Anda di halaman 1dari 28

Metodologi

Penelitian
Bioremediasi menggunakan Chlorella vulgaris untuk
menghilangkan warna, mendetoksifikasi dan menu-
runkan COD pada limbah tekstil

Anisa Norma Cahyani


17513178
Latar Belakang
• Produksi tekstil menghasilkan limbah cair berwarna dan sangat beracun,
Banyak pewarna dan amina aromatik baik toksik atau mutagenik dan karsinogenik
. Keberadaan bahan kimia beracun ini di lingkungan menimbulkan ancaman serius
bagi kesehatan dan keselamatan manusia dan satwa liar . Apalagi limbah cair
berwarna yang dibuang tanpa pengolahan yang tepat dapat memicu dampak
serius pada lingkungan. Selain itu, limbah cair pewarna mempengaruhi organisme
dalam melakukan fotosintesis dan akibatnya berdampak negatif pada rantai
makanan
• Oleh karena itu, Penelitian ini dirancang untuk mengidentifikasi mikroalga dalam
limbah cair. Selain itu, kemampuannya dari tekanan alga dominan, Chlorella
vulgaris dievaluasi sebagai fitoremediator yang efisien untuk menghilangkan
warna, mendetoksifikasi dan menurunkan limbah industry.
Rumusan Masalah
01 Bagaimana kandungan dan karakteristik limbah
cair yang dihasilkan dari industri tekstil.

02 Bagaimana upaya dalam menurunkan kadar warna,


COD dan pH dalam limbah cair industri tekstil?

Bagaimana potensi Chlorella vulgaris sebagai


03 fitoremediator yang efisien untuk menghilangkan
warna, mendetoksifikasi dan menurunkan COD pada
limbah tekstil?

04
Bagaimana pengaruh limbah industri tekstil
pada lingkungan dan manusia?
Tujuan
01 Mengetahui kandungan dan karakteristik limbah
cair yang dihasilkan dari industri tekstil.

02 Mengetahui potensi Chlorella vulgaris sebagai fitore-


mediator yang efisien untuk menghilangkan warna,
mendetoksifikasi dan menurunkan COD pada limbah
tekstil.
03
Mengetahui pengaruh limbah industri tekstil
pada lingkungan dan manusia.

04
Batasan Penelitian
Insert the title of your subtitle Here

 Penelitian ini dilaksanakan dalam skala laboratorium pada limbah cair hasil
indutri tekstil.
 Mikroorganisme yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chlorella
vulgaris dengan kadar 1000 ml.

Your Text Here


Contents
Pengertian Limbah
Insert the title of your subtitle Here

Limbah adalah buangan yang dihasilkan


dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Dimana
masyarakat bermukim, disanalah berbagai
jenis limbah akan dihasilkan.

Berdasarkan karakteristiknya, limbah


industri dapat digolongkan menjadi tiga
bagian, yaitu limbah cair, gas dan
partikel ,serta padat.
Limbah Tekstil
• Pertumbuhan populasi global dan meningkatnya permintaan untuk produk
pemabaru telah menyebabkan produksi dan konsumsi tekstil yang tidak
tertahankan (Zamani 2014; Barot dan Sinha 2015). Salah satu alasan
terpenting untuk menghasilkan limbah tekstil adalah idenya, dibuat
oleh industri fashion, bahwa orang membutuhkan produk baru setiap
musim (Zamani, 2014).
• Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses
pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan,
merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan.
Karakteristik Limbah Tekstil
Insert the title of your subtitle Here

Sulit menyatu kembali Bisa menjadi media berkembangnya


01 dengan lingkungan alam 04 bibit penyakit

Dapat merusak biota yang ada Bisa menyumbat saluran air yang
pada akhirnya bisa menimbulkan
02 didalam tanah dalam jangka 05 banjir
waktu tertentu

Apabila dibakar asapnya bisa Membutuhkan lahan yang luas


03 mencemari udara 06 sebagai tempat penimbunannya
Karakteristik Limbah Tekstil
Metode Pengolahan Limbah Industri Tekstil
Insert the title of your subtitle Here

Fisik Kimia Biologi


proses pengolahan Proses secara kimia memanfaatkan
secara mekanis dengan menggunakan bahan mikroorganisme untuk
atau tanpa penambahan kimia untuk mengurangi senyawa
bahan kimia mengurangi konsentrasi
menjadi senyawa yang
zat pencemar di dalam
limbah sederhana
Kenapa memilih menggunakan
pengolahan biologi?

Teknik biologis yang lebih murah dan lebih mudah dioperasikan telah menjadi
fokus dalam studi terbaru degradasi pewarna dan dekolorisasi. Dekolorisasi
mikroba dan enzimatik dan degradasi pewarna azo memiliki potensi yang
signifikan mengatasi masalah ini karena ramah lingkungan, sifatnya yang
murah, dan juga mereka tidak menghasilkan lumpur dalam jumlah besar
(Saratale et al., 2011).
Bioremediasi

• Bioremediasi menggunakan mikroalga banyak digunakan untuk men-


gatasi pencemaran limbah di perairan karena ketersediaannya yang
banyak di perairan, cepat reproduksinya, rentang toksisitas mikroalga
yang lebar, banyak limbah yang dapat diremediasi, dan bersifat non
patogen.
Kenapa memilih menggunakan
Chlorella vulgaris?

• Chlorella vulgaris Beijerinck dimanfaatkan secara komersial karena


tingginya nilai gizi yang dimiliki. Mikroalga ini mengandung protein, karbo-
hidrat, lemak, vitamin, dan klorofil sehingga banyak digunakan sebagai
pakan ikan, suplemen makanan, bahan penawar berbagai penyakit, ba-
han untuk biofuel dan bioremediator.
• Mikroalga uniseluler ini berbentuk simpel, fotosintetik, sehingga banyak
dikembangkan dalam pengolahan limbah dan mudah untuk diperoleh di
perairan.
Kenapa memilih menggunakan
Chlorella vulgaris?

• C.vulgaris dalam penelitian Dominic, et.al. (2009) cukup efisien dalam


memperbaiki kualitas air limbah industri yang terpolusi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa C.vulgaris terbukti meningkatkan kadar pH limbah ke
arah alkali (6-8) dibandingkan dua species lainnya, Gleocapsa gelatinosa
dan Synechosistis salina. C. vulgaris menurunkan kandungan fosfat
69,23%, dan nitrat sebesar 84%.
METODE PENELITIAN
. Penelitian terdiri dari 3 (tiga) tahap kegiatan, yaitu:

1) Tahap I merupakan Pengecekan effluent pada limbah dan kondisi alga pada
Metode
bakteri Chlorella vulgaris serta mengamati perkembangannya dengan mengecek
Penelitian
parameter suhu, kelembaban, pH dan lainnya dengan mengikuti metode yang

dijelaskan oleh APHA (2000).

2) Tahap II merupakan tahap desain factorial serta pemantauan pertumbuhan alga

untuk mempelajari pengaruh konsentrasi air limbah dan konsentrasi natrium

bikarbonat pada pertumbuhan C. vulgaris dan menghilangkan polutan air limbah

3) Tahap III merupakan tahapan analisis pengurangan jumlah polutan dan

penentuan pewarna total.


Tahap 1
Karakterisasi Effluen Limbah Tektil

Limbah limbah tekstil dikumpulkan dari wilayah pembuangan limbah di

badan air dan dilakukan pendinginan hingga 4 °C. Dilakukan analisis fi-

siokimia sampel air dilakukan mengikuti metode yang dijelaskan oleh APHA

(2000) seperti pengukuran suhu, pH, kekeruhan dan seterusnya. Flora

mikroalga dalam limbah diidentifikasi mengikuti metode Utermo¨hl (1958).

Sampel segera diperbaiki dengan formaldehida 4% untuk analisis labora-

torium dan microalgae dihitung dan diidentifikasi menggunakan 2 ml bahan

pengendapan dengan Mikroskop pada pembesaran 400x. Strain alga domi-

nan pada Chlorella vulgaris digunakan selama penelitian.


Tahap 1
Pemantauan Kondisi alga dan pertumbuhan

Strain alga Chlorella vulgaris diisolasi dan dimurnikan dalam budaya ax-
enic dan digunakan selama penelitian ini. Itu dibudidayakan sebagai kul-
tur batch dalam labu Erlenmeyer 1 l dengan Bold's Basal Med-ium (BBM)
(Nichols, 1973) pada jumlah awal 4 x 103 sel ml 1. Untuk produksi
biomassa, kultur alga yang tumbuh secara eksponensial adalah dipin-
dahkan ke media steril segar [10% (v / v) inokulum]; Kultur diterangi
oleh lampu neon tabung (PHILIPS Master TL-D 85 W / 840). Intensi-
tas cahaya di permukaan kapal budidaya adalah 100 mikro mol foton
m-2 s-1 dengan perbandingan fotoperiode 16: 8 jam terang: gelap pada
25 ± 1 °C.
Tahap 2
Menggunakan Desain faktorial

Desain Faktorial yang digunakan dalam penelitian ini adalah A 2 2 Central


Composite Design (CCD) yaitu untuk mempelajari pengaruh konsentrasi
air limbah dan konsentrasi natrium bikarbonat pada pertumbuhan C.
vulgaris dan menghilangkan polutan air limbah. Konsentrasi air limbah
maksimum untuk Factorial Run Design ditentukan dari uji budidaya awal
mikroalga dalam limbah limbah tekstil yang kemudian digunakan seba-
gai standar. Tabel 1 menunjukkan nilai nyata dan kode dari variabel
yang digunakan dalam A 22 Central Composite Design (CCD). Penggu-
naan air suling digunakan untuk pengenceran limbah cair.
Tahap 3
Pemantauan pertumbuhan alga

Data kepadatan sel menggu-


nakan slide haemocytometer
dibandingkan dengan waktu kul-
tur dikategorikan dan dimasukkan
ke polynomial.

Persamaan polynomial digu-


nakan untuk menghitung konsen-
trasi seluler maksimum (Cmax, sel
ml-1), untuk setiap rangkaian A 22
Central Composite Design (CCD).
Analisis pengurangan polutan

Penentuan parameter polutan termasuk warna dan COD dicapai pada


awal dan akhir dari setiap proses, sesuai dengan metodologi yang
dijelaskan oleh APHA (2000). Persentase pengurangan polutan dengan
parameter ini dapat dihitung dengan persamaan:
Presentase Pengurangan(%) = xi – xr /xf x 100

xi = Parameter sebelum pertumbuhan biomassa dan xf = Parameter


setelah pertumbuhan biomassa. Hasil warna dan COD penghapusan
jalan CCD dianalisis secara statistik melalui analisis varians (ANOVA)
pada interval kepercayaan 95% dan metodologi permukaan respons
Penentuan pewarna total

Penentuan pewarna total diambil dari sampel limbah tekstil dan meng-

gunakan penyerapan cahaya mereka diukur pada panjang gelombang

660 nm. Spektra UV-Vis adalah ditentukan dengan menggunakan

spektrofotometer Spekol 1300


Jadual Penelitian

Kegiatan penelitian secara keseluruhan teridiri dari 3


tahap yang berlansung selama 9 bulan. Adapun perincian
pada masing-masing tahapan seperti ditunjukkan pada
tabel berikut
No. Kegiatan Bulan ke-  
    1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tahap I                  
1 Studi Pustaka dan Rekonaisanse                  

2 Persiapan: bahan, alat dan                  


sampling
3 Karakterisasi Effluen Limbah Tek-                  
til
4 Pemantauan Kondisi alga dan                  
pertumbuhan

5 Pembahasan dan Analis                  

Tahap II                  
6 Menggunakan Desain faktorial                  

7 Pemantauan pertumbuhan alga                  

8 Pengujian parameter limbah                  

9 Pembahasan dan analisis                  

Tahap III                  
10 Analisis pengurangan polutan                  

11 Penentuan pewarna total                  

12 Pembahasan dan analisis                  


KESIMPULAN

Penggunaan C. vulgaris dalam proses remediasi perairan memang masih


perlu ditingkatkan dan merupakan metode pengolahan limbah tekstil yang
cukup efisien. Penggunaan sel bebas ini cocok untuk kepentingan labora-
torium tetapi untuk penggunaan di lapangan kurang aplikatif. Maka sistem
ini perlu ditingkatkan mungkin dengan penambahan nutrisi dan sejumlah
sel C. vulgaris pada fase stasioner. Pemanfaatan imobilisasi sel dengan
menggunakan beberapa matriks dapat juga menjadi solusi yang baik un-
tuk meningkatkan efisiensi metode.
El-Kassas ,Hala Yassin, Laila Abdelfattah Mohamed, (2004), Bioremediation of
the textile waste effluent by Chlorella vulgaris, REF-
Egyptian Journal of Aquatic Research (2014) 40, 301–308.
  EREN
SI
Huarachi-Olivera,, Ronald, Alex Dueñas-Gonza, Yapo-Pari ,Ursulo., Patricia
Vega, Margiht Romero-Ugarte , Juan Tapia , Luis Molina , Antonio
Lazarte-Rivera , D.G. Pacheco-Salazar, Mario Esparza. (2018), Bioelec-
trogenesis with microbial fuel cells (MFCs) using the microalga
Chlorella vulgaris and bacterial communities,
Electronic Journal of Biotechnology 31 (2018) 34–43.
 
Jilani,Seema,(2015), Bioremediation Application for Textile Effluent Treatment,
Middle-East Journal of Scientific Research, 2015, 23 (1): 26-34.
 
Ramachandran, Palanivelan, Rajakumar Sundharam, Jayanthi Palaniyap
panand Ayyasamy Pudukkadu Munusamy, (2013),Potential
REF-
process implicated in bioremediation of textile effluents: A re-
view, Science Research, 2013, 4(1):131-145.
EREN
 
Robinson, Geo McMullan, Roger Marchant, Poonam Nigam, (2000),
SI
Remediation of dyes in textile effluent: a critical review on cur-
rent treatment technologies with a proposed alternative, Biore-
source Technology 77 (2001) 247-255.
 
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai