Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu
kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang
dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu. Air adalah materi esensial didalam kehidupan,
tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sebagian besar
tubuh manusia itu sendiri terdiri dari air. Tubuh manusia rata-rata mengandung air
sebanyak 90 % dari berat badannya. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60%, berat badan
terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80% . Air bersih
dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan segala kegiatan
mereka. Sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa
digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia. Ditinjau dari
segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya kualitas fisik
yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang terdiri atas pH, kesadahan, dan
sebagainya serta kualitas biologi diman air terbebas dari mikroorganisme penyebab
penyakit. Agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan lancar, air bersih juga harus
tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktifitas manusia pada tempat tertentu
dan kurun waktu tertentu.
Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air untuk
keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap tempat,
setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan
seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air. Jumlahpenduduk dunia
setiap hari bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan air (Suriawiria,1996: 3).
Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk tubuh
manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian tubuh. Air di
dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan
yang penting bagi tubuh. Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
manusia berupaya mendapatkan air yang cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996). Dalam
menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari manusia amat tergantung pada air, karena air
dipergunakan pula untuk mencuci, membersihkan peralatan, mandi, dan lain sebagainya.
Manfaat lain dari air berupa pembangkit tenaga, irigasi, alat transportasi, dan lain
sebagainya yang sejenis dengan ini. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka
penggunaan air makin meningkat.
Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu kesehatan
setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya dapat
bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk hidup
diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang digunakan
harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber air minum
yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya makin lama makin berkurang
sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja.
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air
permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang
paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-
sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat
pencemaran yang relatif kecil.
Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena
sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat
menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia.
Berdasarkan masalah di atas, maka perlu diketahui kualitas air yang bisa digunakan untuk
kebutuhan manusia tanpa menyebabkan akibat buruk dari penggunaan air tersebut.
Kebutuhan air bagi manusia harus terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitasnya agar
manusia mampu hidup dan menjalankan segala kegiatan dalam kehidupannya.
Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air Secara langsung atau tidak langsung pencemaran akan
berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas
air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum
berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum
yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan
sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air (Razif, 2001:4).
Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat. Semakin
banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.
1. Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung
bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.
1. Rasanya tawar
Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin
menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu
yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam
anorganik.
1. Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang
berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi
(penguraian) oleh mikroorganisme air.
1. Temperaturnya normal
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia
yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat
pertumbuhan mikro organisme.
1. Persyaratan Kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.
1) pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas
Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek
kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih
kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia
berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.
2) Kesadahan
3) Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan
rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal.
Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang
banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah
1,0 mg/l
4) Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 /
2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang
tidak enak apabila dikonsumsi.
5) Zat organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun
sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di
perairan
6) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada
alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering
dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi
baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang
digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang
lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi
langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat
menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil
dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+
dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.
9) Zink atau Zn Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l.
penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual.
Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena
kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.
1. 3. Persyratan mikrobiologis
Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:
1. Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi,
Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air.
COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang
terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001
mengenai baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l.
apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas
Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk
memecah bahan – bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai
BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur
secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah
menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan
organik makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD
dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku
mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l
Adanya penyebab penyakit didalam air dapat menyebabkan efek langsung dalam kesehatan.
Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikro penyebabnya dapat masuk ke
dalam air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kadar Maksimum
No Parameter Satuan Golongan Golongan Golongan Golongan
A B C D
FISIKA
1 Bau - - - - -
2 Jumlah zat padat terlarut Mg/L 1000 1000 1000 1000
3 Kekeruhan Skala NTU 5
4 Rasa -
5 Warna Skala TCU 15
o
6 Suhu C Suhu
udara
7 Daya Hantar Listrik Umhos/cm 2250
KIMIA anorganik
1 Air raksa Mg/lt 0.001 0.001 0.002 0.005
2 Aluminium Mg/lt 0.2 -
3 Arsen Mg/lt 0.005 0.05 1 1
4 Barium Mg/lt 1 1
5 Besi Mg/lt 0.3 5
6 Florida Mg/lt 0.5 1.5 1.5
7 Kadmium Mg/lt 0.005 0.01 0.01 0.01
8 Kesadahan CaCO3 Mg/lt 500
9 Klorida Mg/lt 250 600 0.003
10 Kromium valensi 6 Mg/lt 0.005 0.05 0.05 1
11 Mangan Mg/lt 0.1 0.5 2
12 Natriun Mg/lt 200 60
13 Nitrat sebagai N Mg/lt 10 10
14 Nitrit sebagai N Mg/lt 1.0 1 0.06
15 Perak Mg/lt 0.05
16 .pH 6.5 – 8.5 5–9 6–9 5–9
17 Selenium Mg/lt 0.01 0.01 0.05 0.05
18 Seng Mg/lt 5 5 0.02 2
19 Sianida Mg/lt 0.1 0.1 0.02
20 Sulfat Mg/lt 400 400
21 Sulfida sebagao H2S Mg/lt 0.05 0.1 0.002
22 Tembaga Mg/lt 1.0 1 0.02 0.1
23 Timbal Mg/lt 0.05 0.01 0.03 1
24 Oksigen terlarut (DO) Mg/lt - >=6 >3
25 Nikel Mg/lt - 0.5
26 SAR (Sodium Absortion Mg/lt - 1.5 – 2.5
Ratio)
Kimia Organik
1 Aldrin dan dieldrin Mg/lt 0.0007 0.017
2 Benzona Mg/lt 0.01
3 Benzo (a) Pyrene Mg/lt 0.00001
4 Chlordane (total isomer) Mg/lt 0.0003
5 Chlordane Mg/lt 0.03 0.003
6 2,4 D Mg/lt 0.10
7 DDT Mg/lt 0.03 0.042 0.002
8 Detergent Mg/lt 0.5
9 1,2 Dichloroethane Mg/lt 0.01
10 1,1 Dichloroethane Mg/lt 0.0003
11 Heptachlor heptachlor Mg/lt 0.003 0.018
epoxide
12 Hexachlorobenzene Mg/lt 0.00001
13 Lindane Mg/lt 0.004 0.056
14 Metoxychlor Mg/lt 0.03 0.035
15 Pentachlorophenol Mg/lt 0.01
16 Pestisida total Mg/lt 0.1
17 2,4,6 Trichlorophenol Mg/lt 0.01
18 Zat Organik (KMnO4) Mg/lt 10
19 Endrin Mg/lt - 0.001 0.004
20 Fenol Mg/lt - 0.002 0.001
21 Karbon kloroform ekstrak Mg/lt - 0.05
22 Minyak dan lemak Mg/lt - Nihil 1
23 Organofosfat dan carbanat Mg/lt - 0.1 0.1
24 PCD Mg/lt - Nihil
25 Senyawa aktif biru metilen Mg/lt - 0.5 0.2
26 Toxaphene Mg/lt - 0.005
27 BHC Mg/lt - 0.21
Mikrobiologik
1 Koliform tinja Jml/100ml 0 2000
2 Total koliform Jml/100ml 3 10000
Radioaktivitas
1 Gross Alpha activity Bq/L 0.1 0.1 0.1 0.1
2 Gross Beta activity Bq/L 1.0 1.0 1.0 1.0
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.
Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat
terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguang kesehatan yang dapat disebabkan oleh
air. Untuk mengetahui kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yang
mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most Probable Number (MPN)
dan angka kuman. Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air
bersih, air badan, air pemandian umum, air kolam renang dan pemeriksaan angka kuman
pada air PDAM.
Khusus untuk air minum, disyaratkan bahwa tidak mengandung bakteri patogen, misalnya
bakteri golongan E. coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera. Kuman-kuman ini mudah tersebar
melalui air (Transmitted by water) dan tidak mengandung bakteri non-patogen,
seperti Actinomycetes dan Cladocera (Soewarno. 2002).
Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Mengingat bahwa berbagai
penyakit dapat dibawah oleh air kepada manusia memanfaatkannya, maka tujuan utama
penyediaan air bersih/air minum bagi masyarakat adalah untuk mencegah penyakit yang
dibawah oleh air. Penyediaan air bersih selain kuantitas kualitasnya pun harus memenuhi
standar yang berlaku. Air minum yang memenuhi baik kuantitas maupun kualitas sangat
membantu menurunkan angka kesakitan penyakit perut terutama penyakit diare. Sehingga
pengawasan terhadap kualitas air minum agar tetap memenuhi syarat-syarat kesehatan
berdasarkan Kepmenkes RI No 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air minum (Depkes, 2002)
Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air yang dibuthkan manusia, kebutuhan dasar air bersih
adalah jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara
layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-
hari (Sunjaya dalam Karsidi, 1999 : 18). Ditinjau dari segi kuantitasnya, kebutuhan air rumah
tangga menurut Sunjaya adalah:
1. Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.
b. Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25 – 30 liter /
orang perhari.
c. Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25 – 30 liter / orang perhari.
d. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas sanitasi atau
pembuangan kotoran 4 – 6 liter / orang perhari, sehingga total pemakaian perorang adalah
60 – 70 liter / hari di kota. Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga
berlainan, selain pemakaian air tiap harinya tidak tetap banyak keperluan air bagi tiap orang
atau setiap rumah tangga itu masih tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah
pemakaian air di daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin, kebiasaan
hidup dalam rumah tangga misalnya ingin rumah dalam keadaan bersih selalu dengan
mengepel lantai dan menyiram halaman, keadaan sosial rumah tangga semakin mampu atau
semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak menggunakan air serta
pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada dimusim hujan.
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan
air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih tidak akan
berfungsi (Sutrisno, 2000 : 13). Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan
sebagai sumber air minum sebagai berikut :
1. Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut 3 %
dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
2. Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air
hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan
mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir,
sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai
sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
3. Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan
mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu,
daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai
dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang
sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran
yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada
umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat
organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk
pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah.
4. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh dimana
tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suyono,1993 :1).
5. Mata air
Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak
terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam.
Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber
baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi,
yaitu (1)Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana
pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan,
air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan. (2) Unit pengolahan air
memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih atau minum, dengan
pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi
syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia. (3).
Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah
produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau
reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. (4). Unit produksi
merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih.
Adapun beberapa sumber air yang dapat diolah untuk mendapatkan air bersih, yaitu sumur
Dangkal/Dalam Pengolahan tidak lengkap hanya pengolahan Fe, Mn, dan pembubuhan
desinfektan, sungai Pengolahan lengkap bila kekeruhannya tinggi > 50. danau NTU
(Nephelometric Turbidity Unit) Pengolahan tidak lengkap, bila kekeruhan < 50 NTU, unit
transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon atau
reservoir melalui jaringan pipa. (Linsay, 1995)
SIMPULAN
Pada saat bencana datang kelangkaan air bersih tentunya menjadi permasalahan yang
perlu diperhatikan. Pada kondisi ini banyak sumber air yang mengalami pencemaran.
Dua pertiga dari berat tubuh manusia adalah air. Hal ini membuat manusia mampu
bertahan hidup tanpa makanan selama tiga minggu, tetapi tidak mungkin hidup tanpa
air selama lebih dari tiga hari. Kondisi air yang dikategorikan aman dan sehat
dikonsumsi adalah jernih, tak berwarna, tak berbau, tak berasa, bebas dari penyakit
yang mengandung mikroorgansime dan bebas zat kimia berbahaya. Dengan adanya
bencana alam tentunya membuat banyak sumber mata air bersih tercemar, baik karena
bahaya biologis (seperti virus, bakteri atau cacing) maupun bahaya kimia (seperti
deterjen. Pelarut, sianida, logam berat, asam mineral dan organik, senyawa nitrogen,
sulfida, amoniak dan senyawa organik beracun biosidal varietas besar).
1. Diare
2. Infeksi cacing
3. Disentri (baik amuba dan bakteri)
4. Kolera
5. Masalah lambung
6. Penyakit tipus
7. Penyakit kuning
1. Infeksi kulit
2. Gangguan usus
3. Gangguan hati, tulang dan sistem peredaran darah, kelahiran anomali
4. Anemia, kerusakan sumsum tulang, leukemia
5. Kerusakan sistem saraf pusat
6. Masalah karsinogenik
Berikut beberapaa cara lain untuk mengurangi bahaya pencemaran air baik secara
biologis maupun kimiawi:
Penyaringan dan perebusan.
Meski tampak bersih, air yang akan diminum harus disaring dan direbus hingga
mendidih setidaknya selama 5-10 menit. Hal ini dapat membunuh bakteri, spora, ova,
kista dan mensterilkan air. Proses ini juga menghilangkan karbon dioksida dan
pengendapan kalsium karbonat.
Disinfeksi kimia.
Hal ini berguna untuk memurnikan air yang disimpan pada tempat seperti di genangan
air, tangki atau air sumur.
Bubuk pemutih.
Proses ini merupakan diklorinasi kapur. 2,3 gram bubuk pemutih diperlukan untuk
mendisinfeksi 1 meter kubik (1.000 liter) air. Tapi air yang sangat tercemar dan keruh
tidak bisa dimurnikan dengan metode ini.
Tablet klorin.
Dipasaran, tablet klorin dijual dengan nama tablet halazone. Senyawa ini mungkin cukup
mahal tetapi efektif untuk memurnikan air dengan skala kecil.
Filter.
Ada beberapa jenis filter, antara lain filter keramik ‘lilin’ dan UV filter.
Bagian utama dari sebuah filter keramik ‘lilin’ ini adalah lilin yang terbuat dari porselin
atau tanah infusorial. Permukaannya dilapisi dengan katalis perak sehingga bakteri yang
masuk ke dalam akan dibunuh. Metode ini menghilangkan bakteri yang biasanya
ditemukan dalam minum air, tetapi tidak efektif dengan virus yang bisa lolos saringan.
11 CARA
PENYARINGAN AIR TRADISIONAL
Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai
planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita
mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air
umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang
pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita
miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak
kita masih dapat berupaya merubahnya menjadi air bersih yang layak pakai dimana
salah satu caranya adalah membuat saringan air.
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air
bersih, dan cara yang paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air,
dan bagi kita mungkin yng paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air
sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa penyaringan air secara sederhana tidak dapat
menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air. Gunakan destilasi untuk
menghasilkan air yang tidak mengandung garam. Berikut beberapa aternatif cara
sederhana untuk mendapatkan air bersih dengan cara penyaringan air :
2. Saringan Kapas
Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya.
Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan kapas juga dapat
membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Hasil
saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.
3. Aerasi
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air.
Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta
hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi
atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan
mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang
nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.
4. Saringan Pasir Lambat (SPL)
Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan
lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan
dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian
melewati lapisan kerikil. Untuk keterangan lebih lanjut dapat temukan pada
artikel Saringan Pasir Lambat (SPL).
7. Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu
buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa
yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang
batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif. Untuk lebih
jelasnya dapat lihat bentuk saringan arang yang direkomendasikan UNICEF pada gambar
di bawah ini.
9. Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat
dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan
penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan
campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika
proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan
akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah
penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu keruh
atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat
filter keramik tersebut pada air yang mengalir.
Untuk menguji kualitas air, seperti kekeruhan, berwarna dan berbau dapat langsung
diseteksi dengan panca indera. Namun air yang terlihat jernih dan tidak berbau belum
tentu aman untuk digunakan untuk minum. Karenanya perlu diuji kualitasnya apakah
memenuhi syarat kesehatan ataukah tidak.
Analisis kualitas air dapat dilakukan di laboratorium maupun secara sederhana.
Pemeriksaan di laboratorium akan menghasilkan data yang lengkap dan bersifat
kuantitatif, namun biayanya cukup mahal.
Analisis secara sederhana dapat dilakukan sendiri di rumah untuk menguji kandungan
kimia dalam air, yaitu sebagai berikut :
Setengah gelas air yang akan diperiksa dicampurkan dengan segelas air teh.
Selanjutnya didiamkan dalam keadaan terbuka hingga satu malam
Periksalah apakah ada perubahan warna, lendir dan lapisan seperti minyak di
permukaan.
Semakin cepat perubahan yang terjadi pada air teh menunjukkan semakin tinggi
kandungan kimiawi air tersebut. Bila perubahannya lambat atau baru berubah setelah
pengamatan satu malam, kandungan kimiawinya lebih sedikit, namun tetap air itu
kurang baik dikonsumsi. Dapat digunakan untuk keperluan lain, kecuali untuk
dikonsumsi.
Air yang mengandung tingkat kesadahan dan kandungan logam tinggi dapat terlihat bila
air teh berubah menjadi hitam, ungu atau biru. Bila air tetap berwarna seperti air teh,
maka secara kimia kualitas air itu baik.
1. Air harus jernih atau tidak keruh. Kekeruhan pada air biasanya disebabkan
oleh adanya butir-butir tanah liat yang sangat halus. Semakin keruh
menunjukkan semakin banyak butir-butir tanah dan kotoran yang terkandung di
dalamnya.
2. Tidak berwarna. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain
berbahaya bagi kesehatan, misalnya pada air rawa berwarna kuning , air
buangan dari pabrik , selokan, air sumur yang tercemar dan lain-lain.
3. Rasanya tawar. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukan
bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-
garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya
asam organik maupun asam anorganik.Tidak berbau. Air yang baik memiliki ciri
tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk
mengandung bahan-bahan organik yang sedang didekomposisi (diuraikan) oleh
mikroorganisme air.
4. Derajat keasaman (pH) nya netral sekitar 6,5 – 8,5 . Air yang pHnya rendah
akan terasa asam, sedangkan bila pHnya tinggi terasa pahit. Contoh air alam
yang terasa asam adalah air gambut (rawa)
5. Tidak mengandug zat kimia beracun, misalnya arsen, timbal, nitrat, senyawa
raksa, senyawa sulfida, senyawa fenolik, amoniak serta bahan radioaktif.
6. Kesadahannya rendah. Kesadahan air dapat diakibatkan oleh kandungan ion
kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) . Hal ini dapat dilihat bila sabun atau
deterjen yang digunakan sukar berbusa dan di bagian dasar peralatan yang
dipergunakan untuk merebus air terdapat kerak atau endapan. Air sadah dapat
juga mengandung ion-ion Mangan (Mn2+) dan besi (Fe2+) yang memberikan rasa
anyir pada air dan berbau, serta akan menimbulkan noda-noda kuning
kecoklatanpada peralatan dan pakaian yang dicuci. Meskipun ion kalsium, ion
magnesium, ion besi dan ion mangan diperlukan oleh tubuh kita. Air sadah yang
banyak mengandung ion-ion tersebut tidak baik untuk dikonsumsi. Karena dalam
jangka panjang akan menimbulkan kerusakan pada ginjal, dan hati. Tubuh kita
hanya memerlukan ion-ion tersebut dalam jumlah yang sangat sedikit sedikit
sekali. Kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi, mangan dan magnesium
merupakan zat yang membantu kerja enzim, besi dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah.Batas kadar ion besi yang diizinkan terdapat di
dalam air minum hanya sebesar 0,1 sampai 1 ppm ( ppm = part per million,
1ppm = 1 mgr/1liter). Untuk ion mangan ; 0,005 – 0,5 ppm, ion kalsium : 75 –
200 ppm dan 1on magnesium : 30 – 150 ppm.
7. Tidak boleh mengandung bakteri patogen seperti Escheria coli , yaitu bakteri
yang biasa terdapat dalam tinja atau kotoran, serta bakteri-bakteri lain yang
dapat menyebabkan penyakit usus dan limpa, yaitu kolera, typhus, paratyphus,
dan hepatitis. Dengan memasak air terlebih dahulu hingga mendidih, bakteri
tersebut akan mati.
INDIKATOR (TANDA)
AIR TANAH YANG TERCEMAR
Ada banyak indikator yang menunjukkan tingkat pencemaran air tanah, yang harus
dilakukan di laboratorium. Namun secara sederhana air tanah yang tercemar juga bisa
dikenali lewat pengamatan fisik.
Untuk mendapatkan air tanah dengan kualitas baik, sumur harus dibuat dengan
kedalaman tertentu. Sumur yang terlalu dangkal akan terisi air permukaan, yang lebih
mudah terkontaminasi oleh cemaran atau polutan.
Sumber pencemaran terdiri dari polutan alami (mineral dan mikroorganisme) serta
polutan buatan. Polutan buatan manusia seperti residu (sisa) bahan kimia umumnya
lebih berbahaya dibandingkan polutan alami.
Polutan buatan bisa datang dari limbah rumah tangga, industri maupun pertanian. Dari
rumah tangga antara lain berupa air sabun bekas cucian. Dari industri lebih beragam,
sementara dari pertanian antara lain pupuk dan pestisida.
Air bersih yang layak untuk dikonsumsi seharusnya tidak berbau, tidak berasa dan tidak
berwarna. Adanya pencemaran menyebabkan perubahan pada sifat tersebut.
Tanda-tanda bahwa air tanah sudah tercemar dapat dikenali melalui pengamatan fisik.
Beberapa di antaranya seprti dikutip dari Indiastudychannel, Selasa (25/5/2010) adalah:
1. Warna kekuningan akan muncul jika air tercemar chromium dan materi organik. Jika
air berwarna merah kekuningan, itu menandakan adanya cemaran besi. Sementara
pengotor berupa lumpur akan memberi warna merah kecoklatan.
2. Kekeruhan juga merupakan tanda bahwa air tanah telah tercemar oleh koloid (bio zat
yang lekat seperti getah atau lem). Lumpur, tanah liat dan berbagai mikroorganisme
seperti plankton maupun partikel lainnya bisa menyebabkan air berubah menjadi keruh.
3. Polutan berupa mineral akan membuat air tanah memiliki rasa tertentu. Jika terasa
pahit, pemicunya bisa berupa besi, alumunium, mangaan, sulfat maupun kapur dalam
jumlah besar.
4. Air tanah yang rasanya seperti air sabun menunjukkan adanya cemaran alkali.
Sumbernya bisa berupa natrium bikarbonat, maupun bahan pencuci yang lain misalnya
detergen.
5. Sedangkan rasa payau menunjukkan kandungan garam yang tinggi, sering terjadi di
daerah sekitar muara sungai.
6. Bau yang tercium dalam air tanah juga menunjukkan adanya pencemaran. Apapun
baunya, itu sudah menunjukkan bahwa air tanah tidak layak untuk dikonsumsi.
(sumber detikhealth)
ARANG BATOK
PENJERNIH AIR
Mencari air jernih untuk diminum memang sudah semakin sulit, yang alami mungkin
hanya ada di mata air di gunung dan di oase di gurun. Air jernih pun akhirnya menjadi
produk industri hingga kata generik ‘aqua’ pun menjadi paten industri, ah jangan sampai
kata ‘air’ menjadi merek dagang pula. Fungsi air untuk diminum pun akhirnya dilebih-
lebihkan untuk kepentingan komersial, seperti yang diulas oleh Priyadi tentang ‘Khasiat’
Air Hexagonal.
Padahal kebutuhan utama manusia terhadap air untuk diminum hanya satu, yaitu ‘air
jernih’, jernih menurut warna dan jernih menurut proporsi kandungan mineral yang
terlarut di dalamnya. Dalam tubuh air berfungsi sebagai pelarut, sebagai carrier
pembawa zat-zat lain yang harus diedarkan ke seluruh tubuh dan banyak lagi fungsi dan
manfaat lainnya.
Dengan semakin kotornya air minum, baik dari sumur timba, sumur pompa ataupun air-
supply-nya PDAM, kini semakin banyak keluarga mengurangi konsumsi air tersebut
sebagai air minum dan digantikan dengan membeli ‘air jernih’ hasil proses industri
dalam gelas atau botol plastik.
Sebenarnya, air jernih dari sumur untuk diminum masih bisa didapatkan dengan proses
penjernihan saat memasaknya, yaitu dengan meletakkan arang batok (tempurung
kelapa) di dalamnya (segenggam arang batok sudah lebih dari cukup untuk memasak
satu panci air), sebaiknya arang batok dibungkus dahulu dengan kain putih bersih.
Selama air dipanaskan hingga mendidih arang batok akan bekerja menyerap zat-zat
yang mengotori air, juga menyerap bau serta warna sehingga menghasilkan air jernih
yang siap diminum (didinginkan dulu ya, jangan minum air mendidih!).
Manfaat air jernih yang lain yang tidak berhubungan adalah untuk mengusir lalat, yaitu
dengan cara menyimpannya dalam plastik bening dan digantung, biasanya digantung di
dapur atau di atas meja makan. Mungkin nanti ada yang menjual bola kaca berisi air
sebagai pengusir lalat yang bisa dipakai di atas meja makan tanpa merusak pandangan
dan suasana.
Mencari air jernih untuk diminum memang sudah semakin sulit, yang alami mungkin
hanya ada di mata air di gunung dan di oase di gurun. Air jernih pun akhirnya menjadi
produk industri hingga kata generik ‘aqua’ pun menjadi paten industri, ah jangan sampai
kata ‘air’ menjadi merek dagang pula. Fungsi air untuk diminum pun akhirnya dilebih-
lebihkan untuk kepentingan komersial, seperti yang diulas oleh Priyadi tentang ‘Khasiat’
Air Hexagonal.
Padahal kebutuhan utama manusia terhadap air untuk diminum hanya satu, yaitu ‘air
jernih’, jernih menurut warna dan jernih menurut proporsi kandungan mineral yang
terlarut di dalamnya. Dalam tubuh air berfungsi sebagai pelarut, sebagai carrier
pembawa zat-zat lain yang harus diedarkan ke seluruh tubuh dan banyak lagi fungsi dan
manfaat lainnya.
Dengan semakin kotornya air minum, baik dari sumur timba, sumur pompa ataupun air-
supply-nya PDAM, kini semakin banyak keluarga mengurangi konsumsi air tersebut
sebagai air minum dan digantikan dengan membeli ‘air jernih’ hasil proses industri
dalam gelas atau botol plastik.
Sebenarnya, air jernih dari sumur untuk diminum masih bisa didapatkan dengan proses
penjernihan saat memasaknya, yaitu dengan meletakkan arang batok (tempurung
kelapa) di dalamnya (segenggam arang batok sudah lebih dari cukup untuk memasak
satu panci air), sebaiknya arang batok dibungkus dahulu dengan kain putih bersih.
Selama air dipanaskan hingga mendidih arang batok akan bekerja menyerap zat-zat
yang mengotori air, juga menyerap bau serta warna sehingga menghasilkan air jernih
yang siap diminum (didinginkan dulu ya, jangan minum air mendidih!).
Manfaat air jernih yang lain yang tidak berhubungan adalah untuk mengusir lalat, yaitu
dengan cara menyimpannya dalam plastik bening dan digantung, biasanya digantung di
dapur atau di atas meja makan. Mungkin nanti ada yang menjual bola kaca berisi air
sebagai pengusir lalat yang bisa dipakai di atas meja makan tanpa merusak pandangan
dan suasana.
BIJI KELOR
Berdasarkan kepercayaan dan sedikit dongeng, setiap orang Kalimantan Timur meyakini,
siapa pun pendatang atau tamu yang berkunjung ke Kalimantan Timur dan pernah
meminum air Sungai Mahakam, diyakini pasti akan kembali lagi ke daerah tersebut,
bahkan menetap. Sungai sepanjang 920 Km yang menjadi salah satu sarana
transportasi sungai terpenting di propinsi Kaltim itu tak pernah sepi dari lintasan kapal
motor dan kapal kontainer, yang terkadang menumpahkan limbah oli sisa ke sungai.
Masyarakat agaknya tak pernah peduli dengan warna airnya yang keruh, atau berwarna
hitam ketika air sungai surut, terbukti pinggiran sungai tak pernah sepi dari aktivitas
manusia yang datang dan pergi mandi, mencuci atau bahkan mengambil air dari sungai
tersebut untuk dikonsumsi. Padahal masyarakat dapat memanfaatkan air sungai dengan
lebih nyaman dan terjamin kebersihannya apabila mampu menerapkan hasil penelitian
seorang dosen dari Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Mulawarman (Samarinda)
yang diadopsi dari Negara Sudan, dan kemudian dikembangkan di wilayah tersebut.
Adalah Enos Tangke Arung, MP, dosen Fahutan Unmul yang menemukan biji kelor dan
menyulapnya menjadi ”serbuk ajaib” yang dapat mengubah air keruh dengan partikel
tanah maupun unsur logam menjadi air bersih layak konsumsi, dan memenuhi standar
baku mutu yang ditetapkan.
”Serbuk biji buah kelor ternyata cukup ampuh menurunkan dan mengendapkan
kandungan unsur logam berat yang cukup tinggi dalam air, sehingga air tersebut
memenuhi standar baku air minum dan air bersih,” katanya.
Disebutkan, kandungan logam besi (Fe) dalam air Sungai Mahakam yang sebelumnya
mencapai 3,23 mg/l, setelah dibersihkan dengan serbuk biji kelor menurun menjadi 0,13
mg/l, dan telah memenuhi standar baku mutu air minum, yaitu 0,3 mg/l dan standar
baku mutu air bersih 1,0 mg/l.
Sedangkan tembaga (Cu) yang semula 1,15 mg/I menjadi 0,12mg/l, telah memenuhi
standar baku mutu air minum dan air bersih yang diperbolehkan, yaitu 1 mg/l, dan
kandungan logam mangan (Mn) yang semula 0,24 mg/l menjadi 0,04 mg/l, telah
memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih 0,1 mg/l dan 0,5 mg/l.
Arang
Namun apabila air tersebut dikonsumsi untuk diminum, aroma kelor yang khas masih
terasa, oleh sebab itu, pada bak penampungan air harus ditambahkan arang yang
dibungkus sedemikian rupa agar tidak bertebaran saat proses pengadukan. Arang
berfungsi untuk menyerap aroma kelor tersebut.
Selain itu, dari hasil uji sifat fisika kualitas air Sungai Mahakam dengan parameter
kekeruhan yang semula mencapai 146 NTU, setelah dibersihkan dengan sebuk biji kelor
menurun menjadi 7,75 NTU, atau memenuhi standar baku air bersih yang ditetapkan,
yaitu 25NTU. Untuk parameter warna yang semula sebesar 233 Pt.Co menjadi 13,75
Pt.Co, atau telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih 15 Pt.Co dan
50 Pt.Co.
Membuat Serbuk
Cara memperoleh serbuk tersebut cukup sederhana, yaitu dengan menumbuk biji buah
kelor yang sudah tua hingga halus, kemudian ditaburkan ke dalam air limbah, dengan
perbandingan tiga sampai lima miligram untuk satu liter air dan diaduk cepat. Dalam
waktu 10 hingga 15 menit setelah pengadukan, partikel-partikel kotoran yan terdapat di
dalam air akan menyatu dan mengendap, sehingga air menjadi jernih.
Enos, yang juga kepala Laboratorium Pulp dan Kertas Fahutan Unmul mengatakan,
pihaknya juga telah membuat ekstraktif kelor dengan konsentrasi lima persen, yaitu
dengan merebus lima gram tepung biji kelor ke dalam 100 ml air hingga mendidih dan
disaring.
”Air saringan kelor ini dapat digunakan untuk menjernihkan air, caranya dengan
mencampur tiga hingga lima militer ekstrak biji kelor ke dalam satu liter air dan diaduk
dengan cepat,” katanya. Disebutkan, dalam satu polong buah kelor terdapat 10 hingga
15 biji kelor dengan berat masing-masing biji sebesar 2,5 gram tanpa kulit ari, dan dari
10 biji kelor dapat dibuat menjadi serbuk untuk menjernihkan air sebanyak 40 liter.
Lebih Ekonomis
Kepala laboratorium pengujian air PDAM Unit Cendana (Samarinda), Alimudin mengakui,
cara tersebut lebih ekonomis dibanding menggunakan sistem penjernihan air dengan
bahan baku tawas yang digunakan selama ini. Perbedaan penjernihan air dengan
menggunakan tawas dan serbuk biji kelor adalah pada lamanya waktu pengendapan
partikel setelah pengadukan, yaitu hanya lima menit, sedangkan dengan serbuk kelor
mencapai 10 hingga 15 menit. Karena tawas jarang diproduksi di Kaltim, pihak PDAM
Samarinda mendatangkan tawas dari luar daerah, yaitu dari Sulawesi (Manado) dan
Kupang. Tawas tersebut dicampur dengan aluminium dan sulfat sebelum digunakan
untuk menjernihkan air sungai.
Menurut Enos Tangke, penggunaan serbuk biji kelor lebih ekonomis dibanding tawas,
apalagi tanaman kelor dapat dibudidayakan di Kaltim, sementara daun dan buahnya
yang masih muda pun dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan. Enos yang juga dosen
pengasuh mata kuliah Pengendalian Pencemaran menambahkan, tanaman kelor yang
dikembangbiakkan dengan biji dan stek dapat tumbuh dengan cepat di daerah berair,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dibudidayakan di sekitar daerah aliran sungai (DAS)
Mahakam.
”Dalam tiga bulan pertama tumbuhan tersebut sudah cukup besar dan enam bulan
kemudian sudah berbuah dan bisa dimanfaatkan bijinya,” katanya.
Oleh sebab itu, tambahnya, memanfaatkan kelor untuk menjernihkan air merupakan
alternatif terbaik dan lebih ekonomis, efisien serta turut melestarikan lingkungan dengan
membudidayakan tanaman tersebut di sekitar DAS.(Aspek-35)