TUGAS AKHIR
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1
(S1)
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
dengan :
a. Memvariasikan kecepatan pengadukan cepat dan dosis koagulan.
b. Menganalisa hasil proses tersebut terhadap penurunan tersebut terhadap
penurunan konsentrasi Turbidity, TSS dan COD.
c. Menganalisa pengaruh dari variasi dosis koagulan dan kecepatan
pengadukan cepat.
1.5 Tujuan
1. Menganalisa dosis nano biokoagulan yang optimal serta pengaruhnya dari
penggunaan biokoagulan biji kelor dalam menurunkan konsentrasi
Turbidity, TSS, dan COD.
2. Menganalisa kecepatan pengadukan cepat yang optimal serta pengaruhnya
dari penggunaan biokoagulan biji kelor dalam menurunkan konsentrasi
Turbidity, TSS, dan COD.
3. Menganalisa efisiensi penurunan kadar Turbidity, TSS, BOD, dan COD
pada air saluran drainase di Kelurahan Barusari, Semarang dengan
menggunakan biokoagulan biji kelor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biokoagulan
Biokoagulan adalah suatu koagulan organik alami yang memiliki zat aktif yang
memiliki peran sebagai kationik dan mampu mengikat partikel-partikel koloid
didalam air (Tarigan, 2011). Beberapa biokoagulan dari tanaman yang dapat
digunakan antara lain:
2.1.1 Kelor (Moringa Oleifera)
Biji kelor (Morinaga Oleifera) mengandung karbohidrat, protein, dan
lemak. Biji kelor dapat dimanfaatkan sebagai koagulan untuk menjernihkan
air. Didalam biji kelor yang berperan sebagai koagulan adalah protein yang
akan menghasilkan protein larut dalam air yang bermuatan positif. Larutan
tersebut memiliki sifat seperti polielektrolit alum dan merupakan polimer yang
dapat mengikat partikel koloid dan dapat membentuk flok yang dapat
mengendap. Biji kelor dapat menurunkan logam berat didalam air limbah.
Meknisme penurunan konsentrasi logam berat juga karena aktiitas asam amino
biokoagulan yang mampu mengadsorpsi dan membentuk ikatan antara partikel
air limbah sehingga membentuk ikatan-ikatan stabil yang dapat mengendap
secara gravitasi.
Tanaman kelor (Moringa olifera) secara klasifikasi di kelompokkan
dengan tatanan sebagai berikut :
1. Kingdom : Plantae
2. Filum
: Magnoliophyta
3. Kelas
: Magnoliopsida
4. Famili
: Moringaceae
5. Genus
: Moringa
6. Spesies
: Moringa olifera L.
2.2
Pilihan Koagulan
Tabel 2. 1 Kandungan Protein, Lemak dan Karbohidrat dalam biji kelor (%berat)
Preparat
36,7
34,6
5,0
2.Larutan
0,9
0,8
50,3
1,3
27,1
21,1
5,5
2.Larutan
0,3
0,4
27,3
Biji Kelor juga memiliki zat aktif yaitu rhamnossyloxy-benzilisothiocyanate yang mampu mengabsorpsi partikel-partikel dalam air limbah
dengan mengubah bentuk menjadi bentuk yang lebih kecil maka zat aktif dalam
biji kelor akan semakin banyak karena luas permukaan biji kelor semakin luas.
Apabila kandungan air dalam kelor besar, maka kemampuan menyerap limbah
cair nya kecil,sehingga biji kelor harus di ubah dulu menjadi ukuran lebih kecil
agar presentasi penyerapannya semakin besar.
2.3
Penelitian Terdahulu
Sebelum dilaksanakannya penelitian ini, sebelumnya sudah ada penelitian
No.
Penulis
Judul
1.
Kelor
Universitas
oleifera)
Sumatra Utara
Koagulan
Proses
Hasil
Biji 1.Koagulasi
(Moringa berpengaruh
Sebagai sangat nyata di
Pada pH
penyisihan
dengan
No.
Penulis
Judul
Hasil
Koagulasi/Flokulasi turbiditas
Dan
Limbah
turbidity
di
120mg/250mL
dengan
penyisihan
turbiditas
sebanyak 92,01%
2.
Dalam
Ayu
Skripsi Pengaruh
Ridaniati Air,
Bangun
Kadar Lama
Dosis
Dan pengendapan
Serbuk dengan
turbiditas sebesar
TSS
90,32
%,
dan
COD
63,26
pada
dosis
koagulan
5000
mg/L,
pH
air
Dalam
Skripsi Pemanfaatan
Kelor
Biji Waktu
Sebagai Pengendapan 50
dengan
Koagulasi penyisihan
Cair turbidity 89,42 %,
No.
Penulis
Judul
Industri
Hasil
Tahu TSS 98,73 % ,
pada
69,38%,
dosis
3000mg/L,pH 4
2.4
Penentuan Variabel
Variasi Kontrol :
Suhu
Parameter Uji
1. Turbidity, TSS,
dan COD
Variasi Bebas
:
3
- Dosis nanobiokoaguan
4
- Kec. Pengadukan
cepat
5
6
Variasi pembubuhan dosis nano biokoagulan khitin dari Biji Kelor dan
7
kecepatan pengadukan cepat mempengaruhi
penurunan Turbidity, TSS,
dan COD yang terkandung dalam
8 Air Saluran Kelurahan Barusari,
Semarang
-
Penurunan Turbidity,TSS,COD
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Operasional Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pengambilan data primer. Pengambilan data
primer meliputi pengambilan Sample air di Saluran Drainase, di Kelurahan Barusari
Semarang dan penyediaan biji (Moringa olifera). Dilakukan juga analisa pH, suhu,
Turbidity, TSS, dan COD pada air limbah. Setelah diketahui konsentrasi awal pH,
suhu, Turbidity, TSS, dan COD pada air limbah, selanjutnya dilakukan uji kinerja
koagulan dengan metode jartest. Melalui uji kinerja koagulan ini diharapkan dapat
diketahuinya dosis optimum biji dan serbuk Biji Kelor dan kecepatan pengadukan
yang efektif dalam menurunkan Turbidity, TSS, dan COD.
3.2 Diagram Alir Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu: Tahap Persiapan, Tahap
Pelaksanaan serta tahap analisis dan pembahasan. Bagan alir penelitian dapat dilihat
pada gambar 3.1:
Data Primer:
Penyiapan Biji Kelor yang
sudah tua dan dikeringkan
Kualitas air disaluran drainase
kelurahan Barusari, Semarang
Tahap
Uji Pendahuluan:
Persiapan
Persiapan Penelitian
Uji Karakteristik
Air Limbah
Tahap
Pelaksanaan
a. Khitin sebesar 1 gr yang dilarutkan dalam 100 ml asam fosfat (H3PO4) 85%.
Larutan ini digunakan untuk penelitian selanjutnya. Kemudian larutan khitin
diambil sebanyak 0.1 ml, 0.2 ml, 0.3 ml, 0.4 ml, dan 0.5 ml dimasukkan ke
dalam labu ukur 10 ml. selanjutnya diencerkan dengan aguadest sampai tanda
batas. Maka diperoleh larutan sebesar 0,01%, 0,02%, 0,03%, 0,04%, 0,05%
yang akan dimasukkan kedalam 1L sample air saluran Kelurahan
Barusari,Semarang
b. Diaduk dengan jartest dengan 3 variasi pengadukan cepat yaitu 100 rpm, 125
rpm, dan 150 rpm selama 1 menit, kemudian dengan pengadukan lambat 45rpm
selama 20 menit, dan di diamkan selama 15 menit.
Selesai
Dengan ukuran nano ini diharapkan akan memperbesar luas permukaan adsorbsi
dan dapat menjerat logam berat yang ada dalam air lindi (Mikrajuddin Abdullah,
2009).
3.5 Pengujian kemampuan Biokoagulan
Uji kinerja koagulan dilakukan dengan metode jartesht yaitu menentukan
besar dosis optimum Biji Kelor Serbuk daun Biji kelor pada kondisi actual sebagai
biokoagulan dalam menurunkan konsentrasi turbidity, TSS, , COD dalam air
limbah. Selanjutya, menentukan kecepatan pengadukan cepat dan dosis
biokoagulan yang optimum dalam proses jartest sehingga koagulan terdispersi
dengan baik sehingga dapat diketahui kemampuan Biji Kelor Sebagai Nano
biokoagulan dalam menurunkan konsentrasi turbidity, TSS, , COD pada air limbah.
a. Bahan
1. Sample Air Di Saluran (Kelurahan Barusari, Semarang)
2. Serbuk Biji Kelor
3. Aquadest
b. Cara Kerja
1. Dibuat biokoagulan cair dengan melarutkan masing-masing dosis Serbuk
biji dan serbuk Biji kelor ke dalam 100 ml aquadest
2. Sampel limbah cair masing-masing dimasukkan ke dalam gelas beker 1000
ml
3.
Sebanyak 2 gr, 2,5 gr, 3 gr, 3,5 gr, dan 4 gr serbuk Daun Biji kelor yang
telah dicampurkan dengan aquadest masing-masing dimasukkan ke dalam
gelas eker yang telah berisi 1000 ml limbah. Dengan demikian variasi dosis
yang digunakan adalah 20 gr/l, 25 gr/l, 30 gr/l, 35 gr/l, 40 gr/l. Sedangkan
untuk serbuk biji biji kelor dosis yang digunakan adalah 5 gr/l, 10 gr/l, 20
gr/l, 30 gr/l, 40 gr/l, 50 gr/l.