Anda di halaman 1dari 12

BAB I

LATAR BELAKANG

Air adalah salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting bagi kehidupan
mahluk hidup. Air membantu aktivitas kehidupan bagi semua mahluk hidup terutama
manusia. Manusia dapat bertahan hidup berminggu-minggu dengan hanya
mengkonsumsi makanan. Tidak hanya manusia saja yang membutuhkan air tetapi dari
unsur tumbuhan,hewan maupun tanah itu sangat membutuhkan air dalam
kehidupannya. Misalnya tumbuhan memerlukan air untuk tetap tumbuh, seperti halnya
manusia, hewan pun memerlukan air untuk tetap tumbuh.
Seperti halnya manusia, hewan pun memerlukan air untuk meneruskan hidupnya
dan untuk melakukan aktivitasnya, tanah pun seperti itu memerlukan air untuk
membantu proses penyuburannya dan menjaga kelestariannya. Air merupakan
sumberdaya alam yang terbaharui melalui daur hidrologi. Namun keberadaan air
sangat bervariasi tergantung lokasi dan musim. Ketersediaan air di daerah tropis
sangat besar dibandingkan dengan daerah lain misalnya daerah gurun atau padang
pasir. Air sangatlah bermamfaat bagi kehidupan sehingga ketersediaan air perlu
diperhatikan karena melihat kondisi sekarang ini sumber air sudah mulai berkurang
akibat dampak kehidupan sosial di lingkungan masyarakat yang tidak mencintai
lingkungan sekitar contohnya saja penebangan pohon secara liar sehingga
menyebabkan berkurangnya sumber air.
Sekalipun air merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui tetapi
walaupun seperti itu kualitas air di pengaruhi oleh  bagaimana manusia menjaga dan
melestarikannya. Dan kita ketahui bahwa air sangatlah berperan penting bagi
kelangsungan hidup mahluk hidup.

Air bersih disuatu wilayah kerja puskesmas bantu yang membawahi dua
kelurahan, yaitu kelurahan kelapa 3 dan kelurahan kaliawi, kelurahan kelapa 3
mempunyai jumlah KK= 600 dan kaliawi berjumlah 550 KK. Terdapat 2 sumber air
bersih (PDAM dan Sumur Gali ) masyarakat yang menggunakan PDAM kelurahan
kelapa 3 (35%) dan kaliawi (40%). Kondisi sumur gali yang ada dari 5 syarat
konstruksi (terdapat lantai sumur, bibir sumur, cincin sumur, adanya saluran air,
adanya tutup sumur). Untuk dikelapa 3 65% tidak memenuhi syarat, kaliawi 60% .
Bagaimana promkes yang anda lakukan ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Air adalah salah satu di antara pembawa penyakit yang berasal dari tinja untuk
sampai kepada manusia. Supaya air yang masuk ketubuh manusia baik berupa makanan
dan minuman tidak menyebabkan  penyakit, maka pengolahan air baik berasal dari
sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah mutlak diperlukan untuk mencegah
terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang diperlukan
(Sutrisno, 2004).
Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya berbeda dengan air minum
(Permenkes RI No. 32 Tahun 2017). Akhir- akhir ini sulit medapatkan air bersih.
Penyebab susah mendapatkan air bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan
oleh limbah industri, rumah tangga, limbah pertanian. Selain itu adanya pembangunan
dan penjarahan hutan merupakan penyebab berkurangnya kualitas mata air dari
pegunungan karena banyak tercampur dengan lumpur yang terkikis terbawa aliran air
sungai. Akibatnya, air bersih terkadang menjadi barang langka (Asmadi, Khayan and
Kasjono, 2011)
Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak, menyiram
tanaman dan lain sebagainya. Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari secara
umum harus memenuhi standar kuantitas dan kualitas (Asmadi, Khayan and Kasjono,
2011).
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat karena penyediaan air bersih yang terbatas
memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap
individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut
bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan
masyarakat (Chandra, 2012).
Sumber Air Bersih

Menurut (Chandra, 2012) air yang diperuntukan bagi konsumsi manusia harus berasal
dari sumber yang bersih dan aman. Batasa-batasan sumber air yang bersih dan aman
tersebut, antara lain :
1. Bebas dari kontaminan atau bibit penyakit

2. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun

3. Tidak berasa dan berbau

Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga.


Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen Kesehatan RI.
Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-bahan kimia
berbahaya, dan sampah atau limbah industri. Air yang berada dari permukaan bumi ini
dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi
menjadi air angkasa (hujan), air permukaan, dan air tanah (Chandra, 2012).

1. Air Angkasa

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber air utama di bumi. Walau pada saat
pretisipasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami
pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung diatmosfer itu
dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya, karbon
dioksida, nitrogen, dan amonia.

2. Air Permukaan

Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk,
rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh
tanah, sampah, maupun lainnya.
3. Air tanah

Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang
kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses
filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut, didalam
perjalannya ke bawah tanah, membuat tanah menjadi lebih baik dan lebih murni
dibandingkan air permukaan.
Air tanah memiliki beberpa kelebihan dibandingkan dengan sumber lain. Pertama, air
tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu proses purifikasi atau
penjernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang tahun, saat musim
kemarau sekalipun. Sementara itu, air tanah juga memiliki beberapa kerugian atau
kelemahan dibandingkan sumber lainnya. Air tanah mengandung zat- zat mineral dalam
konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral semacam
magnesium, kalium, dan logam berat seperti besi.

Persyaratan Kuantitas dan Kualitas Air

Sifat fisik air dapat dianalisa secara visual dengan pancaindra. Misalnya, air keruh atau
berwarna dapat dilihat, air berbau dapat dicium. Penilaian tersebut tentunya bersifat
kualitatif. Misalnya, bila tercium bau berbeda, rasa air pun akan berbeda, rasa air pun
berbeda atau bila air berwarna merah, bau yang akan tercium pun pasti sudah dapat
ditebak. Cara ini dapat digunakan untuk menganalisis air secara sederhana karena sifat-
sifat air saling berkaitan (Kusnaedi, 2010).
Ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih.
Persyaratan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut (Kusnaedi, 2010):

A. Syarat Kuantitatif

Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya
air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk yang akan dilayani. Selain itu, jumlah air
yang dibutuhkan sangat tergantung pada tingkat kemajuan teknologi dan sosial
ekonomi masyarakat setempat. Berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negri
Nomor 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air
Minum, standar kebutuhan pokok air sebesar 60 liter/orang/hari.
Penyediaan air bersih harus memenuhi kebutuhan masyarakat karena penyediaan air
bersih yang terbatas memudahkan untuk timbulnya penyakit di masyarakat.
Kebutuhan air bervariasi untuk setiap individu dan bergantung pada keadaan iklim,
standar kehidupan dan kebiasaan masyarakat.

B. Syarat Kualitatif

Menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih.

Persyaratan ini meliputi syarat fisik, kimia, bioligis dan radiologis.

C. Syarat Fisik

Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa(tawar). Warna dipersyaratankan dalam air bersih untuk masyarakat karena
pertimbangan estetika. Rasa asin, manis, pahit, asam dan sebagainya tidak boleh
terdapat dalam air bersih untuk masyarakat. Bau yang bisa terdapat pada air adalah
bau busuk, amis, dan sebagainya. Bau dan rasa biasanya terdapat bersama-sama
dalam air. Suhu air sebaiknya sama dengan suhu udaraatau kurang lebih 25oC.
Sedangkan untuk jernih atau tidaknya air dikarenakan adanya butiran-butiran koloid
daribahan tanah liat. Semakin banyak mengandung koloid maka air semakin keruh.

D. Syarat Kimia

Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang
melampaui batas. Secara kimia, air bersih tidak boleh terdapat zat-zat yang beracun,
tidak boleh ada zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, tidak
mengandung zat- zat yang melebihi kadar tertentu sehingga menimbulkan gangguan
teknis, dan tidak boleh mengandung zat kimia tertentu sehingga dapat menimbulkan
gangguan ekonomis.
Salah satu peralatan kimia air bersih adalah kesadahan. Menurut (Chandra, 2006), air
untuk keperluan air minum dan masak hanya diperbolehkan dengan batasan
kesadahan 50-150 mg/L. Kadar kesadahan diatas 300 mg/L sudah termasuk air
sangat keras.
E. Syarat Bakteriologis

Air bersih tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen dan parasitik seperti
kuman-kuman typus, kolera, dysentri dan gastroenteris. Karena apabila bakteri
patogen dijumpai pada air minum maka akan menganggu kesehatan atau timbul
penyakit. Untuk mengetahui adanya bakteri patogen dapat dilakukan dengan
pengamatan terhadap ada tidaknya bakteri E. Coli yang merupakan bakteri indikator
pencemaran air. Secara bakteriologis, total Coliform yang diperbolehkan pada air
bersih yaitu 0 koloni per 100 ml air bersih. Air bersih yang mengandung golongan
Coli lebih dari kadar tersebut dianggap terkontaminasi oleh kotoran manusia.

F. Syarat Radioaktif

Air minum tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang
mengandung radioaktif seperti sinar alfa, gamma, dan beta.

Sumur Gali

Sumur gali adalah sarana penyediaan air bersih dengan cara mengambil atau
memanfaatkan air dengan cara mengambil atau memanfaatkan air dengan mengambil air
menggunakan tangan sampai mendapatkan air bersih. Sumur gali merupakan suatu cara
pengambilan air tanah yang banyak diterapkan, khususnyandi daerah pedesaan karena
mudah pembuatannya dan dapat dilakukan oleh masyarakat itu sendiri dengan peralatan
yang sederhana dan biaya yang murah (Depkes RI, 1991).
Menurut (Joko, 2010), bentuk dan tipe sumur gali yaitu :

Bentuk Sumur Gali

Bentuk sumur gali dalam spesifikasi ini sesuai dengan penampang lubangnya, yaitu
bulat.
Tipe Sumur Gali ada 2 macam yaitu :

Tipe I : dipilih apabila keadaan tanah tidak menunjukan gejala retak atau runtuh.
Dinding atas terbuat dari pasangan batu atau batako atau batu belah dengan tinggi 80 cm
dari permukaan lantai.
Dinding bawah dari bahan yang sama atau pipa beton ke dalam minimal 300 cm dari
permukaan lantai.
Tipe II : dipilih apabila keadaan tanah menunjukan gejala mudah retak atau runtuh.
Dinding atas terbuat dari pasangan batu atau batako atau batu belah dengan tinggi 80 cm
dari permukaan lantai. Dinding bawah sampai ke dalam sumur dari pipa beton, minimal
sedalam 300 cm dari permukaan lantai pipa beton kedap air dan sisa dari pipa betpn
berlubang.

Lokasi penempatan

Penentuan lokasi penempatan sumur gali adalah sebagai berikut :


1. Ditempatkan pada lapisan tanah yang mengandung air yang berkesinambungan.
2. Lokasi sumur gali berjarak horizontal minimal 11 meter ke arah hulu dari aliran air
tanah dari sumber pencemar, seperti : bidang resapan dari tangki septic tank , kakus,
empang, lubang galian sampah dan lain sebagainya.
3. Lokasi sumur gali terhadap perumahan bila dilayani secara komunal maksimal
berjarak 50 meter.
4. Air yang ditampung dalam sumur adalah berasal dari akuifer
5. Sumur tidak boleh kemasukan air banjir.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Air
1. Kedalaman Permukaan Air tanah: Kedalaman permukaan air tanah merupakan
permukaan tertinggi dari air yang naik ke atas suatu sumuran atau tempat yang
rendah. Ketiggian air tanah antara lain dipengaruhi oleh jenis tanah, curah hujan,
penguapan, dan kedalaman aliran perkukaan terbuka (sungai). Kedalaman
permukaan air tanah akan berpengaruh pada penyebaran bakteri coliform secara
vertikal.
2. Curah Hujan: Air hujan yang mengalir di permukaan tanah dapat menyebabkan
bakteri coliform yang ada di permukaan tanah terlarut dalam air tersebut.
Meresapnya air hujan ke dalam lapisan tanah mempengaruhi bergeraknya bakteri
coliform di dalam lapisan tanah. Semakin banyak air hujan yang meresap ke dalam
lapisan tanah semakin besar kemungkinan terjadinya pencemaran.
3. Jenis Tanah: Jenis tanah berbeda mempunyai daya kandung air dan daya melewatkan
air yang berbeda pula. Daya kandung atau kemampuan tanah untuk menyimpan air
disebut porositas, yaitu rasio antara pori-pori tanah dengan volume total tanah dan
biasannya dinyatakan dalam satuan persen, sedangkan kemampuan tanah untuk
melewatkan air disebut permeabilitas, yaitu jumlah air yang dapat dilewatkan oleh
tanah dalam satuan waktu per satuan luas penampang. Porositas dan permeabilitas
tanah akan berpengaruh pada penyebaran bakteri coliform, mengingat air merupakan
alat tranportasi bakteri dalam tanah. Makin besar permeabilitas tanah, makin besar
kemampuan melewatkan air yang berarti jumlah bakteri yang dapat bergerak
mengikuti aliran juga makin besar.

Penyebab Sanitasi SAB yang Kurang Baik


1. Kurang memperhatikan pasokan/penyediaan air bersih
2. Kualitas air yang buruk
3. Kurang memperihatikan piranti air bersih yang digunakan
4. Kurang memperhatikan sarana pembuangan tinja
5. Kurangnya upaya pengendalian vektor
6. Kurangnya managemen sampah yang baik
7. Tidak terurusnya saluran air/drainase.
BAB III
PEMBAHASAN

Disuatu wilayah kerja puskesmas bantu yang membawahi dua kelurahan,


yaitu kelurahan kelapa 3 dan kelurahan kaliawi, kelurahan kelapa 3
mempunyai jumlah KK= 600 dan kaliawi berjumlah 550 KK. Terdapat 2
sumber air bersih (PDAM dan Sumur Gali ) masyarakat yang menggunakan
PDAM kelurahan kelapa 3 (35%) dan kaliawi (40%). Kondisi sumur gali yang
ada dari 5 syarat konstruksi (terdapat lantai sumur, bibir sumur, cincin sumur,
adanya saluran air, adanya tutup sumur). Untuk dikelapa 3 65% tidak
memenuhi syarat, kaliawi 60% .
Diketahui :
1. Kelapa 3 memiliki 600 KK
2. kaliawi memiliki 550 KK
3. Yang menggunakan PDAM di kelapa 3 35% dan kaliawi 40%.
4. Yang menggunakan sumur gali dikelapa 3 yang tidak memenuhi syarat 65%
dan kaliawi 60%.
Jadi perhitungannya:
1. 600 X 35% = 210 (Kelapa 3 yang menggunakan PDAM) dan sisanya 390
(menggunakan sumur gali).
390 X 65% = 253,5 sumur gali di kelapa 3 yang tidak memenuhi syarat.
2. 550 X 40% = 220 kaliawi yang menggunakan PDAM dan sisanya 330 yang
menggunakan sumur gali.
330 X 60% = 198 Sumur gali di kaliawi yang tidak memenuhi syarat.

Solusi promkes seorang sanitarian dalam pengendaliaan PDAM dan Sumur


Gali, yaitu :
1. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan SAB.
2. Membuat poster dan melakukan penyebaran pamphlet tentang sanitasi SAB.
3. Pembuatan pamphlet dan poster diusahakan harus jelas dan mudah dipahami
oleh sasaran.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah kami uraikan, dapat disimpulkan bahwa:
1. 600 X 35% = 210 (Kelapa 3 yang menggunakan PDAM) dan sisanya 390
(menggunakan sumur gali).
390 X 65% = 253,5 sumur gali di kelapa 3 yang tidak memenuhi syarat.
2. 550 X 40% = 220 kaliawi yang menggunakan PDAM dan sisanya 330 yang
menggunakan sumur gali.
330 X 60% = 198 Sumur gali di kaliawi yang tidak memenuhi syarat.

B. SARAN
1. Sebaiknya promosi kesehatan yang dilakukan harus jelas, Singkat, dan
mudah dimengerti, sehingga materi yang diuraikan dapat sesuai dengan
tujuan dan dapat di terima oleh masyarakat disekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Nirmala, 2016. Keperluan Higiene Sanitasi Air Bersih.


http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/850/4/4%20BAB%20II.pdf. (Diakses pada
tanggal 14 Februari 2020).

Fahmi Nurul, 2015. Fungsi dan Peranan Air Bagi Kehidupan serta Macam –
Macam Penyakit yang Ditularkan Oleh Air.
https://nurulfahmikesling.blogspot.com/2015/03/makalah-penyehatan-air-fungsi-
dan_25.html. (Diakses pada tanggal 14 Februari 2020).

Lets Share, 2011. Penydeiaan Air Bersih dan Sanitasi Dalam Kondisi Bencana.
https://whpe.blogspot.com/2011/12/penyediaan-air-bersih-dan-sanitasi.html.
(Diakses pada tanggal 14 Februari 2020).
MAKALAH PROMOSI KESEHATAN
Tentang Penyehatan Air Bersih

Nama Anggota Kelompok 8 :


1. Sabella Andhini Putri (1813451008)
2. Laili Dian Anggarini (1813451002)
3. Nia Wahyuni (1813451016)
4. Fauji Eka Meilandri (1813451023)
5. Nerisa Agustian Libra Sesa (1813451024)
6. Tina Agustina (1813451026)

POLTEKKES TANJUNG KARANG JURUSAN KESEHATAN


LINGKUNGAN
PRODI DIII SANITASI
TAHUN AJARAN 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai