Anda di halaman 1dari 17

TUGAS 2

PROSES PENGOLAHAN AIR MINUM

OLEH :

KHARAZIE GEHAN SAPUTRA (18034010038)


FARHAN ATHALLAH AJIPUTRA (18034010039)
EMERALDA RIEKE WIBOWO (18034010040)
DHIA KHAIRULLAH RIZKY (18034010043)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
2019
PARAMETER KUALITAS AIR MINUM
Air adalah suatu zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau dan warna dan
terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Karena air
mempunyai sifat yang hampir bisa digunakan untuk apa saja, maka air merupakan
zat yang paling penting bagi semua bentuk kehidupan (tumbuhan, hewan, dan
manusia) sampai saat ini selain matahari yang merupakan sumber energi. Air
merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup
di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan
kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga dapat diasumsikan
tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air.

Air dapat berupa air tawar dan air asin (air laut) yang merupakan bagian
terbesar di bumi ini. Di dalam lingkungan alam proses, perubahan wujud, gerakan
aliran air (di permukaaan tanah, di dalam tanah, dan di udara) dan jenis air
mengikuti suatu siklus keseimbangan dan dikenal dengan istilah siklus hidrologi
(Kodoatie dan Sjarief, 2010). Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka
bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk
keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi
kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.

1.1 FUNGSI AIR BAGI KEHIDUPAN


Semua makhluk hidup memerlukan air, karena air merupakan kebutuhan
dasar bagi kehidupan. Tidak satupun kehidupan yang ada di dunia ini dapat
berlangsung terus tanpa tersedianya air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan
akan air ini amat mutlak, karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia
sebagian besar terdiri dari air, yang jumlahnya sekitar 73 % dari bagian tubuh
tanpa jaringan lemak (Azwar, 1995). Tubuh manusia sebagian terdiri dari air,
berkisar 50-70% dari seluruh berat badan. Jika tubuh tidak cukup mendapat air
atau kehilangan air hanya sekitar 5% dari berat badan (pada anak besar dan
dewasa) maka keadaan ini dapat menyebabkan dehidrasi berat. Sedangkan
kehilangan air untuk 15 % dari berat badan dapat menyebabkan kematian.
Karenanya orang dewasa perlu minum minuman 1,5-2 liter air sehari atau 2200
gram setiap harinya (Soemirat, 2000).

Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk transportasi zat – zat


makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan
tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh-
pembuluh darah yang ada disekitar alveoli (Mulia, 2005).Kegunaan air bagi tubuh
manusia yang lain adalah untuk proses pencernaan, metabolisme, mengangkat zat-
zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh dan menjaga tubuh
jangan sampai kekeringan (Harini, 2007). Air yang dibutuhkan oleh manusia
untuk hidup sehat harus memenuhi syarat kualitas. Disamping itu harus pula dapat
memenuhi secara kuantitas (jumlahnya). Untuk mencegah terjadinya penyakit
yang diakibatkan penggunaan air, kualitas badan air harus dijaga sesuai dengan
baku mutu air. Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsure pencemar yang
ditenggang keberadaannya di dalam air. Untuk memenuhi hal tersebut, perlu
dilakukan pengukuran atau pengujian kualitas (mutu) air berdasarkan parameter –
parameter tertentu dan metode tertentu (Mulia, 2005).

1.2 PENGERTIAN AIR BERSIH DAN AIR MINUM


Menurut Permenkes RI No. 416/MEN.KES/PER/IX/1990, Air adalah air
minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum. Air bersih adalah
air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang
digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat
air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung
mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. (Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002). Air yang layak minum Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010
Tentang Persyratan Kualitas Air Minum, Pasal 1 menyatakan bahwa : “Air minum
adalah air yang melalui proses 5 pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

1.3 SYARAT KUALITAS AIR


Berdasarkan Permenkes RI Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang
Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air, syarat-syarat air bersih antara lain:

A. SYARAT FISIK

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/per/IX/1990,


menyatakan bahwa air yang layak dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan
sehari - hari adalah air yang mempunyai kualitas yang baik sebagai sumber air
minum maupun air baku (air bersih), antara lain harus memenuhi persyaratan
secara fisik, tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh, serta tidak berwarna. Pada
umunya syarat fisik ini diperhatikan untuk estetika air. Adapun sifat-sifat air
secara fisik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya sebagai berikut :

1. Suhu Temperatur

air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat
pula mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya terutama apabila
temperatur sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah ± 3 0C suhu udara
disekitarnya yang dapat memberikan rasa segar, tetapi iklim setempat atau jenis
dari sumber-sumber air akan mempengaruhi temperatur air. Disamping itu,
temperatur pada air mempengaruhi secara langsung toksisitas banyaknya bahan
kimia pencemar, pertumbuhan mikroorganisme, dan virus.

2. Bau dan Rasa

Bau dan rasa biasanya terjadi secara bersamaan dan biasanya disebabkan oleh
adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-tipe tertentu organisme
mikroskopik, serta persenyawaan-persenyawaan kimia seperti phenol. Bahan–
bahan yang menyebabkan bau dan rasa ini berasal dari berbagai sumber. Intensitas
bau dan rasa dapat meningkat bila terdapat klorinasi. Timbulnya rasa yang
menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya bahan kimia yang terlarut, dan rasa
yang menyimpang tersebut umunya sangat dekat dengan baunya karena pengujian
terhadap rasa air jarang dilakukan. Air yang mempunyai bau yang tidak normal
juga dianggap mempunyai rasa yang tidak normal (Moersidik, 1999). Untuk
standard air bersih sesuai dengan Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990
menyatakan bahwa air bersih tidak berbau dan tidak berasa.

3. Kekeruhan

Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel
bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan
kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur,
bahan bahan organik yang tersebar dari partikel-partikel kecil yang tersuspensi.
Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus dipertimbangkan dalam
penyediaan air bagi umum, mengingat bahwa kekeruhan tersebut akan
mengurangi segi estetika, menyulitkan dalam usaha penyaringan, dan akan
mengurangi efektivitas usaha desinfeksi (Sutrisno, 2002). Tingkat kekeruhan air
dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium dengan metode Turbidimeter.
Untuk standard air bersih ditetapkan oleh Permenkes RI No.
416/Menkes/per/IX/1990, yaitu kekeruhan yang dianjurkan maksimum 25 NTU
(Depkes RI, 1995 dalam Putra).

4. Jumlah Zat Padat Terlarut atau Total Dissolved Solid/TDS

Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid - TDS) adalah bahan – bahan
terlarut (diameter < 10-6 ) dan koloid (diameter < 10-6 – 10-3 mm) yang berupa
senyawa – senyawa kimia dan bahan – bahan lain. Bila TDS bertambah maka
kesadahan akan naik. Kesadahan yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya
endapan/kerak pada system perpipaan (Mulia, 2005).

B. SYARAT KIMIA
Air bersih yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain Air raksa (Hg), Aluminium
(Al), Arsen (As), Barium (Ba), Besi (Fe), Flourida (F), Calsium (Ca), Mangan

( Mn), Derajat keasaman (pH), Cadmium (Cd), dan zat-zat kimia lainnya.
Kandungan zat kimia dalam air bersih yang digunakan sehari-hari hendaknya
tidak melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan seperti tercantum dalam
Permenkes RI 416/Menkes/per/IX/1990. Penggunaan air yang mengandung bahan
kimia beracun dan zat-zat kimia yang melebihi kadar maksimum yang
diperbolehkan berakibat tidak baik bagi kesehatan dan material yang digunakan
manusia.

Contohnya pH; pH Air sebaiknya netral yaitu tidak asam dan tidak basa untuk
mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan. pH air yang
dianjurkan untuk air minum adalah 6,5–9. Air merupakan pelarut yang baik sekali
maka jika dibantu dengan pH yang tidak netral dapat melarutkan berbagai elemen
kimia yang dilaluinya (Soemirat, 2000 dalam Putra).

C. SYARAT MIKROBIOLOGIS

Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri, baik air


angkasa, air permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri berbeda
sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Penyakit yang
ditransmisikan melalui faecal material dapat disebabkan oleh virus, bakteri,
protozoa, dan metazoa. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan Coli (Coliform
bakteri) tidak merupakan bakteri patogen, tetapi bakteri ini merupakan indikator
dari pencemaran air oleh bakteri patogen (Soemirat, 2000 dalam Putra). Menurut
Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990, bakteri Coliform yang memenuhi
syarat untuk air bersih bukan perpipaan adalah < 50 MPN.

1.4 PENCEMARAN AIR


Definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang
ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997. Dalam PP
No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan
sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Berdasarkan definisi
pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya mahluk
hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan
kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur
pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat
rutin, misalnya buangan limbah cair.

1.5 PARAMETER
1.) Ethylenediaminetetraacetic

Definisi :

EDTA adalah asam karboksilat poliamino dan berwarna, larut pada


air dengan nama kimia 2,2',2'',2'''-(Ethane-1,2-diyldinitrilo)tetraacetic acid.
Nama resmi EDTA merupakan singkatan dari Ethylene diamine tetra
acetic; nama resmi lainnya ialah Ethylene dinitrilo tetra acetic acid. Selain
itu dikenal beberapa nama tak resmi, tetapi cukup sering dipakai, seperti
misalnya Complexon, Nullapon, Sequestrenc, Versene untuk garam
dinatrium-EDTA. EDTA bersifat pengkhelat yang dapat mengikat logam
berat. EDTA adalah suatu asam aminopolikarboksilat dan tidak berwarna,
zat padat yang larut dalam air. Basa konjugatnya dinamakan
Etilenadiaminatetraasetat. Senyawa ini secara luas digunakan untuk
melarutkan noda kapur (limescale). EDTA memiliki kondisi fisik padat
dengan warna putih dan tidak berbau.

Dampak terhadap manusia:

a. Zat itu dalam jumlah sedikit mungkin tidak beracun,namun jika


terakumulasi akan menyebabkan penghambatan kerja sel pada
makhluk hidup.
b. Penggunaan EDTA pada sabun deterjen menyebabkan kulit manusia
yang sering terpapar akan mengalami iritasi atau kering

Dampak terhadap lingkungan :

a. Deterjen yang mecemari air dapat menyebabkan biota perairan


mengalami penghambatan pada kerja selnya.

b. Busa deterjen yang dibuang ke kali / sungai menyebabkan kontak


air dan udara menjadi terbatas sehingga menurunkan proses
pelarutan oksigen kedalam air. Hal ini menyebabkan organisme
didalam air kekurangan oksigen, hingga bisa menimbulkan
kematian.

2.) Nitrilotriacetic acid 

Definisi:
Asam nitriloasetat atau Nitrilotriacetic acid (NTA) ialah asam
aminopolikarboksilat dengan rumus N(CH2CO2H)3. Senyawa ini
merupakan zat padat tak berwarna yang digunakan sebagai chelating
agent. Penggunaan NTA mirip dengan EDTA, keduanya merupakan agen
chelating. Ini digunakan untuk pelunakan air dan sebagai pengganti
natrium dan kalium trifosfat dalam deterjen, dan pembersih.NTA memiliki
wujud kondisi fisik padat(bubuk), warna putih, dan tidak memiliki bau.
Dampak terhadap Manusia :
a. Bahan surfaktan (LAS) dapat menyebabkan permukaan kulit
menjadi kasar, hilangnya kelembaban alami dan meningkatkan
permeabilitas permukaan kulit.
b. Mampu mempengaruhi kerja hormon pada tubuh, sehingga dapat
mengakibatkan masalah pada kemampuan reproduksi (pria –
penurunan jumlah dan kualitas sperma), asma, penyakit kulit,
alergi dan bahkan kanker hati
c. Mengiritasi sistem pernapasan manusia dan dapat menyebabkan
mual

Dampak terhadap lingkungan :


a. Sulit terurai di alam, sehingga dapat menimbulkan masalah
keracunan pada biota air. Selain itu bahan ini juga merusak organ
pernafasan (insang) pada ikan. Bahan selain itu dapat
menyebabkan biota sungai dan laut mengalami mutasi
b. Busa deterjen yang dibuang ke kali / sungai menyebabkan kontak
air dan udara menjadi terbatas sehingga menurunkan proses
pelarutan oksigen kedalam air. Hal ini menyebabkan organisme
didalam air kekurangan oksigen, hingga bisa menimbulkan
kematian.

3.) Alachlor
Definisi :

Alachlor adalah herbisida actanilide yang digunakan pada tanaman


seperti jagung, sorgum, dan kedelai untuk mengontrol rumput dan gulma.
Nama kimia dari alachlor adalah N-methoxymethyl-2-6-di-ethyl-2-
chloroacetanilide. Bentuknya adalah kristal padatan tidak berwarna
ataupun padatan putih putih yang tidak memiliki bau. 

Dampak terhadap manusia :

a. Alachlor telah diklasifikasikan sebagai penyebab kemungkinan


kanker pada manusia.
b. Studi pada tikus telah menunjukkan perkembangan pada tiroid dan
tumor turbin hidung pada tikus yang diberi alachlor dosis tinggi.
c. Dalam pekerjaan ,pekerja yang terpapar alachlor dalam tingkatan
yang tinggi selama beberapa tahun menunjukkan peningkatan
tingkat kanker kolorektal.

Dampak terhadap lingkungan :

a. Data menunjukkan bahwa penggunaan alachlor telah menghasilkan


kontaminasi air tanah yang signifikan.
b. Penggunaan alachlor menghasilkan air tanah yang terkontaminasi
dengan produk degradasi.
c. Studi pemantauan menunjukkan bahwa kadar alachlor dalam air
permukaan menghasilkan efek pada tanaman air dan secara tidak
langsung pada hewan air (EPA,1998).
4.) Aldicarb

Definisi :

Aldicarb adalah insektisida dan anggota bahan kimia dari kelas


karbamat dengan nama kimia 2-metil-2-(methylthio) propanal O-(N-
methylcarbomoyl) oxime. Aldicarb adalah zat aktif dalam pestisida termik
yang efektif terhadap thrips. Aldicarb meskipun digunakan pada berbagai
serangga , aldicarbsangat efektif membunuh laba-laba,tungau,dan kutu.
Aldicarb populer sebagai bahan aktif,senyawa ini sangat beracun dan
harus digunakan dalam campuran granular pada tingkat serendah 10 atau
15 persen dari pestisida. Aldicarb memiliki LD50 0,5-1,5 mg/kg jika
dalam bentuk cair dan LD50 7mg/kg jika dalam bentuk padat.

Dampak terhadap manusia :

a. Menyebabkan akumulasi cepat asetilkolin pada celah synaptic


b. Paparan jumlah tinggi aldicarb dapat menyebabkan kelemahan,
penglihatan kabur, sakit kepala, mual, berkeringat, dan tremor
pada manusia
c. Pada dosis yang sangat tinggi bias berakibat fatal bagi manusia
karena dapat melumpuhkan system pernapasan.

Dampak terhadap lingkungan :

a. Potensi terpaparnya organisme akuatik tinggi karena kelarutan


dan mobilitas aldicarb di tanah .
b. Air yang terpapar oleh aldikarb dapat menyebabkan keracunan
pada satwa liar.
c. Hasil tes menunjukkan bahwa aldicarb sangat beracun bagi
sebagian besar ikan dalam kondisi paparan akut.
d. Aldicarb sedikit beracun bagi ganggang hijau.
e. Aldicarb tidak mempengaruhi perkecambahan dan pertumbuhan
tanaman,terlepas dari peningkatan kekuatan tanaman sebagai akibat
dari control serangga.

5.) Aldrin dan Dieldrin

5.1) Aldrin

Definisi :
Aldrin memiliki nama kimia 1,2,3,4,10,10-Hexachloro-1,4,4a,5,8,8a-
hexahydro- 1,4:5,8dimethanonaphthalene. Dihasilkan dari kombinasi
hexachlorocyclopentadiene dan norbornadiene melalui reaksi Diels-Alder
reaction. Singkatan untuk nama ilmiah aldrin adalah HHDN. Untuk aldrin
tipe teknis biasanya mengandung 85,5 % aldrin. Nama dagang dari aldrin
adalah aldrex, aldrec, drinox,octalene, seedrin, dan compound 118. Aldrin
berupa Kristal yang tidak berwarna dan tidak berbau. Larut dalam aseton,
benzene, xylene,keton, ester, paraffin, pelarut aromatic, pelarut halogen,
dan sedikit larut dalam alcohol.

5.2) Dieldrin
Definisi :
Dieldrin merupakan senyawa yang memiliki nama kimia
3,4,5,6,9,9-Hexachloro-1a, 2,2 a, 3,6,6 a, 7,7 a-octahydro-2 ,7:3,6-
dimethanonaphth [2,3-b] oxirene, Memiliki nama lain (nama dagang)
Alvit, Dieldrite, Dieldrix, Illoxol, Panoram D-31, Qunitox.Bentuk fisik
dieldrin berupa Kristal putih atau serbuk berwarna cokelat, tidak berbau,
atau sedikit bau. Dieldrin tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut
organic, lemak, dan minyak.Dieldrin pada awalnya adalah aldrin yang
sudah teroksidasi menjadi dieldrin yang merupakan senyawa aktif.

Dieldrin mudah menguap dan dalam bentuk murni meleleh pada


suhu 176 derajat celcius, tetapi bentuk-bentukmurni memilikititik lebur
lebih rendah sekitar 95 derajat Celsius. Dieldrin tidak larut dalam air,
tetapi mudah campur dengan pelarut, lemak dan minyak organic. Dieldrin
merupakan bagian dari “drin” kelomok pestisida, dank arena itu memiliki
sifat yang mirip dengan anggota kelompok lain seperti aldrin, diedrin, dan
isodrin.

Dampak terhadap manusia

a. Merupakan bahan organic berbahaya yang dapat menimbulkan


keracunan yang akut dan kronis.

b. Dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, depresi dan dapat


merusak hati dalam 1-4 jam.

c. Jika dipanaskan dan terurai akan mengeluarkan HCl beracun.


d. Dapat menyebabkan keracunan dengan mempengaruhi susunan syaraf
pusat terutama otak. Gejala keracunan yang timbul adalah mual, sakit
kepala, tidak dapat konsentrasi.

e. Pada dosis tinggi bisa menyebabkan kejang-kejang, muntah, dan dapat


terjadi hambatan pernafasan.

f. Kontaminasi bisa melalui konsumsi makanan seperti ikan, produk


olahan susu, daging, makanan laut, dan umbi-umbian

g. Beberapa orang yang sengaja makan atau minum dalam jumlah besar
meninggal dunia

Dampak terhadap lingkungan:

a. Meningkatkan resiko terjadinya penurunan kualitas air pada pengairan


lahan pertanian.
b. Ikan atau hewan yang memakan bahan yang terkontaminasi dieldrin
menyimpan sebagian dieldrin dalam lemaknya.

6.) Atrazine

Definisi :

Atrazine adalah herbisida dari kelas triazine . Nama ilmiah dari


atrazine adalah 1-Chloro-3-ethylamino-5-isopropylamino-2,4,6-triazine.
Atrazine berbentuk Kristal padat berwarna putih dan dapat larut dalam
methanol,kloroform,etilasetat,dimetil sulfoksida. Bersifat non korosif.
Atrazine digunakan untuk mencegah gulma berdaun lebar sebelum dan
sesudah kemunculan tanaman. Atrazine adalah herbisida yang paling
banyak digunakan di Amerika Serikat dan Australia.
Dampak terhadap manusia:

a. Atrazine pada manusia dapat menyebabkan terjadinya kelahiran


dengan kondisi cacat.
b. Mengganggu kesehatan reprodukssi pria yang mengakibatkan kualitas
dan mobilitas sperma buruk.
c. Penelitian sejauh ini menunjukkan bahwa atrazine adalah pengganggu
endokrin.
d. Jika terjadi kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi.

Dampak terhadap lingkungan :

a. Atrazine yang mencemari air dalam kadar sangat sedikit tidak


membahayakan kesehatan lingkungan.
b. Ikan-ikan yang terkena cemaran atrazine mengalami mutasi sehingga
menyebabkan system kekebalan tubuhnya tidak normal.
1.6 TABEL PARAMETER MUTU AIR
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai