Anda di halaman 1dari 34

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sanitasi

Kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan social

kesejahteraan dan bukan bahaya ketiadaan penyakit atau kelemahan.(Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO, tahun 1948).

Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha

yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada

manusia terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak

perkembangan fisik,kesehatan, dan kelangsungan hidup.

Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk

menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitik

beratkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi

derajat kesehatan manusia. (Azwar,1995). Upaya sanitasi dasar meliputi

penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan

sampah dan saluran pembuangan air limbah.

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih

dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengna kotoran dan

bahan buangan berbahaya kainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan

meningkatkan kesehatan manusia.

Sanitasi Lingkungan adalah cara dan usaha individu atau masyarakat untuk
mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi
kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia
(Candra,2012:4).

6
7

B. Fasilitas Sanitasi Sekolah

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan

Lingkungan Sekolah, diantaranya fasilitas sanitasi dasar sekolah mencakup dari

beberapa hal seperti:

1. Air Bersih

a. Tersedia air bersih 15 liter/orang/hari.

b. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 pasal 2

ayat 1, tentang Setiap Penyelenggara wajib menjamin kualitas Air

untuk Keperluan Higiene Sanitasi,

c. Jarak sumur/sarana air bersih dengan sumber pencemar (sarana

pembuangan air limbah, septictank, tempat pembuangan akhir sampah)

minimal 10 m.

2. Toilet (kamar mandi, wc, dan urinoir)

a. Letak toilet harus terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru,

perpustakaan, ruang bimbingan dan konseling.

b. Tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.

c. Proporsi jumlah wc/urinoir adalah 1 wc/urinoir untuk 40 siswa dan 1

wc untuk 25 orang siswi.

d. Toilet harus dalam keadaan bersih.

e. Lantai toilet tidak ada genangan air.

f. Tersedia lubang penghawaan yang langsung berhubungan dengan


udara luar.
g. Bak penampungan air harus tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.
3. Sarana Pembungan Air Limbah (SPAL)

a. Tersedia saluran pembuangan air limbah yang terpisah dengan saluran

penuntasan air hujan.

b. Saluran pembuangan air limbah harus terbuat dari bahan kedap air

,tertutup, mudah dibersihkan, dan mengalir dengan lancer.

c. Keberadaan SPAL tidak mencemari lingkungan.

d. Tersedia saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat

kesehatan kedap air, tertutup dan airnya dapat mengalir dengan lancar.

e. Air limbah dibuang melalui tangki septik dan kemudian diresapkan ke

dalam tanah.

f. Pembuangan air limbah dari laboraturium, dapur, dan wc harus

memnuhi syarat kesehatan kedap air, tertutup, dan diberi bak control

pada jarak tertentu supaya mudah dibersihkan bila terjadi penyumbatan

sehingga dapat mengalir dengan lancar.

4. Sarana Pembuangan Sampah

a. Di setiap ruangan harus tersedia tempat sampah yang dilengkapi

dengan tutup.

b. Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) dari seluruh

ruangan untuk mempermudah pengangkutan atau pemusnahan sampah.

c. Peletakan tempat pembuangan/pengumpulan sampah sementara

dengan ruang kelas berjarak minimal 10 m.


C. Fasilitas Air Bersih

1. Pengertian Air Bersih

Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh

manusia sepanjang masa. Air mempunyai hubungan yang erat dengan

kesehatan. Apabila tidak diperhatikan maka air yang dipergunakan masyarakat

dapat mengganggu kesehatan manusia. untuk mendapatkan air yang baik,

sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air

sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan

manusia, baik limbah dari kegiatan industri dan kegiatan lainnya (Wardhana,

2004).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

416/MenKes/Per/IX/1990, yang di maksud air bersih adalah air bersih yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah di masak. Air bersih merupakan

salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar kehidupan manusia

secara sehat. ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi

bagian terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan maupun

di perdesaan .

2. Kuantitas dan Kualitas Air

Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat

yaitu kuantitas dan kualitas, (Sarudji,2010).

a. Syarat Kuantitas
Kuantitas air di sekolah di atur dalam Kepmenkes 1429 tahun 2006
tentang pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah, yaitu
tersedianya air bersih 15 liter/orang/hari.
b. Syarat Kualitas

Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan

mikrobiologis yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan

Pengawasan Kualitas Air (Slamet, 2007).

a). Parameter Fisik

Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang tidak berbau,

tidak berasa, tidak berwarna, tidak keruh atau jernih, dan dengan suhu sebaikya

di bawah suhu udara sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan

jumlah zat padat terlarut ( TDS ) yang rendah.

1) Bau

Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai

oleh masyarakat, bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas

air.

2) Rasa

Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang

tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang

dapat membahayakan kesehatan.

3) Warna

Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk

mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun

mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan

adanya tannin dan asam humat yang terdapat secara alamiah di

air rawa, berwarna kuning muda, menyerupai urin, oleh


karenanya orang tidak mau menggunakannya. Selain itu, zat

metan ini bila terkena khlor dapat membentuk senyawa-

senyawa khloroform yang beracun. Warna pun dapat berasal

dari buangan industri.

4) Kekeruhan

Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik

yang bersifat anorganik maupun yang organik. Zat anorganik

biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam, sedangkan

yang organik dapat berasal dari lapukan tanaman atau hewan.

Buangan industri dapat juga merupakan sumber kekeruhan.

5) Suhu

Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak

terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa yang

dapat membahayakan kesehatan, menghambat reaksi-reaksi

biokimia di dalam saluran/pipa, mikroorganisme pathogen

tidak mudah berkembang biak, dan bila diminum air dapat

menghilangkan dahaga.

6) Jumlah Zat Padat Terlarut

Jumlah zat padat terlarut ( TDS ) biasanya terdiri atas zat

organik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS

bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya efek

TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada

spesies kimia penyebab masalah tersebut.


b). Parameter Mikrobiologis

Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri.

Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang

mempengaruhinya. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-

hari harus bebas dari bakteri pathogen. Bakteri golongan coli tidak merupakan

bakteri golongan pathogen, namum bakteri ini merupakan indikator dari

pencemaran air oleh bakteri pathogen.

c). Parameter Radioaktifitas

Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas

efeknya adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar.

Kerusakan dapat berupa kematian dan perubahan komposisi genetik. Kematian

sel dapat diganti kembali apabila sel dapat beregenerasi dan apabila tidak

seluruh sel mati.Perubahan genetis dapat menimbulkan berbagai penyakit

seperti kanker dan mutasi.

d). Parameter Kimia

Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar

secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain

air raksa ( Hg ), alumunium ( Al ), Arsen ( As ), barium ( Ba ), besi (Fe ),

Flourida ( F ), Kalsium ( Ca ), derajat keasaman ( pH ), dan zat kimia lainnya.

Air sebaiknya tidak asam dan tidak basa ( Netral ) untuk mencegah terjadinya

pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan

untuk air bersih adalah 6,5 – 9.


3. Jenis-jenis Sarana Air Bersih dan Pemanfaatannya

Sarana sanitasi air adalah bangunan beserta peralatan dan

perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan membagi-bagikan air

bersih untuk masyarakat.Jenis sarana air bersih ada beberapa macam yaitu

PAM, sumur gali, sumur pompa tangan dangkal dan sumur pompa tangan

dalam, tempat penampungan air hujan, penampungan mata air, dan perpipaan.

a. Sumur Gali

Sumur gali adalah sarana air bersih yang mengambil atau

memanfaatkan air tanah dengan cara menggali lubang dengan tangan sampai

mendapatkan air.

Persyaratan sumur gali:

1) Apabila letak sumber pencemaran lebih tinggi dari sumber gali dan

diperkirakan aliran tanah mengalir ke sumur, jarak sumur gali

dengan pencemaran adalah 10 meter.

2)

3) Lantai harus kedap air minimal 1 meter dari dinding sumur, mudah

dibersihkan dan tidak tergenang.

4) SPAL harus kedap air, tidak menimbulkan genengan air.

5) Tinggi bibir sumur 70 cm dari lantai.

6) Dinding sumur minimal sedalam 3 meter dari permukaan tanah dan

kedap air.

7) Jika pengambilan air dengan pompa tangan atau listrik sumur harus
ditutup rapat.
8) Jika pengambilan air dengan timba, harus ada timba khusus untuk

mencegah pencemaran dan timba harus digantung serta tidak boleh

diletakan di lantai, (Sanropie., dkk, 1984: 276).

b. Sumur Bor

Sumur bor adalah sumur yang dibangun dengan menggunakan alat

auger, dan metode pengeborannya menggunakaan mesin. Beberapa hal yang

diperlukan diperhatikan :

1) Jarak dari pencemar bahan kimia sejauh 95 meter

2) Dengan kedalaman pipa 3 meter dari permukaan tanah diberi

selubang dari semen / cor atau PVC dan pipa besi

3) Selubang casing dari sumur bor minimal tinggi sekitar 16 inchi dari

permukaan tanah

4) Lantai kedap air berukuran 6 x 6 kaki persegi dengan tebal 6 inchi

( Depkes RI, 1990 dalam karya tulis ilmiah Ahmad Dimyati, 2015 )

c. Sumur pompa tangan (SPT)

Sumur pompa tangan adalah sarana air bersih yang mengambil atau

memanfaatkan air tanah dengan membuat lubang ditanah dengan menggunakan

bor.Beberapa hal yang harus diperhatikan:

1) Tidak berada di daerah banjir

2) Kedalaman sumur haruslah sampai mencapai lapisan tanah yang

mengandung air yang cukup banyak walaupun pada saat musim

kemarau.
3) Dinding sumur dibuat sampai lapisan tanah yang mengandung air

untuk menjaga supaya tanah tidak longsor, tetapi air masih dapat

masuk kedalam sumur.

4) Dinding sumur harus dibuat rapat air sekurang-kurangnya 3 meter

dalamnya dari permukaan tanah.

5) Dinding sumur dibuat rapat air sekurang-kurangnya setinggi 30 cm

dari permukaan tanah.

6) Lantai sumur :

Sekurang-kurangnya diameter dibuat 1m jaraknya dari dinding

sumur, ditinggikan 20cm diatas permukaan tanah, agak miring,

bentuknya bulat atau segi empat, kedap air, dan lantai sumur

dilengkapi dengan pompa tangan.

7) Permukaan tanah sekitar bangunan sumur dibuat miring untuk

memudahkan pengeringan. Saluran pembuangan sekurang-

kurangnya 10 m panjangnya untuk mengalirkan air bekas dari

sumur, (Sanropie; dkk, 1984: 279).

d. Perlindungan Mata Air

Perlindungan mata air (PMA) adalah salah satu upaya dalam

sistem penyediaan air minum untuk menjaga sumber air baku untuk air

minum agar tidak mengalami perubahan baik terhadap kuantitas maupun

terhadap kualitas air dari mata air. Selain itu perlindungan ini diperlukan

ditinjau dari aspek teknis,agar air yang keluar dari mata air tetap dan

terukur pengambilannya. Aspek non teknis yang diperlukan dalam operasi


dan perawatan terhadap mata air agar tidak mengalami kerusakan sesuai

dengan kearifan local.

Perlindungan mata air (PMA) merupakan prasarana air minum

yang memanfaatkan mata air tanah sebagai sumber air baku untuk air

minum, dengan cara melindungi dan menangkap mata air untuk ditampung

dan disalurkan kepada masyarakat pemakai.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:


1) Harus terbuat dari bahan yang rapat air dengan tutup diatas.

2) Tutup diatas dijaga agar tidak menjadikan jalan masuknya zat-zat

pencemaran.

3) Harus disediakan pipa penguras untuk menghasilkan pembersihan

yang baik pada saat pengosongan.

4) Harus tersedia pipa peluap.

5) Sambungan untuk pipa distribusi dan peralatan bantu hanya untuk

penyediaan air.

6) Perlu pemasangan pagar dan saluran pengering air yang datang dari

samping bak penampung, (Sanropie; dkk, 1984: 279).

e. Penampungan Air Hujan (PAH)

Penampungan air hujan (PAH) adalah sarana air bersih yang

memanfaatkan air hujan untuk pengadaan air.Air hujan yang mengalir

diatap rumah dialirkan dan ditampung kedalam bak PAH.Beberapa hal

yang harus diperhatikan :

1) Tanah tempat penampungan air hujan hendaknya dibuat mendatar

2) Letak bak sebaiknya tidak lebih dari 3m jaraknya dari areal

penangkapannya
3) Sebaiknya menggunakan atap dari genting asbes ferocement atau

seng

4) Atap yang dipakai untuk PAH tidak boleh terganggu oleh pohon-

pohon dengan dedaunan berada diatasnya

5) Usahakan reservoir dibangun tempat yang tidak langsung terkena

sinar matahari.

6) Bidang penangkap air hujan harus cukup luas, paling sedikit atap
3 rumah digabung melalui talang-talang yang selanjutnya
disalurkan ke bak PAH
7) Air yang jatuh pada 2-3 menit pertama dibuang karena masih

kotor. Kemudian pada menit-menit berikutnya yaitu setelah

bidang penangkapannya bersih air hujan boleh dimasukkan

kedalam bak penampung, (Sanropie; dkk, 1984: 279)

f. Perpipaan (PP)

Sarana perpipaan adalah bangunan serta peralatan dan

perlengkapan yang menghasilkan, menyediakan dan membagikan air

minum untuk masyarakat melalui jaringan perpipaan atau

distribusi.Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1) Pipa yang dipergunakan tidak larut atau mengandung bahan-bahan

kimia yang dapat membahayakan kesehatan, tidak dibenarkan ada

kebocoran jaringan pipa tidak terendam air kotor.

2) Lantai bak harus kedap air dan mudah di bersihkan. Kemiringan

lantaimengarah pada pipa penguras.


3) Bak terbuat dari bahan kedap air, bahan karet dan mudah

dibersihkan,bibir bak minimal 30cm diatas bahan yang kuat dan

kedap air dan diberi kunci pengaman

4) Saluran pembuangan air limbah kedap air, (Sanropie; dkk, 1984:

279)

D. Fasilitas pembuangan kotoran/jamban

Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi

oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus

dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faces), air seni (urine) dan

CO2 sebagai hasil dari proses pernafasan. Pembuangan Kotoran manusia dalm

ilmu kesehatan lingkungan dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan

urine, pada umumnya disebut latrine, jamban atau kakus (Notoatmodjo, 2003).

Penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi yang

cukup penting peranannya. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan

pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan

terutama tanah dan sumber air. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh

tinja manusia antara lain ; thypus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing

(gelang, kremi, tambang dan pita), schistosomiasis dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2003).

Untuk mencegah kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka


pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik. Pembuangan
kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban
tersebut sehat jika memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
(DepKes RI, 1998) :
1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban

2. Tidak mengotori air permukaan disekitarnya


3. Tidak mengotori air tanah disekitarnya

4. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan
binatang lainnya

5. Tidak menimbulkan bau

6. Mudah digunakan dan dipelihara

7. Desainnya sederhana

8. Murah

Persyaratan jamban yang harus dipenuhi :

a. Tertutup, artinya jamban terlindung dari panas dan hujan, serangga

dan binatang lain, terlingdung dari pandangan orang lain, dan

sebagainya.

b. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat

berpijak yang kuat, dan sebagainya.

c. Bangunan jamban ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu

pemandangan, tidak menimbulkan bau.

d. Disediakan alat pembersih seperti air dan kertas pembersih

(Notoatmodjo, 2012:185 ).

Dalam KEPMENKES RI No.1429 tahun 2006, tentang pedoman

penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah, toilet/urinoir sangat penting

diperhatikan, dan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. Letak toilet harus terpisah dari ruang kelas,ruang UKS,ruang

guru,perpustakaan

b. Tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan


c. Proporsi jumlah wc/urinoir adalah 1 wc/urinoir untuk 40 siswa dan 1

wc/urinoir untuk 25 siswi

d. Toilet harus dalam keadaan bersih

e. Lantai toilet tidak ada genangan air

f. Tersedia lubang penghawaan yang langsung berhubungan dengan

udara luar.

g. Bak penampung air harus tidak menjadi perindukan nyamuk.

E. Fasilitas Pembuangan Air Limbah

1. Pengertian air limbah

Air limbah atau air kotoran adalah air yang tidak bersih dan

mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia

atau hewan dan lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk

industrialisasi (Azwar,1995).

2. Sarana Pembuangan Limbah

Sarana pembuangan air limbah yang sehat harus memenuhi

persyaratan teknis sebagai berikut:

1) Terpisah dengan saluran penuntas air hujan.

2) Terbuat dari bahan kedap air dan tertutup.

3) Tidak mencemari lingkungan.

4) Kedap air, tertutup dan air dapat mengalir dengan lancar.

5) Air limbah dibuang melalui tangki septic dan kemudian diresapkan.

(depkes, 2006)

3. Dampak Pembuangan Air Limbah


Zat-zat yang terkandung di dalam air limbah, maka air limbah yang tidak
diolah terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup antara lain:
a. Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama:

cholera, typhus, abdominalis, disentri baciler.

b. Menjadi media berkembangbiaknya mikroorganisme pathogen.

Menjadi tempat- tempat berkembangbiaknya nyamuk atau tempat hidup

larva,(Notoatmodjo, 2011: 196).

F. Fasilitas Pembuangan Sampah

Pengertian sampah menurut WHO (World Health Organization) adalah

sesuatu yang tidak digunakan , tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang

dibuang yang beraal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Ada beberapa tahapan pengelolaan sampah padat yang baik,

diantaranya tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber, tahap

pengangkutan, dan tahap pemusnahan. (Sumantri, 2010:70).

a. Penyimpanan sampah

Penyimpanan sampah adalah tempat sementara sebelim sampah

tersebut diangkut dan dibuang, dalam penyimpanan sampah di perlukan

tempat yang berbeda untuk macam – macam dan jenis sampah yang berbeda.

Syarat-syarat tempat sampah antara lain :

Kualitas:

1) Konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegah

berseraknya sampah

2) Mempunyai tutup,mudah dibuka, dikosongkan isinya serta

dibersihkan, sangat
3) Dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa

mengotori tangan

4) Ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkut


oleh satu orang.
Kuantitas:

1) Tersedia kotak sampah disetiap ruang kelas.

b. Pengumpulan Sampah

Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing

rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. oleh sebab itu setiap

rumah tangga atau institusi harus mengadakan tempat khusus untuk

mengumpulkan sampah, kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan

sampah tersebut harus diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan

selanjutnya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA) (Notoatmodjo,2011).

Tempat pengumpulan sampah ini tentunya harus memenuhi syarat-syarat

kesehatan yang dianjurkan adalah:

1) Dibangun diatas permukaan setinggi kendaraan pengangkut sampah

2) Mempunyai dua buah pintu, satu untuk tempat masuk sampah dan yang

satunya untuk mengeluarkannya

3) Perlu ada lubang ventilasi,bertutup kawat kasa untuk mencegah masuknya

lalat

4) Didalam rumah sampah harus ada keran air untuk membersihkan lantai

5) Tidak menjadi tempat tinggal lalat dan tikus

6) Tempat tersebut mudah dicapai,baik oleh masyarakat yang akan

mempergunakannya ataupun oleh kendaraan pengangkut sampah.

(Sumantri, 2010:71)
c. Pengangkutan Sampah

Pengangkutan adalah salah satu tahap pengelolaan sampah dimana

berfungsi membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah

menuju tempat pemrosesan akhir (TPA).

Persyaratan alat pengangkut sampah, antara lain.

a. Alat pengankut sampah harus dilengkapi dengan penutup sampah,

minimal dengan jaring.

b. Tinggi baik maksimum 1,6 m.

c. Sebaiknya ada alat ungkit.

d. Kapasitas disesuaikan dengan kondisi/kelas jalan yang akan dilalui.

e. Bak truk/dasar kontainer sebaiknya dilengkapi pengaman air

sampah (Damanhuri; Padmi,2010:59).

d. Pemusnahan Sampah

Pemusnahan atau pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui berbagai

cara, antara lain :

1) Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat

lubangdiatas tanah kemudian sampah dimasukan dan ditimbun dengan

tanah.

2) Dibakar (incenaration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan

membakar di dalam tengku pembakaran(incinerator).

3) Dijadikan pupuk (composting) yaitu pengelolaan sampah menjadikan


pupuk, khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan
dan sampah lain yang dapat membusuk.(Notoatmodjo, 2011)
G. Kantin/Warung Sekolah
Kantin adalah sebuah ruangan dalam sebuah gedung umum yang dapat
digunakan pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang dibawa sendiri
maupun yang beli di sana. Kantin sendiri harus mengikuti prosedur tentang cara
mengolah dan menjaga kebersihan kantin. Makanan yang disediakan kantin
haruslah bersih dan halal. Jrenis-jenis makanan yang disediakan pun minimal
harus memenuhi 4 sehat 5 sempurna. Biasanya para pembeli harus mengantri
dalam sebuah jalur yang disediakan untuk membeli makanan.
Kantin hampir selalu ada di tiap sekolah di Indonesia. Biasanya kantin
menjadi tempat berkumpul bagi para murid. Adapun Keputusan Menteri
Kesehatan RI no 1429 tahun 2006 tentang persyaratan kesehatan sekolah salah
satunya kantin/warung sekolah yaitu:
1. Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang
mengalir
2. Tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin/warung sekolah
3. Tersedia tempat untuk menyimpan bahan makanan
4. Tersedia tempat untuk menyimpan makanan jadi/siap saji yang
tertutup
5. Tersedia tempat untuk menyimpan peralatan makan dan minum
6. Lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20 m dengan TPS
(tempat pengumpulan sampah sementara).
H. Vektor

Vektor menurut Permenkes RI. No.374 Tahun 2010 tentang pengendalian

vektor, vektor didefinisikan sebagai arthopoda yang dapat menularkan,

memindahkan, dana tau menjadi sumber penularan penyakit.

Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga

dikenal sebagai arthopodborne disease atau sering juga disebut sebagai

wectorbrone disease. Penyakit ini merupaka penyakit yang penting dan seringkali
bersifat endemis maupun epidemis dan dapat menimbulkan bahaya kematian

(Dr.Budiman Chandra, 2006: 15).

Di Indonesia penyakit-penyakit yang ditularkan melalui serangga

merupakan penyakit endemis pada daerah tertentu, antara lain, demam berdarah

dengue (DBD), malaria, dan kaki gajah. Selain itu juga terdapat penyakit saluran

pencernaan, seperti disentri, kolera, demam, tifoid, dan paratifoid yang ditularkan

secara mekanis oleh lalat rumah (Dr. Budiman Chandra, 2006:15).

Lalat erat hubungannya dengan lingkungan dimana lalat berkembang biak

dengan cepat apabila lingkungna mendukung atau lingkungan yang tidak baik

dan sebaliknya lalat akan berkurang apabila tercipta lingkungan yang tidak

memberikan suatu bentuk kehidupan lalat yaitu keadaan lingkungan yang

bersih, sejuk dan tidak lembab.

Salah satu cara penilaian baik buruknya suatu lokasi adalah dilihat dari

angka kepadatan lalatnya. Dalam menentukan kepadatan lalat, pengukuran

terhadap populasi lalat dewasa tepat dan bisa diandalkan daripada pengukuran

populasi larva lalat.

Indeks populasi lalat adalah angka rata-rata populasi lalat pada suatu

lokasi yang diukur dengan menggunakan flygrill. Dihitung dengan

menggunakan pengamatan selama 30 detik dan pengulangan sebanyak 10 kali

pada setiap titik pengamatan di ambil 5 (lima) nilai tertinggi, lalu kelima nilai

tersebut dirata-ratakan (Permenkes RI No 50/2017:).

Contoh, pengamatan lalat pada rumah makan. Flygrill diletakkan disalah

satu titik yang berada di dapur. Pada 30 detik pertama, kedua, hingga
kesepuluh didapatkan data sebagai berikut: 2, 2, 4, 3, 2, 0, 1, 1, 2, 1. Lima

angka tertinggi adalah 4, 3, 2, 2, 2 yang dirata-ratakan sehingga mendapatkan

indeks populasi lalat 2,6 (Permenkes RI No 50/2017: II:30).

Nilai baku mutu indeks popolasi lalat adalah < 2, jika indeks populasi lalat

> 2 makan sudah termasuk melebihi baku mutu (Permenkes RI No 50/2017:

II:25).

I. Sekolah

Sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting untuk kehidupan

manusia dengan tidak adanya sekolah, maka kualitas pendidikan masyarakat

yang ada di Indonesia jadi terganggu. Kehidupan yang dijalaninya pun juga

tidak akan terjamin, banyak terjadinya pengangguran dimana-mana sebab ilmu

yang dimiliki tidak mampu untuk memenuhi standar yang diinginkan.

Pengertian Sekolah adalah suatu lembaga yang digunakan untuk

kegiatan belajar bagi para pendidik serta menjadi tempat memberi dan juga

menerima pelajaran yang sesuai dengan bidangnya. Sekolah menjadi salah satu

tempat untuk mendidik anak-anak dengan maksud untuk memberikan ilmu

yang diberikan supaya mereka mampu menjadi manusia yang berguna bagi

bangsa dan juga negara. Sekolah memiliki peran yang sangat penting bagi

kehidupan bangsa.

1. Fungsi Sekolah

Sekolah memiliki fungsi yakni : ( Ahmadi, 2001)


a. Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar,

memperbaiki, dan memperdalam atau memperluas tingkah laku anak

didik yang dibawa dari keluarga serta membantu pengembangan bakat

b. Mengembangkan kepribadian peserta didik dapat bergaul dengan guru

dan teman- temannya sendiri, taat kepada peraturan atau disiplin dan dapat

terjun di masyarakat berdasarkan norma yang berlaku.

2. Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Sekolah

Faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan sekolah yang

sehat adalah :

a. Persediaan air bersih yang terdiri dari air ledeng dan bukan air ledeng

b. Fasilitas cuci tangan yaitu disediakan kran-kran atau tempat air untuk

cuci tangan

c. WC yang memenuhi syarat kesehatan


d. Tempat pembuangan sampah yang mudah dijangkau dan memenuhi

syarat kesehatan.

e. Saluran pembuangan air limbah (air bekas) yang lancar (tidak

tersumbat).

f. Program sanitasi makanan sekolah, misalnya warung sekolah juga harus

memenuhi syarat kesehatan.

g. Bangunan sekolah dan letaknya (Azwar, 1995).

J. Sanitasi Sekolah

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdasakn kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mendiri, dan

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU

Sisdiknas,2003).

Dari aturan di atas dapat dilihat bahwa salah satu tujuan yang ingin

dicapai dari pendidikan nasional yaitu mengembangkan peserta didik yang

sehat. Peserta didik yang sehat akan belajar dengan optimal dan akan meraih

keberhasilan dalam pendidikan yang berdampak pada peningkatan pendapatan

di masa yang akan dating baik untuk dirinya pribadi maupun untuk kemajuan

pembangunan bangsa.

Penduduk yang sehat ternyata mempunyai pengaruh besar terhadap

peningkatan produktivitas. Seperti yang dapat kita lihat bahwa data dari

Organisasi Kesehtaan Dunia (WHO) menyebutkan saat ini hamper setiap

tahunnya 100.000 anak meninggal dunia karena diare, terutama anak balita.

Kerugian ekonomi akibat tidak tersedianya fasilitas air, sanitasi dan higenitas

diperkirakan mencapai 2,4% dari GDP (Gross Domestic Product) pada tahun

2002. Penyakit infeksi seperti diare (18%), pneumonia (14%) dan campak (5%)

merupakan beberapa penyebab kematian 161.000 anak usia balita di Indonesia

sepanjang 1005 (Cahyanto,2008:16).

Demi mengembangkan peserta didik yang sehat, sekolah perlu menjaga

kesehatan lingkungan sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Andriani

(2013:2) bahwa lingkungan sekolah yang sehat akan mendukung tumbuh

kembnag perilaku hidup sehat serta berdampak bagi kesehatan jasmani maupun

rohani dan terhindar dari pengaruh negatif yang dapat merusak kesehatan.
Kegiatan belajar mengajar juga akan terganggu jika lingkungna sekolah

tidak sehat, sebaliknya lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman akan

menunjang dan mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Kesehatan

lingkungan sekolah bertujuan untuk meningkatka, mewujudkan derajat

kesehatan dan pengembangan siswa secara optimal.

Andriani (2013:3) menjelaskan bahwa untuk membiasakan hidup sehat

di lingkungan sekolah mencakup beberapa hal, yaitu penyediaan air bersih,

harus ada tempat pembuangan sampah dan pengelolaannya serta tersedianya

pembuangan kotoran manusia atau WC di lingkungan sekolah yag memadai,

dan ini semua merupakan fasilitas sanitasi lingkugan khususnya lingkungan

sekolah. Dijelaskan bahwa beberapa hal yang mempengaruhi kesehatan

lingkungan sekolah adalah sanitasi yang terdiri dari penyediaan air bersih,

pengelolaan sampah, dan tersedianya air bersih, pengelolaan smapah, dan

tersedianya pembuangan kotoran manusia (WC) yang memadai.

Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk

menyediakan lingkungan sehat yang memeuhi syarat kesehatan yang

menitikberatkan pada pengawasan berbagai factor lingkungan yang

mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sanitasi lingkungan sebagai

aktivitas yang diarahkan untuk meningkatkan dan mempertahankan standar

kondisi lingkungna yang mendasarkan standar kondisi lingkungan yang

mendasar, dimana hal tersebut mempengaruhi kesejahteraan manusia. Lenih

lanjut dijelaskan bahwa standar kondisi lingkungan tersebut terdiri dari : (1)

persediaan air bersih dan aman; (2) pembuangan limbah, baik hewan, manusia,
maupun limbah industry; (3) makanan sehat; (4) udara yang bersih dan aman

(5) serta rumah yang bersih dan untuk ditinggali.

Menurut Keputusan Direktur Jendral Pengendalian Penyakit Dan

Penyehatan Lingkungan (PP&PL) Dapartemen Kesehatan

Nomor.HK.03.05/D/I.4/2870/2007 Tentang Petunjuk Teknis Pengendalian

Faktor Resiko Kesehataan Lingkungan Di Sekolah bahwa untuk menindak

lanjuti Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 1429/menkes/SK/XII/2006 tentang

pedoman penyelenggaraan kesehataan lingkungan, kesehatan sekolah, sarana

dan prasarana sekolah, dipandang perlu dilakukan pengendalian faktor risiko

kesehatan lingkungan sekolah.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan

Lingkungan Sekolah menyebutkan fasilitas sanitasi sekolah terdiri dari air

bersih, toilet, saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan sarana pembuangan

sampah.
K. Kerangka Teori

Aspek non-fisik
(mental-sosial)
Lingkungan sekolah yang sehat
Lingkungan fisik

Sumber : (Notoatmodjo,2010)
L. Kerangka Konsep

Air bersih

Toilet (kamar mandi,wc dan urinoir)

Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Lingkungan Fisik
Sekolah
Sarana Pembuangan Sampah

Kantin/warung

Vektor

Sumber : (Notoatmodjo,2010)
L. Definisi Oprasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional

N Definisi Cara Alat Hasil Skala


O Variabel Ukur Ukur ukur
1. Air Bersih Fasilitas air Observasi Checkli - Ordin
bersih yang st Memenu al
tersedia untuk hi
memenuhi Syarat:
kebutuhan sehari- Jika
hari untuk semua
aktivitas di kriteria
sekolah dasar. yang
a. Kuantitas dinilai
air bersih: terpenuh
untuk i.
memenuhi
kebutuhan -Tidak
jumlah Memenu
tersedianya hi
air bersih Syarat:
per orang Jika
per hari salah
(15 satu atau
liter/orang/ lebih
hari). kompon
b. Kualitas en yang
air bersih dinilai
Fisik : bau tidak
warna dan rasa terpenuh
c. Sarana i.
penyediaan
air bersih,
seperti
sumur gali,
sumur bor,
dan lain-
lain.
2. Toilet Fasilitas/ Observasi Checkli - Ordin
(kamar bangunan yang st Memenu al
mandi, Wc, diguakan untuk hi
dan urinoir) membuang tinja Syarat:
atau kotoran bagi Jika
guru dan siswa semua
sehingga kriteria
memenuhi syarat yang
kesehatan. dinilai
a. Kualitas terpenuh
 Toilet i.
harus
dalam -Tidak
keadaan Memenu
bersih dan hi
lantai tidak Syarat:
ada Jika
genangan salah
air. satu
 Tersedia atau
lubang lebih
penghawaa
kompon
n yang
langsung en yang
berhubunga dinilai
n dengan
tidak
udara luar.
 Bak terpenuh
penampung i.
an air harus
tidak
menjadi
tempat
perindukan
nyamuk.
b. Kuantitas
 Toilet yang
terpisah
antara laki-
laki dan
perempuan.
Proporsi jumlah
wc/urinoir adalah
1 wc/urinoir
untuk 40 siswa
dan 1 wc untuk
25 orang siswi.
3. Sarana Fasilitas yang Observasi Checkli - Ordin
Pembuangan diperlukan untuk Wawanca st dan Memenu al
Air Limbah mengumpulkan ra kuesion hi
(SPAL) air buangan dari er Syarat:
aktivitas jamban, jika
urinoir dan toilet semua
yang tersedia di kriteria
sekolah dasar. yang
 Terpisah dinilai
dengan terpenuh
saluran i.
penuntas air
hujan. -Tidak
 Saluran Memenu
pembuangan hi
air limbah Syarat:
harus terbuat jika
dari bahan salah
kedap air, satu
tertutup, kompon
mudah e tidak
dibersihkan, terpenuh
dan mengalir i.
dengan
lancar.
 Keberadaan
SPAL tidak
mencemari
lingkungan.
 Air limbah
dibuang
melalui
tangki septic
dan
diresapkan ke
dalam tanah.
 Pembuangan
air limbah
dari dapur,
dan wc harus
memenuhi
syarat
kesehatan
kedap air,
tertutup, dan
diberi bak
control pada
jarak
tertentu.
4. Sarana Fasilitas yang Observasi Checkli - Ordin
pembuangan diperlukan untuk st Memenu al
sampah pengumpulan dan hi
pembuangan Syarat:
sampah Jika
sementara yang semua
ada di sekolah kriteria
dasar. yang
a. Kualitas: dinilai
 Konstruksi terpenuh
tempat i.
penampun
gan
sampah -Tidak
sementara Memenu
kuat agar
hi
tidak
mudah Syarat:
bocor, Jika
kedap air,
salah
tahan
karat, satu
mudah atau
dibersihka lebih
n, mudah
kompon
diangkut
dan en yang
mempunya dinilai
i tutup,
tidak
mudah
dibuka, terpenuh
serta i.
dibersihka
n,
b. Kuantitas:
 Terdapat
kotak
sampah di
setiap
ruang
kelas.
 Adanya
pemisahan
antara
organik
dan
anorganik.
Terdapat tempat
pembuangan
sampah
sementara (TPS)
5. Kantin/Waru Persyaratan Observasi Checklis - Ordin
kesehatan
ng t Memenu al
lingkungan yang
harus terdapat pada hi
kantin/warung
sekolah meliputi : Syarat:
a. Tersedia
tempat cuci Jika
peralatan semua
makan dan
minum kriteria
dengan air
mengalir.
yang
b. Tersedia dinilai
tempat cuci
tangan bagi terpenuh
pengunjun
i.
g kantin
sekolah.
c. Tersedia
tempat -Tidak
untuk Memenu
menyimpa
n bahan hi
makanan.
d. Tersedia Syarat:
tempat Jika salah
penyimpan
an satu atau
makanan
lebih
jadi/siap
saji yang kompone
tertutup.
e. Tersedia n yang
tempat dinilai
untuk
menyimpa tidak
n peralatan
makan dan terpenuhi
minum. .
f. Lokasi
kantin
sekolah
minimal
berjarak 20
m dengan
Tempat
Pengumpul
an
Sementara
(TPS)
sampah.
6. Vektor Jumlah lalat yang Observasi Fly Grill -
tertangkap atau
Memenu
terhitung dengan
menggunakan fly hi Syarat:
grill selama 30
detik sebanyak 10 jika
kali pengulangan indeks
pada kantin
Sekolah Dasar di kepadatan
Kecamatan Way
lalat ≤ 2
Tenong
Kabupaten - Tidak
Lampung Barat.
Memenu

hi Syarat:

jika

indeks

kepadatan

lalat > 2

Anda mungkin juga menyukai