Disusun oleh:
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Zeolit
Zeolit berasal dari kata “zeinlithos” yang berarti batuan berbuih. Zeolit
merupakan plastic alumina silikat dengan rumus empiris Mx/n.(AlO2)x.
(SiO2)y.Xh2O. Terbentuk dari tetrahedral alumina dan plasti dengan rongga-
rongga didalam yang berisi ion-ion logam, biasanya golongan logam alkali, dan
molekul air yang bergerak bebas. Zeolit merupakan suatu kelompok mineral yang
dihasilkan dari proses hidrotermal pada batuan beku basa. Mineral ini biasanya
dijumpai mengisi celah-celah ataupun rekahan dari batuan tersebut. Selain itu
zeolit juga merupakan endapan dari aktivitas vulkanik yang banyak mengandung
plasti plasti. Pada saat ini penggunaan mineral zeolit semakin meningkat, dari
penggunaan dalam plastic kecil hingga dalam plastic berskala besar. Di plasti
maju seperti Amerika Serikat, zeolit sudah benar-benar dimanfaatkan dalam
plastic . (Sarno, H.1983)
Karena sifat-sifat yang dimiliki oleh zeolit, maka mineral ini dapat
dimanfaatkan dalamberbagai bidang, seperti dalam bidang plastic yaitu sebagai
bahan yang dapat digunakan untuk membantu pengolahan limbah pabrik. Masalah
limbah plastic semakin meresahkan masyarakat, sehingga banyak dilakukan
usaha-usaha untuk mengatasi pencemaran limbah ini, baik itu dengan mengurangi
volume limbah yang terbuang ataupun dengan mendaur ulang kembali limbah
tersebut. Zeolit sintetis adalah suatu senyawa kimia yang mempunyai sifat fisik
dan kimia yang sama dengan zeolit alam. Zeolit ini dibuat dari bahan lain dengan
proses sintetis. Karena secara umum zeolit mampu menyerap, menukar ion dan
menjadi katalis, membuat zeolit sintetis ini dapat dikembangkan untuk keperluan
plastic top pengolah limbah.
Alkohol seperti fenol adalah zat pengotor yang bersifat racun bagi
manusia. Air yang mengandung fenol dapat dibebaskan dari fenol dengan
melewatkan air dalam Zeolit teraktivasi. Fenol yang terkandung dalam air akan
teradsorpsi dan menempati posisi pori-pori. Sehingga konsentrasi fenol dalam
air menjadi kurang.
di mana r adalah laju reaksi, k adalah konstanta laju reaksi, K adalah konstanta
adsorpsi Langmuir dinamis, C adalah konsentrasi pewarna dan aplikasi kapp adalah
konstanta laju reaksi orde pseudo-orde pertama.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 7. Plot dari konstanta laju order pseudo- pertama dari model Reaktif
Black 5 dye terhadap loading nanocomposites TiO2-zeolite yang digunakan.
4.4.2. Pengaruh Suhu Annealing
Gambar 8 menunjukkan efek temperatur annealing pada nanokomposit
TiO2-zeolit pada fotoaktivitasnya dalam mendegradasi model Reac-tive Black 5
dye dalam larutan encer. Sangat menarik untuk dicatat bahwa sampel
nanokomposit TiO2-zeolit dianil pada suhu 600 ° C menunjukkan photoactivity
yang lebih tinggi daripada yang dianil pada 300 ° C, meskipun area permukaan
spesifik BET yang lebih rendah untuk sampel annealing pada 600 ° C. Konstanta
orde pseudo-orde pertama yang jelas pada kedua 300 ° C dan 600 ° C masing-
masing adalah 0,0056 menit − 1 dan 0,0102 menit − 1. Fotoaktivitas yang lebih
tinggi dalam sampel nanokomposit TiO2-zeolit yang dianil pada suhu 600 ° C
dapat dikaitkan dengan pembentukan ukuran dan volume pori yang lebih tinggi
sebagaimana dibahas dalam Bagian 3.3.1. Properti fisikokimia lainnya yang
berkontribusi pada fotoaktivitas yang lebih tinggi adalah karena adanya fase TiO 2
pho-toactive, apakah murni anatase atau TiO2 rutil atau campuran dari dua fase
photoactive. Dari penelitian kami sebelumnya, kami menemukan bahwa fasa
berfotoase TiO2 fase anatase murni mendominasi di mana fase anatase / rutil
campuran hanya muncul ketika anil pada 650 ° C.