Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN HYGIENE SANITASI

DEPOT AIR MINUM ISI ULANG ( DAMIU )

DOSEN PEMBIMBING :
KHAIRIL ANWAR, SKM., M. KES

MATA KULIAH :
PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

1. BIMANTARA ILHAM SETYAWAN (PO7133121003)


2. SESIANA DEWI KAMILA (PO7133121002)
3. KIRAN ADELIA PRATAMA (PO7133121015)
4. TRIA NOVALIKA (PO7133121031)
5. DHEA GUSWITA DWI UTARI (PO7133121039)

PROGRAM STUDI D-III SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Laporan
Praktikum Pemeriksaan Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang (Damiu)”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Penyehatan Makanan dan Minuman. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang mata kuliah Penyehatan Makanan
Minuman bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Khairil Anwar, SKM, M. Kes,
selaku dosen mata kuliah Penyehatan Makanan Minuman yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan ini.
Kami menyadari laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan laporan ini.

Palembang, 15 Oktober 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3
2.1 Air Minum............................................................................................3
2.2 Depot Air Minum.................................................................................3
2.3 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2015............................................................................................................. 5

2.4 Higiene Sanitasi Depot Air Minum


5
BAB III METODE PEMERIKSAAN.......................................................................6
3.1 Pelaksanaan Kegiatan...........................................................................6
3.2 Jenis Pemeriksaan................................................................................6
3.3 Teknik Pengumpulan Data....................................................................6
3.4 Alat Pengumpulan Data.......................................................................7
3.5 Teknik Pengolahan Data......................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................8
4.1 Hasil..................................................................................................... 8
4.2 Pembahasan..........................................................................................8
BAB V PENUTUP..................................................................................................13
5.1 Kesimpulan.........................................................................................13
5.2 Saran...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................15
LAMPIRAN............................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting terutama
untuk air minum. Air tidak bisa digantikan dengan zat lain ataupun ditunda
keberadaannya. Air keberadaannya memang sangat melimpah, namun hanya
ada 5% saja air yang dapat digunakan oleh manusia untuk air minum dan
kebanyakan adalah air laut. Pada saat ini yang terjadi di dunia semakin hari
semakin berkurang ketersediaan air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-
hari. Setiap hari populasi makhluk hidup meningkat dan kebutuhan air bersih
juga otomatis mengalami peningkatan. Sehingga ketersedian air bersih setiap
harinya berkurang (Riskedas, 2010).
Pentingnya kegunaan air dalam kehidupan sehari-hari bagi manusia
tentunya akan diimbangi dengan penyediaan sumber air yang dapat
menyediakan air yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Seiring
dengan peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah penyediaan air akan
selalu meningkat. Namun, di sisi lain sumber air yang digunakan seperti air
tanah dan air permukaan mulai tercemar oleh berbagai buangan limbah hasil
industry ataupun limbah rumah tangga yang ada di sekitar sumber air.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, masyarakat yang tinggal di
perkotaan banyak yang mendirikan usaha depot pengisian air minum. Air
minum lebih dikenal dengan Air Minum Isi Ulang karena masyarakat
memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawakannya di
Depot Air Minum Isi Ulang. Harganya pun relatif murah dan terjangkau,
yaitu berkisar antara Rp. 4.000 – Rp.6.000 per galon. Harga air minum isi
ulang relatif murah dan terjangkau, namun tetap air minum tersebut juga
harus memenuhi syarat dalam pengolahan air minum yang ditetapkan oleh
pemerintah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan permasalahan dari pemeriksaan ini adalah :

1
1. Apakah higiene sanitasi pada Depot Air Minum Mass sudah sesuai
dengan ketentuan pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah higiene
sanitasi pada Depot Air Minum Msudah sesuai dengan ketentuan pemerintah
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2014 Tentang
Higiene Sanitasi Depot Air Minum.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Minum


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum menyatakan bahwa
air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum, syarat kesehatan yang dimaksud adalah
mikrobiologi, kimia, fisika, dan radioaktif (Amber, 2009). Air di dalam tubuh
manusia berkisar antara 50-70% dari seluruh berat badan. Pentingnya air bagi
kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ tubuh
(Shymala, 2008).

2.2 Depot Air Minum


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum menyatakan bahwa
Depot Air Minum yang selanjutnya disingkat DAM adalah usaha yang
melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dalam bentuk
curah dan menjual langsung kepada konsumen.
Persyaratan usaha depot air minum wajib memiliki Tanda Daftar
Industri (TDI), Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) dan laik higiene.
Proses pengolahan adalah perlakuan terhadap air baku dengan beberapa
tahapan proses sampai dengan menjadi air minum meliputi penampungan
air baku, penyaringan/filterisasi, desinfeksi, dan pengisian. Air yang
dihasilkan Depot Air Minum wajib memenuhi persyaratan kualitas air
minum sesuai yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan dan
pengujian mutu produk wajib dilakukan oleh Depot Air Minum di
Laboratorium Pemeriksaan Kualitas Air yang ditunjuk oleh pemerintah
Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali.

3
1. Penampungan Air Baku
Bahan baku utama yang digunakan air baku depot air minum adalah air
yang diambil dari sumber yang terjamin kualitasnya. Air baku yang
diambil dari sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan
selanjutnya ditampung dalam bak atau tangki penampung (reservoir). Bak
penampung harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade), harus bebas
dari bahan-bahan yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan
digunakan khusus untuk air minum, mudah dibersihkan, mempunyai
manhole, pengisian, dan pengeluaran air melalui kran, selang, dan pompa
yang dipakai bongkar muat air baku harus diberi penutup baik, disimpan
dengan aman dan dilindungi dari kemungkinan kontaminasi, dilakukan
pembersihan, sanitasi, dan desinfeksi bagian luar dan dalam minimal 3
(tiga) bulan sekali.

2. Penyaringan (Filterisasi)
Berupa penyaringan bertahap, yang terdiri dari saringan berasal dari pasir
atau saringan lain yang efektif yang berfungsi menyaring partikel-partikel
yang kasar, saringan karbon aktif yang berasal dari batubara atau batok
kelapa yang berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor, dan
bahan organik, saringan halus yang berfungsi menyaring partikel air
berukuran maksimal 10 (sepuluh) mikron.

3. Desinfeksi
Desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh bakteri pathogen. Desinfeksi
air minum adalah membunuh bakteri pathogen (bakteri yang dapat
menimbulkan bibit penyakit) yang ada di dalam air tersebut (Sutrisno,
2010). Tindakan desinfeksi bisa menggunakan ozon dengan konsentrasi
minimal 0,1 ppm dan dapat dilakukan juga dengan cara penyinaran Ultra
Violet (UV) dengan panjang gelombang 254 mm.

4. Pengisian
Wadah air minum yang digunakan harus terbuat dari bahan tara pangan
dan bersih. Wadah yang diterima dari konsumen harus di sanitasi dengan
air ozon (air yang mengandung ozon) atau menggunakan detergen tara
4
pangan dan air bersih dengan suhu 60-85℃.

2.3 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun


2014
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 adalah peraturan pemerintah yang mengatur tentang Higiene Sanitasi
Depot Air Minum.

2.4 Higiene Sanitasi Depot Air Minum


Higiene sanitasi depot air minum adalah pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap fisik sarana dan kualitas air minum.
Selain itu, penjamah adalah orang yang secara langsung menangani proses
pengolahan air minum pada depot air minum untuk melayani konsumen.
Persyaratan higiene sanitasi dalam pengolahan air minum paling sedikit
meliputi aspek : tempat, peralatan, dan penjamah.

5
BAB III

METODE PEMERIKSAAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan


Hari/tanggal : Rabu, 21 September 2022
Waktu : 11:52 Wib
Tempat : Lr. Limbung Rusun Blok 49 Lantai 1 No. 11
Nama pemilik usaha : Nur Safira
Penanggung jawab : Nur Safira
Tahun memulai : 2018

3.2 Jenis Pemeriksaan


Nama Depot Air Minum : Depot air minum isi ulang M. AL KAHFI
Alamat fasilitas yang diperiksa : Lr. Limbung Rusun Blok 49 Lantai 1 No.
11
Pemilik Depot Air Minum : Nur Safira
Penanggung jawab : Nur Safira
Tahun memulai usaha : 2018
Tujuan pemeriksaan : Mengetahui kualitas Depot Air minum Isi
ulang

3.3 Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Pengambilan data melalui wawancara atau lisan langsung dari sumber


datanya yaitu pemilik atau penanggung jawab depot air minum.

b. Dokumentasi
Pengambilan data dokumen tertulis maupun elektronik dari lembaga
atau institusi, dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan
data yang lain.

6
3.4 Alat Pengumpulan Data
Pada pemeriksaan ini alat pengumpul data atau instrumennya
menggunakan checklist, kuisioner, pedoman wawancara, hingga kamera
untuk foto atau untuk merekam gambar yang telah ditentukan. Dalam
pemeriksaan ini sendiri menggunakan format checklist berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum.

3.5 Teknik Pengolahan Data


Masing-masing elemen diperiksa apakah memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun
2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum. Jika objek yang
diperiksa memenuhi persyaratan, maka diberi tanda centang (√).
Sedangkan objek yang tidak memenuhi persyaratan, kolom tersebut
dikosongkan. Untuk penilaian adalah merupakan jumlah objek yang
memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan nilai yang bertanda
(√).

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Pada pemeriksaan higiene sanitasi depot air minum pada Depot Air
Minum M. Al Kahfi didapat hasil berikut :

No. Aspek Nilai

1. Tempat 10

2. Peralatan 29

3. Penjamah 11

4. Air Baku dan Air Minum 16

Total Skor 66

Pada pemeriksaan higiene sanitasi depot air minum pada Depot Air
Minum M. Al Kahfi ditemukan bahwa lokasi tersebut memiliki skor
penilaian 66 dari 100. Sehingga dapat dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelaikan fisik, untuk memenuhi persyaratan higiene sanitasi
depot air minum minimal skor penilaian adalah 70 atau lebih.

4.2 Pembahasan

Pada pemeriksaan higiene sanitasi depot air minum tidak


memenuhi persyaratan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi depot Air Minum. Karna masih
terdapat beberapa objek yang tidak sesuai dengan persyaratan, seperti (1)
Lokasi bebas dari pencemaran dan penularan penyakit (5) Atap dan langit-
langit harus kuat, anti tikus, mudah dibersihkan, tidak menyerap debu,
permukaan rata, dan berwarna terang, serta mempunyai ketinggian cukup (6)
Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan, penyimpanan,
pembagian/penyediaan, dan ruang tunggu pengunjung/konsumen (7)
Pencahayaan cukup terang untuk bekerja, tidak menyilaukan dan tersebar
secara merata (8) Ventilasi menjamin peredaraan/pertukaran udara dengan
baik (9) Kelembaban udara dapat memberikan mendukung kenyamanan
8
dalam melakukan pekerjaan/aktivitas (12) Terdapat tempat sampah yang
tertutup (13) Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan
sabun (14) Bebas dari tikus, lalat dan kecoa (28) Berperilaku higiene dan
sanitasi setiap melayani konsumen (30) Menggunakan pakaian kerja yang
bersih dan rapi (32) Operator/penanggung jawab/pemilik memiliki sertifikat
telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum ( 33) Bahan baku
memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologi dan kimia standar (34)
Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan pasok air baku ( 36) Ada bukti
tertulis/sertifikat sumber air.

9
Hasil Penilaian Form Pemeriksaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum M. AL Kahfi

10
11
12
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pemeriksaan laik fisik higiene sanitasi yang


telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa higiene sanitasi depot air
minum pada Depot Air Minum M. Al Kahfi tidak memenuhi persyaratan
higiene sanitasi karna memiliki skor penilaian 66 dari 100 untuk
memenuhi persyaratan higiene sanitasi depot air minum minimal skor
penilaian adalah 70 dari 100.
Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43
Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum, Depot Air
Minum Al Kahfi masih ada beberapa objek yang tidak memenuhi
persyaratan.

5.2 Saran
Sebaiknya pemilik Depot Air Minum M. Al Kahfi melakukan :
1. Tempat
a. Pindah ke lokasi yang bebas dari pencemaran dan penularan penyakit
b. Membuat ruang yang terdiri atas ruang proses atas ruang proses
pengelolaan, penyimpanan, pembagian, atau penyediaan, dan
ruang tunggu pengunjung atau konsumen
c. Ventilasi menjamin peredaran/pertukaran udara dengan baik
d. Kelembapan udara dapat memberikan mendukung kenyaman
dalam melakukan pekejaaan dan aktivitas
e. Terdapat tempat sampah yang tertutup

2. Peralatan
a. Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
b. Tandon air baku harus tertutup dan terlindung
3. Penjamah
a. Mengunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi
b. Melakukan pemeriksaan Kesehatan secara berkala minimal 1
tahun sekali
14
c. Operator atau penanggung jawab atau pemilik memilikisertifikat
yang telah mengikuti kursus higienie sanitasi depot air minum

4. Air Baku Dan Air Minum


a. Sebaiknya kendaraan tangka air terbuat dari bahan yang tidak dapat
melepaskan zat-zat beracun kedalam air/harus tara pangan
b. Setiap ada distribusi air pasok baku hendaknya memiliki surat
jaminan pasok air baku
c. Hendaknya mencantumkan bukti tertulis mengenai sumber air

15
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Julhaidir. 2018. Laporan Praktikum Inspeksi Sanitasi Depot Air Fitqua.

Pontianak. Diakses pada

https://id.scribd.com/document/441164621/LAPORAN-PRAKTIKUM-

INSPEKSI-SANITASI-DEPOT-AIR-FITQua tanggal 1 Januari 2021.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang

Higiene Sanitasi Depot Air Minum.

Susanto, Elysah . 2019. Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan

Balige Kabupaten Toba Samosir Tahun 2019 . Medan. Diakses pada

http://repo.poltekkes-

medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1382/1/ELYSAH%20ELISABETH
%

20SUSANTO.pdf tanggal 1 Januari 2021.

16
17
18
19

Anda mungkin juga menyukai