Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penyehatan Lingkungan

1. Air Bersih

Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan


manusia dan harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari
bahan-bahan kimia yang dapat mencemari air bersih tersebut. Air
merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup dan kebersihan air
adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwijosaputro, 1981).

Syarat Syarat Air Bersih yaitu :

a. Persyaratan Fisik
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik,
diantaranya air terlihat jernih dan tidak terlihat keruh kekuning-
kuningan atau semacamnya. Air terutama sebagai air minum sangatlah
melihat persyaratan fisik ini. Karena apabila air terlihat keruh, berarti
terdapat senyawa yang tidak baik dan dapat mengganggu kesehatan.
Syarat fisik yang kedua adalah ditinjau dari segi rasa. Air yang
lolos syarat fisik haruslah memiliki rasa yang tawar. Karena air yang
memiliki rasa pahit, asin, manis atau lainya kemungkinan tercampur
senyawa yang tidak baik untuk kesehatan.
Syarat fisik yang lain adalah tidak berbau. Syarat bersih sebuah
air adalah air tersebut tidak berbau saat dicium dari dekat maupun dari
kejauhan. Namun apabila air beraroma tidak sedap saat dicium berarti
terdapat senyawa-senyawa yang mengendap pada air tersebut.

b. Persyaratan Mikrobiologi
Persyaratan berdasarkan mikrobiologi adalah air tidak
mengandung zat-zat yang dapat mengganggu kesehatan seperti disentri,
tipus, kolera, dan bakteri pathogen penyebab penyakit.

c. Persyaratan Kimia
Syarat kimia yang harus dipenuhi pertama adalah terdapatnya
kandungan pH atau derajat keasaman yang tidak lebih kurang ataupun
lebih besar yang berakibat merubah senyawa dalam air menjadi zat
beracun yang dapat mengganggu kesehatan.
Selain itu kandungan besi dalam air juga tidak boleh melebihi 0,1
mg/l. Jika kandungan besi dalam air terlalu tinggi maka warna air akan
berubah menjadi kekuningan dan rasanya pun seperti ada logam besi
dalam air.
Jika kesemua syarat di atas telah dipenuhi maka air tersebut layak
dikonsumsi untuk diminum. Jangan lupa jika ingin ketersediaan air
tercukupi dalam jangka waktu yang lama maka jika melakukan
pengelolaan air harus melakukan filter air secara benar tanpa merusak
alam.
Untuk penelitian mengenai penyediaan air yang kami lakukan
secara fisik menggunaan alat TDS meter dan Thermometer didapatkan
hasil sebagai berikut :

No Suhu Warna Bau TDS


1. 0,25˚C Tidak Tidak 105 ppm
berwarna berbau

2. Air Limbah
Air Limbah adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air
beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun
terlarut dalam air.
Ada 2 cara untuk mengolah limbah dengan baik, yaitu:
a. Secara alami
Pengolahan air limbah secara alami dapat dilakukan dengan
membuat kolam stabilisasi. Di kolam ini, air limbah dinetralisasi
dulu dari zat-zat pencemar sebelum dialirkan ke sungai. Kolam
stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anaerobik, kolam
fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik
pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen).
Cara ini juga cukup murah, jadi kamu bisa mencoba membuatnya
sendiri di sekitar rumah.
b. Secara bantuan
Pengolahan cara ini biasa dilakukan pada Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL). Petugas menggunakan untuk menetralisasi air
limbah melalui 3 tahapan, yaitu primary treatment (pengolahan
pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary
treatment (pengolahan lanjutan). Dengan ketiga tahap ini, air limbah
akan ternetralisasi dengan baik, sehingga dapat langsung dialirkan ke
sungai.
3. Penyehatan Tanah

4. Pengelolaan Sampah

Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga).

Sampah domestik yang dihasilkan puskesmas palapa yaitu berupa kertas,


bungkus makanan dan juga sampah organik yang berasal dari ruang poli dan
ruang tunggu pasien. Sampah domestik di angkut setiap hari oleh Satuan
Operasi Kebersihan Lingkungan (SOKLI). Untuk pengelolaan sampah pada
puskesmas palapa sendiri sudah cukup memenuhi syarat karena sudah
tersedianya tempat sampah yang kedap air, sudah tertutup serta telah
terpisahnya kotak sampah menurut jenisnya sesuai dengan standar
Permenkes .

5. Penyehatan Makanan Minuman


6. Pengendalian Vektor

Vektor adalah artropoda yang dapat menularkan, memindahkan, dan/atau

menjadi sumber penular penyakit (Permenkes No 50, 2017).

a. Pasar

Pedagang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Kepadatan

Ayam 4 6 4 6 3 4 6 3 4 4 8,8

Ikan 6 8 6 2 2 2 2 2 2 3 7

Sayur 3 4 2 5 5 6 3 3 6 2 7,8

23 ,6
Rata rata kepadatan lalat pada pasar tempel dari 3 titik yaitu : =7 , 87
3

Jadi hasil pengukuran kepadatan lalat pada pedagang di pasar tempel kelurahan

kaliawi wilayah kerja puskesmas Palapa memiliki nilai kepadatan yang

berbeda - beda dan pengukuran di pasar ini termasuk kategori tinggi kepadatan

lalatnya karena mengikuti standar indeks kepadatan lalat sebagai berikut :

 0 – 2 : Rendah (Tidak terjadi masalah)

 3 – 5 : Sedang

 6 – 20 : Tinggi/ Padat

 > 21 : Sangat Tinggi


Kepadatan lalat di Pasar
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Penjual Ayam Penjual Ikan Penjual Sayur

b. Rumah Makan

Rumah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Kepadatan

Makan

Puti 1 1 0 0 0 1 2 1 0 1 1,4

Minang

Garuda 1 2 2 0 0 0 0 1 0 0 1,2

Palapa 2 2 0 1 0 2 3 0 1 2 2,6

Raya

5 ,2
Rata rata kepadatan lalat dari 3 titik yaitu : =1 , 73
3

Jadi hasil pengukuran kepadatan lalat pada Rumah Makan di kelurahan kaliawi

wilayah kerja puskesmas Palapa memiliki nilai kepadatan yang berbeda - beda

dan pengukuran di rumah makan ini termasuk kategori rendah kepadatan

lalatnya karena mengikuti standar indeks kepadatan lalat sebagai berikut :


 0 – 2 : Rendah (Tidak terjadi masalah)

 3 – 5 : Sedang

 6 – 20 : Tinggi/ Padat

 > 21 : Sangat Tinggi

Kepadatan lalat di Rumah Makan


3

2.5

1.5

0.5

0
RM Puti Minang RM Garuda RM Palaparaya

Anda mungkin juga menyukai