Anda di halaman 1dari 33

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT

UBI KAYU UNTUK FILTRASI AIR


LIMBAH BEKAS CUCI
Kelompok 2 (12 IPA 3)
Amalia Wendiari (1819100036)
Marchello Auliansyah (1819100050)
Micko Alquante (1819100216)
Rayyi Rahmaid (1819100031)
Shakhira Firda (1819100064)
PENDAHULUAN
Mengapa kita memilih untuk
melakukan eksperimen ini?
Air penting bagi kehidupan makhluk
hidup apalagi manusia, namun
masih ditemukan kualitas air yang

LATAR buruk untuk digunakan di kehidupan


sehari-hari.

BELAKANG Mengapa kita memilih limbah kulit


ubi kayu sebagai sarana untuk
menjernihkan air?
Pemanfaatan ubi kayu atau singkong di
Indonesia berkembang sangat pesat.
Hal tersebut berpotensial
meningkatnya limbah ubi kayu
Bagaimana standar
kualitas air murni ?

Mengapa limbah ubi kayu


dapat menyaring
limbah bekas cuci ?
air RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana proses
penyaringan air limbah
bekas cuci dengan limbah
ubi kayu ?
TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui
Untuk mengetahui
proses
Untuk mengetahui kegunaan limbah
penyaringan air
standar kualitas ubi kayu untuk
limbah bekas cuci
air murni. menyaring air
dengan limbah ubi
limbah bekas cuci.
kayu.
Memberi pengetahuan kepada
masyarakat tentang pemanfaatan
limbah ubi kayu untuk penyaringan
air bersih. MANFAAT
Sebagai dasar untuk melakukan
PENELITIAN
penelitian lebih lanjut secara
sistematis dan terencana.
LANDASAN TEORI
Dasar Kualitas Air Bersih
Syarat Fisika Syarat Kimiawi

1. Jernih atau tidak keruh; 1. pH (derajat keasaman) diantara 6 hingga 8


2. Tidak berwarna; 2. Kesadahan air adalah kandungan mineral mineral tertentu di
3. Rasanya tawar; dalam air.Air dengan tingkat kesadahan yang tinggi, bila
4. Tidak berbau; diminum dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan
5. Suhunya normal; batu ginjal.
6. Tidak mengandung zat padatan 3. Untuk batas maksimal besi yang terkandung di dalam air adalah
yang terapung di dalam air. 1,0mg/l
4. Zat organik, dapat berupa unsur hara makanan maupun sumber
energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan.
5. Kecenderungan tidak terkandung nitrat dan nitrit
Dasar Kualitas Air Bersih
Syarat Mikrobiologi
Kandungan TDS (mg/l) Penilaian Rasa Air
1. Tidak mengandung kuman-kuman
penyakit seperti bakteri escherichia Kurang dari 300 Sangat baik
coli
300-600 Baik
2. Total Dissolved Solid (TDS) yang
merupakan total konsentrasi zat 600-900 Kurang Baik
terlarut dalam air.
900-1200 Buruk

Lebih dari 1200 Berbahaya


Ubi Kayu

Ubi kayu adalah komoditas tanaman pangan yang cukup berpotensial di Indonesia selain padi dan jagung. Ubi
kayu mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi (161 Kkal), umbinya mengandung air
sekitar 60%, pati (25-35%), protein, mineral, serat, kalsium, dan fosfat (Noerwijati dan Mejaya, 2015). Ubi
kayu merupakan umbi akar yang dimana kulitnya mempunyai fungsi sebagai bahan untuk pembuatan arang
aktif (Ceballos, 2010). Dalam 100 gr kulit ubi kayu, terdapat kandungan C sebanyak (59,31%) yang berarti
terdapat senyawa karbon yang tinggi pada kulit ubi kayu.
Logam Besi

Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar dari 5 g/cm3, yaitu Cd, Hg, Pb, Zn,
dan Ni. Logam berat Cd, Hg, Fe dan Pb dinamakan sebagai logam non esensial. Pada tingkat tertentu menjadi
logam beracun bagi makhluk hidup.

Menurut departemen lingkungan AS, zat besi berlebih dapat memicu kerusakan saraf. Kadar besi maksimal
yang diperbolehkan dalam air adalah 0,3 mg/l.
Teknik Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses pengumpulan atau penggabungan adsorbat pada permukaan adsorben yang disebabkan
oleh gaya elektrik lemah yang disebut gaya,Van Der Waals. Adsorpsi timbul karena adanya gaya tarik antar
molekul adsorbat dengan permukaan adsorben.

Pada adsorpsi, ada yang disebut adsorben dan adsorbat. Adsorben adalah zat penyerap, sedangkan adsorbat
adalah zat yang diserap . Syarat bagi suatu zat agar bisa digunakan sebagai adsorben untuk tujuan pemisahan
adalah harus mempunyai daya adsorpsi yang selektif dengan luas permukaan per satuan massa yang besar, dan
memiliki daya ikat yang kuat terhadap zat yang hendak dipisahkan secara fisik atau kimia. Proses adsorpsi
menunjukkan dimana molekul akan meninggalkan larutan dan menempel pada permukaan zat adsorben akibat
reaksi kimia dan fisika.

Teknik ini sangat menguntungkan karena biaya yang digunakan tidak begitu besar serta tidak ada efek
samping (Ingole & Dharpal, 2012).
Arang Aktif & Batu Zeolit
Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan menghilangkan kandungan air
dari hewan dan tumbuhan. Fungsi arang dalam proses penjernihan air adalah sebagai karbon aktif yang
berkerja dengan cara adsorpsi. Batu kerikil merupakan besaran butir pasir dan dapat dikategorikan sebagai
batu pasir yang banyak mengandung silika. Fungsi kerikil untuk penjernihan air adalah sebagai celah agar air
dapat mengalir melalui lubang bawah dan menyaring kotoran-kotoran kasar yang terdapat dalam air.

Terdapat tiga tahap dasar pada proses adsorpsi pada karbon aktif, yaitu teradsorpsi pada karbon aktif bagian
luar; zat bergerak menuju pori-pori karbon aktif; dan zat teradsorpsi ke dinding bagian dalam dari karbon
aktif.
Pemanfaatan Ubi Kayu untuk Penjernihan Air

Pencemaran Fe pada air dapat dijernihkan dengan kulit ubi kayu yang dapat menyerap ion Fe
karena mengandung selulosa yang tinggi sebesar 43,63% dengan menggunakan teknik adsorpsi
yang cukup menguntungkan.
METODOLOGI
PENELITIAN
TEMPAT DAN WAKTU

Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Melinjo 3 Blok C8/22 sektor 1.6


Rawabuntu,Tangerang Selatan. Penilitian ini berlangsung dan berakhir terhitung
sejak 13 Oktober 2020 hingga 27 November 2020.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini kami memilih metode penelitian kualitatif berupa
eksperimen. Kami menguji kemampuan kulit ubi kayu memfiltrasi air
limbah bekas cuci.
OBJEK PENELITIAN
Objek yang menjadi sumber dalam penelitian ini adalah air
limbah bekas cuci. Air limbah bekas cuci akan difiltrasi oleh
alat yang telah kami buat kemudian diteliti pH, kekeruhan,
dan warna air.

Alasan penelitian ini menggunakan air limbah bekas cuci


adalah karena tingkat pH dan kekeruhan air sudah dapat
digolongkan ke dalam air kotor dan juga karena medianya
mudah untuk diperoleh.
ALAT

Ulekan/cobek Blender

TDS meter Ayakan 20 mesh pH meter


BAHAN

Kulit Ubi Kayu Aquades Arang Air limbah


bekas cuci

Natrium Hipoklorit Kerikil Botol 1,5 L


LANGKAH-LANGKAH

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.


2. Kupas semua kulit ubi kayu lalu dicuci.
3. Jemur kulit ubi kayu di terik matahari selama 5 hari.
4. Hancurkan kulit ubi kayu menggunakan ulekan dahulu, lalu setelah cukup
hancur agar dapat memperhalus kulit ubi kayu dihancurkan memakai blender.
5. Lalu, saring hasil kulit ubi kayu yang telah diblender.
6. Setelah itu, kulit ubi kayu di rendam dalam larutan natrium hipoklorit 2%
selama dua hari dengan keadaan tertutup.
7. Cuci kulit ubi kayu sampai bersih.
8. Siapkan bahan-bahan untuk merangkai susunan alat filtrasi air. Potong
bagian bawah botol lalu yang pertama masukkan beberapa sponge.
9. Masukkan arang sekitar 2 sampai 3 cm.
10. masukkan kerikil 3 sampai 4 cm. Lalu masukkan arang lagi dengan
ukuran yang sama dengan kerikil.
11. Yang terakhir masukkan kulit ubi kayu yang telah dicuci tadi.
12. Alat filtrasi air dari kulit ubi kayu siap digunakan
TEKNIK ANALISIS DATA
Dalam eksperimen ini kami menggunakan teknik analisis
data kualitatif
Perencanaan

Pada tahap ini kami merencanakan apa saja yang


dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini, Apa
saja yang akan kami amati, dan apa yang akan
kami hasilkan. Disini kami memfokuskannya pada
perubahan pH air, kekeruhan air, dan juga warna
air yang dihasilkan
Pelaksanaan

Setelah merencanakan apa yang kami ujikan, kami melanjutkan ke dalam


penelitiannya setelah membuat alat filtrasi.

• Siapkan air limbah bekas cuci, wadah, dan alat filtrasi yang sudah dibuat.
Setelah itu, air limbah bekas cuci diukur terlebih dahulu menggunakan pH
meter dan TDS meter (Total Dissolved Solids).
• Cara untuk mengukurnya aktifkan pH meter atau TDS meter kemudian
celupkan ke air limbah bekas.
• Setelah itu, masukkan air limbah bekas cuci tersebut ke dalam alat filtrasi dan
biarkan air limbah bekas cuci itu mengalir ke wadah.
HASIL & PEMBAHASAN
Pengujian pH Air

pH sebelum pH sesudah

Percobaan 1 8,2 7,9

Percobaan 2 8,2 7,6

Percobaan 3 8,2 7,5

HASIL Pengujian Kekeruhan Air


TDS sebelum TDS sesudah

Percobaan 1 693 551

Percobaan 2 693 464

Percobaan 3 693 326


PEMBAHASAN
• Pada percobaan pertama, air yang sudah difiltrasi menunjukkan pH
pada angka 7,9.
• Pada percobaan kedua, air yang sudah difiltrasi menunjukkan pH pada
angka 7,6.
• Pada percobaan ketiga, air yang sudah difiltrasi menunjukkan pH pada
angka 7,5.

• Pada percobaan pertama, air hasil filtrasi menunjukkan kekeruhan


menurun menjadi 551 ppm.
• Pada percobaan kedua, air hasil filtrasi menunjukkan kekeruhan lebih
kecil daripada percobaan pertama yaitu 464 ppm.
• Pada percobaan ketiga, air hasil filtrasi menunjukkan angka kekeruhan
sebesar 326 ppm
PEMBAHASAN
Dari gambar dapat diketahui
tingkat kekeruhan dari air limbah
bekas cuci sebelum difiltrasi
berwarna kuning kecoklatan
Setelah air limbah bekas cuci
difiltrasi warna air tersebut
berubah menjadi lebih jernih

Berdasarkan hasil percobaan


Air sebelum Air sesudah yang kami lakukan, air hasil
filtrasi filtrasi filtrasi sudah sesuai dengan
standar pH air bersih dan juga
menunjukkan bahwa limbah kulit
ubi kayu mampu menurunkan
kekeruhan air.
KESIMPULAN & SARAN
Dari penelitian yang sudah kami
lakukan dapat disimpulkan bahwa
limbah kulit ubi kayu mampu
KESIMPULAN memfiltrasi air limbah bekas cuci
sehingga menghasilkan air bersih
yang sesuai dengan standar pH,
kekeruhan, dan warna air.
• Mengembangkan penelitian ini
dengan membandingkan jenis


air lain. SARAN
Memakai indikator-indikator
pengukuran yang lainnya.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai