Disususn Oleh:
Kelas : 2 KIC
Kelompok :A
Nim : 062240422501
Instruktur : Prof.Dr.Ir.Rusdianasari,M.Si.
A. Tujuan
Mahasiswa mampu menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif suatu
air kristal.
B. Dasar Teori
1. Pengertian Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi
semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi
tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.
Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil3) tersedia di bumi. Air
merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena
makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme
adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan
melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler.
Kualitas air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau
kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya air minum,
perikanan, pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan sebagainya. Peduli
kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan
dan kelestarian dalam penggunaannya. Kualitas air dapat diketahui
dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian
yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji
kenampakan (bau dan warna).
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat
energi atau komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan
beberapa parameter yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan
terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD,
kadar logam dan sebagainya), dan parameter biologi (keberadaan
plankton, bakteri, dan sebagainya).
1. Parameter Fisik Air
a. Suhu
Pola temperatur ekosistem air dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari,
pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya,
ketinggihan geografis dan juga oleh faktor kanopi
(penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di
tepi. Di samping itu pola temperatur perairan dapat di
pengaruhi oleh faktor- faktor anthropogen (faktor yang di
akibatkan oleh aktivitas manusia) seperti limbah panas yang
berasal dari air pendingin pabrik, penggundulan DAS yang
menyebabkan hilangnya perlindungan, sehingga badan air
terkena cahaya matahari secara langsung.
Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan tetapi
dapat menyebabkan gangguan kesehatan untuk jangka
panjang, misalnya stres yang ditandai dengan tubuh lemah,
kurus, dan tingkah laku abnormal. Pada suhu rendah, akibat
yang ditimbulkan antara lain ikan menjadi lebih rentan
terhadap infeksi fungi dan bakteri patogen akibat
melemahnya sistem imun. Pada dasarnya suhu rendah
memungkinkan air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi
suhu rendah menyebabkan menurunnya laju pemafasan dan
denyut jantung sehingga dapat berlanjut dengan pingsannya
ikan-ikan akibat kekurangan oksigen
b. Kekeruhan/Kecerahan
Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan
dan pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat
dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan
Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu
perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah
cahaya yang diterima oleh phytoplankton diperairan asli
bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk
kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya
didalam air.
Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi
juga oleh kekeruhan air (turbidity). Sedangkan kekeruhan
air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan
dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam
perairan. Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
1) Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur
dsb)
2) Jasad-jasad renik yang merupakan plankton.
3) Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat
koloid berasal dari daun-daun tumbuhan yang terektrak)
c. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme,
bahan- bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak
senyawa-senyawa organic serta tumbuh-tumbuhan.
d. Kedalaman
Kedalaman disuatu perairan saangat penting untuk
diperahatikan, hal ini diakrenakan kedalaman suatu perairan
dapat mempengaruhi jumlah cahaya yang akan masuk ke
perairan dan ketersediaan oksigen diperairan tersebut, jika
disuatu perairan kekurangan cahaya masuk kedalamnya
maka ikan tersebut akan stress. Begitu juga halnya dengan
kandungan oksigen, biasanya diperairan dalam ketersediaan
oksigen lebih sedikit dibandingkan dengan perairan
dangkal.
E. Data Pengamatan
Tabel Larutan Elektrolit
No Konsentrasi pH Salinitas Konduktivitas Tds Resitivity mV
(ppm) (mS) (ppm) (Ω)
1. 0,10 5,45 11,65 10,05 9,774 51,06 100,7
2. 0,25 5,40 30,05 23,58 23,56 21,26 77,5
3. 0,50 5,35 60,07 43,37 42,39 11,76 64,3
4. 0,75 5,33 OVER 60,47 59,02 8,48 59,5
5. 1,00 5,31 OVER 70,83 69,41 7,19 54,6
No Sampel PH Conductivity TDS Resitivity % Konsentrasi Turbiditi
Air (mS) (ppm) (Ω) DO DO (ppm) Meter
(Ntu)
1. Air 7,13 559,6 510,5 979,5 94,5 94,5 1,65
sumur
2. Air 7,80 232,2 212,15 2358 96,5 96,5 1,84
parit
3. Air 6,69 480,5 438,2 1341 92,5 92,5 2,11
sungai
4. Air bak 7,21 71,85 65,6 7646 90,6 6,73 1,25
No Kalibrasi Turbidimeter
1. 1000 Ntu
2. 10,1 Ntu
3. 0,67 Ntu
100 100,7
80 77,5
69,41 TDS
64,3
60 59,5
59,02
54,6 Resistivity
51,06
40 42,39 mV
20 23,56
21,62
9,774 11,76 8,48 7,19
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
G. Analisis pembahasan
Pada percobaan analisa air kali ini kami menggunakan alat water
proof cyber scan PCD 650 alat yang biasa digunakan untuk menganalisa
air,adapun sampel yang kami gunakan garam dapur. Adapun yang kami
analisis pada percobaan kali ini adalah pH ,konduktvity, TDS, resistivity,%
DO, konsentrasi DO, tegangan jumlah ion terlarut dan salinitas. Alat water
proof PCD 650 ini dapat digunakan dengan baterai ataupun arus listrik, jika
menggunakan arus listrik sebaiknya baterainya dicabut terlebih dahulu agar
tidak terjadi korsleting yang menyebabkan rusaknya alat. Alat water proof
TCD ini mempunyai akurasi dan tingkat kepekaan yang tinggi jadi setelah
memakai alat sebaiknya elektrodanya dibilas. Sampel yang dianalisa pada
praktikum ini ialah NaCl yang dilarutkan dalam aquadest dengan kadar
0,025;0,05;0,075 dan 0,1 M.
Berdasarkan hasil yang didapat diketahui bahwa sampel yang
mengandung zat terlarut atau mineral tertinggi yaitu pada sampel NaCl 0,1
M karena pada sampel ini memiliki TDS 8,897 ppt, karena TDS merupakan
parameter dalam mengukur kualitas air berdasarkan banyaknya zat terlarut
atau banyaknya mineral yang terkandung dalam suatu zat (air). Sedangkan
sampel yang memiliki nilai TDS terendah yaitu sampel dengan kadar 0,025
M. Dengan hasil ini dapat dikatakan air kandungan sampel 1 memiliki zat
mineral yang terlarut sangat sedikit.
Dalam percobaan ini pH sampel 1-4 memiliki sifat asan yang artinya
sampel ini tidak begitu baik untuk kehidupan. Sampel yang baik adalah
sampel yang memiliki conduktivity yang rendah dan sampel yang tidak baik
adalah sampel yang memiliki conduktivity yang tinggi. Namun dalam
percobaan nilai ion tidak dapat terhitung dikarenakan alat yang digunakan
error, namun perhitungan parameter lainnya bisa. Semakin besar nilai
Molaritas, maka semakin meningkat nilai parameter-parameter yang akan
didapat, dan semakin kecil nilai molaritas, maka semakin menurun nilai
parameter-parameter yang akan didapat. Semakin tinggi nilai salinitas,maka
semakin banyak ion-ion yang terlarut dalam air, sedangkan semakin kecil
nilai salinitas maka semakin sedikit ion-ion yag terlarut dalam air.
H. Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat pada pratikum kali ini adalah:
1. Parameter yang diukur dalam praktikum ini yaitu pH conduktivity,
TDS, resistivity, kadar oksigen, tegangan, dan salinitas.
2. Semakin tinggi nilai Molaritas atau semakin banyak garam yang
terlarut,maka semakin meningkat nilai parameter-parameter yang akan
didapat dan sebaliknya.
3. Nilai parameter terbesar ada pada sampel garam dengan konsentrasi
0,1 M
4. Nilai parameter terkecil ada pada sampel garam dengan konsentrasi
0,025M
5. Sampel yang baik adalah sampel dengan konduktivitas yang rendah
I. Daftar Pustaka
Tim Penyusun Laboratorium. Panduan Pratikum “Kimia Analitik
Instrumen”. Spektrofotometri Serapan Atom. Politeknik Negeri
Sriwijaya.
Zakaria, Windy Pratiwi. “Pemeriksaan Kualitas Air.” Laporan Pratikum
Pemeriksaan Kualitas Ai.
Lampiran