Anda di halaman 1dari 7

SDgS Teknologi Nano

Bidang Lingkungan
Rika Nur Annisa Rosi Mulia Sari
APA SIH YANG DIMAKSUD SDGS ?
???

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan


suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para
pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna
mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan
dan melindungi lingkungan.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable


Development Goals (TPB/SDGs) juga menargetkan
penyediaan akses air minum aman, akses sanitasi
dan penghentian Buang Air Besar Sembarangan atau
BABS, serta meningkatkan kualitas pengolahan
limbah.
SDGS NANO BIDANG LINGKUNGAN

 Latar Belakang
Manusia banyak mencemari lingkungan dengan zat-zat yang tidak dapat terurai
secara alami, mengangu kesehatan (aktifitas hormon) baik pada manusia, hewan
atau tumbuhan. Pembersihan zat pencemar beracun ini, yang mana termasuk
pestisida dan penghambat endokrin seperti bisphenol A (BPA), dengan
menggunakan metode saat ini masih mahal dan membutuhkan waktu lama.
Sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications, para peneliti
dari MIT dan Federal University of Goiás di Brazil mendemonstrasikan metode
terbaru menggunakan nanopartikel dan sinar UV untuk mengisolasi dan
mengekstrak secara cepat sebuah varietas kontaminan pada tanah dan air.
SOLUSI PERMASALAHAN

 Sebuah Perangkap Polusi Air


Para peneliti mensintesis polimer dari polyethylene glycol, bahan kimia yang digunakan
secara luas ditemukan dalam laxarives, pasta gigi dan tetes mata dan diijinkan oleh bagian
makanan dan obat-obatan sebagai zat tambahan dalam makanan, dan asam polilaktat,
plastik yang dapat terurai yang digunakan dalam mangkuk dan peralatan gelas yang dapat
terurai.
Nanopartikel yang dibuat dari material ini memiliki inti hidrofobik dan sebuah cangkang
hidrofilik. Karena gaya berskala molekul, dalam larutan molekul-molekul polutan hidrofobik
bergerak menuju nanopartikel hidrofobik, dan terserap di permukan, dimana secara efektif
terperangkap. Fenomena yang sama adalah ketika saus spageti mengotori permukaan
wadah plastik, membuatnya menjadi merah. Dalam kasus ini, keduanya plastik dan saus
berbahan dasar minyak adalah hidrofobik dan saling berinteraksi satu sama lain.
Jika dibiarkan sendiri, nanomaterial ini akan diam tersuspensi dan terdispersi walaupun di
dalam air. Namun, ketika disinari dengan sinar UV, cangkang terluar yang stabil akan rontok,
dan partikel yang sekarang kaya akan polutan menggerombol membentuk gumpalan yang
lebih besar (teragregasi). Aggregate ini selanjutnya dapat dipisahkan melalui penyaringan,
sedimentasi atau melalui metode lain.
Proses ini tidak bolak bolik dan polimer dapat terurai, meminimalkan resiko meninggalkan
produk beracun turunannya, dalam air. Sekali mereka berganti ke ukuran makro dimana
mereka akan menggumpal, kita tidak bisa lagi mengembalikan ke ukuran nano kembali
 Nano Cleansing
Potensi pemanfaatannya dalam range yang lebih luas mulai dari pemulihan lingkungan sampai
analisa kesehatan. Polimer-polimer disintesa pada suhu ruang dan tidak perlu persiapan khusus
untuk target khusus. Temuan ini dapat diaplikasikan pada berbagai molekul hidrofobik. Molekul ini
dapat menghilangkan hormon, BPA dan pestisida yang terkandung pada sampel yang sama dalam
satu tahapan kata Brandl. Nanopartikel memiliki perbandingan luas permukaan terhadap volume
yang sangat kecil yang artinya hanya perlu jumlah kecil yang dibutuhkan untuk menghilangkan
polutan yang relative besar. Teknik ini selanjutnya menawarkan potensi untuk membersihkan air
dan tanah tercemar dengan biaya yang efektif dalam skala besar.
Dalam pandangan aplikasi, adsorpsi molekul-molekul kecil di permukaan nanopartikel dapat
diaplikasikan sebagai ekstraksi banyak bahan. Temuan ini akan membuka aplikasi-aplikasi lain.
Misalnya untuk menggantikan penggunaan pelarut organik mulai dari ekstrak kafein kopi sampai
tiner pada cat. Pada aplikasi analisa bahan, kita tidak perlu banyak volume contoh untuk
menjernihkan atau memekatkan. Misalnya pengujian urine dari pasien dengan murah.
 Sistem Budidaya Nanobubble
Salah satu teknologi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas air adalah menggunakan
teknologi nanobubble. Nanobubble adalah gelembung (<200 nm) dalam cairan yang mengandung gas
oksigen dan memiliki daya apung sehingga dapat bertahan di bawah air lebih lama dari gelembung
besar. Semakin kecil ukuran gelembung, semakin kecil daya apungnya dari gelembung tersebut.
Gelembung 1 mm mengapung pada ketinggian 0,361 kaki per detik atau 3610 kali lebih cepat dari
gelembung nano yang melayang pada kecepatan 0,0001 kaki per detik, sehingga gelembung nano
dapat bertahan lebih lama dari gelembung besar.
Menyebabkan ketersediaan oksigen dalam air terpenuhi dan dapat digunakan untuk kebutuhan hidup
biota karena aktivitas metaboliknya. Selain itu, nanobubble menangkap polutan (padatan) tersuspensi
dalam cairan dan mengembang ke permukaan dan digunakan untuk menguraikan bahan organik.
Dalam sistem nanobubble, oksigen dalam air dapat tersedia untuk sepanjang waktu sehingga DO di
perairan menjadi stabil. Selain mampu memenuhi kebutuhan oksigen untuk metabolisme budidaya
ikan, nanobubble diperlukan untuk menguraikan bahan organik seperti sisa makanan dan kotoran ikan
sehingga kualitas budidaya tetap terjaga.
KETEMU BU NYANYA
BELI MANGGA LIMA
SEKIAN PRESENTASINYA
SEMOGA BISA DITERIMA

THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai