Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN EKSPERIMEN SEDERHANA

“PENCERMARAN AIR”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK :
1. Dea Asha Nabila 7. M. Faris
2. Dyta Catherine 8. M. Rendy
3. Eka Wimansyah Sulistyo 9. Raffhel Al-Farizzy
4. Kayla Levina 10. Sintia Agustina
5. Keisyahnalis 11. Siti Salwa Zahratussyita
6. M. Dwi Saputra 12.UmmiSyafira Adinda
PENANGGUNG JAWAB :
1. Fayza Nayla Turrahma
2. Hafizh Aulia Rahman
3. Nabila Feby Hania
PEMBINA : Ernawati, S.Pd. M.Si
PELATIH :HeniKurniyasari,S.Pd

EKSTRAKULIKULER KARYA ILMIAH REMAJA (KIR)


SMA NEGERI 14 PALEMBANG TAHUN 2023
I. Judul :Pencemaran Air

II. Tujuan :
Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui dampak-dampak berbahaya yang dapat
diakibatkan oleh air tercemar.

III. Kajian Pustaka


A. Macam-macam Polutan pada Air
Air adalahsalahsatusenyawapenting yang beradadi bumi. Air menjadi faktor
penunjang kehidupan bagi makhluk hidup di Bumi. Air menjadi satu-satunya elemen yang
diketahui beradadiBumi, hampir 71% permukaanbumiditutupioleh air.
Air disebutfactorpenunjangkehidupankarenasebagiantubuhmanusia terdiri dari air,
tanpa adanya air, manusia akan mengalami dehidrasi. Begitupun makhluk hidup lain
selayaknya tumbuhan, membutuhkan air untukmelakukanprosesfotosintesisdanprosestranspirasi
(pernafasan).Layaknyamanusiadantumbuhan, Ikanjugamembutuhkan air. Air menjadi faktor
utama penunjang hidup ikan. Ikan hidup dan berhabitat di dalam air. Menjadikan air memiliki
fungsi sebagai penyedia oksigenbagiikanbaikitudilautmaupundidanau.
Air yang bersihmerupakanfaktorutamapenunjangkehidupan yang sehat, baik bagi ikan
maupun makhluk hidup lainnya. Dikutip dari Natural Resources Defense Council, polusi air
adalah ketika zat-zat berbahaya (bahan kimia atau mikroorganisme) mencemari aliran,
sungai, danau, lautan atau badan air lainnya sehingga menurunkan kualitas air dan menjadi
beracun bagi manusia dan lingkungan. Beberapa elemen eksternal (polutan) yang dapat
mencemari air antara lain:
 LimbahDomestik (RumahTangga)
Air Limbah domestik (rumah tangga) merupakan limbah cair hasil buangan dari
perumahan (rumah tangga), bangunan perdagangan, perkantoran dan sarana sejenis.
Contoh limbah cair domestic adalah air deterjen sisa cucian, air sabun, dan air tinja.
 Limbah Industri
Limbah industri adalah residu atau limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri.
Dengan kata lain limbah industri adalah limbah yang dihasilkan dalam proses
kegiatan produksi industri. Berbagai jenis limbah dihasilkan tergantung pada produk
industri yang diproduksi. Salah satu contohnya adalah limbah industri tekstil.
 Insektisida dan pestisida
Air yang terkontaminasi pestisida menjadi ancaman besar bagi kehidupan akuatik. Itu
bisa mempengaruhi tanaman air, menurunkan oksigen terlarut dalam air dan dapat
menyebabkan fisiologis dan perubahan perilaku dalam populasi ikan.
 Deterjen dan pupuk
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan
sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih
baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Deterjen dalam jumlah tertentu
dapat mencemari lingkungan karena dapat menim- bulkan banyak busa pada
permukaan air, sehingga mengganggu difusi oksigen (O2) dari udara ke dalam
perairan yang secara tidak langsung mengganggu kehidupan organisme perombak.
Selain itu, Pupuk juga dapat mencemari air, pemakaian pupuk anorganik secara terus-
menerus dapat berdampak buruk bagi lingkungan terutama terhadap kualitas air
tanah sehingga terjadinyapencemaran air tanah.

B. Komposisi Air Normal


Air merupakan senyawa anorganik yang bersifat transparan, tak berasa, tak berbau,
dan tak berwarna dalam kondisi STP (standard temperature and pressure) yaitu pada
temperatur 0 Celcius dan tekanan 100 kPa. Air merupakan senyawa yang penting untuk
semua keberlangsungan kehidupan di Bumi.
Air yang bersih dapat didefinisikan sebagai air yang aman untuk dikonsumsi Manusia
baik itu untuk minum, memasak, ataupun sanitasi. Terdapat beberapa ciri air bersih antara
lain; tidak berwarna, tidak memiliki rasa, tidak memiliki bau, tidak terasa lengket ketika
digunakan, memiliki pH yang netral, tidak mengandung bakteri, serta mikroorganisme yang
berlebih.
Menurut Chandra, (2012) air yang diperuntukan bagi konsumsi manusia harus berasal
dari sumber yang bersih dan aman. Batasa-batasan sumber air yang bersih dan aman
tersebut, antara lain :
a. Bebas dari kontaminan atau bibit penyakit
b. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun
c. Tidak berasa dan berbau
d. Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga.
e. Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen Kesehatan
RI.
Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-bahan kimia
berbahaya, dan sampah atau limbah industri. Air yang berada dari permukaan bumi ini
dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi
menjadi air angkasa (hujan), air permukaan, dan air tanah. Chandra. (2012)
Sumber penyedia air memiliki syarat kuantitatif dan kualitatif nya sendiri. Syarat
kuantitatif adalah jumlah air yang disediakan harus dapat mencukupi kebutuhan masyarakat
sesuai jumlah penduduknya. Adapun syarat kualitatif yang harus dipenuhi adalah syarat fisik,
syarat kimia, dan syarat bakteriologis. Berikut rinciannya.
1. Syarat Fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa(tawar). Warna dipersyaratankan dalam air bersih untuk masyarakat karena
pertimbangan estetika. Rasa asin, manis, pahit, asam dan sebagainya tidak boleh terdapat
dalam air bersih untuk masyarakat. Bau yang bisa terdapat pada air adalah bau busuk,
amis, dan sebagainya. Bau dan rasa biasanya terdapat bersama-sama dalam air. Suhu air
sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25oC. Sedangkan untuk jernih atau
tidaknya air dikarenakan adanya butiran-butiran koloid daribahan tanah liat. Semakin
banyak mengandung koloid maka air semakin keruh.
2. Syarat Kimia
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang
melampaui batas. Secara kimia, air bersih tidak boleh terdapat zat-zat yang beracun, tidak
boleh ada zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, tidak mengandung zat-zat
yang melebihi kadar tertentu sehingga menimbulkan gangguan teknis, dan tidak boleh
mengandung zat kimia tertentu sehingga dapat menimbulkan gangguan ekonomis.
3. Syarat Bakteriologis
Air bersih tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen dan parasitik seperti
kuman-kuman typus, kolera, dysentri dan gastroenteris. Karena apabila bakteri patogen
dijumpai pada air minum maka akan menganggu kesehatan atau timbul penyakit. Untuk
mengetahui adanya bakteri patogen dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap ada
tidaknya bakteri E. Coli yang merupakan bakteri indikator pencemaran air. Secara
bakteriologis, total Coliform yang diperbolehkan pada air bersih yaitu 0 koloni per 100ml air
bersih. Air bersih yang mengandung golongan Coli lebih dari kadar tersebut dianggap
terkontaminasi oleh kotoran manusia.

C. Organisme Air yang Paling Dirugikan Karena Pencemaran


Organisme air yang paling dirugikan oleh pencemaran air biasanya adalah spesies
yang paling rentanterhadapperubahan lingkungan. Inibisatermasukberbagaijenis ikan,
amfibi, daninvertebrata air, seperti:
 Ikan sangat sensitive terhadap perubahan suhu dan tingkat oksigen dalam air.
Pencemaran air bisamenyebabkanperubahanini, sehingga berdampak negative
pada populasi ikan.
 Amfibi, sepertikatak, juga sangat terpengaruh oleh pencemaran air. Karena mereka
menghabiskan sebagian besar hidup mereka di air dan memiliki kulit yang sangat
permeabel, mereka sangat rentan terhadap racun dan polutandalam air.
 Invertebrata air, seperti udang dan kerang, juga bisa sangat dirugikan oleh
pencemaran air. Banyak dari hewan ini menyaring air untuk mendapatkan makanan,
jadi mereka bisa mengambil banyakpolutanlangsungkedalamsystemmereka.
Pencemaran air jugabisamerusak habitat air, seperti terumbu karang dan rawa, yang
berdampak negatif pada semua organisme yang bergantung pada habitat ini.

IV. Alat dan Bahan


Alat Bahan
Cangkir plastik Rinso cair
Kertas Label Daia bubuk
Spidol/Pena Downy
Sendok Bayclin
Mistar Wipol
Mamalime
Sampo zinc
Sampo lifeboy
Ikan Cupang (Betta splendens)

V. Langkah Kerja
Berikut langkah kerja praktikum pencemaran air:

1. Deterjen
 Siapkan 3 cangkir plastik, kemudian beri label pada cangkir tersebut dengan huruf A,
B, dan C
 Isi air dengan jumlah yang sama banyak di masing-masing cangkir
 Masukkan Ikan Cupang (Betta splendens) pada cangkir, 1 cangkir 1 ekor ikan
 Perlakuan: A = tidak diberi polutan
B = 3 sendok rinso cair
C= 3 sendok daia bubuk
 Amati aktivitas Ikan Cupang (Bettasplendens) selama 5—10menit.
 Catat perubahan perilaku Ikan Cupang (Bettasplendens) di masing-masing cangkir
selama pengamatan.

2. Pewangi Pakaian
 Siapkan 3 cangkir plastik, kemudian beri label pada cangkir tersebut dengan huruf A,
B, dan C
 Isi air dengan jumlah yang sama banyak di masing-masing cangkir
 Masukkan IkanCupang(Bettasplendens) pada cangkir, 1 cangkir 1 ekor ikan
 Perlakuan: A = tidak diberi polutan
B = 3 sendok downy
C= 6 sendok downy
 Amati aktivitas Ikan Cupang (Bettasplendens) selama 5—10menit.
 Catat perubahan perilaku Ikan Cupang (Bettasplendens) di masing-masing cangkir
selama pengamatan.

3. Pemutih Pakaian
 Siapkan 3 cangkir plastik, kemudian beri label pada cangkir tersebut dengan huruf A,
B, dan C
 Isi air dengan jumlah yang sama banyak di masing-masing cangkir
 Masukkan Ikan Cupang (Bettasplendens) pada cangkir, 1 cangkir 1 ekor ikan
 Perlakuan: A = tidak diberi polutan
B = 3 sendok bayclin
C= 6 sendok bayclin
 Amati aktivitas Ikan Cupang (Bettasplendens) selama 5—10menit.
 Catat perubahan perilaku Ikan Cupang (Bettasplendens) di masing-masing cangkir
selama pengamatan.

4. Pembersih Lantai
 Siapkan 3 cangkir plastik, kemudian beri label pada cangkir tersebut dengan huruf A,
B, dan C
 Isi air dengan jumlah yang sama banyak di masing-masing cangkir
 Masukkan Ikan Cupang (Bettasplendens) pada cangkir, 1 cangkir 1 ekor ikan
 Perlakuan: A = tidak diberi polutan
B = 3 sendok wipol
C= 6 sendok wipol
 Amati aktivitas Ikan Cupang (Bettasplendens) selama 5—10menit.
 Catat perubahan perilaku Ikan Cupang (Bettasplendens) di masing-masing cangkir
selama pengamatan.

5. Pencuci Piring
 Siapkan 3 cangkir plastik, kemudian beri label pada cangkir tersebut dengan huruf A,
B, dan C
 Isi air dengan jumlah yang sama banyak di masing-masing cangkir
 Masukkan Ikan Cupang (Bettasplendens) pada cangkir, 1 cangkir 1 ekor ikan
 Perlakuan: A = tidak diberi polutan
B = 3 sendok mamalime
C= 6 sendok mamalime
 Amati aktivitas Ikan Cupang (Bettasplendens) selama 5—10menit.
 Catat perubahan perilaku Ikan Cupang (Bettasplendens) di masing-masing cangkir
selama pengamatan.

6. Sampo
 Siapkan 3 cangkir plastik, kemudian beri label pada cangkir tersebut dengan huruf A,
B, dan C
 Isi air dengan jumlah yang sama banyak di masing-masing cangkir
 Masukkan Ikan Cupang (Bettasplendens) pada cangkir, 1 cangkir 1 ekor ikan
 Perlakuan: A = tidak diberi polutan
B = 1 saset zinc
C= 1 saset lifeboy
 Amati aktivitas Ikan Cupang (Bettasplendens) selama 5—10menit.
 Catat perubahan perilaku Ikan Cupang (Bettasplendens) di masing-masing cangkir
selama pengamatan.

VI. Hasil Eksperimen

Aktivitas dan Keadaan Ikan


No Jenis Polutan
A B C

1 Deterjen

Air pada ikan A Saat air di beri


deterjen pada ikan Aktivitas ikan C
tidak di beri
B, ikan melemas pada saat di beri
polutan, sehingga
dan mati pada deterjen pada detik
ikan baik-baik saja
menit ke 03.51. ke 17 mulai
sampai eksperiman
keadaan ikan melemah dan mati
selesai.
setelah mati pada menit ke
berubah menjadi 02.36. keadaan fisik
berlendir, dan ikan saat mati
insang nya pun berlendir insang
mengalami berubah warna
perubahan warna menjadi putih.
menjadi putih.

2 Pewangi pakaian pada ikan A tidak keadaan ikan pada pada detik
diberi pewangi detik pertama pertama polutan
pakaian, sehingga pemberian polutan dimasukkan, ikan C
aktivitas dan ikan mulai bereaksi mulai terlihat
keadaan fisik nya kejang-kejang. pada bergerak tidak
baik-baik saja menit ke 01.59 sewajarnya, karena
sampai eksperiman aktivitas ikan terkontaminasi
selesai. melemah. pada dengan polutan
menit ke 02.29 ikan setelah di detik ke-
b mati. 58 ikan C mati.

3 Pemutih pakaian

pada ikan A Tidak keadaan ikan pada keadaan ikan pada


diberi polutan cangkir B di menit Cangkir C
apapun, Ikan masih 01:56, pergerakan di detik ke 00:32,
dalam keadaan ikan mulai ikan mulai lemas,
hidup dengan fisik melemah, Pada Pada detik ke
yang baik dari awal menit 05:00, 00:56, pergerakan
hingga akhir pergerakan ikan ikan mulai
percobaan. sudah sangat minim melemah, Pada
sekali. Tetapi masih menit ke 05:00,
ada sedikit pergerakan ikan
pergerakan, Pada sudah sangat lemah
menit 10:00, ikan dan hampir tidak
sudah sepenuhnya ada sama sekali,
mati. keadaan ikan Pada menit ke
padasaat mati, Sirip 08:00, ikan tidak
ikan warnanya ada pergerakan
sedikit pudar, tubuh sama sekali dan
ikan berubah dinyatakan mati
menjadi sedikit sepenuhnya.
kehitaman, keadaan ikan
sebagian dari setelah mati : Sirip
insang terlihat ikan warnanya
sedikit berwarna memudar, tubuh
putih karena ikan berubah dan
terkontaminasi menghitam, hampir
polutan. seluruh bagian
insang berubah
menjadi warna
putih karena
terkontaminasi
polutan.

4 Pembersih lantai
Cangkir A tidak
Cangkir B: diberi
diberi polutan, Cangkir C: diberi
polutan/wipol
sehingga ikan polutan/wipol
sebanyak 3 sendok.
masih dalam sebanyak 6 sendok.
- pada detik ke-40
keadaan hidup - pada detik ke-17
ikan mulai lemas
dengan fisik yang ikan mulai
karna air
baik sampai waktu lemas/pingsan
terkontaminasi
eksperimen selesai. karena penurunan
polutan. ikan dalam
cangkir B kemudian kadar oksigen di air
mati pada menit ke akibat polutan. ikan
03.51. dalam cangkir C
- fisik ikan setelah kemudian mati
10 menit: fisik pada menit ke
masih dalam 02.36.
keadaan utuh tetapi - fisik ikan setelah
berlendir, insang 10 menit: fisik
berubah menjadi masih dalam
putih karna kondisi keadaan utuh
air yang tetapi berlendir,
terkontaminasi insang berubah
polutan merusak menjadi putih
sistem pernapasan karna kondisi air
ikan. yang
terkontaminasi
polutan merusak
sistem pernapasan
ikan

ikan pada cangkir A cangkir B di beri 3 ika pada cangkir C


Tanpa Polutan Sendok Polutan di beri 6 Sendok
Ikan tetap bergerak -Pada menit ke Polutan
5 Pencuci piring aktif dari awal 01:17 : ikan mulai -Pada detik ke
proses eksperimen bereaksi karena 00:36: Ikan
sampai dengan telah dituangkan mengalami rekasi
selesai. dengan polutan karena diberikan
mamalime. polutan mamalime
-Pada menit ke -Pada menit ke
05:36 : ikan sudah 04:39: Pergerakan
mulai lemas, karena ikan mulai
pernapasan nya melemah dan
telah menimbulkan
terkontaminasi sedikit reaksi
dengan polutan terhadap ikan.
mamalime -Pada menit ke
-Pada menit 11:49: 07:51: Ikan
Ikan terlihat tidak bergerak dengan
bergerak dan pada jeda yang cukup
menit tersebut ikan lama, akibat reaksi
dinyatakan mati. dari polutan.
-Pada menit ke
10:36: Ikan tidak
bergerak dengan
keadaan
mengambang (
telah mati) dan
tubuh ikan berubah
warna menjadi
putih.

ikan pada Cup A pada Cup B Diberi pada cup C Diberi


Tidak diberi polutan Shampoo polutan shampoo
polutan. Zink sebanyak 1 Lifebuoy sebanyak
Dengan tidak diberi sachet (5 ml), Menit 1 sachet (5 ml),
polutan, ikan tetap ke-0, Shampoo Detik ke 20, ikan
dalam keadaan diaduk dan ikan mulai bereaksi.
hidup serta ciri fisik mulai bereaksi. Menit ke-1 ikan
termasuk warna Menit ke-1, ikan mulai mengalami
6 Sampo terlihat baik sampai mengalami kejang kejang, Menit ke
menit ke-15. selama beberapa 1.45 , ikan mulai
detik, Menit ke 1.50 terlihat tergeletak
ikan mulai bereaksi di dasar cup, Menit
kembali mencoba ke-2, ikan naik
meraih permukaan, kembali keatas
menit ke-2 ikan permukaan air.
tergeletak kembali Menit ke 5, ikan
ke dasar air, Menit sudah terlihat
ke 2.30 ikan naik sangat lemas dan
kembali ke kembali tergeletak
permukaan cup, didasar cup, Menit
Menit ke-3 ikan ke 7, ikan sudah
tidak bereaksi apa tidak bereaksi dan
apa, Menit ke-5 tergeletak didasar
ikan kembali cup dalam keadaan
mencoba menaiki mengeras dan mati.
permukaan cup, Di Fisik ikan setelah 10
menit ke-6 ikan menit :
sudah ikan masih dalam
terlihat lemas dan keadaan utuh, ikan
tidak bergerak, Di mengalami
menit 7.25 ikan perubahan warna
tidak bereaksi dan menjadi gelap,
tergeletak didasar namun pada saat
cup dalam keadaan dilakukan
mengeras dan mati. pembedahan tubuh
Kondisi akhir, fisik ikan, ingsan tidak
ikan kaku dan mengalami
mengeras serta perubahan warna,
sedikit berlendir. dan tetap utuh
Pupil membesar berwarna merah
mengakibatkan tua. Selain itu, pupil
warna mata ikan pada ikan juga ikut
menjadi hitam membesar dan
pekat. Kondisi mengakibatkan
insang ikan berubah warna mata ikan
warna menjadi menjadi hitam
putih. pekat.

VII. Pembahasan
Air merupakan suatu zat yang tersusun dari unsur kimia hidrogen + oksigen (H2O) dan
berada dalam bentuk gas, cair, dan padat. Air adalah salah satu senyawa yang paling
banyak dan penting. Cairan yang tidak berasa dan tidak berbau pada suhu kamar, memiliki
kemampuan penting untuk melarutkan banyak zat lainnya.Kehidupandiyakiniberasaldari
larutan air lautandunia, danorganismehidupbergantungpadalarutan air, sepertidarah dan
cairan pencernaan, untuk proses biologis.

Dalam hal ini, manusia termasuk dalam jajaran makhluk hidup yang membutuhkan air
dalam kehidupan sehari-harinya. Perkembangan zaman yang semakin pesat menjadikan
kehidupan manusia semakin mudah. Munculnya banyak teknologi baru serta inovasi berhasil
menjadikan manusia sebagai individu yang menempati puncak rantai makanan.
Berbekalinovasidanilmupengetahuan,
manusiaberhasilmenciptakanberbagaialatdanbahanuntukmemudahkankebutuhanhidupnyaseh
ari-hari, sepertidetergen, shampoo, sabunmandi, bahkan pestisida dan insektisida yang
semuanya merupakan bahan kimiawi yang dimodifikasi sekian rupa oleh manusia untuk
membantu mereka dalam berbagai hal. Sebagai contoh, penggunaan sabun mandi untuk
membersihkan bakteri yang menempel pada kulit manusia, penggunaan shampoo untuk
membersihkan kotoran pada rambut, serta penggunaan bahan kimia berbahaya seperti
pestisida untukmembunuhtanaman-tanaman liar.

Polutan merupakan zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Air limbah
detergen termasuk polutan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS. Jenis polutan
yang banyak digunakan dalam rumah tangga adalah deterjen anti noda. Deterjen jenis ini
mengandung ABS (alkyl benzene sulphate) yang merupakan detergen tergolong keras.
Detergen tersebut sukar dirusak oleh mikrooganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan.

Zat-zat tersebut tidak luput pemakaiannya pada kehidupan manusia sehari-hari.


Buruknya kualitas saluran air atau jalur pembuangan limbah cair menjadi faktor
tercampurnya bahan kimiawi tersebut ke alam bebas. Mengakibatkan banyak air sungai
tercemar oleh kandungan-kandungan berbahaya yang tidk seharusnya dikonsumsi.
Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen
terlarut dalam air tersebut, sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air yang
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.Pencemaran air tanah
oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal
ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Dengan semakin banyaknya zat
organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin
tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang
dapatmengurangiestetikalingkungan.

Menyadari dampak yang dapat diakibatkan oleh air tercemar tersebut, kami
melakukan eksperimen untuk mengetahui dampak berbahaya yang dapat ditimbulkan oleh
manusia ke alam liar, terutama organisme air yang hidup disekitarnya. Berdasarkan hasil
eksperimen, kami dapati data sebagai berikut.

1. Detergen
a) Cangkir A: Tidak diberi polutan, Sehingga ikan terus bergerak aktif dan tidak mengalami
gangguan apapun sampai waktu eksperimen selesai.
b) Cangkir B: Diberi polutan (Daia Bubuk) sebanyak 3 sendok.
Apa yang terjadi?
• Pada menit ke-5: Ikan mulai mengalami kesulitan bernafas sehingga ikan mengalami kejang
kejang tetapi masih tetap hidup dengan gerakannya yang tidak terlalu lincah.
• Ikan setelah 10 menit: Ikan mengambang dalam keadaan mati. fisiknya perlahan
mengeluarkan lendir dan darah.
c) Cangkir C: Diberi polutan (Rinso Cair) sebanyak 3 sendok.
Apa yang terjadi?
• 5 menit rinso cair : Ikan melemah dan pergerakan ikan yang minim/ kurang aktif
melakukan pergerakan tetapi masih bisa bertahan dengan air yang dicampurkan polutan.
• 10 menit rinso cair: ikan telah mati dan di badan ikan terdapat bercak-bercak putih serta
sedikit mengeluarkan darah.

2. Pengharum pakaian/Downy
a) Cangkir A: tidak diberi polutan, sehingga ikan A masi dalam keadaan hidup dan
kondisinya baik sampai dengan praktikum selesai.
b) Cangkir B: diberi 3 sendok polutan (downy).
• Detik pertama setelah polutan di masukkan ke dalam cangkir ikan B mulai bereaksi kejang-
kejang, karena terkontaminasi dengan polutan
• Pada menit 01:59, pergerakan ikan B mulai terlihat lemas
• Pada menit 02:29, ikan B mati.
c) Cangkir C: diberi 6 sendok polutan (downy).
• Pada detik pertama polutan dimasukkan, ikan C mulai terlihat bergerak tidak sewajarnya,
karena terkontaminasi dengan polutan
• Setelah di detik ke-58 ikan C mati.

3. Pemutih Pakaian/Bayclin
a) Cangkir A: Tidak diberi polutan apapun,
• Ikan masih dalam keadaan hidup dengan fisik yang baik dari awal hingga akhir
percobaan.
b) Cangkir B: Diberi polutan (pemutih pakaian) sebanyak 3 sendok
• Pada menit 01:56, pergerakan ikan mulai melemah karena terkena air yang sudah
terkontaminasi dengan polutan.
• Pada menit 05:00, pergerakan ikan sudah sangat minim sekali. Tetapi masih ada sedikit
pergerakan
• Pada menit 10:00, ikan sudah sepenuhnya mati
• Fisik ikan : Sirip ikan warnanya sedikit pudar, tubuh ikan berubah menjadi sedikit kehitaman,
sebagian dari insang terlihat sedikit berwarna putih karena terkontaminasi polutan.
c) Cangkir C: Diberi polutan (pemutih pakaian) sebanyak 6 sendok
• Pada detik ke 00:32, ikan mulai lemas
• Pada detik ke 00:56, pergerakan ikan mulai melemah dikarenakan kadar oksigen yang
ada di dalam air menurun akibat terkontaminasi dengan polutan.
• Pada menit ke 05:00, pergerakan ikan sudah sangat lemah dan hampir tidak ada sama
sekali karena kadar oksigen yang sangat sedikit.
• Pada menit ke 08:00, ikan tidak ada pergerakan sama sekali dan dinyatakan mati
sepenuhnya
• Fisik ikan : Sirip ikan warnanya memudar, tubuh ikan berubah dan menghitam, hampir
seluruh bagian insang berubah menjadi warna putih karena terkontaminasi polutan.

4. Wipol
a) Cangkir A: tidak diberi polutan, sehingga ikan masih dalam keadaan hidup dengan fisik
yang baik sampai waktu eksperimen selesai.
b) Cangkir B: diberi polutan/wipol sebanyak 3 sendok.
• Pada detik ke-40 ikan mulai lemas karna air terkontaminasi polutan. ikan dalam cangkir B
kemudian mati pada menit ke 03.51.
• Fisik ikan setelah 10 menit: fisik masih dalam keadaan utuh tetapi berlendir, insang berubah
menjadi putih karna kondisi air yang terkontaminasi polutan merusak sistem pernapasan ikan.
c) Cangkir C: diberi polutan/wipol sebanyak 6 sendok.
• Pada detik ke-17 ikan mulai lemas/pingsan karena penurunan kadar oksigen di air akibat
polutan. ikan dalam cangkir C kemudian mati pada menit ke 02.36.
• Fisik ikan setelah 10 menit: fisik masih dalam keadaan utuh tetapi berlendir, insang berubah
menjadi putih karna kondisi air yang terkontaminasi polutan merusak sistem pernapasan ikan.

5. Sabun cuci piring/Mamalime


a) Cangkir A: Tanpa Polutan
Ikan tetap bergerak aktif dari awal proses eksperimen sampai dengan selesai.
b) Cangkir B: 3 Sendok Polutan
• Pada menit ke 01:17 : ikan mulai bereaksi karena telah dituangkan dengan polutan
mamalime.
• Pada menit ke 05:36 : ikan sudah mulai lemas, karena pernapasan nya telah terkontaminasi
dengan polutan mamalime
• Pada menit 11:49: Ikan terlihat tidak bergerak dan pada menit tersebut ikan dinyatakan
mati.
c) Cangkir C: 6 Sendok Polutan
• Pada detik ke 00:36: Ikan mengalami rekasi karena diberikan polutan mamalime
• Pada menit ke 04:39: Pergerakan ikan mulai melemah dan menimbulkan sedikit reaksi
terhadap ikan.
• Pada menit ke 07:51: Ikan bergerak dengan jeda yang cukup lama, akibat reaksi dari
polutan.
• Pada menit ke 10:36: Ikan tidak bergerak dengan keadaan mengambang ( telah mati) dan
tubuh ikan berubah warna menjadi putih.

6. Shampoo Zinc dan Shampoo Lifebuoy.


a) Cangkir A :
Tidak diberi polutan.
Dengan tidak diberi polutan, ikan tetap dalam keadaan hidup serta ciri fisik termasuk warna
terlihat baik sampai menit ke-15.
b) Cangkir B :
• Diberi polutan Shampoo Zink sebanyak 1 sachet (5 ml)
• Menit ke-0, Shampoo diaduk dan ikan mulai bereaksi.
• Menit ke-1, ikan mengalami kejang selama beberapa detik
• Menit ke 1.50 ikan mulai bereaksi kembali mencoba meraih permukaan
- menit ke-2 ikan tergeletak kembali ke dasar air
• Menit ke 2.30 ikan naik kembali ke permukaan cup
• Menit ke-3 ikan tidak bereaksi apa apa
• Menit ke-5 ikan kembali mencoba menaiki permukaan cup
• Di menit ke-6 ikan sudah
terlihat lemas dan tidak bergerak
• Di menit 7.25 ikan sudah tidak bereaksi dan tergeletak didasar cup dalam keadaan
mengeras dan mati.
• Kondisi akhir, fisik ikan kaku dan mengeras serta sedikit berlendir. Pupil membesar
mengakibatkan warna mata ikan menjadi hitam pekat.
• Kondisi insang ikan berubah warna menjadi putih.
c) Cangkir C :
• Diberi polutan shampoo Lifebuoy sebanyak 1 sachet (5 ml)
• Detik ke 20, ikan mulai bereaksi.
• Menit ke-1 ikan mulai mengalami kejang
• Menit ke 1.45 , ikan mulai terlihat tergeletak di dasar cup
• Menit ke-2, ikan naik kembali keatas permukaan air.
• Menit ke 5, ikan sudah terlihat sangat lemas dan kembali tergeletak didasar cup
• Menit ke 7, ikan sudah tidak bereaksi dan tergeletak didasar cup dalam keadaan
mengeras dan mati.
• Fisik ikan setelah 10 menit :
ikan masih dalam keadaan utuh, ikan mengalami perubahan warna menjadi gelap, namun
pada saat dilakukan pembedahan tubuh ikan, ingsan tidak mengalami perubahan warna,
dan tetap utuh berwarna merah tua. Selain itu, pupil pada ikan juga ikut membesar dan
mengakibatkan warna mata ikan menjadi hitam pekat.

Berdasarkan data hasil eksperimen di atas, dapatkitalihatbetapaberbahaya air yang


terkontaminasiolehzatkimia/polutan air. Artinya, ikan yang berada di air bersih tanpa di beri
polutan terus bergerak aktif, sedangkan ikan yang berada di air tercemar mengalami
kejang-kejang kemudian geraknya semakin melemah hingga akhirnya mati. Ikan yang
berada pada perairan yang tercemar akan mengeluarkan lendir.Dengan polutan inilah
memicu terjadinya beberapa pertanyaan mengenai kondisi ikan, air dll.

Kita bisa lihat bahwa ada beberapa ikan yang lebih cepat mati bahkan ada yang
bisa bertahan. Hal tersebut dikarenakan adanya polutan yang mencemari air yang
didalamnya terdapat organisme berupa ikan. Polutan yang membuat ikan lebih cepat mati
adalah polutan berupa pewangi pakaian (Downy) dan polutan yang membuat ikan bertahan
adalah sabun cuci piring (Mamalime).

Pada polutan downy sebagai pewangi pakaian, terdapat toksisitas yang meningkat.
Tingginya toksisitas ini karena adanya surfraktan pada bahan pewangi sekali bilas, toksisitas
suatu senyawa dengan menggunakan metode LC50, yaitu suatu metode yang dapat
menunjukkan konsentrasi senyawa beracun yang dapat membunuh separuh atau 50% jumlah
organisme uji dalam jangka waktu tertentu. Rantai karbon surfaktan berupa Linier Alkyl
Benzene Sulfonate yang tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme dan mampu mengikat
oksigen dalam air sehingga kadaroksigen dalam air menjadi menurun. Rendahnya oksigen
dalam air ini mengganggu kehidupan biota yang ada diperairan, misalnya ikan. Oksigen
yang rendah akan menyebabkan metabolisme ikan menjadi terganggu. Semakin tinggi
konsentrasi bahan pewangi, maka semakin tinggi pula toksisitas bahan pewangi dan
mortalitas ikan, sehingga hal inilah yang menyebabkan ikan cepat mati dikarenakan air yang
terkontaminasi oleh pewangi pakaian.

Kemudian untuk polutan mamalime pada praktikum diatas yang telah dilakukan,
pemberian mamalime sebanyak 3 sendok. Sabun cuci piring (Mamalime) mengandung fosfat,
yang dapat digunakan oleh ikan dan organisme lain dalam ekosistem air sebagai nutrisi. Ikan
memiliki sistem detoksifikasi yang kuat. Ikan memiliki organ khusus seperti insang dan hati
yang membantu mereka menghilangkan racun dari tubuh mereka. Semakin minim polutan,
maka semakin lama polutan akan mencemari air yang didalamnya terdapat organisme
berupa ikan.

Penjelasan diatas merupakan data yang menjelaskan mengenai penyebab dari


polutan berupa downy dan mamalime. Berdasarkan data tersebut, terdapat bahwa ikan
mengalami kejang kejang disaat air mulai dicampurkan dengan polutan. Hal tersebut
disebabkan karena kondisi air yang tidak memungkinkan disebabkan tingginya kadar
amoniak, oksigen yang rendah, suhu yang tidak tepat, serta pH yang terlalu tinggi dan
rendah dapat memicu ikan menjadi kejang kejang.
Hal inilah juga yang menjadi sebab akibat dari warna insang pada saat ikan mati
berubah. Ketika air tercemar, insang ikan mengalami perubahan warna sebagai respons
terhadap lingkungan yang tidak sehat.

Penyebab warna insang berubah karena adanya peningkatan kadar zat kimia atau
polutan dalam air. Zat kimia ini dapat merangsang sel-sel kromatofor di insang untuk
menghasilkan pigmen yang berbeda, yang akhirnya mengubah warna insang.

Selain itu, perubahan warna pada insang juga bisa menjadi tanda adanya
peradangan atau iritasi. Akibatnya ketika air tercemar, ikan dapat terpapar bahan kimia
yang dapat merusak dan mengiritasi jaringan insang. Sebagai respons, insang dapat
memproduksi lebih banyak pigmen atau melibatkan sel-sel imun untuk melawan iritasi
tersebut, yang juga dapat mengubah warna insang.

Tidak hanya itu, ikan ketika sudah mati mengeluarkan lendir. Hal tersebut disebabkan
karena difusi. Difusi adalah perpindahan zatdari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Konsentrasi larutan detergen lebihtinggi dari sitoplasma sehingga partikel detergen berdifusi
dari larutan ke sel-selpada insang ikan. Larutan detergen terus-menerus berdifusi ke sel-sel
insang daninsang pun akhirnya membengkak. Lama kelamaan sel-sel insang
mengalamiplasmolisis (pecahnya sel) karena partikel detergen terus berdifusi. Karena
selnyapecah, sitoplasma pun keluar sehingga insang ikan terlihat mengeluarkan lendirdan
mengeluarkan darah. Setelah sel-sel insangnya pecah, tentu saja ikankehilangan organ untuk
bernapas sehingga akhirnya ikan-ikan pada polutan lemas dan kemudian mati

VIII. Pertanyaan
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1. Apaperanikanpadaeksperimen?
Jawab :
Ikan menjadi bahan percobaan dalam air yang terkontaminasi oleh shampo zinc dan
shampo lifebuoy

2. Polutan jenis apa yang digunakan pada eksperimen?


Jawab:
Polutan yang di gunakan adalah shampo zinc dan shampo lifebuoy

3. Bagaimana keadaan ikan yang diberikan perlakukan setelah 5 menit dan setelah 10
menit?
Jawab:
 Pada menit ke 5 ikan masih dalam keadaan hidup dan bergerak naik ke atas
untuk mencari oksigen
 Pada menit ke 10 ikan dalam keadaan mati (sdh tdk berdaya) dan berubah
warna menjadi sedikit hitam

4. Bandingkan semua data yang telah dikumpulkan, kemudian lakukan telaah polutan mana
yang berdampak paling buruk bagi ikan dan analisis alasannya?
Jawab:
Dari hasil data yang telah dikumpulkan tentang dampak polutan bagi ikan,
dampak yang paling buruk di tunjukkan oleh polutan Downy yang dimasukkan 6 sendok
kedalam air. dari data yang telah di kumpulkan ikan mengalami pergerakan tidak wajar
di detik pertama, dan pada detik 58 ikan mengalami kemarin. Hal ini disebabkan
karena downy mengandung bahan kimia seperti surfaktan yang dapat menggangu
kualitas air, sehingga ikan yang berada di dalam air tersebut ikut tercemar.

5. Evaluasi berdasarkan pemahamanmu, bagaimana kondisi air di Indonesia saat ini serta
bagaimana keadaan organisme air di Indonesia saat ini?
Jawab:
Pencemaran air di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Pencemaran air
dapat diartikan sebagai suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan ini
mengakibatkan menurunnya kualitas air hingga ke tingkat yang membahayakan
sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya. Yang dimana pencemaran air
di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh aktifitas manusia yang meninggalkan
limbah pemukiman, limbah pertanian, dan limbah industri termasuk pertambangan.

Limbah pemukiman mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang


dihasilkan oleh daerah pemukiman atau rumah tangga. Limbah pemukiman ini bisa
berupa sampah organik (kayu, daun dll), dan sampah nonorganik (plastik, logam, dan
deterjen). Limbah pertanian mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang
dihasilkan aktifitas pertanian seperti penggunaan pestisida dan pupuk. Sedangkan
limbah industri mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas
industri yang sering menghasilkan bahan berbahaya dan beracun (B3). Dan hal ini
membuat organisme air juga terpengaruh oleh perubahan lingkungan ini, dengan
beberapa spesies mungkin mengalami penurunan populasi akibat perubahan habitat dan
polusi.

6. Bagaimana cara melihat suatu ekosistem air tercemar?


Jawab:
Air tercemar bisa di ciri ciri kan dengan kondisi fisik air yang berupa perubahan
warna air seperti keruh atau perubahan warna pada air, berbau, keadaan derajat
keasaman air yang tidak netral, mikroorganisme yang berlebih, perubahan suhu.
 Perubahan warna pada air jika polutan sudah mencemarinya
 Berbau karena sudah tercemar oleh zat polutan
 Derajat keasaman air tidak netral, normalnya derajat keasaman air adalah 7.
Jika melebihi 7 atau kurang dari 7, artinya air sudah tercemar
 Mikroorganisme yang berlebih, limbah atau sampah yang ada di dalam air akan
diuraikan oleh mikroorganisme. Untuk menguraikannya, mikroorganisme
membutuhkan pasokan oksigen. Semakin banyak limbah atau sampah, membuat
jumlah mikroorganisme dan pasokan oksigen yang dibutuhkan juga semakin
banyak. Hal ini akan membuat kandungan oksigen di dalam air berkurang
sehingga hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya akan kekurangan
oksigen.
 Perubahan suhu, jika dalam kondisi normal suhu air terus berubah, dapat
dipastikan air tersebut sudah tercemar

7. Carilah informasi dari jurnal ilmiah mengenai keadaan air di Palembang saat ini dan
kelayakan konsumsinya bagaimana!
Jawab:
Melansir dari jurnal penelitian Analisis Pencemaran Air Sungai Musi Akibat Aktivitas
Industri. kegiatan industri menjadi faktor penyebab penurunan kualitas air di Sungai Musi.

Seperti diketahui, di Kota Palembang, terdapat beragam kegiatan industri, seperti


industri batu bara, karet, semen, hingga industri rumahan. Rosyidah dalam jurnalnya itu juga
menyebut jika buangan industri, yang berupa limbah padat dan cair, terkadang masuk
langsung ke badan sungai dan membuat kualitas air Sungai Musi menurun.

Kondisi itu mendorong DLH Sumatra Selatan melakukan pemantauan di 72 titik aliran
sungai, Hasilnya ditemukan 41 lokasi sungai tercemar berat dan 32 tercemar ringan.
Beberapa indikator baku mutu air di sungai yang memiliki rata-rata lebar 504 meter ini
berada di bawah standar yang ditetapkan pemerintah lewat Peraturan Gubernur dan
Peraturan Menteri Kesehatan.

Di titik-titik pencemaran tersebut, polutan yang ditemukan paling banyak adalah


pembuangan limbah industri dan limbah domestik. Buangan limbah dari kegiatan industri itu
bisa berupa zat radioaktif dan logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr, dan Hi). Selain itu, ada juga
polutan kimiawi lain yang berasal dari limbah domestik, seperti detergen, minyak dan pupuk
anorganik. Jika jumlah polutan ini terus bertambah, maka akan menimbulkan banyak masalah

Dari ke 64 sampel ditemukan bahwa kualitas air minum PDAM Tirta Musi Palembang
sudah memenuhi syarat dari Permenkes 492/2010 untuk menjadi air minum. Dimana air
minum adalah air yang sudah melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang sudah memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum

IX. Kesimpulan
Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa semua jenis polutan air apabila dimasukan
ke dalam air dapat mengganggu serta menurunkan kualitas air hal ini disebabkan oleh
kandungan bahan kimia yang terdapat di setiap jenis polutan tersebut. Sehingga zat
kimia tersebut membuat oksigen yang rendah membuat metabolisme ikan terganggu.
Maka dari itu marilah kita mulai untuk tidak membuang sampah sampah bekas polutan
ke dalam ekosistem air agar kualitas serta organisme yang ada di dalam tersebut tidak
ikut terkontaminasi.
X. Daftar Pustaka

Pratiwi, S. I. & Aida, N. R. 2022. Inteksida dan Pestisida.


https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/01/143000165/apa-itu-
pestisida-dan-insektisida-kenali-perbedaannya. diakses: 19 Januari 2024.
Kontribusi Wikipedia. Deterjen dan Pupuk. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Detergen. diakses:
19 Januari 2024.
Mustofa, I. 2020. Komposisi Air Normal. https://news.detik.com/kolom/d-5047628/normal-
baru-dan-kemewahan-air-bersih. diakses:19 Januari 2024.
Khafifah, N. 2016. Organisme Amfibi Kata Paling Dirugikan.
https://news.detik.com/internasional/d-3323006/10-000-katak-langka-mati-di-
peru-diduga-tercemar-sungai. diakses: 20 Januari 2024.
Utami, K. D. 2023. Organisme Invertebrata Air Udang dan Kerang.
https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/06/22/limbah-tambak-udang-di-
karimunjawa-disebut-cemari-lingkungan diakses: 20 Januari 2024.

Anda mungkin juga menyukai