Anda di halaman 1dari 6

Nama: Alian Zikri

NRP: 57214114023
Prodi: TAK-L
Matkul : ekologi perairan

1. Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas perairan


1. Faktor Fisika

Faktor-faktor fisika yang mempengaruhi kualitas air yang dapat terlihat langsung melalui fisik
air tanpa harus melakukan pengamatan yang lebih jauh pada air tersebut. Faktor-faktor fisika
pada air meliputi:

A. Kekeruhan
Kekeruhan pada air ini disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik yang
terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.

B. Temperatur
Temperatur ini ada hubungannya dengan kualitas air, dimana apabila temperatur naik maka
akan menyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut dalam air. Perlu diketahui bahwa kadar
oksigen terlarut dalam air yang terlalu rendah ini akan menimbulkan bau yang tidak sedap.

C. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang
berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.

D. Solid (Zat padat)


Kandungan zat padat menimbulkan bau, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen
terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.
E. Bau dan rasa
Organisme dalam air seperti alga dan senyawa-senyawa organik tertentu dapat menimbulkan
bau dan rasa yang mempengaruhi kualitas air.

2. Faktor Kimia

Karakteristik kimia air menyatakan banyaknya senyawa kimia yang terdapat di dalam air,
sebagian di antaranya berasal dari alam secara alamiah dan sebagian lagi sebagai kontribusi
aktivitas makhluk hidup. Beberapa senyawa kimia yang terdapat didalam air dapat dianalisa
dengan beberapa parameter kualitas air. Parameter kualitas air tersebut dapat digolongkan
sebagai berikut :
A. PH
PH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah juga mempengaruhi faktor kualitas air. Pembatasan pH
dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi.

B. DO (dissolved oxygent)
DO merupakan jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi
atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO dalam air tersebut maka secara otomatis kualitas air
disitu semakin baik.

C. BOD (biological oxygent demand)


BOD, DO, COD saling berhubungan dimana BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan
oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik yang berada dalam air secara
biologi.

D. COD (chemical oxygent demand)


COD, BOD dan DO ini saling berhubungan dan saling berpengaruh. COD merupakan banyaknya
oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.
E. Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi ini juga turut menyumbang dan mempengaruhi kualitas air bersih.
Penyebab kesadahan dalam air ini karena adanya kadar residu yang terlampau tinggi.

F. Senyawa-senyawa kimia yang beracun


Senyawa-senyawa kimia dalam air ini sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.
Contohnya, unsur arsen (As) dalam air dapat menyebabkan racun. Dosis maksimalnya (± 0,05
mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligan,
menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat
menjadi racun bagi manusia (Farida, 2002).

3. Faktor Biologi
Organisme mikro biasa terdapat dalam air permukaan, tetapi pada umumnya tidak terdapat
pada kebanyakan air tanah karena penyaringan oleh aquifer. Organisme yang paling dikenal
adalah bakteri. Adapun pembagian mokroorganisme didalam air dapat di bagi sebagai berikut :

A. Bakteri
Sesuatu yang tidak tampak secara kasat mata ini mempengaruhi kulitas air dan dapat
menimbulkan penyakit, bakteri ini disebut juga patogen. Ukuran bakteri ini biasanya 1-4 mikron
yang hanya bisa dilihat oleh alat bantu yaitu mikroskop.

B. Organisme Colliform
Jika patogen ini dapat menimbulkan penyakir, organisme colliform ini merupakan organisme
yang tidak berbahaya dari kelompok colliform yang akan hidup lebih lama didalam air daripada
organisme patogen. Dengan batasan tidak boleh lebih dari 1 didalam 100ml air.

C. Organisme Mikro Lainnnya


Organisme mikro lainya ini yaitu ganggang dan jamur. Ganggang ini merupakan tumbuhan
satu sel yang memberi rasa dan bau pada air. Pertumbuhan ganggang yang berlebihan dapat
dicegah dengan pemakaian sulfat tembaga atau klorin. Sedangkan jamur merupakan tanaman
yang dapat tumbuh tanpa sinar matahari dan pada waktu tertentu dapat merajalela pada pipa–
pipa air, sehingga menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak (Linsley, 1991)

2. Hubungan parameter dengan kualitas air


Secara umum air yang berkualitas perlu memenuhi beberapa parameter yang telah ditentukan.
Parameter kualitas air ditentukan untuk memberikan penilaian standar air yang bersih dan bebas
dari bahan kimia berbahaya, mempunyai pH dan suhu yang sesuai, kandungan amonia dan nitrit
yang rendah, serta tidak tercemar.

a. Parameter Fisika
 Kecerahan. Sebagai penentu ukuran cahaya di dalam air yang disebabkan oleh partikel kaloid
serta suspensi dari bahan pencemar, seperti limbah industri.
 Suhu. Menjadi faktor penting yang berkaitan dengan kehidupan hewan serta tumbuhan di dalam
laut. Suhu air yang tinggi akan meningkatkan laju pertumbuhan, saat suhu rendah, ikan akan
lebih mudah terserang bakteri atau jamur.
 Kedalaman. Menentukan seberapa banyak sinar matahari masuk ke dalam air. Makhluk hidup
seperti ikan biasanya akan stress saat berada di perairan dengan cahaya matahari yang sedikit.

b. Parameter Kimia
 Tingkat keasaman (pH). Kualitas air yang baik harus memiliki pH yang netral, tidak terlalu asam
ataupun basa. Parameter ini menilai pengaruh tingkat kesuburan perairan dan kehidupan
makhluk hidup.
 Oksigen terlarut (DO). Berasal dari dua sumber, atmosfer dan hasil fotosintesis oleh fitoplankton
dan tanaman laut. Semakin tinggi oksigen terlarut, semakin baik pula kualitas air.
 Salinitas. Merupakan total konsentrasi dari semua ion terlarut di dalam air.
 Alkalinitas. Merupakan kapasitas air dalam menetralkan tambahan dari asam tanpa menurunkan
tingkat pH.
c. Parameter Biologi
 Plankton. Organisme yang memiliki ukuran sangat kecil dan bergerak sesuai arus air. Terdiri dari
zooplankton (hewan) dan fitoplankton (tumbuhan). Jika jumlah plankton di perairan tinggi, maka
keberlangsungan hidup seluruh organisme akan terjaga.
 Ikan. Jumlah ikan sangat menentukan kualitas air di dalam suatu perairan.

3. Nitrifikasi dan denitrifikasi


Denitrifikasi merupakan salah satu sistem daur ulang nitrogen setelah nutrifikasi. Jadi
setelah proses nitrifikasi ada lagi yang Namanya proses denitrifikasi . jadi proses nitrifikasi
adalah proses daur ulang dari amonia menjadi nitrit dan dari nitrit menjadi nitrat. Proses daur
ulang itu membutuhkan bakteri khusus yang berupa bakteri Nitrobacter dan Nitrosomonas dalam
melakukan proses dari amonia menjadi nitrat sedangkan proses denitrifikasi itu adalah proses
dari nitrat menjadi nitrogen gas pada proses nitrifikasi.
Proses nitrifikasi dan proses denitrifikasi sangatlah berbeda itu karena denitrifikasi
membutuhkan lingkungan yang anaerob dan juga membutuhkan jumlah karbon organik yang
mencakupi jumlah karbon ini bisa berasal dari sisa-sisa dan juga bisa berasal dari moulase atau
gula yang sengaja ditambahkan dalam perairan , dalamm melakukan proses denitrifikasi bakteri
haterotrof itu membutuhkan yang Namanya sisa-sisa makanan yang berasal dari sumber karbon
dan juga membutuhkan oksigen bakteri heterotrof yang menggunakan sumber karbon sebagai
energinya dan itu membuat lingkungannya itu minim oksigen maka bakteri heterotrof akan
menggunakan ikatan oksigen pada molekul nitrat .
prosesnya terjadi seperti ini ha ion-header set dari proses denitrifikasi ini sangat bagus dalam
melakukan penyanggahan PH karena pada proses nitrifikasi itu akan menghasikan asam
sedangkan pada proses denitrifikasi akan menghasilkan ion hidroksida maka jika proses
nitrifikasi dan proses denitrifikasi terjadi dengan baik dilingkungan air makan PH akan
cenderung stabil hal ini dikarenakan denitrifikasi membutuhkan lingkungan yang anaerob dan
juga membutuhkan sumber karbon yang tercukupi padahal dibeberapa system budidaya ikan itu
ada budidaya yang membutuhkan oksigen itu secara besar, misalnya budidaya system ras atau
bioflok.
Pada system ras karena system ini cukup banyak digunakan dalam budidaya ikan
Yang menggunakan filterasi anaerob atau filter filtrasi anoxic generasi yang isinya itu adalah
media pasir dengan ketebalan 50-70 cm sehingga ketebalan itu akan terciptanya zona anaerob
atau bisa menggunakan coil denitrator golden iterator ini merupakan selang-selang yang Panjang
yang bisa diikatkan dipipa sehingga air yang mengalir dalam selang itu akan kekurangan oksigen
dan akan menyebabkan lingkungan anaerob sehingga proses denitrifikasi akan berjalan dengan
baik.

Anda mungkin juga menyukai