Anda di halaman 1dari 48

I.

PENDAHULUAN

Air merupakan inti dari kehidupan. Dengan adanya air, semua makhluk

hidup yang ada di bumi dapat bertahan hidup. Permukaan bumi meliputi 75% air.

Tubuh manusia mengandung 50-70% air dari seluruh berat tubuh sehingga

sangat membutuhkan air untuk kehidupan (Mayasari, 2015).

(Anonim, 2010) air yang dikonsumsi manusia adalah yang memenuhi

persyaratan fisika, kimia, bakteriologis dan radioaktif yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum.Namun pemenuhan kebutuhan akan air minum

yang bersih dan berkualitas semakin susah diperoleh karena kualitas air tanah

maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat

sebagai air minum yang sehat, bahkan di beberapa tempat tidak layak untuk

diminum. Sehingga, tidak jarang masyarakat terpaksa memanfaatkan air yang

kurang baik kualitasnya. Kualitas air bersih yang rendah dapat menimbulkan

dampak negatif bagi kesehatan masyarakat baik untuk jangka pendek maupun

jangka panjang. Kualitas air yang kurang baik untuk jangka pendek dapat

menyebabkan muntaber, diare, kolera, tipus atau disentri. Hal ini dapat terjadi

pada keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Beberapa penyakit menular

yang disebabkan oleh pencemaran air adalah: hepatitis A, Poliomyelitis, Cholera,

Typus Abdominalis, Dysentry Amoeba, Ascariasis, Trachoma dan Scabies

(Yonar, 2018).

Salah satu wilayah yang memanfaatkan air tanah (sumur gali) adalah

masyarakat RT 12 KM 73 Kecamatan Marangkayu. Air dimanfaatkan masyarakat

untuk minum dan keperluan sehari-hari oleh sebab itu diperlukan analisis kualitas

air seperti pH, TDS, dan DO berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 32


2

Tahun 2017 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan

kesehatan air untuk higienisanitasi, kolam renang, solusperaqua, dan pemandian

umum. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) dibutuhkan oleh semua jasad

makhluk hidup untuk pernapasan, proses metaboilsme atau pertukaran zat

yang kemmenghasilkan energi atau perkembangbiakan. Sumber utama oksigen

dalam suatu perairan berasal dari proses difusi udara bebas dan hasil

fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut. Semakin besar nilai

DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus.

Bahan-bahan terlarut pada perairan alami tidak bersifat toksik, akan

tetapi jika berlebihan dapat meningkatkan kekeruhan air. Tingginya kadar TDS

apabila tidak dikelola dan diolah dapat mencemari badan air. Selain itu juga

dapat mematikan kehidupan aquatik dan memiliki efek samping yang kurang baik

pada kesehatan manusia karena mengandung bahan kimia dengan konsentrasi

yang tinggi.

Tinggi rendahnya pH dipengaruhi oleh kandungan O2 maupun CO2. Tidak

semua makhluk hidup bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH. Air yang netral

atau tidak basa maupun asam memiliki nilai pH sebesar 7. Air asam memiliki pH

kurang dari 7 dan air basa lebih dari 7. Air dengan pH yang terlalu tinggi atau

terlalu rendah, masing-masing memiliki efek samping. Air yang sangat asam

dapat menimbulkan korosi atau bahkan menghancurkan logam. Sedangkan air

yang terlalu basa biasanya terasa pahit dan dapat menimbulkan endapan yang

melapisi pipa dan alat perkakas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai pH, DO dan TDS air

sumur gali RT 12 di km 73 Kecamatan berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan No 32 Tahun 2017 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan


3

dan persyaratan kesehatan air untuk higienisanitasi, kolam renang,

solusperaqua, dan pemandian umum.

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

informasi kepada masyarakat tentang nilai pH, DO, dan TDS pada air sumur gali

RT 12 di km 73 Kecamatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 32

Tahun 2017 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan

kesehatan air untuk higienisanitasi, kolam renang, solusperaqua, dan pemandian

umum.
II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2017 standar baku

mutu kesehatan lingkungan terbagi menjadi 4 kelompok keperluan, yaitu

1. Air untuk keperluan higiene sanitasi

Standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk media air untuk keperluan

higiene sanitasi meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia yang dapat berupa

parameter wajib dan parameter tambahan. Parameter wajib merupakan

parameter yang harus diperiksa secara berkala sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan, sedangkan parameter tambahan hanya

diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi geohidrologi mengindikasikan adanya

potensi pencemaran berkaitan dengan parameter tambahan. Air untuk Keperluan

Higiene Sanitasi tersebut digunakan untuk pemeliharaan kebersihan perorangan

seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan

makan, dan pakaian. Selain itu air untuk keperluan higiene sanitasi dapat

digunakan sebagai air baku air minum.

2. Air untuk keperluan kolam renang

Standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk media air kolam renang

meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia. parameter fisik dalam standar baku

mutu kesehatan lingkungan untuk media air kolam renang meliputi bau,

kekeruhan, suhu, kejernihan dan kepadatan. Untuk kepadatan, semakin dalam

kolam renang maka semakin luas ruang yang diperlukan untuk setiap

perenangAir untuk keperluan SPA

3. Air untuk keperluan SPA

Standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk media air spa meliputi
5

parameter fisik, biologi, dan kimia. beberapa parameter standar baku mutu

kesehatan lingkungan untuk media air SPA berbeda berdasarkan jenis SPA

(indoor atau outdoor), menggunakan air alam atau air yang diolah, dan bahan

disinfektan yang digunakan dalam penyehatan air SPA.

4. Air untuk Pemandian Umum

Standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk media air pemandian

umum meliputi parameter fisik, biologi dan kimia. besaran nilai standar baku

mutu kesehatan lingkungan untuk media air pemandian umum bergantung pada

jenis pemandian umum.

B. Sarana Air Bersih

Jenis - jenis sarana air bersih yang biasa digunakan di masyarakat

adalah sebagai berikut (Arum, 2017) :

1. Sumur Gali

Sumur gali merupakan sarana air bersih yang memperoleh air dengan

metode menggali lubang di tanah dengan menggunakan alat sampai

mendapatan sumber air.

2. Perpipaan

Sarana perpipaan merupakan bangunan yang meliputi peralatan dan

perlengkapan yang menghasilkan, menyediakan dan mendistribusikan air

minum untuk masyarakat melalui saluran perpipaan. Air yang digunakan

berasal dari air tanah yang tidak diolah.

3. Sumur Pompa Tangan

Sumur pompa tangan merupakan sarana air bersih yang diperoleh dari

air tanah dengan membuat lubang menggunakan alat bor.

4. Penampungan Air Hujan


6

Penampungan air hujan merupakan sarana air bersih yang dimanfaatkan

untuk pengadaan air bersih rumah tangga.

5. Perlindungan Mata Air

Perlindungan mata air adalah bangunan yang digunakan untuk

menampung dan melindungi sumber air dari kontaminasi bahan organik dan

anorganik.

C. Sumur Gali

Sumur gali adalah satu kontruksi sumur yang paling umum dan meluas

dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah-

rumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari

permukaan tanah (Gabriel, 2001). Sumur gali menyediakan air yang berasal dari

lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu dengan

mudah terkena kontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan berasal dari

tempat buangan kotoran manusia kakus/jamban dan hewan, juga dari limbah

sumur itu sendiri, baik karena lantainya maupun saluran air limbahnya yang tidak

kedap air. Sumur dianggap mempunyai tingkat perlindungan sanitasi yang baik,

bila tidak terdapat kontak langsung antara manusia dengan air di dalam sumur

(Anonim, 2005).

Dari segi kesehatan penggunaan sumur gali kurang baik jika metode

pembuatannya tidak benar-benar diperhatikan. Untuk memperkecil kemungkinan

terjadinya pencemaran dapat diupayakan pencegahannya. Pencegahan -

pencegahan ini dapat dipenuhi dengan memperhatikan syarat-syarat fisik dari

sumur tersebut yang didasarkan atas kesimpulan dari pendapat beberapa pakar

di bidang ini, yaitu (Irsan, 2015).

1. Lokasi sumur tidak kurang dari 10 meter dari sumber pencemar.


7

2. Lantai sumur sekurangnya berdiameter 1 meter jaraknya dari dinding sumur

dan kedap air.

3. Tinggi bibir sumur 0,8 meter.

4. Memiliki cincin (dinding) sumur minimal 3 meter.

5. Memiliki tutup sumur yang kuat dan rapat.

D. Air Minum

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa

proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum (Anonim, 2002).

Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

bahkan semua makhluk hidup dan fungsinya tidak pernah dapat digantikan oleh

senyawa lain. Air berperan sebagai pembawa zat-zt makanan dan sisa-sisa

metabolisme (Arifa, 2016).

Air dapat dikonsumsi sebagai air minum apabila air tersebut bebas dari

mikroorganisme yang bersifat patogen dan telah memenuhi syarat-syarat

kesehatan. Masyarakat umum mengambil persediaan air minum dari sumber air,

sebelum dikonsumsi air tersebut harus direbus dahulu. Merebus air sampai

mendidih bertujuan untuk membunuh kuman-kuman yang mungkin terkandung

dalam air tersebut. Sedangkan air minum yang tersedia di pasaran luas berupa

air mineral yang berasal dari sumber air pegunungan dan telah mengalami

proses destilasi atau penyulingan di industri dalam skala besar. Penyulingan ini

juga bermaksud untuk menghilangkan mineral-mineral yang terkandung dalam

air, baik berupa mikroorganisme maupun berupa logam berat (Marwati, dkk,

2008).
8

E. Kualitas Air

Kualitas air adalah kondisi mutu air dilihat dari karakteristik fisik, kimiawi

dan biologisnya. Menurut (Efendi, 2003) menyatakan bahwa kualitas air yaitu

sifat air, kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen lain dalam air.

Kualitas air mencakup keadaan fisik, kimia dan biologi yang dapat

mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia, pertanian, industri,

rekreasi dan pemanfaatan air lainnya (Gusril, 2016).

Kualitas air dapat ditentukan berdasarkan beberapa parameter, yaitu:

1. Potential of Hydrogen (pH)

pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar

keasaman dari suatu larutan. Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah

aktivitas ion hidrogen dalam perairan. Unit pH diukur pada skala 0-14. Secara

umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau

kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH=7 adalah netral, pH<7

bersifat asam, sedangkan pH>7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa

(Effendi, 2003). Istilah pH berasal dari “p” lambang matematika dari negatif

logaritma dan “H” lambang kimia untuk unsur Hidrogen.

Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion Hidrogen dalam suatu larutan

dalam air yang bersih yang dimana jumlah konsentrasi ion H dan H berada

dalam keseimbangan sehingga air yang bersih bereaksi netral, pH diukur

dengan menggunakan pH meter.

2. TDS (Total Dissolved Solid)

TDS atau padatan terlarut adalah padatan-padatan yang mempunyai

ukuran lebih kecil dari padatan tersuspensi. Bahan-bahan terlarut pada perairan

alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan dapat meningkatkan
9

kekeruhan yang selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke

dalam air dan akhirnya berpengaruh terhadap proses fotosintesis perairan.

Tingginya kadar TDS jika tidak dikelola dan diolah dapat mencemari badan air.

Selain itu juga dapat mematikan kehidupan aquatik dan memiliki efek samping

yang kurang baik pada kesehatan manusia karena mengandung bahan kimia

dengan konsentrasi yang tinggi (Trisna, 2018).

Sumber utama TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah

rumah tangga dan industri. Perubahan dalam konsentrasi TDS dapat berbahaya

karena dapat menyebabkan salinitas, perubahan komposisi ion-ion dan toksisitas

masing-masing ion (Ibrahim, 2016).

3. DO (Dissolved Oxygen)

DO merupakan oksigen terlarut yang digunakan untuk mengukur kualitas

kebersihan air. Semakin besar nilai kandungan DO menunjukkan bahwa kualitas

air tersebut semakin bagus (Patty, 2015).

Oksigen terlarut dalam air berasal dari hasil proses fotosintesis oleh

fitoplankton atau tanaman air lainnya dan difusi dari udara. Oksigen terlarut

digunakan oleh organisme perairan dalam proses respirasi (Susana, 2015).

Rendahnya kadar oksigen terlarut berkaitan erat dengan tingginya

kekeruhan air di lokasi tersebut dan juga mungkin disebabkan oleh semakin

meningkatnya aktivitas mikro organisme dalam menguraikan zat organik menjadi

zat anorganik yang menggunakan oksigen terlarut. Semakin banyak bahan

buangan organik yang ada di dalam air, semakin sedikit sisa kandungan oksigen

yang terlarut di dalamnya (Simon, 2015)


III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RT 12 KM 73 Kecamatan Marangkayu

Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan kurang

lebih 5 bulan terhitung dari bulan Oktober 2021

hingga Februari 2022 mencakup kegiatan dari

orientasi lapangan, penyusunan proposal,

penelitian lapangan, hingga tahap penulisan

Tugas Akhir.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Multimeter Parameter (Ec910) digunakan untuk alat pengukur nilai Ph, TDS, DO

b. Gelas kaca digunakan untuk wadah sampel air sumur gali

c. Alat tulis digunakan untuk media mencatat hasil pengukuran

d. Tisu digunakan untuk mengeringkan probe

2. Bahan

a. Sampel air sumur gali digunakan untuk bahan uji pengukuran nilai Ph, TDS,

DO

C. Prosedur Penelitian

1. Studi Literatur

Kegiatan mencari referensi dari buku

maupun jurnal, serta mempelajari dan


mengumpulkan data dan materi yang berkaitan

dengan judul penelitian.

2. Observasi Lapangan

Melakukan kegiatan observasi dan

pengamatan langsung ke RT 12 KM 73

Kecamatan Marangkayu dijadikan sebagai

lokasi penelitian.

3. Teknik Pengambilan Data


12

Penelitian ini menggunakan data primer

yaitu data hasil penelitian lapangan yang

mencangkup nilai pH, TDS dan DO didukung

dengan data sekunder yaitu Peraturan Menteri

Kesehatan No 32 Tahun 2017 tentang standar

baku mutu kesehatan lingkungan dan

persyaratan kesehatan air untuk

higienisanitasi, kolam renang, solusperaqua,

dan pemandian umum.

Berdasarkan SNI 6989.58:2008 pada butir 9.2 menyatakan bahwa metode

pengambilan air contoh pada sumur gali dilakukan dengan langkah-langkah

berikut:

a. Dibaca petunjuk penggunaan alat pengambilan air contoh

b. Diturunkan alat pengambil contoh ke dalam sumur sampai kedalaman tertentu

c. Diangkat alat pengambil air contoh setelah terisi contoh

d. Dipindahkan air dari alat pengambilan air contoh ke dalam wadah

4. Prosedur Titik Pengambilan Contoh Air Tanah

Berdasarkan SNI 06-2412-1991 pada butir 3.2.2 menyatakan bahwa pada

sumur gali contoh diambil pada kedalaman 20 cm di bawah permukaan air dan

sebaiknya diambil pada pagi hari.

5. Prosedur Pengujian Parameter

Berdasarkan SNI 6989.58:2008 pada butir 9.3 menyatakan bahwa

pengambilan contoh untuk pengujian kualitas air dilakukan dengan :

a. Disiapkan alat pengambil air contoh sesuai dengan jenis air yang akan diuji

b. Dibilas alat dengan air contoh yang akan diambil, sebanyak 3 (tiga) kali
13

c. Diambil air contoh sesuai dengan peruntukan analisis

d. Dimasukkan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis

e. Dilakukan segera pengujian untuk parameter DO, TDS dan pH.

f. Dicatat hasil pengujian parameter dalam buku catatan khusus

6. Prosedur Penggunaan Alat

a. Diambil alat Multiparameter dari dalam kotak

b. Dipasang baterai pada alat

c. Dipasang probe parameter yang akan diuji

d. Ditekan tombol “Meas” untuk menyalakan alat

e. Ditekan tombol “Model” untuk memunculkan parameter di layar

f. Ditekan tombol model beberapa kali sampai muncul nama parameter yang

akan diuji pada probe yang memiliki lebih dari 1 parameter

g. Dibuka tutup probe jika tertutup

h. Dicelupkan probe pada sampel air

i. Dicatat nilai parameter jika tulisan stabil telah muncul pada layar

j. Dimatikan alat dengan menekan kembali tombol “Meas”

k. Dicabut lalu lap probe dengan tisu dan tutup kembali probe

l. Dipasang probe parameter lain jika akan melakukan pengujian parameter

lainnya

m. Dicabut probe setelah selesai melakukan pengujian parameter

n. Dimatikan alat, melepaskan baterai dan menyimpan kembali ke dalam kotak

alat.

7. Pengolahan data/sampel

Pengolahan data atau sampel air sumur di lakukan selama 2 hari, dan

dalam satu hari di lakukan selama 3 waktu yaitu pagi pukul 08.00, siang pukul
14

12.00 dan sore pukul 16.00. Setiap waktu dilakukan pengulangan sebanyak 3

kali, total pengulangan selama 2 hari sebanyak 18 kali. Setiap pengulangan

satu waktu diambil hasil nilai rata ratanya lalu di akumulasikan selama 2 hari

ini berfungsi untuk mendapatkan keakuratan hasil nilai data atau sampel.

D. Analisis Data

Hasil kualitas air berdasarkan parameter pH, TDS dan DO yang dilakukan

di lokasi penelitian RT 12 KM 73 Kecamatan Marangkayu dibandingkan dengan

Peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2017 tentang standar baku mutu

kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk higienisanitasi, kolam

renang, solusperaqua, dan pemandian umum.


15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Marangkayu merupakan sebuah

kecamatan yang terletak di wilayah pesisir

Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan

Timur. Kecamatan Marang Kayu berada di

garis khatulistiwa, yang terletak antara

117º06' BT – 117º30' BT dan 0º07' LU – 0º13'

LS dengan luas wilayah mencapai 1.165,71

km2. Secara administratif, kecamatan ini

terbagi dalam 11 desa dengan jumlah

penduduk mencapai 35.637 jiwa (Anonim

2014). Kecamatan Marangkayu berbatasan

langsung dengan Kota Bontang di sebelah

Utara, Selat Makassar di bagian Timur,

Kecamatan Sebulu dan Kecamatan Muara

Kaman di bagian Barat, serta Kecamatan

Muara Badak di bagian Selatan. Kecamatan

Marangkayu juga merupakan salah satu

wilayah yang kaya akan sumber daya

alam, khususnya minyak bumi dan gas alam

(migas). Eksploitasi migas di kecamatan ini

dikerjakan oleh perusahaan multinasional

VICO Indonesia dan Pertamina Hulu -

Kalimantan Timur (PHKT).


Desa Perangat Selatan adalah salah

satu desa transmigrasi pada era

kepemimpinan presiden ke 2 Indonesia yaitu

presiden Soeharto, Desa Perangat Selatan

dahulunya bernama desa E , karena

penamaan desa desa transmigrasi pada saat

itu di daerah Marang kayu menggunakan

nama Huruf sebagai penanda wilayah, contoh

seperti dua desa yang mengapit desa perangat

selatan yg bernama desa D dan desa F. desa

Perangat Selatan dahulunya masuk wilayah

Kecamatan Tanjung Santan III, tepatnya di

areal Perkebunan Karet milik PIR (Perkebunan

Inti Rakyat) PTP. 26, selanjutnya diambil alih

oleh PTP Nusantara XIII. Transmigrasi rakyat

tersebut yaitu pada Tahun 1989, datang dari

luar Kalimantan menggunakan transportasi

Laut dan berlabuh di Pelabuhan


18

Toko Lima desa Muara Badak, sebab dari Muara Badaklah daerah pelabuhan

terdekat dikarenakan Jalan Poros Samarinda Bontang masih dalam masa

pengerjaan. (Masyarakat) Penduduk Transmigrasi tersebut terdiri dari beberapa

suku, seperti ; Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Madura dan Suku Lombok /

Sumbawa kemudian ditambah dengan warga lokal di seputaran marang kayu

yaitu suku Bugis, jumlah penduduk di Desa Perangat Selatan sekarang ini

berjumlah 1918 orang, dengan 693 kartu keluarga, 982 laki – laki dan 924

perempuan. Desain Awal Penggerak Roda Perekonomian di Desa Perangat

Selatan adalah Perkebunan Karet, dan sampai sekarang mayoritas

perekonomian Desa Perangat Selatan masih pada Perkebunan Karet.

B. Hasil

Masyarakat di RT 12 KM 73 Kecamatan

Marangkayu menggunakan air sumur gali

untuk kebutuhan sehari-hari seperti untuk

minum, memasak, mencuci dan mandi.

Berikut ini adalah lokasi sumur di RT 12 KM 12

Kecamatan Marangkayu dan dapat di lihat

pada Gambar 1
19

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Keterangan : Letak sumur di RT 12 Desa

Perangat Selatan Km 73 Kecamatan

Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara

Provinsi Kalimantan Timur.

Berikut ini adalah hasil pengukuran

kualitas air sumur gali berdasarkan

parameter pH, TDS dan DO di RT 12 KM 73

Kecamatan Marangkayu.

Tabel 1. Pengukuran Total Nilai Rata – Rata

Rata-
No Parameter Pengulangan Satuan
Rata

S1 S2 S3 M1 M2 M3

1 Ph 3,27 4,52 3,13 5,70 4,10 4,10 4,14


20

2 TDS 90,5 54,16 129,8 115,8 53,5 53,5 82,79 mg/l

3 DO 9,27 5,90 3,77 10,01 4,57 9,12 7,10 mg/l

Keterangan

S1 : Sabtu pagi M1 : Minggu pagi

S2 : Sabtu siang M2 : Minggu siang

S3 : Sabtu sore M3 : Minggu sore

C. Pembahasan

1. pH

Gambar 2. Diagram pH

PENGUKURAN pH
PagiSiangSore

5.7

4.5
4.14.1
3.2 3.1

Sabtu Minggu
21

Keterangan Diagram pH :

Pagi

Siang

Sore

Berdasarkan hasil pengukuran air

sumur terhadap nilai rata – rata DO yang di

lakukan pada hari sabtu dan minggu sebesar

7,10 mg/l yang diperoleh pada sumur,,

dengan nilai pH rata-rata 4,14 menunjukkan

bahwa air sumur tersebut tidak dapat

digunakan sebagai air untuk keperluan higiene

sanitasi, kolam renang, SPA, maupun

pemandian umum karena tidak sesuai dengan

baku mutu berdasarkan peraturan menteri

kesehatan no 32 tahun 2017 tentang standar

baku mutu kesehatan lingkungan dan

persyaratan kesehatan air untuk

higienisanitasi, kolam renang, solusperaqua,

dan pemandian umum. Tinggi atau rendahnya

nilai pH air tergantung pada beberapa faktor

yaitu, kondisi gas-gas dalam air seperti CO2,

konsentrasi garam- garam karbonat dan

bikarbonat, proses dekomposisi bahan organik

di dasar perairan. Beberapa penyebab pH air

rendah diantaranya adalah : Karbon dioksida


22

atau CO2 yang terlarut di dalam air yang

kerap berlangsung belakangan ini adalah

akibat tingginya kadar CO2 di atmosfer

sehingga mengakibatkan meningkatnya

konsentrasi ion hidrogen (H+) yang dapat

menurunkan atau membuat rendah pH air.

Proses dekomposisi atau yang lebih dikenal

dengan sebutan pembusukan bahan organik

yang ada dalam air bisa memengaruhi pH air.

Bahan organik yang berbentuk himpunan

senyawa organik dari makhluk hidup memiliki

kandungan unsur karbon (C). Senyawa

organik biasanya labil dan gampang

teroksidasi jadi karbon dioksida (CO2) dan air

(H2O). Disamping mengakibatkan menurunnya

kadar oksigen, juga bisa menurunkan atau

merendahkan pH air jadi bersifat asam. Kadar

karbon anorganik terlarut bisa menambah ion

hidrogen sehingga pH air pun akan menjadi

asam atau rendah. Bahan organik itu bisa

bersumber dari aliran sungai yang dipengaruhi

oleh daratan di sekelilingnya (Effendi, 2003).


23

2. TDS

PENGUKURAN TDS
PagiSiangSore
115.8

128.8

90.5

54.16 53.5 53.5

Sabtu Minggu

Gambar 3. Diagram TDS

Keterangan Diagram TDS :

Pagi

Siang

Sore

Berdasarkan hasil pengukuran air


24

sumur terhadap nilai rata – rata DO yang di

lakukan pada hari sabtu dan minggu sebesar

7,10 mg/l yang diperoleh pada sumur, dengan

nilai TDS rata-rata 82,79 mg/l menunjukkan

bahwa air sumur tersebut dapat digunakan

sebagai air untuk keperluan higiene sanitasi,

kolam renang, SPA, maupun pemandian

umum karena sesuai dengan baku mutu

berdasarkan peraturan menteri kesehatan no

32 tahun 2017 tentang standar baku mutu

kesehatan lingkungan dan persyaratan

kesehatan air untuk higienisanitasi, kolam

renang, solusperaqua, dan pemandian umum.

Padatan terlarut ini bisa berasal dari unsur

logam didalam tanah yang terlarut dalam aliran

air tanah ataupun berasal dari limbah rumah

tangga yang meresap ke dalam tanah karena

lokasi sumur di daerah itu berada di sekitar

pemukiman penduduk dan dilewati oleh

selokan limbah rumah tangga. Sebagai contoh

air buangan sering mengandung molekul

sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air,

misalnya pada air buangan rumah tangga.

Kondisi lingkungan sumur gali dalam keadaan

yang kurang bersih, terdapat rumput yang


25

tumbuh di sekitar sumur, terdapat banyak

daun kering dan sampah yang berserakan di

sekitar sumur. Keadaan sumur gali tidak

cukup bersih, ada rumput di sekitar sumur dan

ada lumut di air sumur, dan tidak terdapat parit

aliran air di sekitar (Ibrahim, 2016).

3. DO

PENGUKURAN DO
PagiSiangSore

10.01
9.27 9,1
22
22
5.90 22
4.57 2
3.77

Sabtu Minggu
26

Gambar 4. Diagram DO

Keterangan Diagram DO :

Pagi

Siang

Sore

Berdasarkan hasil pengukuran air

sumur terhadap nilai rata – rata DO yang di

lakukan pada hari sabtu dan minggu sebesar

7,10 mg/l yang diperoleh pada sumur, dengan

nilai DO rata-rata 7,10 mg/l menunjukkan

bahwa air sumur tersebut dapat digunakan

sebagai air untuk keperluan higiene sanitasi,

kolam renang, SPA, maupun pemandian

umum karena sesuai dengan baku mutu

berdasarkan peraturan menteri kesehatan no

32 tahun 2017 tentang standar baku mutu

kesehatan lingkungan dan persyaratan

kesehatan air untuk higienisanitasi, kolam

renang, solusperaqua, dan pemandian umum.

DO merupakan kadar oksigen yang terlarut

dalam air. Oksigen yang terlarut dibutuhkan

oleh semua jasad hidup untuk pernapasan,

proses metabolisme atau pertukarakan zat

yang menghasilkan energi untuk pertumbuhan

dan pembiakan. Sumber utama oksigen dalam


27

perairan berasal dari suatu proses difusi dari

udara bebas dan hasil fotosintesis organisme

yang hidup dalam perairan (Susana, 2009).


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan seluruh hasil tahapan

penelitian yang telah dilakukan dapat di

simpulkan bahwa :

1. Sumur gali di RT 12 KM 73 Kecamatan Marangkayu memiliki hasil nilai rata-rata

pH adalah 4,14. Hasil nilai rata-rata TDS adalah 82,79 mg/l. Hasil nilai rata-rata

DO adalah 7,10 mg/l

2. Air sumur gali di RT 12 KM 73 Kecamatan Marangkayu, memiliki nilai pH yang

rendah atau tidak sesuai tetapi memilki nilai TDS dan D yang sesuai dengan

standar baku mutu berdasarkan peraturan menteri kesehatan no 32 tahun 2017

tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air

untuk higienisanitasi, kolam renang, solusperaqua, dan pemandian umum.

B. Saran

1. Sebaiknya masyarakat menjaga dan rutin membersihkan permukaan sumur

maupun area di sekitar sumur agar air sumur tetap terjaga kebersihannya.

2. Masyarakat diharapkan memperbaiki kondisi lingkungan fisik sumur seperti

membuat parit di sekitar sumur untuk menghindarkan air kotor saat hujan masuk

dalam sumur, membuat tutup sumur yang rapat dan kuat, menjaga dinding dan

lantai sumur tetap kedap air dan meningkatkan perilaku hidup sehat agar kualitas

air sumur aman.

3. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan terhadap penelitian ini agar

mendapatkan hasil yang sempurna sesuai standar baku mutu berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2017 tentang standar baku mutu

kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk higienisanitasi,


kolam renang, solusperaqua, dan pemandian umu
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492

Anonim, 2014. Perangat Selatan Http:// Kabupaten. Kutai Kartanegara. Com/

Kecamatan .Php?K = Marang_Kayu

Anonim, 2017. Peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2017 tentang standar baku

mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk higienisanitasi,

kolam renang, solusperaqua, dan pemandian umum.

Arifa, 2016. Alat ukur kualitas air minum dengan parameter pH, DO, tingkat kekeruhan,

dan jumlah padatan terlarut. Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, 14(1).

Arum, 2017. Distribusi Kuman Coliform Pada Air Minum dan Air Bersih Rumah Tangga

NON PDAM (Studi di Dusun Gintungan, Desa Gogik, Ungaran, Kabupaten

Semarang) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Penegeloaan Sumber Daya Dan Lingkungan

Perairan. Yogyakarta : Halaman 162-168

Gabriel, J.F.2001. Fisika Lingkungan.Hipokratesi, Jakarta

Gusril, H. 2016. Peningkatan Kualitas Ph, Fe Dan Kekeruhan Dari Air Sumur Gali

Dengan Metode Filtrasi. Jurnal Riset Rekayasa Sipil, 1(2), 105-113.

Ibrahim, A. 2016. Penurunan Kadar Ion Besi (Fe2+) Dalam Air Menggunakan Serbuk

Kulit Pisang Kepok. Skripsi.

Irsan, P. R. 2015. Analisa Kadmium (Cd) pada Air Sumur di Sekitar Persawahan di

Desa Mompang Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota

Padangsidimnpuan Tahun 2013. Lingkungan dan Keselamatan Kerja, 3(1),

14465.

Liwu, M. 2019. Gambaran Kualitas Air Bersih Sarana Sumur Gali Dengan Penyakit

Diare Di Kelurahan Sikumana Kecamatan Maulafa Kota Kupang Tahun 2019


31

(Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Kupang).

Marwati, N. M., Mardani, N. K., & Sundra, I. K. 2008. Kualitas Air Sumur Gali Ditinjau

dari Kondisi Lingkungan Fisik dan Perilaku Masyarakat di Wilayah

Mayasari, 2015. Zat hara (fosfat, nitrat), oksigen terlarut dan pH kaitannya dengan

kesuburan di Perairan Jikumerasa, Pulau Buru. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis,

3(1), 43-50.

Patty, S. I. 2015. Karakteristik fosfat, nitrat dan oksigen terlarut di perairan selat lembeh,

sulawesi utara. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 3(2), 1-7.

Susana, T. 2009. Tingkat Keasaman (pH) dan Oksigen Terlarut sebagai Indikator

Kualitas Perairan Sekitar Muara Sungai Cisadane. Jurnal Teknologi Lingkungan

Universitas Trisakti, 5(2), 33-39.

Simon, 2015. Analisis Sifat Fisis Kualitas Air Di Mata Air Sumber Asem Dusun Kalijeruk,

Desa Siwuran, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo. Unnes Physics

Journal, 5(1), 40-45.

Trisna, Y. 2018. Kualitas Air dan Keluhan Kesehatan Masyarakat di Sekitar Pabrik Gula

Watoetoelis. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(2), 220-230.

Yonar. M.E. 2018. Chlorpyrifos-Induced Biochemical Changes In Cyprinus Carpio:

Ameliorative Effect Of Curcumin. In Ecotoxicology And Environmental Safety

(Vol.151, Pp. 49-54).https:doi.org/j.ecoenv.2017.12.065


LAMPIRAN
33

Lampiran 1. Hasil Pengukuran Nilai Kualitas Air


Berikut ini adalah hasil pengukuran nilai kualitas air berdasarkan parameter Ph, TDS

dan DO pada Sabtu, 15 Januari 2022

1. Pagi

Tabel 2. Pengukuran Pukul 08.00

Pengulangan Rata- Baku


No. Parameter Keterangan
1 2 3 Rata Mutu
1 pH 2,94 3,94 2,94 3,27 6-9 Tidak Sesuai
1000
2 TDS 90,2 91,3 90,0 90,5 Sesuai
mg/L
3 DO 9,28 9,29 9,25 9,27 6 mg/L Sesuai

2. Siang

Tabel 3. Pengukuran Pukul 12.00

Pengulangan Rata- Baku


No. Parameter Keterangan
1 2 3 Rata Mutu
1 pH 4,54 4,53 4,50 4,52 6-9 Tidak Sesuai
1000
2 TDS 54,3 54,0 54,2 54,16 Sesuai
mg/L
3 DO 5,93 5,89 5,90 5,90 6 mg/L Tidak Sesuai

3. Sore

Tabel 4. Pengukuran Pukul 16.00


Pengulangan Rata- Baku
No. Parameter Keterangan
1 2 3 Rata Mutu
1 Ph 3,15 3,10 3,15 3,13 6-9 Tidak Sesuai
1000
2 TDS 130,7 129,9 128,9 129,8 Sesuai
mg/L
Tidak
3 DO 3,72 3,80 3,80 3.77 6 mg/L
Sesuai
34

Berikut ini adalah hasil pengukuran nilai kualitas air berdasarkan

parameter Ph, TDS dan DO pada Minggu, 16 Januari 2022

4. Pagi

Tabel 5. Pengukuran Pukul 08.00


Pengulangan Rata- Baku
No. Parameter Keterangan
1 2 3 Rata Mutu
1 pH 5,81 5,69 5,58 5,70 6-9 Tidak Sesuai
1000
2 TDS 115,7 115,8 115,8 115,8 Sesuai
mg/L
3 DO 10,01 10,02 10,01 10,01 6 mg/L Sesuai

5. Siang

Tabel 6. Pengukuran Pukul 12.00


Pengulangan Rata- Baku
No. Parameter Keterangan
1 2 3 Rata Mutu
1 pH 4,09 4,11 4,09 4,10 6-9 Tidak Sesuai
1000
2 TDS 55,1 53,2 52,2 53,5 Sesuai
mg/L
3 DO 5.82 4.34 3.55 4.57 6 mg/L Tidak Sesuai

6. Sore

Tabel 7. Pengukuran Pukul 16.00


Pengulangan Rata- Baku
No. Parameter Keterangan
1 2 3 Rata Mutu
1 pH 4,09 4,09 4,11 4,10 6-9 Tidak Sesuai
1000
2 TDS 55,1 53,2 52,2 53,5 Sesuai
mg/L
3 DO 9,10 8,98 9,30 9,12 6 mg/L Sesuai

Berikut ini adalah total hasil rata – rata pengukuran nilai kualitas air

berdasarkan parameter Ph, TDS dan DO pada Sabtu, 15 Januari 2022


35

Tabel 8. Pengukuran Total Nilai Rata - Rata


Pengulangan Rata- Baku
No. Parameter Keterangan
Pagi Siang Sore Rata Mutu
1 Ph 3,27 4,52 3,27 3,68 6-9 Tidak Sesuai
1000
2 TDS 90,05 54,16 129,8 91,33 Sesuai
mg/L
3 DO 9,27 5,90 3,77 6,31 6 mg/L Sesuai

Berikut ini adalah total hasil rata – rata pengukuran nilai kualitas air

berdasarkan parameter Ph, TDS dan DO pada Minggu, 16 Januari 2022

Tabel 9. Pengukuran Total Nilai Rata - Rata


Pengulangan Rata- Baku
No. Parameter Keterangan
Pagi Siang Sore Rata Mutu
1 Ph 5,70 4,10 4,10 4,63 6-9 Tidak Sesuai
1000
2 TDS 115,8 53,5 53,5 74,26 Sesuai
mg/L
3 DO 10,01 4,57 9,12 7,9 6 mg/L Sesuai

Lampiran 2. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan


36

Tabel 10. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu KesehatanLingkungan


untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
Standar Baku Mutu
No. Parameter Wajib Unit
(kadar maksimum)

1. Kekeruhan NTU 25
2. Warna TCU 50

Zat padat terlarut


3. mg/l 1000
(Total Dissolved Solid)

4. Suhu oC suhu udara ± 3


5. Rasa tidak berasa
6. Bau tidak berbau

Tabel 11. Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan


Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanita
Parameter Standar Baku Mutu
No. Unit
Wajib (kadar maksimum)
1. Total coliform CFU/100ml 50
2. E. coli CFU/100ml 0

Tabel 12. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu


Kesehatan Lingkungan untuk Media Air untuk
KeperluanHigiene Sanitasi
37

No Standar Baku Mutu


Parameter Unit
. (kadar maksimum)

1. pH mg/l

2. Besi mg/l 1
3. Fluorida mg/l 1,5
4. Kesadahan (CaCO3) mg/l 500
5. Mangan mg/l 0,5
6. Nitrat, sebagai N mg/l 10
7. Nitrit, sebagai N mg/l 1
8. Sianida mg/l 0,1
9. Deterjen mg/l 0,05
10. Pestisida total mg/l 0,1
Tambahan
1. Air raksa mg/l 0,001
2. Arsen mg/l 0,05
3. Kadmium mg/l 0,005
4. Kromium (valensi 6) mg/l 0,05
5. Selenium mg/l 0,01
6. Seng mg/l 15
7. Sulfat mg/l 400
8. Timbal mg/l 0,05
9. Benzene mg/l 0,01
10
Zat organik (KMNO4) mg/l 10

Tabel 13. Paramater Fisik Dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
untuk Media Air Kolam Renang
38

Standar Baku
No. Parameter Unit Mutu (kadar Keterangan
maksimum)

1. Bau Tidak berbau


2. Kekeruhan NTU 0,5
3. Suhu oC 16-40

piringan merah

piringan hitam (Secchi)


4. Kejernihan terlihat berdiameter 20
jelas cm terlihat jelas
dari kedalaman
4,572 m

kedalaman <1
2,2
meter

kedalaman 1-1,5
5.
Kepadatan m2/ 2,7
perenang perenang meter

kedalaman > 1,5


4
meter

Tabel 14. Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan


39

Lingkungan untuk Media Air Kolam Renang

Standar Baku
No. Parameter Unit Mutu (kadar Keterangan
maksimum)

diperiksa
1. E. coli CFU/100ml <1
setiap bulan

Heterotrophic Plate
diperiksa
2. Count CFU/100ml 100
setiap bulan
(HPC)

Pseudomonas diperiksa bila


3. CFU/100ml <1
Aeruginosa diperlukan

diperiksa
Staphylococcus
4. CFU/100ml <100 sewaktu-
aureus
waktu

diperiksa setiap
3 bulanuntuk air
yangdiolah dan
5 Legionella spp CFU/100ml <1 setiap bulan
untuk
SPA alami dan
panas

Tabel 15. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan


Lingkungan untuk media Air Kolam Renang
40

Standar
Baku Mutu
No. Parameter Unit (kadar Keterangan
minimum/
kisaran)
1. pH 7 – 7,8 apabila menggunakan
khlorin dan diperiksa
minimum 3 kali sehari

7–8 apabila menggunakan


bromine dan diperiksa
minimum 3 kali sehari

2. Alkalinitas mg/l 80-200 semua jenis Kolam


Renang

3. Sisa Khlor mg/l 1-1,5 Kolam beratap/ tidak


bebas
beratap

mg/l 2-3 Kolam panas dalam


ruangan

4. Sisa khlor mg/l 3 semua jenis Kolam


Terikat Renang

5. Total mg/l 2-2,5 kolam biasa


Bromine mg/l 4-5 heated pool
Sisa mg/l 3-4 Kolam beratap/tidak
bromine beratap/kolam panas
dalam ruangan
6. Oxidation- mV 720 semua jenis Kolam
Reduction Renang
Potential Sisa Khlor/Bromine
(ORP) diperiksa 3 kali

Tabel 16. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan


Lingkungan untuk Media Air SPA
41

No. Parameter Unit Standar Baku Keterangan


Mutu (kadar
maksimum)
1. Bau Tidak berbau
2. Kekeruhan NTU 0,5
3. Suhu oC <40
4. Kejernihan piringan Piringan
terlihat
jelas Secchi berdiameter
20 cm diletakkan di
dasar kolam .

Tabel 17. Paramater Biologi dalam Standar Baku Mutu


Kesehatan Lingkungan untuk Media Air SPA

Standar Baku
No. Parameter Unit Mutu (kadar Keterangan
maksimum)

CFU/
1. E.coli <1
100ml

Heterotropic Plate CFU/


2. <200
Count (HPC) 100ml

Pseudomonas CFU/
<1
aeruginosa 100ml
3.
Pseudomonas CFU/
<10 SPA alam
aeruginosa 100ml

CFU/
4. Legionella spp <1
100ml

Tabel 18. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan


Lingkungan untuk Media Air SPA
42

No. Parameter Unit Standar Baku Mutu Keterangan

1. pH 7,2 – 7,8 apabila


menggunakan
khlorin utk
disinfeksi

7,2 – 8,0 apabila


menggunakan
bromine utk
disinfeksi

2. Alkalinitas mg/l 80-200


3. Sisa Khlor mg/l Minimum 1 SPA biasa
bebas
SPA panas
2-3

4. Sisa khlor mg/l Minimum 3 SPA biasa


Terikat

Total bromine mg/l 4-5 SPA biasa


Sisa bromine mg/l 3-4 SPA panas
5. Oxidation Milivolt Minimum 720 diukur dengan
Reduction (mV) silver chloride
Potential (ORP) electrode

Minimum 680 Diukur dengan


silver calomel
electrode

Tabel 19. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan


43

Lingkungan untuk Media Air Pemandian Umum

Standar
Baku Mutu
No. Parameter Unit (kadar Keterangan
minimum/
kisaran)

untuk kontak dengan air


1. Suhu oC 15– 35
dalam jangka waktu lama

Indeks sinar
matahari 4 jam sekitar waktu
2. ≤3
(ultra violet tengah hari
index)

meter secchi disk berdiameter


3. Kejernihan 1,6
kedalaman 200mm terlihat jelas

Tabel 20. Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu


Kesehatan Lingkungan untuk Media Air Pemandian
Umum

Standar Baku Mutu

(kadar maksimum)
No. Parameter Unit Nilai Keterangan
Rata-rata batas
geometrik statistik
(STV)
1. Enterococci CFU/ 35 130 air laut dan
100ml tawar

2. E.coli CFU/ 126 410 air tawar


100ml

Tabel 21. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan


44

Lingkungan untuk Media Air Pemandian Umum

Standar Baku
No. Parameter Unit Mutu (kadar Keterangan
minimum/kisaran)

1. pH 5-9

Oksigen ≥ 80 %
terlarut
2. mg/l ≥4 saturasi
(Dissolved
Oxygen) (jenuh)
45

Lampiran 3.Multimeter Parameter, Gelas, Tisu dan Sampel Air Sumur Gali

Gambar 5. Alat dan Bahan Penelitian

Lampiran 4.
46

Gambar 6. Pengukuran Analisa Air

Lampiran 5.
47

Gambar 7. Keadaan Sekitar Sumur

Lampiran 6.
48

Gambar 8. Sumur Tampak Atas

Anda mungkin juga menyukai