Anda di halaman 1dari 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Pengamatan IV.1.

1 Gambar Hasil Pengamatan

Gambar 1. Hasil Titrasi

IV.1.2 Tabel Pengamatan Tabel 1. Penetapan kadar asam asetat dalam produk asam cuka Vol Sampel Asam cuka Asam cuka IV.2 Perhitungan Diketahui : - Volume NaOH - Normalitas NaOH - Volume CH3COOH Ditanya = 4 mL =1N = 25 mL titrat (mL) 25 25 Vol titran (mL) 4 3,8 Indikator PP 3 tetes 3 tetes Perubahan warna bening-merah muda Bening-merah muda

IV.2.1 Perhitungan normalitas CH3COOH (1)

: Normalitas CH3COOH = ..?

12

13 Penyelesaian : V1 x N1 4x1 4 N2 N2 Diketahui = V2 x N2 = 25 x N2 = 25 x N2 = = 0,16 N = 3,8 mL =1N

Perhitungan normalitas CH3COOH (2) : - Volume NaOH - Normalitas NaOH Ditanya

- Volume Asam Asetat = 25 mL : Normalitas Asam Asetat = ..? = V2 x N2 = 25 x N2 = 25 x N2 = = 0,152 N = 4 mL =1N = 60 =1 = .....? 3,8 x 1 3,8 N2 N2 Diketahui : Vtitran Ntitran Penyelesaian : V1 x N1

IV.2.2 Perhitungan % kadar CH3COOH (1) (b/v)

Volume CH3COOH = 25 mL BM CH3COOH Valensi Ditanya : % b/v

Penyelesaian : BM =

14 BM = BM = 60

% b/v = % b/v = b/v

x 100%

Perhitungan % kadar CH3COOH (2) (b/v) Diketahui : Vtitran Ntitran = 3,8 mL =1N = 60 =1 = .....?

Volume CH3COOH = 25 mL BM CH3COOH Valensi Ditanya : % b/v

Penyelesaian : BM =

BM = BM = 60

% b/v = % b/v = b/v

x 100%

15

IV.2

Pembahasan Salah satu contoh metode analisis titrimetri adalah titrasi asam-basa. Titrasi asam basa merupakan teknik yang banyak digunakan untuk menetapkan secara tepat konsentrasi dari suatu larutan asam atau basa. Titrasi ini pada dasarnya merupakan reaksi penetralan dan biasa juga disebut asidialkalimetri (2). Dalam pembahasan ini akan menjelaskan tentang penentuan kadar asam asetat dalam produk asam cuka dengan metode titrasi alkalimetri. Alkalimetri merupakan penetapan kadar asam dengan menggunakan larutan baku basa. Dalam percobaan ini, akan ditentukan konsentrasi asam asetat yang ada dalam produk asam cuka dengan menggunakan larutan natrium hidroksida 1 N sebagai larutan bakunya. Serta dilakukan penambahan fenolftalein sebagai indikator. Sebelum memulai percobaan, terlebih dahulu alat-alat yang akan digunakan dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol. Hal ini dilakukan untuk mensterilkan alat yang akan digunakan agar terhindar dari bakteri atau mikroorganisme. Dalam titrasi ini, larutan natrium hidroksida yang digunakan adalah larutan baku sekunder, maka terlebih dahulu dilakukan pembuatan dan pembakuan larutan NaOH. Sebanyak 4 gram senyawa NaOH dilarutkan dalam 1 Liter air bebas CO2. Penggunaan air bebas CO2 bertujuan untuk menghilangkan CO2 yang terdapat dalam air dalam bentuk asam karbonat yang dapat bereaksi dengan natrium hidroksida dan menghasilkan endapan putih (larutan menjadi keruh). Air bebas CO2 ini dibuat dengan mendidihkan 1 liter air dalam keadaan tertutup untuk mencegah kontaminasi dengan udara. Untuk memperoleh larutan NaOH yang homogen atau tercampur rata, maka harus diaduk agar tidak terdapat partikel-partikel kecil dalam larutan. Sedangkan untuk tahap pembakuan larutan NaOH dilakukan dengan

16 menggunakan kalium biftalat sebagai larutan baku primer. Digunakan kalium biftalat dikarenakan kalium biftalat memiliki sifat yang sesuai dengan syarat larutan baku primer. Pada titrasi alkalimetri ini, langkah pertama yang dilakukan yaitu sebanyak 5 mL asam cuka dimasukkan ke dalam gelas ukur dan diencerkan dengan 100 mL aquadest. Selanjutnya, sebanyak 25 mL dari larutan tersebut dipipet lalu dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Ke dalam larutan tersebut, ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein kemudian dititrasi dengan larutan baku NaOH yang telah dibuat sebelumnya. Digunakan indikator fenolftalein dikarenakan titran yang digunakan adalah basa kuat (Natrium Hidroksida) sedangkan titratnya adalah asam lemah (Asam Asetat), sehingga pH pada saat titik akhir titrasi bersifat basa. Dimana pada pH basa ini, indikator fenolftalein bekerja (trayek pH 8,0 9,6). Fenolftalein yang bertindak sebagai indikator ini jika direaksikan dengan NaOH sebagai titran akan menghasilkan titik akhir yang berwarna merah muda. Adapun mekanisme reaksi yang terjadi dalam titrasi alkalimetri ini yaitu ion hidrogen dari asam asetat akan bereaksi dengan ion hidroksida yang berasal dari natrium hidroksida untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Dimana asam asetat berperan sebagai pemberi proton dan natrium hidroksida berperan sebagai penerima proton sehingga menghasilkan air yang sifatnya netral atau reaksi netralisasi. Proses titrasi alkalimetri ini dilakukan duplo (dua kali), agar didapat data pengamatan yang dapat dibandingkan. Adapun berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terlihat bahwa titik akhir titrasi ini terjadi ketika volume NaOH (volume titran) yang digunakan sebanyak 4 mL dan 3,8 mL. Sehingga berdasarkan perhitungan didapatkan normalitas asam sitrat (sampel) adalah 0,16 N dan 0,152 N serta didapatkan kadar asam asetat dalam asam cuka tersebut adalah sebesar 0,96 % b/v dan 0,912 % b/v.

Anda mungkin juga menyukai