Anda di halaman 1dari 51

RANGKUMAN TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH

KELOMPOK 1

DISUSUN OLEH :
AISYAH GHEANINA
LISA
MUHAMMAD ALFARIZI AGUSTIAN
MUHAMMAD FIQIH MAULANA
SELGI WULANDARI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH

MODUL A
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

BAB 1.Karakteristik Limbah Cair


1.1 Pendahuluan
Air memegang peranan penting dalam pengembangan suatu komunitas karena
menyediakan air yang dapat diandalkan merupakan pra syarat bagi terbentuknya suatu
komunitas yang permanen.Konsep bahwa “air merupakan sumber daya alam yang harus
dikelola secara hati-hati “ adalah sangat penting dan perlu,mengingat pertumbahan
penduduk dan pengembangan industry selalu diikuti dengan peningkatan kebutuhan air
bersih.
Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup.Manusia dan
makhluk hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya.
Air yang digunakan untuk konsumsi sehari-hari harus memenuhi standar kualitas air
bersih.Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi fisik,kimia,mikrobiologi dan radioaktif.
Belakangan ini timbul masalah yang sangat krusial yaitu sulit untuk mendapatkan air
bersih.Banyak sumber air yang bisa dipakai sebagus dulu lagi.Penyebab susahnya
mendapatkan air bersih adanya pencemaran air yang disebabkan oleh limbah rumah
tangga,limbah pertanian,dan limbah industri.
1.2 Air Tawar
Air tawar ialah air yang tidak berasa dengan kata lain air yang tidak mengandung
banyak larutan garam dan larutan mineral didalamnya.Saat menyemburkan air
tawar,orang biasanya merujuk keair dari sumur,danau,sungai,salju atau es.
Sifat Fisis Air Tawar
1). Warna,Bau,dan Rasa Air Tawar
Air tawar pada umumnya tidak berwarna,sehingga tampak bersih,bening dan jernih.
Tetapi pada jenis air air tawar juga bisa memperlihatkan warna yang berbeda-beda.
Air permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung bahan-bahan mental terlarut
seperti Na,Mg,Ca,Fe.Air mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah tertinggi
disebut air sadah.
Warna air pada daasarnya dibedakan menjadi warna sejati (True color ) disebabkan
oleh bahan-bahan terlarut,dan warna semu (apparent color) yang selama ini disebabkan oleh
adanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan terlarut juga tersuspensi,seperti
yang bersifat koloid.
2). Kenaikan Suhu Air
Air menstabilkan suhu udara dengan menyerap panas dari udara yang lebih hangat
dan kemudian melepaskannya ke udara yang lebih dingin.Air cukup efektif sebagai
penyimpan panas karena dapat menyerap dan melepaskan panas dalam jumlah besar,dengan
hanya mengalami sedikit perubahan suhu.
3). Sifat kimia Air Tawar
Disamping sifaf-sifat fisiknya,sifat-sifat kimia air juga sangat sesuai untuk
kehidupan.Diantara sifat-sifat kimia air,yang terutama adalah bahwa air merupakan pelarut
yang baik.Hampir semua zat kimia bisa dilarutkan dalam air.
Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi
kekuatan gaya Tarik menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul
air.Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik menarik antara molekul air,molekul-
molekul zat tersebut tidak larut dan mengendap dalam air.
4). Karakteristik Air Bersih
Air jernih yang kita lihat sehari-hari,yang bis akita minum,apakah sudah benar-benar
sehat dan layak kita konsumsi? Dari mana kita tahu tersebut memang bersih.Mengutip
keputusan materi Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/Sk/XI/2002 Tentang
Persyaratan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.Terdapat pengertian mengenai air
bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan air bersih sesuai peraturan perundang-undangan dan dapat diminum apabila
dimasak.
Karena standar air yang digunakan air untuk konsumsi jelas lebih tinggi daripada
untuk keprluan selain dikonsumsi.Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui menegenai
kualitas air tersebut baik secara fisik,kimia,dan juga mikrobiologi.
1.Syarat fisik,antara lain :
a. Air harus bersih tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apapun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
2. Syarat kimiawi,antara lain :
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5-9,2
3. Sifat Mikrobiologi antara lain :
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri,tipus,kolera,dan bakteri
atau gen penyebab penyakit.
Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas tanda atau sesuai dengan
standar tersebut maka yang terjadi akan menentukan besar kecilnya infestasi dalam
pengadaan air bersih tersebut.Penyedian air harus memenuhi kuantitas dan kualitas,yaitu :
a. Aman dan higienis
b. Baik dan layak diminum
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup
d. Harganya rela murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat parementer
yang ada di gunakan untuk metode dalam proses perlakuan,operasi dan biaya.
1.3 Pengelolaan Air Bersih
Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia.Dalam kehidupan sehari-hari
manusia selalu memerlukan air terutama untuk minum,masak,mandi,mencuci.Pada saat
ini,persentase penduduk indonesiaa yang sudah mendapatkan pelayan air bersih dari badan
dan perusahaan air minum masih kecil yaitu untuk daerah perkotaan sekitar 45%,sedangkan
untuk daerah pedesaan baru sekitar 36%.
Salah satu alat pengelolaan air minum sederhana tersebut adalah alat pengelola air
minum yang merupakan paket tersendiri dari tong (tangki),pengaduk,pompa air rasi dan
saringan dari pasir atau disingkat model TP2AS.
Alat pengelola minum model TP2AS ini sangat cocok digunakan untuk pengelolaan air
minum yang air baku nya mengandung zat besi dan mangan dan zat organik,dengan biaya
yang sangat murah
1.Tahap Proses Pengelolaan
Tahap prose pengelolaan terdiri dari beberapa tahap yaitu :
a. Netralisasi dengan pemberian kapur/gamping
b. Air rasi dengan pemompaan udara
c. Koagulasi dengan pemberian tawas
d. Pengendapan
e. Penyaringan
1.Netralisasi
Yang dimaksud dengan netralisasi adalah mengatur keasamaan air agar menjadi netral
(pll 7-8). Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut,paling mudah dan mudah
adalah dengan pemberian kapur atau gamping fungsi dari pemberian kapur,disamping
untuk menetralkan air baku yang bersifat asam juga untuk membantu efektifitas proses
selanjutnya.

2.Aerasi
Yang dimaksud dengan areasi yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar
kandungan zat besi mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada
dalam udara membentuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat
diendapkan.Disamping itu proses areasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun
yang tak diinginkan misalnya gas H2S, MethanCarbon Dioksida dan gas-gas racun lainnya.
Reaksi oksidasi Besi dan Mangan oleh udara dapat ditulis sebagai berikut:
4 Fe²+O₂+ 10 H₂O====> 4 Fe(OH)3+8 H*

tak larut

Mn+O₂+H₂O ===> MnO2+2 H


tak larut
Dari persamaan reaksi antara besi dengan oksigen tersebut, maka secara teoritis dapat
dihitung bahwa untuk 1 ppm oksigen dapat mengoksidasi 6.98 ppm ion.Besi Reaksi oksidasi
ini dapat dipengaruhi antara lain: jumlah Oksigen yang bereaksi, dalam hal ini dipengaruhi
oleh jumlah udara yang dikontakkan dengan air serta luas kontak antara gelembung udara
dengan permukaan air. Jadi makin merata dan makin kecil gelembung udara yang
dihembuskan kedalam air bakunya, maka oksigen yang bereaksi makin besar. Faktor lain
yang sangat mempengaruhi reaksi oksidasi besi dengan oksigen dari udara adalah pH air.
Reaksi oksidasi ini sangat efektif pada pH air lebih besar 7(tujuh).
3. Koagulasi
Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia kedalam air agar kotoran dalam air
yang berupa padatan tersuspensi misalnya zat warna organik, lumpur halus bakteri dan lain-
lain dapat menggumpal dan cepat mengendap. Cara yang paling mudah dan murah adalah
dengan pembubuhan tawas/alum atau rumus kimianya Al2(SO4)3.18 H2O. (berupa kristal
berwarna putih).
Al(SO).18 HO+3 Ca(HCOs); 2 Al(OH), +3 Ca(SO)+ 6 CO₂+ 18 H₂O alkalinity

Al(SO). 18 HO+3 Ca(OH) 2 Al(OH), +3 Ca(SO) +3 CO₂+18 H₂O mengendap

Pengendapan kotoran dapat terjadi karena pembentukan alumunium hidroksida, Al(OH),


yang berupa partikel padat yang akan menarik partikel - partikel kotoran sehingga
menggumpal bersama-sama, menjadi besar dan berat dan segera dapat mengendap.
4.Pengendapan
Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan sampai gumpalan kotoran yang terjadi
mengendap semua (+ 45-60 menit). Setelah kotoran mengendap air akan tampak lebih jernih.
Endapan yang terkumpul didasar tangki dapat dibersihkan dengan membuka kran penguras
yang terdapat di bawah tangki.
5.Penyaringan
Pada proses pengendapan, tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan semua. Butiran
gumpalan kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan mengendap, sedangkan yang
berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang dalam airUntuk mendapatkan air yang
betul-betul jernih harus dilakukan proses penyaringan.

1.4 Karakteristik Limbah Cair


Walaupun air pada umumnya dinyatakan sebagai HO, namun air alam. mengandung
bermacam-macam material dengan konsentrasi berkisar antara beberapa milligram perliter
(untuk air hujan) sampai kurang lebih 35.000 mg 1 (untuk ar la A limbah biasanya
mengandung unsur-unsur yang hampir sama dengan air beberapa daerah yang bersangkutan
dan ditambah dengan beberapa impurities lainnya berasal dan proses yang menghasilkan
limbah tersebut. Oleh karena manusia seharinya memproduksi kurang lebih 6 gram klorida,
sehingga dengan konsums sebesar 200 liter orang hari maka air limbah yang dihasilkan akan
mengandung k kira 30 mg1 klorida lebih besar pada klorida yang ada dalam air berseth
Secara rata-rata air limbah mengandung solid (baik yang terlarut maupun tersuspens sekitar
1000 mg 1dan ini berarti kurang lebih 11% dari berat airDengan kata lain imbah tersebut
adalah 89% air Jelaslah bahwa pengukuran total solid suat sample air tidak akan mencukupi
untuk mengidentifikasi karakteristik suatu ar limbah karena ar tanah yang tampak jernih pun
kemungkinan akan mengandung total solid yang samaUntuk memperoleh gambaran yang rata
tentang karakteristik suatu sample air, seringkali diperlukan pengukuran sifat-sifat air
(parameter kualitas air) yang berancka ragan, dengan cara melakukan analisis kualitas yang
terdiri dari pemeriksaan fisis, kimiawi, dan biologi.
a.karakteristiek fisik
Sifat-sifat fisik air adalah relatif mudah untuk diukur dan beberap diantaranya mungkin
dengan cepat dapat dinilai oleh orang (umum)
1. Suhu Pada dasarnya, suhu sangat penting sehubung dengan pengaruhnya terhadap
parameter-parameter atau sifat-sifat lainnya misalnya kecepatan reaksi kimia,
pengaruhnya terhadap kelarutan suhu gas, bau, rasa, dan sebagainya.
2. Rasa dan Bau. Seringkali rasa dan bau disebabkan oleh material-material terlarut
berupa zat-zat organik seperti phenol dan khlorophenol. Bau dan rasa merupakan sifat
air yang sangat subyektif dan karena itu sulit diukur
3. Warna. Meskipun murni, air dikatakan selalu berwarna, yaitu biru-hujan muda
apabila volume air cukup banyak. Adalah penting untuk membedakan antara warna
asli (true colour) yang disebabkan oleh material-material terlarut dan warna semua
(apparent colours yang diakibatkan oleh zat-zat tersuspensiWarna kuning alam pada i
vang berasal dan daerah penangkap air bagian atas (pegunungan) adalah berasal dari
asam-asam organik yang tidak berbahaya bagi kesehatan, dan warna ini bisa
disamakan dengan warna asam tanic yang terdapat pada air teh.
Namun demikian, banyak konsumen yang menolak air dengan warna terlalu
menyolok atas dasar alasan esthetica pula untuk keperluan industri tertentu, air
berwama seringkali tidak dapat diterim misalnya pada industri kertas yang berkualitas
tinggi.
4. Kekeruhan Hadirnya material berupa koloidal menyebabkan air mental tampak keruh
yang secara estetis kurang menarik dan mungkin b berbahaya bagi kesehatan.
Kekeruhan dapat pula disebabkan oleh partike partikel tanah liatlempung, lanau, atau
akibat buangan limbah ruma) tangga maupun limbah industriAtau bahkan karena
adany mikroorganisme dengan jumlah yang besar.
5. Solid hadir dalam air berupa zat-zat tersuspensi atau terlarut don dapat dibedakan
dalam bentuk organik atau anorganikTotal Sol Terlarut (Total Dissolved Solid TDS)
adalah jumlah solid yang berasal dari material-material terlarut, sedangkan Solid
Tersuspensi (suspended Solid SS) adalah partikel tersuspensi yang dapat diukur
dengan menggunakan kertas saring halus. Settleable Solid biasanya menggunakan
kerucut Imhoff berukuran 1 liter.
6. Konduktivitas suatu larutan tergantung pada jumlah garam- garam terlarut dan untuk
larutan yang encer konduktivitasnya kurang lebih akan sebanding dengan TD

B. Karakteristik kimiawi

Karakteristik kimiawi cenderung lebih khusus sifatnya dibandingkan dengan


karakteristik fisis, dan oleh karena itu lebih cepat dan tepat untuk menilai sifat sifat air
dari suatu sample. Untuk itu, adalah penting dan berguna apabila defin definisi kimia
dasar dibawah ini dikemukakan.

1.pH.tingat asiditas atau alkalanitas suatu sample diukur berdasarkan kala pH yang
dalam hal ini menunjukkan konsentrasi hidrogen dalam artan tersebut.
Air dapat terionisasi dengan intensitas yang sangat lemah.

H₂O --- H-OH

Oleh karena kurang lebih hanya 10 molar konsentrasi [H] dan [OH] yang berada
dalam kesetimbangan, maka konsentrasi [H0] diambil sebagai satu satuan reaksi
kesetimbangan, sehingga,

[H][OH]-K-1.01 x 10" molel pada 25°C

Mengingat reaksi kesetimbangan diatas berlaku untuk semua larutan ever, maka sifat-
sifat basa atau asam suatu larutan dapat dinyatakan dengan menggunakan satu
parameter yaitu konsentrasi ion hidrogen. Dan ini akan tampak praktis dan mudah jika
dituliskan dalam bentuk fungsi pH sebagai berikut,

pH=-kg log

(2.4)

Skala pH ini akan menghasilkan nilai rentang 0 dan 14 dengan nilai 7 sebagai pH netral,
dibawah 7 larutan disebut asam sedangkan diatas 7 larutan disebut basa.Banyak sekali reaksi
kimia yang dikendalikan oleh nilai pH dan demikian pula aktivitas biologi yang biasanya
dibatasi oleh rentang yang sangat sempit (pH antara 6-8). Air yang terlalu asam atau terlalu
basa tidak dikehendaki oleh karena akan bersifat korosif atau kemungkinan akan sulit diolah.

2. Oxidation-reduction Potential (ORP)


Dalam setiap sistem yang melangsungkan proses oksidasi, akan terjadi perubahan yang
terus-menerus (kontinu) rasio antara material dalam bentuk reduksi dan material yang
teroksidasi. Dalam situasi semacam itu, potensial yang diperlukan untuk mentransfer
elektron-elektron dari oksidator ke reduktor dinyatakan sebagai ORP.
Pengalaman-pengalaman operasional suatu sistem telah menunjukkan bahwa nilai ORP dapat
dijadikan indikator kritis bagi beberapa reaksi oksidasi. Misalnya reaksi dalam proses aerobik
menunjukkan ORP yang lebih besar dari +200 mV, sedangkan reaksi anaerobik terjadi pada
nilai ORP dibawah +50 mV.

3. Alkalinitas
Disebabkan oleh hadimya bikarbonat HCO,, karbonat CO2, atau hidroksida OH maka air
dikatakan mempunyai alkalinitas. Pada umumnya, alkalinitas air disebabkan oleh bikarbonat
yang berasal dari larutnya batu kapur dalam air tanah sebagaimana ditunjukkan dalam reaksi
dibawah ini.

CaCO, + H2O + CO₂……………………….. Ca (HCO3)2

Tak larut dari bakteri tanah terlarut


Alkalinitas sangat berguna dalam air maupun air limbah karena dapat memberikan buffer
untuk menahan perubahan pH. Biasanya alkalinitas dibedakan menjadi dua macam yaitu
"alkalinitas kaustik" yang terjadi pada pH diatas 8.2 dan "alkalanitas total" yang terjadi pada
pH diatas 4.5. Alkalinitas sebenarnya bias terjadi pula pada pH dibawah 4.5 mengingat bahwa
bikarbonat HCO, yang tidak bisa ternetralkan secara sempurna sampai pH 4.5. Dalam
analisis-analisis air, alkalinitas biasanya dinyatakan dengan satuan mg/l CaCO3.

4.Asiditas
Air alam dan air limbah rumah tangga umumnya mempunyai buffer dalam bentuk sistem
CO2-HCO3Asam karbonat H2O tidak bisa dinctralkan secara sempurna sampai pada pH 8.2
dan tidak akan menahan perubahan pH dibawah 4.5, sedangkan asiditas dari mineral (hamper
semuanya akibat dari limbah industri) terjadi dibawah ph 4.5. Sebagaimana alkalinitas,
asiditas juga dinyatakan dalam satuanmg/l CaCO3.

5. Kesadahan
Ini adalah sifat air yang dapat mencegah pembentukan busa dalam pemakaian sabun dan
dapat menimbulkan kerak dalam peralatan- peralatan yang berhubungan dengan pemakain air
panasKesadahan terutama disebabkan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+ walaupun Fe* dan Cr
juga menimbulkan kesadahan. Hadirnya kesadahan biasanya dikaitkan dengan HCO,, SO, CI,
dan NO,. Kesadahan tidak membahayakan kesehatan. namun sangat merugikan yaitu dapat
mengakibatkan pemborosan dalam pemakaian sabun dan pemakaian bahan bakar pemanas air
serta kerusakan peralatan-peralatan yang menggunakan air panas misalnya sistewm lumbing
untuk air panas. Kesadahan dinyatakan dengan satuan mg/l CaCO, dan dibagi dalam dua
macam yaitu:
a. Kesadahan Karbonat, yaitu kesadahan yang berasal dari senyawa- senyawa metal dengan
HCO,.
b. Kesadahan Non Karbonat, yaitu yang berasal dari senyawa-senyawa metal dengan SO2,
CL, dan NO,.
Total kesadahan dikurangi alkalinitas kesadahan nonkarbonat.
Bila mana garam-garam dari Na dan K dengan konsentrasi yang tinggi terdapat dalam air,
maka kesadahan non karbonat kemungkinannya negatif karena garam-garam tersebut dapat
membentuk alkalinitas tanpa mengakibatkan kesadahan, ingat bahwa kesadahan non-
karbonat total kesadahan-alkalinitas6. Oksigen TerlarutOksigen adalah elemen yang paling
penting dalam pengendalian kualitas air. Hadirnya oksigen adalah sangat esensial bags
kelangsungan kehidupan makhluk-makhluk biologi yang tinggi dan dampak pembuangan air
limbah ke sungai atau badan air akan ditentukan oleh kesetimbangan oksigen dalam sistem
tersebut. Sayang sekali, oksigen mempunyai daya larut yang sangat rendah dalam air,
misalnya pada suhu 010, 20, dan 30°C adalah masing-masing 14.6; 11.3; 9.1; dan 7.6 mg/l.
Air permukaan yang jernih biasanya mengandung oksigen dengan molar yang jenuh, akan
tetapi oksigen yang terlarut tersebut dapat kurang secara cepat akibat hadimya air limbah
organikIkan-ikan besar bisa tahan hidup pada konsentrasi oksigen paling sedikit 5 mg/l
sedangkan ikan-ikan tertentu masih bisa hidup pada oksigen terlarut sebesar 2 mg/l. air yang
jenuh dengan oksigen mempunyai rasa yang menyenangkan dan air yang miskin oksigen
mempunyai rasa yang tawar, karena itu air bersih biasanya diacrasi (jika perlu) untuk
meningkatkan kandungan oksigen terlarutnya. Namun, untuk pemakaian tertentu: misalnya
ketel uap, oksigen terlarut tidak dikehendaki sebab dapat meningkatkan resiko berkarantnya
peralatan.

7. Kebutuhan Oksigen (Oxygen Demand)Senyawa-senyawa organik pada umumnya tidak


stabil dan mungkin saja teroksidasi secara biologis atau kimiawi menjadi zat yang stabil atau
relatif lembam (inert), misalnya CO. NO)dan H2O. indicator dari adanya zat organik dalam
air limbah dapat diperoleh dengan cara mengukur jumlah kebutuhan oksigen yang diperlukan
untuk menstabilkannya dan dapat dinyatakan dengan parameter-parameter dibawah ini:
a) Biochemical Oxygen Demand (BOD)yaitu oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme
untuk menguraikan zat organic yang terdapat dalam larutan.
b) Angka permanganate (Permanganate Value = PV), yaitu oksidasi kimiawi dengan
menggunakan larutan permanganate.
c) Chemical Oxygen Demand (COD), adalah oksigen yang diperlukan untuk oksidasi
kimiawi dengan menggunakan laritan kalium dikhromat dan

asam sulfat pekat pada suhu kurang lebih 105 "C. Besarnya nilai yang diperoleh akan berupa
PV< BOD < COD.

Kadangkala zat organic dalam air limbah ditentukan langsung sebagar total organic karbon
(TOC) dengan cara pembakaran menggunakan teknik-teknik yang khusus atau dapat juga
diukur dengan menggunakan karakteristik absorbsi Ultra Violet. Dalam kedua hal,
instrument-instrument komersial dapat diperoleh, namun relatif mahal harga dan biaya
operasinya.

7. Nitrogen
Ini adalah suatu elemen yang penting karena reaksi-reaksi biologi dapat berlangsung hanya
jika tersedia nitrogen yang cukup. Sejauh menyangkut bidang teknik kesehatan. Masyarakat.
Hadirnya nitrogen berupa 4 macam senyawa pokok sebagai berikut:
a). Nitrogen-organik, yaitu nitrogen berupa protein asam amino dan urea.
b). Nitrogen-amonia, yaitu nitrogen dalam bentuk senyawa-senyawa garam ammonium,
misalnya (NH4)2CO3, atau sebagai ammonia bebas.
c). Nitrogen-nitrit, yaitu nitrogen dalam bentuk nitrit yang merupakan hasil oksidasi
sementara (akan segera berubah menjadi nitrat) dan pada umumnya ditemukan dengan
konsentrasi yang rendah.
d). Nitrogen-nitrat, yaitu merupakan hasil oksidasi akhir dari nitrogen. Oksidasi senyawa-
senyawa nitrogen, yang disebut nitrifikasi dasar kadar nitrogennya. Air yang mengandung
nitrogen-organik dan nitrogen- ammonia dengan konsentrasi tinggi serta NO₂- N dan NO,
dengan konsentras rendah akan dianggap berbahaya (tidak aman) karena keadaan demikian
menunjukkan bahwa pencemaran akan/sedang berlangsung. Dilain pihak, suatu sampel air
yang tidak lagi terdapat nitrogen-organik dan nitrogen-ammonia atau yang mengandung
beberapa NO,-N akan dianggap aman sebab proses nitrifikas telah terjadi yang berarti
pencemaran sudah tidak berlangsung lagi.

8. Khlorida
Khlorida adalah penyebab rasa payau dalam air dan merupakan indikator pencemaran
air dari air limbah rumah tangga, mengingat khlorida ini berasal dari urine (air seni)
manusia. Batas rasa asin untuk Cl' ini hádala 250- 500 mg/l, walaupun sampai 1500
mg/1 sesungguhnya belum membahayakan kesehatan manusia.Banyak lagi sifat-sifat
kimiawi suatu sampel air yang mungkin diukur bilamana menganalisis air limbah
industri, misalnya metal- metal yang bersifat toksik (beracun), cyanida, phenol,
minya, lemak, dan sebagainya
c. Karakteristik Biologi
Topik tentang mikrobiologi akan dibahas dalam Bab III dan disini cukuplah kiranya untuk
mengatakan bahwa analisis bakteriologi suatu sampel air bersih biasanya merupakan
parameter koalitas yang paling sensitif
Hampir semua air limbah organik mengandung beraneka ragam mikroorganisme misalnya
air limbah rumah tangga dapat mengandung lebih dari 10° /ml, tetapi angka yang tepat
seringkali tidak dapat diukurSetelah mengalami pengolahan air limbah konvensional, efluen
mnasih mengandung bermacam- macam mikroorganisme dengan jumlah cukup tinggi, begitu
pula halnya dengan air permukaan pada umunya sejumlah mikroorganisme akan selalu
ditemukan

d. Karakteristik Tipikal
Oleh karena air dan air limbah mempunyai karakteristik yang bervariasi. Maka tidaklah
mungkin untuk menunjukkan secara mendetail bagaimana bentuk kualitas air yang normal.
Akan tetapi sebagai ancar-ancar (guide). Tabel 2.2 memberikan sedikit gambaran suatu
tipikal hasil analisis air dari beberapa sumber.
BAB II
PENGENALAN PROSES PENGOLAHAN AIR

Tujuan Instruksional Khusus


Tujuan Pokok Bahasan ini adalah menekankan pemahaman tentang pengolahan air serta
aplikasinya. Setelah selesai membaca Pokok Bahasan ini mahasiswa mampu untuk:
a . Menjelaskan kontaminan yang terdapat dalam air
b. Menguraikan jenis kontaminan yang terdapat dalam air
c. Menjelaskan metode pengolahan air
d. Menguraikan tahap proses pengolahan air secara konvensional e. Menguraikan tahap
proses pengolahan air limbah secara konvensional

2.1 Pendahuluan
Dapatlah dimengerti dari bab sebelumnya bahwa air dan air limbah seringkali memiliki
komposisi yang sangat komplek dan karena itu modifikasi dari komposisi tersebut biasanya
dilakukan untuk menyesuaikan penggunaanya.Mungkin hadir dalam bentuk-bentuk sebagai
berikut:
1. Material-material kasar tersuspensi atau terapung.Dalam air-daun, cabang, ranting kayu
dsb.Dalam air limbah-kertas,kain,pasir dsb
2. Material-material halus tersuspensi dan koloidal : Dalam air-partikel-partikel Lumpur dan
lempung, mikroorganisme

Dalam air limbah-moleku-molekul organic kasar,partikel-partikel tanah dan mikroorganisme.


3. Material-material terlarut :
Dalam air-alkalinitas, kesadahan,asam-asam organik
Dalam air limbah-senyawa-senyawa organic, garam organik.
4. Gas-gas terlarut:
Dalam air-Karbondioksida,hydrogen sulfide: Dalam air limbah-hydrogen Sulfida
Kontaminan.
5.Cairan-cairan tak terlarut
Misalnya lemak,pelumas dan minyak.
Ukuran partikel yang membedakan sifat-sifat material suatu kelompok dengan yang lain
tergantung pada karakteristik fisis seperti massa jenis (specific gravity) material tersebut dan
pembagian antar kelompok sebenarnya sangat samar-samar atau kaburDalam kasus-kasus
tertentu mungkin perlu untuk menambahkan suatu zat karakteristiknya, misalnya Khlor
dalam disinfeksi air,oksigen pada stabilisasi zat organik secara biologi dan sebagainya 2.2
Metode-metode pengolahan
Sejauh ini terdapat tiga kelas proses pengolahan yang pokok yakni:
1. Proses pengolahan fisis yang bergantung terutama pada sifat-sifat fisis dan impuritas air.
Misalnya ukuran partikel, berat jenis, viskositas, dsb. Contoli- contoh tipikal dari proses jenis
ini adalah penyaringan (screening)pengendapan (sedimentasi), filltrasi, transfer gas.
2. Proses kimiawi yang bergantung pada sifat-sifat kimia dari impuritis atau yang
memanfaatkan sifat-sifat kimia dari reagen yang ditambahkan ke dalam airContoh proses
kimia adalah koagulasi, presipitasipenukar ion.
3. Proses biologi yang memanfaatkan reaksi-reaksi biokimia untuk memisahkan impuritis-
impuritis terlarut atau kolodial biasanya zat-zat organikProses- proses biologi secara aerobik
mencakup filtrasi biologi (Biological Filtration) dan Lumpur aktif (active sludge)Proses-
proses oksidasi secara anaerobic digunakan untuk stabilisasi lumpur-lumpur organik dan air
limbah organik yang keras (high strength organic waste).
Dalam situasi-situasi tertentu, proses pengolahan tunggal mungkin dapat mencapai hasil
pengolahan yang diharapkan akan tetapi pada umumnya diperlukan beberapa kombinasi
proses-prosesSebagai contoh, sedimentasi suatu air sungai dapat memisahkan sebagian
material-material tersuspensi, akan tetapi tidak ada cara-cara lain yang dapat memisahkan
sebagian material-material tersuspensi semuanya. Penambahan koagulan kimia yang diikuti
dengan pengadukan lambat (flokulasi) akan menyebabkan penggumpalan partikel-partikel
koloid yang kemudian sebagian besar dapat dipisahkan dengan sedimentasiSebagian besar
dari partikel-partikel koloid yang kemudian sebagian besar dari partikel-partikel terendapkan
yang tersisa dapat dipisahkan dengan filtrasi melalui media mikroorganisme berbahaya yang
masih bertahan hidup dalam tahap-tahap proses pengolahan sebelumnya.

2.3 Proses pengolahan Pendahuluan


Untuk melindungi unit utama suatu instalasi pengolahan air dan membantu operasinya
supaya lebih efisien maka perlu untuk memisahkan material-material terapung dan
tersusupensi yang berukuran besar yang seringkali ditemukan dalam air baku. Material-
material ini mencakup dedaunan, ranting, cabang pohon, kertas, kain dan reruntuhan-
reruntuhan lain yang dapat menghambat aliran menuju ke instalasi atau dapat merusakan
peralatan di dalan instalasi.

2.3.1. Screening dan Straining


Tahap pertama pengolahan pendahuluan biasnya berupa operasi screening (saringan kisi) /
Straining yang sederhana untuk memisahkan material (solid) berukuran besar. Dalam kasus
pengolahan air bersih beberapa bentuk perintang atau saringan kasar dengan jarak kisi kira-
kira 75 mm digunakan untuk mencegah material-material besar masuk kedalam bangunan
sedap (intake). Saringan yang utama biasnya dilengkapi dengan semacam jala (jaring) yang
mempunyai ukuran lubang 5-20 mm dan dipasang dalam bentuk belt kontinyu, cakram /
suatu drum yang nantinya air akan mengalir melaluinya (gambar 3.4). Jala penyaring ini
biasanya digerakan berputar secara perlahan-lahan sehingga material yang tersaring dapat
dipisahkan (dilepaskan) sebelum kehilangan tekanan air melalui saringan menjadi berlebihan.
Material yang tersaring pada umumnya dikembalikan kedalam sungai yaitu di bagian hilir
titik penyedapan air.
Dengan air limbah rumah tangga, hadimya kain-kain dan kertas seringkali cukup banyak
dan sifat-sifat material ini sedemikian rupa sehingga menyebabkan jala / jaring menjadi sukar
untuk dibersihkan. Oleh karena itu penggunaan saringan kisi (bar screen) dengan jarak antar
kisi 20-60mm menjadi lebih layak.

2.3.2. Microstraining
Microstrainer adalah pengembangan saringan bentuk drum yang menggunakan jala
Stainless-Steel yang ditenun halus dengan ukuran lubang 20-0 micrometer untuk
memungkinkan pemisahan partikel-partikel yang relatif kecil Dalam aplikasinya pada
pengolahan air bersihMicrostraining digunakan untuk memisahkan alga dan partikel-partikel
lain dari air jika kualitas lainnya sudah baikMicrostraining juga diterapkan sebagai tahap
pengolahan tersiser yang terakhir guna mendapatkan kualitas efluen air limbah yang sangat
tinggiOlch. karena lubang jaring yang sangat kecilpemampatan (clogging) terjadi secara
cepat karena itu drum tersebut berputar pada kecepatan peripheral sekitar 0.5 ms dan jaring
dibersihkan secara terus menerus dengan menggunakan penyemprotan (spryer) dalam
penggunaan yang normal adalah 750-2500m/m/hariDesign dari instalasi microstrainer
didasarkan pada penetapan laboratorium suatu karakteristik empiris suspensi yang disebut
sebagai indek filtrabilitasParameter in menunjukkan kelakuan suspensi sehubungan dengan
sifat-sifat pemampatannya dan dapat digunakan untuk menentukan kecepatan penyaringan
yang diperbolehkan guna mencegah clogging yang berlabuhan dan kemungkinan kerusakan
fisis dari jaringan microstrainer.

2.3.3. Pemisahan Pasir


Pada kebanyakan sistem pembuangan air limbah rumah tangga dan khususnya dalam
sistem tercampur pasir dengan jumlah yang cukup banyak akan terbawa dalam aliran dan
material ini jika tidak dipisahkan dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan-peralatan
mekanis suatu instalasi pengolahan air limbah. Karena ukuran partikel pasir relatif besar,
densitasnya tinggi jika dibandingkan dengan partikel organik dalam limbah. Pasir tersebut
seringkali dipisahkan berdasarkan prinsip perbedaan kecepatan pengendapan. Partikel pasir
dengan ukuran diameter 0.2 mm dan berat jenis 2.65 memiliki kecepatan pengendapan
kurang lebih 1.2m/s. Dengan menggunakan saluran yang penampangnya bebrbentuk parabola
maka memungkinkan untuk memperoleh kecepatan horizontal yang konstan. Dibawah ini
kondisi suatu saluran yang panjangnya dapat memberikan waktu detensi antara 30-60 detik
akan meberikan kesempatan partikel pasir untuk mengendap pada dasar saluran sementara itu
material-material tersuspensi lainnya masih tetap terbawa dalam aliran.
2.3.4Distribusi aliran
Dalam instalasi pengolahan air pada umumnya adalah perlu untuk membagi debit aliran
menjadi beberapa unit (satuan) yang sama atau mengalihkan kelebihan debit dari design
maksimumnya ke suatu unit tambahan lainnya lain misalnya bak pengendapan atau
penampung air hujan. Pembagian debit yang memuaskan tidaklah mudah karena sistem
hidrolika suatu instalasi pengolahan air sering kali sangat kompleks. Barangkali bentuk
pembagian debit aliran yang paling sesuai dapat dicapai dengan menggunakan ambang air
jatuh bebas walaupun dalam hal ini tekanan yang dioelukan untuk struktur bangunan
semacam ini mungkin tidak tersedia/mudah diperoleh.
BAB III
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH

Tujuan Instruksional Khusus


Tujuan Pokok Bahasan ini adalah menjelaskan tentang teknologi pengolan limbah cair serta
alat yang diperlukan dan aplikasinyaSetelah selesai membra
Pokok Bahasan ini mahasiswa mampu untuk:
a. Menjelaskan macam-macam pengolahan limbah cair
b. Menguraikan Teknik pengolahan limbah secara fisika
c. Menguraikan Teknik pengolahan limbah secara kimia
d. Menguraikan Teknik pengolahan limbah secara biologi
e. Menjelaskan peralatan yang termasuk pengolahan limbah secara fisika
f. Menjelaskan peralatan yang termasuk pengolahan limbah secara kimia
g. Menjelaskan peralatan yang termasuk pengolahan limbali secara biologi Menjelaskan
metode pengolahan

3.1 Pendahuluan
Unit pengolahan air limbah pada umumnyan terdiri atas kombines pengolahan fisika, kimia
dan biologiSeluruh proses tersebut bertujuan untuk menghilangkan kandungan padatan
tersuspensi, koloid dan bahan-bahan organik maupun anorganik yang terlarut. Pengolahan
artifisial sangat efektif untuk mengurangi jumlah zat-zat yang berbahaya bagi ekologi dalam
badan ar penerima, antara lain zat-zat yang dapat mengendap. Misalnya Hidroksida logam
berat, serat dari pabrik pulp dan kertas atau bahkan limbah dari pabrik pengolahan ikan yang
banyak mengandung bahan-bahan organik hasil biodegradasi.

3.2 Proses Pengolahan Fisika


Proses pengolahan yang termasuk pengolahan fisika antara lain pengolahan dengan
mnggunakan screen, sieves dan filter, pemisahan dengan memanfaatkan gaya gravitasi
(sedimentasi atau oil/water separator) serta flotasıadsorpsi dan strippingProses pengolahan
yang dapat digolongkan pengolahan secara kimia adalah netralisasi, presipitasi, oksidasi,
reduksi dan pertukaran ion.
Dalam pembuangan air limbah, pada umumnya perlu dilakukan pengurangan laju alir dan
bahan organik. Prinsip yang penting adalah mengurangi emisi dan mengembalikan bahan-
bahan yang berguna kedalm sumbernya. IPAL yang baik hanya membutuhkan sedikit
perawatan,aman dalam pengoperasian, hanya memerlukan sedikit biaya energi dan hanya
menghasilkan sedikit produk sampingan (misalnya lumpur)Instalasi yang sangat rumit tidak
selalu merupakan yang terbaik.
Pemisahan padatan-padatan dari cairan atau air limbah merupakan tahapan pengolahan
yang sangat penting untuk mengurangi beban dan mengembalikan bahan-bahan yang
bermanfaat serta mengurangi resiko rusaknya peralatan akibat adanya kebuntuan (clogging)
pada pipa, valve dan pompa. Proses ini juga mengurangi abrasivitas cairan terhadap pompa
dan alat-alat ukur, yang dapat berpengaruh secara langsung terhadap biaya perawatan
peralatan. Ada dua prinsip utama yang dapat diterapkan dalam pemisahan padatan. Prinsip
Pertama adalah Screening, sieving, dan filtrasi dan prinsip kedua adalah penggunaan gaya
gravitasi (sedimentasi, flotasi, dan sentrifugasi).

3.2.1Screening
Screening biasanya merupakan tahap awal pada proses pengolahan air limbah. Proses ini
bertujuan untuk memisahkan potongan-potongan kayu, plastik dan sebagainya. "Screen"
terdiri atas batangan-batangan besi yang berbentuk lurus (straight) atau melengkung (curved)
dan biasanya dipasang dengan tingkat kemiringan 75°-90° terhadap horizontal.
Efektifitas proses tergantung pada jarak antar bar (batangan-batangan besi)Pada screen
halus (fine screen) jarak antar bar berkisar antara 5 15. - mm, pada medium screen antara 15-
50 mm dan pada screen kasar (course screen) lebih dari 50 mm.
Pembersihan screen dapat dilakukan secara manual (dengan menggunakan garpu tangan)
atau dengan menggunakan alat pembersih mekanis yang dilengkapi dengan motor elektrik.
Bar screen mekanik otomatis seringkali dilindungi dengan pre-screening, yang dipasang pada
jarak sekitar 100 mm dari sistem pembersihan secara manual. Peralatan screen perlu
dilengkapi dengan sistem by pass untuk mengatasi kemungkinan tidak beroprasinya screen
utama. Peralatan juga perlu direncanakan untuk menanggulangi kondisi saat hujan dan harus
direncanakan lebih besar dan pada kapasitas normal (oversize).

3.2.1.1 Bar Screen dengan Pembersihan Manual


Peralatan ini harus dikontrol dan dibersihkan secara teratur. Bar sercen dengan cara
pembersihan manual sering digunakan IPAL kapasitas kecil Meskipun digunakan dalam IPAL
kapasitas kecil, saat ini sudah mula dikembangkanscreen secara otomatis, bukan hanya
mengurangi biaya.Operasi (tenaga kerja), namun juga untuk mencegah meluapnya air limbah
pada saat terjadi clogging (kebuntuan) pipa.Alat untuk mengambil padatan hasil screening
juga harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menyulitkan operator. Bagian atas
screen harus dilengkapi dengan lantai yang berlubang untuk menempatkan padatan hasil
screening sebelum dipindahkan ketempat penggumpalan limbah padat.

3.2.1.2 Curved Screen


Curved screen beroprasi secara otomatis dan terutama dipasang pada saluran yang
dangkal. Kelebihan peralatan ini adalah pada luas permukaan yang lebih besar. Pembersihan
dilakukan dengan satu atau lebih sikat pembersih yang salah satu ujunugnya diikat pada
posisi horizontal. Scrapper membuang padatan hasil screening kesamping yakni, ke dalam
bak penampungan yang dapat dipindah-pindahkan atau kedalam ban berjalan yang bergerak
dam membawa padatan hasil screening ke bak penampungan (kontainer).

3.2.1.3. Straight Screen Otomatis


Straight Screen otomatis terdiri atas batangan-batangan besi dengan penampang segi
empat atau trapezodial untuk mencegah terjadinya kemacetan sistem pengambilan padatan
hasil screening. Screen biasanya dipasang pada kemiringan 80° terhadap horizontal
Bagian atas bar disambungkan dengan besi atau beton. Sistem penggarukan bekerja secara
reciprocating. Mengangkat padatan dan membuangnya dalam bak penampungan di
bawahnya. Sistem ini biasanya disebut sistem pembersihan dari muka atau upstream cleaning
system. Sistem pembersihan yang lain adalah down stream cleaning system. Pada sistem ini,
di bagian belakangan bar terdapat rantai yang bergerak dengan tenaga motor elektrik yang
memilki gigi-gigi pembersih.

3.2.1.5 Step Sereen


Cara kerja step screen hampir sama dengan tangga berjalan (elevator) yang banyak
dijumpai pada pertokoanPeralatan ini terdiri atas step shaped screen electrical motor.gear
box, rantai.empat buah roda eksentrik dan batangan penghubung. Semua sampah yang
tertahan akan dibawa keatas dan dibuang dengan sendirinya pada bagian atas screen.

3.2.1.6 Screening Press


Alat ini sering digunakan bersama step screen untuk memadatkan padatan hasil screening
pada tekanan 100 bar sehingga volume padatan turun menjadi 70% dari volume awal.

3.2.1.7 Compact Screen dengan Kombinasi Screening Press


Sistem pemasangan peralatan ini cocok digunakan pada berbagai saluran air Air limbah
mengalir melalui celah di depan screen basket dan melalui basket bar. Padatan akan tertahan
di dalam basket selanjutnya, padatan dipindahkan dari air limbah dan diambil oleh screen
conveyor (auger). Pembersihan dilkukan dengan penyemprotan air atau dengan menggunakan
sikat.

3.2.2. Grit Chamber


Grit Chamber bertujuan untuk menghilangkan kerikil, pasir, dan partikel- partikel lain yang
dapat mengendap didalam saluran dan pipa-pipa serta melindungi pompa-pompa dan
peralatan lain dari penyumbatan, abrasi dan overloading. Grit removal digunakan untuk
mengambil padatan-padatan yang memiliki ukuran partikel lebih kecil dari 0.2 mm. Grit yang
terambil biasanya juga mengandung bahan-bahan organik yang mengendap secara
bersamaanOleh karena itu, grit perlu dicuci terlebih dahulu untuk mencegah adanya bau dan
masalah-masalah kesehatan yang mungkin timbul.

3.2.2.1. Grit Removal Sederhana


Grit removal sederhana didasarkan pada kecepatan horizontal air yang melalui
saluran.sistem ini kurang baik karena kecepatan sebesar 0.3m/s tidak dapat dijamin konstan
setiap saat. Namun, tipe ini dapat diperbaiki untuk memperoleh kecepatan yang konstan,
yakni dengan menambahkan weir bervariasi. Ada yang segiempat, trapesium, dan segitiga.
Jika pembersihan dilakukan secara manual,harus ada dua buah grift removal sehingga jika
salah satu dibersihkan, yang lain dapat beroperasi.

3.2.2.2 Sirkular Grit Removal


Grit masuk kedalam grit removal dari bagian samping dan mngendapkan ditengah-tengah
tangki. Grit yang berada ditengah-tengah tankiGrit yang berada ditengah-tengah bak diambil
dengan menggunakan pompa atau air lift untuk dipindahkan ke tempat pengeringan (gravity
drying tanks).Kecepatan aliran masuk berkisar antara 0.7-1.0 m/s dan kecepatan aliran keluar
sebesar 0.8 m/s. Secara teoritis, waktu tinggal tidak lebih dari 45 detik.

3.2.2.3 Aerated Grit Chamber


Air yang mengalami aerasi akan menyebabkan terjadinya arus perputaran pada air limbah
sehingga kecepatan pada bagian bawah grit chamber constan. Dengan demikian, tidak akan
terjadi pengendapan zat-zat organik. Kedalaman minuman yang diperlukan untuk menjamin
terjadinya perputaran air secara vertikal adalah 2 m. dengan laju udara masuk sebesar 10-25
m/m jam. Sistem ini juga sering digunakan dalam pemisahan oli.

3.2.3 Sieves
Berbeda dengan screen yang menggunakan bar, strainer menggunakan anyaman kawat
logam atau plastik, ataupun pelat berlubang (perforated plate). Ukuran bukaan biasanya
digunakan dalam proses industri untuk mengembalikan bahan-bahan yang bermanfaat.
Saringan harus juga dijaga agar tetap bersih dan sistem pembersihan sebaiknya menggunakan
sistem otomatis. Hasil penyaringan dapat dikurangi kandungan airnya, didaur ulang atau
disimpan. Beberapa jenis strainer yang tersedia di pasaran adalah curved, static strainer,
rotary strainer, band strainer, dan spiral strainer.

3.2.3.1. Curved Strainer


Curved strainer terbuat dari batangan-batangan baja tahan karat yang berukuran kecil-kecil
dan disusun secara horizontal, dapat berbentuk lurus atau bergelombang dengan penampang
bebentuk segitiga. Air limbah didistribusikan pada bagian atas screen yang memiliki
kemiringan secara bertahap dari 60 hingga 45" dari atas hingga bawah. Dengan cara tersebut
pemisahan, pengaliran air, pencucian dan pemindahan padatan dapat berjalan dengan baik.
Pengoperasian tipe peralatan ini cukup aman dan banyak digunakan dalam pabrik pulp dan
kertas, pabrik pengepakan serta rumah potong hewan.

3.2.3.2 Rotary Strainer


Rotary striner terdiri dari screen bulat yang terbuat dari anyaman kawat logam atau pelat
besi berlubang-lubang dengan sumbu horizontal. Air limbah mengalir dari bagian dalam ke
bagian luar. Bila peralatan ini merupakan mikrostrainer, biasanya digunakan untuk
menurunkan konsentrasi suspended solid pada air limbah yang akan di buang ke badan air.

3.2.3.3Spiral Sieves
Spiral sieves adalah alat penyaringan yang halus. Alat ini menjadi satu dengan sistem
dewatering atau dapat juga langsung dipasang pada saluran air limbah.Sistem ini hampir
dapat dikatakan bebas maintenanceSpiral tanpa shaft ini dilengkapi dengan sikat yang dapat
mencegah terjadinya penyumbatan.

3.2.3.4 Band Strainer


Tipe ini dapat menangani kapasitas yang besar dan bervariasiPrinsip kerja alat ini adalah
mengambil padatan dengan gerakan yang kontinyu dan perlahan-lahan. Padatan yang
terambil selanjutnya dipindahkan oleh sikat- sikat atau scrapper yang terdapat pada bagian
atas peralatan

3.2.4 Equalisasi
Equalisasi laju alir digunakan untuk menangani variasi laju alir dan memperbeiki
performance proses-proses selanjutnyaDisamping itu, equalisasi juga bermanfaat untuk
mengurangi ukuran dan biaya proses-proses selanjutnya. Pada dasarnya, equalisasi dibuat
untuk merendamkan fluktuasi air limbah sehingga dapat masuk kedalam IPAL secara
konstan.

3.2.4.1 Manfant Equalisasi


Beberapa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan equalisasi adalah sebagai berikut:
a. Pada pengolahan biologi, perubahan bahan secara mendadak dapat dihindari,
senyawa-senyawa inhibit dapat lebih diencerkan dan pH dapat diatur supaya konstan.
b. performance sedimentasi kedua dapat diperbaiki karena beban padatan yang masuk
kedalamnya dapat diatur supaya konstan.
c. Pada filtrasi, kebutuhan surface area dapat dikurangi performance filter dapat di
perbaiki dan pencucian pada filter dapat lebih teratur.

d. Pengaturan bahan-bahan kimia dapat lebih terkontrol dan prosesnya menjadi lebih
masuk akal.Disamping untuk memperbaiki performance sebagian besar unit
oprasiflow equalisation merupakan pilihan yang menarik untuk memperbaiki
performance IPAL yang overloaded.

3.2.4.2 Lokasi Equalisasi


Lokasi equalisasi harus dipertimbangkan pada saat pembuatan diagram pengolahan
limbahLokasi equalisasi yang optimal akan sangat bervariasi menurut tipe pengolahan limbah
yang dilakukan,karakteristik sistem pengumpulan dan jenis air limbah.Pada beberapa kasus
equalisasi dapat ditempatkan setelah pengolahan primer dan sebelum pengolahan biologis.
Equalisasi yang diletakan setelah pengolahan primer biasanya disebabkan oleh masalah-
masalah yang ditimbulkan oleh lumpur dan buih. Jika diletakkan sebelumnya pengolahan
primer dan pengolahan biologis dalam proses equalisasi diperlukan pengadukan untuk
mencegah pengendapan dan aerasi untuk mencegah timbulnya bau.

3.2.4.3. Volume Equalisasi


Volume yang diperlukan untuk equilisasi ditentukan dengan membuat diagram hubungan
antara laju alir komulatif dan waktu. Laju alir rata-rata diplotkan pada diagram yang
sama.Diagram untuk menentukan vel equlisasi ditunjukan pada gambar 4.7. Untuk
menentukan volume, ditarik yang paralel terhadap sumbu-sumbu koordinatVolume yang
diperlukan setara dengan jarak vertikal dari kedua garis lurus tersebut. Dalam praktik volume
bak equalisasi harus dibuat lebih besar dari hasil penentuan teoritis. Hal in disebabkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut:
a. Pengoperasian alat-alat aerasi dan pengadukan secara kontinyu dapat menyebabkan air
meluap berlebihan.
b. Adanya aliran-aliran recycle.
c. Kemungkinan adanya perubahan aliran secara tiba-tiba.Meskipun tidak ada patokan yang
pasti,biasanya volume tambahan berkisar anatara 10%-20% dari volume teoritis.

3.2.5 Sedimentasi
Sedimentasi adalah pemisahan partikel dari air dengan memanfaatkan gaya gravitasiProses
ini terutama bertujuan untuk memperoleh air buangan yang jernih dan mempermudah proses
penuangan lumpurDalam proses sedimentasi hanya hanya partikel-partikel yang lebih berat
dari air dapat terpisahMisalnya: kerikil dan pasir padatan pada tangki pengendapan primer,
biofloc pada tangki penendapan sekunder, floc hasil pengolahan air secara kimia dan lumpur.
Bagian terpenting dalam perencanaan unit sedimentasi adalah mengetahui kecepatan
pengendapan dari partikel-partikel yang akan dipindahkanKecepatan pengendapan ditentukan
oleh ukuran, densitas larutan, viskositas cairan dan temperaturUntuk memperoleh data
mengenai karakteristik pengendapan dari suspended solid diperlukan percobaan di dalam
laboratorium.

3.2.5.1 Tube Settler atau Lamella Separator


Seperti yang dijelaskan performance bak pengendapan tidak bergantung pada kedalaman.
Efisiensi ditentukan oleh beban permukaan dengan demikian, secara teoritis bak
pengendapapan dapat dipotong menjad beberapa bagian kecil untuk memperbaiki
performance, yakni dengan terbentuknya luas permukaan A yang baru.Dalam praktik, hal
tersebut diwujudkan dalam tube settles, suatu alat pengendapan yang terdiri dari sekumpulan
pipa atau lembaran plat yang dimasukan dalam bagian atas bak sedimentasi. Permukaan-
permukaan baru akan segera terbentuk dan performance bak tersebtu akan langsung
meningkatPada tube settlerbeban hidraulik dapat mencapai sepuluh kah lipat jika
dibandingkan dengan bak pengendapan konvensionalLamella separator ini sering digunakan
pada unit pengolahan fisika, kimia dala pengolahan lanjutan maupun dalam unit pengendapan
awal.
Meskipun sistem ini dapat menghemat pemakaian area dan menghasilkan effluent yang
lebih baik, namun terdapat beberapa keterbatasan- keterbatasa tersebut antara lain tube atau
pelat kemungkinan akan buntu akibat tumbuhnya kehidupan biologis serta masalah bau yang
disebabkan oleh perkembangbiakan biologis dan kemungkinan penumpukan minyak dan
lemak pada tubeMasalah-masalah tersebut dapat dikurangi dengan mmeperhatikan pemilihan
spesifikasi tube (diameter, bentuk dan material) dan perawatan yang baik.

3.2.5.2.Ringkasan Sedimentasi Primer


Beberapa hal mengenai sedimentasi primer yang penting untuk diperhatikan adalah
sebagai berikuta.
a. Sedimentasi bertujuan untuk memisahkan padatan-padatan
b. Proses ini mengurangi beban air limbah sebesar 50%-70% SS dan 30%-40% BOD,
c. Sedimentasi dapat dilakukan dengan ataupun tanpa menggunakan bahan kimia.
d. Jenis-jenis sedimentasi antara lain Horizontal flow, solid contact atau inclined surface
c. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam sedimentasi adalah overflow, detention
time, weir loading rate, bentuk dan dimensi bak,struktur air masuk dan air keluar serta sistem
pengambilan lumpurf.
Dasar-dasar perencanaan bak sedimentasi adalah sebagai berikut :
1) Overflow rate,rata-rata
2). Overflow rate,tertinggi
3). Detention time:30-50m³/m².hari: 70-130m³/m² hari
4). Weir loading rate
5). Rectangular, lenght:2-3 jam:<50m³/m.hari: 10 m-100m
6). Rectangular, length/width ratio
7). Rectangular, length/depth ratio: 1,0-7,5: 4,2-25,0
8) Rectangular, side water depth ratio: 2.5-5.0
9) Rectangular, width: 3.0 m-24.0 m
10) Circular,diameter: 3.0m-60.0 m: 3.0 m-6.0 m.
11) Circular,side water depth.
g. Kecepatan air pada pipa masuk sekitar 0.3 m/s.
h. Kemiringan pada bak sedimentasi segi empat adalah 1%-2%.
i. Kemiringan pada bak sedimentasi bundar adalah 4mm-100mm.
k. Scraper terdiri atas top scraper/scum dan boks,jembatan,centre well dan electrical geared
motor.
1. Center well dan chanel dapat terbuat dari beton atau besi.
m. Transfer lumpur dapat menggunakan break tank atau langsung dan underflow pipe.
n. Dapat menggunakan selfpriming pump atau progressive covity pump yang dilengkapi
dengan pengontrol waktu.
o. Lapisan antikorosi diperlukan untuk seluruh permukaan dibawahmeter dari air satu.
p. Peralatan dapat diberi penutup ataupun tidak.

3.2.6 Flotasi
Seperti halnya sedimentasi, flotasi atau pengapungan digunakan untuk memisahkan
padatan dari air. Unit flotasi digunakan jika densitas partikel lebih kecil dibandingkan dengan
densitas air sehingga cenderung mengapung Oleh karena itu, dalam proses ini diperlukan
tambahan gaya keatas dengan memasukan udara kedalam air. Flotasi antara lain digunakan
dalam proses pemisahan lemak dan minyak (oil and grease removal), pemisahan padatan
pada pengolahan awal dan pengolahan lanjutan, pemindahan floc setelah pengolahan kimia
dan pengentalan lumpur (sludge thickening).Flotasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu flotasi
alamiah (natural flotation), air flotation dan dissolved air flotation (DAF)Pada flotasi alamiah
perbedaan densitas cukup besar sehingga tidak diperlukan tambahan energi dari luar. Flotasi
alamiah dapat dijumpai dalam oemisahan lemak dan minyak.
Air flotation merupakan flotasi alamiah yang dibantu dengan memasukan gelembung ke
dalam air. Gelembung udara yang berukuran 2mm-4mm dimasukan dengan menggunakan
blowerJika menghendaki hasil yangg baik, dapat digunakan gelembung udara yang berukuran
0.5 mm-1 mm yang dimasukan dengan menggunakan diffuser.
Pada dissolved air flotation, udara dilarutkan ke dalam air dengan tekana beberapa bar,
kemudian dilepaskan pada tekanan atmosfer sehingga menghasilkan gelembung udara halus
yang berukuran 40 mm 80mm. - Karakteristik dari beberapa DAF ditunjukan pada tabel 4.1.
Pada proses pemasukan udara kedalam air (pressurization), terdapat dua sistem yang perlu
diketahui, pressurization langsung dan pressurization tidak langsung (sebagian). pada
pressurization langsung, seluruh aliran air menuju ke unit flotasi dijenuhkan oleh udara pada
tekanan 3-5 bar.pada pressurization tidak langsung(sebagian)sebagian dari hasil olahan yang
keluar dari DAF dikembalikan lagi setelah terlebih dahulu dilewatkan dalam ASV (Air
Saturated Vessel) pada tekanan 4-6 bar.pada umumnya, recycle ratio itu bervariasi antara
10%-50%.

3.3.2. Presipitasi
Presipitasi adalah pengurangan bahan-bahan terlarut (kebanyakan bahan anorganik)
dengan cara penambahan bahan-bahan kimia terlarut yang menyebabkan terbentuknya
padata0padatan (floc dan lumpur)Dalam pengolahan air limbah,presipitas digunakan untuk
menghilangkan heavy mictal (logam berat), silfat flourida, dan fospat. Senyawa kimia yang
biasa digunakan adalah lime, dikombinasikan dengan kalsium klorida, magnesium klorida,
alumunium klorida dan garam-garam besi.Presipitasi hidroksida logam sangat tergantung
pada pH. Gambaran hubungan antara hidroksida logam dan nilai pH ditunjukan dalam
gambar.

3.3.2.2. Koagulan
Valensi in akan berpengaruh terhadap proses koagulasi. Ion y memiliki muatan berlawanan
dengan koloid akan diendapkan. Koagul dicapai dengan menetralkan muatan elektrik dari
permukaan koloidSemak besar valensi koagulan, efektivitas gaya koagulasi semakin
besarDenga demikian, berbagai besi valensi tiga dan garam alumunium dapat digunak
sebagai koagulan, misalnya: Al(SO), (Alumunium Sulfat), FeCl, (besi fiy klorida)FeSO, (besi
(II) sulfat), dan Al(OH)Cl (polialumunium klorid Namun, koagulan-koagulan tersebut
memiliki kelemahan-kelemahan, yate adanya perubahan karakteristik fisika-kimia (pH dan
konduktivitas) dalam hasil olahan. Selain itu, jika digunakan dalam dosis besar, akan
menghasilk lumpu yang berlebihan.

3.3.2.3 Flokulan
Saat ini, flokulan yang banyak digunakan adalah polyelectrolite Molekul organik ini
memiliki senyawa-senyawa makromolekul yang panjary- Beberapa senyawa memiliki
muatan listrik atau gugus-gugus yang dapa terionisasiBerdasarkan sifatnya, polyelectrolite,
dibedakan menjadi tig jenis, yaitu non-ionik polimer (misalnya polyacrylamide), anionik
polimir (misalnya polyacrylic acid), dan kationik polimer (misalnya polyethylene- imine)
Seluruh flokulan tersebut berperan untuk mempercepat terbentukny floc. Dalam beberapa
kasus, penggunaan PE tanpa disertai dengan penggunaan koagulan dapat bekerja secara
sangat efektif.
Flokulasi harus dilakukan didalam tangki yang dilengkapi dengan sistem pengadukan yang
sangat pelan sehingga tidak menghancurkan f yang sudah terbentukNamun, kecepatan ini
juga harus cukup untuk memungkinkan terbentuknya floc dan mencegah floc mengendap
didasar tangkiPada saat memindahkan air limbah kedalam tangki pengendapanharus dijaga
agar floc tidak pecah.

3.4 Proses Pengolahan Biologi


Unit proses biologi adalah proses-proses pengolahan air limbah ang memanfaatkan
aktivitas kehidupan mikroorganisme untuk memindahkan polut Proses-proses biokimia juga
meliputi aktivitas alami dalam berbagai keadaan Misalnya proses self purification yang
terjadi di sungai-sungaiSebagian besar a limbah, misalnya air limbah domestik, mengandung
zat-zat organik sehingg proses biologi merupakan tahapan yang penting.
Dalam unit proses pengolahan air limbah secara biologi, diharapkan terjadi proses
penguraian secara alami untuk membersihkan air sebelum dibuang Perbedaan mendasar
antara proses alami dan antifisial adalah dalam hal intensitas proses. Dibandingkan dengan
proses alami, proses biologi biasanya berlangsung lebih cepat dan membutuhkan tempat yang
lebih sedikit. Hal ini merupaka keuntungan utama dalam proses biologi. Namun, peningkatan
intensitas menyebabkan proses lebih sensitif sehingga memerlukan proses kontrol yang
intensif dan teliti.
Intensitas teknik proses bervariasi. Proses activated sludge merupakan proses yang sangat
intensif, sedangkan oxidation ponds memiliki intensitas rendahPada kenyataannya, oxidation
ponds dapat dipertimbangkan sebagai bentuk peral antara proses alami dan proses teknik.

3.4.2.3. Instalasi Pengolahan Biologi


Unit proses biologi hanya merupakan bagian dari seluruh s pengolahan. Unit proses ini
dikombinasikan dengan unit proses kimd fisiska lainnya untuk mencapai kualitas air buangan
(effluent) diperlukan. Sebagian besar IPAL memiliki beberapa tahap proses biologi.
Pada umumnya, tahap-tahap proses dalam IPAL skala besar meliput pembersihan bahan
kasar, pasir, bahan-bahan yang mengapungdan b bahan yang dapat mengendap. Masing-
masing unit pengolahan merupak penyaring, grit chamber, dan bak sedimentasi (dan flotasi)
yang beruruta Proses biologi diikuti oleh bak sedimentasi untuk memisah mikroorganisme
yang terkumpul dari cairan. Selanjutnya mikroorganis atau sludge distabilkan di dalam
digester. Akhirnya, air yang terkandung dalam digested sludge dikurangi di dalam bak-bak
pengering sebelum menu pembuangan akhir.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN LIMBAH PADAT ATAU SAMPAH


Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan
sampat atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu
bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah
juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan
benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguana dan dibuang
oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan
jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan
sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.Limbah
berdasarkan nilai ekonominya dirinci menjadi limbah yang mempunya nilai ekonomis
dan limbah nonekonomis.
Limbah ekonomis yaitu limbah dengan proses lanjut akan memberikan nilai tambah.
Misalnyatetes merupakan limbah pabrik gula tetes menjadi bahan baku untuk pabrik
alkoholAmpas tebu dapat dijadikan bahan baku untuk pabrik kertas sebab ampas tebu
melalui proses sulfinasi dapat menghasilkan bubur pulp.Banyak lagi limbah pabrik
tertentu yang dapat diolah untuk menghasilkan produk baru dan menciptakan nilai
tambah.

Limbah nonekonomis adalah limbah yang diolah dalam proses bentuk apapun tidak akan
memberikan nilai tambah, kecuali mempermudah sistem pembuangan Limbah jenis ini yang
sering menjadi persoalan pencemaran dan merusakkan lingkungan Dilihat dari sumber
limbah dapat mempakan hasil sampingan dan juga dapat merupakan semacam "katalisator".
Sesuai dengan sifatnya, limbah digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu limbah cair. limbah
gas/asap dan limbah padat
1.Limbah gas/asap adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai mediaPabrik
mengeluarkan gas, asap. partikeldebu melalui udara, dibantu angin memberikan jangkauan
pencemaran yang cukup luas Gas, asap dan lain-lain berakumulasi/bercampur dengan udara
basah mengakibatkan pertikel tambah berat dan malam hari turun bersama embun.
2. Limbah padat adalah limbah yang sesuai dengan sifat benda padat merupakan sampingan
hasil proses produksiPada beberapa industri tertentu limbah ini sering menjadi masalah baru
sebab untuk proses pembuangannya membutuhkan satu pabrik pula. Limbah penduduk kota
menjadikan kota menghadapi problema kebersihanKadang-kadang bukan hanya sistem
pengolahannya menjadi persoalan tapi bermakna, dibuang setelah diolahMenurut sifat dan
bawaan limbah mempunyai karakteristik baik fisika, kimia maupun biologi.
3. Limbah air memiliki ketiga karakteristik ini, sedangkan limbah gas yang sering dinilai
berdasarkan satu karakteristik saja seperti halnya limbah padat. Berbeda dengan limbah padat
yang menjadi penilaian adalah karakteristik fisikanya, sedangkan karakteristikkimia dan
biologi mendapat penilaian dari sudut akibat. Limbah padat dilihat dari akibat kualitatif
sedangkan limbah air dan limbah gas dilihat dari sudut kualitatif maupun kuantitatifSifat
setiap jenis limbah tergandung dari sumber limbah.

1.2 DEFINISI LIMBAH PADAT


Limbah padat adalah hasi buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang
berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari suatu proses pengolahan.
Limbah padat berasal dari kegiatan indstri dan domestikLimbah domestik pada umumnya
berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran,
peternakan, pertanian serta dari tempat tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu,
kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll.
BAB II
DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PADAT

Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada pengolahan
yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam lingkungan hidup maka dapat
menimbulkan pencemaran seperti:
1. Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH), methan (CHA), CO₂
dan sebagainyaGas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarenakan
adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan
organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anacrob.
2. Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi
reaksi kimia seperti gas H2S, NH, dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang
Batas) akan merugikan manusia, gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing
3. Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan
atau bersama-sama air limbahMaka akan dapat air menjadi keruh dan rasa berubah.
4. Kerusakan permukaan tanah.

Dampak limbah secara umum ditinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap
lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Dampak Terhadap Kesehatan
Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan penyakitPotensi bahaya kesehatan
yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
a. Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan
pengelolaan yang tidak tepat. b. Penyakit kulit misalna kudis dan kurap.

Dampak Terhadap Lingkungan


2. Cairan dari limbah-limbah yang masuk ke sungai akan mecemarkan airnya sehingga
mengandung virus-virus penyakitSelain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan banjir
karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tangga ke sungai, sehingga pintu
air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat mengalir dan air naik menggenang
rumah-rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk

2.1. TPA (TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR)


Limbah padat atau sampah, istilah ini diberikan kepada barang-barang atau bahan-bahan
buangan rumah tangga atau pabrik yang tidak digunakan lagi atau tidak terpakai dalam
bentuk padat. Sampah merupakan campuran dari berbagai bahan baik yang tidak berbahaya
seperti sampah dapur (organik) maupun bahan-bahan berbahaya yang banyak dibuang oleh
pabrik dan rumah tangga yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang maupun yang tidak
dapat didaur ulangDengan meningkatnya populasi penduduk di setiap daerah/kota maka
jumlah sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga makin meningkat. Hal ini menjadi
masalah besar bagi kota-kota besar yang padat penduduknya seperti Jakarta, Surabaya dan
lain-lainnya untuk menangani masalah yang dihasilkan setiap hari.
Sampah merupakan konsekuwensi dari adanya aktivitas manusia. Sejalan dengan
peningkatan penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya
saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan
pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari. Jika dihitung dalam setahun, maka
volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kalı besarSecara umum komposisi dari sampah di
setiap kota bahkan negara hampir sama.

2.2 Akibat Sampah yang Bertumpuk


Sampah perkotaan adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari balan organic dan
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola-agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan, yang timbul di kota.
1. Lingkungan menjadi terlihat kumuh, kotor dan jorok yang menjadi tempat berkembangnya
organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia, merupakan sarang lalat, tikus
dan hewan liar lainnya. Dengan demikian sampah berpotensi sebagai sumber penyebaran
penyakit
2. Sampah yang membusuk menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya bagi
kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga dapat menimbulkan pencemaran sumur, sungai
maupun air tanah.
3. Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat saluran drainase schingga
dapat menimbulkan bahaya banjir.
4. Pengumpulan sampah dalam jumlah besar memerlukan tempat yang luas. tertutup dan jauh
dari pemukiman.

2.3 CARA MENANGGULANGI PENCEMARAN PADA TANAH


Untuk menanggulangi pencemaran tanah akibat penumpukan sampah itu dapat dilakukan
melalui berbagai cara seperti melalui program 3 R yaitu Reduce, Reuse, Recycle.
1. Reduce artinya mengurangi atau mereduksi sampah yang akan terbentuk. Hal in dapat
dilakukan bila ibu-ibu rumah tangga kembali ke pola lama yaitu membawa keranjang belanja
ke pasarDengan demikian jumlah kantong plastik yang dibawa ke rumah akan berkurang
(terreduksi)Selain itu bila setiap orang menggunakan kembali saputangan daripada tissue, di
samping akan mengurangi sampahnya. dengan tidak menggunakan tissue dapat terjadi
penghematan terhadap bahan baku untuk tissue, yang tidak lain adalah kayu dari hutanKalau
setiap orang melakukan hal tersebut beberapa ton sampah yang akan tereduksi per bulan dan
beberapa hasil hutan yang dapat diselamatkan
2. Reuse, adalah program pemakaian kembali sampah yang sudah terbentuk seperti
penggunaan bahan-bahan plastik/kertas bekas untuk benda-benda souvenir, bekas ban untuk
tempat pot atau kursi taman, botolbotol minuman yang telah kosong diisi kembali dan
sebagainya
3. Recycle agak berbeda dengan kedua program sebelumnyaDalam hal ini sampah sebelum
digunakan perlu diolah ulang terlebih dahuluBahan-bahan yang dapat direcycle atau didaur-
ulang seperti kertas atau sampah bekas, pecahan-pecahan gelas atau kaca, besi atau logam
bekas dan sampah organik yang berasal dari dapur atau pasar dapat didaur-ulang menjadi
kompos (pupuk).
BAB III
PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat
menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan.
Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan
limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.
Limbah padat tanpa pengolahan limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang
beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ketempat tertentu sebagai TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) limbah padat dengan pengolahan : limbah padat yang mengandung unsur
kimia beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat tempat
tertentu.
Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sederhana lainnya.
Misalnya dengan cara mendaur ulang. Dijual kepasar loak atau tukang rongsokan yang biasa
lewat didepan rumah-rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula
bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang.
Dapat juga dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-
barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koras bekas, majalah bekas, botol
bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang usang.
Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk
dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara
membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah
lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan
usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai
sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.

3.1. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADAT


Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan,
penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.
1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbeda dan kandungan bahan yang berbeda
juga maka harus dipisahkan terlebih dahulusupaya peralatan pengolahan menjadi awet.
Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya:
Sistem Balistik adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman ukuran berat
volume.
Sistem gravitasi adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya barang yang
ringan terapung dan barang yang berat / tenggelam
Sistem Magnetis adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat magnet
akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non logam.

2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar
pengolahannya menjadi mudah.

3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan/limbah yang mudah membusuk. sampah kota,
buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan
baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya

4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi
dua yaitu:

2. Pembuangan di Laut
a. Pembuangan limbah padat dilaut, tidak boleh dilakukan pada sembarang tempat dan perlu
diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan:
1. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan
2 Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.
3. Laut menjadi dangkal
4. Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan Berbahaya dapat membunuh
biota luat.

b. Pembuangan di Darat atau Tanah Untuk pembuangan didarat perlu dilakukan pemilihan
lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut:
1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin
2. Struktur tanah.
3. Jaraknya jauh dengan pemukiman
4. Pengaruh terhadap sumber lain. perkebunan, perikanan,
peternakan, flora atau faunaPilih lokasi yang benar-benar tidak
ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi system pengelolan sampah perkotaan,antara lain:
1) Kepadatan dan penyebaran penduduk.
2) Karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi.
3) Karakteristik sampah.
4) Budaya sikap dan perilaku masyarakat.
5) Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA).
6) Rencana tata ruang dan pengembangan kota.
7) Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan TPA.
8.Biaya yang tersedia.
9) Peraturan daerah setempat.

Paradigma Penanganan Sampah


Penumpukkan sampah di TPA adalah akibat hampir semua pemerintah daerah di Indonesia
masih menganut paradigma lama penanganan sampah kota, yang menitikberatkan hanya pada
pengangkutan dan pembuangan akhir. TPA dengan system lahan urug saniter yang ramah
lingkungan ternyata tidak ramah dalam aspek pembiayaan, karena pembutuhkan biaya tinggi
untuk investasi, konstruksi, operasi dan pemeliharaan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sudah saatnya pemerintah daerah mengubah pola
pikir yang lebih bernuansa lingkungan. Konsep pengelolaan sampah yang terpadu sudah
saatnya diterapkan, yaitu dengan meminimisasi sampah serta maksimasi daur ulang dan
pengomposan disertai TPA yang ramah lingkungan.

3.2 PENYEBAB LIMBAH


Sangat berbeda dengan segala makhluk lain, manusia adalah makhluk pembuat
sampahManusia membuat sampah melalui alat dan perlengkapan makanan yang dikonsumsi,
pakaian yang digunakannya, tempat tinggal, alat produksi untuk bepergian, manusia membuat
sampah bahan buangan kendaraan bermotor. Sifat rakus, mau enak dan tak terpuaskan
menyebabkan manusia menjadi pembuat sampah dalam hidupnya.Akibat adanya sampah.
Dampak negatif:
Untuk jangka panjang, membuat sampah berakibat jauh lebih besar dibandingkan membuang
sampahPada akhirnya, manusia sendiri yang mendapat akibat dari membuang sampah
tersebut.Akibat tersebut antara lain:
-bau busuk
-banjir
-penyumbatan aliran sungai
-penyumbatan saluran air
-rusaknya pemandangan alam
-dampak social terhadap masyarakat mengatasi sampah.

Cara mengatasi sampahsalahsatunya dengan mengelola sampah


Manfaat mengelola sampah itu antara lain:
Sampah anorganik dapat dijual kepada pemulung/Bandar
Kesehatan petugas kebersihan lebih terjaga karena sampah telah terpilah
Lingkungan rumah tinggal dan TPST lebih bersih dan tertib.

3.3 MANFAAT SAMPAH


Dalam sampah dan kotoran sungai ditemukan bakteri yang dapat menghasilkan vitamin
B12 yang samajenisnya dengan vitamin B12 yang dihasilkan olch hewan. Yang paling aktif
dapat memfermentasikan sampah dan kotoran sungai sehingga dihasilkan vitamin B12 adalah
bakteri-bakteri yang termasuk StreptomycesKadar vitamin B12 dalam sampah dan kotoran
sungai berkisar 4,2 8,2 µg untuk - setiap satu gram berat keringDiperkirakan dari 26.000 ton
sampah dan kotoran sungai akan dihasilkan 465 vitamin B12. Pemberian sampah dan kotoran
sungai sebesar 2% pada temak, ternyata mampu meningkatkan berat badan ternak. Sampah
dan kotoran sungai mengandung senyawa organic 40-85%, mineral 15-70%, nitrogen 1-10%,
fosfat 1-4,5% dan kalium 0,1-4,5%. Sampah rumah tangga, sampah restoran, kertas, kotoran
terak, limbah pertanian dan industri yang bersifat sampah organic semuanya dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

MACAM-MACAM LIMBAH YANG DAPAT DI DAUR ULANG


Berikut adalah beberapa jenis limbah atau material yang dapat dimanfaatkan melalui daur
ulang.
-Kertas Semua jenis kertas dapat didaur ulang, seperti kertas Koran dan kardus.
-Gelas Botol kecap, botol sirup, dan gelas / piring pecah dapat digunakan untuk
membuat botol, gelas, atau piring yang baru.
-Aluminium Kaleng bekas makanan dan minuman dapat dimanfaatkan kembali
sebagai kaleng pengemas
-Baja Baja sisa kontruksi bangunan akan berguna sebagai bahan baku pembuatan baja baru.
-Plastik Limbah plastic dapat dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan pembungkus
(pengepakan) untuk berbagai keperluan. Misalnya, dijadikan tas, botol minyak pelumas, otol
minuman, dan botol sampo.
A. DAUR ULANG LIMBAH ORGANIK (PENGOMPOSAN)
Pengomposan merupakan proses penguraian senyawa-senyawa yang terkandung dalam
sisa-sisa bahan organik (seperti jeramidaun-daunansampah rumah tangga dan sebagainya)
dengan perlakuan khusus (pelapukan secara alami)Hasil pengomposan inilal yang biasa
disebut sebagai pupuk kompos Di lingkungan alam terbukakompos bisa terjadi dengan
sendirinyaLewat proses alamirumput dedaunan, dan kotoran hewan serta sampah lainnya
lama kelamaan membusuk karena kerjasama antara mikroorganisme dan cuaca. Proses
tersebut bisa dipercepat oleh perlakuan manusia, hingga menghasilkan kompos yang
berkualitas baik, dalam jangka waktu tidak terlalu lamaSebab jika sewaktu-waktu kompos
tersebut kita perlukan segera, kita tidak mungkin menunggu kompos dari hasil proses ala
yang membutuhkan jangka waktu agak lama itu

Fungsi Kompas:
1. Soil Conditionerberfungsi untuk memperbaiki struktur tanah, terutama bagi tanah kering
dan ladang
2. Meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air (increase soil water holding capacity)
3. Soil Ameliorator, berfungsi mempertinggi kemampuan pertukaran kation (KPK) baik pada
tanah ladang maupun tanah sawah dan lain-lain

Manfaat Pengkomposan:
Usaha pengkomposan sampah kota memiliki beberapa manfaat yang dapat ditinjau baik
dari segi teknologi, ekonomi, lingkungan, sosial maupun kesehatan. Dari segi teknologi
manfaat pembuatan kompos antara lain:
1. Teknik pembuatan kompos sangat beragam, mulai dari proses yang mudah dengan
menggunakan peralatan yang sederhana sampai dengan proses yang canggih dengan
peralatan modern
2. Secara teknis, pembuatan kompos dapat dilakukan secara manual sehingga modal yang
dibutuhkan relatif murah atau secara masinal (padat modal) untuk mengejar skala produksi
yang tinggi bahan organik ke dalam siklus biologis. Kebutuhan energi dan bahan makanan
yangdiambil tumbuhan dari dalam tanah dikembalikan lagi ke dalam tanah.
3. Mengurangi pencemaran lingkungan, karena sampah yang dibakar, yang dibuang ke sungai
ataupun yang dikumpulkan di TPA akan berkurang. Ini berarti mengurangi pencemaran udara
maupun air tanah.
BAB IV
CONTOH-CONTOH PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

4.1.Pengolahan Limbah Padat Industri Percetakan


Industri percetakan juga banyak menghasilkan limbah padatLimbah padat yang dihasilkan
antara lain kertas, kain lap yang sudah terkontaminasi (tinta, pelarutpelumas dan lain-
lain)Limbah kertas pada umumnya dapat dimanfaatkan kembali atau didaur ulang sebagai
bahan baku produksi kertas tisu atau untuk kertas kerajinan
Limbah padat kain yang telah terkontaminasi dapat menimbulkan pencemaran terhadap
lingkungan, sebab bahan kontaminan yang ada pada umumnya masuk dalam kategori bahan
berbahaya. Untuk menghindari terjadinya pencemaran akibat limbah padat ini, maka kain lap
bekas dari industri percetakan harus dikelola dengan baik. Pengelolaan dapat dilakukan
bersama-sama dengan kegiatan yang menghasilkan limbah yang sejenis. Limbah padat ini
ditempatkan pada suatu wadah dan dihindarı terjadinya kontak dengan udara terbuka maupun
air hujan.
Jika terjadi kontak dengan udara secara langsung, maka kontaminan bahan pelarut pada
kain lap bekas dapat menguap ke udara bebas dan menimbulkan pencemaran udaraJika
terjadi kontak dengan air hujan, maka bahan kontaminan yang menempel pada kain lap dapat
larut dan terbawa oleh aliran air sehingga akan mencemari lingkungan sekitarny
Pewadahan harus tertutup dan dalam selang waktu tertentu diangkut untuk dibakar dengan
insenerator. Limbah jenis ini, biasanya dihasilkan dalam jumlah yang relatif kecil, sehingga
jika setiap industri percetakan akan melakukan pembakaran dengan insenerator sendiri akan
memerlukan biaya investasi maupun operasional yang lebih mahalUntuk mengatasi hal ini,
maka pembakaran dapat dilakukan bersama dengan para penghasil limbah yang sejenis dan
yang telah memiliki fasilitas insenerasi, seperti rumah sakit.

4.2 Pengolahan limbah rumah sakit


Limbah yang dihasilkan rumah sakit dapat membahayakan kesehatan masyarakat, yaitu
limbah berupa virus dan kuman yang berasal dan Laboratorium Virologi dan Mikrobiologi
yang sampai saat ini belum ada alat penangkalnya sehingga sulit untuk dideteksiLimbah cair
dan limbah padat yang berasal dan rumah sakit dapat berfungsi sebagai media penyebaran
gangguan atau penyakit bagi para petugas, penderita maupun masyarakatGangguan tersebut
dapat berupa pencemaran udara, pencemaran air, tanah, pencemaran makanan dan minunian.
Pencemaran tersebut merupakan agen agen kesehatan lingkungan yang dapat mempunyai
dampak besar terhadap manusia.
Setelah dimanfaatkan dengan kompaktor, limbah bukan klinik dapat dibuang ditempat
penimbunan sampah (land-fill site), limbah klinik harus dibakar (insincrasi). jika tidak
mungkin harus ditimbun dengan kapur dan ditanam limbah dapur sebaiknya dibuang pada
hari yang sama sehingga tidak sampai membusuk.
Kemudian mengenai limbah gas, upaya pengelolaannya lebih sederhana dibanding dengan
limbah cair, pengelolaan limbah gas tidak dapat terlepas dari upaya penyehatan ruangan dan
bangunan khususnya dalam memelihara kualitas udara ruangan(indoor).

Rumah sakit yang besar mungkin mampu membeli insinerator sendiriinsinerator berukuran
kecil atau menengah dapat membakar pada suhu 1300 - 15000 C atau lebih tinggi dan
mungkin dapat mendaur ulang sampai 60% panas yang dihasilkan untuk kebutuhan energi
rumah sakit suatu rumah sakit dapat pula memperoleh penghasilan tambahan dengan
melayani insinerasi limbah rumah sakityang berasal dari rumah sakitlainInsinerator modern
yang baik tentu saja memiliki beberapa keuntungan antara lain kemampuannya menampung
limbah klinik maupun bukan klinik, termasuk benda tajam dan produk farmasi yang tidak
terpakai. Jika fasilitas insincrasi tidak tersedia, limbah klinik dapat ditimbun dengan kapur
dan ditanam. Langkah-langkah pengapuran (liming) tersebut meliputi yang berikut:
-Menggali lubang, dengan kedalaman sekitar 2,5 meter.
-Tebarkan limbah klinik didasar lubang sampai setinggi 75 cm.
-tambahan lapisan kapur.
-Lapisan limbah yang ditimbun lapisan kapur masih bisa ditambahkan sampai ketinggian 0,5
meter dibawah permukaan tanah.
-Akhirnya lubang tersebut harus ditutup dengan tanah.
MODUL C
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH GAS

Teknologi Pengolahan Limbah Gas


Industri selalu dikaitkan sebagai sumber pencemar karena aktivitas industri merupakan
kegiatan yang sangat tampak dalam pembebasan berbagai senyawa kimia ke lingkungan
sering kita melihat asap tebal membubung keluar dari cerobong pabrik. asap tebal tersebut
merupakan limbah gas yang dikeluarkan pabrik ke lingkungan. Bagaimanakah teknologi
pengolahan limbah gas tersebut sebelum akhirnya dibuang ke lingkungan bebas?
Sebagian jenis gas dapat dipandang sebagai pencemar udara terutama apabila konsentrasi
gas tersebut melebihi tingkat konsentrasi normal dan dapat berasal dari sumber alami (seperti
gunung api) serta juga gas yang berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic
sources)Senyawa pencemar udara itu sendiri digolongkan menjadi
(a) senyawa pencemar primer, dan
(b) senyawa pencemar sekunder. Senyawa pencemar primera dalah senyawa pencemar yang
langsung dibebaskan dari sumber sedangkan senyawa pencemarsekunder ialah senyawa
pencemar yang baru terbentuk akibat antar-aksi dua atau lebihsenyawa primer selama berada
di atmosfer. Dari sekian banyak senyawa pencemar yang ada, lima senyawa yang paling
sering dikaitkan dengan pencemaran udara ialah:
karbonmonoksida (CO)oksida nitrogen (NOx), oksida sulfur (SOX), hidrokarbon (HC),
dan partikulat (debu).Definisi dari pencemaran udara itu sendiri ialah peristiwa pemasukan
dan/atau penambahan senyawa, bahan, atau energi ke dalam lingkungan udara akibar
kegiatan alam dan manusia sehingga temperatur dan karakteristik udara tidak sesuai lagi
untuk tujuan pemanfaatan yang paling baik. Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa nilai
lingkungan udara tersebut telah menurun.

Pengendalian Pencemaran
Pengendalian pencemaran akan membawa dampak positif bagi lingkungan karena hal
tersebut akan menyebabkan kesehatan masyarakat yang lebih baik, kenyamanan hidup
lingkungan sekitar yang lebih tinggi, resiko yang lebih rendah, kerusakan materi yang rendah,
dan yang paling penting ialah kerusakan lingkungan yang rendahFaktor utama yang harus
diperhatikan dalam pengendalian pencemaran ialah karakteristik dari pencemar dan hal
tersebut bergantung pada jenis dan konsentrasi senyawa yang dibebaskan ke lingkungan,
kondisi geografik sumber pencemar, dan kondisi meteorologis lingkungan.
Pengendalian pencemaran udara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengendalian pada
sumber pencemar dan pengenceran limbah gas. Pengendalian pada sumber pencemar
merupakan metode yang lebih efektif karena hal tersebut dapat mengurangi keseluruhan
limbah gas yang akan diproses dan yang pada akhirnya dibuang ke lingkungan. Di dalam
sebuah pabrik kimia, pengendalian pencemaran udara terdiri dari dua bagian yaitu
penanggulangan emisi debu dan penanggulangan emisi senyawa pencemar.

Pemilihan Teknologi
Teknologi pengendalian harus dikaji secara seksama agar penggunaan alat tidak berlebihan
dan kinerja yang diajukan oleh pembuat alat dapat dicapai dan memenuhi persyaratan
perlindungan lingkunganFaktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan teknologi
pengendalian dan rancangan sistemnya ialah
1. watak gas buang atau efluen.
2. tingkat pengurangan limbah yang dibutuhkan.
3.teknologi komponen alat pengendalian pencemaran .
4.kemungkinan perolehan senyawa pencemar yang bernilai ekonomi.

Industri-industri di Indonesia terutama industri milik negara telah menerapakan sistem


pengendalian pencemaran udara dan sistem ini terutama dikaitkan dengan proses produksi
serta penanggulangan pencemaran debu.

Udara adalah media pencemar untuk limbah gasLimbah gas atau asap yang diproduksi
pabrik keluar bersamaan dengan udaraSecara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti
O2, N2NO2,CO2H2 dan Jain-lainPenambahan gas ke dalam udara melamp aui kandungan
alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara.
Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan
gasPartikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang seperti
uap air, debu, asap,kabut dan fume-Sedangkan pencemaran berbentuk gas
tanya aapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat
langsungGas-gas ini antara lain SO2,NOx, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-lain.
Jenis industri yang menjadi sumber pencemaran melalui udara di antaranya:
-industri besi dan baja
-industri semen
-industri kendaraan bermotor
-industri aluminium
-industri pembangkit tenaga listrik -industri kertas
-industri kilang minyak -industri pertamban
Jenis industri semacam ini akumulasinya di udara dipengaruhi arah angin, tetapi karena
sumbernya bersifat stationer maka lingkungan sekitar menerima resiko yang sangat tinggi
dampak pencemaran.
Berdasarkan ini maka konsentrasi bahan pencemar dalam udara perlu ditetapkan sehingga
tidak menimbulkan gangguan terhadap manusia dan makhluk lain sekitarnya. Jenis industri
yang menghasilkan partikel dan gas Pada umumnya limbah gas dari pabrik bersumber dari
penggunaan bahan baku,proses, dan hasil serta sisa pembakaran. Pada saat pengolahan
pendahuluan, limbah gas maupun partikel timbul karena perlakuan bahan-bahan sebelum
diproses lanjut.Limbah yang terjadi disebabkan berbagai hal antara lain; karena reaksi kimia,
kebocoran gas, hancuran bahanbahan dan lain-lain.
Pada waktu proses pengolahan, gas juga timbul sebagai akibat reaksi kimia maupun
fisikaAdakalnya limbah yang terjadi sulit dihindari sehingga harus dilepaskan ke
udaraNamun dengan adanya kemajuan teknologi, setiap gas yang timbul pada rangkaian
proses telah dapat diupayakan pengendaliannya.
Sebagian besar gas maupun partikel terjadi pada ruang pembakaran, sebagai sisa yang tidak
dapat dihindarkan dan karenanya harus dilepaskan melalui cerobong asap. Banyak jenis gas
dan partikel gas lepas dari pabrik melalui cerobong asap ataupun penangkap debu harus
ditekan sekecil mungkin dalam upaya mencegah kerusakan lingkungan.
MODUL D
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH B3
(BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN)

BAB 1
PENDAHULUAN

Proses pengambilan maupun pembuangan ini bila tidak terkendali. menimbulkan dampak
terhadap lingkungan yang dapat merugikan bagi kehidupan manusia itu sendiriantara lain
gangguan kesehatangangguan kenyamanangangguan ekonomi dan sosial. Dalam hal tersebut
diatas yang perlu kita cermati adalah bahwa alam mempunyai daya dukung dan daya
tampung yang terbatas Bila pengelolaannya tidak seimbang maka kelestarian lingkungan juga
akan terganggu Perilaku manusia yang tidak sehat, akan memperburuk kondisi lingkungan
dengan timbulnya "man made breeding places" bagi kuman dan vektor penyakit maupun
sumber pencemar yang dapat memajani manusia

Selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bertambahnya jumlah


penduduk dengan mobilitas yang cepat, sangat berpengaruh terhadap kebutuhan manusia
yang tidak hanya kebutuhan dasar sajaDari kebutuhan dasar yang berupa makanan dan
sandang sampai pada kebutuhan materi sebagai hasil proses industri, memunculkan
kecenderungan semakin meningkatnya tempat /kegiatan yang juga menghasilkan limbah
berupa bahan berbahaya dan beracun bagi kehidupan manusia maupun makhluk hidup
lainnya. Kondisi tersebut, bila tidak terkendali akan menimbulkan masalah kesehatan yang
semakin berat dan luas dengan semakin tingginya angka kesakitan, baik karena penyakit
infeksi maupun non infeksi sebagai akibat dari pencemaran lingkungan oleh bahan-bahan
yang tidak diinginkan. Akhir-akhir ini makin banyak limbah-limbah dari pabrik,rumah
tangga.perusahaan, kantor-kantor, sekolah dan sebagainya yang beripa cair,padat bahkan
berupa zat gas dan semuanya itu berbahaya bagi kehidupan kita.tetapi ada limbah yang lebih
berbahaya lagi yang disebut dengan limbah B3(bahan berbahaya dan beracun).
BAB II
PENGERTIAN LIMBAH B3

Definisi lambah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap balan s (limbah) suatu
kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (133) karena sifat
(toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusakmencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat
diklasifikasikan menjadi:
* Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal
dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap.
* Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi.
* Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengn lumpur
aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut.
* Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested
aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak
mengandung padatan organik.Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa parameter
yaitu total solids residue (TSH)kandungan fixed residue (FR), kandungan volatile solids
(VR), kadar air (sludge moisture content), volume padatan, serta karakter atau sifat B3
(toksisitas, sifat korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, serta sifat kimia
dan kandungan senyawa kimia).

2.1.1 Pengangkutan Limbah


Pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan limbah radioaktif dari lokasi pihak penghasil
limbah menuju ke lokasi pengelolaan limbah PTLR. Kegiatan pengangkutan harus memenuhi
syarat-syarat keamanan dan keselamatan sesuai peraturan perundangan yang
berlakuTerutama bila lokasi penghasil limbah diluar kawasan PTLR diperlukan ijin
Pengangkutan Limbah dari Badan Pengawas Tenaga. Nuklir (Bapeten).
Sarana dan prasarana yang dipakai pada kegiatan pengangkutan Limbah antara lain:
•Alat angkut: truck, fork lift, crane, hand crane dan sebagainya.Transfer Cask/Kanister Pallet.
•Alat monitoring
•Tanda bahaya radiasi dan tanda bahaya lainnya
•Sarana keselamatan kerja
•Dan sarana lain yang diperlukan.
2.1.2 Praolah (pretreatment)
Praolah adalah kegiatan yang dilakukan sebelum pengolahan agar limbah memenuhi syarat
untuk dikelola pada kegiatan pengelolaan berikutnya.Kegiatan ini antara lain meliputi :
* Pengelompokan sesuai dengan jenis dan sifatnya.
* Preparasi dan analisis terhadap sifat kimia, fisika dan kimia fisika serta kandungan
radiokimia.
•Menyiapkan wadah drum, plastik, lembar identifikasi dan sarana lain yang diperlukan.
•Pewadahan dalam drum 60, 100, 200 liter atau tempat yang sesuai.
•Pengepakan untuk memudahkan pengangkutan dan pengolahan.
•Pengukuran dosis paparan radiasi Pemberian label identifikasi dan pengisian lembar
formulir isian.
•Pengeluaran dari hotcell.
•Penempatan dalam kanister sehingga memenuhi keselamatan
pengangkutan.

Sarana dan prasarana yang dipakai dalam kegiatan Praolahantara lain:


•Drum 60 liter/100 liter.
•Plastik pelapis bagian dalam drum.
•Lembar identifikasi dan lembar isian.
•Alat monitor radiasi.
•Alat pengepakan.
•Kanister.
•Sarana keselamatan kerja.

2.2.3 Pengolahan (treatment)


Pengolahan limbah radioaktif di PTLR menggunakan fasilitas Utama Kompaktor,
Evaporator, Insenerator dan Unit Immobilisasi (lhat gambar dbawah).Limbah cair organik
dan limbah padat terbakar direduksi volumenya dengan cara insenerasi. PTLR mempunyai
satu unit insenerator dengan kapasitas pembakaran limbah padat 50 kg/jam atau 20 liter
limbah organik cair / jam beserta peralatan sementasi abu dalam drum 100L.
Limbah cair diolah dengan cara evaporasi untuk mereduksi volume limbah. PTLR
memiliki satu unit evaporator dengan kapasitas olah 0,75 m3/jam dengan ratio pemekatan
50:1. Konsentrat hasil evaporasi dikungkung dalam shell beton 950L.
BAB III
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH B3
Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling
populer di antaranya ialah chemical conditioning, solidification Stabilization, dan
incineration.

3.1.Chemical Conditioning
Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning, Tujuan utama
dari chemical conditioning ialah:
。 menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur.
•mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur.
•mendestruksi organisme pathogen.
•memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang masih memiliki nilai
ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion.
。 mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat
diterima lingkungan.

Chemical conditioning terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:


•Concentration thickening.
Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara
meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya digunakan pada tahapan ini ialah
gravity thickener dan solid bowl centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan
awal sebelum limbah dikurangi kadar aimya pada tahapan de-watering selanjutnyaWalaupun
tidak sepopuler gravity thickener dan centrifuge, beberapa unit pengolahan limbah
menggunakan proses flotation pada tahapan awal ini.

•Treatment, stabilization, and conditioning


Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan menghancurkan
patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses pengkondisian secara kimia, fisika,
dan biologi. Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya proses pembentukan
ikatan bahan- bahan kimia dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisika berlangsung
dengan jalan memisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan
destruksi. Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses destruksi dengan
bantuan enzim dan reaksi oksidasi. Proses-proses yang terlibat pada tahapan ini ialah
lagooning, anaerobic digestion, aerobic digestion, heat treatment. polyelectrolite flocculation,
chemical conditioning, dan elutriation.
•De-watering and drying
De-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan
sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini umumnya ialah
pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalah drying bed, filter press, centrifuge,
vacuum filter, dan belt press.

。 Disposal
Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi sebelum
limbah B3 dibuang ialah pyrolysis, wet air oxidation, dan composting Tempat pembuangan
akhir limbah B3 umumnya ialah sanitary landfill, crop land, atau injection well.

BAB IV
TOKSIKOLOGI DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

4.1 Toksikologi Lingkungan


Karena limbah industri pada umumnya bersifat sebagai bahan berbahaya dan beracun
(B3), maka substansi atau zat beracun di lingkungan yang sangat menjadi perhatian ialah
yang bersumber pada kegiatan manusia yang dibuang ke lingkungan sebagai limbah. Karena
kajian toksikologi adalah bahan beracun, maka obyek toksikologi lingkungan ialah limbah
kimia yang beracun, umumnya termasuk kelompok limbah bahan berbahaya dan beracun
(hazardous waste and toxic chemical) Sedangkan yang dimaksud dengan toxicologi
lingkungan adalah pengetahuan yang mempelajari efek substansi toksik (beracun) yang
terdapat di lingkungan alam maupun lingkungan binaan; mempelajari dampak atau resiko
keberadaan substansi tersebut terhadap makhluk hidup.
Didalam Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun, yang dimaksud dengan B3 dapat diartikan "Semua bahan/
senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan
manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut".
Limbah B3 diidentifikasi sebagai bahan kimia dengan satu atau lebih karakteristik:
•mudah meledak
•mudah terbakar
•bersifat reaktif .
•beracun
• penyebab infeksi
•bersifat korosif.
Toksikologi lingkungan menjadi sangat penting, karena kenyataanya adalah baliwa yang
paling merasakan dampak suatu kegiatan adalah manusia, bagian dari makhluk hidup. Kata
racun (toksin, toksikan) memang berhubungan dengan sistem kehidupan; sistem biologi.
Toksisitas suatu bahan kimia ditentukan dengan LD 50 atau LC 50, yaitu dosis atau
konsentrasi suatu bahan uji yang menimbulkan kematian 50 % hewan uji. Pada manusia,
sasaran toksikan pertama-tama adalah saluran pencernaan. Toksikan yang masuk melalui
makanan pertama kali di dalam mulut akan diabsorbsi atau mengkontaminasi kelenjar ludah
(saliva) yang kemudian dapat meracuni alat-alat pencernaan, dan selanjutnya menyebar
keorgan vital lainnya.
Limbah B3 dari kegiatan industri yang terbuang ke lingkungan akhirnya akan berdampak
pada kesehatan manusia Dampak itu dapat langsung dari sumber ke manusia, misalnya
meminum air yang terkontaminasi atau melalui rantai makanan, seperti memakan ikan yang
telah menggandakan (biological magnification) pencemar karena memakan mangsa yang
tercemar.
4.2. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan sering diungkapkan dengan pembicaraan atau pemberitaan
melalui media massa. Ungkapan tersebut bermacam ragam popularisasinya dikalangan
pendengar atau pembaca, antara lain pernyataan yang menyebutkan : Pencemaran udara oleh
gas buang kendaraan bermotor amat terasa dikota-kota besar yang padat lalulintasnya;
pencemaran sungai oleh limbah cair industri sangat mengganggu kehidupan di perairan;
limbah pulp (bubur kayu) pabrik kayu mengandung BOD dan COD yang tinggi.; sampah
bahan berbahaya beracun mencemari air, dsb.
Didalam bahasa sehari-hari, pencemaran lingkungan dipahami sebagai sesuatu kejadian
lingkungan yang tidak diingini, menimbulkan gangguan atau kerusakan lingkungan bahkan
dapat menimbulkan gangguan kesehatan sampai kematian. Hal- hal yang tidak diinginkan
yang dapat disebut pencemaran, misalnya udara berbau tidak sedap, air berwarna keruh,
tanah ditimbuni sampah. Hal tersebut dapat berkembang dari sekedar tidak diingini menjadi
gangguan. Udara yang tercemar baik oleh debu, gas maupun unsur kimia lainnya dapat
menyakitkan saluran pernafasan, mata menjadi pedas atau merah dan berair. Bila zat
pencemar tersebut mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), kemungkinan dapat
berakibat fatal.

4.3 Dampak pada Kesehatan

A.Air Raksa /Hargentum/ Hg/ Mercury


Elemen Hg berwarna kelabu-perak, sebagai cairan pada suhu kamar dan mudah menguap
bila dipanaskan. Hg2+ (Senyawa Anorganik) dapat mengikat carbon, membentuk senyawa
organomercuryMethyl Mercury (MeHg) merupakan bentuk penting yang memberikan
pemajanan pada manusia.
Industri yang memberikan efluents Hg adalah:
•Yang memproses chlorin
•Produksi Coustic soda
•Tambang dan prosesing biji Hg
•Metalurgi dan elektroplating
•Pabrik Kimia
•Pabrik Tinta
• Pabrik Kertas
• Penyamakan Kulit .
•Pabrik Tekstil
. Perusahaan Farmasi.
Sebagian senyawa mercury yang dilepas ke lingkungan akan mengalami proses
methylation menjadi methylmercury (MeHg) oleh microorganisme dalam air dan tanah.
MeHg dengan cepat akan diakumulasikan dalam ikan atau tumbuhan dalam air permukaan.
Kadar mercury dalam ikan dapat mencapai 100.000 kali dari kadar air disekitarnya.
Kelompok Resiko Tinggi Terpajan Hg.

4. Cupper (Cu)
Tembaga merupakan logam berwarna kemerah-merahan dipakai sebagai logam murni atau
logam campuran (suasa) dalam pabrik kawat, pelapis logam, pipa dan lain-lain. Penyebaran
Pada manusia melalui pernafasan, oral dan kulit yang berasal dari berbagai bahan yang
mengandung tembaga. Tembaga juga terdapat pada tempat pembuangan limbah bahan
berbahaya. Senyawa tembaga yang larut dalam air akan lebih mengancam kesehatan. Cu
yang masuk ke dalam tubuh, dengan cepat masuk ke peredaran darah dan didistribusi ke
seluruh tubuh. Dampak terhadap Kesehatan
Cu dalam jumlah kecil (1 mg/hr) penting dalam diet agar manusia tetap sehat. Namun suatu
intake tunggal atau intake perhari yang sangat tinggi dapat membahayakan. Bila minum air
dengan kadar Cu lebih tinggi dari normal akan mengakibatkan muntah, diare, kram perut dan
mual. Bila intake sangat tinggi dapat mengakibatkan kerusakan liver dan ginjal, bahkan
sampai kematian.

5. Timah Hitam (Pb)


Sumber emisi antara lain dari : Pabrik plastik, percetakan, peleburan timah, pabrik karet,
pabrik baterai, kendaraan bermotor, pabrik cat, tambang timah dsb.
Penyebaran melalui Oral dan Inhalasi Dampak pada Kesehatan
Sekali masuk ke dalam tubuh timah didistribusikan terutama ke 3 (tiga) komponen yaitu
- Darah
Jaringan lunak (ginjal, sumsum tulang, liver, otak) - Jaringan dengan mineral (tulang + gigi)
Tubuh menimbun timah selama seumur hidup dan secara normal mengeluarkan dengan cara
yang lambat. Efek yang ditimbulkan adalah gangguan pada saraf perifer dan sentral, sel
darah, gangguan metabolisme Vit.D dan Calsium sebagai unsur pembentuk tulang, gangguan
ginjal secara kronis, dapat menembus placenta sehingga mempengaruhi pertumbuhan janin.

6. Nickel (Ni)
Nikel berupa logam berwama perak dalam bentuk berbagai mineral.diproduksi dari biji
Nickel, peleburan daur ulang besi, terutama digunakan dalam berbagai macam baja dan suasa
serta elektroplating. Salah satu sumber terbesar Ni terbesar di atmosphere berasal dari hasil
pembakaran BBM. pertambanganpenyulingan minyak, incenerator Sumber Ni di air berasal
dari lumpur limbah. limbah cair dari "Sewage
Treatment Plant", air tanah dekat lokasi landfill

Penyebaran
Melalui inhalasioral dan kontak kulit.
Dampak terhadap Kesehatan dan senyawanya merupakan bahan karsinogenik. Inhalasi debu
yang mengandung Ni- Sulfide mengakibatkan kematian karena kanker pada paru-paru dan
rongga hidung, dan mungkin juga dapat terjadi kanker pita Suara.

7. Pestisida
Pestisida mengandung konotasi zat kimia dan atau bahan lain termasuk jasad renik yang
mengandung racun dan berpengaruh menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap
kesehatan manusia, kelestarian lingkungan dan keselamatan tenaga kerja. Pestisida banyak
digunakan pada sektor pertanian dan perdagangan/ komoditi.
Penyebaran
Melalui Oral, Inhalasi, Kulit
Dampak pada Kesehatan
Pestisida golongan Organophosphat dan Carbamat dapat mengakibatkan keracunan Sistemik
dan menghambat enzym Cholinesterase (Enzim yang mengontrol transmisi impulse saraf)
sehingga mempengaruhi kerja susunan saraf pusat yang berakibat terganggunya fungsi organ
penting lainnya dalam tubuh. Keracunan pestisida golongan. Organochlorine dapat merusak
saluran pencernaan, jaringan, dan organ penting lainnya.

8. Arsene
Arsene berwama abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air ditemukan
dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain. Senyawa Arsen dengan oksigen,
clorin atau belerang sebagai Arsen inorganik, sedangkan senyawa dengan Carbon dan
Hydrogen sebagai Arsen Organik.
Arsen inorganik lebih beracun dari pada arsen organik. Suatu tempat pembuangan limbah
kimia mengandung banyak arsen, meskipun bentuk bahan tak diketahui (Organik/ Inorganik)
Industri peleburan tembaga atau metal lain biasanya melepas arsen inorganik ke udara. Arsen
dalam kadar rendah biasa ditemukan pada kebanyakan fosil minyak, maka pembakaran zat
tersebut menghasilkan kadar arsen inorganik ke udara. Penggunaan arsen terbesar adalah
untuk pestisida
Penyebaran Arsen

Ke dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari makanan/minuman. Arsen yang tertelan
secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah
Dampak terhadap Kesehatan
Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lamayang dapat mengakibatkan
kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila melalui mulut, pada
umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan, nyeri, mual, muntah dan
diareSelain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan
fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan ginjal,

9. Nitrogen Oxide (NOx)


NOx merupakan bahan polutan penting dilingkungan yang berasal dari hasil pembakaran dari
berbagai bahan yang mengandung Nitrogen Pemajanan manusia pada umumnya melalui
inhalasi atau pernafasan. Dampak terhadap kesehatan berupa keracunan akut sehingga tubuh
menjadi lemah, sesak nafas, batuk yang dapat menyebabkan edema pada paru-paru.

10. Sulfur Oxide (SOX)


Sumber SO2 bersal dari pembakaran BBM dan batu bara, penyulingan
minyak, industri kimia dan metalurgi.
Dampak pada Kesehatan berupa keracunan akut:
•Penyebaran lewat ingesti efeknya berat. rasa terbakar di mulutpharynx,abdomen yang
disusul dengan muntahdiare, tinja merah gelap (melena). Tekanan darah turun drastis.
•Penyebaran lewat inhalasi, menyebabkan iritasi saluran pernafasan, batuk, rasa tercekik,
kemudian dapat terjadi edema paru, rasa sempit didada, tekanan darah rendah dan nadi cepat.
• Penyebaran lewat kulit terasa sangat nyeri dan kulit terbakar.

11. Karbonmonoksida (CO)


Karbonmonoksida adalah gas yang tidak berbau dan tidak berwarna, berasal
dari hasil proses pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung
rantai karbon (C). Penyebaran Pada manusia lewat inhalasi.

Dampak pada kesehatan :


• Keracunan akut
Terjadi setelah terpajan karbonmonoksida berkadar tinggiCO yang masuk kedalam tubuh
dengan cepat mengikat haemoglobine dalam darah membentuk karboksihaemoglobine
(COHb), sehingga haemoglobine tidak mempunyai kemampuan untuk mengikat oksigen
yang sangat diperlukan untuk proses kehidupan dari pada jaringan dalam tubuh. Hal ini
disebabkan karena CO mempunyai daya ikat terhadap haemoglobine 200 sampai 300 kali
lebih besar dari pada oksigen, yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi otak atau hypoxia,
susunan saraf, dan jantung, karena organ tersebut kekurangan oksigen dan selanjutnya dapat
mengakibatkan kematian.
• Keracunan kronis
Terjadi karena terpajan berulang-ulang oleh CO yang berkadar rendah atau sedang.
Keracunan kronis menimbulkan kelainan pada pembuluh darah, gangguan fungsi ginjal,
jantung, dan darah.

Anda mungkin juga menyukai