Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA AIR SEDERHANA

Mata Kuliah : Analisis Kualitas Lingkungan


Dosen Pengampu : Indah Permatasari,S.K.M.,M.P.H

Kelompok :
Sekar Halfa Rofani D11.2021.03322
Syafadhany Mahestika Amanda D11.2021.03326
Eva Yanuar Putri D11.2021.03332
Zuhrotun Nafisah D11.2021.03337
Shauqila Nafilah Ramadhani D11.2021.03354

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
2023
BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air adalah elemen yang sangat penting bagi kehidupan di dunia ini.
Sebagian besar organisme yang hidup, termasuk manusia, sangat tergantung
pada air untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Air bukan hanya
sekadar kebutuhan fisik, tetapi juga memiliki peran penting dalam menjaga
kesehatan dan keberlanjutan ekosistem. Oleh karena itu, pemahaman yang
mendalam tentang manfaat air bagi kehidupan dan perlunya melakukan
analisis terhadap kualitas air menjadi sangat penting. (Efendi, 2003)
Air memiliki peran krusial dalam mempertahankan keseimbangan hidrasi
tubuh manusia karena hampir 60% tubuh kita terdiri dari air yang berfunsi
menjaga fungsi organ-organ dalam tubuh. (Khayan & Subaris, 2011) Selain
manfaat kesehatan, air juga menjadi habitat bagi berbagai bentuk kehidupan di
bumi. Sungai, danau, dan laut menjadi tempat tinggal bagi ribuan spesies ikan,
tumbuhan air, dan hewan air lainnya. Air juga menjadi sumber kehidupan bagi
ekosistem darat melalui proses siklus air, seperti hujan yang memberikan air
untuk tanaman dan memberikan pasokan air bersih bagi makhluk hidup di
darat. (Lusiana, 2019)
Meskipun air sangat penting bagi kehidupan, tidak semua air memiliki
kualitas yang sama. Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air,
seperti polusi, kontaminan kimia, dan mikroorganisme patogen. Oleh karena
itu, penting untuk melakukan analisis terhadap kualitas air guna memastikan
keamanan dan kebersihan air yang digunakan.
Analisis kualitas air memungkinkan kita untuk menentukan apakah air
mengandung kontaminan berbahaya atau melampaui batas yang ditetapkan
oleh standar kualitas air yang berlaku. Dengan melakukan analisis, dapat
diidentifikasi jenis dan konsentrasi kontaminan yang ada dalam air, sehingga
tindakan pengolahan atau pemurnian yang sesuai dapat diambil. Analisis
kualitas air juga penting untuk memastikan bahwa air yang digunakan dalam
berbagai kegiatan, seperti air minum, pertanian, dan industri, tidak
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
B. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini, mahasiswa dapat :
1. Mengetahui bagaimana cara menganalisa air sederhana
2. Mengetahui cara mengukur pH, TDS, EC, salinitas, dan temperatur
3. Mengamati hasil standar (untuk air minum)

C. Manfaat Praktikum
Melalui praktikum ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi,
1. Peneliti selanjutnya, hasil dijadikan sumber referensi guna
memperbaiki kelemahan dari penelitian ini atau penelitian baru.
2. Pembaca, dapat menambah informasi mengenai praktikum analisa air
sederhana.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

A. pH
pH (Potential of Hydrogen) adalah derajat keasaman yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh
suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+)
yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoretis. Skala
pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan
standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Tinggi atau rendahnya nilai pH air tergantung pada beberapa faktor
yaitu:
a) Konsentrasi gas-gas dalam air seperti CO2
b) Konsentrasi garam-garam karbonat dan bikarbonat
c) Proses dekomposisi bahan organik di dasar perairan.
pH yang terlalu tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan masalah
pencernaan dan iritasi kulit. Tingginya pH juga dapat mengganggu pH normal
tubuh, sehingga menyebabkan alkalosis metabolik, yaitu suatu kondisi yang
dapat menghasilkan gejala berikut:
• Mual;
• Muntah;
• Tangan gemetar;
• Otot berkedut;
• Kesemutan di ekstremitas atau wajah;
• Kebingungan.
Alkalosis juga dapat menyebabkan penurunan kalsium dalam tubuh
yang dapat mempengaruhi kesehatan tulang.
B. Total Dissolved Solids (TDS)
Total padatan terlarut ( TDS ) adalah ukuran kandungan gabungan
terlarut dari semua zat anorganik dan organik yang ada dalam cairan dalam
bentuk tersuspensi molekuler , terionisasi , atau mikrogranular ( sol koloid ).
TDS sering diukur dalam bagian per juta (ppm). TDS dalam air dapat diukur
menggunakan meteran digital.
Secara umum, definisi operasionalnya adalah padatan harus cukup kecil
untuk bertahan dalam penyaringan melalui filter dengan pori 2 mikrometer
(ukuran nominal, atau lebih kecil). Total padatan terlarut biasanya dibahas
hanya untuk sistem air tawar , karena salinitas mencakup beberapa ion yang
membentuk definisi TDS. Aplikasi utama dari TDS adalah dalam studi kualitas
air untuk sungai , sungai , dan danau . Meskipun TDS umumnya tidak dianggap
sebagai polutan utama (misalnya tidak dianggap terkait dengan efek
kesehatan), TDS digunakan sebagai indikasi karakteristik estetika air minum
.dan sebagai indikator agregat dari keberadaan berbagai kontaminan kimia.
Nilai TDS perairan sangat dipengaruhi oleh pelapukan batuan, limpasan
dari tanah dan pengaruh antropogenik (berupa limbah domestik dan industri).
Kadar air dengan TDS rendah bahkan bernilai nol masih menjadi
perdebatan. Apakah TDS nol tersebut masih mengandung bahan mineral yang
baik untuk tubuh atau tidak. Namun, WHO sebagai Badan Kesehatan Dunia
mengakui bahwa air suling tanpa mineral atau air yang diolah
menggunakan teknologi RO (Reverse Osmosis) dapat memicu beberapa
gangguan kesehatan pada tubuh manusia. Beberapa di antaranya seperti:
1. Defisiensi kadar kalium yang dapat menyebabkan saraf terganggu
2. Kekurangan kalsium yang dapat memicu gangguan kesehatan berupa daya
tahan tubuh menurun, sembelit, susah buang air, insomnia, kram, dan lain
sebagainya
3. Defisiensi magnesium dapat memicu gangguan sirkulasi darah sebagai
penyebab penyakit jantung
4. Terlalu sering buang air kecil karena tubuh tidak dapat menyerap air yang tidak
memiliki kandungan mineral
5. Memengaruhi kemampuan tubuh di dalam memproduksi darah
Setelah melakukan tahapan penelitian lanjutan, WHO memberikan
syarat kelayakan air minum dengan memiliki TDS berada di atas 100 ppm.
C. Electrical Conductivity (EC)
Electrical Conductivty (EC) adalah kemampuan untuk menghantarkan
listrik dari ion-ion yang terkandung di dalam nutrisi. EC merupakan parameter
yang menunjukkan konsentrasi ionion yang terlarut, jika ion yang terlarut
banyak maka semakin tinggi nilai EC.
Tinggi rendahnya nilai EC mempengaruhi metabolisme tanaman,
aktivitas enzim dan potensi penyerapan ion-ion larutan oleh akar tanaman
(Reno, 2015).
D. Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam
air. Selain kandungan dalam air, terkadang salinitas juga digunakan sebagai
istilah kandungan garam dalam tanah. Disamping istilah salinitas air, terdapat
pula istilah salinitas tanah. Salinitas tanah adalah seluruh kandungan garam
yang terkandung dalam tanah. Seringkali kita membedakan air menjadi dua
jenis, yakni air tawar dan air asin. Sebenarnya, air tawar juga mengandung
kadar garam dalam jumlah tertentu meskipun sangat rendah atau kurang dari
0,05%. Jika kadar garam yang terkandung antara 3% hingga 5% maka disebut
dengan air payau (saline). Sedangkan jika lebih dari 5% maka dinamakan
air brine.
Salinitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
• Penguapan – Tingkat penguapan yang semakin tinggi disuatu wilayah perairan
akan menyebabkan salinitas semakin tinggi. Sebaliknya, jika tingkat
penguapan rendah maka kadar garamnya cenderung rendah.
• Curah Hujan – Semakin tinggi intensistas curah hujan di suatu wilayah
perairan, maka kadar garam akan semakin rendah. Sebaliknya, jika curah
hujan srenfah maka kadar garamnya akan semakin tinggi.
• Muara Sungai – Pada wilayah perairan laut yang menjadi muara banyak
sungai, maka salinitasnya cenderung rendah dibandingkan perairan laut yang
memiliki sedikit muara sungai.
Bahaya minum air dengan salinitas tinggi dapat menyebabkan dehidrasi
berat. Kondisi ini dapat memicu berbagai masalah pada sistem saraf. Tidak
hanya menyebabkan stroke, kondisi ini juga dapat memicu gangguan
psikologis seperti menyebabkan halusinasi, mengigau, dan hilang kesadaran.
E. Temperatur
Suhu atau temperatur merupakan besaran fisika yang menunjukkan
tingkat panas atau dingin suatu benda. Suhu dapat diukur dengan berbagai
skala, di antaranya adalah derajat Celsius, Fahrenheit, Kelvin, dan Rankine.
Kenaikan suhu pada suatu benda dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti penambahan energi panas, gesekan, atau reaksi kimia.
Sementara itu, penurunan suhu dapat disebabkan oleh pelepasan energi
panas, penguapan, atau pembekuan.
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu Praktikum
Selasa, 23 Mei 2023
B. Tempat Praktikum
Laboratorium Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
C. Alat dan Bahan
1. Sampel air keran sebanyak 500 ml
2. Sampel air selokan sebanyak 500 ml
3. Dua gelas beaker 500 ml
4. Water Quality Tester

D. Prosedur Kerja
1. Isi masing masing gelas dengan sampel air
2. Nyalakan Water Quality Tester dengan memencet tombol ON
3. Ukur pH, TDS, EC, salinitas, dan temperatur. Tekan tombol mode,
sehingga mode pengukuran berpindah.
4. Lihat pada layar dan perhatikan indikatornya
a. TDS : Part per million ( ppm )
b. Salinitas : “SALT” dibagian atas dan terdapat persentase (% )
c. EC : Micro siemens per centimeter ( µs/cm )
d. pH : pH
e. Suhu : Bisa dengan celcius atau fahrenheit (untuk memilih
gunakan tombol hold/temp)
5. Masukkan water quality tester ke dalam sampel air, pastikam elektroda
tercelup
6. Pembacaan dilakukan hingga angka stabil.
7. Setelah selesai mengukur, elektroda dicuci dengan memasukkan ke
dalam “clean water”. Putar beberapa kali ujung alat pada air tersebut.
Bersihkan / lap dengan tisu kering.
E. Hasil
Indikator Hasil Standar (untuk air Kesimpulan
minum)
TDS 778 ppm 500 ppm TDS dalam air kran tersebut
jauh melebihi standar, maka
air tersebut kurang baik
dikonsumsi secara langsung.
Salinitas 0,07 % Air tawar <0,5% Salinitas yang dimiliki air kran
Air payau 0,5-30% tersebut dapat dikategorikan
Air asin 30- 50% sebagai air tawar.
Air sangat asin atau air
laut >40%
EC 1575 µs/cm 20-1500 µs/cm Dapat disimpulkan bahwa air
kran tersebut sangat tinggi
dalam menghantarkan listrik.
pH 6,01 6,5 - 8,5 atau netral Air kran ini memiliki pH netral.
Suhu 27,9 ºC 10- 25 ºC Suhu pada air ini sedikit
melebihi standar tetapi masih
dalam batas wajar karena
suhu yang ada di sekitar
lingkungan juga dapat
mempengaruhi suhu pada air
tersebut.
BAB 4. PEMBAHASAN

A. TDS
Pada TDS dengan hasil 778 ppm dan lebih dari standar untuk air minum (>500 ppm),
maka kualitas TDS pada air kran tersebut layak dikonsumsi dengan syarat airnya
dipanaskan terlebih dahulu. Jika tidak dipanaskan maka air dengan kadar TDS yg
lebih tinggi dari standarnya akan tidak layak dikonsumsi. Karena dengan hasil TDS air
kran yang >500 ppm membuat rasa air menjadi asin/pahit dan banyak padatan yang
terlarut dalam air yang membuat airnya semakin tidak murni. TDS yang tinggi
biasanya menunjukkan bahwa sumber air tersebut mengandung mineral, karbonat,
dan garam lainnya dalam kadar yang tinggi.
B. Salinitas
Dalam penelitian air kran yang diujikan bahwa salinitas tersebut hasilnya adalah
0,07%. Maka dapat dikatakan bahwa air tersebut termasuk air tawar, karena dibawah
(<0,5%). Sehingga air kran yang berstandar seperti air tawar tersebut mengandung
kadang garam yang sedikit.
C. EC (Elektrolit Konduktifity)
Dalam pengujian sampel air kran bahwa Elektrolit Kondiktifitynya adalah 1575 µs/cm,
sehingga melebihi dari standar air minum. Nilai EC pada sampel air kran menunjukkan
nilai diatas atau lebih dari baku mutu air, yang berarti menunjukkan adanya indikasi
buruknya kualitas air tersebut.
D. pH
Dalam penelitian uji air kran tersebut bahwa pH yang dihasilkan menunjukkan angka
6.01 , yang berarti kurang dari standarnya yaitu 6,5-8,5 atau netral. Sehingga pH dari
air kran tersebut termasuk larutan asam. Jika pH terlalu rendah itu artinya
terjadi penumpukan karbondioksida dalam darah. Karbondioksida yang tinggi akan
membuat pernafasan jadi sulit. Kondisi tubuh yang asam menyebabkan kelelahan,
nyeri, kulit melepuh, sakit kepala, mengantuk, alergi, pilek dan flu, masalah sinus.
E. Suhu
Suhu pada ruangan saat pengujian sampel air kran yaitu 27,9°C, namun dengan
standar suhu yaitu 10°-25°C. Suhu bisa dijadikan parameter kualitas air karena suhu
air sangat mempengaruhi kondisi biologis makhluk hidup yang ada dalam air. Dengan
begitu, suhu dalam pengambilan air sangat mempengaruhi kualitas air.
BAB 5. PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis kualitas air memungkinkan kita untuk menentukan apakah air
mengandung kontaminan berbahaya atau melampaui batas yang ditetapkan oleh
standar kualitas air yang berlaku. Dengan melakukan analisis, dapat diidentifikasi
jenis dan konsentrasi kontaminan yang ada dalam air, sehingga tindakan
pengolahan atau pemurnian yang sesuai dapat diambil.
Dari pengujian sampel air kran tersebut bahwa bisa terlihat hasil dari
keseluruhan yang dicari dari sampel 450ml air kran. Air kran tersebut setelah diteliti
bahwa kadar garam yang rendah karena salinitasnya termasuk air tawar. Sampel
air kran yang diambil tersebut mengalami indikasi yang buruk untuk dikonsumsi
karena tingginya TDS dan EC serta rendahnya pH yang asam mengakibatkan
penyakit seperti sakit kepala, alergi, flu, dll jika dikonsumsi tanpa dipanaskan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa hal yang dapat disarankan oleh
peneliti diantaranya
• Bagi masyarakat sekitar dengan melihat hasil uji penelitian, bahwa terdapat
sempel air yang memiliki tingkat TDS dan EC yang tinggi dan juga rendahnya
pH. Dimana jika pH terlalu rendah itu artinya terjadi penumpukan
karbondioksida dalam darah, karbon dioksida yang tinggi membuat pernafasan
makin sulit. Maka diharapkan masyarakat lebih baik mengonsumsi air galon
kemasan, apabila masih tetap ingin mengonsumsi air kran terserbut harus
dengan syarat dipanaskan terlebih dahulu.
• Diharapkan masyarakat dapat menjaga lingkungan serta mengawasi limbah
cair yang dihasilkan masing-masing industri agar tidak merugikan lingkungan
maupun kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan


Lingkungan Perairan. Kanisius.
Khayan, A., & Subaris, H. (2011). Teknologi Pengolahan Air Minum. Gosyen
Publishing.
Lusiana, N. (2019). Air: Sumber Daya Hidup, Kehidupan, dan Kehidupan
Ekonomi. Penerbit ANDI.
“Faktor Yang Menentukan Nilai PH Air - TNeutron.” 2015. Tneutron.net.
2015. https://www.tneutron.net/blog/faktor-yang-menentukan-nilai-ph-air/.

dari, Kontributor. 2005. “Derajat Keasaman.” Wikipedia.org. Wikimedia


Foundation, Inc. January 8, 2005. https://id.wikipedia.org/wiki/PH.

Wikipedia Contributors. 2023. “Total Dissolved Solids.” Wikipedia. Wikimedia


Foundation. May 23,
2023. https://en.wikipedia.org/wiki/Total_dissolved_solids.

Wikipedia Contributors. 2023. “Total Dissolved Solids.” Wikipedia. Wikimedia


Foundation. May 23,
2023. https://en.wikipedia.org/wiki/Total_dissolved_solids.

Fitriyani Puspa Samodra. 2023.


“Apa Yang Dimaksud DenganSuhu Atau Temperatur? Simak Satuan Dan Pen
gukurannya.” Liputan6.com. Liputan6. February 15,
2023. https://www.liputan6.com/hot/read/5207656/apa-yang-dimaksud-
dengan-suhu-atau-temperatur-simak-satuan-dan-pengukurannya.

Water, Alva. 2021. “Hati-Hati,


Air Minum Dengan TDS TinggiBisa Membahayakan Kesehatan - Alva Water
Indonesia.” Alva Water Indonesia. Alva Water Indonesia. March 31,
2021. https://alvawater.co.id/2021/04/01/hati-hati-air-minum-dengan-tds-
tinggi-bisa-membahayakan-
kesehatan/#:~:text=Kadar%20TDS%20tinggi%20dapat%20disebabkan,pipa%
20maupun%20peralatan%20rumah%20tangga.
LAMPIRAN
(Dokumentasi Kegiatan Praktikum, mulai dari pengambilan sampel
hingga pelaksanaan praktikum di laboraturium)

• Pengambilan sempel

• Pelaksanaan praktikum

Anda mungkin juga menyukai