Analisis
Air
Dzikra Arwie, S.Si., M.Kes
Islawati, S.Pd., M.Pd
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat-
Buku ini diharapkan dapat bermanfaat bagi tenaga pengajar dan bagi
Mungkin buku ini masih banyak kekurangan oleh karena itu diharpkan
dari semua pihak memberikan sumbangan pikiran baik kritik maupun saran untuk
Tim Dosen
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1. Suhu
2. pH
3. Sisa klor
1. Kekeruhan
2. Jumlah padatan terlarut
3. Zat tersuspensi
4. Bau dan rasa
5. Warna
1. Zat organik
2. Karbondioksida agresif
3. Kesadahan
4. Kalsium (Ca)
5. Magnesium (Mg)
6. Besi jumlah (Fe)
7. Mangan (Mn)
8. Tembaga (Cu)
9. Seng (Zn)
10. Krom heksevalen (C6+)
11. Kadmiun (Cd)
12. Raksa (Hg)
13. Timbal (Pb)
14. Arsen (As)
15. Sianida (CN)
16. Klorida (Cl)
17. Sulfat (SO4)
18. Sulfida (S)
19. Fluoride (F)
20. Fosfat (PO4)
21. Amonia (NH3)
22. Nitrat (NO3)
23. Nitrit (NO3)
24. Oksigen terlarut
25. BOD = biochemical oxygen demand
26. COD = chemical oxygen demand
27. Deterjen aninonik
28. Fenol
29. Minyak dan lemak
BAB VI : PENGOLAHAN AIR
1. Menghilangkan kekeruhan
2. Menurunkan kesadahan
3. Desinfeksi
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Makhluk hidup tidak dapat lepas dari kebutuhannya akan air. Manusia
dari minum, mandi, mencuci pakaian dan alat rumah tangga, menyiram tanaman
Air yang diperlukan berasal dari air tanah maupun air permukaan, dengan
Gambar No.1
1. Air tanah yang berasal dari mata air atau dari sumur dangkal/artesis.
2. Air permukaan yang disebut juga air badan air, misalnya air sungai, air
4/1982) disebutkan hak dan kewajiban setiap warga Negara agar ikut mencegah
Pencemaran Air dari Badan Air untuk Kegunaan yang Berhubungan dengan
Kesehatan.
3. SK Menteri KLH No. Kep.02/MENKLH/1/1988 tentang Pedoman Penetapan
Penggolongan dan Baku Mutu Air di Jawa Timur (Untuk Jawa Timur).
5. SK Gubernur KDH Tingkat I Provinsi Jawa Timur No. 414/1987 tentang
Penggolongan dan Baku Mutu Air Limbah di Jawa Timur (Untuk Jawa
Timur).
Dalam mempelajari Kimia Air perlu diketahui bebrapa istilah:
- Baku mutu lingkungan = Batas atau kadar makhluk hidup, zat energi, dan atau
komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang
adanya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.
- Sumber daya = Unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya
manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam non hayati, dan sumber
daya buatan.
- Pencemaran lingkungan = masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup zat,
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.
- Air baku = Air dari badan air yang diolah menjadi air minum yang pada
penyucihamaan.
- Badan air = Tempat dan wadah di atas permukaan daratan yang berisi dan atau
menghasilkan air, yaitu rawa, danau, sungai, waduk dan saluran air.
- Baku mutu air = Batas kadar zat atau bahan pencemar yang terdapat dalam air
atau komponen lain ke dalamnya oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
dapat dimanfaatkan untuk usaha di perkotaan, industri dan listrik tenaga air.
- Air golongan E = Air yang tidak dapat dipergunakan untuk keperluan tersebut
pertimbangan bahwa:
1. Bahan-bahan beracun yang apabila kadarnya dalam air minum melebihi batas
fluorida, nitrat.
Fluorida kadarnya dalam air melebihi batas akan berpengaruh kurang baik
terhadap gigi.
Nitrat yang kadarnya melebihi batas menimbulkan keracunan darah pada bayi
yang ada di dalam air dengan bantuan oksigen terlarut menjadi hasil uraaian yang
stabil. Dari zat organic diuraikan menjadi senyawa nitrat sulfat, karbonat, fosfat
dan sebagainya oleh bakteri aerob. Akan tetapi bila bahan pencemar organiknya
terlalu tinggi, oksigen terlarut yang ada akan makin berkurang sampai menjadi
nol. Akibatnya yang bekerja adalah bakteri anaerob, dengan hasil akhir nitrit,
amonia, asam sulfida dan sebagainya yang menimbulkan bau, dalam hal ini terjadi
pembusukan.
BOD adalah banyaknya oksigen yang diperlukan untuk menguraikan zat
organik dalam air secara biologik, sampai menjadi senyawa yang stabil. Makin
tinggi kadar zat organik dalam air, makin tinggi angka BOD. Begitu pula kadar
Kimia air merupakan kimia terapan yang memerlukan dasar ilmu kimia
anorganik, kimia organik, kimia anlitik dan stoichimetri. Analisa kimia air
seyogyanya dikerjakan dengan tepat dan teliti, agar diperoleh hasil yang benar.
Tepat (accurate) artinya didapat hasil yang dianggap mendekati hasil atau keadaan
yang sebenarnya. Teliti (precise) artinya sedikit sekali selisih antara hasil bebrapa
Untuk mendapat hasil analisa yang tepat dan teliti, bebrapa kesalahan yang
Misalnya kehilangan bahan yang diperiksa secra mekanik pada tiap langakah
suatu analisa, endapan yang kurang atau terlalu banyak dicuci, pemijaran
endapan pada suhu yang salah, krus yang belum dingin sudah ditimbang,
membiarkan zat yang higroskopik menyerap air selama penimcangan dan lain-
lain.
2. Kesalahan alat dan reagensia
Timbul karena kesalahan konstruksi timbangan, pemakaian alat penimbang
mengandung kotoran.
3. Kesalahan metoda
Dapat berasal dari pengambilan sampel yang tidak benar, atau reaksi kimia
antara titik akhir pemeriksaan dengan titik akhir suatu reakssi stoichiometri.
Perlu diperhatikan kepekaan atau limitdeteksi suatu metoda.
BAB II
PENGAMBILAN SAMPEL
diperlukan sampel yang representatif, yaitu sampel yang mewakili air atau badan
yang diambil dari periode waktu tertentu atau dari beberapa titik/tempat
memberikan hasil makin baik. Beberapa unsure dan sifat fisika dikehendaki
laboratorium.
Batas waktu maksimum untuk menunda pemeriksaan fisika dan kimia:
- Air bersih 72 jam
- Air yang sedikit tercemar 48 jam
- Air kotor/limbah 12 jam
Selang waktu tersebut hendaknya dicantumkan dalam laporan hasil
sampel. Kation – kation tertentu akan hilang karena adsorpsi atau pertukaran
ion oleh dinding sampel dari gelas. Maka sampel air untuk analisa kation –
dan seng perlu dipisahkan dalam botol yang bersih dan diasamkan dengan
asam klorida pekat atau asam nitrat sampai pH sekitar 3,5 untuk mencegah
kesadahan. Senyawa besi dan mangan akan larut dalam valensi rendah
(tereduksi) dan merupakan senyawa yang tidak larut pada valensi tinggi
(teroksidasi) oleh karenanya kation – kation ini dapat larut atau mengendap
menurunkan kadar fenol dan BOD atau mereduksi ulfat menjadi sulfide. Sisa
klor akan direduksi menjadi klorida; sulfida; sulft; ferro, iodide dan siania
akan hilang karena pengaruh oksidasi. Warna, bau dan kekeruhan akan
bertambah, berkurang atau bertambah. Natrium silikat dan boron dapat larut
dari gelas wadah sampel. Krom valensi 6 dapat tereduksi menjadi valensi 3.
3. Sampel yang representative
Untuk mendapatkan hasil analia yang sesuai dengan keadaan yang
laboratorium. Sebelum diisi, botol dibilas 2 – 3 kali dengan air yang akan
sehingga kekeruhan ini harus dihilangkan. Juga akan terjadi perubahan fisika
dan kimia selama penyimpanan dan kena udara. Tiap sampel yang keruh harus
sifat kekeruhan dan lain – lain keadaan yang akan mempengaruhi hasilnya.
waktu pengambilan, lokasi yang tepat, nama pengambilan sampel, suhu dan
data – data lain yang diperlakukan seperti cuaca, kedalaman, aliran air dan lain
– lain.
Untuk mengambil sampel dari sungan, danau, sumur, kolam renang dapat
dipergunakan wadah gelas isi 1 liter yang dibagian bawah diberi pemberat
dari timah putih atau timah hitam, dengan pengikat kawat kuningan atau
tembaga. Tidak boleh dipakai kawat dari besi karena mudah berkarat sehingga
t = tali
s = sumbat
b = botol
p = pemberat
k = kawat
mulut botol harus cukup lebar, sehingga dapat dimasuki sumbat karet-(s) yang
diberi dua buah lubang. Pada lubang tersebut dimasukkan dua buah pipa
plastik dengan garis tengah + 0, 5 cm. sebuah pipa dimasukkan sampai dasar
botol dan pipa lainnya hanya sampai dasar sumbat, sedang ujungnya kira –
kira 25 cm dari luar botol. Pipa kedua ini dapat disambung dengan pipa plastik
ujung pipa di luar mengenai dasarnya. Hal ini untuk mencegah aerasi.
4. Pengawetan sampel
500 ml sampel air + 0,5 ml H2SO4 pekat, untuk pemeriksaan logam – logam.
250 ml sampel air + 3 tetes toulol untuk pemeriksaan nitrat, nitrit dan amonia.
5. Pengiriman sampel
Masing – masing sampel yang dikirimkan ke laboratorium harus ditempel
BAB III
Peningkatan suhu terjadi pada air yang dibuang dari proses produksi yang
tanaman. Pengukuran suhu dilakukan dengan thermometer air raksa biasa dan
atau di atas norma dapat terjadi karena buangan industry yang bersifat asam
pelunakan air dan pengawasan korosi pada sistem distribusi. Pada proses
pengolahan air limbah industry secara biologik, pH harus dijaga supaya sesuai
b. Cara kolorimetrik
Dilakukan dengan menggunakan deret larutan dapar yang sudah
diketahui pH-nya, dan diberi larutan indikator yang tepat. Sampel air di
dapar baku.
Larutan indikator yang dapat dipakai:
Biru brom rimol : darah pH 6,0 – 7,6
Fenolflatein : darah pH 8,2 – 9,8
Dapat pula menggunakan komprator hellige atau komperator lovibond,
kolorimetris karena tidak terganggu oleh adanya warna pada sampel air,
untuk meningkatkan kwalitas air karena klor bereaksi dengan ammonia, besi,
berlebihan, sisa klor akan mempengaruhi bau dan rasa air minum. Disamping
itu khlorinasi dapat mempertajam rasa dan bau senyawa fenol dan senyawa
dan rasa air minum. Disamping itu khlorinasi dapat mempertajam rasa dan bau
Klor bebas yang terjadi tergantung pH-nya dan pada pH air normal yang
bebas akan terhitung sebagai klor bebas. Cara yang sering dipergunakan
ortotolidin:
- pH larutan pada waktu bereaksi 1,3 atau lebih rendah.
- Perbandingan berat antara ortotolidine dengan klor paing sedikit 3 : 1.
- Kadar klor tidak boleh lebih dari 10 mg/l.
BAB IV
1. KEKERUHAN
Air yang jernih diperlukan untuk keperluan rumah tangga dan industri
organik dan anorganik yang halus, plankton dan mikroba. Hal ini disebabkan
dan diperiksa sebelum 24 jam. Lebih dari waktu tersebut akan terjadi
kondisi sama. Makin tinggi intensitas cahaya yang terhambur makin tinggi
memberikan hasil yang salah. Adanya warna air yang ditimbulkan oleh zat-
zat terlarut yang meneyrap cahaya memberikan hasil pengukuran lebih
rendah.
Alat : Turbidimeter
Alat ini sangat peka. Sebagai pembanding dibuat dari 1 g Silika gel H
jumlah padatan terlarut dianjurkan tak lebih dari 500 mg/l. Jumlah padatan
pengurangan berat dapat terjadi karena penguapan zat organik, air kristal,
penguapan gas-gas yang terjadi karena perubahan susunan kimia, atau terjadi
yang didapat dengan cara menyaring air tersebut dengan saringan tertentu
pada 103-105OC. Selisih beratnya adalah zat terendap. Dapat pula ditentukan
Selisih zat padat jumlah dengan tapisan jumlah adlah zat tersuspensi.
farmasi harus tidak berbau dan tidak berasa. Sebagian besar zat organik dan
beberapa zat organik menimbulkan rasa atau bau. Zat-zat ini berasal dari
buangan rumah tangga dan industri, atau dari alam misalnya pembusukan
dilakukan untuk sampel air minum. Tidak dilakukan untuk air yang
kemungkinan tercemar bakteri, virus, parasit atau zat kimia beracun, juga
humus dan susunan tanah, plankton, ganggang dan limbag industri. Warna ini
dapat berasal dari bahan padat atau tersuspensi, tetapi dapat juga dalam
larutan.
Warna ini air ditetapkan dengan membandingkan sampel dengan warna
BAB V
PEMERIKSAAN AIR SECARA KIMIA
1. ZAT ORGANIK
Air minum mempunyai batas syarat zat organik, yang diukur dengan
banyaknya mg/l KmnO4 yang diperlukan untuk mengoksidir zat organik yang
dengan H2SO4 encer sampai H2S dan nitritnya hilang. Air yang menguap
kemudian diganti dengan air suling. Gangguan dari garam ferro dihilangkan
suasana basa.
Metode Asam, untuk air yang mengandung ion Cl kurang dari 300 mg/l.
Prinsip : zat organik di dalam sampel dioksidasikan dengan larutan baku
baku KMnO4 .
Metode basa, untuk air yang mengandung ion Cl lebih dari 300 mg/l.
Prinsip : sampel dididihkan dahulu dengan NaOH, selanjutnya dioksidasikan
mengandung CO2 agresif akan merusak bangunan dari semen dan beton.
serbuk marmer, kadar CO2 diukur sebelum dan sesudah dibiarkan 24 jam.
Cara lain dilakukan menggunakan grafik.
Prinsip : ditentukan dahulu kadar CO2 dengan menitrasi sampel dengan
dengan menitrasi sampel dengan HCl 0,1 N dengan indikator metil jingga.
misalnya kadar CO2 = 50 mg/l dan HCO3 = 140 mg/l.
Pada grafik dari harga CO2 ditarik garis mendatar dan hari harga HCO3 ditarik
garis tegak yang bertemu pada titik A. Ditarik garis melalui titik A sejajar
terutama diendapkan oleh ion kalsium dan magnesium yang ada dalam air,
aluminium, besi, mangan, stronsium dan seng, juga oleh ion hidrogen. Tetapi
karena ion-ion logam tersebut selain Ca dan Mg hanya terdapat sedikit dalam
air alam, kesadahan hanyalah ditentukan oleh kadar jumlah dari ion-ion Ca
dan Mg. Tetapi bila ion-ion logam yang menimbulkan kesadahan (oD) yang
menjadi merah anggur. Bila kemudian dititer dengan EDTA, ion Ca dan
Mg sudah terikat oleh EDTA, larutan yang berwarna merah anggur akan
larutan. Ketajaman titik akhir naik dengan naiknya pH. Akan tetapi tidak
boleh terlalu tinggi karena akan terjadi endapan CaCO3 atau Mg(OH)2,
dan indikator juga rusak. Disarankan membut pH 10,0 ± 0,1 . titrasi harus
endapan CaCO3. Paling baik titrasi dilakukan pada suhu kamar, karena
pada suhu rendah perubahan warna agak lambat dan pada suhu tinggi
dilakukan sebelumnya.
4. KALSIUM (Ca)
Adanya kalsium berasal dari aliran air yang melewati tanah-tanah kapur.
Murexide yang pada titik akhir tetrasi, yaitu bila Ca seluruhnya sudah
terikat oleh EDTA, pada pH 12-13 berubah warnanya dari merah muda
Mg pyrofosfat, Mg2P2O7.
b. Cara kompleksometri
Prinsip :
Ca yang ada diendapkan dahulu sebagai Ca oksalat, supaya
indikator Eriochrom Black T pada pH 10. Perubahan warna paa titik akhir
dengan EDTA agak lambat, sehingga dekat titik akhir titrasi harus
yang alkalis dan disaring, jarang mengandung besi lebih dari 1 mg/l.
mengandung besi lebih banyak. Dalam keadaan tereduksi sebagai ferro, besi
ini larut dalam adanya ion-ion pembentuk kompleks, ion ferro hanya larut
pada pH kurang dari 5. Di udara terbuka atau karena oksidasi akan terbentuk
ferri dan dapat terhidrolisa menjadi ferri oksidasi hidrat yang tak larut .
bila tidak dicegah terjadinya oksidasi. Pembentukan besi dapat juga karena
limbah yang asam dengan pH kurang dari 3,5 besi akan larut maupun bentuk
koloidal yang mengikat bahan organik dalam bentuk ferri maupun ferro.
Besi dapat ditemukan dalam lumpur yang berada dalam air. Dapat berasal
dari kerusakan pipa-pipa atau tutup wadah sample yang terbuat dari logam.
Secaara analitis sukar dibedakan antara besi terlarut dan besi tersuspensi
karena diudara terbuka ion ferro yang larut dapat dioksidir oleh oksigen
terlarut dan dihidrolisis pada pH lebih dari 5 menjadi ion ferri yang tak larut,
wadah yang akan dipakai harus dicuci dahulu dengan air suling. Hasil analisa
dianalisa, harus sering dikocok kuat untuk membuat besi yang tersuspensi
terbagi rata dalam air. Diperhatikan adanya besi koloid yang melekat pada
antara fenontroline dengan ferro yang berwrna oranye merah. Warna yang
untuk mengganti yang diikat oleh ion-ion logam tadi. Bil sampel berwarna
dalam cawan silika, porselin atau platina yang sebelumnya direbus dalam
7. MANGAN (Mn)
Adanya mangan dalam air bila dipergunakan untuk keperluan mencuci
ion.
Penetapan kaar Mn dengan metode persulfat :
Prinsip :
Persulfat mengoksidir senyawa manggan menjadi permanganat dengan
adanya perak nitrat. Warna yang terjadi stabil selma 24 jam bila ada kelebihan
garam kompleks. Zat organik dihilangkan dengan pemanasan lebih lama dan
akan merusak hati. Kadar 1,0 mg/l dalam air memberi rasa pahit. Dalam air
minum jarang terdapat tembaga lebih dari 600 mcg/l, umumnya kurang dari
koloidal berwarna coklat kekuningan. Tetapi bila kadar Cu tinggi koloid akan
dalam suasana sedikit asam, netral atau alkalis. Dengan tabung Nesseler
dari 50:1 akan terjadi warna coklat dari senyawa Fe-kompleks yang menutup
warna dari Cu-kompleks. Metode yang lebih peka dengan spektrofotometer
serapan atom.
9. SENG (Zn)
Seng merupakan unsur penting yang diperlukan untuk pertumbuhan
badan. Tetapi kadar lebih dari 5 mg/l menimbulkan rasa sepet dan pahit dan
kekeruhan dalam air yang alkalis. Adanya seng dalam air biasanya berasal
dari kerusakan besi yang digalvanisir dan kuningan. Bersamaan dengan seng
kemungkinan akan terdapat pula timbal dan kadmium karena unsur ini
merupakan kotoran dalam proses galvanisasi. Seng dapat pula berasal dari
limbah industri.
Penetapan kadar seng dengan metode ditizon :
Prinsip :
Hampir 20 macam logam dapat bereaksi dengan difenil ditiokarbazone
yang sama. Lamanya dan kuatnya pengocokan, volume sampel dan reagens
jumlah kecil dalam sampel air minum dapat dihindari dengan membuat
kompelks dengan natiosulfat dan dengan mengatur pH. Ion ferri, sisa Klor
dan oksidator lain merubah ditizone menjadi kuning coklt. Reaksi seng-
ditizone sangat peka, sehingga harus dihindari adanya kontaminasi dari alat
gelas, karet, reagens dan air suling. Ditizone dan ditizonat cepat rusak oleh
dalam air minum melalui air limbah. Senyawa krom sering ditambahkan ke
dalam air pendingin untuk mencegah korosi. Dalam air dapat berada dalam
bentuk valensi 6 tau valensi 3. Toksisitas krom valensi 6 lebih tinggi dari pada
valensi 3.
Penetapan kadar krom valensi 6 dengan cara spektrofotometri :
Prinsip:
Larutan krom heksavalen dengan difenilkarbazide dalam lingkungan asam
akan membentuk senyawa berwarna merah violet. Reaksi ini sangat peka.
Warna yang terjadi dibandingkan dengan baku yang dibuat dari K 2Cr2O7,
warna merah muda sampai merah. Warna ini masuk ke dalam lapisan
mengandung runut senyawa raksa, ikan, kkerang dan binatang lain yang
tubuhnya tertimbun racun senyawa raksa dapat melahirkan bayi yang cacat.
organik yaitu metil merkuri lebih beracun dari pada raksa anorganik, tetapi
raksa anorganik dalam badan air dapat berubah menjadi metil merkuri oleh
kegiatan mikroorganisme.
Penetapan kadar raksa dengan metode ditizon :
Prinsip :
Ion raksa bereaksi dengan larutan ditison dalam kloroform membentuk
fase air, logam-logam yang lain umumnya tidak terkandung dalam air.
berasal dari kegiatan industri, pertambangan atau dari kerusakan pipa-pipa air
yang sudah aus, teruatama bila artinya bersifat lunak dan sedikit asam.
Analisa Pb dengan jumlah runut dengan metode ditizon dianggap cukup
peka. Bila perlu dilakukan “digestion” yaitu bila berada dalam ikatan organik
atau anorganik yang tidak larut atau, maka diperlukan sampel sebanyak 2
liter. Pada pengambilan sampel perlu penambahan asam nitrat pekat 1,5 ml/l
baku pmbanding.
Pengganggu :
Sebelum mengerjakan metode ini, harus dikuaasai teori dan praktek
metode ditizon. Harus dijaga dari kontaminasi Pb, kalau peru alat gelas yang
dipakai khusus untuk analisa Pb, Reagens harus disari dengan ditizon untuk
sedikit antara lain melalui air minum, karena sifatnya yang kumulatif. Arsen
juga dapat mengakibatkan kanker. Arsen berada dalam air karena larutannya
Pengganggu :
Garam antimon (Sb) membentuk stibin yang berwarna meraah pula
dengan penyerap.
Deteksi minimum 1 mcg As.
Penetapan kadar Arsen dengan metode Sanger Black:
Prinsip :
Senyawa arsen anorganik direduksi dengan logam seng dan asam, menjadi
arsin. Gas arsin setelah dilewatkan kapas yang dibasahi larutan Pb-asetat, di
tampung dengan kertas HgCl2. Makin tinggi kadar arsen, akan terjadi warna
ditimbulkan oleh deret baku yang dikerjakan dengan cara yang sama.
15. SIANIDA (Cn)
Yang termasuk sianida adalah ion CN dan senyawa kompleks sianida.
ferro atau ferri, Cd, Cu, Ni, Ag, Zn atau yang lain, dan x adalah banyaknya
senyawa CN.
Efek toksis sianida terhadap biota air karena terbentuknya senyawa HCN
pada peruraian. Toksisitas ini tergantung daya larut enyawa sianida yang ada.
Senyawa alkali logam sianida dan kompleks Zn, Cd dan Pb mudah sekali
destilat ditentukan dengan cara titrasi dengan AgNO 3. Cara lain dari destilat
reagens piridin asam barbiturat terjadi warna bitu kemerahan yang dapat
kimia air tersbut. Air yang mengandung klorida 250 mg/l terasa asin bila
mengandung pula ion natrium. Ada pula iar yang rasa asinnya berbeda
perak nitrat. Indikator yang dipilih adalah kalium kromat yang pada titik akhir
Bromida, iodida dan sianida terhitung sebagai khlorida. Sulfida dan thiosulfat
mempunyai daya katartika, kadar sulfat dalam air minum dibatasi sampai 400
mg/l.
Adanya zat organik dalam air dapat diuraikan oleh kuman tertentu menjadi
sulfida. Maka sampel harus disimpan pada suhu rendah atau diberi
dari 8,0.
A. Metode Gravimetrik :
Prinsip :
Sulfat diendapkan dari suatu larutan yang mengandung HCl
silika, barium klorida presipitan, nitrat dan sulfit. Barium nitrat dan barium
klorida dalam air akan terikat oleh endapan barium sulfat dan terhitung
sebagai BaSO4.
Diperoleh hasil yang lebih rendah oleh karena ion-ion alkali. Alkali sulfat
akan terikat oleh endapan barium sulfat juga alkali hidrogen sulfat.
sulfat.
B. Metode Iurbidimetrik :
Prinsip :
Ion sulfat diendapkan dalam lingkungan asam klorida oleh barium
klorida dengan cara tertentu sehingga diperoleh kristal barium sulfat yang
kurva baku.
Pengganggu :
Warna dan zat tersuspensi dalam jumlah besar.
Sulfida terjadi dalam air atau dalam system distribusi air sebagai hasil
kegiatan bakteri terhadap bahan organic dibawah kondisi anaerob. Terdapat pula
dalam air limbah rumah tangga dan berbagai industry. Kadar beberapa perseratus
mg/l sudah terasa baunya. Nilai ambang bau H2S dalam air bersih antara 0,01 dan
Senyawa ini secara langsung merusak logam-logam, dan secara tidak langsung
mengikis saluran limbah dari semen karena teroksidir secara biologic menjadi
asam sulfat.
Dalam air yang tak mengandung zat tersuspensi sulfide berada sebagai
campuran ion HS- dan H2S. Bila sampel air tidak jernih, sulfide dapat pula berada
Metode Titrimetrik :
Prinsip :
seperti sulfit, tiosulfat dan berbagai senyawa organic, maka sulfide diendapkan
dahulu sebagai seng sulfide dalam lingkungan NaOH pada pH di atas 9. Endapan
setelah dicuci diberi air suling 200 ml. LArutan ini ditambah kedalam sejumlah
larutan baku iod 0,025 N. Kelebihan iod dititrasi kembali dengan larutan baku
tiosulfat.
mencegah karies gigi. Flourida dapat secara alami ada dalam air atau sengaja
ditambahkan dalam air minum. Bila kadarnya melebihi batas dapat menimbulkan
Prinsip :
kompleks yang tidak berwarna. Sehingga makin tinggi kadar flourida, warna
makin memucat. Warna yang terjadi dibandingkan dengan larutan baku, dalam
Fosfat dalam air meliputi ortofosfat, piro-, meta- dan polifosfat, dan ikatan
fosfat organik. Adanya fosfat dalam air dapat berasal dari bahan ynag
ditambahkan pada pengolahan air minum. Kadar yang tinggi kemungkinan berasal
dari deterjen. FOsfat juga digunakan dalam pengolahan air ketel. Dibidang
mengandung fosfat. Fosfat organic berasal dari proses peruraian biologic atau dari
mikroorganisme lain.
Fosfat terdapat dalam dasar sedimen dan lumpur biologic, keduanya
senyawa organik.
Prinsip :
Polifosfat diubah menjadi fosfat dengan penambahan asam nitrat dan asam
Dalam air badan air dan air limbah, sebagian besar nitrogen terdapat
sebagai nitrat, nitrit ammonia dan nitrogen organik. Secara analitik, nitrogen
organic dan amonia dapat ditetapkan bersama dan disebut nitrogen jumlah, atau
Prinsip :
Amonia dapat bereaksi dengan reagens nessler yaitu suatu larutan garam
koloid kuning sampai oranye coklat. WArna yang terjadi dibandingkan dengan
larutan baku ammonium yang sudah diketahui kadarnya, dengan spektrofotometer
NH2Hg2I3 + KI + NH4I
Pengganggu :
Nessler, dapat dihindari dengan penambahan seng sulfat alkali, atau KNa-tartrat.
Nitrat merupakan hasil akhir dalam siklus nitrogen alam. Umumnya hanya
terdapat dalam jumlah runut dalam air permukaan tetapi pada beberapa air tanah
kadarnya dapat lenih tinggi, Bila kadarnya dalam air minum cukup besar dapat
methaemoglobinemia”.
Prinsip :
Nessler.
Pengganggu :
nitrit dengan kadar lebih dari 0,2 mg/l menyebabkan hasil lebih tinggi, harus
diubah dahulu menjadi nitrat. Hasil yang didapat harus dikurangi dengan kadar
nitrit. Sampel yang berwarna harus dihilangkan dahulu warnanya dengan Al(OH)3
Nitrit dalam air merupakan peruraian biologic dari zat organic. Bila
merupakan petunjuk pencemaran organic. Dalam air minum jarang terdapat nitrit
Prinsip :
membentuk senyawa diazo pada pH 2,0-2,5 yang berwarna merah. Warna yang
gelombang 520 nm, atau dengan tabung Nessler, menggunakan pembanding deret
baku.
Oksigen merupakan gas yang sukar larut dalam air. Kelarutan oksigen
dalam air tawar antara 14,6 mg/l pada 0o C dan 7 mg/l pada 35 o Cpada tekanan 1
atmosfer. Oksigen terlarut diperlukan untuk pemurnian air alam dan pengolahan
air limbah, yaitu mengurangi bahan pencemaran sebelum dimasukkan kedalam air
sungai. Proses pengolahan dilakukan oleh jasad renik aerob dan anaerob. Yang
dianjurkan lebih besar dari 4 mg/l, sedang untuk air golongan C dianjurkan lebih
Kadar oksigen terlarut dalam air alam dan air buangan tergantung keadaan
fisis, khemis dan aktivitas biologisnya. Analisa oksigen terlarut merupakan kunci
test terhadap pencemaran air dan control terhadap pengolahan air buangan.
memerlukan cara tersendiri. Kadar oksigen ini biasanya lebih rendah daripada
Alat yang digunakan adalah botol pereaksi tutup asah (botol oksigen), 250
ml. Botol diisi penuh dengan contoh air, ditutup hati-hati sehingga tidak ada
gelembung udara dalam botol. Diperlukan dua botol, satu untuk oksigen terlarut,
Prinsip :
dalam botol bertutup asah. Jika tidak terdapat DO, akan terjadi endapan putih
Jika terdapat oksigen, akan terjadi oksidasi sejumlah Mn2+ yang setara menjadi
Proses oksidasi Mn2+ menjadi MnO2 ini disebut juga pengikatan oksigen,
berjalan lambat terutama pada suhu rendah. Oleh karena itu diperlukan
endapan dibiarkan mengendap dan setelah cairan yang jernih setebal kira-kira 5
cm, ditambahkan asam sulfat. Maka MnO2 akan mengoksidasi 1 menjadi I2.
sorganic dalam air secara biologic, sampai menjadi senyawa yang stabil.
Dalam air limbah, bahan pencemar organic akan diuraikan secara alami
oleh bakteri yang ada. Bakteri dalam air dibagi menjadi beberapa golongan.
kehidupannya dan golongan anaerob ialah yang tidak memerlukan oksigen bebas
tetapi dapat mempergunakan oksigen yang didapat dari pemecahan senyawa lain.
Ada golongan ketiga yang dinamakan golongan fakulatif yang dapat berlaku
bakteri dalam air kotor adlah saprofit, hidup dari zat organic yang mati.
Kalau DO cukup banyak, bakteri aerob akan melakukan oksidasi dan
selama proses ini, maka nitrat akan direduksi kembali menjadi nitrit oleh bakteri
anaerob. Ini akan terjadi bila sebagian besar zat organik tersebut telah dioksidasi
menjadi nitrat. Kalau persediaan oksigen tidak cukup, zat organic akan diuraikan
oleh bakteri anaerob membentuk amoniak. Jadi bila ada pencemar organic dalam
air limbah, DO yang ada akan dipergunakan oleh bakteri untuk menguraikannya,
sehingga cepat habis. Sebaliknya bila ada air limbah yang mengandung bahan
organic yang terkandung dalam air limbah. Makin banyak kandungan zat organik,
makin tinggi BOD-nya. Nilai BOD dipengaruhi oleh suhu, cahaya matahari,
pertumbuhan biologik, gerakan air dan kadar oksigen. Untuk mencapai keadaan
pada suhu 20ºC. jadi bila 1 liter air limbah memerlukan 100 mg O 2 dalam waktu 5
hari pada 20ºC maka BOD-nya untuk 5 hari pada suhu 20ºC adalah 100 mg/l, atau
diperlukan air pengencer yaitu suling yang diberi nutrient untuk pertumbuhan
bakteri (terdiri dari dapar posfat, MgSO4, CaCl2, dan FeCl3) kemudian sampai
jenuh oksigen.
b mg/l
- Botol III diisi sampel + air pengencer, tentukan DO = c mg/l 20ºC,
y mg/l.
dari Z.
dengan bahan organik dalam sampel air, yang mudah dioksidasi oleh senyawa
kimia oksidator kuat. Penetapan ini sangat penting untuk dapat diuraikan secara
biologik, maka dapat dikatakan COD adalah banyaknya oksidator kuat yang
diperlukan untuk megoksidasi zat organik dalam zatr air, dihitung sebagai mg/10 2.
Beberapa zat oraganik, yang tidak terurai secara biologik, antara lain asam asetat,
Penggunaan tehnik yang benar benar sama antara sampel dan blanko pada
setiap penetapan sangat penting karena hanya sebagian dari bahan organik yang
terhitung, tergantung dari oksidator kimia yang dipakai, sususnan dari senyawa
organinya dan prosedur yang dipakai. Cara refluks bdengan kromat dipilih untuk
penetapan COD Karen kemampuanya untuk mengoksidasi, pemakaiannya luas
Prinsip:
Kebanyakan jenis bahan organik dirusak oleh campuran kromat dan asam
bahan organik yang diaksidesi dib hitung sebagai oksigen yang setara dengan
Penganggu : senyawa alifatik rantai lurus, hidrokarbon aromatik dan pridin tidak
dioksadir sempurna, meskipun cara ini lebih baik dari cara permangat. Senyawa
AgSo4, tetapi akan terjadi edepan dengan iodida, bromida atau klorida yang hanya
penambahan katalisator tidak ada manfaatnya, rantai lurus, kesulitan yang terjadi
karena adanya klorida dalam sampel diatasi dengan penambahan HgSO 4 sebelum
di refluks. Akan terjadi kompleks memrkuri klorida yang larut sehingga berkurang
badan air, menimbulkan biuh yang sukar hilang pada permukaan air, menerunkan
tegangan permukaan air yang menganggu kehidupan biota air, dan karena
mengadung fosfat yang merupakan nutrient bagi plankton dan gulma air
menimbulkan masalah lingkungan masalah lingkungan pula karena kecepatan
pertumbuhanya.
kemudian dilarang karena tidak terurai secara biologic. Kemudian diganti dengan
Prnisp :
berwarna biru, garam ini larut dalam klorofom dan insetasitas warna yang terjadi
28. FENOL
Fenol adalah derivat hidroksi dari bensena, yang kemungkinan ada dalam
air limbah rumah tangga, limbah industry dan air minum.air yang mengadung
fenol bila diklorasi akan timbul bau dan rasa yang tajam dari senyawa klorofenol,
Prinsip:
Fenol didestilasi dari sampel air yang diasamkan dengan asam fosfat
mengokasidasi fenol . agar semua jenis fenol dapat terdestilasi, dari 500ml sampel
ferrosianida membentuk zat warna antipirin. Zat warna ini disari dengan
Minyak dan lemak yang berasal dari ilmiah rumah tangga dan limbha
industry tidak dapat diuraikan oleh bakteri dalam proses peruraian anarobik. Bila
Bila minyak dan lemak terdapat dalam air badan air akan mengapung
membentuk lapisan tipis yang mengganggu proses pengolahan air bersih dan
Prinsip :
Minyak dan lemak disari dengan pelarut organik dari sampel yang
diasamkan, dapat digunakan Freon atau petroleum eter. Sari minyak/lemak dalam
pelarut organik didestilir, dalam labudesitalasi yang sudah ditara beratnya, bila
keruh disaring dengan kertas saring watman 40 yang sudah dibasahi hingga
pelarut yang sudah dibasahi hingga pelarut organik yang sama. Kerjakan secara
kuantitatif. Residu dikeringkan dalam eksikator selama 30 menit dan ditimbang.
BAB VI
PENGOLAHAN AIR
Agar air badan air dapat dipakai sebagai air minum atau air bersih untuk
Departemen Kesehatan, air minum harus jernih, tak berwarna, tak berbau, berasa
normal dan bahan kimia yang terkandung tidak melebihi batas yang merugikan
Pengolahan air badan air meliputi satu atau lebih tindakan dibawah ini :
1. Menghilangkan kekeruhan
Meliputi penyimpanan pada bak penampungan, penyaringan, koagulasi,
sedimentasi ( pengendapan ).
Selama penyimpanan pada bak penampungan akan terjadi proses pemurnian
penyakit.
Dalam bak penampungan yang diaerasi akan terjadi proses peruraian biologic
dan hidrogensulfida
- Menaikkan pH air karena hilangnya karbondioksida
- Mengkosidir besi dan mangan, menjadi endapan yang dapat dipisahkan
cepat.
disebut juga ‘alun’, Na2Al2O4 dan KAI (SO4)2 atau tawas. Juga FeCl3 dan
FeSO4. Bila kondisi air sukar dikoagulasi, atu waktu koagulasi dan
sedimentasi terlalu singkat, perlu ditambahkan bahan pembantu koagulan.
Diantaranya adalah silica aktif, karbon aktif, bentonit, serbuk kapur dan
air yang sudah jernih dialirkan melalui saringan pasir cepat untuk kemudian
2. Menurunkan Kesadahan
Air yang kesadahannya tinggi disebut juga ‘hard water’, memerlukan proses
sebagai sulfat, klorida dan nitrat yang menimbulkan kesadahan tetap. Untuk
penyaringan. Kombinasi kedua cara pengolahan itu disebut proses soda abu.
Cara lain dengan mengganti ion Ca dan Mg dengan garam Na yang terikat
sebagai senyawa natrium aluminium silikat, yang disebut proses zeolit. Pada
proses ini terjadi penukaran ion, Ca dan Mg menjadi terikat sebagai senyawa
yang larut.
Cara penukaran ion dapat dilakukan dengan alat yang disebut“ion exchanger”
3. Desinfeksi
Desinfeksi dimaksud untuk mengatasi pencemaran mikrobiologi, termasuk
virus. Umumnya dipakai cara klorinasi karena murah, mudah diperoleh dan
bakteri, maka kadar klor berkurang dan terbentuk senyawa klor organik
- Bila jumlah klor yang diberikan cukup banyak dan tidak semua dirusak
atau diikat, maka terdapat sisa klor atau klor bebas. Klor bebas ini yang
mempunyai daya desinfeksi yang lebih tinggi dari pada klor terkait.
Klorinasi dapat diberikan sebagai gas klor (Cl2), bubuk pemutih atau kaporit
hipoklorit NaOCl yang mengandung 3-5 % atau 10-16 % berat klor bebas.
DAFTAR PUSTAKA
1. A.W. A : Standard Methods for the examination of Water and Wastewater,
14th Editoin, 1975.