Anda di halaman 1dari 9

Nama: Ghaitsha Rumaisha Zahwa A.

NIM: 21303241052
Kelas: Pendidikan Kimia C

Filtrasi Air dengan Alat Sederhana

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan dasar bagi makhluk hidup sebagai sumber kehidupan
maupun habitat alami. Manusia membutuhkan air untuk keperluan pangan, MCK,
pertanian, sanitasi, transportasi, bahkan untuk keperluan industri dan teknologi.
Semakin meningkatnya jumlah penduduk, meningkat pula permasalahan terkait SDA
sebagai kebutuhan sehari-hari. Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air
antara lain jumlah air yang tidak dapat memenuhi peningkatan kebutuhan dan
terjadinya penurunan kualitas air. Menurunnya kualitas air disebabkan oleh polusi
karena adanya makhluk hidup, zat, energi, maupun komponen lain yang masuk ke
dalam air dan mengakibatkan terjadinya perubahan struktur pada air sehingga terjadi
penurunan kualitas air pada tingkat tertentu yang menyebabkkan air menjadi
kurang/tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Polusi air dapat disebabkan
oleh dua jenis polutan yaitu bahan yang menyebabkan eutrofikasi dan bahan beracun
yang menyebabkan kerusakan pada organisme air. Salah satu yang termasuk dalam
kategori bahan beracun adalah logam berat karena dapat menyebabkan kerusakan pada
organisme akuatik. Sumber cemaran logam berat berasal dari pertambangan, peleburan
logam, serta lahan pertanian yang menggunakan pupuk yang mengandung logam
(Pratiwi, 2020).

2. KAJIAN PUSTAKA
Metode Pengolahan Air

Kebutuhan air yang semakin meningkat dana penurunan kualitas air menjadikan
alasan penting untuk melakukan pengolahaan air yang benar. Metode dari pengolahan
air antara lain yaitu:
• Metode Oksidasi
Merupakan metode yang menggunakan kombinasi antara ozon dengan
lampu ultraviolet ataau hidrogen peroksida. Perlakuan kombinasi ini dilakukan
supaya dengana mudah mendapatkan hidroksil radikal dalam air yang sangat
dibutuhkan dalam proses oksidasi senyawa organik. Kelebihan dari metode ini
adalah dapat menguraikan senyawa kimia beracun serta menghilangkan limbah
padat dan meminimalisirnya hingga mendekati persentase 100%.
• Metode Flokulasi
Merupakan penggabungan dari partikel-partikel hasil metode koagulasi
menjadi partikel yang lebih besar. Selanjutnya, partikel-partikel ini diendapkan
melalui pengadukan lambat. Pada metode ini penting untuk membentuk
gumpalan cemaran endapan sehingga pemisahan dan penjernihan air dapat
dengan mudah dilakukan.
• Metode Adsorbsi
Merupakan proses pemisahan dengan adanya perpindahan dari
komponen suaru fasa/cairan ke permukaan zat padat yang menjerap komponen
tersebut (adsorban).
• Metode Koagulasi
Metode ini merupakan proses pengolahan air dengan cara pengadukan
cepat sehingga terjadi reaksi antar bahan kimia secara menyeluruh dan
membentuk flok (gumpalan) yang selanjutnya diendapkan dalam proses
sedimentasi.

Penggolongan Air

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No, 81 Tahun 2001


Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, kegunaannya
digolongkan menjadi:

• Kelas I: air yang dapat digunakan sebagai air minum atau dapat dikonsumsi.
• Kelas II: air yang digunakan untuk sarana prasarana rekreasi, budidaya ikan,
peternakan, irigasi tanaman dan lain sebagainya yang berikatan dengan hal-hal
tersebut.
• Kelas III: air yang digunnakan untuk budidaya ikan, peternakan, irigasi tanaman
dan lain sebagainya yang berikatan dengan hal-hal tersebut.

Standar Air Baku

Persyaratan standar air baku meliputi aspek fisika, kimia, dan biologi yang
penjabaran singkatnya adalah sebagai berikut:

a) Persyaratan Fisika
• Kekeruhan
Air yang baik memiliki ciri jernih dan tidak keruh karena kekeruhna pada
air disebabkan oleh adanya partikel atau komponen cemaran.
• Tidak Berbau dan Rasanya Tawar
Air yang memiliki kualitas baik yaitu tidak berbau dan memiliki rasa
tawar.
• Jumlah Padatan Terapung
Air yang layak digunakan sebagai sumber air minum untuk konsumsi
tidak memiliki padatan terapung yang melebihi batas maksimal yaitu 1000
mg/L.
• Suhu
Suhu normal air yaitu 8°C dari suhu kamar, yaitu pada 27°C. Apabila suhu
air melebih batas normal, maka hal tersebut mengindikasikan adanya
jumlah bahan kimia terlarut yang cukup besar atau adanya dekomposisi
bahan organik oleh mikroorganisme.
• Warna
Air yang memiliki kualitas baik pasti tidak berwarna (bening) karena
adanya warna mengindikasikan terdapat bahan kimia atau mikroorganik
yang terlarut di dalam air.
b) Persyaratan Kimia
• Derajat Keasaman pH
Air yang baik adalah air yang bersifat netral dengan derajat keasaman 7.
Apabila derajat keasaman air di bawah 7, maka dapat dikatakan bahwa iar
tersebut bersifat asam dan bila derajat keasaman air di atas 7 maka air
tersebut bersifat basa.
• Kandungan Bahan Kimia Organik
Apabila air memiliki kandungan bahan kimia organik diatas ambang batas
maksimum, maka air tersebut dapat diikatakan beracun karena bahan
kimia organik tersebut akan terurai menjadi racun yang membahayakan
tubuh.
• Kandungan Bahan Kimia Anorganik
Kandungan bahan kimia anorganik seperti garam dan ion-ion logam tidak
boleh melebihi ambang batas maksimum.
• Tingkat Kesadahan
Kesadahan air disebabkan adanya kation (ion positif) logam dengan
valensidua, seperti Ca2+, Mn2+ , Sr2+, Fe2+ , dan Mg2+. Secara
umum, kation yang sering menyebabkan air sadah adalah kation
Ca2+ dan Mg2+.
c) Persyaratan Biologi
• Tidak Mengandung Organisme Patogen
Air yang baik tidak mengandung organisme maupun mikroorganisme
pathogen karena biasanya organisme pathogen berasal dari golongan
bakteri, protozoa, dan virus penyebab penyakit.
• Tidak Mengandung Mikroorganisme Nonpatogen
Meski tidak berbahaya bagi tubuh, namun air dengan kualitas baik tidaka
boleh mengandung mikroorganisme nonpatogen dikarenakan
mikroorganisme ini dapat menyebabkan bau dan rasa yang tidak enak,
lender, serta kerak pada saluran pipa.
(Novia et al., 2019)

3. METODE PERCOBAAN
Percobaan yang dilakukan adalah pengolahan untuk menjernihkan air
menggunakan sistem filtrasi sederhana.

Bahan yang Digunakan


a) Botol plastik ukuran 1,5 L (2 buah)
b) Arang
c) Batu kecil/kerikil
d) Kapas
e) Sabut Kelapa
f) Air yang akan dijernihkan (sampel)

Alat yang Digunakan


a) Pisau/Cutter
b) Wadah (2 buah)

Proses Percobaan

Pada percobaan filtrasi air ini, praktikan menggunakan sampel air sawah. Hal
ini karena air tersebut terlihat kotor, tidak jernih, dan sesuai dengan Pratiwi (2020),
sumber cemaran logam berat berasal dari pertambangan, peleburan logam, serta lahan
pertanian yang menggunakan pupuk yang mengandung logam. Oleh karena itu,
dilakukan percobaan filtrasi untuk menjernihkan air sawah tersebut.

Langkah pertama yang dilakukan oleh praktikan adalah mempersiapkan bahan-


bahan yang akan digunakan untuk penyaringan sederhana. Beberapa bahan yang
digunakan untuk penyaringan sederhana dilakukan pencucian terlebih dahulu seperti
pada pasir, batu, dan sabut kelapa. Pencucian dilakukan agar bahan yang digunakan
untuk menyaring tersebut tidak menambah komponen lain pada hasil air (filtrat).
Setelah dilakukan pencucian, bahan penyaring disusun menggunakan botol plastik 1,5
L sebagai wadah dengan susunan sebagai berikut:
Batu kecil/kerikil

Kapas

Sabut Kelapa

Pasir

Sabut Kelapa

Arang

Kapas

Langkah selanjutnya, setelah mempersiapkan wadah untuk filtrat, penyaringan


air mulai dilakukan. Alat penyaring sederhana yang sudah disusun diletakkan di atas
wadah penampung filtrat, kemudian air sampel dituangkan ke alat penyaring sederhana
tersebut.

Setelah ditunggu beberapa saat, didapatkan hasil filtrat yang tertampung pada wadah
dan proses filtrasi pun dihentikan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Filtrat
Percobaan filtrasi dengan penyaringan sederhana dilakukan praktikan
menggunakan sampel air sawah yang terlihat keruh karena memiliki banyak partikel
terlarut. Proses penyaringan dilakukan dengan menggunakan alat penyaring sederhana.
Setelah melakukan penyaringan, didapatkan hasil filtrat dengan warna kuning jernih.
Oleh karena itu, berdasarkan Novia et al (2019), hasil filtrat air yang didapatkan oleh
praktikan termasuk dalam kategori air kelas III yang peruntukannya sebagai budidaya
ikan, peternakan, irigasi tanaman dan lain sebagainya yang berikatan dengan hal-hal
tersebut.

Pembahasan
Pada percobaan filtrasi air dengan penyaringan sederhana ini, alat penyaringan
sederhana memiliki konsep metode pengolahan air adsorbs karena menggunakan arang.
Hal ini dikarenakan arang berfungsi untuk menghilangkan bau serta menyerap
kandungan klorin yang bisa saja terkandung pada air sampel (Novia et al., 2019). Pada
alat penyaring sederhana ini juga menggunakan sabut kelapa yang apabila diurai akan
menghasilkan serat sabut (cocofibre) dan serbuk sabut (cococoir), kegunaannya adalah
untuk menahan komponen berukuran kecil agar tidak tercampur pada filtrat. Pasir yang
digunakan dalam alat penyaringaan ini berfungsi untuk menghilangkan kandungan
lumpur, tanah, serta partikel sedimen kecil pada air. Batu pada alat penyaringan
sederhana berfungsi untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air, serta menahan
komponen kasar pada air sampel (Abdikarya et al., 2019). Kemudian, kapas yang
digunakan untuk alat penyaring sederhana berfungsi untuk menahan komponen kecil
terlarut pada filtrat air.
Saat melakukan proses filtrasi, air sampel yang disaring turun dengan tempo
waktu yang cukup lama. Hal ini menandakan keberhasilan dari penyaringan karena
sampel air tidak secara langsung turun ke wadah penampung filtrat namun tertahan dan
tersaring pada susunan bahan-bahan penyaring. Setelah melakukan proses filtrasi,
didapatkan filtrat air dengan warna kuning jernih tak berbau. Pada percobaan ini, hanya
dilakukan pengamatan berdasarkan persyaratan fisika dari standar air yaitu tidak keruh,
tidak berbau dan tawar, jumlah padatan terapung tak melebihi batas maksimum, suhu
normal, dan tak berwarna. Berdasarkan persyaratan tersebut, hasil filtrat air tidak
memenuhi persyaratan pada poin tidak berwarna karena memiliki warna kuning jernih.
Warna kuning ini diakibatkan oleh sabut kelapa yang kurang bersih saat pencucian
sehingga menghasilkan warna pada filtrat air. Seharusnya, sabut kelapa yang digunakan
dicuci bersih terlebih dahulu dan jika perlu dilakukan perendaman dengan air panas
agar menghilangkan zat warna yang dapat mengkontaminasi hasil filtrat air. Oleh
karena itu, hasil air filtrat termasuk dalam kategori air kelas III yaitu air yang
diperuntukkan sebagai budidaya ikan, peternakan, irigasi tanaman dan lain sebagainya
yang berikatan dengan hal-hal tersebut.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan permasalahan penurunan kualitas air dan jumlah air berkualitas
baik yang tidak mencukupi kebutuhan, dilakukan percobaan filtrasi air dengan alat
penyaringan sederhana. Hal ini dilakukan agar praktikan dapat melakukan pengolahan
air yang sebelumnya tidak layak menjadi air yang layak pakai. Pada percobaan ini,
pembuatan alat penyaringan sederhana menggunakan bahan dan alat yang mudah serta
mudah didapatkan. Air yang dihasilkan dari proses filtrasi ini termasuk dalam kategori
air kelas III yaitu air yang diperuntukkan sebagai budidaya ikan, peternakan, irigasi
tanaman dan lain sebagainya yang berikatan dengan hal-hal tersebut.
Daftar Pustaka

Abdikarya, J., Karya, J., Dosen, P., Mahasiswa, D., Hartayu, R., Putra, D., & Zainal, A. (2019).
Pembuatan Filter Air Sederhana.
Novia, A. A., Nadesya, A., Harliyanti, D. J., Ammar, M., & Arbaningrum, R. (2019). Alat
Pengolahan Air Baku Sederhana Dengan Sistem Filtrasi. 6.
Pratiwi, D. Y. (2020). Dampak Pencemaran Logam Berat (Timbal, Tembaga, Merkuri,
Kadmium, Krom) Terhadap Organisme Perairan Dan Kesehatan Manusia. In Jurnal
Akuatek (Vol. 1, Issue 1).

Anda mungkin juga menyukai