Anda di halaman 1dari 41

Paper Praktikum Kualitas Air

AROMA DAN RASA AIR


Oleh :
Siska Maharani
210302061
IX/B

LABORATORIUM KUALITAS AIR


PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Aroma dan Rasa Air


Tanggal Praktikum : 24 Maret 2022
Nama : Siska Maharani
NIM : 210302061
Kelompok/Grup : IX/B
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Diperksa oleh,
Asisten Korektor

Nazalia Rahmi Lubis


NIM. 180302037
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir
71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik tersedia di Bumi. Rumus
kimianya adalah H. Air adalah cairan H2O berkandungan zat-zat fisik yang
menyehatkan kehidupan. Air dibutuhkan manusia dalam jumlah yang memadai.
Penggunaan air minum untuk kesehatan manusia adalah fluktuatif dan berkelanjutan.
Untuk itu diperlukan sumber-sumber air baku yang memadai dalam jumlah berjangka
panjang (Sarwoko, 2012).
Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar
tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat
bertahan hidup lebih dari 4 – 5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan
untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar
rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran,
tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain (Chandra, 2017).
Air merupakan komponen lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan.
Makhluk hidup di muka bumi ini tak terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan
kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi,sehingga tidak ada kehidupan
seandainya di bumi tidak terdapat air. Namun demikian,air dapat menjadi malapetaka
bilamana tidak tersedia dalam kodisi yang benar,baik kualitasnya maupun
kuantitasnya. Air yang relative bersih sangat didambakan oleh manusia,baik untuk
keperluan hidup sehari hari, untuk keperluan industry, untuk kebersihan sanitasi kota,
maupun untuk keperluan pertanian dan sebagainya (Antika, 2014) .
Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Pada tubuh
manusia rata-rata memiliki volume air sebesar 65% dari total berat badannya.
Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi mulai dari 2,1 liter hingga 2,8 liter
perhari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya. Air merupakan kebutuhan
yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat
bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya. Air yang digunakan untuk
konsumsi sehari -hari harus memenuhi standar kualitas air bersih. Permasalahan air
bersih merupakan salah satu permasalahan utama yang sering terjadi di beberapa
daerah di Indonesia . Seiring perkembangan zaman dan pertambahan jumlah
penduduk, permintaan terhadap kualitas dan kuantitas air bersih terus meningkat
(Arfathan, 2019).
Air merupakan sumber daya alam yang jumlahnya tetap, namun tersebar
secara tidak merata. Sumber mata air menjadi sangat penting bagi kehidupan
manusia. Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan
harus bebas dari kuman – kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan – bahan kimia
yang dapat mencemari air bersih tersebut. Kadang kala, karena keterbatasan air bersih
yang ada, maka kebutuhan air untuk keperluan MCK diambil dari ketersediaaan air di
daerah tersebut yang secara kualitas tidak layak untuk digunakan dalam kehidupan
sehari – hari. Kebutuhan akan pentingnya air tidak diimbangi dengan kesadaran untuk
melestarikan air, sehingga memberikan dampak yang besar terhadap kesehatan
maupun social (Ekoardani, 2017).
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air
berperan penting bagi keberlangsungan setiap makhluk hidup,maka dari itu jika tidak
ada air maka proses keberlangsungan hidup terbatas. Namun, jika dilihat dari
kuantitas dan kualitasnya air dapat menyebabkan perbagai kondisi baik menyebabkan
kerugian maupun keuntungan (Chandra, 2017).
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang menjadi sumber kehidupan
bagi seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini, tak ada yang bisa menyangkal,
bahwa air merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, tidak saja untuk
dikonsumsi, kebutuhan akan air juga menopang banyak aktivitas manusia. Air
merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di Bumi (Anindia, 2019).
Air penting bagi seluruh kehidupan, di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlai air besar diperkirakan terdapat
pada kutub utara dan kutub selatan dan planet Mars. Air dapat berupa padatan (es),
cairan (air),dan gas (uap air). Air merupakan zat satusatunya yang secara alami
terdapat permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut pengelolaan sumber daya
yang kurang baik dapat menyebabkan kekurangan air, monopolisasi, serta privatisasi
dan bahkan menyulut konfli, Indonesia telah memiliki undangundang yang mengatur
sumber daya air sejak tahun 2004, yakni undang-undang nomor 7 tahun 2004 tentang
sumber daya air (Rifai, 2017).
Air merupakan substansi kimia dengan rumus kimia H2O, satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat dengan kovalen pada satu atom oksigen.
Air adalah zat cair yang tidak berwarna, tidak berasa serta tidak berbau pada keadaan
standart. Zat kimia ini adalah satu pelarut yang mutlak, yang mempunyai kekuatan
untuk melarutkan banyak zat kimia lain, layaknya garam, gula, asam, lebih dari satu
tipe gas serta banyak jenis molekul lainnya. Air merupakan salah satu senyawa kimia
yang terdapat di alam secara berlimpah. Air yang benar-benar tersedia bagi keperluan
manusia hanya 0,62%, meliputi air yang terdapat di danau, sungai, dan air tanah. Air
yang tersedia selalu mengalami siklus hidrologi: Pergantian total (replancement) air
sungai berlangsung sekitar 18-20 tahun, sedangkan pergantian uap air yang ada di
atmosfer berlangsung sekitar dua belas hari dan pergantian air tanah dalam (deep
groundwater) membutuhkan waktu ratusan tahun (Bambang, 2014).
Senyawa organik dan anorganik yang ada di perairan sangat berpengaruh
terhadap aroma. Senyawa-senyawa ini berasal dari limbah domestic, limbah industri,
dan sumber-sumber alami seperti dekomposisi tumbuh-tumbuhan mati yang ada
diteresterial maupun di perairan yang masuk ke badan air. Bau dari air buangan
menandakan adanya pelepasan gas yang berbau seperti hidrogen sulfida. Gas ini
timbul dari hasil penguraian zat organik yang mengandung belerang atau senyawa
sulfat dalam kondisi kekurangan oksigen (Fahrizal, 2012).
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik
dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan
aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi .Air yang bersih
sejatinya tidak memiliki aroma,Aroma yang ada pada air disebabkan oleh bakteri dan
pembusukan zat organik. Hal ini menunjukkan sanitasi air yang rendah. Jika
mendapatkan air yang berbau sebaiknya lakukan lah perlakuan khusus sebelum
menggunakan air tersebut (Rifai,2017).
Air bersih sepantasnya tak beraroma apalagi menyengat apabila dikecup.
Khususnya apabila air itu berada di daerah yang memiliki bau tak enak atau asam,
tentunya air itu tak bisa dikatakan sebagai air bersih. Banyak kerugian yang diperoleh
seandainya Anda memakai air yang telah beraroma. Air bersih tidak boleh
mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Secara kimia,
air bersih tidak boleh terdapat zat-zat yang beracun, tidak boleh ada zat-zat yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan, tidak mengandung zatzat yang melebihi
kadar tertentu sehingga menimbulkan gangguan teknis, dan tidak boleh mengandung
zat kimia tertentu sehingga dapat menimbulkan gangguan ekonomis (Ekoardani,
2017).
Air bersih selayaknya tidak berbau apalagi berbau menyengat jika dicium.
Terlebih jika air tersebut berada di tempat yang mempunyai bau tidak sedap atau
asam, sudah pasti air tersebut tidak dapat dikatakan sebagai air bersih. Banyak
kerugian yang didapat jika Anda menggunakan air yang sudah berbau.
Jika Anda menggunakannya untuk mencuci pakaian, maka bisa merusak kain yang
Anda cuci. Jika Anda menggunakannya untuk mandi, maka tidak menutup
kemungkinan kulit akan terkena akibatnya seperti infeksi dan gatal-gatal. Yang tidak
kalah berbahaya jika air tersebut sampai masuk ke dalam tubuh, maka bisa saja Anda
mengalami keracunan dan gangguan kesehatan (Widiyanti, 2014).
Air yang memiliki aroma tak menyenangkan disebabkan oleh faktor bakteri
dan kadar H2S yang tinggi. Faktor tersebut umumnya terjadi apabila sumber air atau
sumur dibuat terlalu dekat dengan septic tank atau tempat pembuangan kotoran. Hal
ini mungkin terjadi karena kesalahan teknis atau human error atau bisa jadi karena
penurunan kualitas dari struktur tanah. Selain itu, air berbau juga bisa  karena
kesalahan pembuatan sumur serapan atau terdapat tanaman yang tertimbun pada
lapisan tanah jauh sebelum sumur dibuat, dan bisa saja dulunya daerah tersebut bekas
sawah, rawa, atau hutan (Sarwoko, 2012).
Air minum yang baik itu tidak memiliki aroma apapun. Apabila air yang
Anda konsumsi memiliki aroma apalagi hingga berbau tidak sedap, lebih baik tidak
Anda konsumsi. Karena kemungkinan besar, air minum tersebut telah tercampur
dengan bakteri atau juga H2S atau Hidrogen Sulfida yang merupakan gas tidak
berwarna namun beracun dan malah dapat terbakar .Air bersih yang layak dikonsumsi
biasa tidak berasa atau berasa tawar tanpa ada tambahan rasa pahit, asin, atau getir.
Jika Anda menemukan air yang terasa pahit atau asin, sebaiknya Anda mengolah air
tersebut terlebih dahulu sebelum menggunakannya (Yulia, 2018)
Air yang bersih adalah tidak adanya rasa. Banyak yang mengatakan air
minum biasanya memiliki rasa setelah didiamkan lebih dari semalam. Namun, air
minum yang memiliki rasa tidak semua tidak layak konsumsi. Seperti air minum di
dalam kemasan yang berubah rasanya, dikarenakan air tersebut tidak mengandung
gula serta protein, sehingga mikroba pun tidak dapat tumbuh di dalamnya lalu
menyebabkan pembusukan. Air tersebut memiliki sedikit rasa karena air menyerap
CO2 atau karbondioksida, lalu mengubahnya menjadi asam karbonat hanya sekitar
0.13 persen saja. Kemudian kandungan proton hilang dalam proses inidan
membentuk bikarbonat dan karbonat yang menyebabkan penurunan pH air, dan
mengubah air tersebut menjadi sedikit asam dan mengubah rasanya. Namun jika air
minum Anda dibiarkan tanpa ditutup lebih dari sehari, maka ada kemungkinan
ganggang dapat tumbuh dan menjadi lokasi bagi larva nyamuk, yang bisa membuat
Anda sakit. Bisa juga karena debu yang berterbangan dan jatuh di minuman Anda
sehingga menimbulkan penyakit
(Arfathan, 2017).
Air bersih memiliki ciri-ciri awal yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa. Pada air bersih yang sehat, tidak terdapat kontaminan mikrobiologi mapun
senyawa kimia. Kebersihan air ini dinilai dari sifat fisika, kimia dan biologi.
Ketidaklayakan pada salah satu penilaian menandakan bahwa air tidak masuk dalam
kategori air bersih yang dapat diminum atau dipakai untuk keperluan lain. Ciri ini
adalah indikator utama kebersihan sebuah air. Jika air memiliki rasa maka
kemungkinan besar air tersebut tidak bersih. Rasa yang timbul pada air dihasilkan
dari zat-zat yang tidak seharusnya ada seperti bakteri (Chandra, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Anindia, K. 2019 . Analisis Warna,Bau,dan PH air di sekitar tempat pembungan


Akhir II Karya Jaya Musi 2 palembang : Journal Perairan 3(1) : 132-136
Antika. 2014. Studi Kualitas Bakteriologis Air sumur penduduk sungai bantaran Way
Ayi Kota Bandar Lampung. Jurnal Sains dan Teknolosi Lingkungan ,
6(1), 38-47
Arfathan. 2019. Kajian Kualitas Air Dan Status Mutu Air Suling Metro Di
Kecamatan Sukun Kota Malang: Jurnal Bumi Lestari.Vol.13 No.2
Bambang. 2014. Warna. Rasa, Aroma Air Sungai Tepus di kecamatan Ngemplak,
Yogyakarta, Indonesia. Majalah Geografi Indonesia, 31 (1) 31.
Chandra. 2017. Studi kualitas air Tanah dangkal dan pendapatan Masyarakat sekitar
Tempat Pemprosesan Akhir sampah suwung Kecamatan Denpasar
Selatan, Kota Denpasar, 10(1),62-67
Dedi. 2011. Pengaruh Penambahan Dosis Koagulan Terhadap Parameter Kualitas Air
dengan Metode Jartest. JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) 3.2 :
61-67.
Ekoardani.2017. Analisa Penentuan Kualitas Air Tasik Bera Di Pahang Malaysia
Berdasarkan Pengukuran Parameter Fisika-Kimia: Jurnal
Sains,Teknologi Dan Industri. Vol.12, No1.
Sarwoko. 2012. Studi Identifikasi Kualitas Air dan Kapasitas Biodegradasi Air sumur
Cibadok. Infomatek : Jurnal Informatika, Manajemen dan Teknologi
22.1 : 23-30.
Fahrizal P. 2012. Dampak kualitas air pada Kesehatan Masyarakat sekitar di Desa
Toulimembet Danau Tondano. EJournal Budidaya Perairan, 3(1).
Rifai,D .2017. Air Bersih Sumber Kehidupan Sehat. Semarang : Shakti Adiluhung,
pp:5 – 9 Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang, Indonesia.
Widiyanti. 2014. Karateristik Kualitas Air Sungai Cihideung Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Jurnal Air Dan Perikanan Vol.7, No.2.
Yulia .2018. Analisis Bau, Warna,TDS, pH, dan Sanilitas Air Sumur Gali di Desa
Citarum. Indonesian Journal of Chemical Analysis (IJCA) 3.2 : 65-73
LAMPIRAN
Paper praktikum kualitas air

AROMA DAN RASA AIR


Oleh :
Tondi Ardiansyah
210302080
IX/B
LABORATURIUM KUALITAS AIR
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Aroma dan Rasa Air


Tanggal Praktikum : 24 Maret 2022
Nama : Tondi Ardiansyah
NIM : 210302080
Kelompok/Grup : IX/B
ProgramStudi : Manajemen Sumberdaya Perairan
Diperksa oleh,
Asisten Korektor

Nazalia Rahmi Lubis


NIM. 180302037

Air adalah kebutuhan utama untuk kelangsungan hidup mahluk hidup, oleh
karena itu tidak akan ada kehidupan seandainya tidak ada air. Air yang bersih
merupakan air yang di inginkan oleh manusia baik untuk keperluan sehari hari,
maupun untuk keperluan pertanian dan sebagainya. Air adalah senyawa penting bagi
semua bentuk krhidupan yang mana hampir 70% permukaan bumi di selimuti oleh air
dan terdapat 1,4 kilometer kubik air tersedia di bumi ( Wardhana, 2014)
Air yaitu zat yang tersusu dari unsur kimia hidrogen dan oksigen yang
berada dalam bentuk gas ,cair dan padat. Air adalahh salah satu senyawa yang
paling banyak dan penting. Air merupakan sumberdaya alam yang berfungsisebagai
unsur paling esensial, penentu terpentingdalam kehidupan setiap makhluk
hidup.Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harusdilakukan secara bijaksana
dengan memper- hitungkan kepentingan generasi sekarang dangenerasi mendatang
(Ani,2018).
Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi proses kehidupann bumi. Air
komponen penting bagi lingkungan hidup yang akan mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh komponen lainnya. Sementara itu, air air sebagai salah satu kebutuhan utama
untuk menunjang kehidupan manusia memiliki resiko berupa adanya penyakit
bawaan air (water borne disease). Oleh karena itu, salah satu aspek yang harus
diperhatikan dalam penyelennggaraan penyediaan air bersih atau air minum adalah
pencegahan terhadap penyakit bawaan air (Slamet,2015)
Air memiliki bbanyak fungsi yaitu sebagai pelarut umum,air digunkaan oleh
organism untuk reaksi-reaksikimia dalam proses metabolism serta menjadi media
transportasi nutrisi dan hasil metabolism. Bagi manusia, air memiliki peranan yang
sangat besar bukan hanya untuk kebutuhan biologisnya yaitu bertahan hidup karena
manusia tidak akan bertahan hidup lama apabila tidak mengkonsumsi air, tetapi juga
diperlukan untuk memasak,minum, mencuci, mengairi tanaman,untuk keperluan
industry dan lain sebagainya (Hasrianti,2015)
Air memiliki warna biru intrinsik yang disebabkan oleh sedikit penyerepan
cahaya pada panjanng gelombang merah .Kebutuhan air yang bersih juga
merupakan salah satu program pemerintah kota, adanya program tersebut untuk
memperbaiki derajat kesehatan masyarakat. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk
hidup. Kehidupan diyakini berasal dari larutan air laut seluruh dunia, dan organisme
hidup bergantung pada larutan air (Mardalita ,2014 )
Keberadaan air sangat vital dibutuhkan oleh makhluk hidup karena
kkehidupan dii muka bumi ini hanya dapat berlngsung dengan keberadaan air.
Seiring dengan meningkatnya kepadatanpenduduk dan pesatnya pembangunan
maka kebutuhan air pun semakin meningkat. Dituntut ketersediaan air sehat yang
meliputi pengawasan dan penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan
kehidupan yang bertujuan untuk menjamin tercapainya air bersih dan air minum
yang memenuhhi syarat kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat (Niniek,2017)
Air limbah tidak termasuk air bersih karena air limbah cenderung bersifat
toksik, air limbah harus diolah terlebih dahulu agar mempunyai kualitas yang sama
dengan kualitas air lingkungan yang tidak bbersifat toksik bagi organisme maupun
manusia. Secara umum sistem pengelolaan limbah cair dikategorikan kedalam tiga
sistem pengelolaan yaitu secara fisik,kimia, dan biologi. Toksisitas adalah
kemampuan suatu molekul suatu bahan kimiia atau senyawa kimia untuk
mmenimbulkann kerusakan pada saat mengenai bagia permukaan tubuh atau bagian
dalam tubuhh yang peka (Siswoyo,2011)
Air bersih sepantasnya tak beraroma apalagi menyengat apabila dikecup.
Khususnya apabila air itu berada di daerah yang memiliki bau tak enak atau asam,
tentunya air itu tak bisa dikatakan sebagai air bersih. Banyak kerugian yang
diperoleh seandainya Anda memakai air yang telah beraroma. Air bersih tidak boleh
mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Secara
kimia, air bersih tidak boleh terdapat zat-zat yang beracun, tidak boleh ada zat-zat
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, tidak mengandung zatzat yang
melebihi kadar tertentu sehingga menimbulkan gangguan teknis, dan tidak boleh
mengandung zat kimia tertentu sehingga dapat menimbulkan gangguan ekonomis
(Handayani, 2014).
Kebanyakan penduduk terpaksa memanfaatkan air yang kurang bagus
kualitasnya. Maka dari itu dampak yang ditimbulkan dari kualitas air yang tidak
memenuhi baku mutu air bersih adalah terjadinya berbagai penyakit jangka pendek
seperti Muntaber, Tipus, Diare, dan penyakit kulit seperti Kolera. Untuk jangka panjang
kualitas air yang kurang baik akan timbul penyakit seperti Anemia, kerusakan pada
ginjal, dan keroposnya tulang (Kusnaedi,2002).Air merupakan substansi kimia dengan
rumus kimia ,satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat dengan
kovalen pada satu atom oksigen. Air adalah zat cair yang tidak berwarna, tidak berasa
serta tidak berbau pada keadaan standart. Zat kimia ini adalah satu pelarut yang
mutlak, yang mempunyai kekuatan untuk melarutkan banyak zat kimia lain, layaknya
garam, gula, asam, lebih dari satu tipe gas (Susilawati,2012).
Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0°C - 100°C, air
berwujud cair. Suhu 0°C merupakan titik beku (freezing point) dan suhu 100° C
merupakan titik didih (boiling point) air. Tanpa sifat tersebut, air yang terdapa di dalam
jaringan tubuh makhluk hidup maupun air yang terdapat di sungai, laut, danau, dan
badan air yang lain akan berada dalam bentuk gas atau padat sehingga tidak akan
terdapat kehidupan di muka bumi ini, karena sekitar 60%- 90% bagian sel makhluk
hidup adalah air (Ari.M,2012)
Warna air dapat disebabkan oleh keberadaan plankton (biota renik
air),lumpur, ion-ion logam, seperti besi (Fe) dan mangan (Mn) atau bahan- bahan
terlarut dan tersuspensi lainnnya. Warna air dibedakan menjadi warna asli (true color)
dan warna tampak (apparent color). Warna asli dapat ditentukan setelah air disaring
atau disentrifus (diendapkan). Warna tampak adalah warna peraira yang tampak
langsung oleh mata, sehingga warna air tersebut disebabkan oleh semua bahan
terlarut dan tersuspensi yang terkandung, terumasuk kemungkinan faktor refleksi dan
pembiasaan (Handayani,2014)
Air yang tidak berbau dan tidak berwarna merupakan air yang baik,
sebaliknya air yang mempunyai warna tertentu kemungkinan besar mengandung
bahan kimia yang berbahaya sehingga berdampak pda kesehatan. Demikian pula
dengan bau, bila air berbau biasanya mengandung bahan-bahan organik. Berdasarkan
hal-hal tersebut dilakukan analisis sesuai dengan parameter-parameter kualitas air
seperti warna,bau,rasa serta kadar pH pada air (Sulistiyorini,2016)

Karakteristik fisika air meliputi kekeruhan,warna,suhu,rasa,aroma dan zat


terlarut. Setiap parameter fisika memiliki karakteristik yang berbeda. Warna air dapat
dipengaruhi oleh organisme, bahan berwarna yang tersuspensi dan senyawaa-
senyawa organik. Bau dan rasa dapat disebabkan oleh adanya organism dalam air
seperti alga,dan juga dapat disebabkan oleh adanya gas H2S hasil peruraian senyawa
organik yang berlangsung secra anerobik. Sementara itu suhu dapa dipengaruhi oleh
jumlah oksigen terlarut dalam air. Semakin tinggi suhu maka jumlah oksigen terlarut
semakin rendah (Handoko,2017)
Penurunan kualitas air dapat diindikasi dengan adanya peningkatana kadar
parameter fisika terukur. Misalnya pada peningkata kadar parameter warna fisika
terukur. Misalnya pada peningkatan kadar parameter warna, berubahnya warna
airnmenjadi kecoklatan hingga hitam dapat mengindikasi adanya kandungan bahan
kimia seperti logam besi,mangan dan sianida yang berasal dari pembuagan limbah
pabrik. Air yang memiliki buruk yang tidak enak, mengindikasi adanya pencemaran
oleh bakteri coli tinja yang dapat menyebabkan penyakit tipus. Jika air telah tercemar
oleh logam bberat dan bakteri Ecoli, maka secara otomatis air tersebut akan memiliki
rasa (Rudiarto,2010)
Rasa perairan terdiri dari empat komponen utama yaitu masamm,manis,asin
dan pahit. Garam-garam organic yang tersusun oleh dari Cu,Fe,Mn,,K,Na dan Zn
dapat dideteksi secara langsung dengan uji rasa. Air sampel untk analisis rasa
hanyalah sampel yang sama bagi kkesehatan. Sedangkan air sampel yang
terkontaminasi akan berbahaya bila dilakukann uji rasa. Rasa di perairan dapat
disebakan oleh beberapa hal seperti terjadinya limbah baik limbah pabrik maupun
industri (Iqbal.M,2013)
Air laut memiliki rasa asin dengan kandungan garam rata-rata 3,5 persen dan
biasanya salinitas pada air laut bervariasi, hal ini bukan di sebabkan karena
pencemaran oleh limbah melainkann karena dipengaruhi oleh suhu,curah hujan dan
penguapan. Selain itu air laut terasa asin karena mengandung mineral dari batuan di
daratan.jadi karbondioksida di udara menyatu dengan air hujan,campuran ini
membuat air hujan sedikir asam,air hujann yang asam ini kemudian memecah mineral
dan ion pada bebaruan. Mineral dan ion kemudiann terbawa oleh air sungai menuju
laut, karena berlangsung lama mineral dan ion menumpuk. Kandungan tersebut yang
kemudian membuat air laut terasa asin (Burhanudin, 2012)
Senyawa organik dan anorganik yang ada di perairan sangat berpengaruh
terhadap aroma. Senyawa-senyawa ini berasal dari limbah domestik, limbah
industry,dan sumber-sumber alami sepeti dekomposisi tumbuhan-tumbuhan mati
yang ada diteresterial maupunn di perairan yang masuk ke badan air. Bau dari air
buangan menandakan adanya pelepasan gas yang berbau seperti hydrogen sulfide.
Gas ini timbul dari hasil penguraian zat organic yang mengandung belerang atau
senyawa sulfat dalam kondisi kekurangan oksigen (Riniarti,2012)
Aroma pada perairan tawar umumnya disebabkan karena limbah domestic,
limbah industry dan lainnya sehingga pada suatu perairan air tawar mengeluarkan bau
yang sangat menyengat dan jika sudah tercium bau maka perairan tersebut sudah
tercemar dan dapat berakibat pada biota yang ada di dalamnya, dan jika hal ini terus
dibiarkan maka akan menjadi ancaman bagi kita makhluk hidup yang ada di bumi
karena jika biota tersebut mati atau sudah terancam habitatnya dan populasinya
berkurang maka makhluk hidup yang ada di bumi juga akan terancam kehidupannnya
(Sapariah,2016)
Aroma pada perairan laut atau air asin berasal dari alga yang banyak
ditemukan hidup di permukaan air laut. Alga adalah organism sederhana yang
wujudnya hampir mirip seperti tumbuhan yang habitatnya berada di perairan. Alga
yang sering di temui di perairan laut akan mengeluarkan semacam senyawa bernama
Dimetil Sulfida (DMS) senyawa DMS ini yang membuat air laut memiliki aroma
yang khas. Dari banyak jenis alga yang hidup di laut, salah satu yang palig banyak
mengeluarkan senyawa DMS adalah alga yang bernama Emiliania huxleyi yyang
baunya bisa tercium sangat kuat bahkan dengan jumlah yang sangat besar, yaitu
hampir sampai berkilo-kilo jauhnya. Senyawa ini berfungsi memandu bintang laut
datang ke perairan (Riwu.J,2015)

DAFTAR PUSTAKA

Burhanudin, 2012. Pengaruh Waktu Refluks dan Waktu Pengawetan pada Penentuan
CoD dalam Air Limbah Domestik Menggunakan Metode Spektrometri
di Balai Pialam Yogyakarta.. Universitas Islam Indonesia [Skripsi]
Handayani, 2014. Identifikasi Kualitas Air Berdasarkan Nilai Resistivitas Air, Studi
Kasus: Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Handoko,2017. Analisis Parameter Kualita Air Minum (Ph,Orp,Tds,Do,Dan Kadar
Garam). Universitas Islam Indonesia. Yogyakaarta
Iqbal.M,2013. Analisis Logam Berat Pada Air Di Kecamatan Rokan Hilir,Riau.
Jurnal Katalisator. 5(1):47-53
Niniek,2017 Analisi Sifat Dalam Studi Kualitas Air Di Mata Air Sumberr Asem
Dusun Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo. Universitas
Negeri Semarang.Semarang
Riniarti,2012. Prinsip Pengelolaan Sampel Air .Jurnal Oseanografi.5(2);61-89
Riwu.J,2015. Pengaruh Variasi Pengawetan Sampel Air pada Analisis Amonium
Universitas Islam Indonesia [Skripsi]
Rudiarto,2010 Analisis Kualitas Air pada Sumber Mata Air di Desa Tolnaku
Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang. Jurnal Biotropikal
Sains.16(1):40-53
Sapariah,2016. Air Tanah dan Upaya dalam Konservasi Air Tanah..1(2):128.ISBN:
978-602-203-201-4
Susilawati,2012. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Jurnal perairan. 7(2):23-45

LAMPIRAN
Paper Praktikum Kualitas Air

AROMA DAN RASA AIR


Oleh :
Mhd. Farhan Adha
210302052
IX/B

LABORATORIUM KUALITAS AIR


PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Aroma dan Rasa Air


Tanggal Praktikum : 24 Maret 2022
Nama : Mhd. Farhan Adha
NIM : 210302052
Kelompok/Grup : IX/B
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Diperiksa oleh,
Asisten Korektor

Nazalia Rahmi Lubis


NIM. 180302037
Air sebagai media hidup ikan, berpengaruh langsung terhadap kesehatan dan
pertumbuhannya. Kualitas air yang jauh dari nilai optimal dapat menyebabkan
kegagalan budidaya, sebaliknya kualitas air yang optimal dapat mendukung
pertumbuhan ikan. Kualitas air yang baik merupakan syarat mutlak berlangsungnya
budidaya untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi. Penanganan kualitas air
yang tidak baik dapat mengakibatkan derajat keasaman air (pH) dan amoniak tinggi
dalam perairan, kandungan tersebut dapat berasal dari feses ikan dan sisa-sisa pakan
yang tidak termakan oleh ikan, juga dihasilkan oleh organisme di akuarium lainnya,
termasuk bakteri, jamur, dan infusoria (Nasir dan Khalil, 2016).
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dan menjadi kebutuhan
bagi aktivitas dan kelangsungan mahluk hidup, baik manusia, hewan maupun
tumbuh-tumbuhan. Air sungai merupakan salah satu sumber air baku dari berbagai
alternatif sumber air yang ada untuk dilakukan proses pengolahan. Namun seiring
pertambahan penduduk, pertumbuhan industri, perkembangan ekonomi dan
peningkatan standar hidup menyebabkan penurunan mutu atau kualitas air sungai itu
sendiri. Pencemaran air sungai terjadi apabila di dalam air sungai terdapat berbagai
macam zat atau kondisi yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah
ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu. Oleh karena itu
perlu adanya upaya untuk menjaga kualitas air sungai dengan melakukan pemantauan
dan pengukuran kualitas air sungai (Hamidi, 2015)
Air juga merupakan media untuk kegiatan budidaya ikan termasuk pada
kegiatan pembesaran, kualitas air dipengaruhi oleh berbagai bahan kimia yang
terlarut dalam air seperti oksigen terlarut (DO), derajat keasaman (pH), suhu, dan
bahan-bahan fisika lainnya. Untuk menjaga agar kualitas air tetap stabil dan sesuai
dengan baku mutu kualitas air pemeliharaan ikan mas, pengukuran kualitas air
dilakukan setiap hari. Parameter kualitas air yang diukur adalah suhu, derajat
keasaman (pH), dan oksigen terlarut (DO) (Nasir dan Khalil, 2016).
Kualitas air sungai sangat dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya tingkat
pencemaran. Semakin tinggi tingkat pencemaran pada air, maka semakin rendah
kualitas air tersebut dan tidak bisa dijadikan sumber air minum sehat. Kelas air
berdasarkan perhitungan laboratorium dengan menggunakan sistem nilai dari Unites
States Environmental Protection Agency (US-EPA) dapat diklasifikasikan lebih lanjut
menjadi empat kelas, yaitu kelas baik sekali yang memenuhi baku mutu kelas satu,
kelas baik dengan kondisi tercemar ringan, kelas sedang dengan kondisi tercemar
sedang, kelas buruk dengan kondisi tercemar berat (Hamidi, 2015).
Air sebagai media tempat hidup ikan yang dibudidayakan harus memenuhi
berbagai persyaratan dari segi fisika, kimia maupun biologi. Dari segi fisika, air
merupakan tempat hidup yang menyediakan ruang gerak bagi ikan yang dipelihara.
Sedangkan dari segi kimia, air sebagai pembawa unsur-unsur hara, mineral, vitamin,
gas-gas terlarut dan sebagainya. Dari segi biologi, air merupakan media untuk
kegiatan biologis dalam pembentukan dan penguraian bahanbahan organik. Kualitas
air yang mendukung pertumbuhan ikan dan perlu diukur secara terprogram. Menurut
Tangko dan Utojo (2008), salah satu faktor yang dapat menyebabkan udang/ ikan
terserang penyakit adalah jeleknya kondisi lingkungan atau kualitas perairan,
disamping mutu benih yang ditebar. Kualitas air yang jelek juga dapat menyebabkan
kematian dan serangan berbagai penyakit pada biota budidaya (Nasir dan Khalil,
2016).
Pencemaran pada air merupakan hal yang kompleks karena melibatkan
cakupan area sepanjang aliran sungai. Hal ini diperparah dengan lemahnya hukum
terhadap kebijakan yang telah dibuat untuk mendukung kualitas dan kuantitas air.
Pencemaran air sungai terjadi apabila di dalam air sungai terdapat berbagai macam
zat atau kondisi yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan,
sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu. Oleh karena itu perlu
adanya upaya untuk menjaga kualitas air sungai dengan melakukan pemantauan dan
pengukuran kualitas air sungai (Trisnawati dan Masduqi, 2013)
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK), di tahun 2015 hampir 68 persen mutu air sungai di Indonesia
dalam status tercemar berat. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk menjaga
kualitas dan kuantitas air sungai dengan melakukan pemantauan dan pengendalian
pencemaran air sungai secara berkala, sebagaimana yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 (Tamimi, 2015).
Pada parameter aroma yaitu harum, sfesifik jenis tanpa bau tambahan, kurang
harum, tanpa bau tambahan, hampir netral, sedikit bau tambahan, netral, sedikit bau
tambahan, bau tambahan menganggu, tidak busuk, agak tengik, tengik, agak apek,
bau amoniak, tidak enak, agak busuk, amoniak keras, busuk. Hasil uji mutu hedonik
ikan asin sepat siam pada parameter aroma dengan perlakuan perbedaan suhu dan
waktu. parameter rasa yaitu sangat enak sekali, sfesifik jenis, tanpa rasa tambahan,
sangat enak, sfesifik jenis, tanpa rasa tambahan, enak, sfesifik jenis, sedikit rasa
tambahan, agak enak, sfesifik jenis, sedikit rasa tambahan, kurang enak, sedikit rasa
tambahan, tidak enak, agak busuk (Riansyah, 2013).
Aroma merupakan salah satu parameter yang menentukan rasa enak atau tidak
dari suatau makanan. Konsumen akan menerima suatu bahan pangan jika mempunyai
aroma yang baik. Rata-rata nilai kesukaan aroma Nata de Soya berkisar antara 2.85
(tidak menyukai) sampai 3.8 (agak tidak menyukai). Nilai rerata penerimaan panelis
terhadap aroma Nata de Soya akibat perlakuan komposisi sukrosa dan urea. Rasa
yang diperoleh dari nata cenderung rasa asam yang diduga berasal dari asam yang
digunakan yaitu air jeruk nipis. Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu senyawa
kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi dengan komponen rasa yang lain (Tamimi,
2015).
Di dalam industri pangan pengujian terhadap bau dianggap penting karena
dengan cepat dapat memberikan hasil penilaian terhadap produk tentang diterima atau
tidaknya produk tersebut. produk yang memiliki aroma kurang menarik, bisa
mengurangi penilaian dan juga minat dari konsumen untuk mengkonsumsinya.
Berdasarkan hasil uji sensoris terhadap atribut aroma mie kering, secara umum
panelis memberikan nilai netral pada mie kering sampel yaitu dengan rata-rata
penilaian 5,28 - 5,96. Artinya aroma dari sampel mie kering dinilai normal sebagai
aroma mie kering yang khas. Adanya substitusi pasta waluh dan penambahan tepung
angkak ternyata tidak berpengaruh terhadap perubahan aroma pada sampel mie
kering. Berarti substitusi pasta waluh dan penambahan tepung angkak baik sebagai
pengembangan produk mie dari segi aroma (Anam dan Handajani, 2015).
Rasa merupakan salah satu parameter penting dalam penerimaan konsumen
terhadap suatu makanan. Perlakuan pemberian dekstrin dengan konsentrasi berbeda
memberikan pengaruh nyata. rasa gurih dapat disebabkan terdapatnya asam amino
bebas pembentukan cita rasa seperti glisin, alanine, lisin, terutama asam glutamate
dapat menyebabkan rasa lezat. Rasa berbeda dengan bau dan lebih banyak melibatkan
panca indera lidah, penginderaan cecapan dapat dibagi menjadi empat cecapan utama
yaitu asin, asam, manis, dan pahit. Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
senyawa kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi dengan senyawa lain (Meiyani, 2014).
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung Rasa suatu produk
menjadi satu parameter yang tidak bisa dikesampingkan. Pada dasarnya manusia
menginginkan pangan yang tentunya enak rasanya selain untuk memenuhi kebutuhan
akan kenyang dan kesehatan. Berdasarkan uji sensoris yang dilakukan pada sampel
mie kering dengan atribut rasa, secara umum panelis memberikan penilaian rasa yang
netral pada sampel mie kering yang disajikan. Penilaian berkisar antara 4,92 - 5,92.
Untuk sampel mie kering kotrol panelis memberikan nilai sebesar 5,32 (Anam dan
Handajani, 2015).
Aroma merupakan salah satu parameter yang menentukkan rasa enak dari
suatu makanan. Dalam industri pangan uji terhadap aroma merupakan uji sensori
paling penting karena dapat memberikan penilaian terhadap hasil produksinya.
Aroma udang pada bubuk flavor berasal dari komponen volatile yang dihasilkan
melalui proses oksidasi lipid dan reaksi maillard saat pengolahan. Hasil utama dari
reaksi maillard adalah senyawa melanoidin yang tidak mempengaruhi flavor yang
dihasilkan, tetapi senyawa intermediet dan senyawa volatile dalam jumlah kecil
merupakan pembentukan flavor yang signifikan (Meiyani, 2014).
Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3545-2004 menyebutkan bahwa kadar
air madu yang baik maksimal 22%. Kadar air dalam madu menentukan keawetan
madu. Kadar air madu yang rendah menyebabkan mikroba pembusuk tidak dapat
hidup di dalamnya, ditambah lagi madu juga mengandung zat antimikroba. Madu
yang kadar airnya tinggi (kadar air lebih dari 25%) mudah berfermentasi oleh khamir
dari genus Zygosaccharomyces yang tahan terhadap konsentrasi gula tinggi, sehingga
dapat hidup dalam madu. Sel khamir akan mendegradasi gula dalam madu
(khususnya glukosa dan fruktosa) menjadi alkohol (etanol). Apabila alkohol bereaksi
dengan oksigen, alkohol tersebut akan membentuk asam asetat yang mempengaruhi
kadar keasaman, rasa dan aroma madu (Harjo, 2015)
Pengujian kualitas air sungai secara manual umumnya menggunakan metode
STORET, karena memiliki tingkat efektifitas yang tinggi dan mudah dipahami oleh
masyarakat awam dibandingkan metode manual lainnya. Namun, dalam penentuan
kualitas air sungai dengan metode manual seperti metode STORET ini masih
dilakukan perhitungan secara manual dengan menghitung satu-persatu data parameter
pengujian. Proses manual ini membutuhkan waktu sekitar 1 sampai 30 hari
tergantung pada parameter apa saja yang ingin diukur dan diteliti. Hasil yang
diperoleh dari prosedur manual sangat bergantung pada seberapa terampil dan ahli
dalam proses pengukuran air tersebut. Kelemahan metode STORET ini adalah
memerlukan beberapa seri data yang cukup dalam penentuan kualitas air sungai. Jika
data yang ada hanya satu maka tidak bisa menentukan maksimal dan minimal baku
mutu airnya dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda atau tidak pasti pada
setiap data yang diuji. Sehingga dengan kelemahan metode manual tersebut, dalam
menentukan dan mendapatkan hasil klasifikasi kualitas air sungai yang sangat akurat,
pihak terkait membutuhkan bantuan dari laboratorium (Tamimi et al., 2015).
Klasifikasi kualitas air sungai melalui laboratorium membutuhkan biaya yang
cukup mahal dan waktu yang lama. Sehingga, dalam mengatasi permasalahan
klasifikasi terhadap kualitas air sungai, penerapan kecerdasan buatan berupa metode
jaringan syaraf tiruan dalam melakukan klasifikasi data dan dapat memberikan solusi
dalam membantu proses penetuan terhadap klasifikasi kualitas air sungai yang lebih
efektif dan efisien (Trisnawati dan Masduqi, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Anam, C., Handajani S. 2015. Mi Kering Waluh (Cucurbita moschata) dengan


Antioksidan dan Pewarna Alami. Caraka Tani XXV. 1: 72-78
Hamidi, R., Furqon, M. T., Rahayudi, B. 2017. Implementasi Learning Vector
Quantization (LVQ) untuk Klasifikasi Kualitas Air Sungai. Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. 1(12) : 1758-1763
ISSN: 2548-964X
Harjo, S. S. T., Radiati, L. E., Rosyidi, D. 2015. Perbandingan Madu Karet dan Madu
Rambutan Berdasarkan Kadar Air, Aktivitas Enzim diastase dan
Hidroximetilfurfural (HMF). Jurnal Ilmu dan teknologi Hasil Ternak.
10(1) :18-21 ISSN : 1978-0303
Meiyani, D. N. A. T., Riyadi, P. H., Anggo, A. D. 2014. Pemanfaatan Air Rebusan
Kepala Udang Putih (Penaeus merguiensis) Sebagai Flavor dalam Bentuk
Bubuk dengan Penambahan Maltodekstrin. Jurnal Pengolahan dan
Bioteknologi Hasil Perikanan. 3(2) :67-74
Nasir, M., Khalil, M. 2016. Pengaruh Penggunaan Beberapa Jenis Filter Alami
Terhadap Pertumbuhan, Sintasan dan Kualitas Air dalam Pemeliharaan Ikan
Mas (Cyprinus carpio). Acta Aquatica Aquatic Sciences Journal. 3(1): 33-39
ISSN : 2406-9825
Riansyah. A., Supriadi. A., Nopianti. R. 2013. Pengaruh Perbedaan Suhu dan Waktu
Pengeringan Terhadap Karakteristik Ikan Asin Sepat Siam (Trichogaster
pectoralis) dengan Menggunakan Oven. Fishtech. 2(1) :53-68
Tamimi. A., HS. S., Hendrawan. Y. 2015. Pengaruh Penambahan Sukrosa dan Urea
Terhadap Karakteristik Nata de Soya Asam Jeruk Nipis. Jurnal Bioproses
Komoditas Tropis. 3(1) : 1-10
Trisnawati. A., Masduqi. A. 2013. Analisis Kualitas dan Strategi Pengendalian
Pencemaran Air Kali Surabaya. Jurnal Purifikasi. 14(2) : 90-98
LAMPIRAN
Paper Praktikum Kualitas Air

Aroma dan Rasa Air

Oleh :
Marsinta D Sihombing
210302089
IX/B

LABORATORIUM KUALITAS AIR


PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Aroma dan Rasa Air


Tanggal Praktikum : 24 Maret 2022
Nama : Marsinta D Sihombing
NIM : 210302089
Kelompok/Grup : IX/B
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Diperksa oleh,
Asisten Korektor

Nazalia Rahmi Lubis


NIM. 180302037
Air merupakan sumber kehidupan, tidak ada satupun mahluk hidup yang bisa
hidup tanpa air. Sel dalam tubuh penuh dengan air, karena sel menggunakan air
sebagai nutrisi, mineral dan bahan kimia dalam proses biologi. Setiap fungsi dalam
tubuh diatur dan tergantung pada air. Air harus tersedia untuk membawa elemen
penting yaitu, oksigen (OO2, hormon dan zat kimia pembawa pesan ke seluruh
bagian tubuh. Oleh karena kebutuhan yangpenting itu maka kualitas dan kuantitasnya
harus tercukupi untuk tetap menjaga kesehatan dan kelangsungan hidup (Widiyanti.
2014).
Seiring dengan kemajuan zaman upaya penyediaan air bersih pun semakin
Meningkat.Usaha memenuhi kebutuhan air bersih pun bermacam-macam, misalnya
upaya mencari sumber air baru baik berupa air tanah, air sungai, air danau ataupun
mengolah dan menawarkan air laut serta mengolah dan menyehatkan kembali sumber
air kotor yang telah tercemar seperti air sungai ataupun air danau. Upaya tersebut
dilakukan untuk mengimbangi tingginya pencemaran air yang masuk ke perairan
alami Bahan pencemar yang berasal dari sumber domestik (rumah tangga)
perkampungan, kota, pasar, jalan serta sumber non-domestik (pabrik, industri,
pertanian, peternakan, perikanan serta sumber lainya) banyak memasuki badan air.
Secara langsung ataupun tidak langsung pencemar akan berpengaruh terhadap
Kualitas air baik untuk keperluan air minum, air industri (Rifai, 2017).
Jumlah penduduk Indonesia pada Tahun 2009 sebanyak 230.632.700,
diProyeksikan akan terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Laju pertumbuhan
penduduk pada tahun 2009 sebesar 1,23%dan tingkat kepadatan lebih dari 116 Km2
Rata-rata manusia mengeluarkan urin sebanyak 1150 ml dan tinja sebanyak 200
Gram per hari. Meningkatnya populasi di suatu wilayah akan meningkatkan penyakit
bawaan air (waterborne diseases), karena resiko mikroba terbesar adalah
berhubungan dengan air yang terkontaminasi dengan tinja manusia dan binatang
(Widiyanti. 2014).
Pada Tahun 2004 diare merupakan salah satu dari waterborne diseases dengan
ratarata 4 miliar kasus terjadi per tahunnya dan 2 juta diantaranya meninggal dunia.
Kepadatan penduduk, tata ruang, dan eksploitasi sumber daya air sangat berpengaruh
pada kualitas air. Menurut WHO, 94% kasus diare yang diakibatkan Oleh bakteri
Escherichia coli dapat dicegah dengan meningkatkan akses air bersih, Sanitasi,
perilaku higienis, dan pengolahan air minum skala rumah tangga. Kasus keracunan
air minum yang disebabkan adanya senyawa kimia dalam air minum yang melebihi
ambang batas dapat menimbulkan penyakit fungsi organ tubuh seperti fungsi ginjal,
hati, otak, gigi bahkan kelainan mental (Rifai, 2017).
Departemen kesehatan telah melakukan pengawasan tentang syarat higienitas
dan sanitasi air minum meliputi kandungan minimum dan maksimum komponen.
Dalam air minum dan keamanan pangan bagi konsumen. Peraturan tersebut diatur
Dalam SK Mentri Kesehatan No.907/MENKES/PER/VII/2002 tentang persyaratan
kualitas air minum serta diperkuat dalam SNI 01-3553-1996. Peraturan keamanan air
kemasan diatur dalam bentuk ASPADA (Asosiasi Pengusaha Depot Air Minum),
yang menetapkan standar dan waktu kadaluarsa serta perangkat pendirian depot
berupa sertifikat SNI (Hidayat, 2020).
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok yang berperan penting
menyokong kehidupan di bumi. Air untuk keperluan higiene sanitasi digunakan
untuk beberapa hal, untuk pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan
sikat gigi. Air juga untuk keperluan mencuci bahan pangan, peralatan makan dan
mencuci pakaian. Selain itu air untuk higiene sanitasi dapat digunakan sebagai air
baku air minum. Parameter tersebut meliputi kekeruhan, kadar keasaman (pH), suhu
dan jumlah zat padat pada air. Alat yang dirancang menggunakan Arduino Uno
sebagai pengendali, sensorsensor sesuai dengan parameter yaitu sensor photodioda,
pH, suhu dan TDS (Total Dissolved Solids) serta sistem output menggunakan LCD
20 x 4 (Sarwoko. 2012).
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam
kehidupan makhluk hidup di bumi. Air digunakan untuk proses metabolisme bagi
makluk hidup. Pada manusia, fungsi air sebagai keperluan industri, pertanian,
transportasi, dll. Di bumi ini ada tiga sumber air yaitu air tanah, air permukaan dan air
hujan. Air tanah Ialah air yang berada di dalam lapisan tanah dengan kedalaman
berbedabeda, air tanah biasanya dimanfaatkan manusia untuk kebutuhan hidup,
misalnya didapatkan melalui sumur atau melalui pompa air (Fahrizal, 2012).
Air permukaan merupakan air yang berada di atas permukaan tanah, baik
dalam kondisi mengalir maupun diam dan tidak dapat terserap karena lapisan tanah
yang sangat rapat sehingga sulit ditembus air seperti yang terdapat pada mata air,
sungai danau, lahan basah, atau laut. Sedangkan, air hujan adalah air angkasa yang
jatuh kepermukaan bumi. Dalam entitasnya tidak semua sumber air tadi dapat
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan kita karena dalam memenuhi kebutuhan
hidup kita air harus memenuhi beberapa faktor seperti secara kimia, fisika,
bakteriologi maupun radioaktif (Hidayat, 2020).
Air yang berwarna keruh merupakan ciri air yang tidak sehat. Kekeruhan
Merupakan sifat optik yang ditentukan adanya cahaya yang diserap dan terpancarkan
oleh larutan yang terdapat dalam air. Air dapat dikatakan keruh apabila air tersebut
terdapat muatan partikel bahan yang tersuspensi, sehingga membagikan warna atau
rupa yang berlumpur dan kotor. Air keruh yang tidak tembus pandang atau bahkan
dengan cahaya sekalipun menyatakan bahwa air tersebut mempunyai tingkat
kekeruhan yang sangat tinggi sedangkan air yang tembus pandang mempunyai
kekeruhan yang sangat rendah. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini antara
lain tanah liat, lumpur, pasir halus dan bahanbahan organik. Keasaman atau pH
airjuga sangat berpengaruh bagi metabolisme tubuh kita dikarenakan bila air yang
kita konsumsi untuk minum dan olahan makanan memiliki pH yang rendah
kebutuhan yang ada di dalam tubuh kita tidak terpenuhi secara maksimal. Air yang
baik untuk dikonsumsi sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32
Tahun 2017 memiliki nilai pH 6,5 – 8,5. Adapun untuk suhu air sebaiknya sejuk
(tidak panas), mikroorganisme pathogen tidak mudah berkembang biak dan bila
diminum air akan menghilangkan dahaga (Fahrizal, 2012).
Bau air bisa memberi pertunjuk akan kualitas air yang digunakan. Air yang
Memiliki bau tidak akan digunakan atau bahkan tidak disukai oleh masyarakat. Air
yang bersih biasanya tidak memberikan rasa atau rasanya tawar. Air yang tidak tawar
dapat disimpulkan air tersebut kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan
kesehatan. Terutama agar tidak terjadi perlarutan zat kimia yang ada khususnya pada
saluran pipa yang dapat membahayakan kesehatan. Dengan menghilangkan reaksi-
reaksi biokimia di dalam saluran/pipa. (Senoaji, 2021)
Air sebaiknya tidak berwarna supaya untuk dapat mencegah keracunan dari
zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna juga bisa disebabkan
adanya zat taannin dan asam humat yang tercipta secara ilmiah pada air rawa,
berwarna kekuningan muda yang menyerupai air urin, oleh karena itu masyarakat
tidak mau menggunakannya. Selain itu, zat organik ini bila terkena khlor dapat
membentuk senyawa yang lainnya berupa khloroform yang beracun, dan air berwarna
pun dapat berasal dari limbah buangan industri. (Suryono, 2017).
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjaduinya
pelarutan zat kimia yang ada pada saluran atau pipa yang bisa membahayakan
kesehatan yang bisa menghambat reaksi-reaksi biokimia di dalam saluran atau pipa,
mikroorganisme pathogen tidak mudah berkembak biak dan bila suhu air sejuk dapat
menghilangkan dahaga. Banyaknya jumlah air di berbagai daerah di Indonesia
menjadi daya tarik warga Indonesia untuk berkecimpung usaha di bidang yang
memanfaatkan air. Usaha yang berhubungan air dapat berupa budidaya ikan,
pertanian dengan media tanah ataupun secara hidroponik (Senoaji, 2021).
Pelaku usaha kadang menemui kendala atau masalah tidak maksimalnya hasil
usaha yang dikarenakan tidak memperhatikan faktor-faktor hasil, seperti kualitas air
yang digunakan. Kualitas air dapat ditandai dengan derajat keasaman air atau pH air.
Derajat keasaman air memberikan tanda aktifitas ion hidrogen di dalam air. Semakin
tinggi tingkat konsentrasi ion h+, maka air semakin asam, ditandai dengan nilai pH <
7. Semakin tinggi tingkat konsentrasi ion oh-, maka air semakin basa, ditandai dengan
nilai pH > 7 (Widiyanti. 2014)
Pembacaan derajat keasaman air dapat dilalukan dengan sistem yang
memanfaatkan sensor pH air, seperti yang pernah dilakukan (Oleh Flores dkk2016)
dengan menggunakan sensor pH kit yang dihubungkan dengan rashberry pi kemudian
datanya diolah dan disimpan dalam database SQL. Sistem pada penelitian tersebut
hanya membaca salah satunya adalah derajat keasaman air (pH). Sedangkan Vimal&
Shivaprakasha pada tahun 2017 melakukan penelitian monitoring dan controlling ph
air pada greenhouse dengan Arduino yang informasi hasil dari sensor kemudian
dikirim ke user melalui SMS (Short Message Service).
Pengendalian dan monitoring derajat keasaman air secara otomatis tanpa harus
ditangani langsung oleh pelaku sangat dibutuhkan oleh pelaku usaha di bidang air.
(Senoaji, 2021)
Kebutuhan air bersih pada masyarakat terus mengalami alami peningkatan
seiring dengan pertumbuhan penduduk duduk, perkembangan sosial, ekonomi,
budaya dan teknologi. Berdasarkan data teknis dari Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM), kebutuhan air bersih di perkotaan khususnya yang dilayani oleh PDAM,
tingkat pelayanannya baru mencapai 60% sehingga belum mampu mencukupi
kebutuhan sehari-hari. (word of mouth) yang menguntungkan perusahaan (Suryono,
2017).
Air merupakan sumberdaya yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup
terutama manusia,sehingga perlu dipelihara kualitasnya agar dapat bermanfaat bagi
hidup dan kehidupan,dengan dilakukan pengendalian terhadap pencemaran air. Air
memiliki peranan penting bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan seehari-hari,
untuk minum, mandi, mencuci,dan lain sebagainya (Widiyanti. 2014)
Sumur gali merupakan salah satu sarana penyediaan air bersih yang berasal
dari lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah. Pencemaran air akan
sangat mengganggu terhadap ketersediaan air yang bersih dan aman bagi masyarakat.
Terdapat beberapa parameter untuk mengukur tingkat pencemaran air yaitu : pH, Fe,
BOD dan DO. pH air yang asam akan meningkatkan korosifitas pada benda logam,
menimbulkan rasa tidak enak dan menyebabkan bahan kimia bersifat toksik yang
dapat mengganggu manusia apabila dikonsumsi, sedangkan apabila air bersifat basa
maka akan terasa pahit Kebutuhan oksigen biologis (BOD) sangat penting sebagai
indikator kualitas air BOD merupakan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh
bakteri untuk menguraikan (mengoksidasi) hampir semua zat organik yang terlarut
dan sebagian zat organik tersuspensi dalam air (Senoaji, 2021).
DAFTAR PUSTAKA

Fahrizal P. 2012. Dampak kualitas air pada Kesehatan Masyarakat sekitar di Desa
Toulimembet Danau Tondano. EJournal Budidaya Perairan, 3(1).
Hidayat, M., Mardiyantoro, N. 2020. Sistem Pemantauan dan Pengendalian PH Air
Berbasis IoT Menggunakan Platform Arduino. Jurnal Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat. 7(1): 65-70 ISSN 2354-869X
Rifai, D .2017. Air Bersih Sumber Kehidupan Sehat. Semarang : Shakti Adiluhung,
pp:5 – 9 Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang, Indonesia.
Sarwoko. 2012. Studi Identifikasi Kualitas Air dan Kapasitas Biodegradasi Air sumur
Cibadok. Infomatek : Jurnal Informatika, Manajemen dan Teknologi
22.1 : 23-30.
Senoaji, F., Lesmana, S. B. 2021. Analisis Pola Sebaran Kualitas Air Sumur di
Kawasan TPST Piyungan. Semesta Teknika. 24(1): 62-68
Suryono, Wibowo, E., Azizah, R., Ario, R., Handayo, G. 2017. Pengaruh Penggunaan
Kaporit Sebagai Desinfektan Terhadap Daya Aroma Pakan Pada
Budidaya Udang Windu (Penaeus monodon Fabricius). Jurnal Kelautan
Tropis. 20(2): 140-144
Widiyanti. 2014. Karateristik Kualitas Air Sungai Cihideung Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Jurnal Air Dan Perikanan Vol.7, No.2.

Anda mungkin juga menyukai