Anda di halaman 1dari 8

TUGAS II

MATA KULIAH SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM


MENGENAI
PARAMETER AIR BERSIH JIKA MENYIMPANG / TIDAK SESUAI (KURANG /
LEBIH DARI) STANDAR BAKU MUTU YANG SUDAH DITETAPKAN PADA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32
TAHUN 2017 TENTANG STANDAR BAKU MUTU KESEHATAN LINGKUNGAN
DAN PERSYARATAN KESEHATAN AIR UNTUK KEPERLUAN HIGIENE
SANITASI, KOLAM RENANG, SOLUS PER AQUA, DAN PEMANDIAN UMUM

NAMA : DIANTY SUCI RAMADHANY


NIM : 711345121013
PRODI : D-III SANITASI (TKT II SEMESTER IV)

A. Parameter Fisik

1. Kekeruhan

Turbidity atau kekeruhan air dapat disebabkan oleh adanya zat padat yang

tersuspensi, seperti clay pasir, zat organik dan anorganik yang halus, plankton dan

mikroorganisme lainnya. Zat anorganik, biasanya berasal dari lapukan batuan dan

logam, sedangkan yang organik dapat berasal dari lapukan-lapukan tanaman atau

hewan. Buangan industri dapat juga menyebabkan sumber kekeruhan. Zat organik

dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung perkembangbiakkannya.

Bakteri ini juga merupakan zat tersuspensi, sehingga pertambahannya akan

menambah pula kekeruhan air. Demikian pula dengan algae yang berkembangbiak

karena adanya zat hara N, P, K yang juga akan mertambah kekeruhan air.

Standar kekeruhan air ditetapkan antara 0,5 – 25 NTU (Nephelometric

Turbidity Unit). Bila melebihi batas yang telah ditetapkan maka akan

menyebabkan:
 Mengganggu estetika

 Mengurangi efekifitas desinfeksi air / sulit didesinfeksi karena mikroba

terlindung oleh zat tersuspensi tersebut (dapat membahayakan kesehatan jika

mikrobanya adalah mikroba pathogen).

2. Warna

Warna air yang ditetapkan sesuai standar baku mutu, yaitu 50 TCU. Warna

air dibedakan menjadi dua, yaitu warna sejati (true color) dan warna semu

(apparent color). True color ditimbulkan karena adanya zat-zat non-organik

seperti, sedangkan apparent color ditimbulkan karena zat-zat organik. Air dengan

warna semu lebih mudah diatasi dibandingkan dengan warna sejati. Misalnya air

sungai (warna semu) yang berwarna cokelat karena mengandung lumpur, jika

diendapkan maka air bisa menjadi jernih.

Air seharusnya tidak berwarna, artinya tidak boleh ada warna yang ikut

tercampur di dalam air. Jika melebihi standar baku mutu yang ditetapkan, warna

yang tercampur di dalam air dapat dicurigai sebagai suatu unsur berbahaya

seperti berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna yang bisa

saja dapat mengganggu kesehatan serta mengurangi estetika dari air tersebut.

Limbah buangan pabrik yang langsung dibuang ke sungai tanpa diproses

terlebih dahulu atau warga yang sering membuang sampah dan bangkai hewan ke

sungai secara sembarang merupakan beberapa kasus yang dapat mengubah warna

air.

3. Zat Padat Terlarut (TDS)

TDS (Total Dissolved Solids) merupakan parameter kelayakan air. Standar

baku mutu TDS sesuai dengan yang sudah ditetapkan yaitu 1000 mg/l. Semakin
tinggi kadar TDS, maka semakin buruk kualitas air tersebut. TDS yang tinggi

juga tidak bagus bagi perairan budidaya, karena dapat memperburuk

sirkulasi oksigen yang ada. TDS berasal dari larutnya partikel-partikel padat

organik dan anorganik pada air, seperti kalium, klorida, natrium dan beberapa ion.

Ada jenis ion-ion yang memiliki dampak jangka pendek, namun juga ada yang

bersifat toksik, sehingga dapat mengganggu kehidupan komoditi perairan yang

dibudidayakan. Adanya perubahan konsentrasi TDS dapat berbahaya terhadap

biota perairan karena kepekatan air menentukan aliran air ke dalam dan ke luar

sel organisme. Apabila TDS terlalu tinggi atau rendah maka pertumbuhan

beberapa organisme akuatik dapat terganggu dan bahkan dapat menyebabkan

kematian.

4. Suhu

Suhu air yang bersih tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin. Suhu

normal air bersih, antara lain:

a. Air untuk keperluan hygiene sanitasi adalah suhu udara ± 3°C

b. Air untuk kolam renang adalah 16-40°C

c. Air untuk SPA adalah < 40°C

d. Air untuk pemandian umum adalah 15-35°C

Suhu air bisa dikatakan sejuk. Air dengan suhu yang terlalu tinggi atau

panas (tidak sesuai standar baku mutu) dapat menyebabkan oksigen di dalam air

semakin menurun jumlahnya dan kecepatan reaksi kimia semakin

meningkat, serta mikroorganisme pathogen dapat dengan mudah

berkembangbiak di dalam air. Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas

terutama agar:
 Tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat

membahayakan kesehatan.

 Menghambat reaksi reaksi biokomia di dalam saluran/pipa.

 Mikroorganisme patoghen tidak mudah berkembang biak.

 Bila diminum dapat menghilangkan dahaga.

5. Rasa

Air yang akan kita gunakan tidak boleh berwarna, apalagi jika kita

gunakan untuk dikonsumsi. Karena, air minum biasanya tidak memberi rasa /

tawar. Air yang tidak tawar / berasa dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat

yang dapat membahayakan kesehatan. Rasa logam/ amis, rasa pahit, asin, dan

sebagainya. Efeknya tergantung pula pada penyebab timbulnya rasa tersebut.

6. Bau

Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh

masyarakat. Bau air dapat memberikan petunjuk akan kualitas air. Misalnya, bau

amis dapat disebabkan oleh tumbuhan algae. Air bersih selayaknya tidak berbau

apalagi berbau menyengat jika dicium. Terlebih jika air tersebut berada di tempat

yang mempunyai bau tidak sedap atau asam, sudah pasti air tersebut tidak dapat

dikatakan sebagai air bersih.

Banyak kerugian yang didapat jika kita menggunakan air yang berbau,

antara lain:

 Jika menggunakannya untuk mencuci pakaian, maka bisa merusak kain

yang dicuci.

 Jika Anda menggunakannya untuk mandi, maka tidak menutup kemungkinan

kulit akan terkena akibatnya, seperti infeksi dan gatal-gatal.


 Yang tidak kalah berbahaya jika air tersebut sampai masuk ke dalam

tubuh, maka bisa saja mengalami keracunan dan gangguan kesehatan.

B. Parameter Biologi

1. Total Coliform yaitu 50 CFU/100ml air

2. E.coli yaitu 0 CFU/100ml air

Parameter biologi ini hanya dicantumkan koliform tinja dan total koliform.

Sebetulnya kedua macam parameter ini hanya berupa indikator bagi berbagai mikroba

yang dapat berupa parasit (protozoa, metazoa, tungau), bakteri patogen dan virus.

Jumlah perkiraan terdekat (JPT) bakteri coliform per 100 cc air digunakan sebagai

indikator kelompok mikrobiologis. Hal ini tentunya tidak terialu tepat, tetapi sampai

saat ini, bakteri inilah yang paling ekonomis dapat digunakan untuk kepentingan

tersebut. Untuk membuat air menjadi aman untuk dikonsumsi, tidak hanya tergantung

pada pemeriksaan mikrobiologis, tetapi biasanya juga ditunjang oleh pemeriksaan

residu khlor misalnya (Hefni effendi, 2003).

Air bersih harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri Escherichia Coli

atau bakteri E. coli. Bakteri ini biasa hidup di dalam usus manusia dan hewan.

Apabila kita sampai mengonsumsi air yang mengandung bakteri E. coli, maka ada

kemungkinan dapat terkena infeksi bakteri yang berakibat munculnya penyakit

diare ringan. Di beberapa kasus, bakteri E. coli dapat menyebabkan diare berat,

sakit perut hingga demam.

C. Parameter Kimia

1. Ph
pH menunjukkan derajat keasaman/basa suatu substansi tertentu. Skala pH

dinilai dari 1 (sangat asam) hingga 14 (sangat basa). Banyak yang masih tidak
memedulikan derajat keasaman air yang akan digunakan, padahal pH air dapat

memberitahu apakah air tersebut telah tercemar atau tidak. Pada kondisi

tercemar, kadar pH air berada di antara 4 – 6 atau 8 – 9.

Kadar pH yang sudah ditetapkan sesuai standar baku mutu, antara lain

sebagai berikut:

a. Air untuk keperluan hygiene sanitasi adalah 6,5 – 8,5

b. Air untuk kolam renang, yaitu:

 7 – 7,8 apabila menggunakan khlorin dan diperiksa minimum 3 kali

sehari

 7 – 8 apabila menggunakan bromine dan diperiksa minimum 3 kali

sehari

c. Air untuk SPA, yaitu:

 7,2 – 7,8 apabila menggunakan khlorin untuk disinfeksi

 7,2 – 8,0 apabila menggunakan bromine untuk disinfeksi

d. Air untuk pemandian umum adalah 5 – 9

e. Air untuk minum adalah 6,5 – 8,5

Sedangkan kadar pH air yang ideal adalah 7 atau netral.

Berikut merupakan beberapa efek samping jika mengkonsumsi ataupun

menggunakan air yang pH nya tidak seimbang (rendah atau terlalu tinggi):

 Ketidakseimbangan asam dan basa/alkali dalam tubuh menyebabkan bakteri

dan organisme pembawa penyakit berkembang di dalam jaringan tubuh

dan merusak organ tubuh, sehingga dapat mempengaruhi sistem

kekebalan tubuh.
 Jika air yang dikonsumsi tidak seimbang atau tidak netral, dan darah memiliki

kadar keasaman yang tinggi, maka dapat menyebabkan hilangnya mineral

dari tulang, organ, sel dan jaringan. Bahkan juga berdampak dalam

penyerapan vitamin serta akumulasi limbah dan racun dalam tubuh.

 Jika air memiliki pH yang tidak seimbang, ini juga secara otomatis

mengacaukan keseimbangan muatan negatif dan positif dalam darah.

 pH yang terlalu tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan masalah pencernaan

dan iritasi kulit

 mengonsumsi air yang basa secara berlebihan atau terlalu banyak, dapat

mengganggu pH normal tubuh dan memicu terjadinya alkalosis

metabolik, yaitu kondisi ketika tubuh kekurangan zat asam atau kelebihan zat

basa.

 Saat tidak dikonsumsi pun, jika menggunakan air dengan kadar pH terlalu

basa, maka bisa saja menyebabkan kulit menjadi terlalu kering dan sensitif.

Sedangkan jika kadar pH terlalu asam, yaitu di bawah angka 4, maka bisa

saja menyebabkan kulit meradang, timbul banyak jerawat, dan terasa

perih saat disentuh.

2. Zat-Zat Kimia yang berlebihan dan bisa saja berbahaya

Air yang bersih dan sehat biasa mengandung beberapa zat yang baik untuk

kesehatan. Namun, kandungan zat dengan jumlah yang kurang atau berlebihan

justru dapat mengakibatkan gangguan fisiologis pada manusia. Seperti zat

tembaga yang berguna untuk membentuk sel-sel darah merah dalam tubuh.

Namun, jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih maka dapat menyebabkan

kerusakan pada hati. Kalaupun tidak dikonsumsi, ada beberapa zat kimia yang
korosif terhadap kulit dan mata. Sehingga walaupun tidak dikonsumsi, tetap

dapat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Tidak semua zat kimia berbahaya. Apabila digunakan dalam takaran yang

sewajar dan secukupnya, zat-zat tersebut justru sangat berguna bagi kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai