Anda di halaman 1dari 14

Mikrobiologi Air Minum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan utama bagi setiap makhluk hidup dipermukaan bumi baik
manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Setiap kegiatan mereka tidak lepas dari kebutuhan
akan air, bahkan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. Bagi manusia, air diperlukan untuk
menunjang kehidupan, adalah air yang berada dalam kondisi yang layak diminum tanpa mengganggu
kesehatan. Air dalam tubuh manusia berkisar antara 50 70% dari seluruh berat badan. Pentingnya
air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ, seperti 80% dari darah
terdiri atas air, 25% dari tulang, 75% dari urat syaraf, 80% dari ginjal, 70% dari hati, dan 75% dari
otot adalah air. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang
diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu minum minimal sebanyak 1,5 2 liter
sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme.

Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama untuk minum
harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya penyakit atau gangguan yang
disebabkan atau ditularkan melalui air. Di samping itu, air juga merupakan suatu sarana utama untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai
penularan penyakit. Kebutuhan air minum di banyak negara di dunia tidak sama satu sama lain.
Warga di negara maju lebih banyak memerlukan air minum daripada di negara berkembang. Di
negara maju semua keperluan air dipenuhi dengan air minum, sedangkan di negara berkembang air
minum khusus hanya dipergunakan untuk makan dan minum saja, karena untuk keperluan mencuci
dan keperluan lainnya cukup dipenuhi oleh air bersih biasa. Di negara maju, air yang dibutuhkan
adalah lebih kurang 500 liter seorang tiap hari (lt/or/hr) sedangkan di Indonesia (kota besar)
sebanyak 200-400 lt/or/hr dan di daerah pedesaan hanya 60 lt/or/hr.

Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut departemen
kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002).
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah
tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Air minum yang baik harus
memenuhi standar air minum yang telah ditentukan dalam peraturan Mentri Kesehatan Republik
Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/2002 yang merupakan standar air minum.

Berdasarkan pemaparan mengenai pentingnya air minum bagi kehidupan, maka kelompok
kami menulis makalah yang berjudul Mikrobiologi Air Minum yang akan membahas secara
mendetail tentang standar dan parameter-parameter yang digunakan dalam mengolah air minum.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah standar air mium yang sehat menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia?

2. Bagaimanakah perbandingan standar air minum menurut WHO, Inggris, dan Amerika?

3. Bagaimanakah cara menentukan air minum yang layak dikonsumsi secara biologis?

4. Bagaimanakah dampak dan cara penanggulangan mengkonsumsi air minum yang tidak memenuhi
standar air minum parameter biologis?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yang mengacu pada rumusan masalah diatas, adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui standar air mium yang sehat menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia?

2. Untuk mengetahui perbandingan standar air minum menurut WHO, Inggris, dan Amerika?

3. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan air minum yang layak dikonsumsi secara biologis?

4. Untuk mengetahui dampak dan cara penanggulangan mengkonsumsi air minum yang tidak
memenuhi standar air minum parameter biologis?

1.4 Manfaat Penulisan

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

Bagi mahasiswa, penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai bahan kajian yang dapat
memberikan informasi penting mengenai mikrobiologi air minum, dan dapat mengetahui standar air
minum yang baik untuk dikonsumsi.

Bagi masyarakat, makalah ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi mengenai air minum
yang sehat dan bagaimana cara untuk menganalisis air minum yang sehat dan baik untuk
dikonsumsi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Standar Air Minum yang Sehat menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Standar air minum di setiap negara berbeda-beda, hal ini didasarkan pada hal-hal berikut :

kondisi dari masing-masing negara


perkembangan ilmu pengetahuan

perkembangan teknologi

Berdasarkan hal-hal tersebut maka dikenal beberapa standar air minum, diantaranya adalah sebgai
berikut:

1. American drinking water standard

2. British drinking water standard

3. W.H.O drinking water standard

Di Indonesia standar air minum yang berlaku di buat pada tahun 1975 yang kemudian
diperbarui pada tahun 1990 dan tahun 2002. Dimana dalam standar tersebut dimuat:

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Hal inilah yang secara prinsip
membedakan kualitas yang harus dimiliki antar air bersih dan air minum. Kualitas air minum
setingkat lebih tinggi daripada kualitas air bersih ditinjau dari beberapa komponen pendukungnya.
Agar air dapat dikategorikan sebagai air minum maka dipersyaratkan harus memenuhi ketentuan
pemerintah berdasarkan peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.
416/MENKES/PER/IX/2002, yang merupakan Standar Nasional Indonesia (SNI) air minum.

Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa air bersih belum tentu dapat diminum,
karena air bersih belum tentu memenuhi kriteria air minum yang sehat, sedangkan air minum
merupakan air yang bersih dan kualitasnya setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan air bersih, air
minum harus sesuai dengan parameternya yaitu parameter fisis, kimiawi, biologis maupun
radiologis.

Parameter Kualitas Air Minum

1. Kualitas fisik yang meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa. Kekeruhan air
dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik yang terkandung di dalam air
seperti lumpur dan bahan-bahan yang berasal dari buangan. Dari segi estetika, kekeruhan di dalam
air dihubungkan dengan kemungkinan pencemaran oleh air buangan.

2. Kualitas kimia yang berhubungan dengan ion-ion senyawa ataupun logam yang
membahayakan, di samping residu dari senyawa lainnya yang bersifat racun, seperti antara lain
residu pestisida. Dengan adanya senyawa-senyawa ini kemungkinan besar bau, rasa dan warna air
akan berubah, seperti yang umum disebabkan oleh adanya perubahan pH air. Pada saat ini
kelompok logam berat seperti Hg, Ag, Pb, Cu, Zn, tidak diharapkan kehadirannya di dalam air.

3. Kualitas biologis, berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen (penyebab penyakit,


terutama penyakit perut), pencemar (terutama bakteri coli) dan penghasil toksin.Pemeriksaan
bakteriologis air minum memerlukan organisme indikator sebagaimana analisis air mengacu pada
kehadiran mikroorganisme dalam air minum membuktikan air tersebut tercemar bahan tinja dari
manusia/hewan berdarah panas atau hasil pembusukan materi organik. Hal ini berpeluang bagi
mikroorganisme patogen, secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk masuk dalam
air minum. Jumlahnya lebih banyak daripada organisme patogen (hal ini menyebabkan lebih mudah
terdeteksi), dan. Dalam lingkungan yang dinamis, analisis biologi dapat memberikan gambaran yang
jelas tentang kualitas perairan (Ardi, 2002).
Bakteri indikator keamanan air minum

Menurut Manik Widiyanti dan Putu Ristiati (2004) bakteri indikator sanitasi adalah bakteri
yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah
tercemar oleh feses manusia.

Dalam uji kualitas air, parameter baik fisika, kimia maupun biologi diperlukan. Parameter
biologis yang dipergunakan dalam uji kualitas air ini terutama adalah kadar fecal coliform atau untuk
lebih spesifik adalah kehadiran bakteri E.coli. Jika di dalam air tanah tersebut terdapat bakteri E.coli
maka virus, bakteri, parasit dan amoeba lainnya bisa saja ada di dalam air tersebut. Tapi jika tidak
ada bakteri E.coli kemungkinan virus, bakteri atau parasit yang ada di sana merupakan kuman yang
non-patogen atau tidak berbahaya. Hal inilah yang menyebabkan E.coli dapat digunakan sebagai
parameter biologis pada uji kualitas air. Selain itu metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya
E.coli relatif lebih sederhana dan lebih representatif dibandingkan deteksi mikroba perairan lainnya.

Escherichia (Escherichia coli) merupakan salah satu kelompok bakteri yang dihindari
kehadiranya dalam air minum dan makanan lainnya. Kehadiran elompok bakteri ini digunakan
sebagai indikator suatu produk telah tercemar oleh materi fekal, yaitu materi yang berada bersama
feses atau kotoran manusia. Hal ini disebabkan habitat alami kelompok bakteri ini adalah didalam
tinja manusia dan hewan berdarah panas lainya.

Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya
polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, susu segar, dan produk olahan susu.
Adanya bakteri coliform didalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan hidupnya
mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik/toksigenik yang sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia. Jenis-jenis dari kelompok ini antara lain adalah Aerobacter dan Klebsiella .

Berdasarkan asal dan sifatnya, kelompok bacteri Coli dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

1. Coliform fekal: Escherichia Coli yang berasal dari tinja manusia.

2. Coliform non fekal: Seperti Aerobacter dan Klebsiella , yang bukan berasal dari tinja manusia, tetapi
dimungkinkan berasal dari sumber lain. Atau ditemukan pada hewan atau tanaman yang telah mati
dan termasuk dalam golongan Enterobacter aerogenes.

a. Sifat umum

1. Hanya hidup pada usus manusia dan binatang. Merupakan bakteri berbentuk batang gram
negatif yang bergerak menggunakan flagel peritrik dan tidak berspora.

2. Bersifat aerob atau anaerob fakultatif, memfermentesi lactosa, glukosa, sukrosa, maltosa dan
manitol dengan membentuk asam dan gas. Karakteristik khasnya adalah mampu memfermentasi
media indol dan merah methyl (indol dan merah methyl positif), akan tetapi tidak mampu
memfermentasi media VP dan Citrat (Voges Proskauer dan Citrat negatif) dan tumbuh pada
pembenihan biasa.

3. Berbentuk batang gemuk pendek, berukuran panjang 2,4 m dan lebar 0,4 m hingga 0,7 m, gram
negatif tak bersimpai dan bergerak aktif.
4. Pertumbuhan pada biakan cair menunjukkan kekeruhan setelah diinkubasi selama 8 - 24 jam.

5. Bakteri ini dapat bertahan berbulan-bulan pada tanah dan di dalam air, tetapi dapat dinaktifkan
dengan pemanasan pada suhu 600C selama 20 menit, atau dengan pemberian chlorin berkadar 0,5 -
1 ppm. Bakteri ini peka terhadap streptomisin, tetrasiklin, kloramfenikol, furadantin dan asam
nalidiksat.

b. Habitat

1. Bakteri E.Coli atau Coliform Fekal hanya ditemukan dalam saluran usus hewan atau manusia. Istilah
fekal diambil dari suatu materi yang berada bersama feses atau kotoran manusia

2. Bakteri Coliform Non Fekal meliputi spesies Enterobacter yaitu Enterobacter aerogenes. Flora
alaminya pada tanaman atau hewan yang telah mati dan sering menimbulkan lendir pada makanan.

c. Faktor Pertumbuhan

Kelompok jenis bakteri basili gram negatif anaerobik fakultatif, umumnya tumbuh pada kondisi
aerob maupun anaerob. Pada kondisi aerob, bakteri ini mengoksidasi asam amino, sedangkan jika
tidak terdapat oksigen, metabolisme bersifat fermentatif, dan energi diproduksi dengan cara
memecah gula menjadi asam organik.

Metode yang digunakan untuk membedakan Coliform fekal (Escherichia coli) dan Coliform non
fekal (Enterobacter aerogenes) adalah dengan melihat perbedaan kebutuhan dasar metabolisme
kedua organisme tersebut. E. coli melakukan metabolisme lebih banyak didalam media glukosa,
yang dapat dilihat dari indikator merah methyl positif, memproduksi indol, tetapi tidak
memproduksi acetoin (acetil methyl karbinol).

Bakteri ini juga memproduksi CO2 dan H2dengan perbandingan 1:1, dan tidak dapat
menggunakan Citratsebagai sumber metabolisme. Enterobacter aerogenes memproduksi lebih
sedikit asam, membentuk acetoin, tetapi tidak membentuk indol. Organisme ini memproduksi
CO2 dan H2 dengan perbandingan 2:1, dan dapat menggunakan Citrat sebagai sumber metabolisme.
Organisme ini juga memproduksi gas lebih banyak dari pada E. coli.

Faktor lingkungan yang menjadi kebutuhan dasar metabolisme Organisme E. coli dan Coliform
adalah sebagai berikut :

a. Suhu optimum 370C.

b. Derajat keasaman (pH) optimum pertumbuhan 7 (pH netral).

c. Water activity (aw) optimum 0.90-0.95.

d. Dapat hidup dalam kondisi aerob maupun anaerob.

2.2 Perbandingan Standar Air Minum menurut WHO, Inggris, dan Amerika
Setiap negara memiliki standar air minum yang berbeda-beda, adapun perbandingan standar
air menurut neraga Amerika, Inggris, India dan Indonesia disajikan dalam tabel 1. berikut ini.

Tabel 1. Perbandingan standar air minum menurut Amerika, Inggris, India dan Indonesia

No Spesies USA1 UK2 India3 RI4 Dampak5 Keterangan5

1 Cryptosporidium 0/100 Infeksi Tercemar


ml saluran limbah ekskresi
pencernaan hewan dan
(diare, kejang manusia
dll)

2 Fecal coliform dan E. 0/100 0/100 0/100 0/100 Beresiko Tercemar


coli ml ml ml ml tinggi limbah ekskresi
terhadap hewan dan
kesehatan manusia (tinja)
anak dan
manusia
dengan
sistem imun
yang rendah,
infeksi
saluran
pencernaan
(diare,
kejang, mual,
sakit kepala
dll)

3 Giardia lamblia 0/100 Infeksi Tercemar


ml saluran limbah ekskresi
pencernaan hewan dan
(diare, kejang manusia (tinja)
dll

4 Legionella 0/100 Penyakit Ditemukan


ml Legionaire, pada air secara
tipe alamiah,
pneumonia berkembang
pada saat
pemanasan

5 Total coliform 0/100 0/100 0/100 0/100 Bakteri yang Ditemukan


ml ml ml ml berbahaya secara alamiah
bagi di lingkungan
kesehatan

6 Pseudomonas 0/100 Lesi, Ditemukan


aeruginosa ml Meningitis, pada tinja,
tanah, dan
sampah.

7 Clostridium 0/100 - Tercemar


perfringens(termasuk ml limbah ekskresi
spora) hewan dan
manusia (tinja)

8 Enterocooci 0/100 - Tercemar tinja


ml manusia dan
hewan

9 Virus (enteric) 0/100 Infeksi Tercemar


ml saluran limbah ekskresi
pencernaan hewan dan
(diare, kejang manusia
dll)

Kualitas Air Minum di Amerika Serikat

Amerika serikat merupakan salah satu negara yang perekonomiannya paling maju di dunia.
Sebagai negara yang lebih maju tentunya memiliki suatu air minum atau sumber air yang bersih
mengingat orang-orang yang tinggal di Amerika disiplin dalam menjaga lingkungan disekitarnya.
Selain itu juga pasti banyak teknologi canggih yang dimanfaatkan dalam mendapatkan air minum
dan sumber air yang bersih. Sebelum tahun 1970 pemerintah AS tidak memiliki pengawasan
terhadap kualitas air minum, selanjutkan diadakan kongres dan dibentuk UU air minum pada tahun
1974 setelah itu baru dibentuk EPA (Environmental Protection Agency). Dimana EPA dapat
menentukan batas-batas nasional tentang kontaminan dalam air keran. Kongres kemudian didukung
kekuatan badan dengan amandemen tahun 1986 dan 1996. Menurut peraturan EPA polutan air
dapat digolongkan dalam lima kategori yaitu:

1. Mikroba
Sebelum bahan kimia sintetis dan tumpahan minyak, bakteri dan virus adalah bahaya utama yang
mengintai pasokan air. Danau, dan sungai adalah rumah bagi berbagai macam mikroba, beberapa
yang dapat merusak pencernaan jika mereka masuk ke dalam tubuh manusia. Sumur swasta kecil
menghadapi risiko tertinggi sejak EPA tidak mengatur mereka, terutama di daerah pedesaan dimana
kotoran ternak bercampur dengan limpasan, kadang-kadang mencemari sebuah sumur pasokan air
tanah .

2. Desinfektan dan produk sampingan


Klorin adalah disinfektan utama yang digunakan untuk mengolah air minum AS, tetapi air yang
diolah juga dapat mengandung produk samping desinfeksi seperti bromat, klorit dan asam
haloacetic. Klor merupakan racun bagi manusia maupun mikroba, dan sementara jumlah kecil
membuat air keran lebih aman, terlalu banyak dapat memiliki efek sebaliknya menyebabkan iritasi
mata dan hidung, ketidaknyamanan perut, anemia, dan bahkan masalah neurologis pada bayi dan
anak kecil. Bromat, asam haloacetic dan kelas produk samping yang disebut "trihalomethanes total"
juga telah dikaitkan dengan masalah hati dan ginjal, serta risiko kanker lebih tinggi.

3. Bahan kimia anorganik


Bahan kimia anorganik adalah salah satu polutan tertua di dunia air, tetapi manusia juga telah
membantu menyebarkan bahan kimia anorganik tersebut. Logam seperti tembaga, timbal dan
merkuri dapat leach dari deposit alam, tetapi saat ini logam-logam tersebut terkenal karena
merembes keluar dari pipa terkorosi atau yang dipancarkan oleh tambang, pabrik dan kilang. Banyak
efek neurologis berat, terutama pada anak-anak.

4. Bahan Kimia Organik


Bahan kimia organik juga dapat menjadi polutan bagi air, dimana bahan-bahan ini biasanya berasal
dari limbah-limbah pabrik. Pencemaran air oleh bahan-bahan kimia ini dapat mengganggu kesehatan
dimana, jika mengkonsumsi air yang telah tercemar dapat beresiko kanker, katarak maupun gagal
ginjal. Meskipun bahan kimia organik yang dapat menjadi polutan sebagian besar sudah
diatur, tetapi masih ada ribuan lainnya yang belum diatur sama sekali. EPA baru saja meluncurkan
sebuah studi kontaminasi air oleh bisphenol-A. Misalnya pemerintahan Obama sedang
mempertimbangkan mengatur farmasi obat saluran air sebagai polutan di AS.

5. Radiasi
Radiasi merupakan karsinogen kuat yang dapat menempati pasokan air, atom radioaktif, yang
dikenal sebagai "radionuklida," terutama pencemar air alami, yang berasal dari deposito alam
radium, uranium dan logam radioaktif lainnya. Pengkonsumsian air yang terkena radiasi dari waktu
ke waktu merupakan faktor risiko besar untuk kanker.

2.3 Cara Menentukan Air Minum yang Layak Dikonsumsi secara Biologis

Metode Analisis Air Minum

Pengadaan air bersih untuk kepentingan air minum, harus memenuhi persyaratan yang
sudah ditentukan sesuai peraturan international (WHO atau APHA). Di Indonesia kualitas air minum
harus memenuhi persyaratan yang tertuang didalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
173/Menkes/Per/VIII/77 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor907/Menkes/Sk/Vii/2002
tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum. Dalam Permenkes tersebut dikatakan,
untuk penilaian kualitas air dari segi biologis parameter yang digunakan adalah bakteri koliform,
kolfirm tinja dan jumlah kuman. Batas standar kualitas air untuk air minum dalam PERMENKES
tersebut adalah :

JPT bakteri koliform tinja 0 per 100 ml

JPT bakteri golongan koliform 0 per 100 ml

Suatu mikroba dapat dijadikan sebagai indikator beteriologi dalam analisis air minum, harus
memiliki kriteria tertentu. Adapun kriteria bakteri golongan koliform maupun coli tinja dapat
dijadikan sebagai indikator adalah sebagai berikut:
Bakteri tersebut lebih tahan dibandingkan dengan bakteri usus patogen lainnya, oleh karena itu
kalau bakteri ini usus ini tidak ditemukan dalam air maka dapat dipastikan bakteri patogen lainnya
tidak ada.

Bakteri tersebut lebih mudah dianalisa, yaitu dengan melihat reaksi pada media selektif tertentu
atau dengan melihat bentuk serta warna koloninya yang khas pada media selektif tertentu, jadi
keberadaannya dapat dipastikan.

Terdapat banyak dalam tinja, oleh karena itu bagian manapun dari tinja yang terambil pada saat
menganalisa air tersebut dapat ditemukan.

Biaya yang dibutuhkan relatif murah, karena media yang dibutuhkan dalam menganalisa bakteri
tersebut adalah media yang sederhana.

Metode analisa

Untuk analisis bakteri golongan koliform dan koliform tinja digunakan metode tabung ganda.
Dalam metode ini, volume sampel air yang berbeda-beda besarnya ditambahkan ke dalam media
tabung media biakan. Bakteri yang ada didalam air akan berkembang biak didalam media ini. Dengan
melihat jumlah tabung media yang ditanami dan jumlah tabung yang menunjukkan reaksi positif
maka jumlah yang paling mungkin/jumlah yang paling mendekati dari bakteri yang ada dapat
ditentukan secara statistik.

Dalam pelaksanaan metode ini, melalui beberapa tahapan yaitu : tes perkiraan, tes
penegasan, dan tes lengkap.

Tes Perkiraan

Suatu seri media laktosa broth ditambah volume sampel air yang berbeda jumlahnya. Misal
menggunakan 9 tabung media laktosa, maka :

3 tabung pertama masing-masing ditambah 3 ml sampel air

3 tabung kedua masing-masing ditambah 1 ml sampel air

3 tabung ketiga masing-masing ditambah 0,1 ml sampel air

Setelah itu, diinkubasi pada suhu 35OC selama 2 X 24 jam. Jika dalam waktu 2 X 24 jam terlihat
adanya gas dalam tabung kecil yang dipasang terbalik, tes ini dinyatakan positif (diperkirakan ada
bakteri golongan koliform atau coli tinja).

Tes Penegasan

Dalam tes penegasan digunakan media BGLB (briliant green lactose bile broth). Sediakan tabung
media BGLB yang jumlahnya sesuai dengan jumlah tabung media laktosa yang menunjukkan reaksi
positif tadi. Dari masing-masing tabung media laktosa positif diambil 1 ose dan dimasukkan kedalam
masing-masing media BGLB yang disediakan. Diinkubasi selama 2 X 24 jam dalam suhu 35OC.

Tabung BGLB yang positif yaitu yang menunjukkan adanya gas pada tabung kecil yang dipasang
terbalik didalam tabung BGLB, dicatat untuk cocokkan dengan tabel JPT.

Tes Lengkap
Sedangkan untuk tes lengkap, hasil tes penegasan yang menghasilkan gelembung gas (positif)
dilanjutkan dibiakkan di agar miring. Setelah itu diinkubasi selama 2 X 24 jam pada suhu 35 OC. Jika
dihasilkan gelembung udara kembali maka hasil tersebut positif lalu dilanjutkan dengan pewarnaan
gram. Bila hasil pewarnaan gram ditemukan gram (+) dan gram (-) itu arinya erdapat kelompok
koliform. Sedangkan, jika ditemukan gram (+) atau gram (-) saja maka tidak terdapat koliform, maka
prosedur diulang dari awal.

Metode ini sendiri memiliki kelemahan. Adapun kelemahan dari metode ini adalah sebagai
berikut :

Dalam satu percobaan hanya dapat digunakan sedikit sampel air.

Untuk mendapat kultur yang baik diperlukan waktu beberapa hari.

Penghitungan jumlah bakteri coli berdasarkan jumlah perkiraan secara kasar.

Memerlukan banyak media dan perlengkapan.

Tidak dapat dilakukan dilapangan tempat pengambilan sampel, karena itu diperlukan transportasi
untuk mencegah atau menekan perubahan sampel yang mengandung bakteri coli tersebut.

2.4 Dampak dan Cara Penanggulangan Mengkonsumsi Air Minum yang Tidak Memenuhi Standar Air
Minum Parameter Biologis

Dampak Mengkonsumsi Air Minum yang Tidak Memenuhi Standar Air Minum Parameter
Biologis
Air minum yang tidak sehat mengandung mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut akan
menyebabkan berbagai macam penyakit atau disebut infeksi asal-air. Infeksi asal-air sama halnya
dengan infeksi asal-makanan, dimana mikroorganisme yang menjadi penyebabnya yang masuk
melalui mulut kemudian usus, sehingga dapat menyebabkan usus menjadi infeksi. Infeksi usus yang
disebabkan oleh organisme ini disebut juga infeksi enterik. Penyakit asal-air ini terjadi karena sumber
air minum yang tercemar. Dalam hal ini bukanlah airnya yang menyebabkan infeksi, melainkan tinja
yang berasal dari manusia atau hewan lainnya. Tinja tersebut dapat mengandung patogen-patogen
interik bila berasal dari orang sakit maupun orang yang dapat menularkan penyakit. Pemindahan
organisme patogenik melaui air minum dapat terjadi secara langsung dari pada pemindahan
organisme patogenik yang ditularkan melalui benda maupun serangga. Siklus infeksi asal-air adalah
sebagai berikut.

Tinja air konsumsi manusia (menjadi sakit) tinja

Adapun penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi asal-air yaitu sebagai berikut.

Demam tifoid

Demam tifoid adalah penyakit menular akut dan disebabkan oleh bakteri Salmonella
typhi. Penyakit ini memiliki masa inkubasi pada umumnya 10 sampai 14 hari. Gejala mencakup
demam, perut kembung, sukar buang air besar, pusing, lesu, tak bersemangat, tidak ada nafsu
makan, mual dan muntah. Diare biasanya terjadi selama infeksi minggu kedua dan mungkin terdapat
darah dalam tinja. Bila pengobatan tidak segera diberikan, maka penyakit ini dapat berlangsung
selama beberapa minggu dan penderita dapat meninggal.
Sifat patogenitas demam tifoid

Salmonella typhi adalah bakteri yang berbentuk basilus Gram negatif yang motil, mempunyaiantigen
Vi kapsular selain antigen somatic (O) dan flagelar (H) yang digunakan untuk identifikasi secara
serologis. Salmonella typhi setelah memasuki saluran gastrointestin, bakteri ini dengan cepat
memasuki situs-situs intraselular dan merupakan parasit intraselular fakultatif. Bakteri memasuki
aliran darah dari situs-situs intraselular. Infeksi pada saluran empedu kemudian berkembang biak,
dan didalam empedu menyebabkan disemaikan jutaan bakteri pada saluran usus.

Salmonella typhi dapat juga memasuki berbagai jaringan dan organ lewat aliran darah.
Tempat-tempat, seperti kantung empedu, sumsum tulang, dan limpa yang dapat juga diinfeksi. Inilah
yang dapat menyebabkan kambuh demam tifoid. Antigen Vi dapat mengganggu kegiatan
bakterisidal serum dan fagositosis. Oleh sebab itu, antigen tersebut merupakan faktor virulensi.
Patogenitas demam tifoid terletak pada endotoksin yang terdapat pada organisme tersebut.
Kloramfenikol merupakan obat yang baik untuk mencegah penyakit ini. Tetapi tidak efektif untuk
pengobatan penular penyakit yang kronis, ampisilin merupakan antibiotik yang lebih baik untuk
memutus status penular.

Shigelosis

Shigelosis atau disentri basilar adalah suatu reaksi peradangan akut pada saluran pencernaan
yang disebabkan oleh bakteri yang tergolong genus Shigella. Penyakit ini berbeda dengan disentri
yang disebabkan oleh amoeba dan oleh virus. Disentri adalah suatu kondisi klinis dengan
peradangan usus, diare, buang air besar yang berair dan bercampur dengan darah, lender dan
nanah.

Masa inkubasi penyakit ini berkisar antara 1 sampai 7 hari, yang paling umum yaitu sekitar 4
hari. Gejala mula-mula yaitu demam dan kejang perut yang nyeri. Diare biasanya terjadi setelah 48
jam, diikuti oleh disentri 2 hari kemudian. Pada kasus yang parah, tinja bercampur dengan darah,
lender, dan nanah. Kehilangan zat alir dan elektrolit (mineral dan garam) dapat menjadi sangat nyata
pada anak-anak kecil dan orang-orang lanjut usia.

Genus Shigella dinamakan oleh seorang bakteriologiwan berkebangsaan jepang yang


bernama Kiyoshi Shinga, yang menemukan basilus disentri pada tahun 1897.
OrganismeShigella adalah batang pendek, Gram negatif tidak bergerak. Pertumbuhan optimumnya
terjadi pada suhu 37oC dalam keadaan aerobic. Secara morphologis tidak dapat dibedakan
berdasarkan reaksi-reaksi fermentasi dan uji serologis. Tidak seperti salmonella, shingela dapat
memfermentasikan berbagai karbohidrat dan perkecualian utama laktose untuk menghasilkan asam
tanpa gas.

Inang alamiah shigella pada hakikatnya terbatas pada manusia. Walaupun shigella dapat
menginfeksi primata, manusia adalah sumber alamiah dan juga penyebarannya. Shigella dibagi
menjadi empat kelompok serologis utama berdasarkan antigen dinding selnya. Kelompok A terdiri
dari S. dysenteriae, spesies yang jarang ditemukan di Amerika Serikat. Kelompok B terdiri dari S.
flexneri, spesies ini umumnya terdapat di Amerika Serikat. Kelompok C mengandung galur-galur yang
jarang ditemukan di Amerika Serikat, spesies yang mewakili yaitu S. boydii. Kelompok D yang terdiri
dari S. sonnei, penyebab shigelosis yang paling umum di Amerika Serikat. Kecuali kelompok D yang
mempunyai serotype tunggal, setiap kelompok yang lain mempunyai subtype antigenik.

Sifat patogenitas shigelogis


Shigella sp. menembus sel-sel lapisan epitel usus besar untuk mengakibatkan disentri. Setelah
penetrasi intraselular, terjadilah perbanyakan bakteri. Kecenderungan shigella untuk menyebar
tidak begitu ganas dibandingkan dengan salmonella. Penyebaran shigella pada organ-organ lain
selain usus sehingga menyebabkan penyakit ini sangat jarang terjadi. Faktor-faktor patogenitas pada
shigelogis tidak dipahami dengan baik. Faktor-faktor tersebut mungkin mencakup endotoksin yang
mempunyai kegiatan biologis. Walaupun demikian S. dysentriaemerupakan penyebab penyakit yang
paling parah karena menghasilkan endotoksin yang mempunyai sifat neurotoksik maupun
enterotoksik (jadi anak-anak yang terjangkait dapat mengalami kejang). Endotoksin ini adalah
pelaruuut yang tidak tahan panas.

Disentri ameba (amebiasis)

Ini merupakan penyakit pada manusia dan hewan-hewan lain yang disebabkan oleh
ameba jenis Entamoeba histolytica.

Ameba ini memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoitnya memiliki ciri-ciri morfologi yaitu
berukuran 10-60 m, sitoplasma berglanular dan mengandung eritrosit, terdapat satu buah inti
entamoeba, bergerak progresif dengan pseudopodia. Sedangkan kistanya memiliki ciri ciri yaitu
bentuk memadat mendekati bulat dengan ukuran 10-20 m, kista matang memiliki 4 buah inti
entamoba, tidak ada eritrosit di sitoplasma, kista yang belum matang memiliki glikogen
(chromatoidal bodies) berbentuk seperti cerutu.

Ameba yang aktif atau trofosoit berkembangbiak dengan pembelahan biner. Dengan terkikis
lepasnya dari dinding usus dan berpindah dari usus besar bersama dengan tinja , ameba ini menjadi
kista. kista ini ralatif tahan terhadap keadaan luar yang umum ketika diekskresikan dari tubuh.
Tertelanya bentuk sista ini menyebarkan dan menjangkitkan penyakit. Sumber sista ini biasanya
adalah para penular kronis ameba ini.

Sifat Patogenitas Entamoeba histolytica.

Masa inkubasi dapat terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa bulan. Gejala-gejalanya
berkisar dari diare sewaktu-waktu sampai disentri berat, yang kadang-kadang mematikan. Pada
infeksi ringan, ameba membentuk koloni di dinding usus, dan hidup dari bakteri dan ameba lain yang
terdapat di usus. Pada kasus berat, organisme tersebut menyerang selaput lendir usus sehingga
menyebabkan luka. Spesimen-spesimen tinja menampakkan sel-sel darah merah di dalam ameba
tersebut. Patogen ini juga dapat menyebabkan abses hati dan bahkan dapat menyebar ke paru-paru,
otak dan organ organ lain.

Cara Penanggulangan Mengkonsumsi Air Minum yang Tidak Memenuhi Standar Air Minum
Parameter Biologis.

Penanggulangan penyakit infeksi asal air adalah dengan cara mengolah air minum dengan baik
dan benar. Ada beberapa cara pengolahan air yang telah diperkenalkan ke masyarakat, antara lain:

a. Merebus
Merebus adalah cara yang telah lama dikenal masyarakat, tapi masih banyak ibu yang salah
melakukan perebusan air. Seharusnya, air yang sudah mendidih tidak langsung diangkat atau api
jangan langsung dimatikan. Ini supaya kuman yang mati lebih banyak lagi.
b. Klorinisasi
Yaitu pemberian zat klorin pada air setelah diambil dari sumbernya. Tujuannya sama, untuk
membunuh kuman agar air dapat dikonsumsi. Klorin cukup dicampurkan dalam air sesuai takaran
yaitu 1,25% (misalnya 20 liter air (1 galon) = 3 tetes klorin).kemudian aduk/kocok dan diamkan
selama 30 menit. Setelah itu air sudah bisa dikonsumsi, namun baunya masih tajam. Untuk
menghilangkan baunya, diamkan air selama semalaman dengan ditutupi kain kasa agar
baunya menguap. Air yang dimurnikan dengan cra ini bisa menurunkan risiko diare sebesar 40-80%.
Cara ini aman digunakan dalam jangka waktu lama karena tidak menimbulkan pengendapan klorin
dalam tubuh. Selain itu, air minum dengan klorin ini lebih kecil beresiko terpapar bakteri
dibandingkan cara lainnya.

c. Sodis (solar water desinfectan)

Metode ini memanfaatkan cahaya matahari, sehingga murah, tetapi sangat tergantung cuaca.
Caranya adalah dengan memasukkan air layak minum kedalam botol plastik yang aman digunakan
(dengan tulisan PET dibawahnya, dan tidak tergores), kemudian air dalam botol ini dijemur dibawah
sinar matahari selama 6 hingga 12 jam, agar panas yang dihasilkan bersinergi dengan sinar UV untuk
membunuh bakteri dalam air.

d. Biosand filter

Metode ini mensterilkan air dengan cara menyaringnya dengan saringan berupa tumpukan pasir
halus, pasir kasar, pecahan genteng, bahan ijuk, dan arang. Cara ini biasanya dilakukan untuk air
dalam wadah berkapasitas besar untuk keperluan mencuci, memasak, atau langsung diminum. Cara
ini terbukti mampu menyaring, mengendapkan, dan mematikan bakteri yang adala dalam air jika
didiamkan hingga 21 hari.

e. Filter keramik

Bahan keramik tertentu dapat mematikan bakteri dalam air. Cara kerja filter keramik ini hampir
sama dengan biosand filter. Filter keramik ini dibuat menyerupai pot dengan keran. Didalamnya
terdapat bahan-bahan penyaring dari bahan pasir, arang, ijuk/gambut, dan sebagainya.

f. Flokulasi/penggumpalan dan disinfeksi

Flokulasi dan disinfeksi adalah metode pengolahan air minum dengan proses penggumpalan untuk
menjernihkan air (menyisihkan kekeruhannya). Pada air baku diberikan bahan kimia tertentu
kemudian diaduk secara mekanis dalam suatu tempat hingga merata. Kemudian air tersebut
dialirkan ke wadah penampuangan lain untuk proses penggumpalan/flokulasi. Di akhir proses akan
terbentuk endapan flok/gumpalan dalam bak pengendap. Untuk lebih amannya kemudian dilakukan
disinfeksi dengan klorin.

BAB III

PENUTUP

a. Simpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan makalah tersebut adalah sebagai
berikut:

Air minum menurut peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/2002
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Parameter kualitas air minum yang sehat meliputi kualitas
fisika, kimia maupun biologis. Dimana yang termasuk dalam kualitas biologis adalah mikroba
patogen (penyebab penyakit), pencemar (terutama bakteri coli) dan penghasil toksin.

Setiap negara memiliki standar air yang berbeda-beda, perbandingan standar air pada setiap negara
dapat dilihat dari jenis indikator yang digunakan dalam menganalisis air munim tersebut.

Untuk menganalisis air minum dapat dilakukan dengan teknik tabung ganda, dimana teknik ini
terdiri dari tiga tahapan yaitu tes perkiraan, tes penegasan dan tes lengkap

Pengkonsumsian air minum yang tidak memenuhi standar parameter biologis dapat berdampak
pada kesehatan manusia diantaranya demam tifoid, disentri, dan beberapa penyakit lainnya.
Penanggulangannya dapat dilakukan dengan cara merebus air sebelum diminum, klorinisasi, sodis,
biosand filter, filter keramik, dan flokukasi.

Anda mungkin juga menyukai