Anda di halaman 1dari 15

METODE ANALISA SPEKTROFOTOMETRI UV/VIS

KIMIA ANALITIK INSTRUMEN

Disususn Oleh:

Nama : Bunga Ayu Pangestu

Kelas : 2 KIC

Kelompok :A

Nim : 062240422501

Jurusan : Teknik Kimia D4 Teknologi Kimia


Industri

Judul Percobaan : Analisa Air

Tanggal Percobaan : 22 Juni 2023

Instruktur : Prof.Dr.Ir.Rusdianasari,M.Si.
A. Tujuan
Mahasiswa mampu menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif suatu
air kristal.

B. Dasar Teori
1. Pengertian Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi
semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi
tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.
Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil3) tersedia di bumi. Air
merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena
makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme
adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan
melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler.
Kualitas air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau
kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya air minum,
perikanan, pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan sebagainya. Peduli
kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan
dan kelestarian dalam penggunaannya. Kualitas air dapat diketahui
dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian
yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji
kenampakan (bau dan warna).
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat
energi atau komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan
beberapa parameter yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan
terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD,
kadar logam dan sebagainya), dan parameter biologi (keberadaan
plankton, bakteri, dan sebagainya).
1. Parameter Fisik Air
a. Suhu
Pola temperatur ekosistem air dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari,
pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya,
ketinggihan geografis dan juga oleh faktor kanopi
(penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di
tepi. Di samping itu pola temperatur perairan dapat di
pengaruhi oleh faktor- faktor anthropogen (faktor yang di
akibatkan oleh aktivitas manusia) seperti limbah panas yang
berasal dari air pendingin pabrik, penggundulan DAS yang
menyebabkan hilangnya perlindungan, sehingga badan air
terkena cahaya matahari secara langsung.
Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan tetapi
dapat menyebabkan gangguan kesehatan untuk jangka
panjang, misalnya stres yang ditandai dengan tubuh lemah,
kurus, dan tingkah laku abnormal. Pada suhu rendah, akibat
yang ditimbulkan antara lain ikan menjadi lebih rentan
terhadap infeksi fungi dan bakteri patogen akibat
melemahnya sistem imun. Pada dasarnya suhu rendah
memungkinkan air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi
suhu rendah menyebabkan menurunnya laju pemafasan dan
denyut jantung sehingga dapat berlanjut dengan pingsannya
ikan-ikan akibat kekurangan oksigen
b. Kekeruhan/Kecerahan
Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan
dan pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat
dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan
Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu
perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah
cahaya yang diterima oleh phytoplankton diperairan asli
bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk
kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya
didalam air.
Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi
juga oleh kekeruhan air (turbidity). Sedangkan kekeruhan
air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan
dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam
perairan. Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
1) Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur
dsb)
2) Jasad-jasad renik yang merupakan plankton.
3) Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat
koloid berasal dari daun-daun tumbuhan yang terektrak)
c. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme,
bahan- bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak
senyawa-senyawa organic serta tumbuh-tumbuhan.
d. Kedalaman
Kedalaman disuatu perairan saangat penting untuk
diperahatikan, hal ini diakrenakan kedalaman suatu perairan
dapat mempengaruhi jumlah cahaya yang akan masuk ke
perairan dan ketersediaan oksigen diperairan tersebut, jika
disuatu perairan kekurangan cahaya masuk kedalamnya
maka ikan tersebut akan stress. Begitu juga halnya dengan
kandungan oksigen, biasanya diperairan dalam ketersediaan
oksigen lebih sedikit dibandingkan dengan perairan
dangkal.

Tabel 1: Kriteria kualitas air bersih ditinjau dari parameter


fisik

Parameter Fisik Satuan Kadar Maksimum


Yang Dianjurkan
Kekeruhan NTU 2
Suhu ∘C 10-25
Jumlah Zat Padat Mg/Liter 500
Terlarut (ppm)
Warna TCU 15
Bau - Tidak Berbau
Rasa - Tidak Berbau

2. Parameter Kimia Air


a. Ph ( Derajat Keasaman)
pH adalah suatu ukuran keasaman dan kadar alkali dari
sebuah contoh cairan. Kadar pH dinilai dengan ukuran
antara 0-14. Sebagian besar persediaan air memiliki pH
antara 7,0-8,2 namun beberapa air memiliki pH di bawah
6,5 atau diatas 9,5. Air dengan kadar pH yang tinggi pada
umumnya mempunyai konsentrasi alkali karbonat yang
lebih tinggi. Alkali karbonat menimbulkan noda alkali dan
meningkatkan farmasi pengapuran pada permukaan yang
keras.
Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun
sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup
organisme karena akan menyebabkan mobilitas berbagai
senyawa logam berat bersifat toksik. pH air dapat
mempengaruhi jenis dan susunan zat dalam lingkungan
perairan dan mempengaruhi ketersediaan hara serta
toksinitas dari temperatur
b. DO (Kelarutan Oksigen)
Oksigen adalah unsur vital yang di perlukan oleh
semua organisme untuk respirasi dan sebagai zat pembakar
dalm proses metabolisme. Sumber utama oksigen terlarut
dalam air adalah penyerapan oksigen dari udara melalui
kontak antara permukaan air dengan udara, dan dari proses
fotosintesis. Selanjutnya daur kehilangan oksigen melalui
pelepasan dari permukaan ke atmosfer dan melalui kegiatan
respirasi dari semua organisme.
Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian
(diurnal) dan musiman, tergantung pada pencampuran
(mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas
fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang masuk ke
dalam air.
3. Parameter Bakterilogis Air
Secara teoritis pemeriksaan air yang baik ialah dengan
menentukan ada tidaknya bakteri-bakteri dengan isolasi, tetapi
cara tersebut tidak praktis dan memerlukan waktu yang lama.
Untuk mempermudah pemeriksaan biasanya ditentukan
berdasarkan adanya dan jumlah bakteri golongan coli.
Bakteri golongan E. coli sudah banyak digunakan untuk
mengetahui adanya pencemaran air. Bakteri golongan coli
adalah semua bakteri yang berbentuk batang, bersifat aerob
atau fakultatif aerob, tidak membentuk spora, bersifat gram
negative dan dapat meragikan laktosa serta membentuk gas
dalam waktu 2 x 24 jam pada suhu 35°C dan 44°C.

C. Alat dan Bahan


 Alat yang digunakan:
1. Gelas kimia 500 ml
2. Waterpfroof cyberscan pcd 650
3. Turbidimeter
 Bahan yang digunakan:
1. Air sumur
2. Air parit
3. Air sungai
4. Air bak
D. Langkah Kerja
a. Petunjuk penggunaan alat
 Alat Waterproof Cyberscan PCD 650 dalam pengoperasiaannya
memakai 2 sumber arus listrik yaitu dari batere dan sumber arus
listrik PLN, jika pengoperasiaannya akan memakai sumber arus PLN
pastikan batere yang terdapat didalam alat dilepas terlebih dahulu
untuk menghindari korseleting yang berakibat akan merusak alat.
 Alat waterproof Cyberscan PCD 650 merupakan alat yang memiliki
tingkat akurasi dan presisi yang tinggi jadi pastikan setelah memakai
alat elektroda dibilas dan dibersihkan.
 Tidak dibenarkan dan dianjurkan merubah setingan alat selain yang
diberikan oleh instruktur dan teknisi.
b. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan 4 jenis air kemasan dan air got, memasukkan sample
kedalam gelas kimia dan memberi label.
2. Menghubungkan kabel daya ke sumber arus PLN dan menekan
tombol F4 (ON) selama 3 detik.
3. Memasukkan elektroda kedalam larutan atau sample yang akan
diukur, minimal 1/3 bagian elektroda terendam, tunggu beberapa
saat sampai pembacaannya stabil, mencatat pH yang terlihat dilayar.
4. Menekan tombol mode (F3) beberapa kali sampai dilayar terdapat
tulisan measurring cound di layar.
5. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil,
mencatat hasilnya.
6. Menekan tombol mode (F3) beberapa kali sampai terdapat tulisan
measurring TDS di layar.
7. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil,
mencatat hasilnya.
8. Menekan tombol mode (F3) beberapa kali sampai terdapat tulisan
measurring res di layar.
9. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil,
mencatat hasilnya.
10. Untuk pembacaan % Dissolved Oxygent dan Oxygent Concentration
menggunakan cara yang sama seperti langkah di atas.
c. Larutan Elektrolit
1. membuat larutan NaCl masing-masing dengan konsentrasi 0,1; 0,25;
0,50; 0,75; dan 1 m sebanyak 250 ml, beri label
2. Menghubungkan daya ke sumber arus PLN dan tekan tombol F4
(ON) selama 3 detik
3. Memasukkan elektroda ke dalam larutan atau cairan yang akan
diukur, minimal 1/3 bagian elektroda terendam, catat mV yang
terlihat di layar
4. Menekan tombol mode (F3) beberapa kali sampai terdapat tulisan
ion di layar
5. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil,
catat hasilnya
6. Menekan tombol mode (F3) beberapa kali sampai terdapat tulisan
measuring NaCl di layar
7. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil,
catat hasilnya

E. Data Pengamatan
 Tabel Larutan Elektrolit
No Konsentrasi pH Salinitas Konduktivitas Tds Resitivity mV
(ppm) (mS) (ppm) (Ω)
1. 0,10 5,45 11,65 10,05 9,774 51,06 100,7
2. 0,25 5,40 30,05 23,58 23,56 21,26 77,5
3. 0,50 5,35 60,07 43,37 42,39 11,76 64,3
4. 0,75 5,33 OVER 60,47 59,02 8,48 59,5
5. 1,00 5,31 OVER 70,83 69,41 7,19 54,6
No Sampel PH Conductivity TDS Resitivity % Konsentrasi Turbiditi
Air (mS) (ppm) (Ω) DO DO (ppm) Meter
(Ntu)
1. Air 7,13 559,6 510,5 979,5 94,5 94,5 1,65
sumur
2. Air 7,80 232,2 212,15 2358 96,5 96,5 1,84
parit
3. Air 6,69 480,5 438,2 1341 92,5 92,5 2,11
sungai
4. Air bak 7,21 71,85 65,6 7646 90,6 6,73 1,25

No Kalibrasi Turbidimeter
1. 1000 Ntu
2. 10,1 Ntu
3. 0,67 Ntu

 Grafik Larutan Elektrolit

Grafik larutan elektrolit


80
70 70,83
60 60,07 60,47
50
43,37 pH
40
Salinitas
30 30,05
23,58 Konduktivitas
20
10 11,65
10,05
5,45 5,4 5,35 5,33 5,31
0 0 0
-10 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
120

100 100,7

80 77,5
69,41 TDS
64,3
60 59,5
59,02
54,6 Resistivity
51,06
40 42,39 mV

20 23,56
21,62
9,774 11,76 8,48 7,19
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

 Grafik milimeter blok larutan elektrolit


F. Data Perhitungan
Pembuatan larutan NaCI 250 ml
1. 0,1 M
Gr = M × V × BM
= 0,1 M × 0,25 ml × 58,44 g/mol
= 1,461 gr
2. 0,25 M
Gr = M × V × BM
= 0,25 M × 0,25 ml × 58,44 g/mol
= 3,6551 gr
3. 0,50 M
Gr = M × V × BM
= 0,50 M × 0,25 ml × 58,44 g/mol
= 7,3028 gr
4. 0,75 M
Gr = M × V × BM
= 0,75 M × 0,25 ml × 58,44 g/mol
= 10,9575 gr

G. Analisis pembahasan
Pada percobaan analisa air kali ini kami menggunakan alat water
proof cyber scan PCD 650 alat yang biasa digunakan untuk menganalisa
air,adapun sampel yang kami gunakan garam dapur. Adapun yang kami
analisis pada percobaan kali ini adalah pH ,konduktvity, TDS, resistivity,%
DO, konsentrasi DO, tegangan jumlah ion terlarut dan salinitas. Alat water
proof PCD 650 ini dapat digunakan dengan baterai ataupun arus listrik, jika
menggunakan arus listrik sebaiknya baterainya dicabut terlebih dahulu agar
tidak terjadi korsleting yang menyebabkan rusaknya alat. Alat water proof
TCD ini mempunyai akurasi dan tingkat kepekaan yang tinggi jadi setelah
memakai alat sebaiknya elektrodanya dibilas. Sampel yang dianalisa pada
praktikum ini ialah NaCl yang dilarutkan dalam aquadest dengan kadar
0,025;0,05;0,075 dan 0,1 M.
Berdasarkan hasil yang didapat diketahui bahwa sampel yang
mengandung zat terlarut atau mineral tertinggi yaitu pada sampel NaCl 0,1
M karena pada sampel ini memiliki TDS 8,897 ppt, karena TDS merupakan
parameter dalam mengukur kualitas air berdasarkan banyaknya zat terlarut
atau banyaknya mineral yang terkandung dalam suatu zat (air). Sedangkan
sampel yang memiliki nilai TDS terendah yaitu sampel dengan kadar 0,025
M. Dengan hasil ini dapat dikatakan air kandungan sampel 1 memiliki zat
mineral yang terlarut sangat sedikit.
Dalam percobaan ini pH sampel 1-4 memiliki sifat asan yang artinya
sampel ini tidak begitu baik untuk kehidupan. Sampel yang baik adalah
sampel yang memiliki conduktivity yang rendah dan sampel yang tidak baik
adalah sampel yang memiliki conduktivity yang tinggi. Namun dalam
percobaan nilai ion tidak dapat terhitung dikarenakan alat yang digunakan
error, namun perhitungan parameter lainnya bisa. Semakin besar nilai
Molaritas, maka semakin meningkat nilai parameter-parameter yang akan
didapat, dan semakin kecil nilai molaritas, maka semakin menurun nilai
parameter-parameter yang akan didapat. Semakin tinggi nilai salinitas,maka
semakin banyak ion-ion yang terlarut dalam air, sedangkan semakin kecil
nilai salinitas maka semakin sedikit ion-ion yag terlarut dalam air.

H. Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat pada pratikum kali ini adalah:
1. Parameter yang diukur dalam praktikum ini yaitu pH conduktivity,
TDS, resistivity, kadar oksigen, tegangan, dan salinitas.
2. Semakin tinggi nilai Molaritas atau semakin banyak garam yang
terlarut,maka semakin meningkat nilai parameter-parameter yang akan
didapat dan sebaliknya.
3. Nilai parameter terbesar ada pada sampel garam dengan konsentrasi
0,1 M
4. Nilai parameter terkecil ada pada sampel garam dengan konsentrasi
0,025M
5. Sampel yang baik adalah sampel dengan konduktivitas yang rendah
I. Daftar Pustaka
 Tim Penyusun Laboratorium. Panduan Pratikum “Kimia Analitik
Instrumen”. Spektrofotometri Serapan Atom. Politeknik Negeri
Sriwijaya.
 Zakaria, Windy Pratiwi. “Pemeriksaan Kualitas Air.” Laporan Pratikum
Pemeriksaan Kualitas Ai.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai