Anda di halaman 1dari 44

Review Nanopolimer &

Nanobiopolimer
disusun oleh:
Syifa Avinda (1606824282)

Presentasi ini disusun untuk memenuhi prasyarat tugas Kimia


Nano
• Nanopolimer
Pendahuluan • Biopolimer
• Hidrogel

OUTLINE •

Latar Belakang
Rumusan dan Tujuan
Aplikasi • Metode
• Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan
Pendahuluan
Nanopolimer
Nanopolimer yaitu molekul polimer yang berstruktur nano. Struktur nano menentukan modifikasi
penting dalam sifat intrinsik. Penataan struktur multiskala nano dan material yang dihasilkan
melintasi hirarki ukuran mulai dari atomik, ukuran meso, hingga ukuran makro merupakan faktor
penting.

Istilah polimer mencakup kelompok molekul besar yang beragam, termasuk zat-zat dari protein
sampai serat kevlar yang berkekuatan tinggi. Hal utama yang membedakan polimer dari molekul
besar lainnya adalah pengulangan satuan atom dalam rantai mereka. Ini terjadi selama polimerisasi,
di mana banyak monomer, rantai polimer dalam suatu zat seringkali tidak sama panjang.

Polimer nanokomposit (PNC) adalah polimer atau kopolimer yang terdispersi dalam nanopartikelnya.
PNC memiliki bentuk yang berbeda (misal trombosit, serat, spheroid), tetapi setidaknya satu dimensi
harus berada dalam kisaran 1 hingga 50 nm.
Biopolimer
Biopolimer adalah biomolekul polimer yang
mengandung satuan monomer yang terikat secara Klasifikasi biopolimer:
kovalen untuk membentuk molekul yang lebih
besar. Awalan 'bio' berarti bahan yang dapat
terurai secara hayati diproduksi oleh organisme
hidup.

Berbagai macam bahan biasanya berasal dari


sumber biologis seperti mikroorganisme dan
tanaman. Bahan yang diproduksi oleh kimia
sintetis dari sumber biologis seperti minyak nabati,
gula, lemak, resin, protein, asam amino, dan
sebagainya.
Biopolimer
Dibandingkan dengan polimer sintetik yang memiliki struktur lebih sederhana dan lebih acak,
biopolimer memiliki bentuk rakitan molekul kompleks yang berbentuk 3D terdefinisi dan terstruktur.

Biopolimer dapat terurai secara hayati dari sumber daya terbarukan dan dapat memberikan
alternatif bahan bakar fosil berbasis polimer, yang disintesis dari pati, gula, serat alami, atau
komponen organik lainnya yang dapat terurai secara hayati dalam berbagai komposisi. Biopolimer
dapat terdegradasi oleh paparan bakteri di tanah, kompos, atau sedimen laut. Penggunaan
biopolimer yang dapat terurai secara hayati dipercaya dapat mencegah pemanasan global.

Biopolimer yang telah banyak dipelajari yaitu: Gelatin, Pati, Selulosa, Kitin dan Kitosan, Polylactic
Acid (PLA), Poly(e-Caprolactone) (PCL), Poly-(Vinyl Alcohol) (PVA), Polyvinyl Acetate (PVAc),
Kolagen, dan Poly(3-hydroxybutyrate-co-3-hydroxyvalerate) PHBV.
Biopolimer
Untuk mengurangi penggunaan sumber daya tidak terbarukan dan untuk meminimalkan
polusi lingkungan yang disebabkan oleh bahan sintetis, maka digunakan biopolimer
yang terdapat di alam yang dapat diproduksi oleh berbagai mikroorganisme dan
tanaman.

Biopolimer bersama dengan nanoteknologi telah menemukan banyak aplikasi dalam


berbagai hal termasuk sintesis nanomaterial, aplikasi biomedis, industri makanan,
aplikasi kemasan, dan pemurnian air.
Hidrogel
Green chemistry merupakan faktor penting untuk penelitian berkelanjutan karena lingkungan
kita semakin memburuk. Green chemistry juga digunakan agar dapat mengurangi atau
menghilangkan komponen beracun dari lingkungan dengan metode yang ramah lingkungan.

Polusi air merupakan masalah global terbesar di lingkungan. Polusi air berdampak buruk
bagi banyak organisme hidup dan menciptakan masalah kesehatan yang serius.

Hidrogel dapat berperan sebagai aplikasi yang berguna dalam pemurnian air karena sifat
spesifiknya. Hidrogel adalah polimer bercabang dengan struktur tiga dimensi yang bersifat
hidrofilik, tidak larut dalam air, kadang-kadang ditemukan seperti gel koloid dan air
berperilaku sebagai media dispersi.
Hidrogel memiliki sifat seperti pliability, flexibleness, stretchiness and porousness, maka
hidrogel dapat memiliki kemampuan untuk menyerap volume maksimum cairan atau air,
sekitar 10-20 kali dari berat molekul hidrogel dan setelah penyerapan cairan, hidrogel akan
berbentuk bengkak (swollen).

Produksi hidrogel telah ditingkatkan karena sifat serapannya yang sangat baik. Hidrogel
memiliki sifat permeabel yang memungkinkan mereka untuk menyerap limbah / racun /
polutan dari air tercemar. Sifat tahan lama dan degradasi juga merupakan keuntungan
utama dari hidrogel biopolimer.

Hidrogel memiliki karakteristik termodinamika dengan air yang memungkinkan mereka


membengkak dalam medium yang diberikan. Hidrogel mengandung jumlah air yang sangat
besar, yaitu lebih dari 90% air dan dikenal sebagai penyerap alami yang baik.
Aplikasi “Highly efficient
absorption of cationic
dyes by nano
composite hydrogels
based on κ-
carrageenan and nano
silver chloride”
Latar Belakang
Selama beberapa dekade terakhir, penggunaan pewarna sintetis di banyak industri seperti
plastik, kertas, tinta, kosmetik, tekstil, dan pewarnaan telah membuat masalah lingkungan
yang serius. Hampir 10–15% pewarna dilepaskan ke lingkungan oleh industri, jadi
penghilangan polutan dari limbah industri sangat menarik untuk diteliti.

Pewarna umumnya dikategorikan ke dalam tiga kelas: pewarna kationik atau basa, anionik
atau asam, dan pewarna non-ionik atau dispersi. Pewarna kationik dan anionik banyak
digunakan dalam tekstil industri karena karakteristik kelarutan yang baik dalam air, murah,
dan mudah diterapkan.

Crystal Violet (CV) digunakan dalam banyak aplikasi seperti operasi tekstil dan untuk
metode klasifikasi bakteri Gram. Namun, CV memiliki efek karsinogenik dan mutagenik dan
dapat menyebabkannya masalah kesehatan yang serius.
Latar Belakang
Penting untuk membuat metode yang efisien untuk pemurnian air limbah industri. Banyak teknik
fisika-kimia telah diteliti seperti oksidasi, absorpsi, metode biologis, metode elektrokimia,
pemisahan membran, koagulasi dan filtrasi. Tetapi, absorpsi adalah metode yang berguna untuk
menghilangkan pewarna dari air limbah. Absorpsi memiliki keuntungan yang cukup besar, seperti
proses yang cepat, efektif, dan metode yang murah dibandingkan dengan metode pemurnian air
limbah lainnya.

Hidrogel merupakan bahan polimer ikatan silang


yang dapat menampung jumlah air yang besar
bahkan di bawah tekanan. Hidrogel digunakan
sebagai kelompok adsorben yang penting untuk
menghilangkan polutan di perairan limbah.
Keberadaan gugus anionik dan kationik dalam
hidrogel menjadikannya bahan yang berguna untuk Gambar Struktur umum dari Hidrogel
www.researchgate.net
penyerapan zat warna.
Latar Belakang
● Oleh karena itu, hidrogel anionik dan kationik telah digunakan untuk menghilangkan pewarna kationik
dan anionik masing-masing dari media air.
● Berbagai material nano dapat dimasukkan ke dalam jaringan hidrogel untuk menghasilkan
nanokomposit hidrogel dengan sifat yang unik. Mereka menunjukkan sifat mekanik, swelling, dan
penyerapan yang sangat baik yang berpotensi dapat mengatasi keterbatasan hidrogel yang dibuat
secara tradisional.
● Dalam penelitian ini, jenis nanokomposit hidrogel dibuat
berdasarkan κ-karagenan dan asam akrilat dengan menanamkan
nano-AgCl yang digunakan sebagai absorben yang efisien untuk
menghilangkan CV dan pewarna kationik dalam larutan air.

● Karagenan digunakan sebagai biopolimer karena sifatnya yang


unik, yaitu biodegradability, biokompatibilitas, dan non-toksisitas.
Gambar Struktur dari κ-karagenan
Gugus sulfat anionik karagenan juga digunakan untuk
www.researchgate.net
menghilangkan pewarna kationik dari media air.
Rumusan Masalah
1. Apakah nanokomposit hidrogel yang disintesis dari k-karagenan dan nano-
AgCl dapat digunakan dan dikembangkan sebagai penyerap yang efisien
untuk menghilangkan pewarna kationik dalam air limbah?
2. Bagaimana pengaruh waktu kontak, pH, suhu, dan konsentrasi awal pewarna
pada nanokomposit hidrogel untuk penghilangan pewarna kationik?
3. Bagaimana model isoterm dan penyerapan kinetik yang sesuai pada
nanokomposit hidrogel sebagai penyerapan pewarna kationik?
4. Apakah nanokomposit hidrogel yang berhasil disintesis dapat memiliki
efisiensi reusability untuk penyerapan pewarna kationik dari larutan air?
Tujuan
1. Mengetahui cara mensintesis nanokomposit hidrogel berdasarkan κ-
karagenan dan nano-AgCl yang dapat digunakan untuk menghilangkan
pewarna kationik dalam air limbah.
2. Mengetahui pengaruh waktu kontak, pH, suhu, dan konsentrasi awal pewarna
pada nanokomposit hidrogel untuk penghilangan pewarna kationik.
3. Mengetahui model isoterm dan penyerapan kinetik yang sesuai pada
nanokomposit hidrogel sebagai penyerapan pewarna kationik.
4. Mengetahui nanokomposit hidrogel yang berhasil disintesis dapat memiliki
efisiensi reusability untuk penyerapan pewarna kationik dari larutan air.
Metode
Bahan

● κ-karagenan yang diekstraksi ● N-methylenebisacrylamide


dari rumput laut merah (MBA)
(kelarutan: 5 mg/mL pada air ● AgNO3
panas, viskositas larutan 0,3% ● Asam Akrilat (AA)
dalam H2O: 25 mPa.s pada ● Crystal violet (CV)
25°C) ● Kaolin (ukuran partikel < 5 μm)
● Amonium persulfat (APS)
1. Sintesis Nanokomposit Hidrogel
Komposit hidrogel:

Setelah 30 menit,
Ditambahkan inisiator
produk gel dituangkan Hidrogel dibiarkan selama 24
amonium persulfat
κ-karagenan (1,0 ke dalam 100 mL jam dalam etanol untuk
(0,1 gram dilarutkan
gram) dan kaolin (0,3 etanol dan disimpan menghilangkan air dan spesi
dalam 5 ml air suling),
gram) ditambahkan selama 12 jam, dan yang tidak bereaksi.
setelah sekitar 3
pada 30 mL air suling kemudian dipotong Potongan gel disaring dan
menit monomer asam
dalam reaktor tiga- kecil-kecil. dikeringkan dalam oven
akrilat dan N-
leher yang dilengkapi pada suhu 50°C selama 12
methylenebisacrylami
dengan pengaduk Etanol non-pelarut di jam. Setelah digiling,
de secara bersamaan
mekanis, dengan dekantasi dan hidrogel bubuk tersebut
ditambahkan ke
diaduk pada 200 rpm kemudian dijauhkan dari panas,
dalam campuran
ditambahkan 100 ml kelembaban, dan cahaya.
reaksi
etanol segar.
Sintesis Nanokomposit Hidrogel
Nanokomposit hidrogel:

Nanokomposit hidrogel
disimpan dalam 150 mL
Sampel dicuci Setelah 4 jam, etanol selama 12 jam,
Swollen hidrogel dengan air suling nanokomposit kemudian disaring dan
direndam ke dan direndam hidrogel dikeringkan dalam oven
dalam larutan pada suhu 50°C selama 12
dalam larutan dikeluarkan dari
NaCl (halida) (0,5 jam.
AgNO3 (0,85 g/L) larutan dan
selama 24 jam. g/L). dimurnikan Setelah digiling,
dengan air suling. nanokomposit hidrogel
diambil untuk studi
penyerapan.
2. Analisis Instrumental

● Spektrum FTIR
● Gambar SEM untuk mengamati morfologi permukaan
● Studi TEM
● Analisis gravimetri termal
● Spektrofotometer UV-vis digunakan untuk pengukuran absorbansi sampel
● Adsorpsi N2 / isoterm desorpsi pada 77 K diukur menggunakan analisis BET
3. Pengukuran penyerapan air
Penyerapan air diukur menurut penelitian sebelumnya (Pourjavadi,
Ghasemzadeh, & Mojahedi, 2009). Secara singkat, sampel hidrogel yang
dikeringkan ditimbang (0,1 ± 0,001 gram) dengan ukuran partikel antara 250 dan
350 μm dan direndam pada 200 mL air distilasi. Kapasitas kesetimbangan
swelling (ES) diukur 3 kali pada suhu ruang menggunakan persamaan:
𝐖𝐬 − 𝐖𝐝
𝐄𝐒 =
𝐖𝐝
Wd = berat dari hidrogel kering

Ws = berat dari hidrogel swollen


4. Eksperimen penyerapan zat warna

Larutan induk pewarna CV dibuat dengan melarutkan 0,05 gram pewarna bubuk
dalam 100 mL air suling. Kemudian, diencerkan untuk mendapatkan konsentrasi
yang diinginkan mulai dari 2 hingga 100 mg/L. Konsentrasi larutan CV diukur dari
kurva kalibrasi yang disiapkan dengan menentukan penyerapan berbagai
konsentrasi larutan CV pada λmax 590 nm. Rumus kimia dan massa molar CV
adalah C25H30ClN3 dan 407,99 gram/mol.

Eksperimen penyerapan pewarna dilakukan dengan memvariasikan waktu kontak,


konsentrasi awal CV, pH, dosis absorben, dan suhu. Optimalisasi dilakukan
dengan memvariasikan satu parameter sementara parameter lain konstan.
5. Eksperimen absorpsi pewarna

● Kapasitas penyerapan pewarna (qt) dari nanokomposit hidrogel untuk setiap eksperimen
dihitung menggunakan persamaan berikut (Shi, Wang, Wu, Chen, & Feng, 2016):
(𝐂𝐨−𝐂𝐭)×𝐕
𝒒𝒕 =
𝐦

Co = konsentrasi pewarna pada waktu mula-mula (mg/L) V = volume larutan pewarna(L)

Ct = konsentrasi pewarna pada waktu t (mg/L) m = massa absorben (gram)

● Kapasitas penyerapan pada kesetimbangan (qe) juga dinyatakan dengan persamaan


yang sama pada waktu kesetimbangan.

● Persen absorpsi dinyatakan dalam persamaan

(𝐂𝐨−𝐂𝐞) ; Ce = konsentrasi kesetimbangan


%𝑨𝒅 = 𝐂𝐨
× 𝟏𝟎𝟎
6. Uji Reusability

0,025 gram absorben ditambahkan pada 50 mL larutan CV pada konsentrasi 10


ppm selama 20 menit. Nanokomposit hidrogel dipisahkan dengan menggunakan
kertas saring. CV diserap dengan menggunakan nanokomposit hidrogel 3 kali
pada 20 mL etanol selama 30 menit. Absorben yang di daur ulang digunakan
untuk siklus absorpsi selanjutnya.
Hasil & Pembahasan
1. Sintesis & Karakterisasi
Dalam penelitian ini disintesis komposit hidrogel yang digunakan untuk menyiapkan nanokomposit κ-
nano-AgCl hidrogel. Komposit hidrogel dibuat berdasarkan κ-karagenan dan asam akrilat dengan adanya
kaolin menggunakan APS sebagai inisiator radikal bebas dan MBA sebagai cross-linker hidrofilik.

Penggabungan kaolin meningkatkan beberapa sifat superabsorben komposit seperti porositas, kekuatan
gel, sifat mekanis dan termal (Xia, Yih, D'Souza, & Hu, 2003).

Untuk mensintesis nanokomposit hidrogel, swollen hidrogel direndam


dalam larutan AgCl. Ion Ag disebarkan pada seluruh jaringan hidrogel
karena interaksi yang kuat dari ion Ag dengan gugus sulfat, hidroksil
dan karboksilat dalam jaringan hidrogel. Setelah memuat ion Ag,
hidrogel ditambahkan ke larutan natrium halida. Nanopartikel Ag
halida yang terdispersi dengan baik dalam jaringan hidrogel akhirnya
diperoleh. Nanopartikel Ag halida yang telah dibuat dalam jaringan
hidrogel sangat stabil dan tidak menggumpal bahkan setelah
beberapa bulan.
FT-IR
Gambar a = Pita serapan karakteristik κ-karagenan:

● 843 cm-1: d-galaktosa-4-sulfat


● 913 cm-1: 3,6-anhidro-D-galaktosa
● 1028 cm-1: glikosidik
● 1222 cm-1: peregangan ester sulfat
● 3200-3600 cm-1 : peregangan penyerapan dari gugus
−OH κ-karagenan.

Gambar b = Pita serapan baru spektrum komposit hidrogel pada


1735 cm-1, dapat dikaitkan ke mode peregangan C=O kelompok
karboksilat dan membuktikan grafting dari asam akrilat.

Gambar c = Spektra FT-IR dari nanokomposit hidrogel dan


hidrogel umumnya serupa. Namun, spektrum FT-IR dari
nanokomposit hidrogel menunjukkan pita absorpsi dalam 400
cm-1 yang dapat dikaitkan dengan keberadaan AgCl.

Gambar Spektra FT-IR dari a) κ-karagenan, b) komposit hidrogel, dan c)


nano-AgCl komposite hidrogel.
Analisis Gravimetri Termal
Gambar a = termogram TGA dari sampel. Komposit
hidrogel memiliki stabilitas termal lebih tinggi daripada κ-
karagenan polisakarida. Ini dapat dikaitkan dengan ikatan
silang κ-karagenan dan keberadaan asam akrilat dan kaolin
sebagai pengisi anorganik dalam komposit hidrogel.
Peningkatan stabilitas termal nanokomposit hidrogel dapat
dikaitkan dengan keberadaan partikel nano AgCl.

Gambar b = Termogram DTG dari sampel menunjukkan


empat langkah utama degradasi dan laju degradasi
maksimum adalah

● 245°C = untuk κ-karagenan


Gambar (A): kurva TG dari a) κ-karagenan, b) hidrogel, dan c) κ-karagenan-g- ● 370°C = untuk komposit hidrogel
asam akrilat-kaolin/nano-AgCl komposit hidrogel.
● 415°C = untuk nanokomposit hidrogel
Gambar (B): kurva DTG dari a) κ-karagenan, b) hidrogel, dan c) κ-karagenan-
g-asam akrilat-kaolin/nano-AgCl komposit hidrogel.
Analisis BET

Analisis BET dilakukan untuk menentukan ukuran pori nanokomposit hidrogel.


Adsorpsi N2 / desorpsi isoterm pada 77 K untuk nanokomposit hidrogel
dikategorikan sebagai tipe (III).

Luas permukaan BET = 47,278 m2/g

Luas permukaan Langmuir = 149,955 m2/g

Volume pori total = 0,494 cm3/g

Diameter pori rata-rata 2,311 nm.


SEM & TEM
Gambar SEM diambil untuk mempelajari morfologi sampel.

Gambar a menunjukkan morfologi hidrogel. Hidrogel


memiliki struktur berpori.

Gambar b-c menunjukkan gambar SEM dari hidrogel


nanokomposit pada perbesaran berbeda. Keberadaan dari
nanopartikel AgCl pada permukaan hidrogel dapat diamati.
Penyebaran dari nanopartikel pada permukaan matriks
polimer dapat dilihat dari gambar tetapi beberapa agregasi
juga terlihat.

Gambar d = Analisis TEM digunakan untuk memperkirakan


ukuran partikel nano AgCl. Mikrograf TEM menunjukkan
Gambar SEM dari sampel kering yang dibekukan a) hidrogel; 500x, dan b)
nanokomposit hidrogel dengan pembesaran 1250x, dan c) 20000x dan d)
nanopartikel AgCl yang terpisah dengan baik dalam sampel
gambar TEM dari nano-AgCl komposit hidrogel. yang diekstraksi dengan diameter dalam kisaran 10–30 nm.
2. Perlakuan Swelling
Penyerapan air hidrogel dan nanokomposit hidrogel
ditentukan dalam air suling. Dalam lima menit pertama,
laju swelling meningkat tajam dan kemudian
kesetimbangan swelling diperoleh. Gambar disamping
mewakili perilaku swelling dinamis dari hidrogel dan
nanokomposit hidrogel.

Nanokomposit hidrogel memiliki daya serap air yang lebih


rendah daripada hidrogel karena interaksi nanopartikel
AgCl dengan gugus fungsi rantai polimer. Dengan kata
lain, AgCl dapat dianggap bertindak sebagai agen cross-
linker.

Namun, tingkat penyerapan air untuk nanokomposit


Gambar kapasitas swelling dari hidrogel dan nano-AgCl komposit hidrogel
sebagai fungsi dari waktu
hidrogel lebih tinggi dari hidrogel pada awal swelling. Ini
dapat disebabkan lebih banyak bidang kontak
nanokomposit hidrogel dibandingkan dengan hidrogel.
3. Studi penyerapan zat warna
Gambar b = Absorpsi pewarna diteliti menggunakan CV sebagai
pewarna kationik. Kemampuan hidrogel dan nanokomposit
hidrogel Ag halida untuk penyerapan CV dibandingkan.
Penyerapan CV oleh nanokomposit hidrogel Ag halida secara
signifikan lebih tinggi dari hidrogel. Nanokomposit hidrogel AgCl
juga menunjukkan efisiensi maksimum untuk menghilangkan CV
dari larutan air.
Gambar b Penghilangan CV dengan hidrogel dan nanokomposit hidrogel
AgCl, AgBr, and AgI nanokomposit
Gambar c = Penerapan komposit hidrogel κ-karagenan-g-asam
akrilat-kaolin / nano-AgCl sebagai penyerap untuk
menghilangkan pewarna anionik seperti Congo red, Methyl
orange dari larutan dievaluasi. Nanokomposit hidrogel tidak
memiliki kapasitas penyerapan yang baik untuk pewarna anionik
dibandingkan dengan CV dan Rhodamine B sebagai pewarna
kationik, karena permukaan anionik dari nanokomposit hidrogel.
Namun, penyerapan Rhodamine B kurang daripada kristal violet
Gambar c Penghilangan pewarna anionik dan kationik dengan komposit karena adanya gugus karboksilat anionik dalam strukturnya.
hidrogel nano-AgCl
4. Efek dosis absorben
Dosis absorben merupakan salah satu parameter
penting dalam penyerapan pewarna. Untuk mengetahui
efek dari dosis absorben, percobaan dibuat dengan
memvariasikan dosis absorben 0 hingga 0,07 gram,
sedangkan konsentrasi awal pewarna ditetapkan pada
10 ppm dan volume larutan adalah 50 mL pada 25°C
dan pH 6. Seperti yang ditunjukkan pada gambar
disamping, penghilangan CV meningkat dengan
meningkatnya dosis absorben hingga 0,025 gram dan
kemudian mulai mendatar. Jadi dosis optimal absorben
yaitu 0,5 g/L. Jumlah situs aktif yang tersedia untuk
penyerapan meningkat dengan meningkatnya jumlah
Gambar efek dari dosis absorben pada absorpsi CV (suhu ruang, pH
6 dan konsentrasi awal = 10 mg/L setelah 1 jam absorben. Kapasitas penyerapan pewarna menurun
dengan meningkatkan dosis absorben.
5. Efek waktu kontak
Waktu kontak memiliki efek signifikan pada
penyerapan pewarna. Penyerapan CV pada
nanokomposit hidrogel dipelajari sebagai
fungsi waktu kontak. Seperti yang ditunjukkan
pada gambar disamping, kapasitas
penyerapan (qt) naik dengan cepat dan
mencapai kesetimbangan setelah 180 menit.
Pada tahap awal penyerapan, situs kosong
absorben ditempati oleh molekul pewarna dan
Efek waktu kontak pada suhu ruang, pH 6, dosis absorben 0,5 g/L, kemudian laju penyerapan dan difusi molekul
dan konsentrasi awal=10 mg/L.
pewarna berkurang secara signifikan.
6. Efek konsentrasi awal zat warna
Pengaruh konsentrasi awal zat warna pada penyerapan zat
warna dalam kisaran 2-10 mg/L diteliti. Dari gambar
disamping, kedua persentase dan kapasitas penyerapan
penghilangan zat warna meningkat dengan meningkatkan
konsentrasi awal zat warna, karena situs yang lebih aktif dari
absorben lebih jenuh dengan meningkatnya konsentrasi
awal zat warna.

Kapasitas penyerapan zat warna tergantung pada


konsentrasi awal zat warna, volume larutan zat warna, dan
dosis absorben. Hasil menunjukkan kapasitas penyerapan
kesetimbangan yaitu
Gambar efek konsentrasi awal pewarna CV (suhu ruang, pH 6 dan
dosis absorben 0,5 g/L dan waktu = 180 menit.
● qe = 20 mg/g untuk konsentrasi awal = 10 ppm
● qe = 198,26 mg/g untuk konsentrasi awal = 100 ppm.
7. Efek temperatur

Penyerapan CV pada nanokomposit hidrogel


diteliti sebagai fungsi suhu pada pH 6, dan
konsentrasi awal zat warna 10 mg/L. Gambar
disamping menunjukkan bahwa penyerapan
CV sedikit menurun dengan meningkatnya
suhu dari 25 ke 80°C, yang terjadi karena
desorpsi molekul zat warna pada suhu yang
lebih tinggi. Ini dapat dikaitkan bahwa proses
Efek suhu pada pH 6, dosis absorben 0,5 g/L, konsentrasi awal = 10 penyerapan mungkin eksoterm sampai batas
mg/L, dan waktu = 180 menit.
tertentu.
8. Efek pH pada penghilangan CV
● pH larutan merupakan parameter penting yang
mempengaruhi proses penyerapan. Pengaruh pH
larutan pada penyerapan CV diteliti dengan
memvariasikan pH dari 2 hingga 10 pada suhu ruang.
pH larutan diatur dengan menambahkan larutan 0,1 M
NaOH atau HCl.
● Gambar disamping menunjukkan persentase
penghilangan zat warna meningkat dari 91,3 ke 98,6
ketika pH ditingkatkan dari 2 menjadi 6, yang terjadi
karena persaingan antara proton dan molekul zat
warna kationik untuk interaksi dengan absorben dalam
media asam.
Gambar efek pH pada suhu ruang, dosis absorben 0,5 g/L, ● Penghilangan maksimum CV diperoleh pada pH 6.
konsentrasi awal 10 mg/L, dan waktu = 180 menit.
Dengan peningkatan pH lebih lanjut dalam larutan,
persen penghilangan pewarna berkurang dari 98,6%
menjadi 97,6%, dikarenakan swelling nanokomposit
hidrogel menurun pada pH yang lebih tinggi.
9. Kinetika absorpsi

Pseudo-orde Pseudo-orde
pertama kedua

Difusi intra-
Elovich
partikel

Menurut hasil, terlihat bahwa model yang sesuai untuk absorpsi zat warna ini
mengikuti mekanisme kinetika pseudo orde dua.
Studi model isoterm absorpsi kesetimbangan dan
termodinamika
Isoterm
Freundlich

Isoterm
Temkin

Isoterm
Langmuir

Menurut hasil, terlihat bahwa isoterm penyerapan sistem yang cocok dengan data eksperimental
mengikuti model Temkin.
Studi model isoterm absorpsi kesetimbangan dan
termodinamika (Energi Bebas Gibbs)
Untuk menentukan energi bebas Gibbs untuk sistem absorpsi, konstanta
kesetimbangan isoterm digunakan dan ΔG° dihitung dengan persamaan
termodinamika berikut:

ΔG° = -RTlnKa

Hasil negatif dari energi bebas Gibbs menunjukkan bahwa proses absorpsi
berlangsung spontan.

● ΔG°298K = -5,747 kJ/mol


● ΔG°313K = -10695 kJ/mol
● ΔG°323K = -13,628 kJ/mol
Studi Reusability
Reusability suatu absorben secara ekonomis
penting terutama pada aplikasi industri.
Penggunaan kembali nanokomposit hidrogel
sebagai absorben untuk menghilangkan CV
diteliti pada suhu ruang. Proses absorpsi-
desorpsi diulang beberapa kali. CV dapat
terhilangkan secara efektif dari nanokomposit
hidrogel dengan menggunakan etanol.
Absorben mempertahankan lebih dari 60%
aktivitas awal setelah 9 siklus. Penurunan
efisiensi penghilangan setelah 6 siklus dapat
Gambar reusability dari nanokomposit hidrogel untuk penyerapan
disebabkan oleh pengurangan berat absorben
CV pada suhu ruang, pH 6, dosis absorben 0,5 g/L, konsentrasi awal
10 mg/L, dan waktu = 180 menit.
setelah pencucian berulang kali.
Kesimpulan
Kesimpulan
● Penelitian penyerapan kinetik menunjukkan
bahwa model terbaik yang digunakan adalah
● Nanokomposit superabsorben hidrogel
pseudo orde dua. Model isoterm absorpsi
baru berdasarkan κ-karagenan dan
Temkin menjelaskan eksperimen dengan
nano-AgCl disintesis dengan metode
hasil yang baik. Nilai negatif ΔG°
termasuk polimerisasi radikal bebas.
menunjukkan spontanitas dari proses
Nanokomposit hidrogel digunakan
penyerapan.
sebagai penyerap yang efisien untuk
● Absorben digunakan kembali untuk
menghilangkan CV dalam larutan air.
penyerapan CV dan tidak ada pengurangan
● Dosis absorben dioptimalkan dan nilai
yang signifikan dalam efisiensi penghilangan
optimal adalah 0,5 g / L. Penghilangan
yang diamati bahkan setelah 5 siklus.
maksimum CV oleh nanokomposit
Nanokomposit hidrogel stabil dan efektif
hidrogel diperoleh pada suhu 25 ° C
untuk menghilangkan pewarna kationik dari
dan pH = 6.
larutan berair.
Daftar Pustaka
● A. Greiner, J. H. Wendorff , A. L. Yarin and E. Zussman. 2006. Biohybrid nanosystems with
polymer nanofibers and nanotubes. Applied microbial biotechnology 71:387-393.
● Gudrun Schmidt, Matthew M. Malwitz. 2003. Properties of polymer–nanoparticle composites:
Current Opinion in Colloid and Interface. Science 8, 103–108 elsevier.com
● Maryam Dargahi, Hossein Ghasemzadeh, Atefeh Bakhtiary. 2017. Highly efficient absorption of
cationic dyes by nano composite hydrogels based on κ-carrageenan and nano silver chloride.
Carbohydrate Polymers 181 (2018) 587–595. https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2017.11.108.
● Sneha Mohan, et al. 2016. Biopolymers – Application in Nanoscience and Nanotechnology.
Recent Advances in Biopolymers. http://www.intechopen.com/books/recent-advances-
inbiopolymers.
● Sourbh Thakura, Jyoti Chaudharyb, Vinod Kumarc, Vijay Kumar Thakurd. 2019. Progress in
pectin based hydrogels for water purification: Trends and challenges. Journal of Environmental
Management 238 (2019) 210–223. https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2019.03.002.

Anda mungkin juga menyukai