Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebagaimana kita ketahui, segala sesuatu yang diciptakan oleh Sang Pencipta pasti
memiliki manfaat, baik untuk diri sendiri, orang lain ataupun lingkungan. Hujan merupakan
salah satu karunia Allah yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Air hujan tersebut
banyak yang mengalir ke dalam sungai sehingga tercampur dengan kotoran, lumpur dan
mikroba yang ada di dalam sungai tersebut.
Tercampurnya air hujan dengan kotoran dan lumpur tersebut membuat air dalam sungai
menjadi tidak baik untuk digunakan. Contohnya saja bila kita mandi dengan air sungai maka
kita akan mengalami iritasi kulit. Dengan demikian kami melakukan penelitian terhadap air
sungai di Islamic Village yang kotor untuk diubah menjadi air bersih yang siap digunakan.
Tersedianya air bersih sering kali menjadi masalah utama, terutama saat musim
penghujan datang. Banyak penduduk mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih
khususnya bagi mereka yang tinggal di pelosok dengan perekonomian yang relatif rendah.
Pada akhirnya pun, beberapa diantaranya menjadikan air sungai sebagai alternatif persediaan
air untuk kehidupan mereka.

1.2 Pembatasan Masalah


Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini terbatas pada hal-hal berikut:
a. Pemanfaatan air sungai yang kotor .
b. Cara memproses air sungai yang kotor menjadi air bersih.

1.3 Perumusan Masalah


a. Bagaimana pemanfaatan air sungai sebagai air bersih?
b. Bagaimana cara memproses air sungai menjadi air bersih?
c. Apa saja syarat air bersih untuk digunakan?

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
a. Memanfaatkan air sungai sebagai air yang layak digunakan
b. Mengetahui cara memproses air sungai menjadi air bersih
1

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna baik untuk peneliti maupun untuk siswa,
adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai sarana penerapan teori-teori yang telah peneliti dapatkan.
2. Menambah ilmu pengetahuan peneliti mengenai pemanfaatan air yang kotor
3. Membantu masyarakat dalam mendapatkan air bersih yang layak digunakan tanpa
harus mengeluarkan biaya.

BAB II
2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pepaya
Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian
selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam
di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya adalah satu-satunya jenis dalam
genus Carica. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, "papaja".
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
: Dilleniidae
Ordo
: Violales
Famili
: Caricaceae
Genus
: Carica
Spesies
: Carica papaya L.
Deskripsi
Habitus
Batang
Daun
Buah
Biji
Akar

: Perdu, tinggi 10 meter


: Tidak berkayu, silindris, berongga, putih kotor
: Tunggal, bulat, ujung runcing, diameter 25-75 cm, pertulangan menjari,
panjang kangkai 25-100 cm, hijau.
: Buni, bulat memanjang, berdaging, masih muda hijau, setelah tua jingga.
: Bulat atau bulat panjang, kecil, bagian luar dibungkus selaput yang berisi
cairan, masih muda putih dan setelah tua hitam
: Tunggang, bercabang, putih kekuningan.

2.2 Kandungan Biji Pepaya


Biji mengandung glucoside cacirin dan carpaine. Getah mengandung papain,
chymopapain, lisosim, lipase, glutamin, dan siklotransferase. Glucoside cacirin berkhasiat
sebagai obat cacing, meluruhkan haid (emenagog), dan karminatif. Papain membantu
menverna protein di lambung dan digunakan untuk membantu pencernaan yang kurang baik
dan radang lambung (Dalimartha, 2009)
Biji juga mengandung senyawa benzyl isotiosianat (suatu aglikon glikosida
glukotropeolin), glikosida sinigrin, enzim mirosin, dan karpasemina. Benzyl isotiosianat
bersifat bakterisid dan antelmintik. (Aliadi, arif, 1996)
3

Bakterisida adalah salah satu zat antibakteri yang memiliki manfaat untuk membunuh
bakteri. Sedangkan, antelmintik adalah obat yang digunakan untuk memberantas atau
mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Jadi dengan mengkonsumsi biji
papaya maka kita akan terhindar dari cacing yang biasa ada di usus.
2.3 Manfaat Biji Pepaya
Menjaga kesehatan ginjal
Jus biji pepaya diketahui bermanfaat dalam menjaga kesehatan ginjal. Hal ini
dikarenakan biji pepaya mengandung flavonoid dan phenotic, di mana zat-zat tersebut
berperan penting dalam pencegahan datangnya kuman-kuman penyakit.
Melindungi tubuh dari infeksi dan mengusir parasit dalam tubuh
Biji pepaya dapat melindungi tubuh dari infeksi dan dapat digunakan untuk
membersihkan parasit-parasit yang ada di usus seperti cacing parasit. Para peneliti
menambahkan bahwa di Nigeria, sebanyak 76,7 persen anak-anak berhasil
menyingkirkan gangguan parasit ini dengan minum jus pepaya setiap hari selama
seminggu. Orang-orang di Jepang juga menerapkan hal yang sama di mana mereka
mengonsumsi satu sendok teh biji pepaya untuk mencegah penyakit liver atau hati.
Mencegah tifus dan pembentukan tumor
Biji pepaya dapat dikonsumsi bersamaan dengan susu untuk mencegah penyakit tifus
dan bermanfaat dalam menyembuhkan penyakit wasir. Biji pepaya mengandung senyawa
khusus yang dapat mencegah pembentukan tumor, ujar para peneliti.
2.4 Filtrasi
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat digunakan untuk mendapatkan air bersih
dan cara yang paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air (penjernih air).
Berikut adalah beberapa saringan yang kami gunakan dalam penelitian kami:
-

Saringan Kapas
Penyaringan dengan kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme
kecil yang ada dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan
kerapatan kapas yang digunakan.

Saringan Pasir dan Kerikil


Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih
dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil.

Saringan Arang
4

Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu
buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa
yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok
kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif.
2.5 Syarat Air Bersih
Berikut adalah syarat-syarat air bersih :
1. Syarat fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan
2. Syarat kimiawi, antara lain:
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
3. Syarat mikrobiologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri
patogen penyebab penyakit.

BAB III
5

METODE PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian karya ilmiah ini adalah:
a. Mengubah air sungai yang kotor menjadi air bersih
b. Mengetahui apakah biji pepaya dapat menetralkan air sungai yang memiliki pH asam
3.2 Tempat dan Waktu
Tempat: Laboratorium Biologi dan Kimia SMAN 8 Tangerang
Tanggal

: 25-30 April 2013

Waktu

: 15.00 WIB

3.3 Sampel Penelitian


Adapun sampel yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah air sungai di daerah
Islamic Village yang sudah tercemar dengan limbah rumah tangga dan sampah dari beberapa
penjual makanan di sekitar daerah tersebut.
3.4 Metode Penelitian
Metode yang kami gunakan adalah metode observasi dimana kami melakukan penelitian
dan pengamatan terhadap pengaruh biji pepaya kepada air sungai yang kami teliti.

BAB IV
6

ANALIS DATA
4.1 Alat dan Bahan yang di Perlukan
2 Buah Pepaya
Air sungai sebanyak 600 ml
Pipa sepajang 1m
Kain kasa 4x5 cm
2 buah Kain penyaring tahu 6x7m
pasir kasar kg
pasir halus kg
batu kerikil kg
3 busa 2x3
Botol 1 buah
2 buah gelas kaca
Arang kg
Ijuk kg
Kertas pH

4.2 Langkah Kerja


7

Ambillah sampel air sungai di daerah terdekat, kelompok kami mengambil air sungai
di daerah Islamic Village Tangerang. Hitung pH yang dimiliki air tersebut, untuk air
sungai yang kami ambil, pH-nya sekitar 6 (asam)

Endapkan air tersebut selama beberapa hari.

Selanjutnya ambil 600 ml air sungai yang telah di endapkan sebagai sample penelitian
kedalam gelas kaca.

Siapkan 2 buah pepaya yang sudah masak, kemudian sisihkan daging dengan bijinya.
Ambil bijinya guna penelitian.

Biji yang telah di ambil, terlebih dahulu di keringkan dan di tumbuk hingga halus.

Tuangkan 2 sendok makan biji pepaya yang telah ditumbuk ke dalam sampel air
sungai, aduk dan didiamkan 15 menit. Kemudian, tes kembali air tersebut dengan
kertas pH.

Buatlah filter air dengan pipa dengan sepanjang 1 meter dan bagian akhirnya
disambung dengan bagian atas botol minuman.

Kemudian masukan bahan penyaring yang disusun berdasarkan tingkat kerapatannya,


yang dibatasi oleh busa. Adapun bahanya penyaringnya terdiri atas ijuk, batu kerikil,
pasir kasar, pasir halus, arang aktif, kapas, dan kain kasa.

Tuangkan air sungai yang kotor kedalam filter air. Kemudian, lihat perbedaan antara
air yang telah disaring dengan air yang belum di saring.

4.3 Hasil Penelitian

Dari penelitian yang telah kami lakukan, terjadi perubahan warna yang signifikan.
Adapun air sungai yang belum di saring berwarna kuning keruh, dan air sungai yang telah
disaring berwarna bening. Tidak hanya itu, terjadi peningkatan pH air sebelum dan sesudah
di saring. Dimana, pH air sebelum di saring sebesar 6 dan sesudah di saring sebesar 7 pH.
Hal itu menunjukkan bahwa air yang telah di saring bersifat netral. Menurut penelitian yang
telah kami uji, terjadi pengurangan jumlah mikroba berupa protozoa, bakteri gram negatif,
serta monera yang bersifat parasit setelah dilakukannya penyaringan. Dan dari 600ml air
sungai, setelah di filtrasi menjadi 300ml air yang siap digunakan untuk keperluan seharihari.

BAB V
9

Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa biji pepaya
mengandung sebuah senyawa benzylisotiosianat yang dapat mengurangi kadar Fe dan Mn
pada air sungai. Tidak hanya itu, air sungai yang kami teliti juga mengalami peningkatan
kadar pH menjadi netral. Setelah melakukan penyaringan dengan bahan-bahan yang telah
kami sebutkan di atas, air sungai yang berwarna kuning keruh dapat berubah warna menjadi
bening. Menurut kami, hal tersebut dapat terjadi karena mikroba dalam air sungai telah
tertahan oleh bahan-bahan yang kami gunakan sebagai filter, sehingga ketika air yang keluar
dari filter, menjadi lebih jernih dan bersih.
5.3 Saran
Kamiber harap, biji pepaya dapat lebih bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, dan kami
juga berharap, karya tulis kami dapat digunakan sebagai acuan agar biji pepaya tidak hanya
digunakan sebagai sampah, kemudian di buang. Namun, biji pepaya masih dapat
dimanfaatkan kembali untuk menetralkan pH air sungai yang terkontaminasi limbah.

Daftar Pustaka
www.wikipediacom
10

www.google.com
Jauhari, J.M.C. 2010. Chemistry 2B. Jakarta : Esis.

11

Anda mungkin juga menyukai