potential of hydrogen (pH) adalah suatu ukuran yang menguraikan derajat tingkat
kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan, pH diukur pada skala 0- 14.

Nilai pH air minum yang biasa dikonsumsi umumnya mendekati angka 7. Angka
tersebut dianggap netral atau seimbang karena tidak terlalu asam dan tidak pula terlalu
basa.

2.2 Logam besi


Besi di dalam susunan berkala unsur termasuk logam golongan VII, dengan berat
atom 55,85, berat jenis 7,86 dan mempunyai titik lebur 2450oC. Besi terdapat dalam
bijih besi (FeS), sedangkan di dalam air umumnya dalam bentuk senyawa garam ferri
5

atau garam ferro. Senyawa ferro dalam air yang sering dijumpai adalah FeO, FeSO4,
7H2O, FeCO3, Fe(OH)2, FeCl2 dan lainnya, sedangkan senyawa ferri yang sering
dijumpai yakni FePO4, Fe3O3, FeCl3, Fe(OH)3 dan lainnya.

Berdasarkan Permenkes 416/Menkes/Per/IX/1990 Baku mutu Air bersih adalah 1


mg/Liter, hal ini ditetapkan bukan berdasarkan alasan kesehatan semata tetapi
ditetapkan berdasarkan alasan masalah warna, rasa, serta alasan estetika lainnya.
Manusia dan makhluk hidup lain dalam kadar tertentu memerlukan zat besi sebagai
nutrisi tetapi untuk kadar yang berlebihan perlu dihindari. (Said, 2005). Besi (Fe)
dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan haemoglobin sehingga jika kekurangan besi
(Fe) akan mempengaruhi pembentukan haemoglobin tersebut.

2.3 Logam mangan


Mangan (Mn) adalah logam berwarna abu – abu keperakan yang merupakan unsur
pertama logam golongan VIIB, dengan berat atom 54.94 g.mol-1, nomor atom 25, berat
jenis 7.43g.cm-3, dan mempunyai valensi 2, 4, dan 7 (selain 1, 3, 5, dan 6). Mangan
digunakan dalam campuran baja, industri pigmen, las, pupuk, pestisida, keramik,
elektronik, dan alloy (campuran beberapa logam dan bukan logam, terutama karbon),
industri baterai, cat, dan zat tambahan pada makanan. Di alam jarang sekali berada
dalam keadaan unsur. Umumnya berada dalam keadaan senyawa dengan berbagai
macam valensi. Di dalam hubungannya dengan kualitas air yang sering dijumpai adalah
senyawa mangan dengan valensi 2, valensi 4, valensi 6. Di dalam sistem air alami dan
juga di dalam sistem pengolahan air, senyawa mangan dan besi berubah-ubah
tergantung derajat keasaman (pH) air (Eaton Et.al, 2005). PH berperan besar dalam
proses biologi dan atau kimia (biokimia) termasuk dasar penyisihan besi dan mangan.
Pada kedua unsur tersebut, pH ikut menentukan keberhasilan pengolahan. Sudah
terbukti juga mengolah mangan tak semudah besi. Ketika rendah pHnya aerasi tidak
dapat menaikkan potensial mangan sehingga tidak terjadi perubahan Mn2+ menjadi
Mn4+ . Tapi untungnya , konsentrasi mangan di air permukaan relatif rendah sekitar 1
mg/L, di air tanah tinggi kadar mangan bisa melebihi 2 mg/l ( Fardiaz, 1992 ).
Konsentrasi maksimum mangan (Mn) dalam air bersih adalah 0,5 mg/L. Akibat
kelebihan mangan (Mn) menimbulkan keracunan kronis pada manusia hingga
berdampak menimbulkan lemah pada kaki, otot muka kusam, dan dampak lanjutan bagi
manusia yang keracunan mangan (Mn), bicaranya lambat dan hyper refleks. Efek
mangan terjadi terutama di saluran pernapasan dan di otak. Gejala keracunan mangan
6

adalah halusinasi, pelupa dan kerusakan saraf.


BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu praktikum


Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 20 juni 2022, pukul 19:30 WIB.
Di STIKES YPSDMi Garut .Jl. H.hasan arief No.02 Haurpanggung, Kec.Tarogong
kidul Kab.Garut Jawa barat.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang dibutuhkan pada praktikum ini

1. botol sampel,
2. gelas beaker, pH meter,
3. Pencapit
4. Alumunium foil
5. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
6. air bersih dari perpipaan
7. spirtus
8. Bensin

3.3 Prosedur Kerja pengambilan sampel air bersih


Prosedur kerja cara pengambilan sampel secara kimia dari air bersih perpipaan.

1. Siapkan alat dan bahan

2. Pakai sarung tangan atau handscoon

3. Kran dibersihkan

4. Kran dibuka lebar 1 – 2 menit

5. Kran ditutup rapat

6. Botol kompan dibersihkan dua kali secara bergantian

7. Kran dibuka sedikit , air mengalir pelan

8. Buka tali pembungkus botol


8

9. Buka tutup botol

10. Air kran ditampung ¾ botol

11. Botol ditutup.

12 Diberi label ( jam pengambilan sampel ,tanggal pengambilan sampel ,tempat


pengambilan smapel ,nama dan alamat pemilik sampel,Titik koordinat ).

Prosedur kerja cara pengambilan sampel secara Bakteriologi dari air bersih perpipaan.

1. Siapkan alat dan bahan.


2. Pakai sarung tangan atau handscoon
3. Kran dibersihkan
4. Kran dibuka lebar 1 – 2 menit kemudian tutup rapat lagi
5. Ambil kapas dengan penjepit tambahkan spertus kemudian panaskan
6. Kran disterilkan ,Bersihkan mulut kran dengan cara memanaskan sekeliling mulut
keran dengan kapas spertus yang sudah dipanaskan .
7. Botol yg mempunyai tutup yg masuk kedalam leher harus diberi kertas pelindung dan
diikat dengan tali disekitar leher botol dan kemudian disterilkan
8. lalu mulut botol juga disterilkan dengan lampu spirtus,
9. kemudian kran dibuka, air dibiarkan mengalir sampai perkiraan 2-3 menit
10. isi botol tersebut dengan air sampe penuh jangan sampe meluber.kemudian ujung
botol dibakar untuk diseterilkan
11. tutup rapat botol kemudian beri label pada botol yang berisi nama pengambil sampel,
waktu dan tempat pengambilan sampel, dimana kita mengambil sampel,alamat pemilik
sampel ,dan titik koordinat pengambilan sampel.
12. siap dibawa ke lab.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Cara Menurunkan pH air dengan menggunakan Tawas

Tingkat pH air yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi memiliki efek sampingnya
masing-masing. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui cara menurunkan pH air agar
kembali seimbang; baik untuk kebutuhan konsumsi, kolam renang, hingga kolam ikan.

Tawas merupakan cara menurunkan pH air yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat, baik untuk menurunkan pH air di kolam renang maupun di tambak ikan.
Bahkan, tidak jarang juga tawas digunakan sebagai cara menurunkan pH air minum.

Tawas (Al2(SO4)3) mampu membantu proses pengendapan dan dapat dengan cepat
menurunkan pH air. PH air yang kami teliti pH NYA 9 dengan cara menggunakan tawas
bisa dengan cepat menurun hingga pH 6,5 - 7 dengan menggunakan tawas. Proses
pengendapan pun akan membuat pH air terus menurun hingga pH normal . Hebatnya
lagi, tawas juga bisa menjernihkan air. Jadi, tawas ini bisa digunakan sebagai alat
dengan dua fungsi berbeda yang sama-sama menguntungkan.
Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam
memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan
langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian, peternakan,
perikanan, rekreasi dan transportasi. Kualitas air mencakup tiga karakteristik, yaitu
fisika, kimia dan biologi (Suripin, 2001). Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan
pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji
kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna) dan membuat hidup jadi
lebih sehat dan nyaman.

Kandungan bahan-bahan kimia yang ada di dalam air berpengaruh terhadap


kesesuaian penggunaan air. Secara umum karakteristik kimiawi air meliputi pH,
alkalinitas, kation dan anion terlarut dan kesadahan (Suripin, 2001). pH, menyatakan
intensitas kemasaman atau alkalinitas dari suatu cairan encer, dan mewakili konsentrasi
hidrogen ionnya. pH merupakan parameter penting dalam analisis kualitas air karena
pengaruhnya terhadap proses-proses biologis dan kimia di dalamnya. Air yang
diperuntukkan sebagai air minum sebaiknya memiliki pH netral (+7) karena nilai pH
berhubungan dengan efektifitas klorinasi. pH pada prinsipnya dapat mengontrol
keseimbangan proporsi kandungan antara karbon dioksida, karbonat dan bikarbonat
10

(Chapman, 2000).

Derajat keasaman (pH) air yang lebih kecil dari 6,5 atau pH asam meningkatkan
korosifitas pada bendabenda logam, menimbulkan rasa tidak enak dan dapat
menyebabkan beberapa bahan kimia menjadi racun yang mengganggu kesehatan
(Sutrisno, 2006).

Derajat keasaaman (pH) juga merupakan salah satu bagian dari kualitaa kimia yang
dapat menurunkan kualitas air. pH air netrral adalah berkisar antara 6,8-7,0 jika pH air
berada dibawah pH 7 maka air berada dalam keadaan asam. Air yang memiliki derajat
keasaman yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan terhadap wadah penampungan air,
pipa, bahkan dapat merusak pakaian jika digunakan untuk mencuci pakaian.

A. Penentuan Derajat Keasaman (pH)

Sampel air sumur sebanyak 1000 mL dibagi menjadi dua bagian masing- masing 500
mL dan dimasukkan kedalam gelas kimia. Sampel air kemudian diuji dengan
menggunakan pH meter untuk mengetahui derajat keasamannya. Pengambilan data
dilakukan sebanyak dua kali (diplo) untuk menghindari data yang error.

B. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) air yang lebih kecil dari 6,5 atau pH asam meningkatkan
korosifitas pada benda-benda logam, menimbulkan rasa tidak enak dan dapat
menyebabkan beberapa bahan kimia menjadi racun yang mengganggu kesehatan. Hasil
pengujian sampel air sumur pada lokasi A diperoleh pH 7,6 sedangkan pada lokasi B
dengan pH 7,4. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa air sumur bor dari kedua lokasi
memenuhi syarat air baku air minum sesuai kriteria mutu air kelas 1 berdasarkan
peraturan pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air.
4.2 Cara Menurunkan Kandungan Besi (Fe) dalam Air menggunakan metode
Aerasi
Besi merupakan elemen kimiawi yang mudah ditemui salah satunya pada badan air.
Besi dalam air dapat terlarut, tersuspensi atau tergabung dengan zat organis atau zat
padat yang inorganis. Besi dalam air dapat menimbulkan rasa atau bau Pada air
permukaan kadar besi memiliki kandungan kurang dari 1 mg/L Sedangkan menurut
PerMenKes 492 tahun 2010 kandungan besi maksimum sebesar 3 mg/L. Apabila kadar
11

besi yang tinggi masuk ke dalam tubuh manusia dapat menyebabkan gangguan
kesehatan bahkan kematian.

Kandungan besi yang melebihi standar kualitas air minum mengakibatkan beberapa
gangguan seperti gangguan teknis yang menyebabkan sifat korosif, gangguan fisik yang
menyebabkan berubahnya kondisi fisik air serta gangguan kesehatan yang menyebabkan
rasa mual, rusaknya dinding usus bahkan kematian Beberapa teknologi yang dapat
digunakan untuk penurunan kadar besi adalah dengan penambahan oksidasi, ion
exchange, Adsorpsi, aerasi, dan filtrasi (penyaringan). Pada penelitian ini kadar Besi
dalam air lebih dari 3 atau tidak sesuai dengan ketentuan menurut PerMenKes 492 tahun
2010 kandungan besi maksimum sebesar 3 mg/L. Untuk menguranginya menggunakan
metode Aerasi.

Pada pengolahan secara aerasi, endapan Fe yang terbentuk ada yang dibiarkan
mengendap secara alamiah dan ada yang dilakukan dengan bantuan penambahan bahan
kimia.Penelitian tentang aerasi dan pengendapan kadar Fe, apabila endapan Fe tersebut
diolah lagi akan bisa membantu menurunkan kadar Fe dalam pengolahan air secara
aerasi. Sehingga akan didapatkan hasil pengolahan air secara maksimal atau memenuhi
standar.
Menurunkan kadar Fe menggunakan Aerasi bisa juga dengan proses mengalirkan
udara kedalam air. Oksigen yang mengalir ini diketahui dapat menurunkan kadar Fe
pada air. Pada proses ini dilakukan dengan bantuan kincir air. Untuk itu, dengan
meningkatkan penggunaan kincir air, maka kadar Fe yang lebih dalam air akan segera
normal atau memenuhi standar dalam PerMenKes 492 tahun 2010.
4.3 Cara Menurunkan Mangan dalam Air
Proses penghilangan besi dan mangan dengan cara oksidasi dapat dilakukan dengan
tiga macam cara yakni oksidasi dengan udara atau aerasi, oksidasi dengan khlorine
(khlorinasi) dan oksidasi dengan kalium permanganat. Selain dengan cara oksidasi,
penghilangan senyawa besi dan mangan dalam air yang umum digunakan khususnya
untuk skala rumah tangga yakni dengan mengalirkan ke suatu filter dengan media
mangan zeolit.Proses penghilangan mangan dengan cara oksidasi ,Dari hasil
pengamatan, setiap 1 mg/l mangan dibutuhkan sekitar 0,29 mg/l. Pada pH rendah,
kecepatan reaksi oksidasi besi dengan oksigen (udara) relatif lambat, sehingga pada
prakteknya untuk mempercepat reaksi dilakukan dengan cara menaikkan pH air yang
akan diolah. Tingkat pH air sangat berpengaruh dalam proses oksidasi besi dengan
udara, tetapi proses tersebut hanya efektif untuk dijalankan pada 15 menit pertama
12

proses oksidasi. Walaupun proses dijalankan hingga 60 menit, tetapi penurunan


konsentrasi zat besi tidak sedrastis 15 menit pertama.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Prosedur kerja cara pengambilan sampel secara kimia dari air bersih
perpipaan.,Siapkan alat dan bahan ,Pakai sarung tangan atau handscoon,Kran
dibersihkan,Kran dibuka lebar 1 – 2 menit,Kran ditutup rapat,Botol kompan dibersihkan
dua kali secara bergantian ,Kran dibuka sedikit , air mengalir pelan,Buka tali
pembungkus botol,Buka tutup botol,Air kran ditampung ¾ botol,Botol ditutup.Diberi
label ( jam pengambilan sampel ,tanggal pengambilan sampel ,tempat pengambilan
smapel ,nama dan alamat pemilik sampel,Titik koordinat )
Prosedur kerja cara pengambilan sampel secara Bakteriologi dari air bersih
perpipaan.,Siapkan alat dan bahan ,Pakai sarung tangan atau handscoon,Kran
dibersihkan,Kran dibuka lebar 1 – 2 menit kemudian tutup rapat lagi,Ambil kapas
dengan penjepit tambahkan spertus kemudian panaskan ,Kran disterilkan ,Bersihkan
mulut kran dengan cara memanaskan sekeliling mulut keran dengan kapas spertus yang
sudah dipanaskan .Botol yg mempunyai tutup yg masuk kedalam leher harus diberi
kertas pelindung dan diikat dengan tali disekitar leher botol dan kemudian
disterilkan,lalu mulut botol juga disterilkan dengan lampu spirtus,,kemudian kran
dibuka, air dibiarkan mengalir sampai perkiraan 2-3 menit ,isi botol tersebut dengan air
sampe penuh jangan sampe meluber.,kemudian ujung botol dibakar untuk
diseterilkan,tutup rapat botol kemudian beri label pada botol yang berisi nama
pengambil sampel, waktu dan tempat pengambilan sampel, dimana kita mengambil
sampel,alamat pemilik sampel ,dan titik koordinat pengambilan sampel.,siap dibawa ke
lab.

Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa Derajat keasaaman (pH) juga
merupakan salah satu bagian dari kualitaa kimia yang dapat menurunkan kualitas air. pH
air netrral adalah berkisar antara 6,8-7,0 jika pH air berada dibawah pH 7 maka air
berada dalam keadaan asam. Cara menurunkan pH menggunakan tawas dapat
menurunkan pH sampai netral selain itu tawas juga dapat menjernihkan air.selain itu
cara menurunkan pH dengan asam klorida Setelah menuangkan larutan asam klorida,
tunggu selama 4 jam sebelum kolam digunakan. Lalu, ukur kembali kadar pH
menggunakan alat pengukur pH air.
14

Proses penghilangan besi dan mangan dengan cara oksidasi dapat dilakukan dengan
tiga macam cara yakni oksidasi dengan udara atau aerasi, oksidasi dengan khlorine
(khlorinasi) dan oksidasi dengan kalium permanganat. Selain dengan cara oksidasi,
penghilangan senyawa besi dan mangan dalam air yang umum digunakan khususnya
untuk skala rumah tangga yakni dengan mengalirkan ke suatu filter dengan media
mangan zeolit.Proses penghilangan besi dan mangan dengan cara oksidasi dapat
dilakukan dengan tiga macam cara yaitu : serasi , klorinasi,dan kalium peemangganat.

Penurunan kadar besi dapat dilakukan dengan penambaha unit aerasi, beberapa jenis
aerasi diantaranya aerasi dengan sistem multiple platform aerator, aerasi dengan sistem
bubble aerator, aerasi dengan sistem gravitasi bertingkat, dan aerasi tipe
cascadeBerdasarkan penelitian sebelumnya dengan menggunakan multiple platform
aerator mampu menurunkan kadar besi dengan efisiensi penyisihan sebesar 92,26%.
Secara umum pembangunan unit aerasi dengan sistem ini tidak membutuhkan banyak
biaya karena merupakan unit sederhana serta penyisihan yang dihasilkan cukup tinggi.
Sistem aerasi dengan metode multiple platform aerator terdiri dari lempengan-
lempengan sehingga terjadi kontak udara dengan air melalui sisi lempeng tersebut.
5.2 Saran

a). Sebagai penerapan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah kami
kemukakan diatas dapat menjamin kinerja serta lingkungan yang bersih dan sehat.

b). Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja, untuk praktikum selanjutnya
tidak lupa gunakan alat pelindung diri yang telah disediakan agar tetap waspada.
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno Totok,dkk.2007.Teknologi Penyediaan Air Bersih.Jakarta:PT RinekaCipta.

https://www.ukmindonesia.id ( diakses pada tanggal 22 Juni 2022 pukul 11:02 )

https://www.cara.aimyaya.com/2012/02/cara-menghilangkan-zat-besife-

manganmn.html?m=1 ( diakses pada tanggal 5 Juli 2022 pukul 16:30 )

https://osf.io/fzmsq/download ( Diakses pada tanggal 5 Juli 2022 pukul 17:02 )

https://hyprowira.com/blog/cara-menurunkan-ph-air ( Diakses pada tanggal 5 Juli

pukul 18:09 )

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai