“PENCERMARAN AIR”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK :
1. Dea Asha Nabila 7. M. Faris
2. Dyta Catherine 8. M. Rendy
3. Eka Wimansyah Sulistyo 9. Raffhel Al-Farizzy
4. Kayla Levina 10. Sintia Agustina
5. Keisyahnalis 11. Siti Salwa Zahratussyita
6. M. Dwi Saputra 12.UmmiSyafira Adinda
PENANGGUNG JAWAB :
1. Fayza Nayla Turrahma
2. Hafizh Aulia Rahman
3. Nabila Feby Hania
PEMBINA : Ernawati, S.Pd. M.Si
PELATIH :HeniKurniyasari,S.Pd
II. Tujuan :
Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui dampak-dampak berbahaya yang dapat
diakibatkan oleh air tercemar.
V. Langkah Kerja
Berikut langkah kerja praktikum pencemaran air:
1. Deterjen
Siapkan 3 cangkir plastik, kemudian beri label pada cangkir tersebut dengan huruf A,
B, dan C
Isi air dengan jumlah yang sama banyak di masing-masing cangkir
Masukkan Ikan Cupang (Betta splendens) pada cangkir, 1 cangkir 1 ekor ikan
Perlakuan: A = tidak diberi polutan
B = 3 sendok rinso cair
C= 3 sendok daia bubuk
Amati aktivitas Ikan Cupang (Bettasplendens) selama 5—10menit.
Catat perubahan perilaku Ikan Cupang (Bettasplendens) di masing-masing cangkir
selama pengamatan.
2. Pewangi Pakaian
Siapkan 3 cangkir plastik, kemudian beri label pada cangkir tersebut dengan huruf A,
B, dan C
Isi air dengan jumlah yang sama banyak di masing-masing cangkir
Masukkan IkanCupang(Bettasplendens) pada cangkir, 1 cangkir 1 ekor ikan
Perlakuan: A = tidak diberi polutan
B = 3 sendok downy
C= 6 sendok downy
Amati aktivitas Ikan Cupang (Bettasplendens) selama 5—10menit.
Catat perubahan perilaku Ikan Cupang (Bettasplendens) di masing-masing cangkir
selama pengamatan.
3. Pemutih Pakaian
Siapkan 3 cangkir plastik, kemudian beri label pada cangkir tersebut dengan huruf A,
B, dan C
Isi air dengan jumlah yang sama banyak di masing-masing cangkir
Masukkan Ikan Cupang (Bettasplendens) pada cangkir, 1 cangkir 1 ekor ikan
Perlakuan: A = tidak diberi polutan
B = 3 sendok bayclin
C= 6 sendok bayclin
Amati aktivitas Ikan Cupang (Bettasplendens) selama 5—10menit.
Catat perubahan perilaku Ikan Cupang (Bettasplendens) di masing-masing cangkir
selama pengamatan.
4. Pembersih Lantai
Siapkan 3 cangkir plastik, kemudian beri label pada cangkir tersebut dengan huruf A,
B, dan C
Isi air dengan jumlah yang sama banyak di masing-masing cangkir
Masukkan Ikan Cupang (Bettasplendens) pada cangkir, 1 cangkir 1 ekor ikan
Perlakuan: A = tidak diberi polutan
B = 3 sendok wipol
C= 6 sendok wipol
Amati aktivitas Ikan Cupang (Bettasplendens) selama 5—10menit.
Catat perubahan perilaku Ikan Cupang (Bettasplendens) di masing-masing cangkir
selama pengamatan.
5. Pencuci Piring
Siapkan 3 cangkir plastik, kemudian beri label pada cangkir tersebut dengan huruf A,
B, dan C
Isi air dengan jumlah yang sama banyak di masing-masing cangkir
Masukkan Ikan Cupang (Bettasplendens) pada cangkir, 1 cangkir 1 ekor ikan
Perlakuan: A = tidak diberi polutan
B = 3 sendok mamalime
C= 6 sendok mamalime
Amati aktivitas Ikan Cupang (Bettasplendens) selama 5—10menit.
Catat perubahan perilaku Ikan Cupang (Bettasplendens) di masing-masing cangkir
selama pengamatan.
6. Sampo
Siapkan 3 cangkir plastik, kemudian beri label pada cangkir tersebut dengan huruf A,
B, dan C
Isi air dengan jumlah yang sama banyak di masing-masing cangkir
Masukkan Ikan Cupang (Bettasplendens) pada cangkir, 1 cangkir 1 ekor ikan
Perlakuan: A = tidak diberi polutan
B = 1 saset zinc
C= 1 saset lifeboy
Amati aktivitas Ikan Cupang (Bettasplendens) selama 5—10menit.
Catat perubahan perilaku Ikan Cupang (Bettasplendens) di masing-masing cangkir
selama pengamatan.
1 Deterjen
2 Pewangi pakaian pada ikan A tidak keadaan ikan pada pada detik
diberi pewangi detik pertama pertama polutan
pakaian, sehingga pemberian polutan dimasukkan, ikan C
aktivitas dan ikan mulai bereaksi mulai terlihat
keadaan fisik nya kejang-kejang. pada bergerak tidak
baik-baik saja menit ke 01.59 sewajarnya, karena
sampai eksperiman aktivitas ikan terkontaminasi
selesai. melemah. pada dengan polutan
menit ke 02.29 ikan setelah di detik ke-
b mati. 58 ikan C mati.
3 Pemutih pakaian
4 Pembersih lantai
Cangkir A tidak
Cangkir B: diberi
diberi polutan, Cangkir C: diberi
polutan/wipol
sehingga ikan polutan/wipol
sebanyak 3 sendok.
masih dalam sebanyak 6 sendok.
- pada detik ke-40
keadaan hidup - pada detik ke-17
ikan mulai lemas
dengan fisik yang ikan mulai
karna air
baik sampai waktu lemas/pingsan
terkontaminasi
eksperimen selesai. karena penurunan
polutan. ikan dalam
cangkir B kemudian kadar oksigen di air
mati pada menit ke akibat polutan. ikan
03.51. dalam cangkir C
- fisik ikan setelah kemudian mati
10 menit: fisik pada menit ke
masih dalam 02.36.
keadaan utuh tetapi - fisik ikan setelah
berlendir, insang 10 menit: fisik
berubah menjadi masih dalam
putih karna kondisi keadaan utuh
air yang tetapi berlendir,
terkontaminasi insang berubah
polutan merusak menjadi putih
sistem pernapasan karna kondisi air
ikan. yang
terkontaminasi
polutan merusak
sistem pernapasan
ikan
VII. Pembahasan
Air merupakan suatu zat yang tersusun dari unsur kimia hidrogen + oksigen (H2O) dan
berada dalam bentuk gas, cair, dan padat. Air adalah salah satu senyawa yang paling
banyak dan penting. Cairan yang tidak berasa dan tidak berbau pada suhu kamar, memiliki
kemampuan penting untuk melarutkan banyak zat lainnya.Kehidupandiyakiniberasaldari
larutan air lautandunia, danorganismehidupbergantungpadalarutan air, sepertidarah dan
cairan pencernaan, untuk proses biologis.
Dalam hal ini, manusia termasuk dalam jajaran makhluk hidup yang membutuhkan air
dalam kehidupan sehari-harinya. Perkembangan zaman yang semakin pesat menjadikan
kehidupan manusia semakin mudah. Munculnya banyak teknologi baru serta inovasi berhasil
menjadikan manusia sebagai individu yang menempati puncak rantai makanan.
Berbekalinovasidanilmupengetahuan,
manusiaberhasilmenciptakanberbagaialatdanbahanuntukmemudahkankebutuhanhidupnyaseh
ari-hari, sepertidetergen, shampoo, sabunmandi, bahkan pestisida dan insektisida yang
semuanya merupakan bahan kimiawi yang dimodifikasi sekian rupa oleh manusia untuk
membantu mereka dalam berbagai hal. Sebagai contoh, penggunaan sabun mandi untuk
membersihkan bakteri yang menempel pada kulit manusia, penggunaan shampoo untuk
membersihkan kotoran pada rambut, serta penggunaan bahan kimia berbahaya seperti
pestisida untukmembunuhtanaman-tanaman liar.
Polutan merupakan zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Air limbah
detergen termasuk polutan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS. Jenis polutan
yang banyak digunakan dalam rumah tangga adalah deterjen anti noda. Deterjen jenis ini
mengandung ABS (alkyl benzene sulphate) yang merupakan detergen tergolong keras.
Detergen tersebut sukar dirusak oleh mikrooganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan.
Menyadari dampak yang dapat diakibatkan oleh air tercemar tersebut, kami
melakukan eksperimen untuk mengetahui dampak berbahaya yang dapat ditimbulkan oleh
manusia ke alam liar, terutama organisme air yang hidup disekitarnya. Berdasarkan hasil
eksperimen, kami dapati data sebagai berikut.
1. Detergen
a) Cangkir A: Tidak diberi polutan, Sehingga ikan terus bergerak aktif dan tidak mengalami
gangguan apapun sampai waktu eksperimen selesai.
b) Cangkir B: Diberi polutan (Daia Bubuk) sebanyak 3 sendok.
Apa yang terjadi?
• Pada menit ke-5: Ikan mulai mengalami kesulitan bernafas sehingga ikan mengalami kejang
kejang tetapi masih tetap hidup dengan gerakannya yang tidak terlalu lincah.
• Ikan setelah 10 menit: Ikan mengambang dalam keadaan mati. fisiknya perlahan
mengeluarkan lendir dan darah.
c) Cangkir C: Diberi polutan (Rinso Cair) sebanyak 3 sendok.
Apa yang terjadi?
• 5 menit rinso cair : Ikan melemah dan pergerakan ikan yang minim/ kurang aktif
melakukan pergerakan tetapi masih bisa bertahan dengan air yang dicampurkan polutan.
• 10 menit rinso cair: ikan telah mati dan di badan ikan terdapat bercak-bercak putih serta
sedikit mengeluarkan darah.
2. Pengharum pakaian/Downy
a) Cangkir A: tidak diberi polutan, sehingga ikan A masi dalam keadaan hidup dan
kondisinya baik sampai dengan praktikum selesai.
b) Cangkir B: diberi 3 sendok polutan (downy).
• Detik pertama setelah polutan di masukkan ke dalam cangkir ikan B mulai bereaksi kejang-
kejang, karena terkontaminasi dengan polutan
• Pada menit 01:59, pergerakan ikan B mulai terlihat lemas
• Pada menit 02:29, ikan B mati.
c) Cangkir C: diberi 6 sendok polutan (downy).
• Pada detik pertama polutan dimasukkan, ikan C mulai terlihat bergerak tidak sewajarnya,
karena terkontaminasi dengan polutan
• Setelah di detik ke-58 ikan C mati.
3. Pemutih Pakaian/Bayclin
a) Cangkir A: Tidak diberi polutan apapun,
• Ikan masih dalam keadaan hidup dengan fisik yang baik dari awal hingga akhir
percobaan.
b) Cangkir B: Diberi polutan (pemutih pakaian) sebanyak 3 sendok
• Pada menit 01:56, pergerakan ikan mulai melemah karena terkena air yang sudah
terkontaminasi dengan polutan.
• Pada menit 05:00, pergerakan ikan sudah sangat minim sekali. Tetapi masih ada sedikit
pergerakan
• Pada menit 10:00, ikan sudah sepenuhnya mati
• Fisik ikan : Sirip ikan warnanya sedikit pudar, tubuh ikan berubah menjadi sedikit kehitaman,
sebagian dari insang terlihat sedikit berwarna putih karena terkontaminasi polutan.
c) Cangkir C: Diberi polutan (pemutih pakaian) sebanyak 6 sendok
• Pada detik ke 00:32, ikan mulai lemas
• Pada detik ke 00:56, pergerakan ikan mulai melemah dikarenakan kadar oksigen yang
ada di dalam air menurun akibat terkontaminasi dengan polutan.
• Pada menit ke 05:00, pergerakan ikan sudah sangat lemah dan hampir tidak ada sama
sekali karena kadar oksigen yang sangat sedikit.
• Pada menit ke 08:00, ikan tidak ada pergerakan sama sekali dan dinyatakan mati
sepenuhnya
• Fisik ikan : Sirip ikan warnanya memudar, tubuh ikan berubah dan menghitam, hampir
seluruh bagian insang berubah menjadi warna putih karena terkontaminasi polutan.
4. Wipol
a) Cangkir A: tidak diberi polutan, sehingga ikan masih dalam keadaan hidup dengan fisik
yang baik sampai waktu eksperimen selesai.
b) Cangkir B: diberi polutan/wipol sebanyak 3 sendok.
• Pada detik ke-40 ikan mulai lemas karna air terkontaminasi polutan. ikan dalam cangkir B
kemudian mati pada menit ke 03.51.
• Fisik ikan setelah 10 menit: fisik masih dalam keadaan utuh tetapi berlendir, insang berubah
menjadi putih karna kondisi air yang terkontaminasi polutan merusak sistem pernapasan ikan.
c) Cangkir C: diberi polutan/wipol sebanyak 6 sendok.
• Pada detik ke-17 ikan mulai lemas/pingsan karena penurunan kadar oksigen di air akibat
polutan. ikan dalam cangkir C kemudian mati pada menit ke 02.36.
• Fisik ikan setelah 10 menit: fisik masih dalam keadaan utuh tetapi berlendir, insang berubah
menjadi putih karna kondisi air yang terkontaminasi polutan merusak sistem pernapasan ikan.
Kita bisa lihat bahwa ada beberapa ikan yang lebih cepat mati bahkan ada yang
bisa bertahan. Hal tersebut dikarenakan adanya polutan yang mencemari air yang
didalamnya terdapat organisme berupa ikan. Polutan yang membuat ikan lebih cepat mati
adalah polutan berupa pewangi pakaian (Downy) dan polutan yang membuat ikan bertahan
adalah sabun cuci piring (Mamalime).
Pada polutan downy sebagai pewangi pakaian, terdapat toksisitas yang meningkat.
Tingginya toksisitas ini karena adanya surfraktan pada bahan pewangi sekali bilas, toksisitas
suatu senyawa dengan menggunakan metode LC50, yaitu suatu metode yang dapat
menunjukkan konsentrasi senyawa beracun yang dapat membunuh separuh atau 50% jumlah
organisme uji dalam jangka waktu tertentu. Rantai karbon surfaktan berupa Linier Alkyl
Benzene Sulfonate yang tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme dan mampu mengikat
oksigen dalam air sehingga kadaroksigen dalam air menjadi menurun. Rendahnya oksigen
dalam air ini mengganggu kehidupan biota yang ada diperairan, misalnya ikan. Oksigen
yang rendah akan menyebabkan metabolisme ikan menjadi terganggu. Semakin tinggi
konsentrasi bahan pewangi, maka semakin tinggi pula toksisitas bahan pewangi dan
mortalitas ikan, sehingga hal inilah yang menyebabkan ikan cepat mati dikarenakan air yang
terkontaminasi oleh pewangi pakaian.
Kemudian untuk polutan mamalime pada praktikum diatas yang telah dilakukan,
pemberian mamalime sebanyak 3 sendok. Sabun cuci piring (Mamalime) mengandung fosfat,
yang dapat digunakan oleh ikan dan organisme lain dalam ekosistem air sebagai nutrisi. Ikan
memiliki sistem detoksifikasi yang kuat. Ikan memiliki organ khusus seperti insang dan hati
yang membantu mereka menghilangkan racun dari tubuh mereka. Semakin minim polutan,
maka semakin lama polutan akan mencemari air yang didalamnya terdapat organisme
berupa ikan.
Penyebab warna insang berubah karena adanya peningkatan kadar zat kimia atau
polutan dalam air. Zat kimia ini dapat merangsang sel-sel kromatofor di insang untuk
menghasilkan pigmen yang berbeda, yang akhirnya mengubah warna insang.
Selain itu, perubahan warna pada insang juga bisa menjadi tanda adanya
peradangan atau iritasi. Akibatnya ketika air tercemar, ikan dapat terpapar bahan kimia
yang dapat merusak dan mengiritasi jaringan insang. Sebagai respons, insang dapat
memproduksi lebih banyak pigmen atau melibatkan sel-sel imun untuk melawan iritasi
tersebut, yang juga dapat mengubah warna insang.
Tidak hanya itu, ikan ketika sudah mati mengeluarkan lendir. Hal tersebut disebabkan
karena difusi. Difusi adalah perpindahan zatdari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Konsentrasi larutan detergen lebihtinggi dari sitoplasma sehingga partikel detergen berdifusi
dari larutan ke sel-selpada insang ikan. Larutan detergen terus-menerus berdifusi ke sel-sel
insang daninsang pun akhirnya membengkak. Lama kelamaan sel-sel insang
mengalamiplasmolisis (pecahnya sel) karena partikel detergen terus berdifusi. Karena
selnyapecah, sitoplasma pun keluar sehingga insang ikan terlihat mengeluarkan lendirdan
mengeluarkan darah. Setelah sel-sel insangnya pecah, tentu saja ikankehilangan organ untuk
bernapas sehingga akhirnya ikan-ikan pada polutan lemas dan kemudian mati
VIII. Pertanyaan
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1. Apaperanikanpadaeksperimen?
Jawab :
Ikan menjadi bahan percobaan dalam air yang terkontaminasi oleh shampo zinc dan
shampo lifebuoy
3. Bagaimana keadaan ikan yang diberikan perlakukan setelah 5 menit dan setelah 10
menit?
Jawab:
Pada menit ke 5 ikan masih dalam keadaan hidup dan bergerak naik ke atas
untuk mencari oksigen
Pada menit ke 10 ikan dalam keadaan mati (sdh tdk berdaya) dan berubah
warna menjadi sedikit hitam
4. Bandingkan semua data yang telah dikumpulkan, kemudian lakukan telaah polutan mana
yang berdampak paling buruk bagi ikan dan analisis alasannya?
Jawab:
Dari hasil data yang telah dikumpulkan tentang dampak polutan bagi ikan,
dampak yang paling buruk di tunjukkan oleh polutan Downy yang dimasukkan 6 sendok
kedalam air. dari data yang telah di kumpulkan ikan mengalami pergerakan tidak wajar
di detik pertama, dan pada detik 58 ikan mengalami kemarin. Hal ini disebabkan
karena downy mengandung bahan kimia seperti surfaktan yang dapat menggangu
kualitas air, sehingga ikan yang berada di dalam air tersebut ikut tercemar.
5. Evaluasi berdasarkan pemahamanmu, bagaimana kondisi air di Indonesia saat ini serta
bagaimana keadaan organisme air di Indonesia saat ini?
Jawab:
Pencemaran air di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Pencemaran air
dapat diartikan sebagai suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan ini
mengakibatkan menurunnya kualitas air hingga ke tingkat yang membahayakan
sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya. Yang dimana pencemaran air
di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh aktifitas manusia yang meninggalkan
limbah pemukiman, limbah pertanian, dan limbah industri termasuk pertambangan.
7. Carilah informasi dari jurnal ilmiah mengenai keadaan air di Palembang saat ini dan
kelayakan konsumsinya bagaimana!
Jawab:
Melansir dari jurnal penelitian Analisis Pencemaran Air Sungai Musi Akibat Aktivitas
Industri. kegiatan industri menjadi faktor penyebab penurunan kualitas air di Sungai Musi.
Kondisi itu mendorong DLH Sumatra Selatan melakukan pemantauan di 72 titik aliran
sungai, Hasilnya ditemukan 41 lokasi sungai tercemar berat dan 32 tercemar ringan.
Beberapa indikator baku mutu air di sungai yang memiliki rata-rata lebar 504 meter ini
berada di bawah standar yang ditetapkan pemerintah lewat Peraturan Gubernur dan
Peraturan Menteri Kesehatan.
Dari ke 64 sampel ditemukan bahwa kualitas air minum PDAM Tirta Musi Palembang
sudah memenuhi syarat dari Permenkes 492/2010 untuk menjadi air minum. Dimana air
minum adalah air yang sudah melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang sudah memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
IX. Kesimpulan
Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa semua jenis polutan air apabila dimasukan
ke dalam air dapat mengganggu serta menurunkan kualitas air hal ini disebabkan oleh
kandungan bahan kimia yang terdapat di setiap jenis polutan tersebut. Sehingga zat
kimia tersebut membuat oksigen yang rendah membuat metabolisme ikan terganggu.
Maka dari itu marilah kita mulai untuk tidak membuang sampah sampah bekas polutan
ke dalam ekosistem air agar kualitas serta organisme yang ada di dalam tersebut tidak
ikut terkontaminasi.
X. Daftar Pustaka