Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

GEOKIMIA (TGS7306)

GOLONGAN MINERAL SILIKA (MINERAL ZEOLIT)

OLEH :

Nama : Ronaldo R. R Lay

Nim : 410016067

Dosen : Rizqi Muhammad Mahbub,S.T.,M.T

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL


YOGYAKARTA

2017
Kata Pengantar

Puji dan syukur yang patut kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat, rahmat dan bimbingan_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan sebaik baiknya . Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan
dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada: Kedua orang tua dan dosen pembimbing mata kuliah Geokimia yang
telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Dari sanalah semua ini berawal, semoga isi makalah ini bisa memberikan
informasi mengenai ketiga jurnal yang penulis resume kembali. Meskipun penulis
berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada
yang kurang.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini dapat lebih baik lagi.Akhir kata penulis berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pembaca.

Yogyakarta, 22 September 2017

Penulis

Ronaldo R. R lay
(410016067)
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Manfaat Data

BAB II DASAR TEORI

2.1 Perngetian zeolite

2.2 Komposisi mineral zeolite

2.3 Pembentukan zeolite alam

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zeolit ( Na4K4AlSiO8O96. 24H2O) oleh para ilmuwan dikenal sebagai mineral serba
guna yang banyak dimanfaatkan dalam bidang industri. Zeolit memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan mineral lain terutama kegunaannya sebagai adsorben,
penukar ion dan katalis. Zeolit merupakan suatu kelompok mineral yang dihasilkan dari
proses hidrotermal pada batuan beku basa. Mineral ini biasanya dijumpai mengisi celah-
celah ataupun rekahan dari batuan tersebut.
Selain itu, zeolit juga merupakan endapan dari aktivitas volkanik yang banyak
mengandung unsure silika (Saputra, 2006). Komposisi kimianya tergantung pada kondisi
hidrotermal lingkungan lokal, seperti suhu, tekanan uap air setempat dan komposisi air
tanah lokasi kejadiannya. Hal itu menjadikan zeolit dengan warna dan tekstur yang sama
mungkin berbeda komposisinya bila diambil dari lokasi yang berbeda, disebabkan karena
kombinasi mineral dengan impuritas lainnya.
Zeolit alam terbentuk karena adanya proses perubahan alam (zeolitisasi) dari batuan
vulkanik tuf. Pada zeolit alam, terdapat molekul air dalam pori dan oksida bebas di
permukaan seperti Al2O3, SiO2, CaO, MgO, Na2O, K2O dapat menutupi pori-pori atau
situs aktif dari zeolit sehingga dapat menurunkan kapasitas adsorpsi maupun sifat
katalisis dari zeolit tersebut. Inilah alasan mengapa zeolit alam perlu diaktivasi terlebih
dahulu sebelum digunakan.
Pemanfaatan bahan mineral dengan nilai ekonomi rendah telah banyak
dikembangkan oleh para ahli untuk pembuatan zeolit sintetis, seperti fly ash, abu sekam
padi, kaolin, diatomite, dan smektit. Selain bahan tersebut, batu apung juga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan zeolit, dimana komposisi penyusun batu
apung terdiri dari silika, alumina, besi
oksida dan mineral lainnya. Komposisi silika dalam batu apung yang merupakan
komponen utamanya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan zeolit.
1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui senyawa-senyawa penyusun zeolite
- Untuk mengetahui aplikasi dan manfaat zeolite

1.3 Manfaat Data


1. Dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk mengkaji lebih dalam
mengenai kegunaan dan manfaat zeolite dalam kehidupan sehari-hari
2. Dapat mengetahui bahwa mineral zeolit dapat mengurangi limbah logam dari
suatu industri terutama pada industri logam.
3. Sebagai pedoman bagi para geologist untuk menentukan lokasi panas bumi
(Geothermal) karena mineral zeolit merupakan suatu kelompok mineral yang
dihasilkan dari proses hidrotermal pada batuan beku basa.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Zeolite

Penamaan zeolit (Na4K4AlSiO8O96. 24H2O) berasal dari kata Zein yang


berarti mendidih dan Lithos yang berarti batuan, disebut demikian karena mineral
ini mempunyai sifat mendidih atau mengembang bila dipanaskan (Siddik, 1992).
Secara geologis, endapan zeolit (Na4K4AlSiO8O96. 24H2O) terbentuk karena
proses sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan danau yang bersifat alkali (air
asin), proses diagenetik (metamorfosa tingkat rendah) dan proses hidrotermal
[Arifin.,et.,al., 1997].
Zeolit (Na4K4AlSiO8O96. 24H2O) dengan struktur kerangka berongga adalah
jenis kristal yang pertama ditemukan. Oleh karena itu Zeolit (Na 4K4AlSiO8O96.
24H2O) didefenisikan sebagai suatu aluminosilikat yang mempunyai struktur
kerangka berpori yang berisi kation dan molekul air dimana keduanya dapat bebas
berpindah dalam batasan pertukaran ion reversibel dan dehidrasi reversibel
[Riyanto, 1991].
Struktur Zeolit (Na4K4AlSiO8O96. 24H2O) terbentuk atas unit-unit dasar
pembangunan primer yang akan bergabung membentuk pembangunan sekunder.
Selanjutnya unit pembangunan sekunder akan membentuk polihedral-polihedral
yang besar sebagai kristal zeolit. Bentuk kristalnya yang sangat teratur dan indah
dengan rongga-rongga yang saling berhubungan kesegala arah menyebabkan
permukaaan zeolit menjadi sangat luas, sehingga baik bila dijadikan sebagai
penyerap [Indriana, 1999]. Zeolit mempunyai variasi warna berupa hijau, kebiru-
biruan, putih dan coklat dengan lunak kekerasan 1-3, berat jenis 2-2,4 dan sifat lain
yang menonjol, antara lain struktur kristal tiga dimensi, tetra hidriasilikat
(tectosilikat), kapasitas pertukaran ion serta mempunyai daya serap yang tinggi
[Siddik, et.,al., 1991].
Zeolit kini berpeluang sangat luas dipergunakan dalam kehidupan manusia baik
pertanian, peternakan, perikanan, farmasi, lingkungan, industri, dan berbagai
aktifitas manusia lainnya. Disamping itu penambangan dan pembudidayaan zeolit
telah mulai dilakukan oleh berbagai industri baik skala menengah maupun skala
besar [Sachari, 1996].
2.2. Komposisi mineral Zeolit
Mineral zeolit merupakan sekelompok mineral yang terdiri dari beberapa
jenis (species) mineral. Secara umum mineral zelolit mempunyai rumus kimia
sebagai berikut: Mx/n(AlO2)x(SiO2)y.H2O
dimana : n = valensi dari kation logam

w = bilangan molekul air per unit cell zeolit

x dan y = bilangan total tetrahedral per unit cell dan

perbandingan x /y selaku berkisar 1 sampai 5.

Berdasarkan hasil analisa kimia total, kandungan plasti-unsur zeolit


dinyatakan sebagai oksida SiO2, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O dan Fe2O3.
Akan tetapi di alam tergantung pada komponen bahan induk dan keadaan
lingkungannya, maka perbandingan Si/Al dapat bervariasi, dan juga unsure Na,
Al, Si, sebahagian dapat disubstitusikan oleh plasti lain.(Dana,D.James,1951)
Parameter kimia yang penting dari zeolit adalah perbandingan Si/Al,
yang menunjukkan persentase Si yang mengisi di dalam tetrahedral, jumlah
kation monovalen dan plastic268, serta molekul air yang terdapat didalam
saluran plastic. Perbedaan kandungan atau perbandingan Si/Al akan
berpengaruh terhadap ketahanan zeolit terhadap asam atau pemanasan. Ikatan
ion Al-Si-O adalah pembentuk struktur plastic sedangkan logam alkali adalah
kation yang mudah tertukar (exchangeable cation). Jumlah molekul air
menunjukkan jumlah pori-pori atau volume ruang kosong yang terbentuk bila unit
sel plastic tersebut dipanaskan.(Sastiano,A.1991)

2.3. Pembentukan Zeolite Alam


Zeolit ditemukan dalam batuan tufa yang terbentuk hasil sedimentasi
debu vulkanikyang telah mengalami proses alterasi. Sebagai produk piroklastik
atau aktivitasgunung api berupa semburan ke udara yang kemudian jatuh
kedalam suatulingkungan pengendapan, selanjutnya bahan tersebut mengalami
rombakan oleh aktivitas air dan terendapkan kembali pada lingkungan
pengendapan yang lain,karena aktivitas tektonik berupa pengangkatan dan
diikuti oleh proses eksogenik yang intensif menyebabkan bahan galian tersebut
tersingkap seperti saat ini. Proses alterasi berlangsung pada lingkungan
pengendapan yang baru menyebabkan terubahnya sebagian material gelas
vulkanik yang berukuran halus menjadi mineral zeolit.
Secara geologi endapan zeolit terbentuk karena proses sedimentasi
debu vulkanik pada lingkungan danau yang bersifat alkali, proses diagenetik dan
proses plastic269tope.Berdasarkan genesanya zeolit dapat terbentuk oleh:
2.3.1. Endapan zeolit yang berasal dari sedimen debu vulkanik
Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh zona plastic269to secara lateral.
Keadaan ini diakibatkan oleh perubahan komposisi air danau yaitu mulai dari
indikasi debu vulkanik yang tidak mengalami alterasi dan tersingkap pada batas
cekungan danau, kemudian diikuti oleh zona zeolit yang pada akhirnya terbentuk
zona natrium feldsfar ditengah tengah cekungan. Endapan zeolit jenis ini
mempunyai struktur yang sangat sederhana dengan ketebalan hanya beberapa
centimeter hingga beberapa meter.
Daerah penyebaran cukup luas dan mempunyai konsentrasi tinggi untuk
jenis mineral zeolit tertentu. Endapan ini umumnya dijumpai pada daerah yang
bersifat asam dan kering dan mineral zeolit yang umum adalah klinoptilolit,
erionit, khabazit dan filipsit.
2.3.2. Endapan zeolit yang berasal dari alterasi air tanah
Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh lapisan tufa riolitik yang tebal. Zona
zeolit yang terbentuk lebih bersifat plastic269 dari pada horizontal. Keadaan ini
disebabkan oleh perubahan komposisi kimia sebagai akibat reaksi dengan air
tanah. Endapan ini mempunyai ketebalan yang dapat mencapai ratusan meter.
Mineral zeolit yang umum dijumpai adalah jenis klinoptilolit dan mordenit.

2.3.3. Endapan zeolit jenis diagenetik


Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh perlapisan yang sangat tebal
dengan penyebaran yang sangat luas, namun kandungan mineral zeolit sangat
rendah. Endapan zeolit jenis ini mengandung mineral heulandit dan laumonit
2.3.4. Endapan zeolit jenis Hidrothermal
Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh zona mineralisasi klinoptilolit dan
mordenit pada daerah intrusi yang dangkal dan dingin. Endapan zeolit jenis ini
mempunyai kadar yang tinggi, keterdapatannya dialam sangat terbatas,
sehingga kurang begitu ekonomis untuk ditambang.
BAB III

PEMBAHASAN

Pada umumnya komposisi zeolit alam mengandung klinoptilolit,


mordenit, chabazit, dan erionit. Warna dari zeolit adalah putih keabu-abuan,
putih kehijau-hijauan atau putih kekuning-kuningan. Densitas zeolit antara 2,0 -
3
2,3 g/cm , dengan bentuk halus dan lunak (Pasaribu, 2011). Zeolit merupakan
mineral alami aluminosilikat yang terhidrasi. Zeolit termasuk golongan yang
dikenal sebagai mineral "tektosilikat". Zeolit alam biasanya terbentuk dari
perubahan batuan yang kaya akan gelas di danau atau air laut (Erdem, 2004).
Komposisi kimia dalam zeolit secara umum dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi kimia dan sifat fisika zeolit alam (% Wt)

Komposisi Kimia (%) Sifat Fisika


SiO2 69,31 Porositas 41,5 %
Al2O3 13,11 Densitas 2,27 g/cm 3
K2O 2,83 Keputihan 68 %
H2O 6,88 Bleaching aktif 1,92
gram sampel/gram
Si/Al 4,66 pH 7,5
tonsil
(Sumber: Erdem, 2004)

Kerangka dasar struktur zeolit terdiri dari unit-unit tetrahedral [AlO4] dan
[SiO4] yang saling berhubungan melalui atom O. Pada struktur 3 dimensi yang
digambarkan pada Gambar 1, dapat dilihat bahwa empat ikatan tetravalent
silikon adalah netral sedangkan empat ikatan trivalen aluminium adalah negatif,
sehingga dibutuhkan ion bermuatan positif untuk menetralkan senyawa tersebut,
seperti Na, yang diindikasikan secara umum.

Gambar 1. Struktur Zeolit (Sumber : Pasaribu, 2011)


Karakteristik sifat-sifat zeolite
Sifat Dehidrasi.
Zeolit mempunyai sifat dehidrasi yaitu melepaskan molekul H2O apabila
dipanaskan. Pada umumnya struktur kerangka zeolit akan menyusut. Tetapi
kerangka dasarnya tidak mengalami perubahan secara nyata. Molekul H2O
dapat dikeluarkan secara plastic271to. Pada pori-porinya terdapat kation-kation
dan atau molekul air. Bila kation-kation dan atau molekul air tersebut dikeluarkan
dari pori dengan perlakuan tertentu maka zeolit akan meninggalkan pori yang
kosong. Secara alami pori-pori Zeolite yang belum diolah akan mengandung
sejumlah molekul air dan alkali atau alkali tanah hidrat. Proses pemanasan pada
temperature 300 400 celcius dapat menghilangkan kandungan air dan hidrat
pada alkali atau alkali tanah hidrat. Zeolit yang sudah mengalami pemanasan ini
disebut Zeolite Teraktivasi Fisika artinya Zeolite terdehidrasi atau Zeolit yang
kelihangan air.

Pemanasan Zeolit Terhidrasi Untuk Menjadikan Zeolit Terdehidrasi

Sifat Penjerapan, Adsorben


Zeolit mempunyai kapasitas yang tinggi sebagai penjerap (adsorben).
Mekanisme adsorpsi yang mungkin terjadi adalah adsorpsi fisika (melibatkan
gaya Van der Walls), adsorpsi kimia (melibatkan gaya elektrostatik), ikatan
plastic271 dan pembentukan kompleks koordinasi. Molekul atau zat yang dijerap
akan menempati posisi pori. Daya serap (absorbansi) zeolit tergantung dari
jumlah pori dan luas permukaan. Molekul-molekul dengan ukuran lebih kecil dari
pori yang mampu terjerap oleh zeolit.
Zeolit Sebagai Absorben

Alkohol seperti fenol adalah zat pengotor yang bersifat racun bagi manusia.
Air yang mengandung fenol dapat dibebaskan dari fenol dengan melewatkan air
dalam Zeolit teraktivasi. Fenol yang terkandung dalam air akan teradsorpsi dan
menempati posisi pori-pori. Sehingga konsentrasi fenol dalam air menjadi
kurang.

Sifat Pertukaran Ion


Kation-kation pada pori berperan sebagai penetral muatan zeolit. Kation-
kation ini dapat bergerak bebas sehingga dapat dengan mudah terjadi
pertukaran ion. Mekanisme pertukaran kation tergantung pada ukuran, muatan
dan jenis zeolitnya.

Pertukaran Ion Pada Zeolit

Larutan atau air yang mengandung ion-ion Ca2+ dilewatkan dalam


Zeolite-Na teraktivasi. Ion Ca2+ dalam larutan atau air akan mengganti ion-ion
Na+ yang ada dalam pori-pori Zeolit-Na. Ion-ion Na+ akan lepas ke dalam
larutan atau air. Pada akhirnya konsentrasi Ion Ca2+ dalam larutan atu air akan
berkurang.
Reaksi pertukaran ion-ionnya dapat dijelaskan sebagi berikut:

Z-Na + CaCl2 -> Z-Ca + 2 NaCl

Z-Na = Zeolit-Natrium

Z-Ca = Zeolit-Natrium

Sifat Katalis-Katalisator
Sifat sebagai katalis didasarkan pada adanya ruang kosong yang dapat
digunakan sebagai katalis ataupun sebagai penyangga katalis untuk reaksi
katalitik. Kemampuan zeolit sebagai katalisberkaitan dengan tersedianya
pusat-pusat aktif dalam saluran antar zeolit. Pusat-pusat aktif tersebut
terbentuk karena adanya gugus fungsi asam tipe Bronsted maupun Lewis.
Perbandingan kedua jenis asam ini tergantung pada proses aktivasi
zeolit dan kondisi reaksi. Pusat-pusat aktif yang bersifat asam ini selanjutnya
dapat mengikat molekul-molekul basa secara kimiawi. Zeolite dengan rasio
Si/Al yang tinggi akan menyebabkan keasaman tinggi.

Zeolite Sebagai Katalis

Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang


besar menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh
crackingini adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin.

n-hexadecane + catalis -> isooctane + heptanes

C16H34 + Zeolite-Mo -> C8H18 + C7H16

zeolit sintetis yang sesuai dengan kebutuhan seperti yang diperlihatkan


pada Tabel 2. Zeolit sintetis memiliki kemurnian yang lebih tinggi dibandingkan
zeolit alam dan memiliki rasio Si/Al yang dapat disusun sesuai kebutuhan.
Perubahan rasio Si/Al pada suatu material akan mempengaruhi sifat dari
material tersebut (Lestari, 2010).
Tabel 2. Zeolit Sintetis dan kegunaannya

Jenis zeolit Kegunaan


Zeolit X catalytic cracking (FCC) dan hidrocracking, mereduksi NO,
Zeolit Y NO2 danpemisah
removal, CO2 fruktosa-glukosa, pemisah N2 di udara,
bahan pendingin kering
Zeolit US-Y memisahkan monosakarida
Zeolit A pengkonsentrasi alkohol, pengering olin, bahan gas alam
padat, pembersih CO2 dari udara
Zeolit ZSM-5 dewaxing, produksi synfuel, mensintesis ethylbenzene
Linde Zeolite-A bubuk pembersih untuk memindahkan ion Ca dan Mg
(Sumber: Saputra, 2006)

Kemampuan zeolit sebagai penyerap, katalis dan penukar ion sangat


bergantung kepada perbandingan Al dan Si, sehingga dapat dikelompokkan
menjadi 3 (Sutarti, 1994 dalam Rini, 2010) :
1. Zeolit sintetis dengan kadar Si rendah
Zeolit jenis ini banyak mengandung Al, berpori, mempunyai nilai ekonomi
tinggi karena efektif untuk pemisahan dengan kapasitas besar. Volume
3
porinya dapat mencapai 0,5 cm tiap cm3 volume zeolit.
2. Zeolit sintetis dengan kadar Si sedang
Jenis zeolit ini mempunyai perbandingan Si/Al 2 hingga 5. Contoh zeolit
sintetis jenis ini adalah zeolit omega.
3. Zeolit sintetis dengan kadar Si tinggi
Zeolit jenis ini sangat higroskopis dan menyerap molekul non polar sehingga
baik untuk digunakan sebagai katalisator asam untuk hidrokarbon. Zeolit
jenis ini misalnya zeolit ZSM-5, ZSM-11, ZSM-21, ZSM-24.

Selain perbandingan Si/Al, sifat fisika seperti konduktivitas juga sangat


mempengaruhi fungsi kerja dari zeolit. Zeolit dengan nilai konduktivitas yang
besar memiliki kapasitas ion yang besar sehingga dapat menyerap kation-kation
yang kemudian dapat dipertukarkan. Zeolit dengan sifat ini sangat baik
dimanfaatkan sebagai penukar ion. Contohnya zeolit klinoptilotit dapat digunakan
sebagai bahan penyaring dalam pemurnian air serta mengurangi jumlah unsur-
unsur logam berat yang terdapat pada air limbah industri (Erdem, 2004).
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Zeolite merupakan senyawa aluminosilikat yang memiliki struktur kerangka


tiga dimensi dengan ronggal di daamnya. Struktur kerangka zeolit tersusun
atas unit-unit tetrahedral (AlO4)-5 dan (SiO4)-4 yang saling berikatan melalui
atom oksigen membentuk pori-pori zeolit. Ion silicon bervalensi 4, sedangkan
alumunium bervalensi 3. Hal ini yang menyebabkan struktur zeolite
kelebihan muatan negative yang diseimbangkan oleh katio-kation logam
alkali atau alkali tanah seperti Na+, K+, Ca+, dan Sr+ maupun kation-kation
lainnya.
Aplikasi dan manfaat zeolit
- Aplikasi adsorben zeolite sebagai saringan molekuler komersial

4.2. Saran

Diharapkan adanya peran serta mahasiswa dapat lebih banyak menemukan manfaat
zeolit yang dapat lebih memberikan manfaat bagi kehidupan, terkhusus manfaat dalam
pengendalian pencemaran lingkungan sebagai dampak dari limbah buangan pabrik.
DAFTAR PUSTAKA
BATAN Homepage, Potensi Zeolit untuk Mengolah Limbah Industri dan Radioaktif,
Badan Tenaga Nuklir Nasional, Indonesia,
http://www.batan.go.id/ptlr/11id/?q=content/ potensi-zeolit-untuk-mengolah-
limbah-industri-dan-radioaktif, diakses Agustus 2012
Erdem, E, N. Karapinar, R. Donat, 2004, The removal of heavy metal cations by
natural zeolites, Journal of Colloid and Interface Science 280 (2004)
Elsevier, hal 309314
Hossein, G.M., Namdar M.A., Ali M., Pakzad M.R, 2008, Ion Exchange Behavior of
Zeolites A and P Synthesized Using Natural Clinoptilolite, Iran. Journal
ChemichalVol. 27, No.2, Nuclear Science and Technology Research Institute
(NSTRI) Iran
Lestari, D.Y., 2010, Kajian modifikasi dan karakterisasi zeolit alam dari berbagai
negara, prosiding seminar nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 2010.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Pasaribu, K.A., 2011, Efek Komposisi Zeolit-Serbuk Kayu dan Suhu Sintering
Terhadap Karakteristik Dalam Pembuatan Keramik Berpori Dengan
Menggunakan PVA Sebagai Perekat, Resipository Universitas Sumatera
Utara, Medan
Putro, A.L. dan Didik P., 2007, Abu Sekam Padi Sebagai Sumber Silika Pada
Sintesis Zeolit ZSM-5 Tanpa Menggunakan Templat Organik, Akta Kimindo
Vol. 3 No. 1 Oktober 2007 : 33 36, Jurusan Kimia, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember
Rini, D.K., Fendy A.L., 2010 Optimasi Aktiviasi Zeolit Alam Untuk Dehumidifikasi,
Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang
Rosda, Dafid, 2011, Hubungan Porositas dan Densitas Mortar Berbasis Batu Apung,
Sripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Andalas, Padang
Saputra, Rodhie, 2006, Pemanfaatan Zeolit Sintetis Sebagai Alternatif Pengolahan
Limbah Industri, 23 Januari 2006.
Sholichah, F., Arnelli, Ahmad S., 2013, Pengaruh waktu hidrotermal pada sintesis
zeolit dari abu sekam padi serta aplikasinya sebagai builder deterjen,
Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro
Warsito, S., Sriatun dan Taslimah, 2008, Pengaruh penambahan surfaktan
Cetyltrimethylammonium bromide (n-CTMABr) pada sintesis zeolit-Y, Fak.
MIPA, Universitas Diponegoro

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai