Anda di halaman 1dari 5

Tempersatur Tanah

Temperature (suhu) adalah suatu sifat tanah yang sangat penting, secara langsung
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap kelebaban, aerasi, struktur,
aktivitas mikrobial, dan enzimatik, dekomposisi serasah/sisa tanaman dan
ketersediaan hara-hara tanaman.

Temperature tanah sangat mempengaruhi aktivitas microbial tanah. Aktivitas ini


sangat terbatas pada temperature di bawah 10˚C, laju optimum aktivitas biota tanah
yang menguntungkan terjadi pada temperature 18 - 30 ˚C, seperti bakteri peengikat N
pada tanah berdrainase baik. Nitrifikasi berlangsung optimum pada temperatur sekitar
30 ˚C. Pada temperature di atas 30 ˚C, lebih banyak unusur K-tertukar dibebaskan
ketimbang pada temperature yang lebih rendah, sehingga penyerapannyaoleh akar
juga mengikat. Pada temperature di atas 40 ˚C, mikrobia umumnya menjadi inaktif.

Temperatur adalah istilah untuk menyatakan intensitas atau level panas yang
berfungsi sebagai indikator level atau derajat aktivitas molekuler. Dalam “Handbook
of Chemistry and Physics”, temperatur didefinisikan sebagai “kondisi suatu bodi yang
menentukan transfer panas ke atau dari bodi lainnya.” Temperatur dinyatakan dalam
derajat:

a) Skala sentigrade pada tahun 1742 oleh Anders Celcius (ahli Astronomi Swedia),
yang kemudian paling umum digunakan di dunia. Satu sentigrade = 1/100 dari
total perbedaann antara temperature air pada titik beku dan titik didih di bawah
tekanan atmosfer baku {700 mm Hg (merkuri)}.
b) Interval temperature ini juga digunakan untuk menyatakan temperature absolut
(derajat Kelvin), namun skalanya dimulai pada ̶ 273,18 ˚C sebagai titik nol, dan
c) Pada tahun 1724 seorang blower gelas bangsa Jerman “Fahrenheit”
mengembangkan sistem gradasi temperature dengan menggunakan temperature
terbeku dari campuran ammonium khlorida ̶ es ̶ air sebagai titik nol dan panas
darah sebagai titik 100 ˚F (Kohnke, 1980).
d) Hubungan ketiga skala temperature ini adalah:
˚K = ˚C + 273 ˚C = (˚F – 32) × 0.556

˚K – 273 = ˚C = 0,556 ˚F – 17,8

Jumlah panas yang ada dalam suatu bodi disebut sebagai kapasitas thermal atau
kapasitas panas. Kapasitas thermal suatu substansi dapat didefinisikan sebagai jumlah
panas yang dibutuhkan untuk mengubah temperatur per satuan bobot massa substansi
tersebut. Satuan kapasitas panas adalah gram per kalori (g cal-1), yaitu jumlah panas
yang dibutuhkan untuk mengubah temperatur 1 gram air dari 15 menjadi 16 ˚C. Panas
spesifik adalah kapasitas panas suatu substansi yang dihubungkan dengan sifat air ini,
yang berpanas-spesifik air = 1 cal g-1, sedangkan kebanyakan mineral-mineral
penyusun tanah berpanas-spesifik hamper 0,2 cal g-1. Secara umum semua substansi
berkapasitas-panas lebih kecil dari air (Kohnke, 1980).
Temperatur tanah ditentukan oleh interaksi sejumlah faktor, dengan dua sumber
panas, yaitu radiasi sinar matahari dan langit (dominan), serta konduksi dan interior
tanah (sangat sedikit). Faktor – faktor eksternal (lingkungan) yang berperan
menyebabkan terjadinya perubahan temperature tanah meliputi:
1) Radiasi solar. Jumlah panas matahari yanag mencapai permukaan bumi adalah 2
cal-1 cm-2 menit-1 atau 2 langleys menit-1, namun yang benar-benar diterima oleh
permukaan tanah jauh berkurang, tergantung pada: a) sudut-sudut antar matahari –
muka tanah yang dipengaruhi oleh latitude, musim, waktu, kecuraman dan arah
lereng, serta altitude lokasinya, dan b) insulasi oleh udara, uap air, awan, debu,
kabut, salju, tetanaman dan mulsa.
2) Radiasi dari langit, yang berkontribusi elatif besar dalam menyuplai panas pada
tanah di areal yang sinar mataharinya dapat menembus atmosfer bumi.
3) Konduksi panas dari atmosfer. Oleh karena konduksi panas yang menerobos udara
adalah sedikit, maka efeknya terhadap temperature tanah hanya penting apabula
terjadi kontak dengan tanah.
4) Kondensasi, merupakan proses eksothermik . Apabila uap air dari atmosfer atau
dari kedalaman tanah yang berada berkondensasi di dalam tanah maka akan terjadi
peningkatan temperatur tanah, hingga 5˚C atau lebih.
5) Evaporasi, merupakan proses endothermik yang berefek kebalikan (4).
6) Curah hujan, berperan menurunkan tempertur tanah.
7) Insulasi, dapat berupa tanaman penutup tanah mulsa, salju, awan dan asap yang
menghalangi sampainyaradiasi matahari ke permukaan tanah, dan
8) Vegetasi, melalui pengaruhnya terhadap transpirasi, repleksi radiasi dan energy
yang digunakannya untuk fotosintesis akan menurunkan temperatur iklim mikro
dan secara tidak langsung juga temperature tanah.
Faktor-faktor internal (tanah) yang berperan meliputi :

1) Kapasitas thermal. Tanah mineral kering mempunyai panas spesifik hampir 0,2 cal
g-1, yang berate setiap cm3 (biasanya disingkat cc) tanah kering yang tersusun oleh
50% padatan dan 50% ruang pori akan mempunyai panas spesifik sebesar 0,5 x
2,65 x 0,2 = 0,265 cal cm3 (atau rerata 0,25 cal cm3) oleh karena panas spesifik
udara sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Tanah yang pori-porinay terisi air akan berpanas-spesigik 0,265 {+ (0,5 x 1,0) =
0,675 cal cm-3, yang nilainya akan menurun tergantung proporsi kadar air
tanahnya. Panas spesifik es hanya 0,5 cal cm-3. Panas spesifik gambut secara
gravimetris (bobot) akan jauh lebih besar ketimbang tanah mineral, tetapi secara
volumetric tidaka banyak berbeda. Tanah organik biasanya mempunyai banyak
ruang pori, sehingga dalam keadaan jenuh akan berpanas-spesifik besar, yaitu
sekitar 0,9 cal cm-3.
2) Konduksivitas dan difusivitas thermal. Konduksivitas bahan-bahan pembenntuk
tanah dan sebagian besar partikel-partikel tanah adalah sekitar 0,005 cal detik-1 cm-
1
˚C-1. Udara berkonduktivitas 100 kali lebih kecil sedangkan air hanya sekitar
seperlima ketimbang mineral pembentuk tanh tersebut. Oleh karena itu, tanah-
tanah berstruktur lepas lagi kering akan mempunyai konduktivitas thermal yang
sangat rendah (0,0003 – 0,0005 cal detik-1 cm-1 ˚C-1).
3) Aktivitas Biologi menghasilkan panas, sehingga makin besar aktivitas ini akan
banyak panas yang dibebaskan ke tanah. Tanah yang berkadar BOT, hara, dan
udara tinggi, serta berkelembaban cukup akan mempunyai temperature yang
berberapaderajat lebih tinggi ketimbang tanah yang biologisnya tidak aktif.
4) Radiasi dari Tanah ke atmosfer yang terjdi secara kontinu, makin tinggi temperatur
tanah akan makin besar radiasinya.
5) Strukur, Tekstur dan Kelembaban Tanah. Tanah padat mempunyao konduktivitas
thermal lebih besar ketimbang tanah yang gembur, akibat udara yang mengisi
tanah gambar ini mempunyai konduktivitas thermal yang jauh lebih rendah
ketimbang air, apalagi ketimbang partikel-partikel tanah.
6) Garam-garam terlarut, mempengaruhi evaporsi, kesuburan tanah dan aktivitas
biologis tanah, sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap temperature
tanah. Kadar garam yang tinggi akan menekan aktivitas biologis ini.

Klasifikasi tanah menurut perbedaan temperatur tertera padaTabel berikut.

Tabel. Klasifikasi tanah menurut perbedaan temperatur

Rerata temperatur Beda temperatrur musim panas – musim dingin (˚C)


tanah tahunan (˚C)

≥5 <5
<8 Frigid Isofrigid
8 – 15 Mesik Isomesik
15 – 22 Thermik Isothermik
>22 Hyperthermik Isohyperthermik

Anda mungkin juga menyukai