2. BERBAU
Air yang murni dan sehat tidak akan menimbulkan bau. Jika sudah
tercemar oleh zat polutan, air tersebut akan menimbulkan bau busuk dan
menyengat.
8. BERWARNA
Air yang bersih tidak akan berwarna dan terlihat bening. Jika zat
polutan sudah mencemarinya, air akan mudah berubah warna.
1. Langsung
Penggunaan panca indera untuk mengidentifikasi adanya
pencemaran, misalnya bau, rasa tidak enak, kekeruhan,
pertumbuhan tanaman,dll
2. Tidak Langsung
A. Karakteristik fisik :
Menurut Djabu (1991), karakteristik fisik yang sangat penting adalah
kandungan total solid yang tersusun dari zat terapung, zat dalam suspense, zat
colloidal dan zat dalam solution. Karakteristik fisik yang lain termasuk bau,
temperature, kekeruhan dan warna
B.Karakteristik kimia :
Menurut Ginting (2008), karakteristik kimia air limbah antara lain :
1. Biochemical Oxygen Demand (BOD): adalah kebutuhan oksigen bagi
sejumlah bakteri untuk mengurai atau mengoksidasi semua zat-zat organik
yang terlarut maupun sebagai tersuspensi dalam air menjadi bahan organik
yang lebih sederhana. Nilai ini hanya merupakan jumlah bahan organik yang
dikonsumsi bakteri. Aktifnya bakteri-bakteri menguraikan bahanbahan rganik
bersamaan engannya habis pula terkonsumsi oksigen. Habisnya oksigen
terkonsumsi membuat biota lainnya yang membutuhkan oksigen menjadi
kekurangan dan akibatnya biota yang memerlukan oksigen ini tidak dapat
hidup. Semakin tinggi angka BOD semakin sulit bagi mahkluk air yang
membutuhkan oksigen bertahan hidup.
2. Chemical Oxygen Demand (COD): adalah sejumlah oksigen yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi zat-zat anorganis dan organis sebagaimana pada BOD,
angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat anorganik.
3. pH (keasaman air): Menurut Slamet (2010), air buangan yang mempunyai pH
tinggi atau rendah dapat membunuh mikroorganisme air yang diperlukan untuk
keperluan biota tertentu. Air yang netral dapat mencegah terjadinya pelarutan
logam berat, pH yang tidak netral dapat melarutkan berbagai element kimia
yang dilaluinya (Slamet, 2000). Sementara menurut Sanropie (1984), jika pH
lebih kecil dari 6,5 atau lebih besar dari pada 9,2 maka akan menyebabkan
korosifitas pada pipa¬pipa air yang dibuat dari logam dan dapat mengakibatkan
beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang dapat mengganggu
kesehatan manusia.
4. Oksigen terlarut (DO): Dissolved Oxygen atau DO tinggi menunjukkan
keadaan air semakin membaik. Pengertian DO berlawanan dengan BOD.
Semakin tinggi BOD semakin rendah oksigen terlarut. Kondisi oksigen terlarut
dalam air dapat dijadikan indikator kehidupan ikan dan biota dalam perairan.
Kemampuan air untuk mengadakan pemulihan secara alami banyak tergantung
pada tersedianya oksigen terlarut.
5. Amoniak. Keberadaan amonia merupakan indikator masuknya buangan
permukiman (Sastrawijaya, 2000). Senyawa organik yang terdapat dalam
limbah dan buangan, seperti protein, karbohidrat dan lemak dimanfaatkan oleh
bakteri sebagai sumber makanan (Lutfi, 2006).
6. Nitrit: Keberadaan nitrit merupakan salah satu indikator proses pengolahan
berlangsung tidak sempurna. Nitrit tidak dapat bertahan lama dan merupakan
keadaan sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrit. Nitrit tidak
ditemukan dalam air limbah yang segar melainkan dalam limbah yang sudah
basi atau lama. Nitrit bersumber dari bahan-bahan yang bersifat korosif dan
banyak dipergunakan di pabrik-pabrik.
7. Nitrogen: Nitrogen dalam air limbah pada umumnya terdapat dalam bentuk
organik dan oleh bakteri dirubah menjadi nitrogen ammonia.
8. Logam Berat: Logam berat dalam air limbah seperti tembaga, cadmium, air
raksa, timah, chromium, besi dan nikel, arsen, selenium, cobalt, mangan dan
aluminium.
C.Karakteristik biologi:
Terkait dengan karakteristik biologi ini, secara umum
beberapa mikroorganisme penting dalam air limbah dan air permukaan antara
lain bakteri, jamur, protozoa dan algae. Mereka berperan penting dalam proses
dekomposisi atau stabilisasi organik matter.