KELOMPOK 1
DISUSUN OLEH :
AISYAH GHEANINA
LISA
MUHAMMAD ALFARIZI AGUSTIAN
MUHAMMAD FIQIH MAULANA
SELGI WULANDARI
MODUL A
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
2.Aerasi
Yang dimaksud dengan areasi yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar
kandungan zat besi mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada
dalam udara membentuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat
diendapkan.Disamping itu proses areasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun
yang tak diinginkan misalnya gas H2S, MethanCarbon Dioksida dan gas-gas racun lainnya.
Reaksi oksidasi Besi dan Mangan oleh udara dapat ditulis sebagai berikut:
4 Fe²+O₂+ 10 H₂O====> 4 Fe(OH)3+8 H*
tak larut
B. Karakteristik kimiawi
1.pH.tingat asiditas atau alkalanitas suatu sample diukur berdasarkan kala pH yang
dalam hal ini menunjukkan konsentrasi hidrogen dalam artan tersebut.
Air dapat terionisasi dengan intensitas yang sangat lemah.
Oleh karena kurang lebih hanya 10 molar konsentrasi [H] dan [OH] yang berada
dalam kesetimbangan, maka konsentrasi [H0] diambil sebagai satu satuan reaksi
kesetimbangan, sehingga,
Mengingat reaksi kesetimbangan diatas berlaku untuk semua larutan ever, maka sifat-
sifat basa atau asam suatu larutan dapat dinyatakan dengan menggunakan satu
parameter yaitu konsentrasi ion hidrogen. Dan ini akan tampak praktis dan mudah jika
dituliskan dalam bentuk fungsi pH sebagai berikut,
pH=-kg log
(2.4)
Skala pH ini akan menghasilkan nilai rentang 0 dan 14 dengan nilai 7 sebagai pH netral,
dibawah 7 larutan disebut asam sedangkan diatas 7 larutan disebut basa.Banyak sekali reaksi
kimia yang dikendalikan oleh nilai pH dan demikian pula aktivitas biologi yang biasanya
dibatasi oleh rentang yang sangat sempit (pH antara 6-8). Air yang terlalu asam atau terlalu
basa tidak dikehendaki oleh karena akan bersifat korosif atau kemungkinan akan sulit diolah.
3. Alkalinitas
Disebabkan oleh hadimya bikarbonat HCO,, karbonat CO2, atau hidroksida OH maka air
dikatakan mempunyai alkalinitas. Pada umumnya, alkalinitas air disebabkan oleh bikarbonat
yang berasal dari larutnya batu kapur dalam air tanah sebagaimana ditunjukkan dalam reaksi
dibawah ini.
4.Asiditas
Air alam dan air limbah rumah tangga umumnya mempunyai buffer dalam bentuk sistem
CO2-HCO3Asam karbonat H2O tidak bisa dinctralkan secara sempurna sampai pada pH 8.2
dan tidak akan menahan perubahan pH dibawah 4.5, sedangkan asiditas dari mineral (hamper
semuanya akibat dari limbah industri) terjadi dibawah ph 4.5. Sebagaimana alkalinitas,
asiditas juga dinyatakan dalam satuanmg/l CaCO3.
5. Kesadahan
Ini adalah sifat air yang dapat mencegah pembentukan busa dalam pemakaian sabun dan
dapat menimbulkan kerak dalam peralatan- peralatan yang berhubungan dengan pemakain air
panasKesadahan terutama disebabkan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+ walaupun Fe* dan Cr
juga menimbulkan kesadahan. Hadirnya kesadahan biasanya dikaitkan dengan HCO,, SO, CI,
dan NO,. Kesadahan tidak membahayakan kesehatan. namun sangat merugikan yaitu dapat
mengakibatkan pemborosan dalam pemakaian sabun dan pemakaian bahan bakar pemanas air
serta kerusakan peralatan-peralatan yang menggunakan air panas misalnya sistewm lumbing
untuk air panas. Kesadahan dinyatakan dengan satuan mg/l CaCO, dan dibagi dalam dua
macam yaitu:
a. Kesadahan Karbonat, yaitu kesadahan yang berasal dari senyawa- senyawa metal dengan
HCO,.
b. Kesadahan Non Karbonat, yaitu yang berasal dari senyawa-senyawa metal dengan SO2,
CL, dan NO,.
Total kesadahan dikurangi alkalinitas kesadahan nonkarbonat.
Bila mana garam-garam dari Na dan K dengan konsentrasi yang tinggi terdapat dalam air,
maka kesadahan non karbonat kemungkinannya negatif karena garam-garam tersebut dapat
membentuk alkalinitas tanpa mengakibatkan kesadahan, ingat bahwa kesadahan non-
karbonat total kesadahan-alkalinitas6. Oksigen TerlarutOksigen adalah elemen yang paling
penting dalam pengendalian kualitas air. Hadirnya oksigen adalah sangat esensial bags
kelangsungan kehidupan makhluk-makhluk biologi yang tinggi dan dampak pembuangan air
limbah ke sungai atau badan air akan ditentukan oleh kesetimbangan oksigen dalam sistem
tersebut. Sayang sekali, oksigen mempunyai daya larut yang sangat rendah dalam air,
misalnya pada suhu 010, 20, dan 30°C adalah masing-masing 14.6; 11.3; 9.1; dan 7.6 mg/l.
Air permukaan yang jernih biasanya mengandung oksigen dengan molar yang jenuh, akan
tetapi oksigen yang terlarut tersebut dapat kurang secara cepat akibat hadimya air limbah
organikIkan-ikan besar bisa tahan hidup pada konsentrasi oksigen paling sedikit 5 mg/l
sedangkan ikan-ikan tertentu masih bisa hidup pada oksigen terlarut sebesar 2 mg/l. air yang
jenuh dengan oksigen mempunyai rasa yang menyenangkan dan air yang miskin oksigen
mempunyai rasa yang tawar, karena itu air bersih biasanya diacrasi (jika perlu) untuk
meningkatkan kandungan oksigen terlarutnya. Namun, untuk pemakaian tertentu: misalnya
ketel uap, oksigen terlarut tidak dikehendaki sebab dapat meningkatkan resiko berkarantnya
peralatan.
asam sulfat pekat pada suhu kurang lebih 105 "C. Besarnya nilai yang diperoleh akan berupa
PV< BOD < COD.
Kadangkala zat organic dalam air limbah ditentukan langsung sebagar total organic karbon
(TOC) dengan cara pembakaran menggunakan teknik-teknik yang khusus atau dapat juga
diukur dengan menggunakan karakteristik absorbsi Ultra Violet. Dalam kedua hal,
instrument-instrument komersial dapat diperoleh, namun relatif mahal harga dan biaya
operasinya.
7. Nitrogen
Ini adalah suatu elemen yang penting karena reaksi-reaksi biologi dapat berlangsung hanya
jika tersedia nitrogen yang cukup. Sejauh menyangkut bidang teknik kesehatan. Masyarakat.
Hadirnya nitrogen berupa 4 macam senyawa pokok sebagai berikut:
a). Nitrogen-organik, yaitu nitrogen berupa protein asam amino dan urea.
b). Nitrogen-amonia, yaitu nitrogen dalam bentuk senyawa-senyawa garam ammonium,
misalnya (NH4)2CO3, atau sebagai ammonia bebas.
c). Nitrogen-nitrit, yaitu nitrogen dalam bentuk nitrit yang merupakan hasil oksidasi
sementara (akan segera berubah menjadi nitrat) dan pada umumnya ditemukan dengan
konsentrasi yang rendah.
d). Nitrogen-nitrat, yaitu merupakan hasil oksidasi akhir dari nitrogen. Oksidasi senyawa-
senyawa nitrogen, yang disebut nitrifikasi dasar kadar nitrogennya. Air yang mengandung
nitrogen-organik dan nitrogen- ammonia dengan konsentrasi tinggi serta NO₂- N dan NO,
dengan konsentras rendah akan dianggap berbahaya (tidak aman) karena keadaan demikian
menunjukkan bahwa pencemaran akan/sedang berlangsung. Dilain pihak, suatu sampel air
yang tidak lagi terdapat nitrogen-organik dan nitrogen-ammonia atau yang mengandung
beberapa NO,-N akan dianggap aman sebab proses nitrifikas telah terjadi yang berarti
pencemaran sudah tidak berlangsung lagi.
8. Khlorida
Khlorida adalah penyebab rasa payau dalam air dan merupakan indikator pencemaran
air dari air limbah rumah tangga, mengingat khlorida ini berasal dari urine (air seni)
manusia. Batas rasa asin untuk Cl' ini hádala 250- 500 mg/l, walaupun sampai 1500
mg/1 sesungguhnya belum membahayakan kesehatan manusia.Banyak lagi sifat-sifat
kimiawi suatu sampel air yang mungkin diukur bilamana menganalisis air limbah
industri, misalnya metal- metal yang bersifat toksik (beracun), cyanida, phenol,
minya, lemak, dan sebagainya
c. Karakteristik Biologi
Topik tentang mikrobiologi akan dibahas dalam Bab III dan disini cukuplah kiranya untuk
mengatakan bahwa analisis bakteriologi suatu sampel air bersih biasanya merupakan
parameter koalitas yang paling sensitif
Hampir semua air limbah organik mengandung beraneka ragam mikroorganisme misalnya
air limbah rumah tangga dapat mengandung lebih dari 10° /ml, tetapi angka yang tepat
seringkali tidak dapat diukurSetelah mengalami pengolahan air limbah konvensional, efluen
mnasih mengandung bermacam- macam mikroorganisme dengan jumlah cukup tinggi, begitu
pula halnya dengan air permukaan pada umunya sejumlah mikroorganisme akan selalu
ditemukan
d. Karakteristik Tipikal
Oleh karena air dan air limbah mempunyai karakteristik yang bervariasi. Maka tidaklah
mungkin untuk menunjukkan secara mendetail bagaimana bentuk kualitas air yang normal.
Akan tetapi sebagai ancar-ancar (guide). Tabel 2.2 memberikan sedikit gambaran suatu
tipikal hasil analisis air dari beberapa sumber.
BAB II
PENGENALAN PROSES PENGOLAHAN AIR
2.1 Pendahuluan
Dapatlah dimengerti dari bab sebelumnya bahwa air dan air limbah seringkali memiliki
komposisi yang sangat komplek dan karena itu modifikasi dari komposisi tersebut biasanya
dilakukan untuk menyesuaikan penggunaanya.Mungkin hadir dalam bentuk-bentuk sebagai
berikut:
1. Material-material kasar tersuspensi atau terapung.Dalam air-daun, cabang, ranting kayu
dsb.Dalam air limbah-kertas,kain,pasir dsb
2. Material-material halus tersuspensi dan koloidal : Dalam air-partikel-partikel Lumpur dan
lempung, mikroorganisme
2.3.2. Microstraining
Microstrainer adalah pengembangan saringan bentuk drum yang menggunakan jala
Stainless-Steel yang ditenun halus dengan ukuran lubang 20-0 micrometer untuk
memungkinkan pemisahan partikel-partikel yang relatif kecil Dalam aplikasinya pada
pengolahan air bersihMicrostraining digunakan untuk memisahkan alga dan partikel-partikel
lain dari air jika kualitas lainnya sudah baikMicrostraining juga diterapkan sebagai tahap
pengolahan tersiser yang terakhir guna mendapatkan kualitas efluen air limbah yang sangat
tinggiOlch. karena lubang jaring yang sangat kecilpemampatan (clogging) terjadi secara
cepat karena itu drum tersebut berputar pada kecepatan peripheral sekitar 0.5 ms dan jaring
dibersihkan secara terus menerus dengan menggunakan penyemprotan (spryer) dalam
penggunaan yang normal adalah 750-2500m/m/hariDesign dari instalasi microstrainer
didasarkan pada penetapan laboratorium suatu karakteristik empiris suspensi yang disebut
sebagai indek filtrabilitasParameter in menunjukkan kelakuan suspensi sehubungan dengan
sifat-sifat pemampatannya dan dapat digunakan untuk menentukan kecepatan penyaringan
yang diperbolehkan guna mencegah clogging yang berlabuhan dan kemungkinan kerusakan
fisis dari jaringan microstrainer.
3.1 Pendahuluan
Unit pengolahan air limbah pada umumnyan terdiri atas kombines pengolahan fisika, kimia
dan biologiSeluruh proses tersebut bertujuan untuk menghilangkan kandungan padatan
tersuspensi, koloid dan bahan-bahan organik maupun anorganik yang terlarut. Pengolahan
artifisial sangat efektif untuk mengurangi jumlah zat-zat yang berbahaya bagi ekologi dalam
badan ar penerima, antara lain zat-zat yang dapat mengendap. Misalnya Hidroksida logam
berat, serat dari pabrik pulp dan kertas atau bahkan limbah dari pabrik pengolahan ikan yang
banyak mengandung bahan-bahan organik hasil biodegradasi.
3.2.1Screening
Screening biasanya merupakan tahap awal pada proses pengolahan air limbah. Proses ini
bertujuan untuk memisahkan potongan-potongan kayu, plastik dan sebagainya. "Screen"
terdiri atas batangan-batangan besi yang berbentuk lurus (straight) atau melengkung (curved)
dan biasanya dipasang dengan tingkat kemiringan 75°-90° terhadap horizontal.
Efektifitas proses tergantung pada jarak antar bar (batangan-batangan besi)Pada screen
halus (fine screen) jarak antar bar berkisar antara 5 15. - mm, pada medium screen antara 15-
50 mm dan pada screen kasar (course screen) lebih dari 50 mm.
Pembersihan screen dapat dilakukan secara manual (dengan menggunakan garpu tangan)
atau dengan menggunakan alat pembersih mekanis yang dilengkapi dengan motor elektrik.
Bar screen mekanik otomatis seringkali dilindungi dengan pre-screening, yang dipasang pada
jarak sekitar 100 mm dari sistem pembersihan secara manual. Peralatan screen perlu
dilengkapi dengan sistem by pass untuk mengatasi kemungkinan tidak beroprasinya screen
utama. Peralatan juga perlu direncanakan untuk menanggulangi kondisi saat hujan dan harus
direncanakan lebih besar dan pada kapasitas normal (oversize).
3.2.3 Sieves
Berbeda dengan screen yang menggunakan bar, strainer menggunakan anyaman kawat
logam atau plastik, ataupun pelat berlubang (perforated plate). Ukuran bukaan biasanya
digunakan dalam proses industri untuk mengembalikan bahan-bahan yang bermanfaat.
Saringan harus juga dijaga agar tetap bersih dan sistem pembersihan sebaiknya menggunakan
sistem otomatis. Hasil penyaringan dapat dikurangi kandungan airnya, didaur ulang atau
disimpan. Beberapa jenis strainer yang tersedia di pasaran adalah curved, static strainer,
rotary strainer, band strainer, dan spiral strainer.
3.2.3.3Spiral Sieves
Spiral sieves adalah alat penyaringan yang halus. Alat ini menjadi satu dengan sistem
dewatering atau dapat juga langsung dipasang pada saluran air limbah.Sistem ini hampir
dapat dikatakan bebas maintenanceSpiral tanpa shaft ini dilengkapi dengan sikat yang dapat
mencegah terjadinya penyumbatan.
3.2.4 Equalisasi
Equalisasi laju alir digunakan untuk menangani variasi laju alir dan memperbeiki
performance proses-proses selanjutnyaDisamping itu, equalisasi juga bermanfaat untuk
mengurangi ukuran dan biaya proses-proses selanjutnya. Pada dasarnya, equalisasi dibuat
untuk merendamkan fluktuasi air limbah sehingga dapat masuk kedalam IPAL secara
konstan.
d. Pengaturan bahan-bahan kimia dapat lebih terkontrol dan prosesnya menjadi lebih
masuk akal.Disamping untuk memperbaiki performance sebagian besar unit
oprasiflow equalisation merupakan pilihan yang menarik untuk memperbaiki
performance IPAL yang overloaded.
3.2.5 Sedimentasi
Sedimentasi adalah pemisahan partikel dari air dengan memanfaatkan gaya gravitasiProses
ini terutama bertujuan untuk memperoleh air buangan yang jernih dan mempermudah proses
penuangan lumpurDalam proses sedimentasi hanya hanya partikel-partikel yang lebih berat
dari air dapat terpisahMisalnya: kerikil dan pasir padatan pada tangki pengendapan primer,
biofloc pada tangki penendapan sekunder, floc hasil pengolahan air secara kimia dan lumpur.
Bagian terpenting dalam perencanaan unit sedimentasi adalah mengetahui kecepatan
pengendapan dari partikel-partikel yang akan dipindahkanKecepatan pengendapan ditentukan
oleh ukuran, densitas larutan, viskositas cairan dan temperaturUntuk memperoleh data
mengenai karakteristik pengendapan dari suspended solid diperlukan percobaan di dalam
laboratorium.
3.2.6 Flotasi
Seperti halnya sedimentasi, flotasi atau pengapungan digunakan untuk memisahkan
padatan dari air. Unit flotasi digunakan jika densitas partikel lebih kecil dibandingkan dengan
densitas air sehingga cenderung mengapung Oleh karena itu, dalam proses ini diperlukan
tambahan gaya keatas dengan memasukan udara kedalam air. Flotasi antara lain digunakan
dalam proses pemisahan lemak dan minyak (oil and grease removal), pemisahan padatan
pada pengolahan awal dan pengolahan lanjutan, pemindahan floc setelah pengolahan kimia
dan pengentalan lumpur (sludge thickening).Flotasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu flotasi
alamiah (natural flotation), air flotation dan dissolved air flotation (DAF)Pada flotasi alamiah
perbedaan densitas cukup besar sehingga tidak diperlukan tambahan energi dari luar. Flotasi
alamiah dapat dijumpai dalam oemisahan lemak dan minyak.
Air flotation merupakan flotasi alamiah yang dibantu dengan memasukan gelembung ke
dalam air. Gelembung udara yang berukuran 2mm-4mm dimasukan dengan menggunakan
blowerJika menghendaki hasil yangg baik, dapat digunakan gelembung udara yang berukuran
0.5 mm-1 mm yang dimasukan dengan menggunakan diffuser.
Pada dissolved air flotation, udara dilarutkan ke dalam air dengan tekana beberapa bar,
kemudian dilepaskan pada tekanan atmosfer sehingga menghasilkan gelembung udara halus
yang berukuran 40 mm 80mm. - Karakteristik dari beberapa DAF ditunjukan pada tabel 4.1.
Pada proses pemasukan udara kedalam air (pressurization), terdapat dua sistem yang perlu
diketahui, pressurization langsung dan pressurization tidak langsung (sebagian). pada
pressurization langsung, seluruh aliran air menuju ke unit flotasi dijenuhkan oleh udara pada
tekanan 3-5 bar.pada pressurization tidak langsung(sebagian)sebagian dari hasil olahan yang
keluar dari DAF dikembalikan lagi setelah terlebih dahulu dilewatkan dalam ASV (Air
Saturated Vessel) pada tekanan 4-6 bar.pada umumnya, recycle ratio itu bervariasi antara
10%-50%.
3.3.2. Presipitasi
Presipitasi adalah pengurangan bahan-bahan terlarut (kebanyakan bahan anorganik)
dengan cara penambahan bahan-bahan kimia terlarut yang menyebabkan terbentuknya
padata0padatan (floc dan lumpur)Dalam pengolahan air limbah,presipitas digunakan untuk
menghilangkan heavy mictal (logam berat), silfat flourida, dan fospat. Senyawa kimia yang
biasa digunakan adalah lime, dikombinasikan dengan kalsium klorida, magnesium klorida,
alumunium klorida dan garam-garam besi.Presipitasi hidroksida logam sangat tergantung
pada pH. Gambaran hubungan antara hidroksida logam dan nilai pH ditunjukan dalam
gambar.
3.3.2.2. Koagulan
Valensi in akan berpengaruh terhadap proses koagulasi. Ion y memiliki muatan berlawanan
dengan koloid akan diendapkan. Koagul dicapai dengan menetralkan muatan elektrik dari
permukaan koloidSemak besar valensi koagulan, efektivitas gaya koagulasi semakin
besarDenga demikian, berbagai besi valensi tiga dan garam alumunium dapat digunak
sebagai koagulan, misalnya: Al(SO), (Alumunium Sulfat), FeCl, (besi fiy klorida)FeSO, (besi
(II) sulfat), dan Al(OH)Cl (polialumunium klorid Namun, koagulan-koagulan tersebut
memiliki kelemahan-kelemahan, yate adanya perubahan karakteristik fisika-kimia (pH dan
konduktivitas) dalam hasil olahan. Selain itu, jika digunakan dalam dosis besar, akan
menghasilk lumpu yang berlebihan.
3.3.2.3 Flokulan
Saat ini, flokulan yang banyak digunakan adalah polyelectrolite Molekul organik ini
memiliki senyawa-senyawa makromolekul yang panjary- Beberapa senyawa memiliki
muatan listrik atau gugus-gugus yang dapa terionisasiBerdasarkan sifatnya, polyelectrolite,
dibedakan menjadi tig jenis, yaitu non-ionik polimer (misalnya polyacrylamide), anionik
polimir (misalnya polyacrylic acid), dan kationik polimer (misalnya polyethylene- imine)
Seluruh flokulan tersebut berperan untuk mempercepat terbentukny floc. Dalam beberapa
kasus, penggunaan PE tanpa disertai dengan penggunaan koagulan dapat bekerja secara
sangat efektif.
Flokulasi harus dilakukan didalam tangki yang dilengkapi dengan sistem pengadukan yang
sangat pelan sehingga tidak menghancurkan f yang sudah terbentukNamun, kecepatan ini
juga harus cukup untuk memungkinkan terbentuknya floc dan mencegah floc mengendap
didasar tangkiPada saat memindahkan air limbah kedalam tangki pengendapanharus dijaga
agar floc tidak pecah.
Limbah nonekonomis adalah limbah yang diolah dalam proses bentuk apapun tidak akan
memberikan nilai tambah, kecuali mempermudah sistem pembuangan Limbah jenis ini yang
sering menjadi persoalan pencemaran dan merusakkan lingkungan Dilihat dari sumber
limbah dapat mempakan hasil sampingan dan juga dapat merupakan semacam "katalisator".
Sesuai dengan sifatnya, limbah digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu limbah cair. limbah
gas/asap dan limbah padat
1.Limbah gas/asap adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai mediaPabrik
mengeluarkan gas, asap. partikeldebu melalui udara, dibantu angin memberikan jangkauan
pencemaran yang cukup luas Gas, asap dan lain-lain berakumulasi/bercampur dengan udara
basah mengakibatkan pertikel tambah berat dan malam hari turun bersama embun.
2. Limbah padat adalah limbah yang sesuai dengan sifat benda padat merupakan sampingan
hasil proses produksiPada beberapa industri tertentu limbah ini sering menjadi masalah baru
sebab untuk proses pembuangannya membutuhkan satu pabrik pula. Limbah penduduk kota
menjadikan kota menghadapi problema kebersihanKadang-kadang bukan hanya sistem
pengolahannya menjadi persoalan tapi bermakna, dibuang setelah diolahMenurut sifat dan
bawaan limbah mempunyai karakteristik baik fisika, kimia maupun biologi.
3. Limbah air memiliki ketiga karakteristik ini, sedangkan limbah gas yang sering dinilai
berdasarkan satu karakteristik saja seperti halnya limbah padat. Berbeda dengan limbah padat
yang menjadi penilaian adalah karakteristik fisikanya, sedangkan karakteristikkimia dan
biologi mendapat penilaian dari sudut akibat. Limbah padat dilihat dari akibat kualitatif
sedangkan limbah air dan limbah gas dilihat dari sudut kualitatif maupun kuantitatifSifat
setiap jenis limbah tergandung dari sumber limbah.
Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada pengolahan
yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam lingkungan hidup maka dapat
menimbulkan pencemaran seperti:
1. Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH), methan (CHA), CO₂
dan sebagainyaGas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarenakan
adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan
organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anacrob.
2. Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi
reaksi kimia seperti gas H2S, NH, dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang
Batas) akan merugikan manusia, gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing
3. Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan
atau bersama-sama air limbahMaka akan dapat air menjadi keruh dan rasa berubah.
4. Kerusakan permukaan tanah.
Dampak limbah secara umum ditinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap
lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Dampak Terhadap Kesehatan
Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan penyakitPotensi bahaya kesehatan
yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
a. Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan
pengelolaan yang tidak tepat. b. Penyakit kulit misalna kudis dan kurap.
Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat
menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan.
Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan
limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.
Limbah padat tanpa pengolahan limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang
beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ketempat tertentu sebagai TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) limbah padat dengan pengolahan : limbah padat yang mengandung unsur
kimia beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat tempat
tertentu.
Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sederhana lainnya.
Misalnya dengan cara mendaur ulang. Dijual kepasar loak atau tukang rongsokan yang biasa
lewat didepan rumah-rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula
bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang.
Dapat juga dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-
barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koras bekas, majalah bekas, botol
bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang usang.
Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk
dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara
membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah
lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan
usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai
sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.
2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar
pengolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan/limbah yang mudah membusuk. sampah kota,
buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan
baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi
dua yaitu:
2. Pembuangan di Laut
a. Pembuangan limbah padat dilaut, tidak boleh dilakukan pada sembarang tempat dan perlu
diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan:
1. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan
2 Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.
3. Laut menjadi dangkal
4. Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan Berbahaya dapat membunuh
biota luat.
b. Pembuangan di Darat atau Tanah Untuk pembuangan didarat perlu dilakukan pemilihan
lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut:
1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin
2. Struktur tanah.
3. Jaraknya jauh dengan pemukiman
4. Pengaruh terhadap sumber lain. perkebunan, perikanan,
peternakan, flora atau faunaPilih lokasi yang benar-benar tidak
ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi system pengelolan sampah perkotaan,antara lain:
1) Kepadatan dan penyebaran penduduk.
2) Karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi.
3) Karakteristik sampah.
4) Budaya sikap dan perilaku masyarakat.
5) Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA).
6) Rencana tata ruang dan pengembangan kota.
7) Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan TPA.
8.Biaya yang tersedia.
9) Peraturan daerah setempat.
Fungsi Kompas:
1. Soil Conditionerberfungsi untuk memperbaiki struktur tanah, terutama bagi tanah kering
dan ladang
2. Meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air (increase soil water holding capacity)
3. Soil Ameliorator, berfungsi mempertinggi kemampuan pertukaran kation (KPK) baik pada
tanah ladang maupun tanah sawah dan lain-lain
Manfaat Pengkomposan:
Usaha pengkomposan sampah kota memiliki beberapa manfaat yang dapat ditinjau baik
dari segi teknologi, ekonomi, lingkungan, sosial maupun kesehatan. Dari segi teknologi
manfaat pembuatan kompos antara lain:
1. Teknik pembuatan kompos sangat beragam, mulai dari proses yang mudah dengan
menggunakan peralatan yang sederhana sampai dengan proses yang canggih dengan
peralatan modern
2. Secara teknis, pembuatan kompos dapat dilakukan secara manual sehingga modal yang
dibutuhkan relatif murah atau secara masinal (padat modal) untuk mengejar skala produksi
yang tinggi bahan organik ke dalam siklus biologis. Kebutuhan energi dan bahan makanan
yangdiambil tumbuhan dari dalam tanah dikembalikan lagi ke dalam tanah.
3. Mengurangi pencemaran lingkungan, karena sampah yang dibakar, yang dibuang ke sungai
ataupun yang dikumpulkan di TPA akan berkurang. Ini berarti mengurangi pencemaran udara
maupun air tanah.
BAB IV
CONTOH-CONTOH PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
Rumah sakit yang besar mungkin mampu membeli insinerator sendiriinsinerator berukuran
kecil atau menengah dapat membakar pada suhu 1300 - 15000 C atau lebih tinggi dan
mungkin dapat mendaur ulang sampai 60% panas yang dihasilkan untuk kebutuhan energi
rumah sakit suatu rumah sakit dapat pula memperoleh penghasilan tambahan dengan
melayani insinerasi limbah rumah sakityang berasal dari rumah sakitlainInsinerator modern
yang baik tentu saja memiliki beberapa keuntungan antara lain kemampuannya menampung
limbah klinik maupun bukan klinik, termasuk benda tajam dan produk farmasi yang tidak
terpakai. Jika fasilitas insincrasi tidak tersedia, limbah klinik dapat ditimbun dengan kapur
dan ditanam. Langkah-langkah pengapuran (liming) tersebut meliputi yang berikut:
-Menggali lubang, dengan kedalaman sekitar 2,5 meter.
-Tebarkan limbah klinik didasar lubang sampai setinggi 75 cm.
-tambahan lapisan kapur.
-Lapisan limbah yang ditimbun lapisan kapur masih bisa ditambahkan sampai ketinggian 0,5
meter dibawah permukaan tanah.
-Akhirnya lubang tersebut harus ditutup dengan tanah.
MODUL C
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH GAS
Pengendalian Pencemaran
Pengendalian pencemaran akan membawa dampak positif bagi lingkungan karena hal
tersebut akan menyebabkan kesehatan masyarakat yang lebih baik, kenyamanan hidup
lingkungan sekitar yang lebih tinggi, resiko yang lebih rendah, kerusakan materi yang rendah,
dan yang paling penting ialah kerusakan lingkungan yang rendahFaktor utama yang harus
diperhatikan dalam pengendalian pencemaran ialah karakteristik dari pencemar dan hal
tersebut bergantung pada jenis dan konsentrasi senyawa yang dibebaskan ke lingkungan,
kondisi geografik sumber pencemar, dan kondisi meteorologis lingkungan.
Pengendalian pencemaran udara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengendalian pada
sumber pencemar dan pengenceran limbah gas. Pengendalian pada sumber pencemar
merupakan metode yang lebih efektif karena hal tersebut dapat mengurangi keseluruhan
limbah gas yang akan diproses dan yang pada akhirnya dibuang ke lingkungan. Di dalam
sebuah pabrik kimia, pengendalian pencemaran udara terdiri dari dua bagian yaitu
penanggulangan emisi debu dan penanggulangan emisi senyawa pencemar.
Pemilihan Teknologi
Teknologi pengendalian harus dikaji secara seksama agar penggunaan alat tidak berlebihan
dan kinerja yang diajukan oleh pembuat alat dapat dicapai dan memenuhi persyaratan
perlindungan lingkunganFaktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan teknologi
pengendalian dan rancangan sistemnya ialah
1. watak gas buang atau efluen.
2. tingkat pengurangan limbah yang dibutuhkan.
3.teknologi komponen alat pengendalian pencemaran .
4.kemungkinan perolehan senyawa pencemar yang bernilai ekonomi.
Udara adalah media pencemar untuk limbah gasLimbah gas atau asap yang diproduksi
pabrik keluar bersamaan dengan udaraSecara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti
O2, N2NO2,CO2H2 dan Jain-lainPenambahan gas ke dalam udara melamp aui kandungan
alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara.
Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan
gasPartikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang seperti
uap air, debu, asap,kabut dan fume-Sedangkan pencemaran berbentuk gas
tanya aapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat
langsungGas-gas ini antara lain SO2,NOx, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-lain.
Jenis industri yang menjadi sumber pencemaran melalui udara di antaranya:
-industri besi dan baja
-industri semen
-industri kendaraan bermotor
-industri aluminium
-industri pembangkit tenaga listrik -industri kertas
-industri kilang minyak -industri pertamban
Jenis industri semacam ini akumulasinya di udara dipengaruhi arah angin, tetapi karena
sumbernya bersifat stationer maka lingkungan sekitar menerima resiko yang sangat tinggi
dampak pencemaran.
Berdasarkan ini maka konsentrasi bahan pencemar dalam udara perlu ditetapkan sehingga
tidak menimbulkan gangguan terhadap manusia dan makhluk lain sekitarnya. Jenis industri
yang menghasilkan partikel dan gas Pada umumnya limbah gas dari pabrik bersumber dari
penggunaan bahan baku,proses, dan hasil serta sisa pembakaran. Pada saat pengolahan
pendahuluan, limbah gas maupun partikel timbul karena perlakuan bahan-bahan sebelum
diproses lanjut.Limbah yang terjadi disebabkan berbagai hal antara lain; karena reaksi kimia,
kebocoran gas, hancuran bahanbahan dan lain-lain.
Pada waktu proses pengolahan, gas juga timbul sebagai akibat reaksi kimia maupun
fisikaAdakalnya limbah yang terjadi sulit dihindari sehingga harus dilepaskan ke
udaraNamun dengan adanya kemajuan teknologi, setiap gas yang timbul pada rangkaian
proses telah dapat diupayakan pengendaliannya.
Sebagian besar gas maupun partikel terjadi pada ruang pembakaran, sebagai sisa yang tidak
dapat dihindarkan dan karenanya harus dilepaskan melalui cerobong asap. Banyak jenis gas
dan partikel gas lepas dari pabrik melalui cerobong asap ataupun penangkap debu harus
ditekan sekecil mungkin dalam upaya mencegah kerusakan lingkungan.
MODUL D
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH B3
(BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN)
BAB 1
PENDAHULUAN
Proses pengambilan maupun pembuangan ini bila tidak terkendali. menimbulkan dampak
terhadap lingkungan yang dapat merugikan bagi kehidupan manusia itu sendiriantara lain
gangguan kesehatangangguan kenyamanangangguan ekonomi dan sosial. Dalam hal tersebut
diatas yang perlu kita cermati adalah bahwa alam mempunyai daya dukung dan daya
tampung yang terbatas Bila pengelolaannya tidak seimbang maka kelestarian lingkungan juga
akan terganggu Perilaku manusia yang tidak sehat, akan memperburuk kondisi lingkungan
dengan timbulnya "man made breeding places" bagi kuman dan vektor penyakit maupun
sumber pencemar yang dapat memajani manusia
Definisi lambah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap balan s (limbah) suatu
kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (133) karena sifat
(toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusakmencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat
diklasifikasikan menjadi:
* Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal
dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap.
* Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi.
* Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengn lumpur
aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut.
* Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested
aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak
mengandung padatan organik.Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa parameter
yaitu total solids residue (TSH)kandungan fixed residue (FR), kandungan volatile solids
(VR), kadar air (sludge moisture content), volume padatan, serta karakter atau sifat B3
(toksisitas, sifat korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, serta sifat kimia
dan kandungan senyawa kimia).
3.1.Chemical Conditioning
Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning, Tujuan utama
dari chemical conditioning ialah:
。 menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur.
•mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur.
•mendestruksi organisme pathogen.
•memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang masih memiliki nilai
ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion.
。 mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat
diterima lingkungan.
。 Disposal
Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi sebelum
limbah B3 dibuang ialah pyrolysis, wet air oxidation, dan composting Tempat pembuangan
akhir limbah B3 umumnya ialah sanitary landfill, crop land, atau injection well.
BAB IV
TOKSIKOLOGI DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
4. Cupper (Cu)
Tembaga merupakan logam berwarna kemerah-merahan dipakai sebagai logam murni atau
logam campuran (suasa) dalam pabrik kawat, pelapis logam, pipa dan lain-lain. Penyebaran
Pada manusia melalui pernafasan, oral dan kulit yang berasal dari berbagai bahan yang
mengandung tembaga. Tembaga juga terdapat pada tempat pembuangan limbah bahan
berbahaya. Senyawa tembaga yang larut dalam air akan lebih mengancam kesehatan. Cu
yang masuk ke dalam tubuh, dengan cepat masuk ke peredaran darah dan didistribusi ke
seluruh tubuh. Dampak terhadap Kesehatan
Cu dalam jumlah kecil (1 mg/hr) penting dalam diet agar manusia tetap sehat. Namun suatu
intake tunggal atau intake perhari yang sangat tinggi dapat membahayakan. Bila minum air
dengan kadar Cu lebih tinggi dari normal akan mengakibatkan muntah, diare, kram perut dan
mual. Bila intake sangat tinggi dapat mengakibatkan kerusakan liver dan ginjal, bahkan
sampai kematian.
6. Nickel (Ni)
Nikel berupa logam berwama perak dalam bentuk berbagai mineral.diproduksi dari biji
Nickel, peleburan daur ulang besi, terutama digunakan dalam berbagai macam baja dan suasa
serta elektroplating. Salah satu sumber terbesar Ni terbesar di atmosphere berasal dari hasil
pembakaran BBM. pertambanganpenyulingan minyak, incenerator Sumber Ni di air berasal
dari lumpur limbah. limbah cair dari "Sewage
Treatment Plant", air tanah dekat lokasi landfill
Penyebaran
Melalui inhalasioral dan kontak kulit.
Dampak terhadap Kesehatan dan senyawanya merupakan bahan karsinogenik. Inhalasi debu
yang mengandung Ni- Sulfide mengakibatkan kematian karena kanker pada paru-paru dan
rongga hidung, dan mungkin juga dapat terjadi kanker pita Suara.
7. Pestisida
Pestisida mengandung konotasi zat kimia dan atau bahan lain termasuk jasad renik yang
mengandung racun dan berpengaruh menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap
kesehatan manusia, kelestarian lingkungan dan keselamatan tenaga kerja. Pestisida banyak
digunakan pada sektor pertanian dan perdagangan/ komoditi.
Penyebaran
Melalui Oral, Inhalasi, Kulit
Dampak pada Kesehatan
Pestisida golongan Organophosphat dan Carbamat dapat mengakibatkan keracunan Sistemik
dan menghambat enzym Cholinesterase (Enzim yang mengontrol transmisi impulse saraf)
sehingga mempengaruhi kerja susunan saraf pusat yang berakibat terganggunya fungsi organ
penting lainnya dalam tubuh. Keracunan pestisida golongan. Organochlorine dapat merusak
saluran pencernaan, jaringan, dan organ penting lainnya.
8. Arsene
Arsene berwama abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air ditemukan
dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain. Senyawa Arsen dengan oksigen,
clorin atau belerang sebagai Arsen inorganik, sedangkan senyawa dengan Carbon dan
Hydrogen sebagai Arsen Organik.
Arsen inorganik lebih beracun dari pada arsen organik. Suatu tempat pembuangan limbah
kimia mengandung banyak arsen, meskipun bentuk bahan tak diketahui (Organik/ Inorganik)
Industri peleburan tembaga atau metal lain biasanya melepas arsen inorganik ke udara. Arsen
dalam kadar rendah biasa ditemukan pada kebanyakan fosil minyak, maka pembakaran zat
tersebut menghasilkan kadar arsen inorganik ke udara. Penggunaan arsen terbesar adalah
untuk pestisida
Penyebaran Arsen
Ke dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari makanan/minuman. Arsen yang tertelan
secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah
Dampak terhadap Kesehatan
Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lamayang dapat mengakibatkan
kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila melalui mulut, pada
umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan, nyeri, mual, muntah dan
diareSelain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan
fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan ginjal,